faktor penyebab timbulnya masalah limbah

advertisement
FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASALAH LIMBAH
DI LINGKUNGAN PERUMAHAN RT 05/RW VII SOLO BARU
DESA LANGENHARJO KEC.GROGOL KAB.SUKOHARJO
Djoko Pratikto
Abstrak
Limbah pada suatu lingkungan perumahan akan selalu menimbulkan masalah
yang sangat serius , baik itu lingkungan perumahan yang baru dibangun oleh
pengembang atau lingkungan perumaham tradisionil yang berkembang secara alamiah
yang sudah ada sejak lama. Limbah yang berasal dari linkungan perumahan adalah
limbah rumah tangga berupa sampah, tinja dari WC, limbah cair dari KM,dapur, tempat
cuci dan limbah hujan. Limbah dari lingkungan perumahan ini apabila tidak ditata dan
dikelola secara baik dan teratur dengan mengacu pada syarat teknis yang ada, akan
menimbulkan dampak lingkungan yang negatif diantaranya adalah, terjadinya
pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan timbulnya wabah penyakit begitu juga
terjadinya bencana banjir.
Dampak lingkungan negatif dari limbah lingkungan perumahan ini terjadi juga di
kawasan perumahan Solo Baru yang merupakan kawasan real estate yang dihuni sejak
tahun 1986. Selama kurun waktu 26 (dua puluh enam) tahun permasalahan dari limbah
ini selalu timbul tanpa ada pemecahan yang berarti. Melalui studi kasus dengan
mengambil simple Lingkungan RT 05 RW VII Solo Baru Desa Langenharjo Grogol
Sukoharjo yang merupakan bagian lingkungan terkecil dari kawasan perumahan Solo
Baru ini dapat mengungkap faktor penyebab timbulnya pemasalahan limbah perumahan
dan diharapkan akan didapatkan solusi alternative pemecahannya.
Kata kunci : Limbah – Lingkungan Perumahan
I.LATAR BELAKANG
Sejumlah masalah perumahan akan
timbul apabila lingkungan perumahan ini
sudah dihuni dalam kurun waktu beberapa
tahun lamanya, paling tidak selama kurang
lebih 5(lima) tahun dihuni. baru dapat
dievaluasi permasalahan yang timbul. Pada
umumnya permasalahan perumahan yang
timbul
terkait
dengan
masalah
pengembangan fisik lingkungan, masalah
sosial ekonomi penghuni, dan masalah
lingkungan
hidup
yang
termasuk
diantaranya masalah limbah. Lingkungan
RT 05 RW VII Solo Baru merupakan
bagian lingkungan perumahan terkecil
dari kawasan real estate Solo Baru.
Lingkungan perumahan ini telah dihuni
selama kurang lebih 26 (dua puluh
enam) tahun lamanya yang tentunya
mempunyai permasalahan yang harus
segera
ditangani.
Salah
satu
permasalahan yang perlu segera
dicarikan
solusinya
pemecahannya
adalah masalah limbah (padat dan cair).
Dampak yang terjadi akibat limbah di
lingkungan ini adalah terjadi banjir,
kemudian juga keluhan dari warga
bahwa kondisi septiktanknya mudah
penuh dalam waktu relatif singkat
walaupun sudah berkali-kali dilakukan
pengurasan. Untuk menentukan sistem
pemecahan permasalahan limbah yang
terjadi di lingkungan ini perlu studi /
kajian yang tepat untuk mencari factor
penyebab
timbulnya
permasalahan
limbah ini. Untuk itu diperlukan studi
tentang faktor penyebab timbulnya
masalah limbah pada lingkungan
perumahan RT 05 RW VII Solo Baru,
Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Sukoharjo.
2. LANDASAN TEORI
2.1.Limbah
Limbah adalah suatu material hasil
buangan suatu proses kegiatan tertentu.
Misalnya
saja
kegiatan
industri
menimbulkan limbah industri, kegiatan
perdagangan/pasar menghasilkan limbah
perdagangan/pasar, kegiatan rumah
sakit/fasiitas kesehatan dan limbah
rumah tangga yang berasal dari
lingkungan perumahan. Buangan limbah
ini, apabila tidak diolah atau dikelola
secara baik sesuai dengan peraturan
pengolahan limbah yang berlaku, akan
menimbulkan dampak negatif yang
dapat merusak lingkungan hidup.
Namun, apabila dikelola dan diolah
secara teknis dapat menghasilkan produk
komoditi yang menguntungkan yang
dapat menambah pendapatan bagi
mayarakat (energi, pupuk tanaman,
bahan bangunan, industri pariwisata dan
lain-lain, yang pada gilirannya dapat
mensejahterakan masyarakat.
2.2. Limbah Rumah Tangga
Limbah yang berasal dari
aktifitas kehidupan rumah tangga, yaitu
berupa limbah padat berupa sampah dan
kotoran manusia (tinja) serta limbah cair
berupa buangan air dari kamar mandi,
dapur, tempat cuci serta air hujan.
Buangan limbah rumah tangga ini
apabila
sejak
awal
lingkungan
perumahan tidak direncanakan atau
ditata sistem pembuangannya, maka
akan mempunyai dampak negatif yaitu
tercemarnya lingkungan hidup berupa
kerusakan alam lingkungan, banjir serta
gangguan kesehatan pada masyarakat.
Untuk itu diperlukan suatu sistem
pembuangan limbah perumahan yang
tepat sesuai dengan persyaratan teknis
yang berlaku.
2.2.1 Limbah padat
Seperti telah dijelaskan di atas
bahwa limbah padat yang berasal dari
lingkungan perumahan adalah berupa
sampah dan kotoran manusia. Sampah
terdiri dari sampah organik dan non
organik, sampah organik adalah material
sampah yang berasal dari bahan
tumbuhan dan hewani sedang sampah
non organik adalah material sampah
berupa plastik, logam dan sejenisnya.
Sedangkan limbah padat yang lain
adalah berupa kotoran manusia yang
berasal dari WC rumah tinggal. Adapun
sistem pembuangan limbah padat ini
dengan cara sebagai berikut :
1. Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah
pada suatu lingkungan perumahan yaitu
dengan membuat bak sampah pada
setiap rumah untuk dibawa ke tempat
pembuangan sementara (tps) yang
berada di lingkungan tersebut dan
seterusnya
dibuang
di
tempat
pembuangan akhir (TPA). Bak/kotak
sampah sebaiknya dipisahkan antara
sampah organik dan sampah non organik
untuk memudahkan pengambilan apabila
sampah tersebut akhirnya diolah untuk
menghasilkan barang yang bermanfaat
menjadi
barang
komoditi
yang
menghasilkan income bagi masyarakat.
Gambar 1.
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
b. septiktank untuk menampung
kotoran padatnya sedangkan
cairan penggelontornya masuk
dalam peresapan yang diisi
dengan lapisan batu, krikil,
pasir dan untuk menetralisir air
kotor tersebit meresap dalam
tanah. Sistem ini digunakan
pada halaman rumah yang air
tanahnya rendah.
Adalak suatu sistem pembuangan yang
dihasilkan oleh manusia yang berasal
dari WC, sistem pembuangannya dengan
cara :
a. Disalurkan ke septiktank dan
peresapan, yaitu suatu sistem
pembuangan kotoran padat dari
WC yang ditampung pada
SEPTIKTANK
PERESAPAN
WC
POTONGAN I-I
1
1
TANAH URUG
BATU KALI
PASIR
IJUK
HONG TNH
Gambar 2.
Disalurkan
atau
ditampung
dalam
sumur
penampung/
beerput yaitu suatu sistem
pembuangan kotoran padat dari
WC yang ditampung pada
septiktank
berupa
sumur
penampung/beerput
untuk
menampung kotoran padat dan
air penggelontornya tanpa ada
peresapan.
Sistem
ini
diberlakukan apabila kondisi air
tanah cukup tinggi -/+ 1.00m di
bawah permukaan tanah, kondisi
seperti ini air tidak akan meresap
apabila dibuat peresapan. Karena
merupakan bak penampung air
kotor dari WC, maka dalam
waktu tertentu bak akan penuh
dalam waktu -/+ 6 bulan, kalau
sudah demikian harus disedot
melalui jasa service tinja yang
ada
di
kota
tersebut
tanah asli tanpa pasangan
Gambar 3
c. Disalurkan ke riool kota,
sistem ini diberlakukan apabila
kedua sistem tersebut diatas
tidak mungkin dilakukan lagi
atau
kondisi
lingkungan
dimana setiap rumah tidak
mempunyai halaman terbuka,
sehingga
sulit
untuk
menempatkan
septiktank.
Sistem ini dapat diberlakukan
dengan syarat apabila kota
tersebut
sudah
mepunyai
jaringan riool kota
Gambar 4.
2.2.2 Limbah Cair
Yang dimaksud dengan limbah
cair di sini adalah limbah rumah tangga
berupa air yang berasal dari KM,dapur,
tempat cucian dan air hujan. Karena
limbah cair dari rumah tangga ini berupa
air buangan yang tidak mengandung zat
yang
membahayakan lingkungan hidup, maka
pembuangan airnya disalurkan pada
saluran terbuka yang ada dilingkungan
tersebut kemudian dibuang pada saluran
kota yang menuju kesaluran alam yaitu
sungai.
KM/
DPUR
Sungai
Sal.kota
Sal.halaman
Sal.Lingk.
Sal.Skundair
Sal.primeir
Gambar 5
Saluran lingkungan/sanitasi ini
harus direncanakan dan dilaksanakan
sebaik
mungkin
dengan
mempertimbangkan syarat-syarat teknis yang
meliputi, besarnya curah hujan rata-rata
di daerah tersebut, debit air buangan dari
rumah tangga, arah kemiringan saluran,
yang semua persyaratan teknis akan
mempengaruhi dimensi saluran tersebut ,
yaitu apakah saluran ini dapat
menampung debit air yang dibuang dari
lingkungan perumahan ini. Demikian
juga apabila dalam waktu kurun waktu
beberapa
tahun
perlu
dilakukan
pembersihan
rutin/pengerukan
dan
perbaikan yang rusak.
III. PERMASALAHAN LIMBAH DI
RT 05 RW VII SOLO BARU
3.1 Kondisi Lingkungan
Lingkungan RT 05 RW VII Solo
Baru merupakan bagtan dari kawasan
perumahan real estate Solo Baru yang
terletak
di
Desa
Langenharjo,
Kecamatan
Grogol,
Kabupaten
Sukoharjo. Lingkungan ini merupakan
lingkungan perumahan baru yang
dibangun paling awal dibanding
lingkungan lain yang ada di kawasan
Solo Baru, yaitu dibangun pada tahun
1985 dan dihuni pada tahun 1986.
Lingkungan RT 05 RW VII terdiri dari
64 kapling untuk perumahan 10 kapling
untuk Ruko. Pada mulanya dari 64
kapling yang dibangun oleh pengembang
adalah 10 buah Ruko dengan ukuran
kapling tanah 6 x 25 m2 dan bangunan 6
x 15 m2, dengan demikian mempunyai
open space 60 m2 (25 %). Begitu pula
dibangun 31 unit rumah tinggal dengan
ujuran per unit 70 m2 bangunan di atas
kapling ukuran 10 x 18 m2 (rumah type
70), rumah ini juga mempunyai open
space 70 %. Untuk kapling kosong telah
dibangun oleh pemilik dengan type
rumah yang lebih besar, yang pada
umumnya mereka mempunyai halaman
( open space) yang lebih luas juga ( ratarata diatas 50 %). Jumlah rumah yang
dihuni sampai saat ini ( tahun 2010)
tercatat 45 keluarga. Untuk pembuangan
limbah cair disalurkan lewat saluran
terbuka
depan
rumah
kemudian
disalurkan ke saluran utama lingkungan
dan menuju ke saluran utama kota
Kondisi saluran saat ini sudah ada
perubahan, yaitu hampir sebagian besar
saluran depan rumah ditutup dengan
beton tanpa ada lubang pengontrol,
sehingga selama -/+ 24 tahun jarang
dibersihkan
yang
mengakibatkan
pendangkalan dan saluran tidak lancar.
pernah terjadi 2 x banjir besar yang
menggenangi lingkungan selama 2 hari
akibat meluapnya Sungai Bengawan
Solo. Sedangkan banjir lokal selalu
terjadi saat hujan deras akibat saluran
yang tidak muat menampung air
hujan.Pembuangan sampah dilakukan
dengan cara menyiapkan bak sampah
pada setiap depan rumah kemudian
diangkut petugas sampah dibuang ke
tempat pembuangan sampah sementara
diluar lingkungan RT dan akhirnya
diangkut oleh petugas Dinas Kebersihan
Kabupaten ke tempat pembuangan akhir.
Namun sejak awal lingkungan ini tidak
direncanakan adanya tempat penampungan sampah sementara (TPS),
sehingga TPS ini menempati tanah
kosong dan selalu berpindah-pindah
tempat karena tanah kosong tersebut
dibangun
rumah
oleh
pemiliknya.Pembuangan air kotor dari
WC disalurkan ke septiktank dengan
peresapan. Selama kurang lebih 5 s/d 10
sistem ini lancar-lancar saja tidak ada
masalah. Namun tahun-tahun terakhir ini
banyak warga yang mengeluh bahwa
septiktanknya mudah penuh walaupun
baru saja dikuras namun pembuangan
kotoran dari WC tidak lancar karena
septiktank penuh air yang tidak meresap
ke peresapan.
3.2.
Permsalahan Limbah dan
Penyebabnya dilingkungan RT
05 RW VII Solo Baru
Kondisi limbah di lingkungan RT 05
RW VII seperti yang dijelaskan di atas
menimbulkan
permasalahan
bagi
lingkungan ini yaitu :
1. Masalah Pembuangan Sampah,
Dengan tidak disediakannya
tempat pembuangan sampah
sementara yang permanen di
lingkungan tersebut, dimana saat
ini menempati kapling kosong
yang belum terbangun, maka
pada suatu saat lingkungan ini
tidak mempunyai TPS untuk
membuang sampah. Kondisi ini
akan menimbulkan masalah bagi
lingkungan ini apabila tidak
dipikirkan solusi sejak dari
sekarang.
2. Ketidak lancaran pembuangan air
kotor dari WC setelah diselidiki
dengan cara membongkar saluran
buangan kotoran adalah :
Pemasangan
pipa
saluran
pembuangan peil ketinggian di
ujung WC lebih rendah dari
yang
terpasang
di
ujung
septiktank. Banyak pipa saluran
pembuang yang tidak dipasang
penuh sepanjang dari wc ke
septiktank, sehinga air meresap
langsung ke tanah. Saluran air
dari km masuk ke septiktank.
Lahan perumahan yang bekas
tanah persawahan mempunyai air
tanah yang tinggi ( antara 1 m s/d
1,5 m) menyebabkan fungsi
tanah tidak dapat meresap
dengan sempurna.
3. Terjadinya banjir terutama banjir
lokal dari hujan deras di
lingkumgan ini akibat tidak
berfungsi sanitasi dengan baik.
Tidak
berfungsinya
sistem
sanitasi di lingkungan ini
disebabkan karena
a. Pengembangan bangunan
rumah
yang
tidak
memperhatikan perbandingan
antara
tanah
terbangun dan ruang
terbuka yang seharusnya
40%
:
60%
tidak
dipenuhi, bahkan banyak
penghuni yang dalam
mengembangkan
rumahnya
menutup
seluruh kapling tanahnya
dengan bangunan tanpa
menyisakan
sedikitpun
ruang terbuka, kalau ada
menyisakan ruang terbuka lantainya dilapisi
material
yang
keras
(beton/aspal,
dll)
sehingga air hujan tidak
meresap kedalam tanah
tapi langsung mengalir ke
saluran.
b. Tertutupnya
saluran
depan
rumah
yang
seharusnya
terbuka
menyulitkan
untuk
diadakan
pembersihan
secara rutin dan selokan
penuh dengan endapan
lumpur yang memacetkan
aliran.
c. Tidak dilakukan perbaikan / pembersihan
secara
rutin
mengakibatkan
banyak
saluran
rusak
yang
menghambat aliran.
4.
USULAN
PEMECAHAN
MASALAH,
Dampak
yang timbul akibat
permasalahsn limbah yang terjadi di
lingkungan RT 05 RW VII Solo Baru
adalah tidak mempunyai Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) yang
permanen karena tidak ada lahan yang
tersedia, Cepat penuhnya septiktank
karena kondisi air tanah yang tinggi serta
teknis pemasangan yang tidak benar.
Sedangkan banjir yang terjadi setiap saat
hujan lebat diakibatkan karena
sistem sanitasi yang tidak baik, serta
tertutupnya semua lahan baik tertutup
bangunan atau halaman yang tertutup
material keras (beton, tlasah.aspal) maka
usulan yang disarankan sebagai berikut :
3.1. Sistem Pembuangan Sampah
-
Menyediakan kotak sampah dari
bahan
yang
kuat
(alumunium/seng/fiber/pasangan
batu
bata) yang dipisahkan kotak sampah
untuk sampah organik dan kotak
sampah
non
organik
yang
dimasukkan dalam kantong plastik
agar pengambilannya mudah.
-
-
Menyediakan alat transportasi untuk
mengangkut dampak ke TPS dan
berkoordinsi dengan RT lain dalam
lingkungan RW setempat.
Menyediakan kontiener sebagai TPS
yang dapat ditempatkan dimana saja
dalam lingkungan RW yang tidak
mengganggu tanah kaplimg warga.
3.2. Sistem Pembuangan Air Kotor/Tinja dari
WC.
-
Perlu pemikiran untuk rencana
pembangunan sistem Riolering kota
dimana air kotor langsung dialirkan
ke riool kota, namun sistem ini
memerlukan dana iamg cukup besar
sehingga hal ini merupakan tanggung
jawab pemerintah Kabupaten lewat
APBD / APBN
-
Membuat sumur pengendap/ beerput,
yang setiap 5 bulan sekali (minimal)
beerput harus disedot lewat jasa
pelayanan tinja.
3.3. Sistem Sanitasi Lingkungan,
- Mengeruk lumpur dalam saluran secara
periodik secara terprogram,
- Memperbaiki saluran yang rusak/ambrol
dan memperdalam saluran agar bisa
banyak dinding saluran yang roboh dan
menyempit, banyaknya endapan lumpur
yang mengakibatkan pendangkalan,
tertutupnya semua area lingkungan tanpa
menyisakan open space mengakibatkan
air mengalir deras tanpa meresap.
2. Kapling tanah kosong yang
digunakan untuk TPS suatu saat akan
menampung besarnya curah hujan yang turun.
- Membuka tutup saluran pada setiap saliran
depan rumah untuk mempermudah dalam
pembersihan.
- Tidak membuang sampah kedalam saluran.
IV. KESIMPULAN
Permasalahan mendesak yang dirasakan
oleh penghuni dilingkungan RT 05 RW VII
perumahan Solo Baru yang terkait dengan
limbah adalah :
1. Terjadinya banjir lokal yang selalu
melanda pada saat hujan deras yang
cukup
mengganggu
aktivitas
penghuni.
2. Tempat
Pembuangan
Sampah
Sementara (TPS) yang selalu
berpindah-pindah
memanfaatkan
tanah kosong yang belum dibangun.
3. Septiktank sebagai penampung air
kotor/tinja tidak dapat meresap
dengan sempurna yang menyebabkan
septiktank cepat penuh demgam air
dan saluran WC menjadi macet.
Faktor penyebab timbulnya permasalahan
limbah yang terjadi di lingkungan RT 05 RW
VII perumahan Solo Baru adalah :
1. Banjir yang terjadi akibat dari sistem
sanitasi /saluran lingkungan yang
tidak sempurna yaitu, saluran yang
mestinya terbuka sengaja ditutup oleh
penghuninya,
habis karena pembangunan rumah,
perlu pemikiran tentang pengadaan
TPS tang tiak memerlukan lahan.
3. Kondisi air tanah yang tinggi serta
teknis pemasang saluran pembuang
yang tidak tepat mengakibatkan
septiktank penuh air dan pembuangan
tidak lancer.
Beberapa alternative usulan untuk mengatasi
permasalahan limbah tersebut yaitu :
1
2
3
Memperbaiki dinding saluran yang
roboh dan menyempit, serta
memperdalam saluran, mengeruk
lumpur secara periodic, menyediakan
open space pada setiap halaman
rumah minimal 30 % dari luas
kapling.
Menyediakan Kontiner sebagai bak
untuk penampungan sampah yang
dapat dengan mudah berpindah temai
dan dapat diangkut truk dengan cepat
tanapa megunakan tenaga manusia
serta dapat ditempatkan dimana saja.
Mengusulkan lepada Pemerintah
Kabupaten untuk membangun system
riool kota dimana kotoran dari WC
dapat disalurkan ke riool kota.Selama
system tersebut diatas belum terealisir
menggunakan sistem pembuangan
dengan menyediakan beerput sebagai
penamping dan apabila penuh
memanfaatkan jasa service tinja
untuk disedot.
Gambar 7
Gambar
8
V. DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Stefu, William Mac
Guinneis
Mechanical
and
Electrical
Equipment
for
Building, Jhon Wiley & Sons,
New York 1976
Budiharjo,Eko,Ir,MSc,
Sejumlah
Masalah
Pemukiman
Kota,
Alumni, Bandung, 1984
Djoko Pratikto, Materi Kuliah
Utiliyas, Jurusan Arsitektur FT
UTP Surakarta, 2010
Haryono P,ir. , Utilitas Bangunan
untuk mahasiswa Arsitektur dan
Sipil, Djambatan, Jakarta 1995
Komarudin,Drs,MA,
Menyelusuri
Pembangunan Perumahan dan
Pemukiman, Yayasan Realestat
Indonesia, 1997
PDAM KotaSurakarta, Pengelolaan
Air Limbah Terpusat Kota
Surakarta,
Workshop
Pengelolaan Limbah Cair Kota
Surakarta, 1 Desember 2010
Raimund
Schwendner,
Water–
Energy Management, Recovery
of Resources, and Recycling
Systems.
Workshop
Pengelolaan Limbah Cair Kota
Surakarta, 1 Desember 2010
Sofyan Mediana, Perencanaan dan
pemeliharaan sistem plambing,
Pradnya Paramita, Jakarta 1988
Sultan
Nadjamuddin,
Msi,Ir.
Kebijakam
Pengelolaan
Limbah
Cair
Pemkot
Surakarta,
Workshop
Pengelolaan Limbah Cair Kota
Surakarta, 1 Desember 2010
BIO DATA :
Nama
: Ir.Djoko Pratikto,MT
Tempat/tgl lhr: Surakarta, 31 Mei 1953
Pendidikan
: S1 – Jurusan Arsitektur
FT UNDIP
S2 - Magister Teknik, Prodi
Manajemen Konstruksi, Progam
Pasca Sarjana
Universitas
Atma
Jaya
Yogjakarta
Pekerjaan
: Dosen PNS Kopertis
Wil Vi Dpk UTP Surakarta
Pengampu
: Mata Kuliah, Utilitas,
Teknologi
Pembangunan
I,
Parancangan Arsitektur 3
Manajemen Konstruksi, Etika
Keprofesian Arsitektue
Download