KEDUDUKAN DAN PERANAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN SOSIAL PADA ANAK USIA DINI DESA ADAT AMBENGAN DI DESA AYUNAN KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi [email protected] Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par. Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Drs. I Gede Rudia Adiputra, M.Ag. Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar ABSTRAK Ibu rumah tangga merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Oleh karena itu, pendidikan sosial pada anak usia dini tidak bisa lepas dari peranan ibu rumah tangga. Dewasa ini, tugas -tugas seorang ibu khususnya yang beragama Hindu semakin banyak. Disamping tugas domestik yaitu melaksanakan semua pekerjaan rumah seperti menyiapkan makanan, menjaga kebersihan, dan mendidik anak, seorang ibu juga mempunyai tugas publik yaitu berkarir dan melaksanakan kewajibannya di banjar atau desa adat. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga di Desa Adat Ambengan? 2) Bagaimana peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami kedudukan dan peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini Desa Adat Ambengan di Desa Ayunan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Untuk mendapat hasil yang baik, teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Teori Fungsional Struktural dan Teori Gender. Dalam pengumpulan data digunakan metode observasi, wawancara, dan kepustakaan, serta data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif interpretatif. Hasil Penelitian ini dapat digambarkan bahwa: 1) Kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga di Desa Adat Ambengan adalah sebagai a) Istri pendamping suami, b) Ibu Penerus Keturunan, c) Ibu sebagai pendidik pertama dan utama, d) Ibu penyelenggara aktivitas keagamaan. 2) Peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan adalah sebagai figur tauladan dan teman bermain. 1 Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan sudah dapat melaksanakan peranannya dalam pendidikan sosial pada anak usia dini, walaupun tugas dan kewaibannya sangat banyak. Kata kunci : kedudukan dan peranan ibu rumah tangga, pendidikan sosial, anak usia PENDAHULUAN Globalisasi tidak bisa dihindari dan akan berpengaruh terhadap paradigma pendidikan. Pada dasarnya hakikat pendidikan merupakan suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi anak didik yang memasyarakat dan membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Pendidikan menjadikan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, serta memiliki daya juang yang tinggi dan berdisiplin. Sehubungan dengan itu terjadilah perubahan pandangan dalam dunia pendidikan dan berbagai perkembangan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan tersebut membawa dampak pada berbagai aspek pendidikan, termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan, fokus perhatian pemerintah lebih tertuju pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, maka berangsurangsur setelah itu perhatian pemerintah juga tertuju pada pendidikan sebelum pendidikan dasar yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal ini memberi kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas yang berlaku untuk semua, mulai dari anak usia dini sebagai masa the golden age sampai jenjang pendidikan tinggi. Mengingat pentingnya pendidikan usia dini termuat dalam UU RI No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya ketentuan-ketentuan yang berkait dengan seluruh jenjang pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai jenjang pendidikan tinggi. Sehubungan dengan itu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui 2 pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan (perkembangan) jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan pada anak usia dini sebagai gerbang di samping pendidikan keluarga, diharapkan mampu meletakkan dasar-dasar yang kokoh sebagai persiapan pendidikan dan kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, dalam menghadapi dan menangani masalah anak usia dini tidak dapat dilakukan secara parsial. Pemahaman tentang konsep pendidikan pada anak usia dini, yang mencangkup pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan bagian yang terpenting dalam penanganan pendidikan dini. Hampir satu dasawarsa terakhir, masyarakat Indonesia mulai mempunyai perhatian secara khusus terhadap Pendidikan Anak Usia dini (PAUD), yang antara lain ditandai banyak munculnya lembaga-lembaga pendidikan prasekolah. Pemerintah secara kelembagaan pada tahun 2001 membentuk Direktorat PAUD, yang terbukti berhasil menjadi motivator dan fasilitator yang sangat berperan terhadap terbentuknya dana bantuan rintisan program PAUD di pedesaan. Sehubungan dengan hal itu, Depdiknas menggandeng berbagai organisasi termasuk organisasi kewanitaan, seperti PKK, muslimat NU, Aisiyah, Dharma Wanita, dan organisasi kewanitaan yang lainnya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan jumlah anak usia dini memperoleh pendidikan. Seperti yang dikatakan Direktorat PAUD Gutama: “Kami menggandeng organisasi wanita karena anak cenderung dekat dengan ibunya” (Buletin PAUD, 2005). Seorang ibu dalam keluarga berkewajiban melaksanakan pendidikan sosial pada anak-anaknya karena pendidikan dalam keluarga sangat menentukan kualitas pendidikan pada anak. Tugas seorang ibu khususnya ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan semakin berat karena harus mampu mengemban tugas domestik sekaligus tugas publik (produktif). Dalam mengemban tugas domestik ini seorang ibu selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga melaksanakan peran dalam pendidikan bagi anaknya. Tugas publik atau berkarir selain karena faktor ekonomi untuk finansial juga karena emansipasi meyebabkan wanita telah 3 dapat mengeyam pendidikan sampai perguruan tinggi, serta memiliki kewajiban tertentu dari desa atau banjar adat di tempat menjadi warga adat. Aktivitas agama dan sosial di Desa Adat Ambengan dilaksanakan secara gotong royong. Dalam pelaksanaan gotong royong baik dalam aktivitas agama maupun aktivitas sosial didominasi oleh ibu rumah tangga mengingat di Desa Adat Ambengan tidak ada istilah membeli ayahan. Dengan demikian, tugas-tugas ibu di Desa Adat Ambengan sangat banyak diantaranya mengurus pekerjaan rumah, mendidik anak, bekerja mencari untuk membantu keuangan keluarga nafkah, dan ngayah dalam aktivitas agama maupun sosial, namun masih tetap eksis keberadaannya dan mampu beradaptasi dengan perkembangan pendidikan sosial anak. Seorang ibu ingin mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di dunia pendidikan dengan jalan menjalankan swadarmanya. Untuk meyakinkan akan adanya petunjuk yang mengarahkan seorang ibu harus berpendidikan, Darmayasa (1995: 13) dalam terjemahan kitab Canakya Niti Sastra disebutkan bahwa “Seorang bapak dan ibu yang tidak memberikan pelajaran (kesucian) kepada anaknya, mereka berdua adalah musuh dari anak tersebut. Anak tersebut tidak akan ada artinya di masyarakat. Jiwa dan raga anak haruslah ditumbuhkan dengan curahan kasih ibu. Kedudukan seorang ibu mendapat penghormatan dan kedudukan yang semestinya seluruh umat Hindu memahami terutama di kalangan pria khusunya dalam keluarga. Kedudukan ini tanpa mengurangi swadharma sebagai wanita secara kodrati. Wanita juga harus paham akan kedudukannya sehingga dapat menjaga dirinya serta memainkan peranan menjadi wanita yang sesungguhnya. Seorang ibu rumah tangga seharusnya memiliki putra-putri yang gagah, cemerlang atau terpelajar. Dalam Rgveda X. 159.3 dinyatakan śubhaśita nāsti guruh samo mātā (tidak ada yang lebih utama dari seorang ibu sebagai seorang guru, atau ibu adalah guru yang pertama dan utama). 4 Menyimak uraian di atas pendidikan yang diberikan oleh orang tua, utamanya oleh ibu rumah tangga merupakan inti dan pondasi dari pendidikan secara keseluruhan sebelum memasuki pendidikan secara formal. Pendidikan keluarga dalam hal ini pendidikan sosial lebih bersifat pembentukan watak dan budhi pekerti. Pendidikan sosial tersebut berupa pemahaman dalam menyikapi terjadinya hubungan antar manusia. Hubungan-hubungan itu lazim disebut interaksi sosial yaitu anak dan ibu merupakan satu pihak di samping adanya pihak-pihak lain. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka akan diteliti Kedudukan dan Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pendidikan Sosial pada Anak Usia Dini Desa Adat Ambengan di Desa Ayunan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Pendidikan anak usia dini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang berumur 3-6 tahun mengenai pendidikan sosialnya. METODE Secara metodologis, jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Adat Ambengan, Kecamatan Abansemal, Kabupaten Badung, karena ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan moyoritas sebagai pekerja serabutan, serta harus menjalankan segala perannya, tetapi masih tetap eksis keberadaannya dan mampu beradaptasi dengan perkembangan pendidikan. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Data diperoleh dari beberapa literatur dan informan yang telah ditentukan secara purposive sampling berdasarkan pertimbangan masalahnya. Peneliti bertidak sebagai informan kunci dalampengumpulan data di lapangan dengan menggunakan pedoman wawancara, kamera, tape recorder,dan alat tulis. Selanjutnya, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumen. Data dianalisis dengan teknik 5 deskriptif interpretative dengan menggunakan teori Fungsionalisme Struktural dan Teori Gender. yang hasilnya disajikan secara formal. HASIL ANALISIS Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Kedudukan dan peranan ibu rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status dan kewajiban-kewajiban wanita yang sudah menikah dan mempunyai anak usia dini dalam keluarga Hindu di Desa Adat Ambengan. Adapun kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga Hindu Desa Adat Ambengan sangat tinggi, terhormat dan sebagai pengatur di dalam keluarganya untuk menuju pada keharmonisan antara semua anggota keluarga secara lahir dan bathin. Adapun kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga Hindu di Desa Adat Ambengan sebagai istri pendamping suami, penerus keturunan, pendidik pertama dan ibu sebagai penyelenggara aktivitas agama. Titib (2007: 239) menyatakan bahwa globalisasi dan pemahaman tentang hak azasi manusia (HAM) membawa konskuensi tentang kesetaraan gender, kedudukan dan persamaan hak dan kewajiban setiap orang baik laki-laki maupun perempuan. Tuntutan tersebut adalah hal yang wajar bila setiap umat beragama menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan menyadari bahwa seorang perempuan adalah sekaligus juga seorang ibu atau calon ibu yang akan menurunkan anak-anak yang berbudhi pekerti luhur. Penghargaan kepada perempuan, wanita, istri atau putri sesungguhnya demikian tinggi. Di dalam kitab suci Veda dan susastra Hindu lainnya, dengan demikian maka bila terjadi pelecehan terhadap wanita, sesungguhnya pelakunya yang tidak memahami tentang kedudukan wanita dalam agama Hindu. Pendidikan pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh baik fisik, psikomotorik, psikologis, maupun sosial yang ada dalam diri anak. Hal ini berarti mendidik anak usia dini merupakan tugas yang mulia yaitu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak agar kelak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus tujuan pendidikan 6 anak usia dini adalah membentuk anak yang berkualitas, berkembang sesuai tingkatannya sehingga memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan dasar dan membantu menyiapkan anak untuk berinteraksi di lingkungannya. Pendidikan pada anak usia dini didasarkan pada 5 domain salah satunya adalah domain sosial. Pendidikan sosial pada anak usia dini mengacu pada perkembangan sosial anak sehingga anak dapat berkomunikasi, berteman, bekerja sama, saling menghormati, mempercayai. Pelaksanaan pendidikan sosial pada anak usia tidak terlepas dari peranan orang tua karena pengaruh kedua orang tua sangat dominan pada kepribadian pola tingkah laku anak. Orang tua utamanya seorang ibu rumah tangga adalah guru pertama dan perdana bagi seorang anak Peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan adalah sebagai figur teladan dan teman bermain. Pendidikan sosial pada anak usia dini dapat dilakukan melalui penanaman Budhi Pekerti dengan menerapkan ajaran-ajaran agama Hindu sehingga anak dapat bekerja sama, saling membantu, saling percaya, saling menghormati, terjalin relasi yang baik, komunikasi yang baik, dan harapan jauh kedepan adalah hidup bermasyarakat yang baik. Pelaksanaan pendidikan sosial pada anak usia dini didasari budhi pekerti yang luhur. Ajaran budhi pekerti sesungguhnya merupakan pancaran dari perilaku keagamaan seseorang, tegasnya seseorang berperilaku yang baik, sangat didorong (termotivasi) oleh ajaran agama yang dianutnya. Sesungguhnya ajaran agama sangat menentukan seseorang untuk menjadi manusia berbudi pekerti yang luhur. 1) Peranan ibu rumah tangga sebagai figur teladan dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan. a) Peranan ibu rumah tangga sebagai figur teladan dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan melalui pelaksanaan persembahyangan.Penanaman ajaran agama Hindu pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara mencontohkan doa Tri Mantram dan sembahyang setiap sore di Sanggah atau Merajan masing-masing, mengajak anak untuk mengikuti persembahyangan di Pura pada saat piodalan atau hari-hari suci tertentu, melakukan yajnya sesa setelah selesai memasak. Seorang anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tua terutama 7 ibunya. Oleh karena itu, setiap perbuatan ibu hendaknya menjadi teladan yang baik. Mengajak anak ikut serta dalam aktivitas agama merupakan salah satu teladan yang baik. b) Peranan ibu rumah tangga sebagai figur teladan dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan melalui penanaman etika. Pendidikan agama hendaknya dipancarkan dalam budhi pekerti anak di dalam keluarga, khususnya pendidikan moralitas dalam agama sebagai bagian yang terintegrasi dalam pendidikan serta segala aspek kehidupan keluarga yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga. Orang tua mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pendidikan dalam perkembangan anak baik fisik maupun mental spiritual, orang tualah menjadi contoh terhadap anak pada keluarga, sehingga pendidikan dapat ditiru dan digugu oleh anak. Anak adalah sang peniru ulung, maka semua aktivitas atau perilaku orang-orang di sekelilingnya terutama ibu yang paling dekat dengan anak. Semua perilaku yang dilihat baik atau buruk, akan ditiru oleh anak. Kebiasaan-kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh yang mudah ditiru oleh anak. Seorang ibu rumah tangga yang beragama Hindu dapat melaksanakan menanamkan etika pada anak usia dini melalui ajaran Tri Kaya Parisudha (Manacika Parisudha, Wacika Parisudha, dan Kayika Parisudha), Tri Paramartha (Asih, Punia, dan Bhakti). Pikiran yang baik (manacika) inilah tindakan yang harus diprioritaskan, karena pada dasarnya semua hal berdasarkan atas sebuah pemikiran. Pikiran menjadi dasar dari perilaku kita yang lainnya (perkataan dan perbuatan), dari pikiran yang murni akan terpantul atau terpancarkan sinar yang menyejukkan orang-orang disekitar kita. 2) Peranan ibu rumh tangga sebagai teman bermain dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan. Anak-anak pada usia dini memahami dunia sekitarnya secara alami melalui bermain. Bermain bagi anak bukan sekedar kesenangan, melainkan juga merupakan sarana belajar untuk mendapat pengetahuan, pembentukan watak dan sosialisasi. Salah satu peranan ibu yaitu sebagai teman bermain bagi anak. Dalam peranannya sebagai teman bermain bagi anak, seorang ibu menyiapkan sarana permainan yang bermakna, aman, dan dapat menarik minat belajar putra-putrinya secara alami. Di samping 8 itu, seorang ibu rumah tangga juga wajib mendampingi putra-putrinya dalam bermain agar permainan menjadi terarah dan mendidik. Bermain merupakan salah satu aktivitas yang dapat membantu anak ke arah perkembangan sosial yang lebih baik. Melalui bermain diharapkan anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adapun dalam pendidikan sosial melalui bermain anak akan mampu mengembangkan kerjasama, rasa menghargai, menghormati, mempercayai, taat aturan, toleran, sportif, kebersamaan, hidup bermasyarakat, dan lainnya. SIMPULAN Berdasarkan hasi penelitian Kedudukan Dan Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pendidikan Sosial pada Anak Usia Dini Desa Adat Ambengan di Desa Ayunan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kedudukan Ibu Rumah Tangga dalam keluarga Hindu di Desa Adat Ambengan adalah sebagai a) Istri pendamping suami. K edudukan wanita Hindu sebagai pendamping suami yang telah disatukan melalui perkawinan secara lahir batin, akan tetap menyatu dalam kehidupannya untuk mewujudkan tujuan luhur yang ingin dicapainya. b) Ibu Penerus Keturunan. Ibu sebagai penerus keturunan, merupakan kodrat dalam kehidupannya, yang telah ditakdirkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sumber kelahiran manusia, yaitu hanya dari wanita atau ibulah sumbernya kelahiran manusia itu, serta lanjut memeliharanya. c) Ibu sebagai pendidik pertama dan utama, d) Ibu sebagai penyelenggara aktivitas keagamaan. Sebagai penyelenggara aktivitas agama seorang ibu khususnya ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan wajib melakukan yajna. Yajnya yang dilakukan secara Nitya Karma dan Naimitika Karma. 2) Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pendidikan Sosial pada Anak Usia Dini Desa Adat Ambengan adalah a) Sebagai figur teladan dalam penanaman budhi pekerti dengan menerapkan ajaran-ajaran agama Hindu. Anak adalah sang peniru ulung, maka semua aktivitas atau perilaku orang disekelilingnya baik orang tua khususnya ibu yang paling dekat dengan anak, 9 teman, guru selalu dijadikan model. Seorang ibu di Desa Adat Ambengan selalu menjadi figur tauladan bagi dalam pendidikan sosialnya. b) Sebagai Teman Bermain. Melalui aktivitas bermain anak akan merasa senang sehingga tujuannya tercapai. Oleh karena itu, peranan ibu sebagai teman bermain sangat penting. Melalui bermain inilah anak akan mau dan mampu belajar dan dapat menumbuhkan sikap sosial pada anak usia dini. Jadi ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan sudah dapat melaksanakan peranannya dalam mendidik anak usia dini, walaupun tugas dan kewaibannya sangat banyak. SARAN Adpun saran yang disampaikan adalah 1) Ibu Rumah Tangga khususnya di Desa Adat Ambengan hendaknya meningkatkan kemampuan mendidik anak usia dini dengan membaca buku tentang pendidikan anak usia dini dan shering dengan ibu-ibu lainnya. 2) Aparat Desa Adat hendaknya menyediakan sarana bermain bagi anak usia dini di bale banjar untuk meningkatkan pendidikan sosial pada anak usia di ni. 3) Kedudukan ibu rumah tangga sangat terhormat, maka dari itu masyarakat diharapkan agar menghormati wanita Hindu yang begitu banyak perananya baik peran domestik maupun publik. 4) WHDI diharapkan memberikan pengarahanpengarahan kepada ibu-ibu rumah tangga tentang cara-cara membesarkan dan mendidik anak baik mengenai budhi pekerti maupun pendidikan sosialnya agar terbentuk perilaku anak yang suputra. 10 DAFTAR PUSTAKA Arwati, Ni Made Sri. 1993. Swadharma Ibu dalam Keluarga Hindu. Denpasar: Upada Sastra. Darmayasa, I Made, 1995. Canakya Niti Sastra. Denpasar: PT. Bali Post Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Titib, I Made. 2006. Veda Sabda Suci. Surabaya: Paramita. Titib, I Made. 2007. Bahan Ajar (Perempuan dan Perkawinan). IHDN Denpasar. 11