1 hubungan lingkungan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja

advertisement
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
JURNAL PENELITIAN
Oleh:
RISALDIN
NIM. G2G1 15 117
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
1
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN
KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN
KONAWE
Oleh : Risaldin1
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) hubungan lingkungan
kerja dengan kinerja guru, (2) hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru, dan (3)
hubungan lingkungan kerja dan kinerja guru dengan kinerja guru SD Negeri di
Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional.
Penelitian ini dilaksanakan pada 21 sekolah dasar yang berada di Kecamatan
Wawotobi Kabupaten Konawe. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket.
Populasi penelitian berjumlah 228 orang guru. Penarikan sampel dilakukan secara
proportionale simple random sampling dengan jumlah sampel 70 orang guru. Teknik
analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi menggunakan software
SPSS versi 21.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan positif dan
signifikan lingkungan kerja dengan kinerja guru, dengan nilai koefisien korelasi (rx1y)
= 0,502 dan nilai probabalitas = 0,000; (2) terdapat hubungan positif dan signifikan
lingkungan kerja dengan kinerja guru, dengan nilai koefisien korelasi (rx2y) = 0,659
dan nilai probabalitas = 0,000; (3) terdapat hubungan positif dan signifikan lingkungan
kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru, yang dibuktikan
oleh nilai koefisien korelasi ganda (Rx1x2y) = 0,688 dan nilai probabilitas = 0,000.
Temuan penelitian ini membuktikan bahwa lingkungan kerja yang baik dan
motivasi kerja yang tinggi merupakan variabel penentu kinerja guru. Semakin baik
lingkungan tempat bekerja dan semakin tinggi motivasi kerja yang dimiliki oleh guru
dalam melaksanakan tugasnya, maka kinerja guru akan semakin baik pula.
Kata kunci: Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja, Kinerja Guru
1
Mahasiswa Konsentrasi Administrasi Pendidikan Program Studi Pendidikan IPS PPS UHO
2
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
A. PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam mengubah perilaku
manusia melalui pembentukan karakter, pengetahuan, pribadi dan moral, sehingga
tercipta manusia yang berkualitas. Perilaku manusia yang berkualitas dalam konteks
pendidikan adalah mutu output yang mampu memenuhi harapan masyarakat dan
mampu menghadapi tantangan dalam perubahan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan
dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan global, mampu mengatasi perubahan atau mampu dalam berpikir, bersikap,
dan berperilaku sesuai dengan tuntutan zaman. Semua ini tentunya akan dapat
terwujud melalui campur tangan tenaga pendidik dan kependidikan yang dapat
diandalkan. Karena guru dan tenaga kependidikan yang profesional merupakan salah
satu syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan.
Kinerja guru dikatakan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri
dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai materi
pelajaran secara luas sesuai disiplin ilmu yang diajarkan kepada peserta didik,
mengembangkan bahan pelajaran, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran,
kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan peserta
didik, kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa, jujur, objektif
dalam membimbing peserta didik, dan tanggung jawab terhadap tugasnya. Guru
sebagai masyarakat sosial harus mampu berinteraksi dengan efektif dan efisien kepada
peserta didik, sesama guru, orang tua, dan masyarakat luas. Guru sebagai ujung
tombak pelaksana pendidikan hendaknya memiliki kinerja yang baik dan berkualitas,
sehingga diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.
Menurut Sardiman (2006:205) kinerja dapat diartikan sebagai kesuksesan
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang diperoleh dari perbuatannya.
Untuk itu, kinerja berkenaan dengan apa yang dihasilkan oleh seseorang dari tingkah
laku kinerjanya. Seseorang yang mempunyai kinerja tinggi disebut orang produktif,
misalkan seorang guru sebelum proses belajar mengajar membuat terlebih dahulu
kerangka belajar dan sebaliknya orang yang tidak mencapai standar dikatakan sebagai
orang yang tidak produktif atau mempunyai kinerja rendah yang dimisalkan dalam
proses belajar mengajar guru tersebut tidak menguasai kondisi dalam kelas.
Faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yang berhubungan dengan sifat-sifat seseorang yang meliputi
sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal
lainya. Faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang
berasal dari lingkungan, meliputi kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakantindakan rekan kerja, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
Menurut Anoraga (2006:56) salah satu faktor yang sangat diinginkan oleh para
pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka adalah lingkungan kerja yang
baik. Lingkungan atau suasana kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik
pula pada segala pihak, baik bagi para pekerja, pimpinan maupun pada hasil
pekerjaannya.
3
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara
orang-orang yang ada di dalam lingkungannya. Oleh karena itu, hendaknya diusahakan
agar lingkungan kerja harus baik dan kondusif karena lingkungan kerja yang baik akan
menjadikan guru merasa nyaman serta bersemangat untuk melaksanakan setiap tugastugasnya (Moekijat, 2003:136).
Penelitian terdahulu mengenai lingkungan kerja telah dilakukan oleh Utami
(2014) yang menguji tentang pengaruh lingkungan dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru ekonomi/akuntansi di Kabupaten Semarang. Ada pengaruh positif dan signifikan
antara lingkungan kerja dengan kinerja sebesar 21,8%, sedangkan untuk motivasi kerja
sebesar 39,7%. Dapat diartikan bahwa lingkungan kerja dan motivasi kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru ekonomi di Kabupaten Semarang.
Selain lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman, motivasi dalam bekerja
merupakan faktor lain yang berkaitan erat dengan kinerja guru. Motivasi merupakan
salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena guru akan
mengajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Dengan
motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan.
Mangkunegara (2011:165) menyatakan bahwa motivasi kerja terbentuk dari
sikap individu dalam menghadapi situasi kerja dalam organisasi. Motivasi kerja
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri individu yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental individu yang positif terhadap
situasi kerja dapat memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja yang
maksimal.
Motivasi diberikan sebagai upaya memelihara semangat kerja seseorang agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan optimal. Motivasi ditujukan sebagai suatu upaya
mendorong dan merangsang perilaku seseorang untuk melaksanakan kegiatan atau
tugasnya dengan rasa kesadaran. Tindakan memotivasi akan lebih berhasil jika
tujuannya jelas dan sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.
Para guru akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi
yang tinggi. Apabila guru memiliki motivasi yang positif maka ia akan
memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas
atau kegiatan. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas karena adanya dorongan
atau motivasi sebagai bukti bahwa apa yang dilakukan guru sesuai dengan tanggung
jawab dalam melaksanakan kinerja. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan
meningkatkan kinerjanya, sehingga dengan motivasi kerja yang ada maka ia akan
bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat meningkatkan produktifitas kinerja guru.
Pada kenyataanya, masih dijumpai adanya lingkungan kerja di sekolah yang
kurang kondusif, baik dilihat dari aspek fisik maupun non fisik. Pada aspek fisik
ditunjukkan oleh lingkungan sekolah yang kurang aman dan nyaman sebagai tempat
berlangsungnya proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pada aspek non fisik,
masih ditemukan adanya hubungan yang kurang harmonis antara guru dan kepala
sekolah. Kondisi ini mengakibatkan gairah atau semangat kerja guru menjadi rendah,
sehingga sangat berpotensi terhadap penurunan kualitas kinerja guru.
4
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan penulis dengan
beberapa Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe
diperoleh informasi bahwa masih terdapat guru yang mengalami kesulitan dalam
pembuatan rencana pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar belum
maksimal, penggunaan metode pembelajaran yang menoton dan pelaksanaan evaluasi
dari mulai penyusunan, pengolahan sampai tindak lanjut belum seperti yang
diharapkan. Pada aspek motivasi kerja guru juga ditemukaan beberapa kenyataan,
antara lain disiplin mengajar guru yang belum maksimal, yaitu masih sering dijumpai
guru yang terlambat masuk di kelas untuk melaksanakan pembelajaran.
Kenyataan tersebut mengimplikasikan bahwa lingkungan kerja yang kurang
kondusif dan motivasi kerja guru yang rendah akan berdampak pada rendahnya
kualitas kinerja guru. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka dibutuhkan pemimpin
yang mampu membangun lingkungan sekolah yang kondusif dan mampu memotivasi
para guru agar memiliki kesadaran tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga pendidik profesional.
Berdasarkan kenyataan di atas, fenomena lingkungan kerja dan motivasi kerja
guru dalam hubungannya dengan kinerja guru merupakan persoalan urgen yang
memerlukan kajian empiris. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan
penelitian dengan judul ”Hubungan Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja dengan
Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe”.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Sekolah yang menjadi objek penelitian terdiri
dari 21 sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
korelasional yang bertujuan untuk menganalisis tingkat kekuatan atau keeratan
hubungan antarvariabel yang diteliti, yakni hubungan lingkungan kerja dan motivasi
kerja dengan kinerja guru.
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi
Kabupaten Konawe yang aktif semelaksanakan tugas pada semester genap tahun
pelajaran 2016/2017, baik PNS maupun Non PNS dengan jumlah 228 orang.
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling,
dengan total sampel 70 orang. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik
angket. Uji persyaratan analisis dilakukan melalui dua jenis pengujian, yaitu uji
normalitas dan uji linearitas. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
inferensial menggunakan program SPSS versi 21.0.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Hasil Penelitian
Lingkungan kerja sekolah yang kondusif dapat memberikan rasa aman dan
memungkinkan guru untuk melaksanakan tugas secara optimal. Lingkungan kerja di
sekolah dapat mempengaruhi emosional guru. Jika guru menyenangi lingkungan
kerjanya, maka guru tersebut akan betah dan melakukan aktivitasnya dengan baik,
5
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif. Produktivitas akan tinggi dan
otomatis prestasi kerja guru juga akan meningkat.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara umum lingkungan kerja
pada SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe termasuk dalam kategori
baik. Hal ini didasarkan atas tanggapan atau jawaban yang diberikan oleh 70 orang
responden terhadap seluruh dimensi dan indikator lingkungan kerja dengan persentase
skor rata-rata 79,45% atau nilai rata-rata jenjang sebesar 3,97.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa motivasi kerja guru SD Negeri di
Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe termasuk dalam kategori baik (tinggi). Hal
ini didasarkan atas jawaban 70 orang responden terhadap 25 item pernyataan yang
dikembangkan dari 5 dimensi pembentuk variabel motivasi kerja, yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan
kebutuhan aktualisasi diri dengan persentase rata-rata variabel sebesar 78,42% atau
nilai jenjang rata-rata 3,92.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, menunjukkan bahwa kinerja guru SD
Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe termasuk dalam kategori baik.
Hal ini didasarkan oleh jawaban 70 responden terhadap 32 item pernyataan yang
dikembangkan dari 3 indikator pembentuk variabel kinerja guru, yaitu indikator
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran
dengan persentase rata-rata variabel sebesar 82,88% atau nilai jenjang rata-rata 4,14.
2. Pembahasan
a. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Guru
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa lingkungan kerja berkorelasi positif
dan signifikan dengan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten
Konawe. Hal ini dilihat dari nilai koefisien korelasi Product Moment Pearson (rx2y)
sebesar 0,502 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,000.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, disimpulkan bahwa hubungan antara
lingkungan kerja dengan kinerja guru adalah positif dan signifikan. Kesimpulan
tersebut mengandung arti bahwa lingkungan kerja memiliki arah yang positif dan
nyata dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi
Kabupaten Konawe.
Secara teoritis, hasil penelitian ini sesuai teori yang dikemukakan oleh Anoraga
(2006:56) bahwa salah satu faktor yang sangat diinginkan oleh para pekerja untuk
meningkatkan produktivitas kerja mereka adalah lingkungan kerja yang baik.
Lingkungan atau suasana kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula
pada segala pihak, baik pada para pekerja, pimpinan atau pada hasil pekerjanya.
Senada dengan hal tersebut di atas, Saydam (2008:226) mengemukakan bahwa
lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar
pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri. Menurut Schultz dan Schultz (2010:405) lingkungan atau kondisi
kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja dan produktivitas kerja.
6
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
Wakhid (2014:66) mengemukakan bahwa lingkungan kerja yang kondusif
memberikan rasa aman dan memungkinkan pegawai untuk dapat bekerja optimal.
Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosional pegawai. Jika pegawai menyenangi
lingkungan kerja di mana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat
kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif.
Produktivitas akan tinggi dan otomatis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan
kerja itu mencakup hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan fisik
tempat pegawai bekerja.
Faktor lingkungan kerja sangat menunjang bagi individu dalam mencapai
prestasi kerja. Faktor lingkungan kerja yang dimaksud antara lain: (1) kesehatan, (2)
jaminan keamanan, (3) pelayanan, (4) pola komunikasi, dan (5) fasilitas kerja.
Sekalipun, jika faktor lingkungan kerja kurang menunjang, maka bagi pegawai yang
memiliki tingkat kecerdasan pikiran dengan tingkat kecerdasan emosi yang baik,
sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Kondisi lingkungan kerja yang
baik memiliki peranan penting dalam rangka memberikan kepuasan terutama dalam
penciptaan suasana kerja yang menyenangkan dan mengakibatkan kebiasan-kebiasan
pekerjaan yang baik bagi para pegawai (Sulistiyani dan Rosidah dalam Iskandar dan
Juhana, 2014:89).
Menurut Timpe dalam Mujiati (2007:21) bahwa lingkungan kerja yang
menyenangkan menjadi kunci pendorong guru untuk menghasilkan kinerja puncak,
tetapi untuk menciptakan kinerja puncak yaitu memiliki keterampilan dan motivasi
yang tinggi, lingkungan kerjanya harus yang kondusif. Lingkungan kerja yang
memberikan jaminan rasa aman, tenteram, dan nyaman sehingga membuahkan
kepuasan kerja, dan kepuasan kerja akan meningkatkan motivasi bekerja dan
kelanjutannya akan meningkatkan kinerja guru.
Dalam konteks lingkungan kerja guru, Moekijat dalam Imroatun dan Sukirman
(2016:184) menyatakan bahwa lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja
yang mengikat antara orang-orang yang ada di dalam lingkungannya. Oleh karena itu,
hendaknya diusahakan agar lingkungan kerja harus baik dan kondusif karena
lingkungan kerja yang baik akan menjadikan guru merasa nyaman serta bersemangat
untuk melaksanakan setiap tugas-tugasnya.
Iskandar (2012:154) mengemukakan bahwa lingkungan kerja merupakan
keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang dapat
memberikan kesan menyenangkan, menyamankan, menenteramkan dan kesan betah
bekerja dan sebagainya. Lingkungan kerja yang baik bagi guru dapat terjadi apabila
guru tersebut memperoleh sarana dan prasarana yang memadai, kenyamanan,
pengaturan tempat kerja, ketertiban yang terjadi pada saat guru menjalankan tugasnya
sebagai pengajar di sekolah. Selain itu juga adanya kebebasan berpendapat, hubungan
teman kerja, transparansi sehingga guru tersebut dapat mengembangkan dirinya
menjadi lebih baik. Apabila lingkungan kerja dapat mendukung seorang guru untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik, maka guru tersebut akan melakukan kegiatan
belajar mengajar (KBM) secara optimal sehingga kinerja guru akan meningkat karena
ditunjang oleh lingkungan kerja yang kondusif.
7
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
Secara empirik, hasil penelitian ini dikuatkan oleh Ismail Sume (2013) dalam
penelitian berjudul “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Guru IPS SMP Negeri di Kabupaten Konawe Selatan”. Kesimpulan
dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ada hubungan positif antara lingkungan
kerja dengan kinerja guru dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,660.
Hasil penelitian Wakhid (2014) menunjukkan bahwa lingkungan dan motivasi
kerja berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru, baik secara parsial maupun simultan; dan
variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai adalah lingkungan
kerja.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dikemukakan bahwa lingkungan kerja
memiliki hubungan yang positif dengan kinerja guru. Artinya, lingkungan kerja yang
baik dan kondusif, baik fisik maupun non fisik akan berdampak positif bagi
peningkatan kinerja guru di sekolah.
b. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa motivasi kerja memiliki hubungan
positif dengan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.
Hal ini dilihat dari koefisien korelasi Product Moment Pearson (rx2y) sebesar 0,659
Hasil uji signifikasi menggunakan program SPSS versi 21.0 diperoleh nilai
probabilitas pada output analisis korelasi sebesar 0,000. Angka ini menunjukkan
bahwa nilai probabilitas (p) lebih kecil dari nilai alpha
(α) = 0,000 < 0,05.
Berdasarkan hasil pengujian, maka hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
guru adalah signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa motivasi kerja memiliki arah
yang positif dan nyata dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan
Wawotobi Kabupaten Konawe.
Secara teoritis, hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Mangkunegara (2011: 165) bahwa individu yang mempunyai motivasi kerja tinggi
cenderung memiliki prestasi tinggi dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya
rendah disebabkan karena motivasi kerja rendah. Pandangan yang sama dikemukakan
oleh Yulk (Riduwan, 2014: 360) bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi tersebut ikut
menentukan tinggi rendahnya prestasi kinerjannya.
Flippo (Hartatik, 2014: 160) menyebutkan bahwa motivasi kerja adalah suatu
keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil,
sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Pentingnya
motivasi diakui bahwa motivasi berhubungan dengan kinerja dan terkait dengan
kepuasan para pekerja. Sebuah upaya yang dikerjakan oleh para pimpinan adalah
memberi motivasi kepada para pekerjanya agar dapat kepuasan kerja atau
meningkatkan kinerjanya.
Gibson dalam Suwarto (2010:116) menyatakan bahwa kekuatan motivasi yang
ampuh dapat mempengaruhi kinerja yang lebih tinggi. Artinya, apabila motivasi yang
ada dalam diri seseorang itu tinggi maka pekerjaan yang dilakukan atau kinerja yang
8
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
dihasilkan akan optimal, begitupula sebaliknya ketika motivasi seseorang itu rendah
maka kinerja yang dihasilkan kurang optimal.
Rivai (2005:24) menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi kerja, kinerja akan
semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan motivasi kerja guru akan
memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya. Tugas guru akan berjalan dan berhasil dengan baik apabila didukung oleh
adanya motivasi kerja yang tinggi dari guru itu sendiri. Tingginya motivasi yang
dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas dapat mendorong peningkatan
kinerjanya.
McClelland (Putra dkk, 2013:7) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi
bukan potensi bawaan, sehingga besar kemungkinannya potensi tersebut untuk
dikembangkan melalui latihan-latihan. Semakin tinggi motivasi berprestasi guru,
semakin tinggi pula kinerjanya. Demikian sebaliknya, semakin rendah motivasi
berprestasi guru menyebabkan semakin menurun kinerjanya.
Secara empiris, riset ini membuktikan bahwa motivasi kerja mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan kinerja guru. Karang, Yudana, dan Natajaya
(2013) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan motivasi kerja guru
terhadap kinerja guru SMP Negeri 1 Bangli dengan koefisien korelasi sebesar 45%,
determinasi 21,6%, dan sumbangan efektif 17%. Hasil Penelitian Astuti (2015) juga
menyimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja
dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.
Unche, Fiberesima, dan Christiana (2011) dalam penelitian berjudul
“Relationship Between Motivational Factors and Teachers’ Performance on the Job in
Ogba/Egbema/Ndoni Local Government Area, of Rivers State” yang meneliti tentang
hubungan antara faktor motivasi dan kinerja guru pada pekerjaan, menemukan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara faktor motivasi dan kinerja guru dan hubungan
yang signifikan antara pengalaman guru dan prestasi kerja mereka.
Berdasarkan pembahasan di atas, dinyatakan bahwa motivasi kerja berhubungan
positif dan signifikan dengan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi
Kabupaten Konawe. Peningkatan motivasi kerja guru dapat diwujudkan melalui
pemenuhan kebutuhan, khususnya yang berkaitan langsung dengan tugas pokok guru.
Terpenuhinya kebutuhan guru, dapat menjadi faktor pendorong terwujudnya
kinerjanya.
c. Hubungan Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru
Hasil analisis korelasi ganda menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan motivasi
kerja memiliki hubungan positif dengan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan
Wawotobi Kabupaten Konawe. Hal ini dilihat dari koefisien korelasi ganda (Rx1x2y)
sebesar 0,688. Hasil uji signifikasi menggunakan program SPSS versi 21.0 diperoleh
nilai probabilitas sebesar 0,000. Angka ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p)
lebih kecil dari nilai alpha (α) = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian, maka
hubungan lingkungan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja guru adalah signifikan.
Hal ini dapat dimaknai bahwa lingkungan kerja dan motivasi kerja secara bersama-
9
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
sama memiliki arah yang positif dan nyata dalam meningkatkan kinerja guru SD
Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.
Secara teoritis, temuan penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Whitmore (Uno, 2007: 86) bahwa kinerja guru merupakan salah satu faktor yang
menjadi tolok ukur keberhasilan sekolah. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja
guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi atau
menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta
disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran.
Senada dengan pandangan di atas, Mangkunegara (2004:64) mengemukakan
bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja ada beberapa indikator dilihat dari peran
guru dalam meningkatkan kinerjanya. Indikator kinerja tersebut adalah:
(1) kemampuan dalam perencanaan pembelajaran, (2) kemampuan dalam pelaksanaan
pembelajaran, dan (3) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Menurut Wahab dan Umiarso (2011:48) kinerja guru dipengaruhi oleh faktor
dari dalam guru itu sendiri seperti: kepribadian dan dedikasi, pengembangan profesi,
kemampuan mengajar, hubungan dengan masyarakat, kecerdasan, keterampilan dan
kecakapan, kemampuan dan minat, pengalaman, kepuasan, bakat, motivasi, kesehatan,
dan cita-cita serta tujuan dalam bekerja. Sedangkan faktor luar yang diprediksi
berhubungan terhadap kinerja seorang guru diantaranya yaitu: kepemimpinan kepala
sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, iklim organisasi, sarana dan
prasarana.
Kinerja seorang guru dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu
faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi. Motivasi adalah
kemauan (willingnes) untuk mengerjakan sesuatu (Bafadal, 2006:70). Jadi motivasi
kerja guru adalah kemauan guru untuk mengerjakan tugas-tugasnya. seorang guru
yang mempunyai motivasi kerja cukup tinggi akan menunjukkan kinerja yang baik
karena mereka terdorong dari dirinya sendiri untuk melakukan pekerjaannya itu.
Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja guru adalah lingkungan kerja.
Adapun lingkungan kerja dari seorang guru adalah sekolah. Lingkungan kerja terbagi
menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik (Anoraga,
2006:57). Komponen Lingkungan kerja fisik adalah kebersihan, penerangan, udara,
suara, keamanan, dan tata ruang kantor. Lingkungan kerja fisik yang tersusun dengan
rapi dan suasana yang kondusif tentunya menyebabkan guru merasa nyaman ketika
menjalankan tugasnya dan bersemangat dalam bekerja sehingga kinerja guru
meningkat. Lingkungan kerja non fisik yaitu hubungan antara atasan dengan bawahan
dan hubungan kerja antar pegawai (guru). Hubungan kerja juga dapat mempengaruhi
kinerja guru karena guru akan nyaman bekerja ketika hubungan antar sesama pegawai
di sekolah harmonis.
Imroatun dan Sukirman (2016:185) menyatakan bahwa adanya lingkungan kerja
yang nyaman dan motivasi yang tinggi maka kinerja dapat dicapai secara optimal
sesuai yang diinginkan khususnya dalam pelajaran. Guru yang bersemangat dalam
mengajar terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, serta minat
10
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
yang tinggi dalam memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini akan
berdampak pada hasil akhir yang mampu menciptakan kinerja yang baik.
Secara empiris, hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Utami (2014) yang
menguji pengaruh lingkungan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi di Kabupaten Semarang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja dengan kinerja
sebesar 21,8%, sedangkan untuk motivasi kerja sebesar 39,7%. Temuan penelitian ini
dapat diartikan bahwa lingkungan kerja dan motivasi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja guru.
Iskandar (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa motivasi dan
lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri seKabupaten Kendal. Kesimpulan penelitian tersebut adalah motivasi dan lingkungan
kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten
Kendal baik secara parsial maupun simultan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dikemukakan bahwa untuk mencapai
kinerja guru yang maksimal, perlu di dukung oleh lingkungan kerja yang baik atau
kondusif dan motivasi kerja guru yang tinggi. Kinerja guru dapat diwujudkan melalui
kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, serta memanfaatkan hasil evaluasi untuk
kepentingan perbaikan pembelajaran.
E. Penutup
1. Kesimpulan
a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan lingkungan kerja dengan kinerja
guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe, dengan nilai
koefisien korelasi sederhana (rx1y) sebesar 0,502 dan nilai probabilitas sebesar
0,000.
b. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan motivasi kerja dengan kinerja guru
SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe, dengan nilai koefisien
korelasi sederhana (rx2y) sebesar 0,659 dan nilai probabilitas sebesar 0,000.
c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan lingkungan kerja dan motivasi kerja
secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi
Kabupaten Konawe, dengan nilai koefisien korelasi ganda (Rx1x2y) sebesar 0,688
dan nilai probabilitas sebesar 0,000.
2. Saran
a. Kepada para Kepala SD Negeri di Kecamatan Wawotobi diharapkan agar lebih
memperbaiki lingkungan kerja di sekolah masing-masing, khususnya yang
berkaitan dengan kelengkapan sarana pendukung kegiatan pembelajaran dan
harmonisasi hubungan antarguru di sekolah.
b. Dalam rangka meningkatkan motivasi kerja dan mewujudkan kinerja guru di masa
mendatang, diharapkan pula kepada kepala SD Negeri di Kecamatan Wawotobi
11
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
untuk melaksanakan pembinaan dan pengembangan karir guru melalui program
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).
c. Kepada guru-guru SD Negeri di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe
diharapkan agar senantiasa mengembangkan kompetensinya dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran melalui kegiatan kolektif guru.
d. Kepada Pemerintah Daerah/Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe
diharapkan agar memberikan bantuan sarana pendidikan kepada sekolah sesuai
kebutuhan dan memenuhi standar.
Daftar Pustaka
Imroatun, Siti dan Sukirman. 2016. Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi Kerja,
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi di SMA Negeri
se-Kabupaten Wonosobo. Economic Education Analysis Journal (EEAJ) Vol. 5
No. 1, Februari 2016.
Iskandar. 2012. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru
SMA Negeri Se-Kabupaten Kendal. Jurnal Educational Management, Volume 1,
No. 2, Juni 2012. Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Ismail Sume. 2013. Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Guru IPS SMP Negeri di Kabupaten Konawe Selatan. Tesis,
Program Pascasarjana, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2011. Perencanaan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT Refika Aditama.
Moekijat. 2003. Manajemen Kepegawaian. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Mujiati, Nok. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Magelang”. Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal, edisi kedua. Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada.
Sardiman, A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Saydam, Gouzali. 2008. Manajemen Sumberdaya Manusia: Suatu Pendekatan Mikro.
Jakarta: Djambaran.
Schultz, D., & Schultz, S. E. 2010. Psychology and Work Today. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi Ke-3. Yogyakarta:
bagian Penerbitan STIE YKPN.
Uche, A. Levi, Fiberesima D. dan Christiana, O. 2011. Relationship Between
Motivational Factors and Teachers’ Performance on the Job in Ogba/
Egbema/Ndoni Local Government Area, of Rivers State. Mediterranean Journal
of Social Sciences, Vol. 2, No. 5, October 2011.
12
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 6. 2017
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Utami, Rahmawati Setia. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 7 Semarang pada Tahun 2013/2014.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Wakhid, Gusti A. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru. Jurnal Kindai,
Vol. 10 No. 1, Maret 2014.
13
Download