analisis dampak pendaftaran tanah sistematik terhadap kondisi

advertisement
RINGKASAN EKSEKUTIF
SUGIYANTO, 2008. Analisis Dampak Pendaftaran Tanah Sistematik Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kota Depok. Dibawah bimbingan
HERMANTO SIREGAR dan ENDRIATMO SOETARTO.
Tanah memiliki keterkaitan dengan berbagai perspektif, yang beberapa
diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Kepastian
hukum sebagai suatu jaminan bagi pemilik tanah, pemerintah maupun pihak lain
merupakan landasan pokok bagi terselenggaranya tertib hukum bagi kehidupan
dan penghidupan sosial, politik, ekonomi maupun budaya. Pasal 19 UUPA
menyatakan bahwa untuk menjamin kepastian hukum, oleh Pemerintah diadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuanketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa
penyelenggaraan pendaftaran tanah menjadi tanggung jawab pemerintah.
Kemampuan untuk mendaftarkan bidang tanah terus menanjak, namun sebaliknya
jumlah bidang tanah yang ada juga meningkat tajam yang diperkirakan ± 83 juta
bidang pada tahun 2005 atau baru sekitar 35,18% dari jumlah bidang tanah yang
ada diluar kawasan kehutanan. Upaya untuk melakukan percepatan pendaftaran
tanah tetap dilakukan oleh Pemerintah. Di samping pelaksanaan pendaftaran tanah
sporadik yang terus berjalan, program percepatan diantaranya melalui PAP,
Prona, SMS dan PRAN. Salah satu program yang sedang dijalankan adalah Land
Management and Policy Development Program (LMPDP). Diharapkan dengan
pelaksanaan pendaftaran tanah sistematik melalui LMPDP dapat terwujud desa
lengkap, produk berkualitas dan menciptakan dampak positif bagi sosial ekonomi
masyarakat serta dapat memberikan kepastian hukum; menyediakan informasi
pertanahan dan terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Pandangan kritis
terhadap LMPDP bahwa proyek ini akan mendorong terciptanya pasar tanah yang
efisien dan menambah hutang luar negeri Indonesia.
Oleh karena itu, menarik untuk dilakukan penelitian mengenai dampak
pendaftaran tanah sistematik melalui LMPDP terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Lokasi penelitian ini adalah Kantor Pertanahan Kota Depok,
dikarenakan Kantor Pertanahan Kota Depok merupakan satu-satunya lokasi ”pilot
project” LMPDP untuk Propinsi Jawa Barat dengan wilayahnya yang merupakan
daerah penyangga bagi Ibukota Negara DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis persepsi masyarakat tentang sertifikat tanah, menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kegiatan
pendaftaran tanah sistematik melalui LMPDP, menganalisis dampak pendaftaran
tanah sistematik terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat peserta LMPDP dan
merumuskan implikasi kebijakan yang dapat diambil dari pelaksanaan
pendaftaran tanah sistematik dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan yakni pertengahan bulan Maret
hingga April 2008 dengan melibatkan 100 responden yang diambil secara
incidental sampling. Pengambilan data dari responden dilakukan dengan
mengunakan teknik wawancara terstruktur melalui kuesioner untuk memandu
responden. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang dianggap penting
antara lain Tim Ajudikasi, Pegawai BPN dan aparat desa. Data sekunder berupa
data peserta pendaftaran tanah sistematik LMPDP di Kelurahan Curug dan
Kelurahan Sukatani. Metode analisis yang digunakan adalah metode rentang
kriteria untuk menganalisis persepsi masyarakat tentang sertifikat tanah, metode
analisis regresi logistik ordinal untuk menganalisis persepsi masyarakat tentang
pendaftaran tanah sistematik, metode uji Mann-Whitney untuk menganalisis
dampak pendaftaran tanah sistematik terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
dan analisis deskriptif kualitatif untuk merumuskan implikasi kebijakan.
Profil responden terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 58 dan
perempuan sebanyak 42 responden. Pendidikan mayoritas SMA sebanyak 59
responden, pekerjaan responden pada kisaran 30% yakni sebagai pegawai swasta,
wiraswasta dan ibu rumah tangga. Pendapatan responden mayoritas antara 1 juta –
2 juta sejumlah 66 responden, asal suku responden didominasi dari jawa
berjumlah 51 responden. Luasan tanah mayoritas kurang dari 200m2 berjumlah 76
bidang, penggunaan tanah 75% sebagai rumah tinggal, perolehan tanah 78% dari
pembelian.
Pemilihan lokasi LMPDP yang difokuskan di Kecamatan Cimanggis
dilandasi oleh alasan bahwa Kecamatan Cimanggis dianggap lokasi yang areanya
minim dengan konflik hak atas tanahnya. Peruntukan tanahnya sebagai
pemukiman dan industri. Penyuluhan yang dilaksanakan pada persiapan
pelaksanaan pendaftaran tanah sistematik di Kota Depok, dilaksanakan menjadi 2
tingkatan penyuluhan tingkat kecamatan dan penyuluhan tingkat kelurahan dan
dibawahnya. Sebanyak 65% responden tidak hadir pada saat penyuluhan.
Persyaratan aplikasi peserta LMPDP bersifat umum dan terbuka bagi setiap calon
peserta persertifikatan yang berminat dan memiliki bukti-bukti kepemilikan tanah.
Biaya sertifikasi pada pelaksanaan pendaftaran tanah sistematik LMPDP ini
seharusnya gratis, kecuali biaya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB). Rata-rata biaya di lokasi pendaftaran tanah sistematik adalah Rp.
415.200,00. Target yang ditetapkan untuk Tim Ajudikasi di lokasi penelitian
adalah 5.000 bidang dan realisasinya telah diterbitkan 5.027 sertifikat tanah,
sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sertifikat tanah di Kota
Depok ini sekitar 5 bulan. Beberapa kendala pelaksanaan pendaftaran tanah
sistematik ini terutama karena terlambatnya pencairan dana dan kekurangan
blangko sertifikat tanah.
Persepsi masyarakat tentang sertifikat tanah adalah sangat penting
berkaitan dengan manfaat sertifikat sebagai bukti kepemilikan yang paling kuat,
sertifikat memberikan rasa aman, tanah yang telah bersertifikat lebih mudah
dijual, dan sertifikat tanah meningkatkan harga jual tanah dengan rentang kriteria
antara 421-500. Persepsi masyarakat terhadap sertifikat adalah penting terkait
manfaat sertifikat tanah yang dapat dijadikan jaminan kredit dengan rentang
kriteria antara 341-420.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap kegiatan
pendaftaran tanah sistematik melalui LMPDP, diolah dengan menggunakan
metode analisis regresi ordinal logistik dengan Software Minitab R.14. Faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pendaftaran tanah
sistematik adalah biaya pensertifikatan tanah, waktu penyelesaian sertifikatan, dan
prosedur pensertifikatan. Sedangkan variabel usia, dan pendidikan belum
memberikan pengaruh yang signifikan.
Analisis dampak pendaftaran tanah sistematik melalui LMPDP terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat ini dilakukan untuk menganalisis ada atau
tidaknya perbedaan dampak yang nyata terhadap peserta pensertifikatan.
Perbedaan dampak ini dilihat dari kondisi sebelum dan sesudah dilakukannya
pendaftaran tanah sistematik yang produknya adalah sertifikat tanah. Sehingga
pada penelitian ini yang dikaji adalah dampak antara sebelum dan sesudah pemilik
tanah memiliki sertifikat tanah terhadap kondisi sosial ekonominya. Alat analisis
yang digunakan untuk menguji perbedaan dampak ini adalah metode MannWhitney atau sering disebut dengan Wilcoxon rank sum test. Dampak sosial
ekonomi yang signifikan antara sebelum dan sesudah tanah bersertifikat meliputi
rasa aman, kemudahan menjual, harga tanah dan pajak tanah. Variabel rasa aman
signifikan dengan P-value sebesar 0,0000 dengan median sebelum bersertifikat
bernilai 4 dan median setelah bersertifikat bernilai 5. Variabel kemudahan
menjual signifikan dengan P-value sebesar 0,0000 dengan median sebelum
bersertifikat bernilai 4 dan median setelah bersertifikat bernilai 5. Variabel harga
tanah signifikan dengan P-value sebesar 0,0051 dengan median sebelum
bersertifikat bernilai 2 dan median setelah bersertifikat bernilai 2. Variabel pajak
tanah signifikan dengan P-value sebesar 0,0000 dengan median sebelum
bersertifikat bernilai 2 dan median setelah bersertifikat bernilai 3.
Variabel konflik batas tanah, interaksi sosial, perubahan pemanfaatan
tanah dan pemanfaatan kredit belum memberikan dampak yang signifikan.
Variabel konflik batas tanah tidak signifikan dengan P-value sebesar 0,3130
dengan median sebelum bersertifikat bernilai 2 dan median setelah bersertifikat
bernilai 2. Konflik batas tanah masih terjadi sebanyak empat kali yang
sebelumnya sebanyak delapan kali. Variabel interaksi sosial tidak signifikan
dengan P-value sebesar 0,3880 dengan median sebelum bersertifikat bernilai 2
dan median setelah bersertifikat bernilai 2. Variabel pemanfaatan kredit tidak
signifikan dengan P-value sebesar 0,4985 dengan median sebelum bersertifikat
bernilai 1 dan median setelah bersertifikat bernilai 1. Pemanfaatan kredit dari
sertifikat tanah yang dihasilkan baru sebanyak tiga sertifikat tanah yang dijadikan
collateral yang sebelumnya sebanyak dua kali.
Bila dikaitkan dengan 11 agenda kebijakan BPN-RI, kegiatan pendaftaran
tanah sistematik ini terutama sangat terkait dengan agenda pertama, kedua, ketiga,
keenam, ketujuh dan kedelapan. Kegiatan pendaftaran tanah sistematik
berkepentingan untuk membangkitkan aset-aset masyarakat yang tidur dan ini
hanya berlaku bagi suatu segment masyarakat yang sudah menguasai tanah atau
de facto memiliki tanah tetapi tanah-tanah yang mereka miliki belum masuk ke
dalam sistem ekonomi dan politik negara. Secara umum, pendaftaran tanah
sistematik melalui LMPDP ini layak untuk dilanjutkan dimasa-masa yang akan
datang, namun demi optimalnya dampak pendaftaran tanah sistematik melalui
LMPDP terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan pelaksanaan
pendaftaran tanah sistematik yang lebih baik, diperlukan beberapa hal yang perlu
mendapat perbaikan yang layak untuk direkomendasikan. Beberapa catatan dan
rekomendasi kebijakan tersebut adalah: (1). Berkaitan dengan kegiatan
pelaksanaan pendaftaran tanah sistematik, kebijakan yang perlu diambil antara
lain: memprioritaskan lokasi proyek yang merupakan daerah pertanian produktif
dan berpenduduk dengan penghasilan rendah; lokasi penelitian yakni Kelurahan
Curug dan Kelurahan Sukatani akan lebih tepat untuk lokasi pensertifikatan
massal swadaya (SMS); optimalisasi penyuluhan; pemberian honor bagi Ketua
RT dan Ketua RW; pelarangan pungutan tidak resmi dengan pemberian
punishment; dan perencanaan proyek yang matang. (2). Implikasi kebijakan yang
dapat diambil berkaitan dengan dampak pendaftaran tanah sistematik terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat antara lain: perlu penyuluhan tentang
kewajiban menjaga dan memelihara tanah; keharusan penetapan batas tanah
disepakati semua pemilik tanah berbatasan; perlu menjalin kerjasama dengan
Dinas Koperasi dan UKM dan pihak perbankan untuk menciptakan iklim usaha
dengan menginventarisasi peserta yang ingin dan mempunyai kegiatan usaha dan
membutuhkan modal; perlu kerjasama BPN dan kantor pajak untuk pengetatan
pajak dari peralihan hak atas tanah bagi pemasukan daerah.
Kata kunci : Pendaftaran Tanah Sistematik, Sosial Ekonomi Masyarakat, Kota
Depok, Rentang Kriteria, Regresi Logistik Ordinal, Uji MannWhitney
Download