Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 81 Bab 6 RUANG HASIL KALI DALAM Ruang hasil kali dalam merupakan ruang vektor yang dilengkapi dengan operasi hasil kali dalam. Seperti halnya ruang vektor, ruang hasilkali dalam bermanfaat dalam beberapa metode optimasi, seperti metode least square dalam peminimuman error dalam berbagai bidang rekayasa. 5.1 HASIL KALI DALAM Misalnya V adalah suatu ruang vektor, dan u , v ∈ V maka notasi < , > dinamakan hasil kali dalam jika memenuhi keempat aksioma sebagai berikut: (i) < u , v > = < v , u > (Simetris) (ii) < u + v , w > = < u , w > + < v , w > (Aditivitas) (iii) untuk suatu k∈R, berlaku (Homogenitas) < k u , v > = < u, k v > = k < u, v > (iv) < u , u > ≥ 0 , untuk setiap u dan < u, u > = 0 ⇔ u = 0 (Positifitas) Ruang vektor yang dilengkapi dengan hasil kali dalam dinamakan ruang hasilkali dalam (RHD). Jika V merupakan suatu ruang hasil kali dalam, maka norm (panjang) sebuah vektor u u dinyatakan oleh yang didefinisikan oleh : u = < u, u > 1 2 ≥0 Contoh 6.1 : Ruang Hasil Kali Dalam Euclides ( R n ) Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 82 Misalkan, u , v ∈ Rn maka < u , v >= u1v1 + u 2 v 2 + ... + u n v n maka u = < u, u > 1 2 ≥0 = (u12 + u22 + …..+un2) 1/2 Contoh 6.2 : Misalnya W ⊆ R3 yang dilengkapi dengan operasi hasil kali berbentuk : < u , v > = 2u1v1 + u2v2 + 3u3v3, ∀ u , v ∈ W Buktikan bahwa W adalah ruang hasilkali dalam ( RHD). Jawab : Misalnya u , v , w ∈ W (i) < u , v > = 2u1v1 + u2v2 + 3u3v3 = 2 v1u1 + v2 u2+ 3 v3u3 = < v ,u > (terbukti simetris) (ii) < u + v , w > = < (u1+v1 , u2+v2, u3+v3), (w1 , w2 , w3)> = 2(u1+ v1)w1 + (u2+v2) w2 + 3(u3+v3) w3 = 2u1w1 + 2v1w1 + u2w2 + v2w2 + 3u3 w3 + 3v3w3 = 2u1w1+u2 w2 + 3u3w3+ 2v1w1 + v2w2 + 3v3w3 = < u , w > + < v , w > (terbukti aditivitas) (iii) untuk suatu k∈R, < k u , v > = <(ku1, ku2, ku3), (v1, v2, v3)> = 2ku1v1 + ku2v2 + 3ku3v3 = k.2u1v1 + ku2v2 + k.3u3v3 = k < u, v > < k u , v > = <(ku1, ku2, ku3), (v1, v2, v3)> = 2ku1v1 + ku2v2 + 3ku3v3 = 2u1kv1 + u2kv2 + 3u3kv3 = < u, k v > (terbukti homogenitas) (iv) < u, u > = 2u12 + u22 + 3u32 Aljabar Linear Elementer – Adiwijaya 83 Jelas bahwa < u , u > ≥ 0, untuk setiap u , dan < u , u > = ⎯0 ⇔ u = ⎯0 terbukti memenuhi sifat positifitas. Contoh 6.3: Tunjukan bahwa < u , v > = u1v1 + 2u2v2 – 3u3v3 merupakan hasil kali dalam Jawab : bukan Misalkan u = (u1, u2, u3) ∈ W Perhatikan < u , u > = u12 + 2u22 – 3u32 Jelas bahwa saat : 3u32 > u12 + 2u22 maka < u , u > < 0 Ini menunjukan tidak memenuhi sifat positifitas Jadi < u , v > = u1v1 + 2u2v2 – 3u3v3 bukan merupakan hasil kali dalam. Contoh 6.4 : Diketahui < u , v > = ad + cf dimana u = (a, b, c) dan v = (d, e, f), Apakah < u , v > merupakan hasil kali dalam? Jawab : 1. Sifat Simetris <u ,v > = ad + cf = da + fc =< v , u >………………………….(terpenuhi) 2. Sifat Aditivitas Misalkan w = ( g, h, i ) < u + v , w > = <( a + d, b + e, c + f ), ( g, h, i )> = ( a + d )g + ( c + f )i = (ag + ci ) + (dg + fi ) = < u , w > + < w , v > …….….(terpenuhi) Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 84 3. Sifat Homogenitas <k u , v > = ( kad + kcf) = k (ad + cf) = k < u , v >…………..………………(terpenuhi) 4. Sifat Positivitas < u, u > = ( a2 + c2) ≥ 0 Tetapi ada u ≠ 0 sedemikian hingga < u , u > = 0 Karena saat u = ( 0, 2, 0 ) diperoleh < u , u > = 0. Aksioma terakhir tidak terpenuhi. Jadi < u , v > = ad + cf bukan merupakan hasil kali dalam. 5.2 HIMPUNAN ORTONORMAL DAN PROSES GRAMM- SCHMIDT Sebuah himpunan vektor pada ruang hasil kali dalam dinamakan himpunan ortogonal jika semua pasangan vector yang berbeda dalam himpunan tersebut adalah orthogonal (saling tegak lurus). Sebuah himpunan orthogonal yang setiap vektornya memiliki panjang (normnya) satu dinamakan himpunan ortonormal. Agar lebih memudahkan dalam pemahaman, misalkan T = {c1 , c 2 ,..., c n } pada suatu RHD. 1. T dikatakan himpunan vektor ortogonal jika : Semua vektor didalam T yaitu < c i , c j > = 0 Untuk setiap i ≠ j , i, j = 1,2,3,…n 2. T dikatakan himpunan ortonormal jika : T merupakan himpunan ortogonal dan untuk setiap c i ∈ T, maka ci = 1 (setiap vektor di T merupakan vektor satuan) Contoh 6.5 : ⎧ 1 1. A = ⎨ ⎛⎜ ⎞⎟ ⎜ ⎟ ⎩ ⎝ 0 ⎠, ⎛ -1 ⎞ ⎫ ⎜⎜ ⎟⎟ ⎬ ⎝ 0 ⎠⎭ Pada RHD Euclides, A bukan himpunan ortogonal. Aljabar Linear Elementer – Adiwijaya 85 ⎧⎛ 1 ⎞ ⎛ 0 ⎞ ⎫ 2. B = ⎪⎨ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎟ ⎬ ⎜ ⎟ ⎜ ⎪⎩ ⎝ 0 ⎠ , ⎝ - 1 ⎠ ⎭ Pada RHD Euclides, B merupakan himpunan ortonormal. Misal S = { d1 , d 2 , K d n } merupakan basis bagi suatu RHD V dan merupakan himpunan ortonormal, maka S dinamakan Basis Ortonormal. Jika S = {v1 , v 2 ,..., v n } adalah basis ortonormal untuk ruang hasil kali dalam V, dan u adalah sembarang vektor di ruang vektor V, maka : (6.1) u = k1v1 + k 2 v 2 + ... + k n v n Perhatikan bahwa, untuk suatu i ∈ 1, 2, … n, maka berlaku : < u , vi > = < k1v1 + k 2 v2 + ... + k n v n , vi > Dengan menggunakan sifat aditifitas dan homogenitas hasilkali dalam maka < u , vi >= k1 < v1 , vi > +k 2 < v2 , vi > +... + ki < vi , vi > +...k n < vn , vi > Karena S merupakan himpunan ortonormal, yaitu < vi , vi > = 1 untuk setiap i dan < vi , v j >= 0 untuk setiap i ≠ j Jadi, untuk setiap i berlaku < u , vi >= k i Sehingga kombinasi linear (6.1) dapat ditulis dalam bentuk : u =< u , v1 > v1 + < u , v 2 > v 2 + ...+ < u , v n > v n Contoh 6.6 : Tentukan kombinasi linear vektor ⎛1⎞ a = ⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ 2⎠ pada RHD Euclides berupa bidang yang dibangun oleh Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 86 ⎛ 1 ⎞ ⎜ 2⎟ u =⎜ ⎟ ⎜ 1 ⎟ 2⎠ ⎝ ⎛ 1 ⎞ 2 ⎟ ⎟ ⎜− 1 ⎟ 2 ⎝ ⎠ dan v = ⎜⎜ Jawab : Terlihat bahwa vektor pembangun bidang merupakan basis ortonormal bagi bidang tersebut, sehingga kombinasi linear dapat ditulis menjadi : a =< a , u > u + < a , v > v ⎛1⎞ a = ⎜⎜ ⎟⎟ = ⎝ 2⎠ a= 1 2 u ⎛1⎞ ⎛ 1 ⎞ ⎛1⎞ ⎛ 1 2 ⎞ ⎜⎜ ⎟⎟, ⎜⎜ 1 ⎟⎟ u + ⎜⎜ ⎟⎟, ⎜⎜ 1 2 ⎟⎟ v ⎝ 2⎠ ⎝ − 2 ⎠ ⎝ 2⎠ ⎝ 2 ⎠ + (− 1 2 ) v Misal S = { c1 , c 2 , K c n } merupakan basis bagi suatu RHD V dan bukan merupakan himpunan Ortonormal, maka S dapat ditransformasi menjadi Basis Ortonormal dengan suatu proses yang dinamakan proses Gramm-Schmidt. Misal B = {w1 , w2 , ... , wn } merupakan basis ortonormal hasil proses Gramm-Schmidt dari basis S. 1. Misalkan w1 merupakan perubahan dari vektor c1 maka c w1 = 1 , dimana w1 = 1 . c1 2. Misal w2 adalah hasil perubahan dari c2 . Agar dapat memahami lebih jauh, berikut adalah ilustrasi pembentukan vektor w2 Vektor c2 diproyeksikan pada pada vektor w1 , terlihat pada gambar bahwa hasil proyeksi berupa vektor p1 . Selanjutnya ambil komponen c2 yang tegak lurus terhadap w1 , yaitu w2 , q1 . Sehingga diperoleh yaitu vektor yang searah dengan q1 dan normnya sama dengan satu. Aljabar Linear Elementer – Adiwijaya 87 Berikut ini adalah ilustrasi perhitungan nilai vektor yang ada pada gambar diatas : q1 c2 w2 w1 p1 Gambar 6.1 Ilustrasi gram Schmidt di Bidang p1 merupakan proyeksi vektor c2 terhadap w1 (vektor ortonormal), sehingga : < c2 , w1 > w1 p1 = proy w1 c 2 = =< c 2 , w1 > w1 w1 q1 merupakan komponen c2 yang tegak lurus terhadap w1 maka q1 = c 2 − p1 Karena Akhirnya diperoleh vektor w2 , yaitu : w2 = q1 q1 atau w2 = c 2 − < c 2 , w1 > w1 c 2 , < c 2 , w1 > w 2 Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 88 3. Misalkan w3 adalah hasil perubahan dari c3 . Agar dapat memahami lebih jauh, berikut adalah ilustrasi pembentukan vektor w3 adalah sebagai berikut : c3 q2 w3 w1 w2 p2 W Gambar 6.1 Ilustrasi gram Schmidt di Ruang Vektor c3 diproyeksikan pada pada bidang W = span( w1 , w2 ), artinya W dibangun oleh dua vektor yang ortonormal. Terlihat pada gambar bahwa hasil proyeksi berupa vektor p 2 . Ambil komponen c3 yang tegak lurus terhadap bidang W, yaitu q 2 . Selanjutnya diperoleh w3 , yaitu vektor yang searah dengan q 2 dan normnya sama dengan satu. Berikut ini adalah ilustrasi perhitungan nilai vektor yang ada pada gambar diatas : p 2 merupakan proyeksi vektor c3 terhadap bidang W yang dibangun oleh dua vektor ortonormal w1 dan w2 , sehingga : p 2 = proyW c3 =< c3 , w1 > w1 + < c3 , w2 > w2 Karena q 2 merupakan komponen c3 yang tegak lurus terhadap W maka Aljabar Linear Elementer – Adiwijaya 89 q 2 = c3 − p 2 Akhirnya diperoleh vektor w3 , yaitu q w3 = 2 q2 atau c − < c3 , w1 > w1 + < c3 , w2 > w2 w3 = 3 c3 − < c3 , w1 > w1 + < c3 , w2 > w2 Secara umum, proses Gramm Schmidt untuk mentransformasi basis S = { c1 , c 2 , K c n } pada suatu RHD V menjadi basis ortonormal B = {w1 , w2 , ... , wn }. wi = ci − < ci , w1 > w1 + ...+ < ci , wi −1 > wi −1 , ci − < ci , w1 > w1 + ...+ < ci , wi −1 > wi −1 untuk setiap i = 1, 2, 3, … n. Contoh 6.7 : Diketahui R3 merupakan ruang vektor dengan hasil kali dalam Euclides. Misalkan ⎧ ⎛1⎞ ⎛ 0⎞ ⎛ 0 ⎞⎫ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎪ ⎪ B = ⎨u1 = ⎜1⎟, u 2 = ⎜ 1 ⎟, u 3 = ⎜ 0 ⎟⎬ ⎜1⎟ ⎜1⎟ ⎜ 1 ⎟⎪ ⎪ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎭ ⎩ merupakan basis pada ruang vektor tersebut. Dengan proses Gram Schmidt transformasikan basis tersebut menjadi basis Ortonormal! Jawab : Langkah 1. Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 90 v1 = u1 u1 ⎛ ⎜ ⎜ ( 1, 1, 1) ⎜ = =⎜ 3 ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ 1 ⎞ ⎟ 3⎟ 1 ⎟ ⎟ 3⎟ 1 ⎟ ⎟ 3⎠ Langkah 2. v2 = u 2 − proyv1 u 2 u 2 − proyv1 u 2 Sementara itu, u2 − proyv1 u 2 = u 2 − u 2 , v1 v1 2 ⎛ 1 1 1 ⎞ ⎜⎜ ⎟⎟ , , 3⎝ 3 3 3⎠ ⎛ 2 1 1⎞ = ⎜− , , ⎟ ⎝ 3 3 3⎠ = (0, 1, 1) − Karena itu, u 2 − proy v1 u 2 = 4 9 + 19 + 19 = 6 3 sehingga : ⎛ ⎜− ⎜ ⎜ v2 = ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ 2 ⎞ ⎟ 6⎟ 1 ⎟ ⎟ 6 ⎟ 1 ⎟ ⎟ 6 ⎠ Langkah 3. v3 = u3 − proy W u3 , u3 − proy W u3 dimana W merupakan bidang yang dibangun oleh v1 dan v2 . Aljabar Linear Elementer – Adiwijaya 91 u3 − proy W u3 = u3 − u3 , v1 v1 − u3 , v2 v2 1 ⎛ 1 1 1 ⎞ 1 ⎛ 2 1 1 ⎞ ⎜⎜ ⎟⎟ − ⎜⎜ − ⎟⎟ = (0, 0,1) − , , , , 3⎝ 3 3 3⎠ 6⎝ 6 6 6⎠ 1 1⎞ ⎛ = ⎜ 0, − , ⎟ 2 2⎠ ⎝ sehingga : ⎛ 0 ⎞ ⎜ ⎟ v3 = ⎜ − 12 ⎟ ⎜⎜ 1 ⎟⎟ ⎝ 2 ⎠ Dengan demikian, ⎧⎛ ⎪⎜ {v1, v2 , v3} = ⎨⎜ ⎪⎜⎜ ⎩⎝ 1 3 1 3 1 3 ⎞ ⎛ − 2 ⎞ ⎛ 0 ⎞⎫ ⎟ ⎜ 6⎟ ⎜ ⎟⎪ ⎟, ⎜ 16 ⎟, ⎜ − 12 ⎟⎬ ⎟⎟ ⎜⎜ 1 ⎟⎟ ⎜⎜ 1 ⎟⎟⎪ ⎠ ⎝ 6 ⎠ ⎝ 2 ⎠⎭ merupakan basis ortonormal untuk ruang vektor R3 dengan hasil kali dalam Euclides. Contoh 6.8 : ⎧⎛ 1 ⎞ ⎛ 0 ⎞⎫ Diketahui bidang yang dibangun oleh ⎪⎜ 0 ⎟, ⎜ 1 ⎟⎪ merupakan ⎨⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎬ ⎪⎜ 1 ⎟ ⎜ 1 ⎟⎪ ⎩⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎭ subruang dari RHD Euclides R 3 . Tentukan proyeksi ⎛1⎞ orthogonal dari vektor u = ⎜⎜1⎟⎟ pada bidang tersebut. ⎜1⎟ ⎝ ⎠ Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 92 Jawab : ⎛ 0⎞ ⎛1⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ Diketahui v1 = ⎜ 0 ⎟ , v 2 = ⎜ 1 ⎟ ⎜1⎟ ⎜1⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ membangun subruang pada RHD tersebut. Jelas bahwa {v1 , v 2 } merupakan basis bagi subruang pada RHD tersebut, karena v1 dan v2 saling bebas linear (terlihat bahwa ia tidak saling berkelipatan). Basis tersebut akan ditransformasikan menjadi basis ortonormal. v w1 = 1 v1 = = (1 , 0 ,1) (1)2 + (0)2 + (1)2 (1 , 0 ,1) 2 1 ⎞ ⎛ 1 ,0 , = ⎜⎜ ⎟⎟ 2⎠ ⎝ 2 w2 = v 2 − v 2 , w1 w1 v 2 − v 2 , w1 w1 Perhatikan bahwa : Aljabar Linear Elementer – Adiwijaya 93 1 ⎞ ⎛ 1 ⎟⎟ > ,0 , v2 , w1 = < (0 ,1 ,1) ⎜⎜ 2⎠ ⎝ 2 1 =0+0+ 2 1 = 2 Sehingga: v 2 , w1 w1 = 1 ⎛ 1 1 ⎞ ⎛1 1⎞ ⎟⎟ = ⎜ , 0 , ⎟ ⎜⎜ ,0 , 2⎠ 2⎝ 2 2⎠ ⎝2 1⎞ ⎛1 v2 − v2 , w1 w1 = (0 ,1 ,1) − ⎜ , 0 , ⎟ 2⎠ 2 ⎝ 1⎞ ⎛ 1 = ⎜ − ,1 , ⎟ 2⎠ ⎝ 2 2 ⎛1⎞ ⎛ 1⎞ 2 v 2 − v 2 , w1 w1 = ⎜ − ⎟ + (1) + ⎜ ⎟ ⎝2⎠ ⎝ 2⎠ = w2 = 1 1 +1+ = 4 4 2 6 1 = 6 4 2 v2 − v2 , w1 w1 v2 − v2 , w1 w1 1⎞ ⎛ 1 ⎜ − ,1 , ⎟ 2 2⎠ ⎝ = 1 6 2 ⎛ 1 2 1 ⎞ ⎟⎟ = ⎜⎜ − , , 6 6 6⎠ ⎝ Jadi Basis Orthonormal bagi bidang tersebut adalah : ⎧ ⎪ ⎪ ⎪ ⎨ ⎪ ⎪ ⎪ ⎩ ⎛ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 1 ⎞ ⎟ 1 ⎞ ⎜− ⎟ ⎜ 6⎟ 2⎟ ⎜ 2 ⎟ 0 ⎟,⎜ ⎟ 1 ⎟ ⎜ 6 ⎟ 1 ⎟ ⎟ ⎜ 2⎠ ⎜ ⎟ ⎝ 6 ⎠ ⎫ ⎪ ⎪ ⎪ ⎬ ⎪ ⎪ ⎪ ⎭ Bab 6 ● Ruang Hasilkali Dalam 94 ⎛1⎞ ⎜ ⎟ Proyeksi Orthogonal Vektor u = ⎜1⎟ pada bidang w adalah: ⎜1⎟ ⎝ ⎠ Pr oy W u = u , w1 w1 + u , w2 w2 Perhatikan bahwa : ⎛ 1 1 ⎞ ⎟⎟ > u , w1 = < (1 ,1 ,1) ⎜⎜ ,0 , 2⎠ ⎝ 2 1 1 2 = +0 + = = 2 2 2 2 Sehingga 1 ⎞ ⎛ 1 u , w1 w1 = 2 ⎜ ,0 , ⎟ = (1 , 0 ,1) 2⎠ ⎝ 2 ⎛ 1 2 1 ⎞ ⎟⎟ > , , < u , w2 > = < (1 ,1 ,1) ⎜⎜ − 6 6 6⎠ ⎝ 1 2 1 2 =− + + = 6 6 6 6 ⎛ 1 ⎞ ⎜− ⎟ 6⎟ ⎜ 2 ⎜ 2 ⎟ u , w2 w2 = = 6 ⎜ 6 ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ 1 ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ 6 ⎠ ⎛ 2⎞ ⎜− ⎟ ⎜ 6⎟ ⎜ 4 ⎟= ⎜ 6 ⎟ ⎜ 1 ⎟ ⎟ ⎜ ⎝ 6 ⎠ ⎛ 1⎞ ⎜− ⎟ ⎜ 3⎟ ⎜ 2 ⎟ ⎜ 3 ⎟ ⎜ 1 ⎟ ⎟ ⎜ ⎝ 3 ⎠ Dengan demikian, Pr oy W u = u , w1 w1 + u , w2 w2 ⎛2⎞ = ⎛ 1⎞ ⎜ ⎟ ⎜− ⎟ ⎜ 3 ⎟ ⎛1⎞ ⎜ 3 ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ 2 ⎟ =⎜ 2⎟ ⎜ 0⎟ + ⎜ ⎟ ⎜ 3⎟ ⎜1⎟ ⎜ 3 ⎟ ⎜ 4 ⎟ 1 ⎝ ⎠ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎝ 3 ⎠ ⎝3⎠ Aljabar Linear Elementer – Adiwijaya 95 Latihan Bab 6 1. Periksa apakah operasi berikut merupakan hasil kali dalam a. < u , v > = u12v1 + u2v22 di R2 b. < u , v > = u1v1 + 2u2v2 – u3v3 di R3 c. < u , v > = u1v3 + u2v2 + u3v1 di R3 2. Tentukan nilai k sehingga vektor (k, k, 1) dan vektor (k, 5, 6 ) adalah orthogonal dalam ruang Euclides ! ⎛ − 1⎞ ⎛1 ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ u1 = ⎜ 1 ⎟ , u1 = ⎜ 2 ⎟ } basis bagi ⎜ 0 ⎟ ⎜1 ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ R3 dengan hasil kali dalam Euclides. Gunakan proses Gram Schmidt untuk mentransformasikan basis tersebut menjadi basis ortonormal ! ⎛1⎞ ⎜ ⎟ 3. Diketahui {u1 = ⎜ 1 ⎟ ⎜1⎟ ⎝ ⎠ 4. W merupakan subruang ruang hasilkali dalam euclides di ⎛1⎞ ⎛ 1⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ℜ3 yang dibangun oleh ⎜ 1 ⎟ dan ⎜ 0 ⎟ . Tentukan ⎜0⎟ ⎜ − 1⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎛ − 1⎞ ⎜ ⎟ proyeksi orthogonal ⎜ 1 ⎟ pada W ! ⎜ 2⎟ ⎝ ⎠