1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan merupakan manifestasi suatu bangsa yang berupa hasil budi
manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup dan mengandung nilai-nilai
kebaikan, keindahan, sejarah serta bermanfaat dalam kehidupan manusia. Batik
merupakan salah satu bagian warisan karya seni budaya luhur Bangsa Indonesia
yang dapat memberikan nilai positif baik dari sisi budaya dan ekonomi serta
memiliki keunikan dan kekhasan yang menjadikannya mampu bertahan hingga
sekarang di tengah derasnya gempuran globalisasi dunia. Apalagi batik tulis saat
ini tidak hanya diakui masyarakat Indonesia saja, namun duniapun mengakui
melalui badan Internasional UNESCO. Idris (2012: 68) mengungkapkan bahwa
pada tanggal 2 Oktober 2009 batik Indonesia dinobatkan sebagai warisan budaya
milik dunia (world heritage) berdasarkan pengukuhan UNESCO, keputusan
tersebut berdasarkan Konvensi Internasional Perlindungan Warisan Budaya Tak
benda Manusia.
Seiring perkembangan zaman, batik juga mengalami perkembangan,
semula batik hanya sebagai kesenian keraton/kerajaan, kini batik dapat
dimanfaatkan masyarakat umum. Motif batik juga sangat beraneka ragam dan
memiliki variasi yang begitu banyak. Tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas
motif batik tertentu yang memiliki perbedaan mendasar. Di masa kini, motif batik
sudah demikian modern dan dikreasikan dengan berbagai corak, warna, serta
bentuk. Bahkan modifikasi tersebut seringkali tidak sesuai dengan pakem dan
nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya demi memperoleh nilai estetika
yang diharapkan. Pengembangan dan modifikasi terhadap motif, corak, dan warna
batik harus didukung sepenuhnya agar batik semakin memasyarakat dan dapat
lestari.
Pengembangan
tersebut
selalu
bertujuan
baik,
misalnya
untuk
mendapatkan nilai estetika yang diharapkan, batik dibuat menggunakan bahan
yang diinginkan serta menerobos jalur-jalur klasik agar batik dapat lebih diterima
di berbagai kalangan dengan beragam kepentingan.
1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Pada situasi sekarang perkembangan batik hanya sekedar dimiliki saja,
kurang berupaya dalam melestarikannya terutama generasi muda. Untuk hal
tersebut pewarisan perkembangan batik kepada peserta didik melalui pendidikan
di sekolah sangatlah diperlukan agar generasi muda dapat mencintai, menjaga dan
melestarikan perkembangan warisan leluhur karena dunia masa depan tergantung
peran kaum muda saat ini. Sesuai Undang-undang No.20 Tahun 2003 Bab I Pasal
I Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan:
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Batik merupakan salah satu peninggalan budaya yang dimiliki masyarakat
Indonesia. Pengembangan dan pelestarian batik merupakan tugas besar yang
diemban pemerintah khususnya masyarakat Indonesia. Salah satu usaha
pelestarian dan pengembangan seni budaya ini dapat dilakukan melalui media
pendidikan. Melalui pendidikan tentang kesenian dan kebudayaan yang diberikan
kepada siswa nantinya, maka diharapkan dapat mengembangkan seni budaya
sehingga menumbuhkan rasa kebanggan nasional.
Salah satu sekolah yang mengajarkan mata pelajaran muatan lokal
keterampilan membatik adalah SMA Negeri 5 Surakarta. SMA ini terletak di
pinggiran kota Surakarta yaitu Jl. Letjen Sutoyo No.18, Nusukan, Banjarsari,
Surakarta, sekolah ini merupakan salah satu SMA favorit di Surakarta. SMA
Negeri 5 Surakarta sudah menyediakan alat dan bahan untuk membatik yang
cukup lengkap, misalnya kompor listrik dan wajan untuk membatik, kain
primissima, canting, malam, gawangan, panci untuk menglorod, dan pewarna.
Namun kerajinan batik dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan
membosankan. Bukan hanya pada pemahaman materi dan penerapan mulai dari
pembuatan pola, cara memegang canting sampai dengan pewarnaan batik, namun
juga karena penggunaan metode mengajar yang kurang tepat. Guru terlalu
monoton dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu ceramah dan pemberian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
tugas saja, sehingga siswa kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran, situasi
kelas kurang hidup karena guru terlalu memonopoli kegiatan di kelas, akibatnya
siswa cepat merasa bosan, kurang termotivasi dalam belajar, dan kelas menjadi
gaduh. Selain itu kemampuan siswa kurang dapat dikembangkan secara optimal.
Akibatnya pengalaman belajar siswa kurang berkembang sehingga menyebabkan
hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang sesuai dengan harapan. Banyak
siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM yang ditentukan atau dalam istilah
lain hasil belajar siswa rendah.
Dilihat dari hasil observasi awal, nilai rata-rata pembelajaran batik tulis
siswa kelas X IIS 4 SMA Negeri 5 Surakarta belum mencapai standar kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 66,7. Perolehan rata-rata masih sangat rendah,
karena standar KKM SMA Negeri 5 Surakarta 70, hal ini seperti yang
disampaikan oleh guru pengampu pelajaran batik tulis Ibu Siti Rochmani, bahwa
nilai rata-rata 66,7 masih sangat rendah, karena masih masih jauh dari nilai KKM
yang sudah ditentukan sekolah. Dari 29 siswa hanya terdapat 12 siswa yang
nilainya lebih dari KKM. Hal ini menunjukkan kemampuan membatik siswa
masih dalam kategori rendah.
Dengan adanya kendala dalam proses pembelajaran batik tulis tersebut
maka untuk mengatasi hal itu peneliti mengangkat materi batik tulis berbasis
doodle art dengan metode demonstrasi. Doodle art adalah menggambar dengan
teknik mencorat-coret sederhana dapat berupa bentuk konkrit maupun abstrak.
Piaget (dalam Rusdarmawan, 2009: 7) berpendapat bahwa apa yang dilakukan
anak melalui gambar corat-coretan adalah aktivitas spontan. Sebenarnya tanpa
dilatih atau diajarkan, kemampuan menggambar anak dapat berkembang dengan
sendirinya. Teknik pembuatan batik tulis berbasis doodle art tidak akan
menyulitkan siswa dalam membuat pola atau motif diatas kain mori, dengan
menggunakan doodle art ini diharapkan siswa lebih mudah untuk membuat pola
dan diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran di kelas X IIS 4 SMA
Negeri 5 Surakarta, yang mana proses maupun capaian hasil belajar belum
maksimal, maka penerapan metode demonstrasi pada batik tulis berbasis doodle
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
art merupakan usaha perbaikan yang sesuai dengan kondisi tersebut. Terkait
dengan permasalahan dalam kelas X IIS 4 bahwa siswa masih kesulitan dalam
proses pembuatan pola dan kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran maka
metode demonstrasi dapat digunakan sebagai latihan pemahaman dan penguasaan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Metode ini merupakan metode yang
menarik untuk digunakan karena efektif dalam mempermudah pembelajaran.
Siswa akan lebih aktif untuk belajar sendiri dan mencari tahu bagian-bagian yang
ditugaskan kepada mereka sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada
siswa serta mempermudah untuk penyampaian materi batik tulis di SMA Negeri 5
Surakarta. Peneliti di sini hanya meneliti kelas X IIS 4 dikarenakan hasil belajar
batik tulis di kelas tersebut masih rendah atau belum maksimal.
Berdasarkan semua yang telah dikemukakan tersebut, maka diajukan
penelitian skripsi dengan judul sebagai berikut yaitu, “PENERAPAN METODE
DEMONSTRASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BATIK TULIS BERBASIS DOODLE ART PADA SISWA DI KELAS X IIS
4 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan metode demonstrasi padapembelajaran batik tulis berbasis
doodle art dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X IIS 4 SMA
Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016?
2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran batik tulis
berbasis doodle art pada siswa di kelas X IIS 4 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun
Ajaran 2015/2016?
C. Tujuan
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X IIS 4 SMA Negeri 5 Surakarta
Tahun Ajaran 2015/2016 melalui
penerapan metode demonstrasi pada
pembelajaran batik tulis berbasis doodle art.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
2. Mengetahui
langkah-langkah
penerapan
metode
demonstrasi
pada
pembelajaran batik tulis berbasis doodle art untuk meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas X IIS 4 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun
manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Mendapat pengetahuan lebih mendalam mengenai teori dan langkahlangkah penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran batik tulis berbasis
doodle art khususnya pada mata pelajaran batik. Memperkaya wawasan dan
pengetahuan tentang kompetensi peserta didik SMA Negeri 5 Surakarta dalam
pembelajaran batik tulis sehingga dapat dijadikan referensi pembelajaran
keterampilan membatik di sekolah atau instansi yang terkait.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pihak-pihak terkait antara lain:
a) Bagi Siswa
1. Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan membatik sehingga
dapat meningkatkan motivasi, kreativitas, dan hasil belajar dalam mata
pelajaran batik.
2. Meningkatkan interaksi positif antar siswa sehingga pembelajaran menjadi
lebih hidup dan menarik.
3. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan proses dalam pembelajaran
batik.
b) Bagi Guru
1. Metode demonstrasi memberikan pengalaman langsung pada guru yang
terlibat dalam rangka memperoleh pengalaman baru untuk meningkatkan
pembelajaran seni batik.
2. Memperluas pengetahuan terhadap pembelajaran seni budaya khususnya
pada materi batik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
c) Bagi Sekolah
1. Bagi sekolah, tujuan pembelajaran seni akan tercapai dan meningkatkan
kualitas mutu pembelajaran di sekolah.
2. Memberikan masukan dan dapat ditindak lanjuti oleh sekolah dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
3. Sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk menetapkan langkah dan
kebijakan yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
muatan lokal keterampilan membatik.
commit to user
Download