Instrumen Pertanggungjawaban Perusahaan

advertisement
Instrumen Pertanggungjawaban Perusahaan:
Perbandingan antara OECD Guidelines,
ISO26000 & UN Global Compact
Materi ini adalah terjemahan dari buku Martje Theuws and Mariette van Huijstee,
“Corporate Responsibility Instruments: A Comparison of the OECD Guidelines, ISO
26000 & the UN Global Compact”, Centre for Research on Multinational Corporations
(SOMO), 2013.
1
Implementasi dari UN Guiding Principles (UNGP) yang menjadi standar
akuntabilitas/pertanggungjawaban korporasi
OECD Guidelines, ISO 26000 dan UN Global Compact menekankan pentingnya Uji Tuntas
HAM untuk dilakukan oleh perusahaan. Meskipun tidak ada perbedaan dalam
mendefinisikan Uji Tuntas HAM, ketiga inisiatif berbeda dalam ruang lingkup masalah yang
diatur. Pedoman OECD dan ISO 26000 menetapkan bahwa Uji Tuntas harus dilakukan untuk
semua bidang yang tercakup dalam UNGP. Sebaliknya, UN Global Compact hanya meminta
perusahaan untuk melakukan Uji Tuntas di bidang hak asasi manusia.
Pengantar umum terhadap ketiga instrument akuntabilitas
OECD Guidelines
OECD Guidelines untuk Perusahaan Multinasional adalah rekomendasi dari organisasi
OECD bagi perusahaan yang beroperasi di atau dari negara anggota OECD. OECD
Guidelines menyediakan instrumen untuk mengatasi pelanggaran oleh perusahaan melalui
mekanisme pelaporan. OECD Guidelines yang diadopsi oleh pemerintah negara-negera
anggota OECD diambil berdasarkan OECD Investment Declaration. Pemerintah negeranegara ini membuat komitmen untuk melaksanakan OECD Guidelines dengan mendirikan
National Contact Point (NCP).
ISO 26000
ISO 26000 menawarkan panduan bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk pelaksanaan
kebijakan 'tanggung jawab sosial'-nya. Standar ISO 26000 diadopsi pada tahun 2010 sebagai
hasil dari proses negosiasi lima tahun yang melibatkan kelompok kerja internasional dan
komite nasional di lebih dari 90 negara. ISO 26000 diadopsi oleh Badan Standar Nasional di
72 negara yang telah secara resmi mendukung pemberlakuan standar ini. Lima negara termasuk Amerika Serikat dan India – menolak isi dari standar. Meskipun pemerintah
negara-negara dianggap sebagai kelompok pemangku kepentingan, namun standar ini tidak
secara resmi diakui oleh pemerintah negera-negara yang turut melakukan pengembangan ISO
26000. Namun, beberapa pemerintah, seperti Argentina, China dan Indonesia telah
memberikan dukungan eksplisit bagi penerapan ISO 26000.
UN Global Compact
United Nations Global Compact mempromosikan tanggungjawab sosial perusahaan
melalui proses pembelajaran bersama. Peserta Global Compact berkomitmen untuk
melaksanakan, dalam lingkup pengaruh mereka, ke-Sepuluh prinsip Global Compact di
bidang hak asasi manusia, tenaga kerja, lingkungan dan anti-korupsi. Meskipun merupakan
inisiatif PBB, namun UN Global Compact tidak mendapatkan dukungan pemerintah negaranegara anggota PBB, dan dengan demikian ini adalah murni instrumen sukarela.
2
Jangkauan
Dengan lebih dari 7.000 perusahaan dari 145 negara, UN Global Compact adalah inisiatif
tanggungjawab perusahaan sukarela terbesar saat ini. Terdapat partisipasi dan dukungan yang
kuat dari perusahaan-perusahaan yang berasal dari luar negara-negara barat.
Sejak penerapan ISO 26000, standar ini telah diterjemahkan ke dalam standar nasional di
lebih dari 60 negara, dimana sekitar setengahnya adalah negara-negara berkembang. Belum
pernah ada penelitian mengenai distribusi geografis dari standar ini. Namun, negara-negara di
kawasan america latin telah menyatakan keinginan serius untuk menerapkan standar ini.
Dibandingkan dengan UN Global Compact dan ISO 26000, OECD Guidelines memiliki
jangkauan geografis yang terbatas, karena hanya berlaku untuk perusahaan yang beroperasi
di dan dari negara-negara OECD dan negara-negara yang turut dalam OECD Investment
Declaration (total sebanyak 46 negara).
3
Perbandingan aspek umum
Aspek
OECD Guidelines for
Multinational Enterprises
ISO 26000 Guidance on
Social Responsibility
UN Global Compact
Tujuan
Memberikan rekomendasi bagi
pemerintah negera-negara OECD
mengenai perilaku bisnis yang
bertanggung jawab.
Berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan.
Mendorong perusahaan di seluruh
dunia untuk mengadopsi kebijakan
dan praktek-praktek pembangunan
berkelanjutan dan tanggung jawab
sosial.
Tanggal
diadopsi
Revisi terakhir tahun 2011, diadopsi
pertamakali tahun 1976.
1 November 2011.
26 Juli 2000.
ISO 26000 dirancang untuk digunakan
oleh semua jenis organisasi, di sektor
publik, privat maupun organisasi
nirlaba, di seluruh dunia.
Lebih dari 8.000 peserta, termasuk
lebih dari 7.000 bisnis dari 145 negara.
Peserta lainnya adalah: bisnis,
asosiasi, masyarakat sipil, badanbadan PBB, organisasi serikat pekerja,
akademisi, dan organisasi sektor
publik. UN Global Compact ini
terbuka untuk partisipasi oleh semua
perusahaan, di mana pun mereka
berada atau beroperasi selama mereka
menyatakan dukungan mereka
terhadap Sepuluh Prinsip Global
Compact.
Jangkauan Perusahaan multinasional yang
beroperasi di atau dari 34 negara
berlaku
anggota OECD, atau salah satu dari 12
negara-negara non-anggota OECD yang
telah menandatangani Deklarasi
Investasi OECD.
4
Karakter
/Sifat
Merupakan rekomendasi dari
pemerintah yang tidak mengikat untuk
perusahaan multinasional yang
beroperasi di atau dari negara-negara
anggota OECD. Meskipun instrumen ini
tidak mengikat perusahaan, pemerintah
negara-negara anggota OECD terikat
untuk melaksanakannya. Pemerintah
mematuhi pedoman ini melalui
kewajiban untuk mendirikan National
Contact Point (NCP), yaitu untuk
mempromosikan pelaksanaan OECD
Guidelines dan menangani laporan
pelanggaran.
Ini adalah instrument sukarela dalam
menerapkan kebijakan Corporate
Responsibility oleh perusahaan. ISO
26000 berisi panduan untuk
implementasi kebijakan Corporate
Social Responsibility. ISO 26000
tidak mengandung persyaratan dan
tidak dimaksudkan untuk memberikan
sertifikasi (hal ini berbeda dengan
sebagian standar ISO lainnya).
Sukarela. Peserta dari Global Compact
berkomitmen untuk menerapkan
(dalam lingkup pengaruh mereka)
sepuluh prinsip UN Global Compact
di bidang hak asasi manusia,
perburuhan, lingkungan dan antikorupsi. UN Global Compact adalah
murni inisiatif sukarela. Instrumen ini
tidak menghukum atau menegakkan
perilaku atau tindakan perusahaan.
Sebaliknya, ia dirancang untuk
mendorong perubahan dan untuk
mempromosikan good corporate
citizenship dan mendorong solusi
inovatif dan kemitraan.
Dukungan
Multilateral instrument ini disepakati
oleh 46 pemerintah negara OECD dan
yang mengikutinya. Panduan ini diakui
oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari
"instrumen inti dari prinsip-prinsip dan
pedoman yang diakui secara
internasional mengenai CSR".
Didukung oleh multi-stakeholder. ISO adalah
otoritas yang diakui dalam membuat standar
di seluruh dunia. Sebanyak 99 dari 162 Badan
Standar Nasional berpartisipasi dalam
pengembangan ISO 26000. ISO 26000 telah
disetujui oleh 94% dari Badan Standar
Nasional yang memilih. Badan Standar
Nasional dari 5 negara memilih menentang
pedoman ini (Kuba, India, Luxemburg, Turki
dan Amerika Serikat). Sebanyak 11 negara
abstain. ISO 26000 juga didukung oleh
organisasi penghubung yang berpartisipasi
dalam perkembangannya. ISO 26000 diakui
oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari
"instrumen inti dari prinsip-prinsip dan
pedoman yang diakui secara internasional
mengenai CSR".
The UN Global Compact didukung
oleh Majelis Umum PBB dan telah
diakui pula dalam sejumlah kerjsama
antar pemerintah lainnya, termasuk
G8. The UN Global Compact diakui
oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari
"instrumen inti dari prinsip-prinsip dan
pedoman yang diakui secara
internasional mengenai CSR".
5
Pedoman OECD untuk MNEs diadopsi
Proses
Penyusunan pada tahun 1976 dan direvisi pada tahun
1979, 1982, 1984, 1991, 2000 dan 2011.
Pedoman tersebut dikembangkan dan
dirancang oleh pemerintah negaranegara OECD dan negara-negara yang
mengikuti. Untuk pembaharuan tahun
2011, pemerintah negara OECD
melakukan konsultasi dengan berbagai
pemangku kepentingan.
Melalui proses multi-pihak (20052010) yang melibatkan para pemangku
kepentingan dari negara berkembang
dan negara maju. ISO 26000
dikembangkan selama proses diskusi
multi-pihak selama lima tahun oleh
sebuah kelompok kerja dari 435 ahli
dari lebih dari 90 negara. Enam
kelompok stakeholder berikut ini
terwakili dalam kelompok kerja: (1)
industri, (2) pemerintah, (3) tenaga
kerja, (4) konsumen, (5) organisasi
non-pemerintah dan (6) layanan,
dukungan, penelitian dan lain-lain
(SSRO). ISO 26000 Guidance on
Social Responsibility diluncurkan
pada November 2010.
The Global Compact diluncurkan pada
tahun 2000 oleh mantan Sekretaris
Jenderal PBB Kofi Annan. Sepuluh
prinsip yang berasal dari konsensus
universal diambil dari: Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia;
Deklarasi ILO tentang Prinsip dan Hak
Fundamental di Tempat Kerja; dan
Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan
Pembangunan.
Mekanisme Kewajiban formal yang diberikan oleh
Monitoring OECD Guidelines bagi pemerintah
negara-negara yang mengadopsi adalah
mendirikan National Contact Point
(NCP). Tanggung jawab utama NCP
adalah untuk memastikan tindak lanjut
dari OECD Guidelines. NCP
bertanggung jawab untuk mendorong
kepatuhan terhadap OECD Guidelines
dalam konteks nasional dan untuk
memastikan bahwa OECD Guidelines
dikenal dan dipahami oleh komunitas
bisnis dan pihak lain yang
berkepentingan.
Tidak ada verifikasi atau mekanisme
penegakan hukum. ISO 26000 adalah standar
pedoman murni sukarela untuk menerapkan
Tanggungjawab Sosial. Setelah penerapan
ISO 26000, masa kerja Kelompok Kerja
Internasional berakhir, diganti dengan badan
yang disebut Post Publication Organization
(PPO). Di antara tugas-tugas dari PPO adalah:
- Mengumpulkan informasi dan
mengidentifikasi praktek-praktek yang baik
dan buruk dalam menggunakan ISO 26000,
dan melaporkan kepada ISO/CS.
- Memberikan saran kepada ISO/CS atas
permintaan interpretasi ISO 26000 dari Badan
Standarisasi Nasional.
Tidak ada monitoring atau penegakan
independen. Satu-satunya kewajiban bagi
perusahaan yang berpartisipasi adalah bahwa
mereka harus mengeluarkan Komunikasi
Kemajuan Tahunan (COP). COP tersebut
harus menggambarkan kemajuan yang dibuat
dalam menerapkan sepuluh prinsip-prinsip
UNGC. Namun isi laporan ini tidak akan
diperiksa. Kegagalan untuk membuat COP
akan mengakibatkan penurunan status peserta
dari aktif menjadi non-communicating.
Peserta yang tidak membuat laporan kemajuan
selama dua tahun berturut-turut akan
dikeluarkan dari daftar dan Global Compact
mengumumkan nama perusahaan yang
dikeluarkan.
6
Mekanisme OECD Guidelines untuk MNEs disertai
Komplain dengan mekanisme penyelesaian
sengketa untuk menyelesaikan
komplain tentang dugaan pelanggaran
perusahaan. Salah satu kewajiban NCP
adalah menggunakan 'Specific
Instances', yang digunakan untuk
memprose keluhan.
ISO 26000 tidak menyediakan
mekanisme untuk mengajukan
komplain mengenai dugaan
pelanggaran sosial atau lingkungan
oleh perusahaan, dan non-kepatuhan
dengan standar ISO 26000.
ISO 26000 hanya dapat menangani
komplain mengenai penyalahgunaan
standar, yang berarti bahwa komplain
Proses pengaduan ini dimaksudkan
untuk menyelesaikan masalah terkait hanya dapat diajukan mengenai cara
dugaan pelanggaran OECD Guidelines perusahaan berkomunikasi mengenai
penerapan ISO 26000. Misalnya, ISO
melalui mediasi dan memfasilitasi
26000 merupakan instrumen petunjuk
dialog antara pihak-pihak. Dalam
dan bukan untuk sertifikasi.
kesimpulannya, NCP akan
mengeluarkan pernyataan yang terbuka
Setiap perusahaan yang mengklaim
untuk publik.
bersertifikat ISO 26000 berarti
Jika mediasi gagal, pernyataan NCP itu menyalahgunakan ISO 26000.
Sebelum mengajukan komplain,
harus berisi masalah, proses dan
pelapor diharapkan untuk terlebih
rekomendasi kepada para pihak dan
dapat mencakup penilaian atas dugaan dahulu berdialog dengan perusahaan
yang bersangkutan.
pelanggaran.
NCP dapat menangani komplain
mengenai pelanggaran yang terjadi di
negaranya atau pelanggaran oleh
perusahaan di luar negeri.
The Global Compact memiliki
perangkat yang disebut dengan
Integrity Measures (IM). Termasuk di
dalam IM adalah prosedur untuk
memulai dialog sekitar "tuduhan
pelanggaran sistematis atau
menyeluruh dari tujuan umum UN
Global Compact dan prinsipprinsipnya".
Prosedur ini bertujuan untuk
mendapatkan respon dari perusahaan
yang bertujuan untuk mencapai
perbaikan oleh perusahaan dan
bukannya proses pengaduan yang
lengkap.
Jika perusahaan yang bersangkutan
menolak untuk terlibat dalam dialog
mengenai masalah ini dalam waktu
dua bulan setelah pertama kali
dihubungi oleh Perwakilan Global
Compact, maka perusahaan dapat
dikatagorikan sebagai
'noncommunicating' .
Status non-communicating ini akan ditulis di
website Global Compact . Jika status noncommunicating ini dianggap merugikan
reputasi dan integritas Global Compact, maka
Global Compact berhak untuk menghapus
perusahaan itu dari daftar peserta .
7
The Global Compact menekankan
bahwa fokus dari tindakan Integrity
Measures tidak dimaksudkan untuk
menyelesaikan kasus dugaan
pelanggaran sosial atau lingkungan
oleh perusahaan .
Aksesabilitas Bebas biaya di unduh melalui OECD Harga ISO 26000: 2010 – Guidance
website: http://mneguidelines.oecd.org/ on Social Responsibility adalah
sebesar 162 Euro.
Sepuluh prinsip United Nations Global
Compact tercantum di website Global
Compact:
http://www.unglobalcompact.org/.
Jaringan Global Compact lokal
beroperasi di 101 negara. Peran
jaringan lokal adalah untuk
memajukan pelaksanaan sepuluh
prinsip oleh perusahaan dan untuk
mengatur kegiatan pembelajaran.
8
Kelebihan dan kelemahan
OECD Guidelines didukung oleh 46 pemerintah anggota OECD. Dukungan pemerintah ini
memberikan sebuah landasan yang otoritatif terhadap pelaksanaan OECD Guidelines. Sampai
saat ini, OECD Guidelines adalah satu-satunya instrumen akuntabilitas perusahaan–yang
memiliki mekanisme pengaduan untuk menangani dugaan pelanggaran–yang didukung oleh
pemerintah. Namun, jangkauan OECD Guidelines terbatas karena hanya berlaku untuk
perusahaan yang beroperasi di atau dari salah satu dari 46 negara-negara OECD. Selain itu,
beberapa klausa memiliki bahasa yang lemah, termasuk banyak menggunakan kata “where
appropriate” dan bahasa yang kurang kuat dibandingkan rumusan dalam UN Global
Compact dan ISO 26000 (misalnya paragraf tentang pekerja anak ). Mekanisme “Specific
Instance” memberikan kesempatan bagi organisasi masyarakat sipil untuk menyampaikan
komplain mengenai dugaan pelanggaran terhadap OECD Guidelines. Namun, efektivitas
instrumen dalam memastikan hasil positif agak terbatas. Selama ini, kemampuan NCP dalam
penanganan komplain menunjukkan hasil yang beragam.
Standar ISO 26000 merupakan pedoman yang dikembangkan dalam proses penyusunan
multipihak yang unik. ISO 26000 adalah satu-satunya standar tanggung jawab sosial
perusahaan multi-pihak yang disusuan dengan memperhatikan masukan-masukan yang kuat
dari negara-negara berkembang, dan NGOs di negara-negara tersebut . ISO 26000 memiliki
jangkauan yang berpotensi besar untuk bisnis dan organisasi lain di seluruh dunia. Penelitian
awal menunjukkan bahwa ISO 26000 sangat menarik bagi perusahaan di negara-negara
berkembang. ISO 26000 tidak mengandung persyaratan dan tidak dimaksudkan untuk
sertifikasi. Namun, tanpa adanya mekanisme verifikasi dan mekanisme penegakannya, akan
sulit untuk menilai dampak yang dihasilkan dari penerapan ISO 26000.
Saat ini, UN Global Compact merupakan inisiatif tanggung jawab perusahaan yang paling
populer di kalangan bisnis, dengan lebih dari 7.000 peserta perusahaan, dimana basis
keanggotaan terbesarnya berada di negara-negara berkembang. Mekanismenya yang
sederhana dan perusahaan diberikan kesempatan untuk secara terbuka berkomitmen
menerapkan Sepuluh Prinsip UN Global Compact merupakan faktor pendukung utama.
Namun, UN Global Compact juga memeliki kelemahan, yaitu tidak adanya mekanisme
penyaringan bagi keanggotaan baru, dan tidak adanya mekanisme penegakan hukum untuk
menjamin bahwa peserta perusahaan telah mematuhi Sepuluh Prinsip UN Global Compact.
Terdapat kemungkinan risiko bahwa perusahaan menggunakan keanggotaannya dalam UN
Global Compact semata-mata sebagai sarana untuk meningkatkan citra perusahaan, dan tidak
secara nyata mengadakan perbaikan perilaku terhadap isu-isu kepentingan sosial dan
perlindungan lingkungan.
Bagaimana Organisasi Masyarakat Sipil dapat menggunakan instrumen-instrumen ini?
OECD Guidelines: Mediasi
OECD Guidelines dan prosedur pengaduannya memberikan kesempatan bagi organisasi
masyarakat sipil dan serikat buruh untuk memperbaiki kesalahan perusahaan dan mencari
penyelesaian konflik bagi pihak yang terkena dampak. Meskipun OECD Guidelines tidak
mengikat perusahaan, namun pemerintah secara hukum terikat untuk melaksanakannya dan
memiliki kewajiban untuk mendirikan National Contact Point (NCP) untuk menangani
pengaduan. Tujuan dari prosedur pengaduan adalah untuk menyelesaikan dugaan
pelanggaran OECD Guidelines melalui mediasi, atau dengan kata lain memfasilitasi dialog
9
antara para pihak. Prosedur pengaduan yang didukung oleh pemerintah ini merupakan
karakteristik unik dari OECD Guidelines. Perlu dicatat bahwa organisasi masyarakat sipil dan
serikat pekerja telah memiliki beberapa pengalaman berkaitan dengan bagaimana NCP
menangani keluhan. Proses mediasi mungkin akan panjang dan hasil yang positif tidak dapat
dijamin. OECD Watch, jaringan internasional dari organisasi masyarakat sipil,
mengidentifikasi dan mengawasi kasus-kasus yang diajukan oleh organisasi masyarakat sipil
kepada NCP diseluruh dunia. Selain itu, jaringan ini telah menerbitkan panduan yang
mencakup panduan mengenai langkah-langkah dalam mengajukan komplain. Organisasi
masyarakat sipil yang sedang mempertimbangkan untuk mengajukan komplain pada NCP
disarankan untuk melihat bahan-bahan yang disediakan oleh OECD Watch melalui
www.oecdwatch.org
UN Global Compact: mengatasi klaim yang tidak benar dan memulai dialog
Karena mekanisme akuntabilitas Global Compact yang lemah, saat ini ada banyak peserta
korporasi yang melanggar salah satu atau beberapa prinsip dari Sepuluh Prinsip UN Global
Compact. Jika sebuah organisasi masyarakat sipil bermaksud menangani dugaan pelanggaran
tertentu oleh korporasi, disarankan memeriksa daftar peserta UN Global Compact di
www.unglobalcompact.org/participants/search untuk melihat apakah perusahaan yang
bersangkutan adalah anggota UN Global Compact. Jika perusahaan adalah anggota dari UN
Global Compact, maka dapat dugaan dapat ditujukan terhadap perusahaan atas kegagalannya
untuk memenuhi komitmen publik. Selain itu, mengirimkan pengaduan/komplain kepada UN
Global Compact melalui proses Integrity Measures dapat juga dilakukan. Proses Integrity
Measures meliputi prosedur untuk memulai dialog atas pelanggaran serius terhadap tujuan
keseluruhan UN Global Compact dan prinsip-prinsipnya. Tujuan dari prosedur ini adalah
untuk mempromosikan dialog antara pengadu dengan perusahaan yang bersangkutan. Pada
akhirnya, perusahaan dapat dihapuskan dari daftar peserta UN Global Compact, namun hal
ini sangat jarang terjadi. Mengajukan keluhan kepada UN Global Compact dapat berguna
untuk mendapatkan respon dari perusahaan yang bersangkutan dan untuk terlibat dalam
dialog dengan perusahaan. Kedua, hal ini akan memberikan masukan kepada UN Global
Compact, bahwa tanpa pengawasan dan mekanisme penegakan mekanisme yang memadai,
inisiatif ini gagal untuk mengatur perilaku perusahaan. Contoh-contoh pengaduan yang
dikirim kepada UN Global Compact di bawah Integrity Measures dapat ditemukan pada blog
berikut ini: www.globalcompactcritics.org
ISO 26000: mengatasi klaim yang tidak benar dan menilai kebijakan tanggung jawab
perusahaan
ISO 26000 menawarkan panduan rinci tentang berbagai tanggung jawab perusahaan dan
aspek akuntabilitas perusahaan. ISO 26000 menyediakan kerangka acuan bagi organisasi
masyarakat sipil untuk menilai kebijakan dan prosedur perusahaan. Mengingat fakta bahwa
ISO 26000 memberikan pedoman bagi semua organisasi, organisasi masyarakat sipil juga
dapat menggunakan instrumen untuk mengembangkan kebijakan akuntabilitas mereka sendiri
dan mempraktekkannya. Selain itu, penyalahgunaan terhadap ISO 26000 dapat diselesaikan.
Meskipun ISO 26000 memberikan panduan, namun instrument ini tidak mengandung
persyaratan, dan tidak memiliki mekanisme pengaduan terhadap pelanggaran ISO 26000.
Namun , dimungkinkan untuk mengajukan complain mengenai penyalahgunaan ISO 26000.
ISO 26000 secara eksplisit menyatakan bahwa instrument ini tidak dimaksudkan untuk
sertifikasi. Setiap klaim dari perusahaan bahwa telah mendapatkan sertifikat ISO 26000
10
merupakan penyalahgunaan ISO 26000. Beberapa kasus penyalahgunaan telah dilaporkan.
Laporan penyalahgunaan ISO 26000 dapat ditemukan melalui
http://www.iso.org/iso/home/standards/certification/complaints.htm
11
Download