PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 LULUK ILMAKNUNAH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Kediri diketahui bahwa hasil belajar individu rendah dan ketuntasan klasikal belum tercapai. Hal ini terjadi karena pembelajaran kurang menarik masih dilakukan pembelajaran konvensional. Perlu adanya upaya pembelajaran yang membuat siswa senang dan antusias, untuk meningkatkan hasil belajar siswa Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran menggunakan media audivisual Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan (1) Bagaimanakah proses peningkatan pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri dengan menggunakan media audiovisual (2) Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Kediri menggunakan media audiovisual? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) berapa besar proses peningkatan pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VIII GSMP Negeri 2 Kediri dengan menggunakan media audiovisual?(2) Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Kediri menggunakan media audiovisual? Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan 2 siklus. Tahapan pelaksanaan PTK meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Istrumen yang digunakan berupa tes, lembar pengamatan, questioner. Adapun analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian penerapan pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur menggunakan media audiovisual terdapat peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran teks prosedur dari segi kinerja perencanaan dan kinerja pelaksanaan pada siklus I dinilai pengamat cukup baik dan meningkat menjadi sangat baik di siklus II. Analisis per indikator mulai persiapan perangkat pembelajaran, persiapan ruang kelas, pemilihan media pembelajaran, semua baik, kecuali penyiapan sarana sound sistem yang kurang maksimal di siklus I. Peningkatan hasil belajar ketrampilan menulis teks prosedur menggunakan media audiovisual secara berurtan mulai siklus I, dan II untuk nilai rata-rata kelas sebesar 79,4 meningkat menjadi 81,5 Hasil NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 166 belajar yang dicapai telah memenuhi ketuntasan minimal 85% pada siklus II. Secara berurutan siklus I, dan II 77%. dan 94,5% . Peningkatan hasil belajar rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 2.1 Peningkatan hasil belajar ketuntasan minimal dari siklus I ke siklus II 17.5.%. Kata-kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Menulis Teks Prosedur dengan menggunakan Meda Audivisual. PENDAHULUAN Keterampilan menulis tergolong kegiatan berbahasa yang dianggap sulit. Hal ini dikeluhkan oleh berbagai pihak, baik guru, siswa maupun mahasiswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan paling akhir dikuasai siswa. kegiatan menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terlihat dari beberapa aktivitas antara lain penyusunan dan pengorganisasian isi tulisannya serta penuangan dalam formula ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa keterampilan menulis selain kompleks juga merupakan keterampilan paling sulit. Tidak mengherankan apabila dalam pembelajaran menulis, hasil belajar siswa masih kurang, atau rendah. Begitu juga dalam menulis teks prosedur. Kegiatan pembelajaran SMP di kelas VIII untuk bidang studi Bahasa Indonesia dilaksanakan selama enam jam pelajaran dalam setiap minggu. Standar kompetensi minimal yang harus dicapai setiap siswa minimal 75 dan Kriteria Ketuntasan Minimal 85%. Dalam pembelajaran menulis teks prosedur hasil belajar siswa masih rendah artinya standar kompetensi minimal belum dicapai oleh setiap siswa dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belum memcapai 85%. Berdasarkan data hasil belajar pada kegiatan pra penelitian pada ulangan hariantentang menulis teks prosedur KD 4.2 kelas VIII G dengan siswa berjumlah 36, yang memperoleh nilai antara 60 – 74 sebanyak 18 siswa, 75 – 84 sebanyak 12 siswa, dan 85 atau lebih sebanyak 6 siswa. Prosentase KKM yang dicapai baru sebesar 50 %. Hal ini masih jauh dibawah ketuntasan minimal sebesar 85%. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) siswa masih kesulitan menuangkan kosa kata yang bersal dari bahasa jawa ke dalam bahasa Indonesia, (2) siswa kesulitan dalam menentukan kata-kata yang cocok untuk suatu aktivitas, (3) siswa masih merasa kesulitan dalam mengembangkan kalimat (4) siswa kesulitan dalam menulis teks prosedur yang tepat dan jelas karena tidak terbiasa mengemukakan fakta dan idenya dalam komunikasi tulis. Kendala-kendala lain yang dihadapi siswa dalam menulis teks prosedur tersebut disebabkan oleh dalam pembelajaran menulis teks prosedur belum dilaksanakan secara optimal,terutama dalam penggunaan media pembelajaran. Pada saat pembelajaran menulis teks prosedur, siswa lebih banyak diberikan ceramah tentang teori yang berkait dengan teks prosedursedangkan praktik penulisan kurang. Karena hanya menekankan NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 167 pada metode ceramah, pembelajaran menjadi sangat abstrak yang menyebabkan siswa menjadi sekedar penerima informasi yang pasif. Identifikasi Masalah Permasalahan yang perlu segera mendapat pemecahan dalam pembelajaran menulis teks prosedur, diantaranya minat dan motivasi siswa, kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran, penilaian yang masih bersifat teoritik, materi pembelajaran yang dapat memberikan nilai kebermanfaatan bagi siswa, serta sumber belajar yang memadai. Rumusan Masalah 1) Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran keterampilan menulis teks prosedursiswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri menggunakan media audiovisual? 2) Bagaimanakah proses peningkatan pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri dengan menggunakan media audiovisual? Kegunaan Penelitian Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada pihak-pihak, antara lain guru, siswa, penentu kebijakan, dan peneliti lain. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai input konkret bagi pengembangan pola pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran menulis teks prosedur melalui media audiovisual.Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pedoman memvariasikan bentuk kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa. Bagi penentu kebijakan pendidikan dan pembelajaran, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan alternatif media pembelajaran dalam rangka mengimplementasikan kurikulum 2013 dan buku teks bahasa Indonesia SMP. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu perbandingan guna mengembangkan penelitian sejenis dengan subjek, objek, dan sasaran penelitian yang lebih luas. METODE PENELITIAN Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai uapaya pembuktian dan solusi dari masalah yang ada dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan penggunaan metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Eliot (dalam Elfandi, 2012:12) Penelitian Tindakan Kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Kaitannya dengan penelitian ini yang perlu ditingkatkan adalah kualitas pembelajaran karena yang diteliti adalah situasi sosial di dalam kelas, bagaimana guru menyampaikan materi pelajaran, bagaimana keadaaan siswa dalam menerima pelajaran dan bagaimana dampak keduanya setelah dilakukan tindakan. Penelitian Tindakan Kelas ini termasuk penelitian kualitatif eksperimen. Dikategorikan penelitian NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 168 kualitatif karena pada saat data dianalisis digunakan pendekatan kualitaif, tanpa ada penghitungan statistik. Dikatakan sebagai penelitian eksperimen, karena penelitian ini diawali dengan perencanaan, adanya perlakuan terhadap subjek penelitian, dengan menggunakan berbagai teknik dan cara mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan adanya evaluasi terhadap hasil yang dicapai sesudah adanya perlakuan. Karakteristik rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, fokus penelitian tindakan berupa alternatif tindakan yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas. Kegiatan penelitian dimulai dari studi pendahuluan terhadap latar penelitian yaitu siswa SMP kelas VIII, guru, dan kegiatan belajar-mengajar menulis teks prosedur. Dari studi pendahuluan diperoleh temuan bahwa pembelajaran menulis teks prosedur di kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri belum dilaksanakan efektif, kurang menarik bagi siswa, dan masih mengandalkan teori ceramah. Dengan kata lain, penelitian ini dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran menulis teks prosedur menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat. Dalam penelitian ini alternatif tindakan yang diterapkan yakni media audiovisual. Media ini digunakan untuk memecahkan persoalan peningkatan keterampilan menulis teks prosedur siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri. Kedua, penelitian ini bersifat kolaboratif. Hal ini karena selama penelitian berlangsung, peneliti yang juga sebagai guru di kelas VIII G SMP N 2 Kediri bekerjasama dengan guru bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri yang lain dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis teks prosedur. Fungsi kolaborator ini hanyalah sebgai pembantu di dalam Penelitian Tindakan Kelas ini bukan sebagai alat yang begitu menentukan terhadap pelaksanaan dan berhasilnya tindakan penelitian. Ketiga, bersifat siklis karena dilaksanakan dengan alur siklus berurutan (spiral) yang di dalamnya mencakup tahapan-tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, sampai dengan refleksi. Penelitian ini secara prosedural dimulai dengan pengamatan awal terhadap situasi dan kondisi pembelajaran menulis teks prosedurdi kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri. Hasilnya dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun rencana pembelajaran yang menggunakan media audiovisual. Selanjutnya dilakukan tindakan yang disertai kegiatan observasi dan refleksi terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran menulis teks prosedur di dalam kelas berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja 2005: 66).Penelitian peningkatan kemampuan menulis teks prosedur siswa melalui media audiovisual dilakukan dalam beberapa siklus. Masing-masing siklus mencakup empat tahapan, yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keseluruhan tahapan dilakukan secara simultan dari awal NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 169 hingga akhir. Dengan demikian, penelitian ini memiliki siklus yang bersifat spiral mulai dari perencanaan, melakukan tindakan, dan pengamatan faktual, sampai dengan refleksi proses dan hasil tindakan. Langkah awal untuk mengadakan penelitian adalah mengadakan perencanaan awal untuk membuat rancangan penelitian. Rancangan penelitian itu dibuat berdasarkan suatu tahapan sebelumya yaitu pra penelitian yang meliputi pengidentifikasian masalah, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesa tindakan. Hasil pra penelitian tersebut dianalisis dan ditindak lanjuti dengan persiapan awal penelitian, antara lain pendiskusian pembuatanrencana pelaksanaan pembelajaran dengan kolaborator yang berorientasi pada dua hal utama, yakni (a) standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP sebagaimana tercantum dalam silabus bahasa Indonesia, dan (b) tahapantahapan pembelajaran dengan media audiovisual. Selanjutnya pengurusan adminisrasi pelaksanaan penelitian Langkah selanjutnya pelaksanaan tindakan penelitian. Pelaksanaan tindakan ini beriringan dengan pelaksanaan pengamatan penelitian(obseervasi). Dalamhal ini peneliti dibantu oleh kolaborator untukmengisi instrumen penelitian sebagai bahan refleksi. Instrumen penelitian yang disusun dan dimanfaatkan penelitian ini, antara lain angket siswa untuk penelitian awal, lembar soal, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, angket siswa tentang pelaksanaan pembelajaran teks prosedur, catatan lapangan, lembar wawancara, dan lembar penilaian telaah media audiovisual. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam siklus-siklus dengan acuan utama hasil observasi dan refleksi suatu siklus menjadi bahan pertimbangan penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Rangkaian siklus berakhir jika kemampuan menulis teks prosedur siswa telah mencapai tingkat pencapaianminimal yang telah ditetapkan, yakni 75 untuk kemampuan menulis individual dan untuk rata-rata pencapaian kelas adalah 85%. HASIL PENELITIAN Proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) lebih menekankan pada usaha untuk meningkatkan keaktivan /partisipasi siswa dalam belajar. Peningkatan keaktivan/partisipasi siswa dalam belajar tesebut perlu dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga tidak membosankan siswa. Melalui penggunaan berbagai metode dan strategi pembelajaran tersebut dapat menciptakan berbagai model pembelajaran yang bervariasi dengan media pembelajaran yang bervariasi pula. Pembelajaran menggunakan media Audiovisual adalah salah satu metode pembelajaran yang bernuansa PAIKEM, Suasana pembelajaran diciptakan semenarik dan menyenangkan yang memungkinkan siswa bebas dari rasa takut, dan memiliki kebebasan untuk mengemukakan pemikiran dan pendapatnya. Dengan proses NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 170 pembelajaran yang menarik dan menyenangkan tersebut, secara otomatis akan meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian Peni Nurhidayati (2011) dengan judul Penggunaan Media Audoovisual untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Siswa Kelas V SDN 2 Singgah Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari siswa yang tuntas semula 50% pada siklus I bisa tuntas 100% pada siklus II. Terbukti pula bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan konsentrasi konsentrasi siswa dalam menyimak, meningkatkan kedisiplinan dan tertib dalam mengikuti pembelajaran, dan siswa menjadi aktif dalam mengikuti pelajaran., Demikian juga hasil penelitian Solehudin (2014) dengan judul peningkatan Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VII SMP Plus Darussalam Blokagung Banyuwangi Tahun 2013/2014 Dengan Media Audiovisual menunjukkan bahwa media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menyimak dari rata-rata kemampuan menyimak 67,18% pada siklus I bisa meningkat menjadi 87,5%. Begitu juga keaktivan siswa berangsur-angsur meningkat, keberanian siswa juga meningkat. Kreativitas siswa dan inisiatif siswa juga meningkat. Dengan demikian jelas, bahwa hasil yang ditemukan dalam penelitian tindakan kelas ini mendukung terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya. Rekapitulasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran teks prosedur dengan menggunakan media audiovisual penilaiannya didasarkan atas instrumen pengamatan siswa. aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I materi Teks Prosedur menggunakan media audiovisual mendapat niali 70 dari pengamat atau kategori cukup baik. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru, dan antusias menyaksikan video pembelajaran. Perilaku siswa aktif dalam kegiatan belajar megajar, terbukti ada siswa yang mengajukan pertanyaan dan ada yang antusias menjawab pertanyaan guru.. Namun ada sebagian siswa yang melamun dan mengobrol dengan temannya dan sebagian kecil yang mengerjakan dengan memainkan bolpoinnya atau memukul mukul meja. .Sedangkan pada siklus II Pengamat memberikan nilai 90, atau kategori sangat baik pada aktivitas siswa selama pembelajaran. Sudah tidak ada lagi siswa yang ngobrol dengan temannya, dan yang mengerjakan tugas dengan bermain-main. Berarti ada peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini membuktikan pendapat dari Munadi (2013:127) yang menjelaskan karakteristik media audiovisual salah satunya adalah menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Analisis kemampuan guru dalam pembelajaran teks prosedur menggunakan meidia audiovisual penilaiannya didasarkan atas instrumen pengamatan yang sudah peneliti siapkan dan diamati oleh kolaborator. Berdasarkan tabel pengamatan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio visual pada siklus I mendapat nilai 67 atau NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 171 kategori cukup baik. Ada beberapa aktivitas guru yang dinilai kurang atau tidak ada, yaitu tentang penyiapan sarana yang kurang maksimal, karena audio yang belum menjangkau seluruh ruangan, guru belum menyampaikan kegiatan dalam kelompok, kurang menghargai aktivitas perorangan dan pemakaian waktu yang kurang baik. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru dinilai oleh pengamat 87 atau kategori sangat baik. Berarti ini ada peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan KBM menggunakan media audiovisual. Peningkatan tersebut pada penyiapan saran dan prasarana dan penggunaan alokasi waktu. Berarti sudah ada peningkatan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian media audiovisual merupakan suatu medium yang efektif untuk membantu proses pembelajaran baik pembelajaran masal, individu, maupun kelompok. Hal ini membuktikan pendapat dari Daryanto (2010:86) bahwa video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Instrumen angket siswa pelaksanaan pembelajaran teks prosedur menggunakan media audiovisual digunakan sebagai dasar menampung tanggapan siswa pelaksanaan Pembelajaran teks prosedur menggunakan media audiovisual pembelajaran di kelas. Berdasarkan tabel diatas rata-rata sebanyak 83,2 % yang menunjukan respon yang positif dengan menjawab ya instumrn yang disiapkan. Siswa tersebut antusias terhadap pelaksanaan pembelajaran Teks Prosedur menggunakan media audio visual. Hanya 12.72 % siswa yang menjawab tidak terhadap instrumen yang disediakan, dan sissanya 5,5 % menjawab sedikit dan 5,5 % menjawab lumayan. Analisis kelayakan media audiovisual dalam pembelajaran teks prosedur dengan menggunakan media audiovisual penilaiannya didasarkan atas instrumen pengamatan media audiovisual. Berdasarkan tabel pengamatan audiovisual yang dilakukan oleh pengamat maka dapat disimpulkan bahwa media Video yang dipakai peneliti dalam proses pembelajaran adalah baik, dalam hal gambar, suara, kelayakan, kesesuaian dengan materi pembeljran, kebermanfaatan dibanding dengan dana yang dibutuhkan untuk pembuatan video, aman dan layak bagi siswa, disamping itu juga mudah cara pengoperasiannya. Kekurangan pada pembelajaran tersebut adalah tidak disediakannya Hard Copy bagi siswa dan tidak dapat diakses dari media lain. Dengan demikian penelitian ini sejalan dengan pendapat Musfiqon (2015:28) yang menjelaskan secara lebih utuh bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien, sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut. Pendek kata, media merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 172 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa yang Berkaitan dengan Keterampilan Menulis Teks Prosedur menunjukkan Dari tabel diatas terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai 60 - 74 sebanyak 2 siswa atau sebesar 11,1%, siswa yang mendapat nilai 75 – 84 sebanyak 24 siswa atau sebesar 61,1% dan siswa yang mendapat nilai 85 lebih sebanyak 10 siswa atau sebesar 27,8%. Jika dianalisis dengan meninjau indikator ketercapaian yaitu siswa dikatakan tuntas kalau bisa memperoleh nilai KKM 75, maka ketuntasan klasikal kelas 8G sudah mencapai 94,5% . Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi menulis teks prosedur dengan menggunakan media audiovisual Peningkatan hasil belajar ketrampilan menulis teks prosedur menggunakan media audiovisual secara berurtan mulai siklus I, dan II untuk nilai rata-rata kelas sebesar 79,4 meningkat menjadi 81,5 Hasil belajar yang dicapai telah memenuhi ketuntasan minimal 85% pada siklus II. Secara berurutan siklus I, dan II 77%. dan 94,5% . Peningkatan hasil belajar rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 2.1 Peningkatan hasil belajar ketuntasan minimal dari siklus I ke siklus II 17.5.%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama penelitian sudah sesuai dengan rencana penelitian. Siswa dapat menyimak pemutaran video dengan baik dan menuliskan langkah langkah pembuatan nasi goreng dengan baik. Dalam menyampaikan tugas-tugas menulis teks prosedur, guru berhasil membuat siswa paham sehingga siswa dapat mengerjakan tugas menulis teks prosedur dengan baik, Setelah melihat tayagan video siswa sangat antusias untuk segera menuliskan teks prosedur, Minat mereka menjadi meningkat dibanding sebelumnya. Hal itu terlihat pada intensitas siswa dalam berpendapat, dalam pembelajaran, dan konsentrasi siswa yang meningkat pada saat proses pembelajaran. Banyak diantara mereka yang lebih serius menyimak dan mengerjkan tugas. Hal ini dapat menjadi indikator tentang peningkatan minat siswa terhadap ketrampilan menulis teks prosedur. Hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran Teks Prosedur menggunakan media audiovisual yaitu Penelitian ini membutuhkan persiapan yang matang. Selain perangkat pembelajarannya beserta instrimen penelitian tetapi juga penyiapan media audiovisual berupa video pembelajarannya, Sarana dan prasarana di kelas harus memadai, misal LCD , proyektor, sound, laptop dan saluran listrik. Bila salah satu sarana tersebut terkendala maka kegiatan belajar-mengajar menggunakan video tidak akan berjalan, Peneliti belum menguasai operasional aplikasi Vidio, sehingga dalam memberikan pengarahan kepada pengambil dokumen kurang tepat, dan jam mengajar penelitian dengan jam mengajar pengamat untuk mata pelajaran sejenis bersamaan. Kelebihan yang dialami guru dalam pembelajaran teks prosedur menggunakan Audiovisual adalah Waktu pembelajaran dapat digunakan seefektif mungkin karena siswa benar-benar melakukan kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 173 mereka sesuai dengan skenario pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan tayangan video. Karena tayangan video lebih melibatkan beberapa panca indera, yang mengakibatkan kerja otak lebih maksimal yng berimbas pada hasil belajar yang lebih baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selamadua siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Proses peningkatan pembelajaran keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri dengan menggunakan media audiovisual meliputi 2 aspek, yaitu, proses peningkatan aktivitas guru dalam kegiatan belajar-mengajar dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran teks prosedur dari segi kinerja perencanaan dan kinerja pelaksanaan pada siklus I dinilai pengamat cukup baik dan meningkat menjadi sangat baik di siklus II. Analisis per indikator mulai persiapan perangkat pembelajaran, persiapan ruang kelas, pemilihan media pembelajaran, semua baik, kecuali penyiapan sarana sound sistem yang kurang maksimal di siklus I. Hal itu sudah diatasi dengan pindah kelas, mencari sound yang kondisinya vit. Pada siklus I praktek guru dalam pembelajaran saat menyampaikan tujuan, memotivasi siswa, membentuk kelompok, menggunakan media, menyampaikan materi pembelajaran, membantu aktivitas siswa dalam kelompok, dan menghargai upaya kelompok, dinilai cukup baik, kecuali ada beberapa pelaksanaan pembelajaran yang tidak dilakukan guru, yaitu kegiatan kelompok belum dijelaskan secara rinci, dan kurang menghargai upaya perorangan. Dalam menggunakan waktu juga belum seperti yang dituliskan dalam RPP. Namun kendala diatas sudah diatasi pada siklus II, kecuali dalam hal penghargaan kelompok dan perorangan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Teks prosedur menggunakan media Audiovisual pada siklus I dinilai pengamatan cukup baik dan meningkat menjadi sangat baik pada siklus II. Berarti ada peningkatan dalam proses pembelajaran. Siswa lebih memperhatikan penjelasan guru, antusias memperhatikan video yang ditayangkan, suasana kelas aktif, ada beberapa siswa yang bertanya, dan menjawab pertanyaan guru. Tidak ada siswa yang melamun, bertengkar atau keluyuran. Hanya ada beberapa siswa yang ngobrol dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri. (2) Peningkatan hasil belajar ketrampilan menulis teks prosedur menggunakan media audiovisual secara berurtan mulai siklus I, dan II untuk nilai rata-rata kelas sebesar79,4 meningkat menjadi 81,5. Hasilbelajar yang dicapai telah memenuhi ketuntasan minimal 85% pada siklus II. Secara berurutan siklus I, dan II 77% dan 94,5%. Peningkatan hasil belajar rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 2.1 Peningkatan hasil belajar ketuntasan minimal dari siklus I ke siklus II 17.5.%. Hambatan yang dialami guru dalam penelitian ini dari faktor intern secara garis besar ada tiga hal yaitu kemauan, kemampuan, dan NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 174 tersedianya waktu yang tidak terkelola dengan baik. Faktor ekstern yang menjadi hambatan dari guru yang mengadakan penelitian antara lain, jam pelajaran pengamat untuk matapelajaran sejenis dengan jam pelajaran peneliti pada saat mengadakan penelitian bersamaan Kelebihan yang dialami guru dalam pembelajaran teks prosedur menggunakan media audiovisual, mampu membuat siswa lebih mengkonsentrasikan fikirannya pada apa yang dialihat, jadi tidak hanya berangan-angan saja tentang langkah membuat sesuatu, sehingga mampu meningkatkan ketrampilan menulis siswa khususnya teks prosedur. SARAN Bagi Guru sebagai pengajar dalam kegiatan belajar – mengajar, berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti menyarankan agar dalam pembelajaran Teks prosedur menggunakan media audiovisual. Karena lebih faktual dari pada hanya membaca teori dalam buku Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ratarata kelas dan tingkat ketuntasan klasikal. Pembelajaran mengunakan media audiovisual ini berbasis Iptek karena menggunakan perangkat laptop, LCD, sound, dan listrik sebagai sumber utamanya. Oleh karena itu guru harus terampil dalam bidang Iptek. Selain itu media video juga perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh karena guru harus menyesuaikan antara video yang ditayangkan dengan materi pembelajarannya. Supaya lebih pas dengan materi maka video pembelajaran harus membuat sendiri. Hal itu membutuhkan tenaga ekstra dan kemampuan dalam mengedit videonya agar memperoleh hasil yang maksimal. Untuk itu kami menyarankan agar para guru lebih terampil dalam hal iptek agar bisa lebih berkreasi dalam mengajar menggunakan media video. Bagi Penentu Kebijakan, melihat peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran menulis teks prosedur dengan menggunakan media audiovisual, maka sepatutnya Penentu Kebijakan dalam hal ini Kepala Sekolah melengkapi sarana pembelajaran menggunakan audiovisual di semua kelas, dankelas yang sudah dilengkapi dengan sarana tersebut mohon dicek kelayakan sarananya. Jangan sampai sarananya ada tetapi tidak bisa digunakan. Hal itu menyebabkan kegiatan belajarmengajar yang sudah dipersiapkan menggunakan audiovisual tidak bisa berjaan lancar atau tidak bisa berjalan sama sekali. Bagi Peneliti Lain, penelitian dengan menggunakan media audiovisual dalam meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur, layak untuk diteliti terus, karena proses belajar mengajar terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman dengan media pembelajaran yang bervariasi pula. Jadi kelayakan media audiovisual masih perlu ditelaah. DAFTAR RUJUKAN ArsyadAshar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada Atar Semi, M.2007, DasardasarKeterampilanMenulis. Angkasa: Bandung. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nuraini Sejahtera. NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 175 Junaidi, Mistar. 2006. Pedoman Penulisan Tesis Program Pasca Sarjana. Malang: Pascasarjana Unisma. Komaidi, Didik, 2008. Aku Bisa Menulis membaca, Menulis, Yogyakarta:Sabda Media Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Teks: dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya. Kusaeri. 2014. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-ruzz Media Munadi, Yudhi. 2013, Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: Referensi Musfiqon, HM, 2015, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser Nurgiantoro, Burhan. 2001. PenilaiandalamPengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Rokhiati, Wiraatmadja. 2008. MetodePenelitianPenelitianT indakanKelas. Bandung, PT. Rosdakarya Suwandi, Sarwiji,2008. Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku untuk SMP dan MTS Kelas VIII: Jakarta Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tarigan, Henry Guntur.2008. Menulis Sebagai Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 176