10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi masa Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. 1 Bnyak definisi komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik takan dikemukakanya. Tetapi, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym (tidak dikenal) melalui media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) atau elektronik (radio, televisi), sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 2 1 2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 1994. Hal 188 Ibid. Hal 189 11 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dirumuskan oleh Bitner adalah “mass communication is massage communicated through a mass medium to large number of people”. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media pada sejumlah besar orang. 3 Lalu McQuail mengungkapkan ciri-ciri yang terdapat pada komunikasi massa. 4 1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan satu organisasi formal, dan “sang pengirim” seringkali merupakan komunikator perofesional. 2. Hubungan antar pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. 3. Pesan dari komunikasi massa merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. 4. Komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima. Penerima merupakan bagian dari khlayak luas. 5. Komunikasi massa dapat menciptakan pengaruh yang luas dalam waktu yang singkat dan menimbulkan respon seketika dari banyak orang secara serentak. 3 4 Ibid, Hal. 188 Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa suatu pengantar. Hal. 33 12 Sebenarnya komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk menyampaikan pesan yang ditujukan pada sasaran. Tetapi, komunikasi juga berarti “makna” dan peroses. Oleh karena itu, ketika seseorang mengirim pesan sebenarnya ada makna yang terkandung didalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran komunikasi tersebut. Karena ada pengiriman pesan yang berupa makna tadi kepada sasaran, maka komunikasi juga merupakan sebuah peroses yang mengkaitkan banyak pihak. Persepsi manusia merupakan sebuah peroses interaksi atau negosiasi. Kita mencoba mencocokan stimulus eksternal dengan pola-pola internal pemikiran dan konsep. Bila kecocokan bisa dibuat, kita kemudian mempersepsi suatu, dan kita memberinya makna. Kegagalan untuk meliat makna dari apa yang kita persepsi membawa kita pada keadaan mengalami disorientasi. Pencocokan tersebut dikontrol oleh kebudayan kita yang didalamnya polapola atau konsep-konsep internal pemikiran dikembangkan sebagai hasil dari pengalaman kultural kita. Hal ini berarti bahwa manusia dan kebudayaan yang berbeda akan mempersepsi realitas secara berbeda. Karena, itu persepsi bukan semata-mata merupakan sebuah proses pisiolagis didalam diri individu, persepsi pun merupakan masalah kebudayaan. Sedangkan definisi dari komunikasi massa menurut Defleur dan Dennis adalah suatu proses yang komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna- 13 makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Saat ini perkembangan media massa elektronik, khususnya televisi sangat pesat di Indonesia. Dalam jangkau sepuluh tahun terakir, di Indonesia telah berdiri lebih dari sepuluh setasiun televisi swasta. Setiap setasiun televisi berlomba untuk terus mengudara dengan menayangkan program-program yang menarik. 2.1.1. Unsur-Unsur Komunikasi Massa Harold D. Lasswell memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?” 1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga. 5 Pers adalah suatu lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999 tentang pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: ”Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, 5 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. PT. Orasindo. 2000. Hal. 10 -12 14 megolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.” bentuk institusi media massa dipertegas lagi pada pasal 1 ayat (2) yang menyatakan: ” Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.” Ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media massa sebagai berikut: a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu. b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain: dari pengirim ke penerima, dari anggota audien ke anggota audien lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya. c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bilamana media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik 15 (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah). d. Partisipasi anggota audien dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat suka rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama atau politik. Partisipasi anggota audien lebih mengacu pada mengisi waktu senggang dan santai, bukannya berkenaan dengan pekerjaan dan tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pemeran-serta ”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah” (audien). e. Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan. f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya. 6 Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan, mereka juga berperan sebagai gate keeper. Yaitu berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audien-nya. Bitner menyatakan bahwa pelaksanaan peran gate keeper dipengaruhi oleh: 6 McQuail. Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta. 1987. Hal 2 16 ekonomi; pembatasan legal; batas waktu; etika pribadi dan profesionalitas; kompetisi diantara media; dan nilai berita. 2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut: a. publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik. b. rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan. c. transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional. 3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya. 4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien. 7 Menurut Charles Wright, mass audien memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut: 7 McQuail. Teori Komunikasi Massa ed.,Nurudin. Komunikasi Massa. Jakarta. Malang. 1987, 2003. Hal. 2 17 a. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi; b. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya; c. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya. 5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan. 8 2.1.2. Ciri-ciri komunikasi massa Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann adalah sebagai berikut: 1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis; 2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi; 3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim; 4. Mempunyai publik yang secara tersebar. 9 8 9 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. PT. Orasindo. 2000. Hal. 10 -12 Jalaludin Rakhmat. Pisikologi komunikasi. Edisi Revisi. 1994. hal 205 18 Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunikasi kita tadi harus diformat sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Istilah yang sering digunakan adalah interposed. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien. Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara keduanya impersonal. Karakteristik pokok ketiga adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya intervensi pengaturan secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau media. Dengan demikian, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai ”suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolit sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”. Komunikasi terbagi menjadi komunikasi Intrapersonal, komunikasi Interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi masa. 19 Komunikasi masa menjadi salah satu komunikasi terbesar melibatkan masyarakat banyak. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Komunikasi massa men decode lingkaran sekitar untuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa mengiterprestasikan hal-hal yang di decode sehingga dapat menjaga berlangsungnya intreksi serta membantu anggotaanggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. 10 Fungsi komunikasi massa dapat dibagi menjadi lima, yaitu: 11 1. Pengawasan (surveillance) Fungsi ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1) Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media massa menyampaikan informasi kepada kita mengenai bencana alam, krisis ekonomi, ancaman terhadap negara, dan sebagainya. 10 Wiryanto, Teori Komunikasi, 2000 : 10 11 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005 : 15 20 2) Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance) Pengawasan jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Contohnya berita tentang film-film di bioskop, harga kebutuhan pokok, dan sebagainya. 2. Interpretasi (interpretation) Fungsi ini erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contohnya seperti komentar radio atau siaran televisi, rencana surat kabar, dan sebagainya. 3. Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. 4. Sosialisasi Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting. 21 5. Hiburan Tampak jelas pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya seperti surat kabar dan majalah memiliki rubrik hiburan seperti cerita pendek, cerita panjang, dan cerita bergambar. 2.2. TV Sebagai Media Komunikasi Massa Perkembangan media televisi begitu cepat, karena sebagai media massa dirasakan sangat besar manfaatnya, dimana suatu peristiwa yang terjadi dibelahan bumi yang berbeda, dalam waktu bersamaan dapat diikuti khalayak di belahan bumi yang lain, dengan jumlah penonton yang relatif tidak terbatas jumlahnya. Maka dengan kondisi semakin berkembangnya teknologi komunikasi ini, menyebabkan abad ini sebagai abad informasi. Televisi sebagai media massa dengan kelebihan yang dimiliki bersifat audio visual, bersama media cetak dan radio (audiotif) merupakan teritunggal media massa, yang mempunyai pengaruh dan dengan sendirinya akan membentuk kekuatan yang besar, hanya saja sebagai akibatnya khususnya media massa televisi, merupakan suatu tantangan bagi para pengelolanya. Hal tersebut nerarti khalayak penonton mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi. Dengan terjadinya persaingan program siaran tadi, tentu saja harus mendapatkan perhatian khusus bagi mereka yang berkecimpung pada 22 media penyiaran ini, dalam arti untuk terus menerus berupaya meningkatkan program siarannya, kalu tidak ingin ditinggalkan penontonya. 12 Sinetron merupakan bagian dari televisi yang merupakan media massa elektronik audio visual. Maka dalam melihat efek sinetron terlebih dahulu kita melihat efek televisi terhadpa efek media massa kepada khalayaknya. Sebagai sebuah bentuk kesenian, sinetron adalah sama dengan media artistik lainnya, karena ia memiliki sifat-sifat dasar dasari media lain tersebut yang terjalin dalam sunnanya yang berama. Tetapi antara sinetron dan media lain terdapat kesamaan, sinetron adalah sesuatu yang unik yang dibedakan dari segenap media lainnya karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap. Sinetron melebihi drama karena ia empunyai kemampuan ajaib dalam mengambil sudut pandang yang bermacam-macam, gerak, waktu dan karena rasa ruang yang tak terbatas yang bisa ditimbulkan. 13 2.3. Pengertian Program Drama Perkataan drama berasal dari bahasa Yunani dram yang berarti : berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan perbuatan, tindakan atau beraksi. Dalam bahasa Indonesia terdapat istilah “sandiwara”. Istilah ini diambil dari bahasa Jawa “sandi” dan “warah” yang berarti pelajaran yang diberikan secara diam-diam atau rahasia. (sandi artinya rahasia dan warah artinya pelajaran). 12 Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Televisi. Duta wacana university pres. Yogyakarta. 1994. Hal. 13-14 13 Drs Alatas Fahmi. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. (YKPMD). Jakarta. 1997. hal. 30-32. 23 Istilah sandiwara radio, sandiwara televisi, sandiwara pentas menunjukkan bahwa kata sandiwara dapat menggantikan kata drama. 14 Dalam kehidupan sekarang, drama mengandung arti yang lebih luas ditinjau apakah drama sebagai salah satu genre sastra, ataukah drama itu sebagai cabang kesenian yang mandiri. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa. Drama naskah dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan. Drama pentas adalah jenis kesenian mandiri, yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik tata lampu, seni lukis (dekor, panggung), seni kostum, seni rias, dan sebagainya. Moulton memberikan definisi drama (pentas) sebagai hidup manusia yang dilukiskan dengan action. Hidup manusia yang dilukiskan dengan action itu terlebih dahulu dituliskan, maka drama, baik naskah maupun pentas, berhubungan denagan bahasa sastra. Arti lain dari drama biasa diungkapkan sebagai suatu kualitet komunikasi, situasi action (dan segala apa saja yang terlibat dalam pentas baik secara obyektif atau subyektif, nyata atau khayalan). 14 Definisi drama Http//www.Organisasi.Org/ arti-definisi-pengertian drama.organisasi.Org komunitas dan perpustakaan online Indonesia.com/diakses jum’at, 26 juni 2009. 24 Program drama merupakan pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupannya, karakter yang diperankan oleh pemain atau artis yang melibatkan konflik dan emosi. Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy, komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi. Drama (Fiksi) ialah Format acara televisi yang diproduksi dengan kreatifitas imajinasi dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang. Format tersebut merupakan interpretasi kisah kehidupan yg diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Cerita drama adalah sebuah format acara televise yang diproduksi melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi dan direkayasa dan dikreasikan ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runttutan cerita dalam sejumlah adegan. Adeganadegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Pada umumnya setting untuk acara drama berbentuk realis, meskipun sebagian darinya merupakan tiruan yang disesuaikan “kenyataan” merupakan unsur utama dalam mengekspresikan program acara drama. Bilamana kenyataan yang dibuat sendiri tidak selalu menghasilkan set yang efektif untuk acara drama. Set dekorasi drama harus mengarah pada usaha mendukung memperkaya konten dari 25 acara. Sejalan dengan keberadaannya, peranan penting dari set acara drama membangkitkan dan mendukung penampilan artis dalam memainkan peran dengan wajar. 15 2.3.1 Jenis Program Drama Program televisi yang termasuk dalam program Drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. 2.3.1.1. Drama Tragedi Drama tragedi adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. a. Sinetron Di Negara lain disebut dengan Opera Sabun, namun di Indonesia disebut Sinetron. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung terbuka dan sering sekali tanpa penyelesaian (open- ended). Ceritanya cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien yang menyukainya. b. Film Televisi serimg menayangkan film sebagai salah satu jenis pro- gram yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun film disini adalah film layer lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Karena tujuan pembuatannya adalah untuk layer lebar (thater) maka biasanya film baru bias ditayangkan di televise setelah terlebih dahulu dipertunjukan di bioskop atau 15 Prof. Dr. Herman J. Waluyo. Drama Teori dan Pengajarannya. Hanindita, 2001, hal 2. 26 bahkan setelah film itu didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD. Sedangkan. 16 2.3.1.2. Drama Komedi Terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya. b. Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar. c. Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam. d. Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu. 16 Definisi drama Http//www.Organisasi.Org/ arti-definisi-pengertian drama.organisasi.Org komunitas dan perpustakaan online Indonesia.com/diakses jum’at, 26 juni 2009. 27 2.3.2 Sinetron komedi Di Indonesia, televisi merupakan medium paling favorit bagi para pemasang iklan, dan karena itu mampu menarik Investor untuk membangun televisi. Kalau sebelum tahun 1998 jumlah stasiun televise swasta hanya ada enam maka sejak tahun 1998-2008 jumlah televisi swasta telah menjadi 13. Kini penonton televise Indonesia memiliki banyak pilihan dalam menikmati berbagai program acara televisi. Sinetron menjadi salah satu andalan program acara stasiun televisi untuk menarik banyak pemirsa. Sinetron juga harus dibuat menarik sehingga memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas ini dapat menjadi stimuli bagi pemirsa sehingga dapat menimbulkan persepsi pemirsa. Sinetron adalah sinema elektronik, pertunjukan sandiwara (Drama), dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik seperti televisi. Sinetron merupakan suatu media komunikasi massa pandang dan dengar. Pembuatanya melalui proses produksi yang panjang, dengan melibatkan banyak orang. Gambar diambil dengan menggunakan kamera elektronik dan direkam dengan mengunakan kaset video. Sinetron dapat di masukkan kedalam salah satu kategori drama. Derama adalah jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi teragedi, komedi, dan gabungan antara tragedi dan komedi, drama laga/action, melodrama, dan drama sejarah. 17 17 Elizabeth Lutters. Kunci Sukses Menulis Skenario.2004. hal. 35-37 28 Islam KTP termasuk kedalam drama komedi. Jenis drama komedi ini dapat digilongkan menjadi beberapa jenis lagi, yaitu komedi situasi, komedi slapstic, komedi satire, dan komedi faree. Dari keempat jenis drama komedi ini Islam KTP masuk kedalam sinetron komedi situasi. Sinetron komedi merupakan satu genre yang terdiri dari karakter-karakter yang tetap di dalam suatu format dimana terdapat satu atau lebih jalan cerita yang bersifat humor. Sinetron komedi merujuk pada pentingnya tokoh dalam memeahkan narasi tersebut, ciri tokoh itulah yang membuat kita tertawa, ciri yang juga kerap memunculkan masalah dan solusi. 18 2.4. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, pristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 19 Menurut Pearce, W. B. definisi persepsi adalah sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data. 20 Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory indrawi). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. 18 Greme Burton, membincangkan televisi: pengantar studi televisi, Jalasutra, Yogyakarta, hal 181 Jalaluddin Raakhmat. Psikologi komunikasi. Bandung. 1984. hal 51. 20 Alex Sobur. Psikologi Umum. 2003. Hal. 446 19 29 Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) addalah inti persepsi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. 21 Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya smakin cendrung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Menurut Jalaluddin Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa factor yang berasal dari stimulus, yaitu: 1.Perhatian (attention) Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainya melemah. Sedangkan atensi yang dipengaruhi oleh factor eksternal. Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi. Menurut Aaker danMayer, menyaring atensi atau perhatian dijalankan pada beragam tingkat usaha dan kesadaran “pada tingkat yang ekstrim adalah peruses pencarian aktif (active search) dimana penerima mencari informasi. Ia mungkin mencari pendapat teman-teman atau melalui majalah yang sebenarnya tidak dibaca. Pada tingkat lain, dapat diistilahkan sebagai pencarian pasif (passive search). Seseorang mencari informasi hanya dari sumber-sumber yang biasa menerpanya 21 Ibid. hal 446 30 selama ini. Pada tingkat akhir, disebut perhatian pasif (passive attention). Pada tingkat ini penerima mempunyai sedikit kebutuhan informasi dan tidak berusaha untuk mencarinya.” 22 2. Penafsiran (interpretation) Penafsiran merupakan peroses dimana penerima memberi arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan meliat kontesnya, dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi. 23 Penafsiran peribadi didasarkan pada pengalaman masa lalu si penerima, asumsi tentang perilaku manusia, pengetahuan mengenai keadaan lingkungan orang lain, suasana hati / keinginan / kemauan pada saat itu, serta harapan. Seorang individu dalam menafsirkan sesuatu tidak sama dengan individu lainya, dikarnakan setiap individu mengorganisasi rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya, dan bermacam-macam penafsiran akan muncul pada setiap individunya walaupun setimulinya sama. 3. Pengetahuan (kognitif) Kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khlayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Yang termasuk kegiatan psikis pengetahuan adalah gejala- 22 David Aaker and Mayer. Advertising Management, Prentice Hall Inc. New Jersey. 1996. Hal. 218 Ibid. Hal. 101 23 31 gejala seperti: pengamatan, tanggapan, ingatan, asosiasi, fantasi, berfikir dan intlegnsi. 24 Kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa dapat diperoleh berbagai informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah dikunjungi. Hai ini berkaitan dengan usaha-usaha memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan eksternal. Berdasarkan uraian sejumlah oprasionalisasi tentang persepsi tersebut, maka persepsi khalayak menjadi variabl akibat penggunaan media yang mengakibatkan berbagai efek psikologis. Penelitian melihat sejumlah efek yang ditimbulkan oleh isi tayangan sinetron komedi Islam KTP dalam menyajikan tayangan sitkom yang lucu dan menarik. Maka peneliti mengambil responden yaitu mahasiswa Universitas Mercu Buana khususnya mahasiswa non muslim. Alasanya karena banyak mahasiswa Universitas Mercu Buana baik yang muslim ataupun non muslim yang menonton sinetron Komedi Islam KTP. Persepsi dari mahasiswa non muslim akan membuat persepsi yang timbul menjadi beragam. Ini merupakan suatu alasan penulis untuk memilih mahasiswa Universitas Mercu Buana khususnya non muslim ini sebagai sampel dalam penelitian tugas akhir ini. 24 Alisuf satri. Pengantar psikologi umum dan perkembanganya. Pedoman Ilmu Jaya. 2000. Hal. 40 32 Gambar 1 Proses Persepsi ( Alex Sobur. Pisikologi umum, hal 449) 25 Terjadinya Stimulasi alat indra Stimulasi alat indra diatur Stimulasi alat indra dievaluasi -ditafsirkan 1. Terjadinya stimulasi alat indra (Sensory Stimulation) Alat indra distimulasi ( dirangsang). Contoh saat kita mendengar music, saat kita merasakan telapak tangan yang berkeringat ketika berjabat tangan. 2. Stimulasi terhadap alat indra diatur Rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proximity atau kemiripan; orang atau pesan yang secara fisik mirip sama lain, dipersepsikan bersama-sama, atau sebagai satu kesatuan ( unity ). Prinsip lain adalah kelengkapan (closure); kita memandang atau mempersepsikan suatu gambar atau pesan yang lengkap. Dalam membayangkan prinsip-prinsip ini, hendaklah kita ingat bahwa apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang 25 Alex Sobur. Psikologi Umum. 2003. hal. 449 33 bermakna bagi kita. Pola ini belum tentu benar atau logis dari segi objektif tertentu. 3. Stimulasi Alat Indra Dditafsirkan-Dievaluasi Proses perceptual adalah penafsiran-evaluasi. Kita menggabungkan kedua istilah ini untuk menegaskan bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan. Penafsiran-evaluasi kita tidak semata-mata didasarkan pada rsngsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, system nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita. 26 Rangsangan atau stimuli yang muncu dari sinetron komedi Islam KTP mungkin timbul karena situasi-situasi lucu yang diciptakan penulis naskah. Tapi tentu tidak hanya itu. Isi sinetron ini tidak hanya sekedar tema cerita, tapi juga alur cerita, karakter tokoh dalam cerita, music, bahasa, dialog, acting pemain, juga gambar. Secarah keseluruhan isi dari sinetron ini memberikan cukup banyak stimuli kepada pemirsanya. Sehingga perhatian penuh pada sinetron ini tidak berkurang. 2.4.1 Faktor-faktor penyebab perbedaan persepsi Proses persepsi dijelaskan oleh para filsuf psikolog bahwa manusia secara alamiah ingin mengetahui dunia diluar dirinya dan seberapa tepat mereka 26 Ibid. hal. 449-451. 34 menggambarkannya. Pegalaman tersebut sangat bergantung pada alat indra, tanpa alat indra, tidak ada kontak dengan dunia luar. 27 Meskipun banyak stimuli berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat-saat tertentu. Pemutasan persepsi ini disebut “perhatian”. Atensi atau disebut juga perhatian adalah peruses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainya melemah. Ada dua faktor yang bisa menarik atensi atau perhatian sesorang, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal contohnya seperti gerakan-gerakan yang mengandung perhatian, intensitas sitimuli, kebaruan (novelty) suatu program acara, dan perulangan. 28 Sedangkan faktor internal terbagi dua, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis contohnya rasa lapar, rasa haus, rasa kantuk, hasrat sex, dan sebagainya. Sedangkan faktor sosiopsokologi contohnya kebudayaan, pengalaman, pendidikan, kebiasaan, tingkat kehidupan, dan sebagainya. Karena itulah persepsi tiap orang berbeda-beda, karena tiap orang tidak memiliki faktor-faktor tersebut diatas yang sama. Bahkan seorang anak kembarpun bisa memilikipersepsi yang berbeda. Persepsi itu bersifat komplexs. Tidak ada hubungan satu lawan satu antara pesan yang terjadi di “luar sana” dengan pesan yang 27 Ibid. hal. 448. Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung 2001 Remaja Rosda Karya. 1994. hal. 52-53. 28 35 akhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi di luar dapat sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita. Faktor-faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan terutama penafsiran atas suatu rangsangan agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadapsuatau realitas. Dengan demikian persepsi itu terikat oleh budaya (culture-bound). 29 Bagaimana kita memaknai suatu pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada system nilai yang kita anut. Larry A. samovar dan Richard E. Porter, mengemukakan unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi ketika kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni ; 1. Kepercayaan (beliefs), nilai (values), dan sikap (attitudes) 2. Pandangan dunia (worldview) 3. Organisasi social (social organization) 30 Banyak sekali factor yang membuat suatu persepsi berbeda-beda dari setiap individu. Faktor biologis, faktor sosiopsikologis, atau faktor budaya, ternyata juga menjadi penyebab persepsi berbeda-beda. Berbagai faktor akan mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Faktor ini meliputi organisasi personal psikologis individu seperti potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan, serta bidang pengalaman; 29 30 Dedy Mulyana. Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar. 2000. hal. 98. S. Djuarsa sendjaja, Ph.D., Dkk. Teori Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. 2002. Hal. 725. 36 kelompok-kelompok sosial dimana individu menjadi anggota; dan hubunganhubungan interpersonal pada proses penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian informasi. Diduga orang yang berpendidikan rendah jarang membaca surat kabar, tetapi sering menonton televisi. Eksekutif dan kaum bisnis menyenangi rublik niaga dalam surat kabar atau majalah. Telah diteliti bahwa kelompok menengah (middle class) cendrung menyukai acara pendidikan, berita, dan informasi. Melihat latar belakang pemirsa sinetron komedi Islam KTP dari kelurahan Larangan, Tangerang, tidaklah mengherankan apabila persepsi yang timbul beranekaragam. Sampel akan segaja diambil dari tingkat usia pemirsa yang berbeda dari anak berusia 15 tahun sampai orang tua yang berusia 45 tahun. Banyaknya pendatang dari berbagai daerah di Indonesia dengan budaya yang berbeda, yang menetap dikelurahan ini, tentu saja akan menimbulkan persepsi yang beragam pula. Masih banyak lagi faktor lain yang telah disebutkan akan membuat persepsi pada tayangan komedi Islam KTP jadi berbeda-beda. 2.5. Penggunaan media massa Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membenci acara Y? Bila anda kesepian, mengapa anda lebih senang mendengarkan musik kelasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita?. 31 31 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. 2001. hal. 205. 37 Ahli komunikasi menyebutkan dua fungsi media massa (aliran bifungsional). Media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi - menurut Weiss; atau hiburan dan informasi- menurut W Ibur Sehramm. Yang lain menyebutkan: pengawasan lingkungan, hubungan sosial, hiburan dan transmisi cultural-seperti dirumuskan oleh Harold Lasswell dan Charles Wright. 32 Sebagian orang menyatakan bahwa terpaan media lebih merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi faktor external. Sebagian lain memandang pemuasan kebutuhan dengan media begitu kecil dibandingkan dengan kebutuhan khalayak sehingga factor motivasional hampir tidak berperanan dalam menentukan terpaan media. Sebagian lagi berpendirian bahwa, walaupun ada pemuasan potensial dalam komunikasi massa, seseorang tidak begitu berhasil dalam menemukan pemuasan karena media massa tidak memberikan petunjuk tentang potensi ganjaran yang dapat diberikanya. Harus diakui bahwa lingkungan eksternal memainkan peranan penting dalam menentukan terpaan media. Walaupun demikian ini tidak berarti bahwa factor-faktor personal tidak mempengaruhi penggunaan media. Seseorang cendrung menyukai media tertentu atau acara tertentu dari berbagai komunikasi massa yang ada. Agak sukar menjelaskanya bahwa kesukaan seseorang hanya berdasarkan kebetulan saja. Melihat begitu banyak orang yang secara setia membaca surat kabar, menonton televisi atau membaca novel, secara pisikologis seseorang dapat menyimpulkan 32 Ibid. hal. 208 38 bahwa iya memperoleh kepuasan dalam menggunakan media, betapapun kecinya pemuasan yang dapat dilakukan media. Menurut teori behaviorisme “low o effects” perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi; artinya seseorang tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidal memberikan pemuasan pada kebutuhannya. 33 Jadi jelas seseorang menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Seseorang mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan. Seseorang mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Seseorang kesepian, dan media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja hiburan, ketenangan, dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumbersumber lain seperti sahabat, hobi, atau tempat ibadat. Sinetron komedi Islam KTP ditonton banyak pemirsa. Mereka tentu memiliki alasan tersendiri mengapa menonton tayangan tersebut. Sinetron komedi ini dianggap memberikan hiburan, memberikan kesempatan melarikan diri dari kenyataan, dapat menjadi sahabat bagi pemirsa, sekaligus tanpa disadari dapat menjadi kontrol lingkungan atas perubahan yang terjadi dalam masyarakat. 33 Ibid. Hal. 207.