BAB I

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja masyarakat daerah.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan
masyarakat harus secara bersama-sama mngambil inisiatif pembangunan
daerah dimana sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi yang
diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah
(Arsyad, 1999).
Menurut (Boediono, 1985) dalam (Tarigan, 2004) pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.
Jadi persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari
persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam
jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut. Pada hakekatnya
pertumbuhan ekonomi daerah merupakan bagian dari pertumbuhan
ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertambahan
1
2
pendapatan masyarakat yang terjadi di daerah tersebut, yakni
kenaikan seluruh nilai tambah (Value Added) yang terjadi di daerah
tersebut. Pertambahan tersebut diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan
dalam harga konstan. Hal itu juga sekaligus menggambarkan balas jasa
bagi fator-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah,
modal, tenaga kerja, tehnologi), yang berarti secara kasar dapat
menggambarkan kemakmuran daerah tersebut ( Tarigan, 2004).
Salah
satu
indikator
ekonomi
untuk
mengukur
kinerja
pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional
Bruto (PBDR).
Menurut (Sjafrizal, 2014) Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) merupakan data dan informasi dasar tentang kegiatan
ekonomi suau daerah. Secara definitif, PDRB adalah jumlah nilai produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah pada periode tertentu.
Sektor-sektor ekonomi yang masuk dalam komponen Produk Domestik
Regional Bruto adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan
penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor bangunan, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor transportasi
dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi makan dan minum, sektor
informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, real estate,
sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintahan, sektor
pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan
kegiatan sosial, sektor jasa-jasa lainnya (BPS Kabupaten Wonogiri).
2
3
Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Wonogiri Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2011-2014 Tahun Dasar 2010
Lapangan Usaha
a. Pertanian, kehutanan, dan
perikanan
b. Pertambangan dan
penggalain
c. Industri pengolahan
d. Pengadaan listrik dan gas
e. Pengadaan air, pengelolaan
sampah dan daur ulang
f. Kontuksi
g. Perdagangan besar dan
eceran: reparasi mobil dan
sepeda motor
h. Transportasi dan
Pergudangan
i. Penyediaan Akomodasi
Makan Minum
j. Informasi Dan Komunikasi
k. Jasa Keuangan Dan
Asuransi
l. Real Estate
mn. Jasa Perusahaan
o. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan Dan jaminan
Sosial Wajib
p. Jasa Pendidikan
q. Jasa Kesehatan Dan Kegiatan
sosial
r,s,t,u. Jasa Lainnya
Produk Domestik Regional Bruto
Sumber: BPS Kab Wonogiri
2011
0,67
2012
4,56
2013
1,04
2014
0,77
2015
3,81
3,99
6,55
9,13
9,27
3,47
6,43
9,02
2,63
6,78
10,45
3,77
8,53
9,32
-1,06
8,08
4,89
7,56
5,85
-2,66
2,18
3,19
4,1
9,25
4,77
5,72
4,93
5,15
6,06
6,41
5,21
3,89
7,07
8,44
10,91
8,03
3,25
4,61
4
5
5,65
9,91
6,86
10,29
6,6
9,73
4,22
17,69
5,26
9,41
7,12
6,58
12,59
1
2,56
5,46
0,14
7,84
11,5
2,44
8,45
11,7
1,24
8,03
8,58
6,09
15,21
9,29
19,13
9,18
9,84
7,91
12,46
12,54
7,55
7,82
3,06
3,58
-0,83
5,94
10,88
4,79
9,85
5,3
4,06
5,34
Dari tabel 1.1 dapat dilihat laju pertumbuhan PDRB tahun 2015
mencapai 5,34%, lebih cepat dibandingkan tahun 2014
dengan
pertumbuhan sebesar 5,3%. Pertumbuhan ekonmi tertinggi masih dimiliki
oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,41%. Tahun ini terdapat
satu sektor yang tumbuh negatif yaitu sektor pengadaa listrik dan gas
4
dengan pertumbuhan -2,66%. Laju pertumbuhan tertinggi kedua adalah
sektor jasa perusahaan sebesar 8,58%, diikuti sektor transportasi dan
pergudangan sebesar 8,03, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,82%, jasa
pendidikan mengalami pertumbuhan sebesar 7,55%, jasa keuangan dan
asuransi tumbuh sebesar 7,12%.
Tabel 1.2
Distribusi Persentase PDRB kabupaten Wonogiri Atas dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015
Lapangan Usaha
a. Pertanian, kehutanan, dan
perikanan
b. Pertambangan dan
penggalain
c. Industri pengolahan
d. Pengadaan listrik dan gas
e. Pengadaan air, pengelolaan
sampah dan daur ulang
f. Kontuksi
g. Perdagangan besar dan
eceran: reparasi mobil dan
sepeda motor
h. Transportasi dan
Pergudangan
i. Penyediaan Akomodasi
Makan Minum
j. Informasi Dan Komunikasi
k. Jasa Keuangan Dan
Asuransi
l. Real Estate
mn. Jasa Perusahaan
o. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan Dan jaminan
Sosial Wajib
p. Jasa Pendidikan
q. Jasa Kesehatan Dan Kegiatan
sosial
r,s,t,u. Jasa Lainnya
Produk Domestik Regional Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri
2011
2012
36,19 36,09
2013
2014 2015
35,83 34,18 33,61
3,20
3,11
3,13
3,42
3,67
14,51
0,07
0,08
14,52
0,07
0,07
14,39
0,06
0,07
15,21
0,06
0,07
15,46
0,06
0,07
6,08
16,86
6,25
16,34
6,24
16,15
6,40
15,80
6,48
15,62
5,68
5,52
5,49
5,84
5,91
2,40
2,29
2,27
2,26
2,29
0,79
2,80
0,77
2,93
0,74
2,95
0,75
2,92
0,73
2,99
0,77
0,33
3,08
0,71
0,33
3,10
0,71
0,36
3,07
0,73
0,37
2,98
0,75
0,38
3,01
4,57
5,41
5,97
6,31
6,29
0,79
1,80
100
0,84
1,63
100
0,89
1,68
100
0,93
1,77
100
0,96
1,74
100
5
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Wonogiri masih
termasuk dalam masyarakat agraris. Hal ini terlihat dari lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih memegang peranan terbesar
terhadap pembentukan PDRB Wonogiri setiap tahunya, yaitu pada tahun
2015 sebesar 33,61%. Kemudian urutan kedua adalah lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor yaitu pada
tahun 2015 sebesar 15,62%. Disusul lapangan usaha industri pengolahan
yaitu sebesar 15,46%. Lapangan usaha Konstruksi sebesar 6,48%.
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 5,91%. Sementara
lapangan usaha lainnya di bawah 5%.
Untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi regional serta
meningkatkan kontribusinya terhadap total Produk Domestik Regional
Beruto (PDRB), maka pembangunan sektor unggulan dapat dijadikan
sebagai penggerak pembangunan ekonomi (Elsjamina 2014). Sektor
unggulan dapat diartikan sebagai sektor yang mampu mendorong
pertumbuhan atau perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor
yang menyuplai inputnya maupun sektor yang memanfaatkan output
sektor unggulan tersebut sebagai input dalam proses produksinya
(Widodo, 2006). Potensi ekonomi yang ada disetiap daerah perlu digali
dan
dimanfaatkan
pembangunan
dan
secara
efektif
pertumbuhan
dan
efisien
ekonomi
di
untuk
wilayah
menunjang
tersebut.
Pengembangan potensi ekonomi sektor ungglan yang memberikan
6
kontribusi terbesar terhadap kemajuan ekonomi daerah merupakan
prioritas kebijakan yang harus dilaksanakan (Daryono dkk, 2015).
Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi dan analisis sektor
yang menjadi unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Wonogiri dengan melakukan perbandingan terhadap kondisi
perekonomian nasional sangat penting dikaji secara lebih terinci. Sehingga
dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Analisis Sektor
Unggulan Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015”
B. Rumusan Masalah
1. Sektor apa yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Wonogiri dari
tahun 2011-2015 ?
2. Bagaimana pola perubahan struktur ekonomi Kabupaten Wonogiri
dari tahun 2011-2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis sektor unggulan yang ada di Kabupaten Wonogiri tahun
2011-2015
2. Menganalisis pola perubahan struktur ekonomi Kabupaten Wonogiri
tahun 2011-2015.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah provinsi/kabupaten sebagai bahan pertimbangan dan
masukan
dalam
merencanakan
program
pembangunan
dan
7
merumuskan, menentukan, dan memprioritaskan serta memutuskan
arah kebijakan pembangunan.
2. Peneliti dan insan akademisi maupun masyarakat secara umum yang
akan
melakukan
penelitian
sejenis
sebagai
referensi
untuk
pengembangan pembangunan khususnya di Kabupaten Wonogiri,
maupun wilayah lain pada umumnya.
3. Penulis sebagai sarana menambah wawasan dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh.
E. Metodologi Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh
dari perpustakaan, website, jurnal, penelitian sebelumnya, dan dari instansi
yang terkait dalam penelitian seperti Badan Pusat Statistik. Objek
penelitian ini adalah PDRB Kabupaten Wonogiri tahun 2011-2015 dan
PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share Esteban Marquillas.
1. Location Quotient (LQ)
LQ
merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan
suatu sektor/industri di suatu daerah tehadap besarnya peranan
sektor/industri tersebut secara nasional.
8
Untuk mendapatkan nilai LQ mengunakan metode yang mengacu
pada formula yang dikemukakan oleh (Tarigan, 2004) sebagai berikut :
LQ =
dimana :
xi
= Nilai tambah sektor i disuatu daerah (dalam jutaan rupiah)
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (dalam jutaan rupiah)
Xi
= Nilai tambah sektor i secara nasional (dalam jutaan rupiah)
PNB
= Produk Nasional Bruto atau GNP (dalam jutaan rupiah)
2. Analisis Shift Share Esteban Marquillas.
Esteban Marqullas melakukan modifikasi terhadap teknik anlisis
shift share klasik dengan mendefinisian kembali keunggulan kompetitif
sebagai komponen ketiga dari teknik shift share dan menciptakan
komponen shift share yang keempat, yaitu pengaruh alokasi (Aij). Formula
analisis shift share Esteban Marquillas dirumuskan sebagai berikut
(Hermanto, 2000) dalam (Fatimah dkk, 2013):
Dij = Nij + Mij + C`ij + Aij
Dij positif dan besar menunjukan kinerja sektor tersebut lebih unggul
dibandingkan kinerja perekonomian wilayah yang menjadi perbandingan.
C`ij mengukur keunggulan atau ketidak unggulan kompetitif sektor i
pada perekonomian di suatu daerah dengan rumus:
9
C`ij = E`ij (rij – rin)
Keterangan:
C`ij = Keunggulan Kompetitif di sektor i di wilayah Jawa Tengah
E`ij = Kesempatan kerja sektor i di daerah Wonogiri (homotetic employment)
rij = laju pertumbuhan di sektor i di daerah Wonogiri (dalam persen)
rin = laju pertumbuhan di sektor i tingkat regional (dalam persen)
E`ij merupakan homothetic employment di sektor i di wilayah j yang
nilainya adalah:
E`ij = Eij . (Ein / En)
Keterangan:
E’ij = Kesempatan kerja sektor i di daerah Wonogiri
Eij = Kesempatan kerja sektor i di wilayah Wonogiri
Ein = Kesempatan kerja di sektor i di tingkat regional
En = Kesempatan kerja tingkat regional
Pengaruh alokasi atau allocation effect untuk sektor i di daerah j (Aij)
adalah bagian dari keunggulan kompetitif tradisional (klasik) yang
menunjukan adanya tingkat spesialisasi di sektor i di daerah j. Aij
diformulasikan sebagai berikut:
Aij = (Eij – E`ij) . (rij – rin)
10
Efek alokasi dapat bernilai positif atau negatif seperti pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 1.3
Pengaruh alokasi shift share Esteban Marquillas
No
1
Pengaruh
alokasi
(Aij)
-
Komponen
(Eij – E`ij) (rij – rin)
+
Definisi
-
Tidak
ada
keunggulan
kompetitif, ada spesialisasi
2
+
Tidak
ada
keunggulan
kompetitif,
tidak
ada
spesialisasi
3
+
Ada keunggulan kompetitif,
tidak ada spesialisasi
4
+
+
+
Ada keunggulan kompetitif,
ada spesialisasi
Sumber: (Hermanto, 2000) dalam (Fatimah dkk, 2013)
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data, dan sistematika
penulisan skripsi.
2. BAB II
: LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tinjauan umum tentang teori-teori yang digunakan
sebagai literatur dan landasan berpikir, penelitian terdahulu, dan kerangka
pemikiran .
3. BAB III
: METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang obyek penelitian, jenis data dan sumber data,
definisi operasional variabel, metode dan analisis data.
11
4. BAB IV
: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi daerah penelitian, analisis data,
hasil analisis data dan pembahasanya.
5. BAB V
: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan atau
kendala dalam penelitian, serta saran-saran yang disampaikan baik untuk
obyek
penelitian
ataupun
penelitian
selanjutnya
Download