1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tawes

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan tawes (Barbonymus gonionotus) termasuk salah satu jenis ikan air
tawar yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Ikan ini memiliki nilai
ekonomis yang cukup penting dan sudah dimasukan ke dalam daftar ikan
ekonomis penting oleh Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Di
Banyumas, produksi ikan tawes cukup tinggi yaitu mencapai 1.327.781 ekor di
tahun 2013. Ikan tawes sering dimanfaatkan untuk dikonsumsi baik yang masih
berukuran kecil maupun yang berukuran besar. Menurut Departemen Kelautan
dan Perikanan (2004), Ikan ini memiliki kadar energi 198 Kkal dan 19 gram
protein per 100 gram bobot dapat dimakan (BDD). Ikan ini juga memiliki
kandungan asam lemak omega-3 1.5 gram per 100 gram daging ikan serta
memiliki daging yang kenyal dan sedikit lemak sehingga banyak disukai
masyarakat. Di samping itu, harga ikan tawes dapat terjangkau oleh masyarakat
(Muthmainnah, 2008).
Usaha budidaya ikan dengan kondisi lingkungan yang terbatas, padat tebar
yang tinggi, dan pemberian pakan yang berlebihan, serta pengelolaan kualitas air
yang kurang tepat dapat mengakibatkan keseimbangan lingkungan budidaya
menjadi terganggu, sehingga ikan menjadi stres dan mudah terserang penyakit
(Sari et al., 2012). Penyakit yang berkembang pada ikan ini dapat menjadi kendala
dalam usaha budidaya ikan sehingga mengakibatkan kematian masal ikan,
1
Pengaruh Pemberian Β-Glucan.., Arief Prihandoko, FKIP, UMP, 2016
2
penurunan produksi, dan penurunan kualitas ikan yang secara ekonomi dapat
merugikan usaha budidaya.
Kesehatan ikan erat kaitannya dengan sistem fisiologi dan sistem
pertahanan tubuh, sehingga pengetahuan dasar tentang sistem tersebut perlu
dipahami dan dikuasai. Sistem pertahanan tubuh pada ikan dapat digunakan untuk
upaya pengendalian dan pencegahan penyakit pada suatu usaha budidaya ikan
(Rijkers et al., 1982). Dalam budidaya, pengetahuan tentang sistem kekebalan
tubuh
ikan
diperlukan
untuk
mengetahui
langkah
selanjutnya
dalam
penanggulangan penyakit yang menyerang ikan.
Penyakit yang umumnya menyerang ikan air tawar adalah penyakit Motile
Aeromonas Septicemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas
hydrophila. Di Indonesia diketahui A. hydrophila menyerang ikan tawes, ikan
lele, ikan karper (Surono et al., 1993) dan ikan nila (Suryantinah et al., 2005).
Sekarang ini, penggunaan antibiotik secara terus-menerus dan tidak terkontrol
menyebabkan munculnya bakteri patogen yang bisa tahan terhadap beberapa jenis
antibiotik. Angka et al. (2004) menyatakan bahwa 50% isolat Aeromonas dan
80% isolat Vibrio tahan / resisten terhadap jenis antibiotik oksitetrasiklin, oxolinic
acid, eritromisin, streptomisin, dan kloramfenikol. Penggunaan antibiotik pada
ikan konsumsi juga dapat meninggalkan residu pada tubuh inangnya, sehingga
tidak aman apabila terkonsumsi oleh manusia, karena dapat menyebabkan efek
resistensi pada bakteri yang bersifat infectious bagi manusia.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan penanganan alternatif
yang tidak menimbulkan dampak yang berbahaya yaitu dengan pemberian t
Pengaruh Pemberian Β-Glucan.., Arief Prihandoko, FKIP, UMP, 2016
3
digunakan sebagai pencegahan penyakit dengan meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap agen atau mikroorganisme tertentu. Imunostimulan merupakan senyawa
kimia, obat, atau bahan lainnya yang mampu meningkatkan mekanisme respons
imunitas ikan (Anderson, 1992).
Salah satu imunostimulan yang dapat digunakan adalah glucan yang
diperoleh dari dinding sel ragi (yeast). Sebagai contoh adalah β-1,3 glucan yang
banyak terkandung dalam dinding sel ragi roti dari jenis Saccharomyces
cerevisiae (Cerenius et al., 1994; Rantetondok, 2002). Di Indonesia, S. cerevisiae
sebagai khamir telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan pembuatan
roti, dan tape singkong, serta juga dapat dipakai untuk meningkatkan kesehatan
ternak yaitu sebagai probiotik dan imunostimulan dalam bentuk feed additive,
terutama digunakan untuk golongan ikan. Beberapa peneliti telah melakukan studi
tentang pengaruh ragi roti dalam meningkatkan kekebalan tubuh pada salah satu
ikan air tawar yaitu ikan nila. Hasil penelitian dari Hastuti (2012) menyatakan
Suplementasi β-glucan dari ragi roti (S. cerevisiae) berpengaruh nyata terhadap
aktivitas fagositosis dan sangat nyata terhadap total protein plasma pada darah
ikan nila (Orechromis niloticus). Selain itu, Septarina (2015) juga melaporkan
bahwa penambahan ragi roti (S. cerevisiae) dalam pakan dapat meningkatkan
respons imun non spesifik pada ikan nila (O. niloticus) dengan dosis terbaik
berkisar 10-15 g/kg pakan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian β-glucan dari ragi roti (S. cerevisiae) sebagai
imunostimulan yang diaplikasikan lewat pakan pada berbagai dosis terhadap
Pengaruh Pemberian Β-Glucan.., Arief Prihandoko, FKIP, UMP, 2016
4
aktifitas fagositosis, total leukosit, diferensial leukosit, dan aktifitas aglutinasi
darah ikan tawes uji.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. apakah penambahan β-glucan dari ragi roti (S. cerevisiae) melalui pakan
sebagai imunostimulan dalam meningkatkan respons imun non spesifik
ikan tawes (B. gonionotus)?
2. berapakah dosis optimal penambahan β-glucan dari ragi roti (S. cerevisiae)
yang dicampur melalui pakan dalam meningkatkan respons imun non
spesifik ikan tawes (B. gonionotus)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. mengetahui pengaruh penambahan β-glucan dari ragi roti (S. cerevisiae)
melalui pakan sebagai imunostimulan dalam meningkatkan respons imun
non spesifik ikan tawes (B. gonionotus)
2. mengetahui dosis optimal yang berpengaruh pada penambahan β-glucan dari ragi roti (S. cerevisiae) yang dicampur melalui pakan dalam
meningkatkan respons imun non spesifik ikan tawes (B. gonionotus)
Pengaruh Pemberian Β-Glucan.., Arief Prihandoko, FKIP, UMP, 2016
5
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. peneliti
Mendapatkan keahlian dalam bidang imunostimulan dan dapat
dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain mengenai pemberian bahan
imunostimulan melalui pakan pada ikan terutama ikan tawes.
2. petani
Membantu memberikan informasi tentang campuran pakan βglucan dari ragi roti (S. cereviceae) untuk dapat meningkatkan sistem
kekebalan ikan tawes.
3. ilmu pengetahuan
Diharapkan penelitan ini dapat memberikan sumbangan informasi
dalam rangka pengembangan penelitian imunostimulan pada ikan tawes.
Hasil penelitian diharapkan dapat diperoleh campuran pakan yang lebih
efektif terhadap penanggulangan penyakit ikan tawes tersebut.
Pengaruh Pemberian Β-Glucan.., Arief Prihandoko, FKIP, UMP, 2016
Download