BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Melalui pasar modal dimungkinkan terciptanya usahawan yang dapat menggalang penyerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Hal ini sejalan dengan fungsi pasar modal yaitu meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan kriteria pasarnya secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan. Sektor pertambangan merupakan sumber pendapatan yang paling besar bagi Indonesia. Kondisi ekonomi pertambangan mampu berdampak positif atau negatif bagi stabilitas ekonomi Indonesia. Kegiatan bisnis industri dan pertambangan di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Makin canggihnya teknologi dalam bidang pertambangan, maka sumber daya alam seperti emas, perak, tembaga, menjadi industri pertambangan yang banyak dieksplorasikan. Hambatan yang kerap terjadi pada perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan adalah adanya keterbatasan sumberdaya dengan jumlah permintaan akan kebutuhan bahan tambang. Manajer keuangan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, Dalam hal ini berkaitan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keuangan dan kebijakan deviden. Maka dapat dijelaskan bahwa Investasi atau penanaman modal (capital expenditure) adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan profitabilitas dimasa yang akan datang, misalnya penambahan mesin dan peralatan untuk peningkatan kapasitas produksi dalam rangka memenuhi permintaan terhadap produk perusahaan. Keputusan investasi yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan masa yang akan datang, oleh karena itu setiap manajer keuangan harus teliti dalam membuat keputusan ini. 1 Walaupun demikian setiap investasi pasti mengandung adanya unsur ketidakpastian akan pendapatan dan risiko yang akan diperoleh. Dua unsur ini selalu mempunyai hubungan timbal balik yang sebanding, umumnya semakin tinggi risiko maka semakin besar pula hasil yang diperoleh dan semakin kecil risiko maka semakin kecil pula hasil yang akan diperoleh. Pada kenyataannya tidak satupun investasi yang sepenuhnya bebas dari resiko, kecuali investasi pada deposito Bank. Untuk itu perusahaan memerlukan manajer yang mengelola keuangannya dengan lebih baik untuk dapat mengakomodasi berbagai kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Dari sekian banyak kepentingan keuangan tersebut, maka dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan keuangan yang bersifat jangka pendek dan kebutuhan keuangan jangka panjang. Kebutuhan dana untuk investasi bagi perusahaan dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, menjual obligasi perusahaan atau bagi perusahaan yang sudah tercatat di bursa saham dapat melakukan pemecahan saham (stock split) atau menjual saham baru. Hal ini dapat dilakukan di pasar modal (Bursa Efek Indonesia). Peranan laporan keuangan sudah sangat penting, dan investor sudah sangat sadar untuk memperhatikan faktor fundamental perusahaan. Faktor-faktor fundamental adalah merupakan data akuntansi berupa ratio-ratio yang dapat membantu investor untuk memprediksi keputusankeputusan Perusahaan. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. ROI dan Total Asset Turnover secara simultan memiliki hubungan searah dengan investasi aktiva tetap dan cukup kuat. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan. Pengujian-pengujian yang dilakukan pada pasar modal di Indonesia banyak diilhami oleh penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan di negara lain, seperti O’Connor (1973) yang memelopori studi mengenai hubungan antara rasio keuangan berguna bagi investor (pemegang saham biasa) untuk mengambil keputusan. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa analisis kekuatan dari variasi model ratio dengan rate of return menunjukkan adanya keragaman akan manfaat rasio keuangan bagi investor pemegang saham biasa. Hasil riset mereka menunjukkan bahwa informasi akuntansi mengandung informasi fundamental yang tidak tercermin dalam harga saham. Gupa dan Heufner (1972) melanjutkan bahwa rasio-rasio keuangan tertentu memiliki manfaat atau arti yang berbeda ketika diasosiasikan dengan karakteristik industri tertentu yang berbeda. Mirip dengan pernyataan Gupa 2 dan Heufner adalah apa yang dikemukakan Penggunaan data akuntansi juga dapat menghasilkan peningkatan kualitas pengambilan keputusan pada setiap lini dari pembuat keputusan individu. Bagi seorang investor, pasar modal merupakan alternatif sarana investasi yang cukup menjanjikan. Disamping dividen, keuntungan pun dapat diperoleh melalui perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Pasar modal sendiri pada dasarnya berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian, karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Disamping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Seorang investor harus melakukan analisis kinerja keuangan di perusahaan yang akan dia beli sahamnya agar tidak mendapat kerugian karena perusahaan tersebut tidak sehat, salah satunya dengan menganalisis tingkat profitabilitas yang diwakili oleh ROI (Return on Investment) dari perusahaan tersebut. Dalam melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat pengembalian yang diharapkannya dan kelikuiditasan investasi tersebut. Jogiyanto (2000), investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu analisis yang cermat, teliti, dan mendukung dengan risiko yang akurat. Salah satu analisis yang dapat digunakan oleh calon investor adalah analisis fundamental. Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi perusahaan. Alat yang dipakai untuk melakukan analisis adalah rasio keuangan yang pada dasarnya melihat hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Dalam meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi sebaik-baiknya. Keputusan investasi mencakup pengalokasian dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Gitman (2000) dan brealy & Myers (2000) menyatakan bahwa keputusan investasi sangat penting karena akan mempengaruhi inti dari seluruh analisis keuangan. 3 Oleh karena alasan tersebut di atas, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul : “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Aktifitas terhadap Keputusan Investasi pada Sektor Pertambangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2008.” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka masalah yang akan diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktifitas 2. Bagaimana perkembangan Keputusan Investasi (dilihat dari sudut investor) 3. Bagaimana pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktifitas terhadap keputusan investasi 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perkembangan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktifitas 2. Untuk mengetahui perkembangan keputusan Investasi (dilihat dari sudut investor) 3. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktifitas terhadap keputusan investasi 4 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil terutama : a. Penulis Penelitian ini akan sangat berguna bagi penulis untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai praktek manajemen keuangan. b. Perusahaan Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran khususnya bagi pihak manajemen dalam mengambil keputusan investasi. c. Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi pembacanya terutama mengenai rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas terhadap keputusan investasi. 1.5 Kerangka Pemikiran Pasar modal adalah tempat pertemuan antara investor (perorangan atau badan usaha) yang memiliki dana menganggur dengan badan usaha yang membutuhkan modal tambahan untuk beroperasi. Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dariunit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai deficit tabungan (saving deficit unit). Pasar modal dalam bentuk konkritnya adalah bursa efek (securities exchange/stock exchange). Pada umumnya instrument atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga yang bersifat hutang yang umum dikenal dengan obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan yang umum dikenal dengan nama saham. Setiap investor yang melakukan investasi akan mengharapkan pengembalian yang layak dari investasi tersebut, namun investasi di pasar modal (dalam hal ini saham) adalah investasi yang beresiko, karena mengandung unsur ketidakpastian. 5 Menurut Sunariyah (2006:4) : ”Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang”. Menurut Prof.Dr.Ridwan S. Sundjaja dan Dra. Inge Barlian, Ak., M.Sc. “Analisa Rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan” Investasi menurut Sharpe, Alexander dan Bailey adalah : “ The sacrifice of current dollars for future dollars. The sacrifice takes place in the present and is certain. The reward comes later, if at all, and the magnitude is generally uncertain.“(Sharpe, Alexander & Bailey, 1999;1). Dari pengertian investasi diatas diharapkan investasi tersebut dapat memberikan hasil bagi investor. Hasil didefinisikan sebagai : “Return is income to receive on an investment plus any change in market price, unusually expressed as a percent of the beginning market price of the Investment.“(Van Horne & Wachowicz, 2005). Investor yang melakukan investasi di pasar modal dapat memperoleh return berupa deviden dan keuntungan jual beli (capital gain), sedangkan risikonya berupa tidak dibagikannya deviden dan capital loss. Rasionalitas investor dapat diukur dari sejauh mana mereka berhasil memilih saham yang memberikan hasil maksimum dengan risiko tertentu atau hasil tertentu dengan risiko minimum. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil suatu sekuritas berasal dari: 1. Yield yaitu pendaparan periodik atas investasi baik berupa bunga atau dividen. 2. Capital gain (loss) yaitu kenaikan (atau penurunan) harga aset atau dengan kata lain perubahan harga. Dalam posisi long akan berupa perbedaan antara harga pembelian dan harga saat dijual sedangkan dalam posisi short berupa perbedaan antara harga jual dan harga berikutnya di mana posisi short ditutup. Untuk itu investor perlu menganalisis variabel apakah yang akan mempengaruhi perkembangan dalam keputusan dalam berinvestasi. Keputusan investasi dipengaruhi beberapa variabel, seperti rasio likuditas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis harga saham, yaitu menggunakan analisa teknis ataupun analisa fundamental. Analisa teknis meliputi studi harga saham dalam upaya 6 meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham perusahaan tertentu. Mula-mula, harga pada masa lalu dianalisa untuk mengidentifikasi trend yang muncul yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan pola masa lalu diharapkan akan berulang kembali. Jadi dengan mengidentifikasi pola yang muncul diharapkan investor dapat meramalkan dengan tepat gerakan harga dimasa depan untuk saham tersebut. Sedangkan analisa Fundamental menggunakan analisa rasio laporan keuangan sebagai dasar analisanya. Laporan keuangan menurut Munawir (2002) Merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut. Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Kekayaan Perusahaan. Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan Laba Rugi memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan, serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Laporan Perubahan Kekayaan Perusahaan menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Menurut Lawrence J. Gitman (2000,130) rasio keuangan dinyatakan sebagai berikut : Financial ratios can be divided for convenience into for basic categories : liquidity ratios, activity ratios, debt ratios, and profitability ratios Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dilakukan analisa rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktifitas. Adapun rasio likuiditas yang diduga memiliki pengaruh yang kuat adalah current ratio dan profitabilitas adalah return on investment, sedangkan untuk rasio aktifitas yang diduga mempunyai pengaruh kuat adalah total assets turnover. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Keputusan Investasi (dilihat dari sudut investor) Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya (termasuk bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh temponya dalam waktu satu tahun lagi) dari aktiva lancarnya, menurut Martono dan D. Agus Harjito (2002;5) 7 Current ratio = Current.assets Current.Liabilities Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya yang harus segera dipenuhi. Aktiva lancar terdiri atas : kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan. Hutang lancar terdiri atas : hutang dagang, hutang wesel jangka pendek, dan hutang jangka panjang yang sudah saatnya jatuh tempo pada tahun yang bersangkutan, hutang gaji, hutang bunga dan hutang-hutang lain yang jatuh tempo pada tahun yang bersangkutan. Terdapat tiga rasio membandingkan kas dengan utang lancar untuk mengukur kewajiban perusahaan (cash obligations): current ratio, cash ratio, cash flow from operations ratio. Likuiditas perusahaan dipertimbangkan sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini karena tingkat likuiditas akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban kewajiban jangka pendeknya. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka akan semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Informasi yang diperoleh berdasarkan hal tersebut dengan tingginya tingkat likuiditas maka hal tersebut akan mengurangi tingkat ketidakpastian yang akan ditanggung oleh investor dalam penginvestasian modalnya kepada perusahaan. Bila perusahaan memiliki current ratio lebih kecil dari satu maka net working capital dari perusahaan tersebut menjadi negative (Lawrence J. Gitman, 2000,132). Sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan untuk menjalankan perusahaannya dalam jangka pendek. Dengan demikian untuk berinvestasi investor cenderung untuk menghindari perusahaan yang memiliki current ratio yang kecil. Dapat disimpulkan bahwa current ratio yang besar maka besar pula keputusan berinvestasi. Maka Current Ratio Berpengaruh Terhadap Keputusan Investasi yang dilihat dari sudut investor. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Keputusan Investasi (dilihat dari sudut investor) Rasio Profitabilitas merupakan tolak ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sartono (2001:116) menjelaskan rasio profitabilitas adalah: “Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. 8 Rasio ini mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan perusahaan pada suatu periode tertentu. Rasio profitabilitas diantaranta Gross profit margin, return on investment, Net profit margin, return on equity, earning per share. Rasio Profitabilitas menurut Van Horne (2005) adalah: “Ratios that relate profits to sales and investment” Menurut Gitman (2000:617) Profitabilitas adalah: “Profitability is the relationship between revenues and cost generate by using the firm assets current andfixed in productive activities” Return on investment mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdayanya. Mengukur earnings (laba) perusahaan relatif terhadap revenue (sales) dan modal yang diinvestasikan. ROI = EAT Total. Assets Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitability dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pertama, terdapat hubungan antara profit dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per rupiah penjualan. Pengukuran yang lainnya adalah return on investment (ROI) atau disebut juga return on asset (ROA), yang berkaitan dengan profit dan investasi atau aset yang digunakan untuk menghasilkannya. ROI adalah suatu ratio perolehan atau kehilangan uang dari sebuah investasi berhubungan dengan jumlah uang yang telah di investasikan. ROI adalah hasil di suatu investasi saat ini atau masa lampau, atau hasil yang diperkirakan di suatu investasi masa depan. ROI pada umumnya dinyatakan sebagai persentase dibanding/bukannya nilai sistim desimal. Hasil return on investment yang besar dari suatu perusahaan maka semakin bagus kinerja daripada perusahaan, yang pada akhirnya bisa memberikan return yang lebih besar kepada investor. Dengan demikian investor akan mempertimbangkan return on investment sebagai alat untuk menilai suatu saham. Bila terjadi sebaliknya yaitu return on investment makin rendah maka investor akan menghindarinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar return on investment maka semakin tinggi pula keputusan investor dalam berinvestasi. Oleh karena itu, ROI secara tidak langsung menentukan terhadap keputusan investasi untuk 9 menentukan seberapa besar dana yang diinvestasikan. Maka Return On Investment Berpengaruh terhadap Keputusan Investasi yang dilihat dari sudut investor. Pengaruh Rasio Aktifitas Terhadap Keputusan Investasi (dilihat dari sudut investor) Rasio Aktifitas mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam menggunakan aset- asetnya. Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:81) bahwa rasio aktifitas disebutnya sebagai rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya”. Rasio Aktifitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Aktifitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktifitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktifitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktifitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Dua buah contoh rasio aktifitas: inventory turnover, total asset turn over. Dalam penelitian ini rasio aktivitas diukur dengan Total Asset Turnover. Pengertian Total assets turnover menurut Gitman (2006:62) adalah : “Indicates the efficiency with which the firm uses its assets to generate sales” Total assets turnover merupakan perputaran seluruh harta perusahaan. Rasio ini dihitung dari penjualan dibagi dengan jumlah harta. Total assets turnover = Net Sales Total Asset Mamduh M. Hanafi (2004:38) menjelaskan bahwa : “Rasio aktifitas adalah rasio yang melihat seberapa besar efisiensi penggunaan asset oleh perusahaan. Rasio ini seberapa besar dana tertanam pada asset perusahaan. Jika dana yang 10 tertanam pada asset cukup besar, sementara dana tersebut mestinya bias dipakai untuk investasi pada asset lain yang lebih produktif, maka profitabilitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya”. Analisa Total assets turnover adalah salah satu bentuk rasio aktifitas yang lazim digunakan suatu perusahaan untuk mengukur sejauh mana total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menghasilkan penjualan. Adapun ukuran kesejahteraan yang paling umum bagi investor adalah tingkat pengembalian saham. Lukman Syamsudin (2002:62) berpendapat bahwa: “Semakin tinggi return atau pengembalian yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan”. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mengetahui seberapa besar perusahaan memiliki total assets turover. Dengan demikian untuk berinvestasi, investor cenderung untuk menghindari perusahaaan yang memiliki total assets turnover yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa total assets turnover yang besar maka besar pula keputusan berinvestasi. Maka Total Assets Turnover Berpengaruh terhadap Keputusan Investasi yang dilihat dari sudut investor. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah current ratio, return on investment, dan total assets turnover sebagai variabel independen dan variabel dependennya adalah keputusan investasi, dengan periode penelitian dari tahun 2003-2008. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti apakah perusahaaan yang memiliki rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktifitas yang baik akan selalu menghasilkan keputusan investasi yang baik atau sebaliknya. Dimana variabel dependennya adalah keputusan investasi (dilihat dari sudut investor) sedangkan variabel independennya adalah current ratio, return on investment, dan total assets turnover. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut: 11 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Investor Analisa Investasi Analisa Fundamental Liquidity Ratio Current Ratio Analisa Teknikal Profitability Ratio Return On Investment Activity Ratio Total Assets Turnover Keputusan Investasi Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut : ”RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS, DAN RASIO AKTIFITAS BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI“ 12 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian adalah metode deskriptif dan metode deskriptif verifikatif. Definisi metode deskriptif menurut Moh. Nazir, (2003:54) dalam bukunya Metodologi Penelitian adalah: “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang .“ Metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, menganalisis dan mengklasifikasikan masalah dengan menggunakan fakta-fakta dengan data yang jelas. Sedangkan definisi metode deskriptif verifikatif menurut Rasdihan Rasyad (2003:6) adalah sebagai berikut : “Metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimate) dan pengujian hipotesis.“ 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada laporan keuangan perusahaan-perusahaan pertambangan yang telah terdaftar di BEI yang diperoleh dari Pusat Riset Pasar Modal PT BEI. Penelitian dilakukan secara tidak langsung melalui penelitian untuk mendapatkan laporan tahunan selama 6 periode yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. 13