Bab 9 Bidang Kelembagaan Internasional Kegiatan bidang kelembagaan internasional mulai mendapat tempat khusus sejak tanggal 28 November 2002 setelah struktur organisasi Ditjen Postel telah bertambah satu, yaitu Direktorat Kelembagaan Internasional. Tugas pokok dan fungsi dari Direktorat ini adalah untuk melaksanakan sebagian tugas pokok Ditjen Postel di bidang kelembagaan internasional pos dan telekomunikasi, khususnya untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia di bidang pos dan telekomunikasi dan untuk menyelenggarakan hubungan kelembagaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perlunya keterlibatan dalam kegiatan kelembagaan internasional dalam bidang pos dan terutama telekomunikasi ini sejalan dengan semakin meningkatnya intensitas, kompleksitas, beban dan tantangan kerja di bidang pos dan telekomunikasi (khususnya telekomunikasi sesuai dengan kecenderungan semakin tingginya tingkat akselerasi kemajuan ICT secara nasional maupun terutama sekali dalam lingkup global). Semakin pesatnya perkembangan dunia informasi dan telekomunikasi menyebabkan tidak ada lagi batasan geografis maupun administratif dalam bidang ini sehingga diperlukan pengaturan dan penataan antar negara terkait dengan pemanfaatan telekomunikasi. 9.1. Ruang Lingkup. Ruang lingkup penyajian data statistik bidang Kelembagaan Internasional ini meliputi kegiatan-kegiatan yang diikuti atau melibatkan Ditjen Postel dalam bentuk forum, seminar atau dalam kerangka kerjasama antar negara. Penyajian data ini meliputi : 1) Kegiatan kelembagaan Multilateral tahun 2008 – Juni 2010 2) Kegiatan kelembagaan Regional tahun 2008 – Juni 2010 3) Kegiatan kelembagaan Bilateral tahun 2008 – Juni 2010 4) Kegiatan Investasi dan Pasar Internasional tahun 2008 – Juni 2010 5) Kegiatan Pengelolaan Orbit dan Satelit tahun 2008 – Juni 2010 6) Izin Hak Labuh Satelit yang dikeluarkan Ditjen Pos dan Telekomunikasi 2010 9.2. Kegiatan Kelembagaan Internasional Diretorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Infomasi telah berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi Pos dan Telekomunikasi. Kegiatan tersebut dilakukan baik yang terkait dengan multilateral seperti berbagai seminar internasional dan konferensi, maupun kegiatan yang dibuat dalam kerangka kerjasama multilateral dan regional dalam rangka merespon perkembangan telekomunikasi dan informatika yang sangat cepat tanpa mengenal batas wilayah negara. Indonesia juga aktif melakukan kerjasama bilateral dengan negara lain untuk bidang pos maupun telekomunikasi. Kerjasama ini termasuk juga dalam membangun pemahaman bersama dalam hal-hal yang menyinggung dua negara dalam bidang teknologi informasi. Disamping itu juga keterlibatan atau melakukan kegiatan untuk yang terkait dengan investasi dan pasar internasional serta kegiatan pengelolaan dan orbit satelit 9.2.1. Kegiatan Multilateral Kegiatan Multilateral yang diikuti Indonesia dalam forum-forum sidang pos dan telekomunikasi adalah dalam bentuk forum organisasi telekomunikasi dunia atau konferensi yang diselenggarakan assosiasi dan organisasi bidang pos dan telekomunikasi dunia. Sepanjang tahun 2008, pihak Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi telah mengikuti sebanyak 17 pertemuan dan pada tahun 2009 telah diikuti 15 pertemuan dalam bentuk sidang-sidang dan konferensi yang bersifat multilateral. Pada tahun 2010, sampai dengan semester I baru diiukti 6 kali pertemuan tingkat multilateral yang berlangsung pada bulan Februari, April, Mei dan Juni. Sidang-sidang multilateral pada tahun semester I 2010 terutama adalah sidang-sidang ITU atau sidang dalam rangka radiocommunication yang melibatkan banyak negara. Tabel 9.1. Jumlah Kegiatan bersifat Multilateral Kelembagaan Internasional 2008 – Juni 2010 Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jmlh 2008 0 1 1 0 1 1 3 1 1 2 2 4 17 2009 0 1 1 1 1 2 1 0 1 3 2 2 15 2010 0 2 0 2 1 1 6 Jika dibandingkan semester I tahun 2008, kegiatan multilateral pada semester I tahun 2009 dan 2010 memiliki intensitas yang lebih tinggi seperti terlihat pada gambar 10.1. Dari gambar tersebut ditunjukkan dalam semester I tahun 2009 dan 2010 telah diikuti 6 kegiatan multilateral dalam bidang pos dan telekomunikasi. Sementara pada periode yang sama tahun 2008 hanya diikuti 4 kegiatan. Kegiatan multilateral yang diikuti pada tahun 2009 lebih tersebar diantara bulan dibanding kegiatan multilateral yang diikuti pada tahun 2010. Gambar 9.1. Perkembangan Kegiatan Multilateral Tahun 2008-Juni 2010 5 4 3 2 1 0 Jan Feb Mar Apr Mei 2008 Jun Jul 2009 Agt Sept Okt Nov Des 2010 9.2.2. Kegiatan Regional Kegiatan regional adalah kegiatan sidang-sidang dan forum pertemuan yang diikuti Direktorat Kelembagaan Internasional Ditjen Pos dan Telekomunikasi dalam skala yang lebih kecil daripda kegiatan multilateral. Kegiatan forum pertemuan regional yang diikuti adalah yang berada di regional Asia atau Asia Tenggara. Dibanding kegiatan multilateral, lebih banyak kegiatan regional yang diikuti Direktorat Kelembagaan Internasional. Pada tahun 2008 telah diikuti 18 forum regional dan pada 2009 meningkat menjadi 25 kegiatan forum regional yang diikuti. Pada tahun 2010, sampai dengan semester I tekah diikuti 9 kegiatan pertemuan regional di berbagai negara, termasuk yang diadakan di Indonesia. Diantara kegiatan regional yang diikuti adalah APPU, APT Development Forum dan ATRC Working Group. Tabel 9.2. Jumlah Kegiatan bersifat Regional Kelembagaan Internasional 2008-Juni 2010 Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jmlh 2008 0 0 4 3 2 4 2 1 0 1 1 0 18 2009 0 1 4 1 5 1 2 3 2 1 3 2 25 2010 1 0 4 2 1 1 9 Dari sisi sebaran kegiatannya menunjukkan terdapat pola persebaran yang berbeda antar bulan. Kegiatan yang diikuti pada tahun 2009 tersebar hampir pada semua bulan, sementara kegiatan pada tahun 2008 yang relatif lebih sedikitl lebih banyak pada semester I. Pada tahun 2010 cenderung lebih sedikit kegiatan pertemuan regional yang diikuti sampai semeter I ini dibanding peiode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Pada semester I tahun 2008 telah diikuti 13 kegiatan pertemuan tingkat regional dan pada tahun 2009 diikuti 11 kegiatan pertemuan regional. Gambar 9.2. Perkembangan Kegiatan Regional Tahun 2008-Juni 2010 5 4 3 2 1 0 Jan Feb Mar Apr Mei 2008 Jun 2009 Jul Agt Sept Okt Nov Des 2010 9.2.3. Kegiatan Bilateral Kegiatan bilateral adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang hanya melibatkan dua negara dan terkait dengan kerjasama tertentu. Kegiatan bilateral dalam bidang pos dan telekomunikasi yang diikuti Diretorat Kelembagaan Internasional lebih sedikit dibandingkan kegiatan regional dan multilateral. Sepanjang tahun 2008 hanya diikuti 10 pertemuan bilateral bidang pos dan telekomunikasi ini dan pada tahun 2009 hanya 12 kegiatan yang diikuti. Pada tahun 2010, sampai semester I bahkan hanya 4 kegiatan pertemuan bilateral yang diikuti dalam bentuk joint commitee meeting atau pertemuan dalam rangka kerjasama antar negara. Negara mitra pertemuan pada tahun 2010 ini adalah Malaysia, Singapura dan Jerman. Tabel 9.3. Jumlah Kegitan bersifat Bilateral Kelembagaan Internasional 2008- Juni 2010 2008 2009 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jmlh 0 0 2 1 1 1 1 1 1 2 0 0 10 0 0 0 2 0 1 0 2 0 2 4 1 12 0 0 1 1 2 0 4 Dari sisi distribusi kegiatannya, kegiatan pada tahun 2008 relatif tersebar pada setiap bulan sementara kegiatan pada tahun 2009 lebih terkonsentrasi pada bulan tertentu yaitu terutama bulan April, Agustus, Oktober dan November. Kegiatan pertemuan bilateral yang diikuti pada semester I tahun 2010 ini berlangsung pada bulan Maret, April dan Mei. Sedikitnya kegiatan yang bersifat bilateral ini secara implisit menunjukkan masih sedikitnya kegiatan pertemuan kerjasama dua negara yang dilakukan Indonesia dalam bidang pos dan telekomunikasi. Gambar 9.3. Perkembangan Kegiatan Bilateral Tahun 2008-Juni 2010 5 4 3 2 1 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun 2008 2009 Jul Agt Sept Okt Nov Des 2010 9.2.4. Kegiatan Kerjasama Investasi dan Pemasaran Kegiatan kerjasama investasi dan pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan Direktorat Kerjasama Internasional dalam rangka menorong peningkatan investasi dan pemasaran bidang pos dan telekomunikasi Indonesia ke luar negeri. Kegiatan dilakukan dalam bentuk workshop, joint task force atau working group dalam rangka investasi dan pemasaran. Pada tahun 2009 hanya 5 kegiatan yang diikuti oleh Direktorat Kelembagaan Internasional dalam rangka kerjasama investasi dan pemasaran. Pada tahun 2010 menunjukkan peningkatan dalam kegiatan kerjasama investasi dan pemasaran ini. Sampai dengan bulan Juni, telah diikuti 6 kegiatan pertemuan kerjasama investasi dan pemasaran di tahun 2010 ini, khususnya di bulan Maret sebanyak 3 kegiatan. Jumlah ini lebih banyak dari kegiatan yang diikuti selama setahun dalam tahun 2009. Namun kegiatan yang diikuti pada tahun 2009, 60% juga berlangsung pada semester I. Tabel 9.4. Jumlah Kegiatan terkait Investasi dan Pasar Internasional 2008-Juni 2010 2008 2009 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jmlh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 0 0 0 5 1 1 3 0 1 0 6 Gambar 9.4. Perkembangan Kegiatan terkait Investasi dan Pasar Internasional Tahun 2008-Juni 2010 5 4 3 2 1 0 Jan Feb Mar Apr Mei 2008 Jun Jul 2009 Agt Sept Okt Nov Des 2010 9.2.5. Kegiatan Pengelolaan Orbit dan Satelit Kegiatan kelembagaan internasional dalam rangka pengelolaan orbit dan satelit adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka koordinasi pengelolaan satelit atau forum pertemuan/workshop yang terkait dengan pengelolaan satelit sebagai bagian dari ruang lingkup tugas Ditjen Pos dan Telekomunikasi. Sepanjang tahun 2009, hanya diikuti sembilan kegiatan yang terkait dengan pengelolaan orbit dan satelit ini yang tersebar hampir pada sepanjang tahun. Setiap bulannya rata-rata dilakukan satu kali kegiatan internasional dalam rangka pengelolaan orbit dan satelit ini. Pada tahun 2010, sampai semester I telah diikuti kegiatan yang terkait dengan pengelolaan orbit dan satelit sebanyak lima kali kegiatan. Jumlah ini sama banyak dengan yang terjadi pada semester I tahun 2009. Namun pada tahun 2009, kegiatan yang terkait dengan pengelolaan orbit dan satelit jauh menurun yang diikuti. Kegiatan yang diikuti diantaranya paling banyak adalah dalam bentuk, koordinasi satelit dengan negara lain adalah, selain juga kegiatan workshop penggunaan spektrum orbit Tabel 9.5. Jumlah Kegiatan Pengelolaan Orbit dan Satelit 2008-Juni 2010 2008 2009 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jmlh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 1 0 1 1 1 1 5 Gambar 9.5. Perkembangan Kegiatan Pengelolaan Orbit dan Satelit Tahun 2008-Juni 2010 5 4 3 2 1 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun 2008 2009 Jul Agt Sept Okt Nov Des 2010 Jika dilihat dari komposisi kegiatannya dalam tiga tahun terakhir, komposisi jenis kegiatan yang diikuti dalam rangka fungsi kelembagaan internasional pada tahun 2009 hampir sama dengan komposisi kegiatan yang diikuti pada tahun 2010. Perbedaan yang signifikan hanya pada kegiatan kerjasama investasi dan pemasaran yang lebih lebih banyak diikuti pada tahun 2010 dibanding kegiatan bilateral , sementara pada tahun 2009 yang terjadi adalah sebaliknya dimana kegiatan bilateral yang lebih menonjol. Hal ini menyiratkan ada nya upaya untuk meningkatkan kegiatan yang bersifat kerjasama investasi dan pemasaran pada tahun 2010. Sementara pada tahun 2008, kegiatan lebih didominasi pada kegiatan yang bersifat keterlibatan dalam sidang dan forum baik yang bersifat multilateral, regional maupun bilateral. Sedangkan kegiatan yang terkait dengan kerjasama internasional dan pengelolaan orbit dan satelit belum terlihat. Gambar 9.6. Komposisi kegiatan pada bidang Kelembagaan Internasional 2008-Juni 2010 100% 80% 60% 40% 20% 0% Pengelolaan Orbit dan Sateli 2008 0,0% 2009 13,6% 2010 13,8% Kerjasama Investasi dan pemasaran 0,0% 7,6% 20,7% Bilateral 22,2% 18,2% 13,8% Regional 40,0% 37,9% 31,0% Multilateral 37,8% 22,7% 20,7% 9.3. Penerbitan Izin Hak Labuh (Landing Right) Satelit Selain menyelenggarakan atau mengikuti kegiatan pertemuan, sidang-sidang dan konferensi berskala internasional dalam rangka kerjasama dan pengembangan pos dan telekomunikasi, kegiatan lain yang dilakukan dalam tupoksi Kelembagaan Internasional adalah penerbitan izin hak labuh (landing right) satelit. Penerbitan izin ini diberikan kepada berbagai pihak yang menempatkan satelit dalam rangka kegiatan telekomunikasi serta negara yang menjadi administratornya. Sampai bulan Juni 2010, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi telah mengeluarkan lima ijin hak labuh kepada lima perusahaan pengelola satelit telekomunikasi di Indonesia. Jumlah ini sama dengan yang diberikan selama satu tahun pada tahun 2009. Landing right / Hak Labuh adalah ijin yang diberikan oleh Ditjen Postel kepada perusahaan yang menerima pancaran/koneksi dari satelit asing. Dengan kata lain operator tersebut menggunakan satelit milik asing. Lima ijin ini diterbitkan untuk 7 satelit yaitu APSTAR-V dan TELSTAR-18 dengan administrator dari Tonga, SINOSAT-1 dengan administrator di China dan JCSAT-5A dengan administrator di Jepang. Selain itu juga satelit INMARSAT-4-f1 dengan administrator di Inggris, satelit APSTAR-1-3S dan satelit JCSAR-5A dengan administrator di China. Pengguna satelit ini adalah perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang dimiliki pemerintah (PT. Telkom) maupun pilik swasta (Cipta Skynindo dan Dini Nusa Kusuma) Tabel 9.6. Izin Hak Labuh yang Dikeluarkan oleh Ditjen Pos dan Telekomunikasi 2010 No Nama Perusahaan PT. CIPTA SKYNINDO 1 2 PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA PT. DINI NUSA KUSUMA 4 5 PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Satelit Nama Komersial TONGASAT AP-3 APSTAR-V TANGSAT-C/KU- TELSTAR-18 3 CHINASATSINOSAT-1 6,DFH-3AOB JCSAT-5A NSTAR-A2 INMARSAT-4INMARSAT-4A43.5E f1 Nama Filing APSTAR-142E APSTAR-142E-R APSTAR-1-3S JCSAT-5A Slot Orbit Administrasi 138 E 62 E TONGA 110,5 E 132 E CHINA JEPANG 143.5 BT INGGRIS 142 BT CHINA Selain menerbitkan ijin hak labuh dari satelit asing yang digunakan perusahan telekomunikasi Indonesia yang menerima koneksi/pancarasa satelit asing tersebut, Ditjen Pos dan Telekomunikasi juga telah menerbitkan filling satelit bagi perusahaan untuk satelit yang dimilikinya untuk kebutuhan usaha di sektor telekomunikasi. Sampai semester I tahun 2010, Ditjen Postel telah menerbitkan filling satelit bagi empat perusahaan untuk satelit yang dimiliki dan dikelolanya. Keempat perusahaan tersebut adalah PT. PSN yang mengelola 5 fillng satelit. PT. Telkom yang mengelola 16 filling satelit, PT. Indosat yang mengelola 6 filling satelit dan PT. MCI yang mengelola 7 filling satelit. Fillung satelit yang sama dapat memiliki nama satelit yang berbeda di Orbit. Untuk nama filling Palapa B# dan Palapa C3 yang dikelola PT. Telkom misalnya memiliki nama satelit Telkom-1 (dengan 36 xpdr) dan Telkom-2 (dengan 24 xpdr). Jumlah filling satelit yang cukup banyak ini menunjukkan kemampuan perusahaan telekomunikasi Indonesia yang semakin banyak dan mampu mengelola satelit yang cukup banyak untuk kebutuhan bisnis dibidang telekomunikasi yang dijalaninya. Secara implit, filing satelit yang banyak ini juga menunjukkan semakin berkembangnya industri telekomunikasi Indonesia dengan sangat cepat. Tabel 9.7. Rekapitulasi Filling Satelit dari Satelit yang dimiliki dan dikelola Perusahaan Telekomunikasi Indonesia. OPERATOR SLOT NAMA SATELIT ORBIT NAMA FILING DI ORBIT (BT) 123 146 PT.PSN 80.5 144 108 PT.TELKOM 118 118 GARUDA 1 GARUDA-2 BAND L-band (service link) Ext C-band (feeder link) JMLH TRANSP. specific 30 xpdr (24 xpdr Std Cband, 6 xpdr Ext Cband) PALAPA PAC-C PALAPA C-band PACIFIC/ AGILA- 146E 2 (54 xpdr) PALAPA PAC-KU Ku-band 24 146E L-band [GARUDA (service link) GARUDA-4A specific BACKUP] Ext C-band (feeder link) PALAPA PAC-3R PALAPA PAC-3R C-band 38 (PLAN) PALAPA-B1 C-band 24 PALAPA-C2 TELKOM-1 (36 xpdr) PALAPA-B1 C Band (TT&C) PALAPA-B1-EC Extended C-band 12 PALAPA-B3 C-band 24 PALAPA-C3 PALAPA-B3-EC Extended C-band 12 TELKOM-2 PALAPA-B3 (24 xpdr) C-band (TT&C) TT&C PALAPA-B3 C-band (TT&C) MOD-1 PALAPA-B3 C-band 24 TELKOM-3 PALAPA-C3 (PLAN) PALAPA-B3-EC Extended C-band 8 (42 xpdr) PALAPA-B3 C-band (TT&C) - SLOT NAMA SATELIT ORBIT NAMA FILING BAND JMLH TRANSP. DI ORBIT (BT) TT&C PALAPA-B3 C-band (TT&C) MOD-1 PALAPA-C3-K KU-BAND 10 TELKOM-3EK Extended C-band KU-BAND Standard C 24 Extended C 11 PALAPA-C1 Standard Ku 2 113 PALAPA-D Extended Ku 2 Extended Ku 8 PALAPA-C1-K Standard Ku 12 PALAPA-B2 Standard C 12 Standard C 24 PT.INDOSAT Extended C 11 PALAPA-C4 Standard Ku 2 Extended Ku 2 PALAPA-C4-A Standard C 24 150.5 PALAPA-C2 Extended C 12 Standard Ku 2 Extended Ku 2 PALAPA-C4-K Extended Ku 8 Standard Ku 12 S-Band 5 INDOSTAR-1A X-Band Txp C-band S-Band 107.7E INDOSTAR-1 S-Band 5 INDOSTAR-1 X-Band Txp C-band S-Band OPERATOR INDOSTAR107.7E PT. MCI S - Band X - Band C - Band 5 Txp S-Band Ku - Band 10 Txp Band Txp Band 107.7E INDOSTAR-2 INDOSTAR107E-K 110E INDOSTAR-110E S - Band 5 Txp S22 Ku- S- OPERATOR SLOT NAMA SATELIT ORBIT NAMA FILING DI ORBIT (BT) BAND X - Band C - Band INDOSTAR110E-K 118E Ku - Band S - Band INDOSTAR-118E X - Band C - Band JMLH TRANSP. Band 10 Txp Band Txp Band 5 Txp Band S22 Ku- S-