PENDAHULUAN Latar belakang Kemajuan teknologi telah membuat kegiatan sehari-hari didominasi oleh penggunaan sistem secara online. Data APJII (2014) menunjukkan, pemanfaatan internet digunakan untuk e-mail (95,75%), untuk mencari berita/informasi (78,49%), mencari barang/jasa (77,81%), proses tender (lembaga pemerintahan) sebesar (65,07%) dan kelima untuk sosial media (61,23%). Indonesia, dengan populasi sekitar 250 juta penduduk, pada tahun 2013 pengguna internet mencapai 82 juta orang, dan pada tahun 2014, pengguna internet mencapai 107 juta orang dan pada tahun 2015 menjadi 139 juta orang sehingga naik menjadi 32 juta orang. Triwidodo dan Dewi (2012) menambahkan, penggunaan jejaring sosial internet semakin populer karena masyarakat pengguna internet semakin aktif menggunakan sosial media sebagai alat untuk berkomunikasi ditunjang dengan perkembangan teknlogi smartphone. Kehadiran internet berbasis media sosial telah memungkinkan bagi seseorang untuk berkomunikasi dengan ratusan atau bahkan ribuan orang di seluruh dunia. Media sosial telah populer sebagai media diskusi online di mana orang-orang membuat suatu konten, berbagi, bookmark dan jaringan pada tingkat yang semakin luas. Semua jenis media sosial memberikan kesempatan untuk menawarkan suatu produk untuk masyarakat yang dinamis dan kepada siapa saja yang mungkin tertarik 1 (Roberts dan Kraynak, 2008). Media sosial mencakup berbagai aplikasi yang memungkinkan konsumen untuk mengirim, menandai, dan menyukai konten pada halaman media sosial (Xiang dan Gretzel, 2010). Pertumbuhan berbagai situs media sosial seperti Facebook, MySpace, dan Twitter menawarkan sistem pengiriman informasi yang mudah dan efisien kepada pengguna lain melalui beragam rangkaian saluran seperti profil pribadi, newsfeeds, chatting, dan berbagi media termasuk gambar, suara dan video. Kemampuan penggunaan jejaring sosial untuk mengirim konten, memungkinkan pengguna jejaring sosial untuk mengadopsi secara bergantian sebagai pemberi atau penerima informasi yang baik secara bersama-sama (Harden et al., 2012). Penggunaan jejaring sosial semakin banyak dilakukan terutama pada Facebook yang memiliki pengguna aktif paling banyak dibandingkan Twitter, MySpace dan jejaring sosial yang lain. Sejak berdiri pada tahun 2004, Facebook telah dikenal secara luas di seluruh dunia. Sampai saat tahun 2011, ada lebih dari 800 juta pengguna aktif di Facebook. 75% dari pengguna Facebook berada di luar Amerika Serikat, dan oleh sebab itu Facebook telah menjadi alat pemasaran bagi pengiklan dan pemasar untuk menjangkau khalayak di lintas negara. Tham dan Ahmed (2011) menyatakan bahwa, statistik saat ini menunjukkan bahwa: (1) 50% dari pengguna Facebook log on di hari tertentu, (2) rata-rata pengguna memiliki 130 teman dalam daftar temanteman mereka, (3) terdapat 900 juta benda yang orang berinteraksi 2 dengan (termasuk halaman, kelompok, peristiwa, dan halaman suatu komunitas), (4) lebih dari 70 terjemahan yang tersedia di situs Facebook, dan (5) ada lebih dari 350 juta pengguna aktif mengakses Facebook saat ini melalui perangkat mobile mereka. Anonim (2015) menjelaskan bahwa, pengguna Facebook di Indonesia berjumlah 63 juta pengguna dengan 92,4 % diakses melalui perangkat mobile, hal ini menjadikan Indonesia masuk dalam lima besar pengguna Facebook di dunia. Zuhri (2014), menyatakan bahwa peringkat pengguna Facebook terbesar saat ini yang pertama ada di Amerika Serikat (165 juta), kemudian Brasil (65,6 juta), India (61,7 juta), Indonesia (48,8 juta), Meksiko (39,8 juta), Inggris (34 juta), Turki (32,56 juta), Filipina (30,2 juta), Prancis (25,62 juta), dan Jerman (25,2 juta). Pemasar mulai memahami manfaat media sosial sebagai komponen dalam strategi pemasaran untuk menjangkau pelanggan. Promosi, intelijen pemasaran, riset, public relations, komunikasi pemasaran, produk dan manajemen sub-disiplin ilmu pemasaran yang dapat menggunakan media sosial. Setiap platform media sosial (seperti blog, forum diskusi online, dan komunitas online) memiliki efek pada kinerja pemasaran (misalnya, penjualan), sehingga sangat penting untuk memahami kepentingan relatif mereka dan keterkaitan antar mereka. Konten yang diciptakan oleh media sosial adalah jenis sumber daya baru yang dihasilkan untuk memberikan informasi online yang diciptakan, disebar, dan digunakan oleh konsumen yang ingin menginformasikan 3 tentang suatu produk, merek, layanan, dan suatu masalah contohnya termasuk Facebook, MySpace, Digg, Twitter, LinkedIn dan Google+. Kemudahan penggunaan, kecepatan dan jangkauan menjadikan media sosial menjadi trendsetter. Media sosial pada dasarnya dapat mempromosikan dan memasarkan produk dan jasa (Xiang dan Gretzel, 2010). Pemasaran melalui jejaring sosial Facebook sangat membantu untuk meningkatkan kegiatan promosi serta meningkatkan popularitas pada citra suatu merek dari produk tertentu. Wijaya (2013) menyatakan bahwa, citra merek memainkan peran penting dalam pengembangan merek karena citra merek mempengaruhi popularitas, reputasi dan kredibilitas yang kemudian menjadi pedoman bagi konsumen untuk mencoba menggunakan produk atau jasa, kemudian menimbulkan pengalaman tertentu yang akan menentukan apakah konsumen akan setia dengan merek atau hanya menjadi seorang oportunis (mudah untuk beralih ke merek lain). Citra merek, baik merek produk, merek pribadi, institusi atau merek perusahaan, yang dibentuk oleh berbagai faktor personal yang berasal dari diri konsumen atau penonton dan faktor lingkungan yang hadir di luar konsumen atau penonton. Salah satu cara memperkenalkan sebuah merek di Facebook adalah dengan Fan Page. Banyaknya jumlah penggemar yang mengikuti dan menyukai sebuah Fan Page dapat digunakan sebagai patokan dari kinerja pemasaran melalui media sosial. Fan Page membuat kehadiran 4 merek secara online dan memungkinkan merek untuk secara aktif terlibat secara langsung dengan pengguna Facebook. Pengenalan merek di Facebook membuat sesuatu merek dapat dikenal secara luas oleh khalayak umum. Savins (1995) menjelaskan bahwa, pengakuan merek atau popularitas merupakan aset penting untuk perusahaan untuk memberikan citra positif maupun negatif terhadap sebuah merek. Beberapa produk-produk peternakan mulai dipromosikan melalui media sosial seperti produk susu, daging hingga telur. Dengan demikian masyarakat dapat mengetahui berbagai macam produk melalui informasi di media sosial. Produk-produk olahan hasil peternakan memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi produk-produk unggulan dan memiliki manfaat tertentu. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh secara khusus dari olahan hasil ternak salah satunya adalah produk susu berkalsium tinggi, rendah lemak, maupun susu yang memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk bayi. Terdapat juga produk olahan susu seperti ice cream maupun yoghurt yang sudah dikemas dengan merek tertentu sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari produk peternakan. Indonesia yang merupakan pasar yang potensial bagi pemasaran produk-produk olahan susu. Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi susu bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia, maka permintaan susu dan produk-produk olahan susu akan mengalami peningkatan pula, Oleh karena itu industri pengolahan susu memiliki prospek yang baik 5 untuk dikembangkan di Indonesia. Saat ini Indonesia masih mengimpor berbagai produk olahan susu dalam volume yang relatif besar (Arningsih, 2005). Produk olahan susu memerlukan bauran komunikasi pemasaran agar dapat dikenal secara luas oleh konsumen, oleh sebab itu diperlukan beberapa cara untuk mengenalkan produk-produk tersebut secara luas. Salah satu cara dalam bauran komunikasi pemasaran adalah melalui kegiatan promosi di media sosial. Kegiatan promosi melalui media sosial dilakukan dengan menggunakan Brand Post pada Fan Page yang memiliki banyak pengikut. Selanjutnya dapat dilihat interaksi dari pengguna media sosial terhadap setiap Brand Post pada Fan Page. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukaan oleh de Vries et al. (2012) dengan judul Popularity of a Brand Post on Brand Fan Page : An Investigation of the Effect of Social Media Marketing. Penelitian tersebut direplikasi karena kajian terkait pemanfaatan media sosial akan sangat bermanfaat bagi pemasaran, khususnya pada produk peternakan. Penelitian ini akan mengkaji terkait faktor-faktor yang mendorong popularitas Brand Post pada Fan Page di platform media sosial Facebook yakni, Kejelasan Brand Post, Interaktivitas Brand Post, Entertaining Brand Post, Informatif Brand Post, Posisi Brand Post, dan Valensi komentar Brand Post. Selain itu juga melihat pengaruh pemanfaatan media sosial dalam meningkatkan popularitas Brand Post dalam Fan Page di platform media sosial Facebook. 6 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong respon konsumen pada Brand Post dalam platform Fan Page Facebook produk susu olahan. 2. Mengetahui efek dari pemasaran produk susu olahan melalui media sosial Facebook pada Brand Post dalam platform Fan Page Facebook pada respon konsumen. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, yaitu 1. Bagi pemasar, penelitian ini dapat memberi informasi tentang pemanfaatan media sosial dalam komunikasi pemasaran, sehingga dapat meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan konsumen dan meningkatkan nilai pada suatu merek. 2. Bagi peneliti dan akademisi, penelitian ini dapat memberikan literatur pengujian empiris dalam topik komunikasi pemasaran melalui media sosial yang dapat menjadi acuan maupun referensi penelitian berikutnya. 3. Bagi dunia peternakan, dengan pemasaran dapat meningkatkan penjualan produk peternakan dan keuntungan bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. 7