BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Persiapan dan Instalasi

advertisement
BAB 4
IMPLEMENTAS I DAN UJI COBA
4.1
Persiapan dan Instalasi Server pada Jaringan
Pada tahap awal pembuatan cluster, dua unit komputer server dengan sistem
operasi Windows Server 2003. Kedua komputer server ini merupakan anggota
cluster.
Gambar 4.1 Penamaan Server 1 dan Server 2
4.1.1
Penambahan Record pada DNS Server
Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu mendaftarkan nama beserta
IP address dari server-server yang ada ke dalam DNS server. DNS Server
yang digunakan adalah DNS Server yang ada pada Binus Center Syahdan
74 75 dengan alamat 10.31.2.254. Pada DNS server ditambahkan dua record Host
(A) sebagai berikut.
1. SERVER1 ---- 10.31.1.241
2. SERVER2 ---- 10.31.1.244
Gambar 4.2 Tampilan DNS Server
4.1.2
Penggabungan Server ke dalam Domain
Pada tahap selanjutnya, memasukkan atau menggabungkan kedua
server yang akan menjadi anggota cluster, yaitu SERVER1 dan SERVER2
ke dalam dom ain andromeda.net yang merupakan nama dom ain yang
digunakan pada Binus Center Syahdan.
76 Gambar 4.3 Proses Join Dom ain
Gambar 4.4 Tampilan Dom ain Controller
77 4.2
Implementasi Virtual Server
Pada tahap ini, mempersiapkan dan menjalankan dua server (web dan proxy)
secara virt ual di dalam masing masing server (SERVER1 dan SERVER2).
4.2.1
Instalasi VirtualBox 4.0.2
Sebelum menjalankan server secara virt ual, harus terlebih dahulu
melakukan instalasi aplikasi Virt ualBox pada SERVER1 dan SERVER2.
Gambar 4.5 Instalasi Virt ualBox 4.0.2
4.2.2
Instalasi Web server dan Proxy server S ecara Virtual
Setelah menjalankan aplikasi Virt ualBox pada SERVER1
dan
SERVER2, dilakukan instalasi Windows Server 2008 (untuk web server)
dan Linux RedHat 9 (untuk proxy server) di dalam aplikasi VirtualBox
pada masing-masing server (SERVER1 dan SERVER2).
Dua sistem operasi dijalankan di dalam aplikasi VirtualBox pada
masing-masing server dengan pengaturan seperti berikut:
78 a. Virtual Machine pada SERVER1
1. Windows Server 2008 (web server)
a. Nama : WEBSERVER1
b. Mem ory : 512 MB
c. Jumlah processor : 1
d. Ukuran Storage : 20 GB
e. Network
- Jumlah Network Interface : 1
- Tipe Network Interface : Bridged
Gambar 4.6 WEBSERVER1 dalam Virt ualBox
2. Linux RedHat 9 (proxy server)
a. Nama : P ROXYSERVER1
b. Mem ory : 384 MB
79 c. Jumlah processor : 1
d. Ukuran Storage : 10 GB
e. Network
- Jumlah Network Interface : 1
- Tipe Network Interface : Bridged
Gambar 4.7 P ROXYSERVER1 dalam Virt ualBox
b. Virtual Machine pada SERVER2
1. Windows Server 2008 (web server)
a. Nama : WEBSERVER2
b. Mem ory : 512 MB
c. Jumlah processor : 1
d. Ukuran Storage : 20 GB
e. Network
80 - Jumlah Network Interface : 1
- Tipe Network Interface : Bridged
Gambar 4.8 WEBSERVER2 dalam Virt ualBox
2. Linux RedHat 9 (proxy server)
a. Nama : P ROXYSERVER2
b. Mem ory : 384 MB
c. Jumlah processor : 1
d. Ukuran Storage : 10 GB
e. Network
- Jumlah Network Interface : 1
- Tipe Network Interface : Bridged
81 Gambar 4.9 P ROXYSERVER2 dalam Virt ualBox
4.3
Implementasi dan Konfigurasi Openfiler sebagai NAS
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan sistem operasi Openfiler
untuk mengkonfigurasikan sebuah PC menjadi sebuah NAS (Network-Attached
Storage). Konfigurasi dilakukan melalui web browser dengan mengakses alamat
https://10.31.1.247:446 pada address bar dimana 10.31.1.247 adalah IP address
yang digunakan pada NAS, sementara 446 adalah port default yang digunakan
untuk mengakses konfigurasi dari Openfiler.
4.3.1
Pembuatan Volume di dalam NAS
Tahap awal dari konfigurasi Openfiler yang dilakukan adalah
menyediakan sebuah volum e di dalam NAS yang dapat diakses oleh server-
82 server yang ada di dalam cluster. Mula-mula menyediakan sebuah volum e
sebesar kurang lebih 80 GB di dalam NAS.
Gambar 4.10 Pem buatan Volum e pada Openfiler
Selanjutnya, volum e yang telah dibuat kemudian di-share agar dapat
dilihat dan dibaca oleh server-server di dalam cluster. Volum e yang telah
dibuat tersebut akan dijadikan sebagi quorum disk bagi server-server yang
menjadi anggota cluster nantinya (SERVER1 dan SERVER2).
83 Gambar 4.11 Shared Volum e pada Openfiler
4.3.2
Pengaturan Layanan iSCS I pada Openfiler
Pada dasarnya layanan iSCSI pada Openfiler belum aktif, untuk it u
terlebih dahulu perlu mengaktifkan layanan iSCSI pada Openfiler.
84 Gambar 4.12 Pengaturan Layanan iSCSI
Berikutnya, melakukan konfigurasi pada bagian iSCSI Target pada
Openfiler. Konfigurasi yang dilakukan yaitu:
1. Penambahan iSCSI Target
Gambar 4.13 Penambahan iSCSI Target
85 2. LUN Mapping
Gambar 4.14 Pengaturan LUN Mapping
4.3.3
Penyediaan Shared Directory pada NAS menggunakan Samba
Di dalam shared storage, disediakan dua buah shared directory yang
dibuat di dalam volum e yang telah dibuat yaitu /dev/data. Dua buah shared
directory ini akan digunakan sebagai direktori penyimpanan bagi web
server dan proxy server, masing-masing menggunakan sebuah shared
directory. Kedua shared directory tersebut dibuat menggunakan aplikasi
Samba dengan nama webstorage dan proxystorage. Berikut adalah
konfigurasi yang dilakukan pada file /etc/samba/sm b.conf pada Openfiler.
[ global ]
workgroup = ANDROMEDA
86 netbios name = OPENFILER
server string = NAS
log file = /var/log/samba/%m.log
security = user
encrypt passwords = yes
smbpasswd file = /etc/samba/sm bpasswd
[ public ]
path = /home/public
public = yes
guest ok = yes
browsable = yes
writable = yes
[ webstorage ]
comment = storage untuk web server
path = /dev/data/webstorage
public = yes
browsable = yes
writable = yes
guest ok = yes
[ proxystorage ]
87 comment = storage untuk proxy server
path = /dev/data/proxystorage
public = yes
browsable = yes
writable = yes
guest ok = yes
4.4
Implementasi dan Konfigurasi Failover Cluster
Pada tahap ini, dibangun sebuah cluster dengan beranggotakan dua komputer
server, yaitu SERVER1 dan SERVER2.
4.4.1
Konfigurasi iSCS I Initiator pada Windows S erver 2003
Langkah awal dari tahap ini adalah melakukan instalasi aplikasi iSCSI
Initiator pada SERVER1 dan SERVER2.
88 Gambar 4.15 Aplikasi iSCSI Initiator
Setelah melakukan instalasi iSCSI Initiator pada kedua server,
selanjutnya dilakukan konfigurasi terhadap aplikasi tersebut. Konfigurasi
ini bertujuan agar setiap server dapat mengakses volum e yang disediakan di
NAS dan dapat digunakan sebagai quorum disk bagi setiap anggota cluster.
Berikut adalah konfigurasi yang dilakukan terhadap iSCSI Initiator.
89 1. Mengarahkan iSCSI Initiator ke NAS
Gambar 4.16 Mengarahkan iSCSI Initiator ke NAS
2. Mengakses ke dalam volum e yang telah dibuat pada NAS
Gambar 4.17 Pengaksesan Volum e pada NAS
90 Setelah selesai melakukan konfigurasi pada iSCSI Initiator, maka pada
setiap server akan muncul sebuah volum e baru, namun volum e tersebut
belum dapat digunakan karena belum aktif (dapat dilihat pada bagian Disk
Management pada SERVER1 dan SERVER2).
Gambar 4.18 Tampilan Disk Management
Sampai tahap ini status dari volum e tersebut masih unknown sehingga
volum e tersebut perlu diaktifkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
91 Gambar 4.19 Tampilan Disk Management dengan Quorum Disk
4.4.2
Implementasi Failover Cluster pada Windows Server 2003
Dalam percobaan ini digunakan layanan Cluster Administrator yang
terdapat pada Windows Server 2003 untuk membangun failover cluster.
Gambar 4.20 Aplikasi Cluster Administrator
92 Mula-m ula dibuat sebuah cluster baru dengan nama BICENCLUST ER
melalui SERVER1.
Gambar 4.21 Pem buatan Cluster (1)
Gambar 4.22 Pem buatan Cluster (2)
93 Gambar 4.23 Pem buatan Cluster (3)
Gambar 4.24 Pem buatan Cluster (4)
94 Gambar 4.25 Pem buatan Cluster (5)
Gambar 4.26 Pem buatan Cluster (6)
95 Gambar 4.27 Pem buatan Cluster (7)
Gambar 4.28 Pem buatan Cluster (8)
Berikutnya, memasukkan/menggabungkan SERVER2 ke dalam cluster
BICENCLUSTER.
96 Gambar 4.29 Penambahan Node (1)
Gambar 4.30 Penambahan Node (2)
97 Gambar 4.31 Penambahan Node (3)
Gambar 4.32 Penambahan Node (4)
98 Gambar 4.33 Penambahan Node (5)
4.4.3
Penerapan Metode Port Forwarding
Pada percobaan ini digunakan aplikasi Net workActiv AUTAPF versi
1.1 unt uk menjalankan metode port forwarding. Berikut adalah konfigurasi
yang dilakukan pada aplikasi tersebut.
1. Konfigurasi port forwarding unt uk SERVER1
Gambar 4.34 Konfigurasi Port Forwarding pada SERVER1
99 2. Konfigurasi port forwarding unt uk SERVER2
Gambar 4.35 Konfigurasi Port Forwarding pada SERVER2
4.5
Instalasi dan Konfigurasi Web Server
Setelah failover diimplementasikan, langkah selanjutnya adalah instalasi dan
konfigurasi web server sesuai kebutuhan perusahaan.
4.5.1
Instalasi IIS (Internet Information Service) 7
Instalasi IIS 7 dilakukan melalui layanan Server Manager yang terdapat
pada sistem operasi Windows Server 2008.
100 Gambar 4.36 Instalasi IIS 7 (1)
Gambar 4.37 Instalasi IIS 7 (2)
101 Gambar 4.38 Instalasi IIS 7 (3)
4.5.2
Konfigurasi Web Server
Pada web server dibuat sebuah site dengan nama ept. Situs inilah yang
digunakan oleh pihak perusahaan unt uk mempublikasikan situsnya.
Gambar 4.39 Konfigurasi IIS 7 (1)
102 Gambar 4.40 Konfigurasi IIS 7 (2)
Gambar 4.41 Konfigurasi IIS 7 (3)
103 4.6
Instalasi dan Konfigurasi Proxy Server
4.6.1
Instalasi S quid
Instalasi Squid dilakukan dengan menggunakan layanan RPM (RedHat
Package Manager). Instalasi untuk aplikasi Squid dilakukan pada kedua
proxy server (P ROXYSERVER1 dan P ROXYSERVER2).
Gambar 4.42 Instalasi Squid
4.6.2
Konfigurasi Proxy Server
Konfigurasi
untuk
proxy
server
dilakukan
pada
/etc/squid/squid.conf. Berikut adalah isi file /etc/squid/squid.conf.
http_port 3128
cache_mem 8 MB
cache_replacement_policy lru
cache_dir ufs /mnt/storage/proxystorage 100 16 256
cache_access_log /var/log/squid/access.log
cache_log /var/log/squid/cache.log
cache_effective_user squid
file
104 acl all src 0.0.0.0/0.0.0.0
acl opt src 10.31.1.0/24
acl ho src 10.31.2.0/24
acl kelas1 src 10.31.3.0/24
acl kelas2 src 10.31.4.0/24
acl sysadmin src 10.31.1.221
acl cs1 src 10.31.1.56
acl cs2 src 10.31.1.60
acl instrukt ur1 src 10.31.3.1-10.31.3.10
acl instrukt ur2 src 10.31.4.1-10.31.4.10
acl webporno dstdomain /fileproxy/pornsites
acl webdownload dstdomain /fileproxy/download
acl socialnet dst domain /fileproxy/social
acl tubeallow dstdomain www.yout ube.com youtube.com
www.filetube.com filet ube.com
acl stringporno url_regex -i /fileproxy/pornurl
acl filevideo url_regex -i /fileproxy/videoext
acl tubedeny url_regex -i t ube
acl 3gp url_regex -i \.3gp$
acl jam1 time M T H W F 09:00-17:00
acl jam2 time M T H W F 09:00-12:00
acl jam3 time M T H W F 13:00-17:00
reply_body_max_size 20000 allow kelas1
reply_body_max_size 20000 allow kelas2
reply_body_max_size 1000000 allow opt
reply_body_max_size 1000000 allow instruktur1
reply_body_max_size 1000000 allow instruktur2
105 http_access deny webporno
http_access allow sysadmin
http_access deny webdownload opt jam1
http_access deny webdownload kelas1
http_access deny webdownload instrukt ur1
http_access deny webdownload instrukt ur2
http_access deny filevideo opt
http_access deny filevideo kelas1
http_access deny filevideo kelas2
http_access allow tubeallow opt
http_access deny tubedeny opt
http_access allow tubeallow instruktur1
http_access allow tubeallow instruktur2
http_access deny tubedeny instruktur1
http_access deny tubedeny instruktur2
http_access deny tubedeny kelas1
http_access deny tubedeny kelas2
http_access deny socialnet cs1 jam2
http_access deny socialnet cs1 jam3
http_access deny socialnet cs2 jam2
http_access deny socialnet cs2 jam3
http_access deny socialnet kelas1
http_access deny socialnet kelas2
http_access deny 3gp ho
http_access allow all
4.6.3
Membuat Program keep_alive.exe
Header-header C++ yang dibutuhkan adalah :
#include <cstdio>
106 #include <cstdlib>
#include <cstring>
cstdio digunakan untuk proses input/output pada program ini, sementara
cstdlib digunakan agar bisa menggunakan fungsi tertentu, dan cstring
digunakan unt uk membentuk string yang akan dijalankan di comm and
prom pt.
Seperti telah
dijelaskan
sebelumnya
bahwa
dalam
skripsi ini
menggunakan ping untuk mendeteksi keadaan server virtual dan kriteria
ping yang sukses adalah yang menampilkan nilai “TTL”. Ping dijalankan
melalui comm and prom pt, dan dalam C++, hal ini perlu memanfaatkan
fungsi system (); agar suat u program bisa menjalankan perintah-perintah
yang ada pada comm and prom pt.
Program dimulai dengan meminta IP address yang akan di ping.
Comm and yang akan digunakan adalah :
Ping <ip_address> -n 3 > output.txt
Gambar 4.43 Tampilan Program keep_alive.exe (1)
Karena IP address akan ditentukan oleh user, maka tidak bisa
menentukan terlebih dahulu string yang akan digunakan. String yang akan
107 digunakan dibentuk oleh tiga bagian, yait u "ping ", IP address dari input
user, serta " -n 3 > output.txt". Ketiga string ini akan digabung kedalam
satu variabel query dengan perintah strcat. Variabel query inilah yang akan
digunakan di comm and prom pt.
printf("Masukkan IP address yang akan di periksa (x.x.x.x) : ");
char kal[50];
scanf("%s",kal);
char query[100] = "ping ";
strcat(query,kal);
strcat(query," -n 3 > output.txt");
system(query);
Gambar 4.44 Tampilan Program keep_alive.exe (2)
Perintah ping dijalankan terus menerus, dan setiap perintah tersebut
dijalankan, tiga kali data dikirimkan. Hasil dari ping disalin ke text file
bernama output.txt. File inilah yang akan dianalisa melalui program yang
telah dibuat.
108 FILE *open;
open=fopen("output.txt","r");
Gambar 4.45 Isi File output.txt
Yang dibutuhkan adalah reply dari ping, sementara dari contoh text file
diatas, terlihat terdapat tiga baris output yang mendahului reply ping.
Baris-baris ini tidak diproses, demikian juga baris-baris yang ada setelah
reply ping.
Setelah mendapatkan baris-baris reply (seperti yang diberi lingkaran
merah pada gambar di atas) dan disimpan dalam variabel, lalu variabel ini
akan diproses menggunakan fungsi untuk mencari apakah ada kata "TTL="
pada variabel tersebut. Fungsi yang dipakai adalah fungsi strstr.
fgets(first,100,open);
char *ptr = strstr(first,"TTL=");
Kriteria yang ditetapkan sebelumnya adalah bila server virtual tidak
merespon ping sebanyak tiga kali secara berturut-turut.
if(ptr!=NULL) {
count=0;
109 continue;
}
else {
count++;
continue;
}
Variabel count menyimpan jumlah ping yang tidak dibalas, dan hanya
direset menjadi nol bila ping berjalan dengan sukses (memiliki TTL). Bila
nilai variabel count sampai bernilai tiga, maka akan dijalankan perintah
untuk men-disable NIC komputer server fisik tersebut.
Perintah command prom pt yang digunakan untuk men-disable interface
adalah :
netshx DISABLE "<interface_name>"
Dan dalam implementasinya di C++ adalah :
system("netshx DISABLE \"Local Area Connection\"");
Siklus proses ini diulang tidak terbatas kecuali dimatikan secara manual
oleh user. Setiap kali interface di-disable, program akan di "pause" untuk
menghentikan eksekusi program, dan bila system adm inistrator sudah siap
untuk mengaktifkan kem bali server itu, system adm inistrator tinggal
menekan tombol apa saja dan program akan melanjutkan eksekusi.
puts("Mematikan interface");
system("netshx DISABLE \"Local Area Connection\"");
system("pause");
110 Karena program ini menyalin output ping ke dalam file output.txt,
sementara skripsi ini membutuhkan pemeriksaan dua server virtual, maka
program harus ditaruh di lokasi direktori yang berbeda dan dijalankan
secara terpisah.
4.7
Uji Coba
Setelah melakukan perancangan serta membangun jaringan failover cluster,
tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba terhadap jaringan yang telah
dibangun. Uji coba dilakukan dengan menggunakan komputer client dengan sistem
operasi Windows 7. Tujuan dari uji coba adalah unt uk membuktikan apakah client
dapat mengirimkan request ke server-server yang berada di dalam cluster dan
mendapatkan layanan yang semestinya dari server-server tersebut. Uji coba
dilakukan dalam beberapa kondisi sebagai berikut.
1. SERVER1 dan SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel)
terhubung dengan jaringan (kondisi 1).
2. SERVER1 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung dengan
jaringan, sementara SERVER2 dalam kondisi mati atau kondisi link (kabel)
tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 2).
3. SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung dengan
jaringan, sementara SERVER1 dalam kondisi mati atau kondisi link (kabel)
tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 3).
111 4.7.1
Uji Coba Program keep_alive.exe
Pada bagian ini, uji coba dilakukan dengan menjalankan program, dan
mengisi IP address target ke server virtual pada masing-masing server
fisik. Pada contoh screen shot, ping dijalankan pada SERVER2
(10.31.1.244) menuju WEBSERVER2 (10.31.1.245). Tidak terlihat pada
gam bar, tiga kali ping telah dijalankan dan semua sukses. Saat dijalankan
yang kelima kali, Local Area Connection pada server virtual di-disable
(menyebabkan ia tidak bisa diakses). Program sukses mendeteksi gagalnya
tiga kali bert urut-turut paket ping (dua kali di ping kelima, dan satu kali di
ping keenam).
Gambar 4.46 Uji Coba Program keep_alive.exe (1)
112 Gambar 4.47 Uji Coba Program keep_alive.exe (2)
4.7.2
Uji Coba Koneksi Client terhadap Jaringan Cluster
Pada bagian ini, uji coba dilakukan dengan cara menjalankan perintah
ping pada sisi client menggunakan komputer client. Pengujian koneksi
dilakukan terhadap alamat 10.31.1.240 (Virtual IP pada Cluster). Pengujian
mengenai koneksi dari client menuju alamat 10.31.1.240 berjalan baik pada
setiap kondisi berikut.
1. SERVER1 dan SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link
(kabel) terhubung dengan jaringan (kondisi 1).
113 Gambar 4.48 Uji Coba Ping dari Client ke Virtual IP (kondisi 1)
2. SERVER1 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung
dengan jaringan, sementara SERVER2 dalam kondisi mati atau
kondisi link (kabel) tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 2).
Gambar 4.49 Uji Coba Ping dari Client ke Virtual IP (kondisi 2)
114 3. SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung
dengan jaringan, sementara SERVER1 dalam kondisi mati atau
kondisi link (kabel) tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 3).
Gambar 4.50 Uji Coba Ping dari Client ke Virtual IP (kondisi 3)
4.7.3
Uji Coba Akses terhadap Web Server
Pengujian pada bagian ini ditujukan untuk mengetahui apakah client
dapat mengakses situs yang telah dipublikasikan oleh web server yait u situs
ujian TOEFL. Hasil uji coba menunjukkan bahwa jaringan yang dibangun
berjalan baik pada setiap kondisi seperti berikut.
1. SERVER1 dan SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link
(kabel) terhubung dengan jaringan (kondisi 1).
115 Gambar 4.51 Uji Coba Pengaksesan Web Server (kondisi 1)
2. SERVER1 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung
dengan jaringan, sementara SERVER2 dalam kondisi mati atau
kondisi link (kabel) tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 2).
116 Gambar 4.52 Uji Coba Pengaksesan Web Server (kondisi 2)
3. SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung
dengan jaringan, sementara SERVER1 dalam kondisi mati atau
kondisi link (kabel) tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 3).
117 Gambar 4.53 Uji Coba Pengaksesan Web Server (kondisi 3)
4.7.4
Uji Coba Akses terhadap Proxy Server
Pengujian pada bagian ini ditujukan unt uk mengetahui apakah aturanaturan yang diterapkan oleh proxy server dapat diberlakukan terhadap
komputer client. Hasil uji coba menunjukkan bahwa jaringan yang
dibangun berjalan baik pada setiap kondisi seperti berikut.
1. SERVER1 dan SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link
(kabel) terhubung dengan jaringan (kondisi 1).
118 Gambar 4.54 Uji Coba Pengaksesan Proxy Server (kondisi 1)
2. SERVER1 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung
dengan jaringan, sementara SERVER2 dalam kondisi mati atau
kondisi link (kabel) tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 2).
119 Gambar 4.55 Uji Coba Pengaksesan Proxy Server (kondisi 2)
3. SERVER2 dalam kondisi hidup dan kondisi link (kabel) terhubung
dengan jaringan, sementara SERVER1 dalam kondisi mati atau
kondisi link (kabel) tidak terhubung dengan jaringan (kondisi 3).
120 Gambar 4.56 Uji Coba Pengaksesan Proxy Server (kondisi 3)
4.8 Evaluasi
Berdasarkan evaluasi setelah uji coba, hasil evaluasi yang didapat adalah sistem
yang dibangun sudah berjalan baik dan dapat memenuhi kebutuhan atas nilai
availability dari server sesuai kebutuhan perusahaan. Untuk menilai performa dari
server, dilakukan evaluasi tiga kali dengan cara mengirimkan paket ping yan g
besarnya 1000 Bytes, 3000 Bytes dan 5000 Bytes ke server-server. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa dari segi jaringan tidak terdapat perbedaan response tim e
yang signifikan antara server dedicated (diinstal pada komputer host) dengan
server yang berjalan secara virt ual di komputer host.
121 Tabel 4.1 Response Tim e dari Server Virtual (ping sebesar 1000 Bytes)
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata‐rata Tujuan Web Server (ms) Proxy Server (ms) 4 4 5 5 6 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 6 6 5 6 6 5 5 6 4 5 4 5 6 5 5 4 4 5 6 5 6 5 5 4 5 6 5 5 4 5 6 5 6 6 4.93 4.90 122 Tabel 4.2 Response Tim e dari Server Virtual (ping sebesar 3000 Bytes)
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata‐rata Tujuan Web Server (ms) Proxy Server (ms) 6 7 6 7 7 7 7 5 5 6 5 6 6 5 6 7 5 6 7 7 7 5 7 5 7 6 7 7 6 7 5 7 7 6 5 7 7 7 6 7 6 7 6 6 6 5 5 7 6 5 6 5 7 5 7 7 7 7 7 7 6.23 6.27 123 Tabel 4.3 Response Tim e dari Server Virtual (ping sebesar 5000 Bytes)
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata‐rata Tujuan Web Server (ms) Proxy Server (ms) 12 11 12 13 12 12 13 12 13 12 13 12 11 11 11 11 13 13 12 11 13 12 12 11 13 12 12 12 11 13 12 13 13 12 12 12 12 11 12 11 12 12 12 13 12 12 11 13 12 12 12 13 11 12 13 12 11 12 13 13 12.10 12.03 124 Tabel 4.4 Response Tim e dari Server Dedicated (ping sebesar 1000 Bytes)
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata‐rata Tujuan Web Server (ms) Proxy Server (ms) 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4.57 4.63 125 Tabel 4.5 Response Tim e dari Server Dedicated (ping sebesar 3000 Bytes)
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata‐rata Tujuan Web Server (ms) Proxy Server (ms) 6 5 6 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 5 5 6 5 5 5 6 6 5 6 5 6 6 5 6 6 5 6 6 5 6 5 6 5 6 5 5 5 5 5 6 6 6 6 5.53 5.47 126 Tabel 4.6 Response Tim e dari Server Dedicated (ping sebesar 5000 Bytes)
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata‐rata Tujuan Web Server (ms) Proxy Server (ms) 12 11 12 11 12 12 11 12 11 12 11 12 11 11 11 11 12 12 11 11 12 12 12 11 12 12 12 12 11 12 11 12 12 12 12 12 12 11 12 11 12 12 12 11 11 12 11 11 12 12 11 12 11 12 12 12 11 11 11 11 11.53 11.60 Namun masih terdapat beberapa kekurangan dari sistem yang dibangun, yaitu
sebagai berikut.
127 1. Menjalankan virtual m achine dapat mempengaruhi performa dari komputer
server (host). Penambahan jumlah guest operating system akan semakin
menurunkan performa komputer host.
Tujuan bagian ini adalah menunjukkan bukti bahwa penggunaan virtual
m achine dapat menurunkan performa komputer host. Hal ini tidak terbatas pada
sistem operasi tertentu saja, melainkan pada sem ua sistem operasi.
Gambar 4.57 Grafik Penggunaan CPU
Grafik diatas menunjukkan perbandingan kinerja prosesor. Kinerja prosesor
dapat dilihat melalui Task Manager. Grafik bewarna biru merupakan kondisi
standar, dimana hanya menjalankan host operating system (Windows Server
2003). Kemudian dijalankan satu virtual m achine dengan guest operating
system -nya Windows Server 2008 (grafik berwarna merah). Pada awalnya
memang lebih rendah kinerja prosesornya, tetapi kemudian terlihat meningkat
secara signifikan dan lebih tinggi diatas kondisi standar. Berikutnya dijalankan
128 tambahan satu virtual m achine lagi dengan guest operating system -nya Linux
RedHat 9 (grafik berwarna hijau). Persentase penggunaan prosesor terlihat
menjadi sangat tinggi dibanding kondisi standar ataupun dengan satu guest
operating system . Dengan semakin tingginya penggunaan prosesor, maka
semakin terasa lambat bila kita ingin melakukan aktifitas di komputer tersebut.
Gambar 4.58 Grafik Penggunaan Mem ory
Grafik ini memperlihatkan penggunaan memori komputer. Percobaan ini juga
dilakukan pada Windows Server 2003. Kondisi standar dengan host operating
system Windows Server 2003 (grafik berwarna biru) menggunakan sekitar 800
MB memori. Kemudian dijalankan sat u virtual m achine dengan guest operating
system Windows Server 2008 (grafik berwarna merah), maka penggunaan
memori meningkat dan berada pada kisaran 1400 MB. Kemudian ditambahkan
satu virtual m achine lagi dengan guest operating system Linux RedHat 9
129 (grafik berwarna hijau), maka penggunaan memori kembali meningkat menjadi
di kisaran 1700 M B.
2. Sistem jaringan yang dibangun belum dapat memecahkan masalah availability
yang disebabkan oleh pemadaman listrik dari PLN.
Catatan lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa sistem ini hanya mendukung
“one level fault tolerance”, yang artinya hanya mengijinkan sat u node saja yang
berada dalam kondisi down (tidak dapat diakses). Ketika lebih dari sat u node
berada dalam kondisi down maka layanan cluster akan terhenti (request dari client
tidak dapat dilayani). Hal ini didasarkan pada algoritma quorum (n/2) + 1 dimana n
merupakan jumlah node yang ada di dalam cluster. Karena node yang digunakan
di dalam cluster adalah sebanyak tiga node (dua server dan satu disk-storage)
maka jumlah node minimal yang menyala (aktif) di dalam cluster adalah sebanyak
(3/2) + 1 = 2 node
Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pada failover cluster yang
dibangun hanya mengijinkan maksimal satu node yang berada dalam kondisi down
agar cluster dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya. Ketika ada dua node yang
berada dalam kondisi down maka cluster akan berhenti bekerja.
Jika menggunakan sembilan node di dalam cluster, dengan ketentuan delapan
server (jumlah maksimum server) dan sat u disk-storage, berdasarkan pada rumus
di atas maka perhitungan fault tolerance maksimal yang bisa didapat adalah
(9/2) + 1 = 5 node
Download