Bab 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bisnis 2.1.1.1 Definisi Bisnis Menurut Madura (2001,p2) bisnis atau perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan pelanggan. 2.1.1.2 Pemegang Kepentingan Utama Dalam Bisnis Berdasarkan Madura (2001,p2) pemegang kepentingan adalah : Pemilik 1. Wiraswasta (entrepreneur) adalah orang yang mengorganisasi mengelola, dan mengasumsi resiko yang dihadapi untuk memulai bisnis. 2. Pemegang saham (shareholder / stockholder) 1.1.1.1 Saham adalah sertifikat kepemilikan suatu perusahaan. 1.1.1.2 Pemegang saham adalah investor yang ingin menjadi pemilik sebagian perusahaan (saham). Karyawan 1. Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan. 2. Manajer adalah karyawan yang mempunyai tanggung jawab mengelola pekerjaan yang ditugaskan kepada karyawan lain dan membuat keputusan penting perusahaan. Kreditor Insititusi keuangan atau individu yang memberikan pinjaman. 5 Pemasok Penyedia bahan baku dan mengantarkannya tepat waktu. Pelanggan Pihak yang menerima produk atau jasa dengan nilai / harga tertentu. 2.1.2 Kewirausahaan 2.1.2.1 Definisi Kewirausahaan Menurut Suryana (2003, p1) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut zimmerer (suryana, 2003, p7) entrepreneurship is the result of disciplined, systematic process of applying creativity and innovation to needs and opportunities in the market place (kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan reativitas dan invoasi dalam memenuhi kebutuhan serta peluang pasar). Menurut Drucker (Suryana, 2003, p10) entrepreneurship is ability to create the new and different thing (kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda). Menurut Peggy et, al (Chandra, 2006, p21) kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut, kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif untuk menciptakan suatu nilai yang baru yang bermanfaat. 2.1.2.2 Peran Wirausaha Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p3) secara umum, wirausaha memiliki dua peran, yaitu penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner). 5 Sebagai penemu wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, dan organisasi baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan, dan menciptakan organisasi perusahaan baru. 2.1.2.2.1 Kreativitas Menurut suryana (2003, p2) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thingking a new thing), jadi kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda. 2.1.2.2.2 Inovasi Menurut Drucker (1996, p21) inovasi adalah alat spesifik wiraswastawan, suatu alat untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang bisnis yang berbeda atau jasa yang berbeda. 2.1.3 Perencanaan Bisnis 2.1.3.1 Definisi Perencanaan Bisnis Menurut Madura (2001, p15) rencana bisnis adalah suatu deskripsi rinci dari suatu usulan bisnis, termasuk di dalamnya deskripsi bisnis, jenis pelanggan yang ingin ditarik, persaingan, dan fasilitas yang diperlukan untuk produksi. Menurut Suryana (2003, p95) perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis yang berisikan misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian strategi, dan peluang yang mungkin diraih. Menurut Hisrich et, al (2005, p186) business plan (perencanaan bisnis) adalah ”written document describing all relevant internal and external element and strategies for starting a new venture” (dokumen tertulis yang menjelaskan 5 mengenai elemen-elemen di dalam dan di luar yang bersangkutan dan strategi unutk memulai suatu usaha baru). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut, perencanaan bisnis merupakan rincian deskripsi tentang bisnis baru yang akan dijalankan dimana terkandung didalamnya elemen-elemen internal dan external terhadap bisnis tersebut. 2.1.3.2 Kegunaan Perencanaan Bisnis Berdasarkan Gaspersz (2002, p2) kegunaan rencana bisnis adalah sebagai berikut : Mendukung suatu aplikasi kepada bank, pemilik dana dan lain-lain. Mendefinisikan kesepakatan-kesepakatan diantara mitra bisnis. Menetapkan suatu nilai bisnis untuk tujuan penjualan dan keperluan hukum. Menilai suatu lini produk baru, promosi atau perluasan usaha. Memberikan suatu landasan dan arah untuk mengembangkan sasaransasaran dan strategi operasi yang spesifik dan lebih terperinci, serta rencana-rencana untuk mencapai sasaran itu. Membantu mempertahankan fokus pada tujuan-tujuan utama. Sebagai suatu alat untuk mengevaluasi alternatif - alternatif yang mungkin. Memberikan suatu referensi terhadap pengukuran hasil-hasil aktual (dibandingkan terhadap rencana bisnis). 2.1.4 Studi Kelayakan Bisnis Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. 5 Berdasarkan Suryana (2003, p141) terdapat 2 studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan atau dikembangkan, yaitu : Studi kelayakan usaha (feasibility study of business). Analisis SWOT (Strength – kekuatan, Weakness – kelemahan, Opportunity – peluang, Threat – ancaman). Studi kelayakan usaha / bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Berdasarkan Husein (2005, p8) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat mengoperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut, studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap layak atau tidaknya suatu bisnis dan mempunyai manfaat ekonomis untuk waktu yang tidak ditentukan. Berdasarkan Suryana (2003, p141) hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan sebagai : Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, untuk 5 mengganti peralatan / mesin, untuk menambah mesin baru, untuk memperluas cakupan usaha, dan sebagainya. Untuk memilih jenis usaha atau investasi / proyek yang paling menguntungkan misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya. Berdasarkan Suryana (2003, p142) pihak yang berkepentingan dengan studi kelayakan usaha diantaranya : Pihak wirausaha (pemilik perusahaan) Studi kelayakan usaha berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan sebagai bahan pertimbangan untuk merintis usaha, mengembangkan usaha, atau untuk melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan bagi wirausaha itu sendiri maupun bagi semua pihak yang berkepentingan. Pihak investor dan penyumbang dana Studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan modal yang ditanamkan atau dipinjamkan. Pihak masyarakat dan pemerintah Bagi masyarakat studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan. Demikian juga bagi pemerintah sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya. 2.1.4.1 Proses dan Tahap Studi Kelayakan Bisnis 5 Berdasarkan Suryana (2003, p142) studi kelayakan bisnis dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut : Tahap penemuan idea atau perumusan gagasan Tahap penemuan ide ialah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasikan, misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis apa saja yang paling memberikan peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang. Tahap memformulasikan tujuan Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan. Tahap analisis Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu : dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go). Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut meliputi: 1. Aspek pasar. 2. Aspek teknik produksi / operasi. 3. Aspek manajemen / pengelolaan. 5 4. Aspek financial / keuangan. Tahap keputusan Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung resiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti pay back period, net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan sebagainya. Secara ringkas, studi kelayakan bisnis diatas dapat digambarkan sebagai berikut : Gagasan Usaha (Business idea) Tujuan (Visi dan Misi) Analisis / Evaluasi 1. Pasar 2. Produksi 3. Manajemen 4. Keuangan 5. Ekonomi Keputusan Dilaksanakan (go) Tidak Dilaksanakan (no go) Gambar 2.1 Proses Studi Kelayakan Bisnis Sumber : Suryana (2003, 144) 2.1.4.2 Analisis Kelayakan Bisnis 5 Berdasarkan Suryana (2003, p144) aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis meliputi : 1. Aspek pasar. 2. Aspek teknik produksi / operasi 3. Aspek manajemen / pengelolaan 4. Aspek finansial / keuangan Berdasarkan Husein (2005, p24) aspek-aspek yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut : 1. Pasar : pasar konsumen dan produsen 2. Internal perusahaan : Pemasaran. Teknik dan teknologi. Manajemen. Sumber daya manusia. Keuangan. 3. Lingkungan Politik, ekonomi, dan sosial. Lingkungan industri. Yuridis (legal). Lingkungan hidup. Berdasarkan aspek-aspek di atas maka penilaian studi kelayakan bisnis berdasarkan : a. Aspek pasar dan pemasaran. b. Aspek produksi (teknik dan teknologi). c. Aspek manajemen (termasuk didalamnya sumber daya manusia). 5 d. Aspek keuangan. e. Aspek ekonomi, social, dan politik. f. Aspek lingkungan industri. g. Aspek yuridis. h. Aspek lingkungan hidup. 2.1.4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran 1. Analisis aspek pasar Sebelum menggarap suatu bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud. Berdasarkan Husein (2005, p35) pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Permintaan merupakan jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Sedangkan penawaran adalah kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan konsumen. Berikut merupakan bentuk-bentuk pasar produsen : o Pasar persaingan sempurna Pada pasar persaingan sempurna, aktivitas persaingan tidaklah nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen dan konsumen dapat menjual dan membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar. 5 o Pasar monopoli Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai penjual saja. o Pasar oligopoli Pasar ologopoli merupakan perluasan dari pasar monopoli. Dalam menentukan tingkat harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa, tindakan atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan. o Pasar persaingan monopolistik Pasar ini merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan monopoli. Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masukkeluar pasar, selain itu, barang yang dijual tidak homogeny. Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli. Berdasarkan konsumen, maka pasar dibedakan atas : o Pasar konsumen Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi. o Pasar industri Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang dan jasa lain, baik untuk dijual atau disewakan (dipakai untuk proses lebih lanjut). 5 o Pasar penjual kembali Pasar yang terdiri atas perorangan dan / atau organisasi yang biasa disebut para pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grossier, agent, dan retailer. Kesemua reseller ini melakukan penjualan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan. o Pasar pemerintah Merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah. 2. Analisis aspek pemasaran Berdasarkan Husein (2005, p67) definisi pemasaran menurut Stanton adalah keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli. Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai, berdasarkan analisis dan prediksi, apakah bisnis yang akan dirilis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Berdasarkan Suryana (2003, p144) beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati diantaranya: 5 o Kebutuhan dan keinginan konsumen. Mengenai barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen, banyak yang dibutuhkan, daya beli konsumen, waktu dibutuhkannya. Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan / keinginan pasar. o Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya dan demografis. Jika segmentasi pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan terwujud dan tercapai. o Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan apakah memberi kepuasan atau tidak. Jika loyal, maka potensi pasar tinggi. o Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir. Dengan mengetahui nilai tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat diketahui, tinggi atau rendah. o Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak. Mengetahui ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak. o Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang yang dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna (oligopoli, monopoli, dan monopolistik), atau pasar persaingan sempurna. 5 o Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Untuk memenangkan persaingan tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul dari pesaing. o Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan tinggi (misalnya lebih dari 20%) maka potensi pasar tinggi. o Laba kotor. Analisis perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit margin laba kotor lebih dari 20% maka pasar potensial. o Pangsa pasar. Pangsa pasar dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi. Berdasarkan Husein (2005, p68) setelah strategi pemasaran diketahui, maka akan ditindaklanjuti dengan penentuan bauran pemasarannya. 1. Analisis persaingan Agar dapat menetapkan strategi pemasaran kompetitif yang efektif, studi kelayakan bisnis perlu juga mencermati produk, harga, saluran distribusi maupun promosi yang dilakukan oleh para pesaing terdekat. Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis pesaing yang dikemukakan Kotler. Mengidentifikasi pesaing 5 Perusahaan dapat mengidentifikasi para pesaingnya sebagai suatu perusahaan lain yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : - Perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar. - Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama. - Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok barang yang sama. Menentukan sasaran pesaing Memang pada dasarnya semua pesaing akan berusaha memaksimalkan laba mereka, tetapi kenyataannya pesaing berbeda dalam penekanan laba. Dengan mengetahui sasaran pesaing beserta penekanan- penekanannya dapat menunjukkan apakah mereka puas dengan situasinya sekarang serta bagaimana kemungkinan reaksinya atau tindakan kompetitif. Mengidentifikasi strategi pesaing Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusahaan lain maka semakin ketat persaingan diantara mereka. Menentukan kekuatan dan kelemahan pesaing Untuk mengetahui apakah pesaing menjalankan strategi dan mencapai tujuan mereka. 5 Mengestimasi pola reaksi pesaing Perusahaan perlu tahu tentang mentalitas pesaing tertentu kalau ingin mengantisipasi bagaimana pesaing akan bertindak atau bereaksi terhadap tindakan pesaing lainnya. Memilih pesaing Perusahaan menentukan pesaing utamanya. 2. Bauran pemasaran Bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. a. Kebijakan produk Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang diberikan oleh produk itu. b. Kebijakan harga Keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan dan eksternal lingkungan. Faktor internal, keputusan harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran. Faktor eksternal dipengaruhi oleh pasar dan permintaan konsumen. c. Kebijakan distribusi Dalam kebijakan distribusi, desain saluran harus ditetapkan. d. Kebijakan promosi Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk dan mendistribusikan 5 produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk dikenal dan dibeli. 2.1.4.2.2 Aspek Produksi Berdasarkan Husein (2005, p88) manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Berdasarkan Suryana (2003, p146) beberapa unsur dari aspek produksi / operasi yang harus dianalisis, diantaranya : lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun pelanggannya. Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Volume operasi yang berlebih akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan / pergudangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga pokok penjualan. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi saat kini dan masa yang akan datang, serta disesuaikan dengan luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas. Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku serta bahan penolong harus cukup tersedia. Persediaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi efisien. Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus 5 disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikai pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut agar efisien. Lay-out. Adalah tata ruang atau letak berbagai fasilitas operasi. Layout harus tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien. 2.1.4.2.3 Aspek Manajemen Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen ada beberapa unsur yang harus dianalisis meliputi komponen : Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau milik bersama (persekutuan seperti CV, PT dan bentuk badan usaha lainnya). Bagaimana keuntungan dan kerugian unit bisnis yang kita pilih, hendaknya dipilih tidak beresiko tinggi dan menguntungkan. Organisasi. Jenis organisasi yang diperlukan (berbentuk organisasi lini, organisasi staf, lini dan staf atau bentuk lainnya). Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien. Tim manajemen. Bisnis akan dikelola sendri atau melibatkan orang lain secara professional. Hal ini bergantung kepada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang diperlukan. 2.1.4.2.4 Aspek Keuangan 1. Analisis aspek keuangan Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut : 5 o Kebutuhan dana. Kebutuhan dana untuk operasional perusahaan (besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja dan pembiayaan awal). o Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang dapat digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal disetor, laba ditahan) dan modal eksternal ( misalnya obligasi dan pinjaman) o Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi aktiva lancer, aktiva tetap, pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih. o Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi dimasa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi laba bersih. o Proyeksi aliran kas (cash flow). Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibankewajiban keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu : a. Aliran kas masuk (cash in flow), merupakan penerimaanpenerimaan yang berupa hasil penjualan atau pedapatan. b. Aliran kas keluar (cash out flow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak. c. Aliran kas masuk bersih (net cash in flow), merupakan selisih dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak. Rumus : 5 Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan + (1 – tarif pajak) x bunga 2. Laporan Keuangan Dasar Berdasarkan Keown (2001, p78) laporan keuangan dasar mencakup laporan laba-rugi, neraca dan laporan arus kas. a. Laporan laba-rugi Merupakan ringkasan dari 4 jenis kegiatan : o Menjual produk dan jasa. o Beban produksi atau untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual. o Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk dan jasa pada komsumen, serta berkaitan dengan beban administrasi operasional. o Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contoh : bunga yang dibayarkan pada kreditur dan pembayaran deviden pada pemegang saham preferen. b. Neraca Memberikan gambaran sesaat posisi keuangan pada waktu tertentu, misalnya setahun, menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik. c. Laporan arus kas Menunjukkan arus kas sebenarnya perusahaan sepanjang tahun itu. 2.1.4.2.5 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik 1. Aspek Ekonomi Analisis Ekonomi Makro 5 yang dihasilkan oleh Berdasarkan Sukirno (2004, p26) analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisisna bersifat umum dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Berdasarkan Madura (2001, p111) terdapat tiga faktor ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis, yaitu : a. Pertumbuhan Ekonomi Perubahan dalam tingkat umum dari aktivitas ekonomi b. Inflasi Peningkatan harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Tipe inflasi : Cost-push inflation yaitu situasi produk diberi harga tinggi karena biaya yang dialami perusahaan juga besar. Demand-pull inflation yaitu situasi apabila harga barang dan jasa naik karena permintaan konsumen yang kuat. 2. Aspek Sosial Berdasarkan Husein (2005, p252) aspek sosial adalah sebagai berikut : Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesarbesarnya. Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup secara sendirian. Perusahaan hidup bersama komponen lain dalam suatu tatanan kehidupan yang pluralistis dan kompleks, walau hendaknya dalam keseimbangan. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga 5 sosial, sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. 3. Aspek Politik Berdasarkan Husein (2005, p256) aspek politik adalah sebagai berikut : Adanya isu / rumor / spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Dalam menganalisis kelayakan bisnis hendaknya memperkirakan situasi politik saat bisnis dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajiannya menjadi layak. 2.1.4.2.6 Aspek Lingkungan Industri Berdasarkan Husein (2005, p268) aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Michael E. Porter mengemukakan konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut lima kekuatan bersaing. 1. Ancaman pendatang baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Faktor yang mempengaruhi : Skala ekonomi. Diferensiasi produk. Kecukupan modal. Biaya peralihan. Akses kesaluran distribusi. Ketidakunggulan biaya independen. 5 Peraturan pemerintah 2. Persaingan sesama perusahaan dalam industri Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Faktor yang mempengaruhi : Jumlah kompetitor Tingkat pertumbuhan industri Karakteristik produk Biaya tetap yang besar Kapasitas Hambatan keluar 3. Ancaman dari produk pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri, bersaing pula dengan produk pengganti. 4. Kekuatan tawar menawar pembeli Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga. Faktor yang mempengaruhi : Pembeli membeli dalam jumlah besar. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan. Banyak pemasok. Barang substitusi lebih murah. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi perusahaan. 5. Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk. 5 Faktor yang mempengaruhi : Jumlah pemasok sedikit. Produk / pelayanan yang ada adalah unik Tidak tersedia produk substitusi. Pemasok mampu menghasilkan produk yang sama dengan perusahaan. Perusahaan membeli dalam jumlah kecil kepada pemasok. 2.1.4.2.7 Aspek Yuridis Berdasarkan Husein (2005, p281) aspek yuridis memaparkan peraturanperaturan yang berkaitan dengan bisnis. a. Pelaksana bisnis Menganalisis siapa pelaksana bisnis. Bentuk badan usaha Bentuk badan usaha pada segi yuridis adalah sebagai berikut : Perusahaan perseorangan, firma, perseroan komanditer (CV), perseroan terbatas, perusahaan Negara, koperasi. Identifikasi pelaksana bisnis o Kewarganegaraan. o Informasi bank. o Keterlibatan pidana atau perdata. o Hubungan keluarga dalam bisnis. b. Peraturan bisnis Analisis mengenai bisnis yang akan dilaksanakan (peraturan dan perundang-undangan), apakah bisnis tersebut dilarang atau tidak. 5 2.1.4.2.8 Aspek Lingkungan Hidup Berdasarkan Husein (2005, p303) analisis lingkungan hidup mengacu kepada AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL diperlukan dalam melakukan studi kelayakan bisnis karena : Undang-undang dan pemerintah menghendaki demikian. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri. 2.1.4.2.9 Perbedaan Perencanaan Bisnis dan Studi Kelayakan Bisnis Secara skematis, perbedaan perencanaan bisnis dan studi kelayakan bisnis dierlihatkan pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis dan Bisnis Plan Sumber : primasatya blog. 2.1.5 Ekspansi Usaha 2.1.5.1 Pengertian Ekspansi Berdasarkan pendapat Keown (2001, p231) ekspansi dimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja, atau modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus-menerus di dalam perusahaan. 2.1.5.2 Keuntungan Ekspansi Keuntungan-keuntungan perusahaan yang mengadakan ekspansi adalah sebagai berikut : 5 1. Adanya produksi yang ekonomis : Perusahaan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk dapat bekerja dengan biaya produksi rata-rata atau harga pokok yang lebih rendah. Penggunaan yang lebih efisien. Adanya stabilitasi dalam produksi dan makin berkurangnya kerugian-kerugian karena menganggurnya aktiva-aktiva tetap. 2. Pembelian dan penjualan yang ekonomis : Kedudukan terhadap mengadakan penjual pembelian lebih dengan kuat, sehingga syarat-syarat dapat yang menguntungkan. Pembelian dalam jumlah besar, memungkinkan pembelian dapat dilakukan langsung dari sumbernya. 3. Manajemen ekonomis Manajemen merupakan faktor yang konstan, sedangkan bagian-bagian pabrik perusahaan yang ditambahkan adalah faktor variabel. Ekspansi disini dimaksudkan untuk mencapai titik efisiensi manajemen yang optimal atau untuk mendapatkan imbangan yang sebaik-baiknya antara manajemen dengan faktor variabel tersebut. 4. Pembelanjaan yang ekonomis Makin besarnya perusahaan memberikan kemungkinan untuk dapat menggunakan modalnya dengan lebih efisien. Apabila perusahaan menuju kepada laba yang maksimal, maka perusahaan akan menambah modalnya sampai laba yang diperoleh dari modal yang diinvetasikan terakhir adalah sama dengan tingkat bunga yang berlaku. 2.2 Kerangka Pemikiran 5 Pemikiran dimulai dengan terciptanya ide untuk mengembangkan bisnis Takoyaki. Bisnis tersebut dikembangkan dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis. Setelah dinyatakan layak maka bisnis tersebut dapat dijalankan. Kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Penulis Seprian Fairnanto 5