Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

advertisement
Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) Dalam Pendalaman Nilai-Nilai Keislaman
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Dibuat oleh :
Achmad Fauzi
1110051000034
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEUANGAN (BPPK) DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI
KEMENTERIAN KEUANGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Achmad Fauzi
NIM: 1110051000034
Dibawah Bimbingan:
Drs. Jumroni, M.si
NIP. 19630515 199203 1 006
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul KOMUNIKASI ORGANISSASI BADAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KEUANGAN DALAM PENDALAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN
telah diujikan sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu komunikasi (S.Kom.I) pada program studi
Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 24 Agustus 2014-08
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Jumroni, M.Si
Fita Fathurokhmah, M.Si
NIP. 19630515 199203 1 006
NIP. 1983060 200912 2 001
Anggota
Penguji I
Penguji II
Dr. Armawati Arbi, M.Si
Rachmat Baihaky, MA
NIP . 19650207 199103 2 002
NIP. 19830610 200912 2 001
Pembimbing
Drs. Jumroni, M.Si
NIP. 19630515 199203 1 006
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skrisi ini merupakan hail karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratam memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan kententua yang berlaku di UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.
3. Jika di Kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Juni 2014
Achmad Fauzi
ABSTRAK
Achmad Fauzi
Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
Dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman di Kementerian Keuangan
Organisasi akan berjalan baik jika komunikasi antara anggotanya, apalagi
dalam organisasi pemerintahan seperti Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) di Kementerian Keuangan. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) adalah organisasi pemerintah yang melayani, melaksanakan, dan
membuat kegiatan diklat di Kementerian Keuangan. Mendalami nilai-nilai
Keislaman kepada pegawai juga sangat penting demi untuk meningkatkan
keimanan dan akhlak mereka. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
mendapatkan ISO 9001:2008 dalam hal pelayanan. Sehingga dibutuhkan sikap
yang baik dan akhlak yang baik juga untuk dapat melayani masyarakat. Oleh
sebab itu, perlu mendalamkan nilai-nilai Keislaman ke dalam diri pegawai.
Adapun penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan. Yakni,
bagaimana bentuk komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman kepada pegawai?Apa hambatan
yang didapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hubungan manusia
dari Elton Mayo. Teori ini menjelaskan bahwa dalam berorganisasi anggotaatau
pegawai tidak hanya untuk bekerja saja tetapi mereka berhak mendapatkan
kehidupan sosial, mendapatkan nilai-nilai untuk kepentingan sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan observasi, wawancara
mendalam, dan studi kepustakaan/literatur.
Bentuk komunikasi organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal bisa dilihat
dalam konsep pendalaman nilai salam melalui program budaya senyum, salam,
sapa, konsep nilai kedisplinan melalui program budaya two minute before, Konsep
nilai musyawarah melalui kegiatan sharing session yang mendalamkan nilai
salam, kedisplinan, dan musyawarah. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui
komunikasi Horizontal dapat dilihat melalui konsep pendalaman nilai moral, etika
dan kejujuran melalui pembacaan Hadist dan konsep pendalaman nilai ketelitian
melalui kegiatan Tahsin Tilawah yang mendalamkan nilai kejujuran, ketulusan,
moral. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi diagonal terdapat
dalam kegiatan dan program yang terdapat dalam komunikasi vertikal dan
horizontal. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media dapat dilihat dari
konsep pendalaman terpuji menurut Islam melalui mading (majalah dinding).
Pendalaman nilai-nilai keislaman melalui new media dapat dilihat dari konsep
pendalaman nilai akhlak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama melalui program SIDIG.
Hambatan yang didapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman adalah
masalah waktu yang paling, kurang kordinasi, tidak adanya pembelajaran,
kemasan yang tidak menarik.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.....
Alhamdulillahirobbil‟alamiin
wabihiinasta‟iin
wa‟alaumuriddunyaa
waddiin was sholaatuwassalamu „alaarosulillah. Waba‟du.....
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur mendalam
kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah-Nya
sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam Pendalaman Nilai-nilai
Keislaman di Kementerian Keuangan” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan segenap jiwa Peneliti ingin mengucapkan terimakasih sedalamdalamnya kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini, karena tanpa bantuan, saran, kritik, kerja sama,
semangat, petunjuk, serta bimbingan mereka rasanya mustahil peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yaitu kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah danI lmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A. Bapak Suparto Ph.D, M.Ed selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Jumroni M.Si selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum. Bapak Drs. Sunandar, M.Ag selaku
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Bapak Drs. Jumroni M.si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis untuk membuat karya ilmiah yang baik dan benar.
ii
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu komunikasi, Bapak
4.
Rachmat Baihaky M.A dan Sekretaris Jurusan KPI, Ibu Hj. Umi Musyarofah
M.A yang menuntun penulis dalam menempuh birokrasi yang ada.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, atas segala ilmu yang telah diberikan dengan penuh
keihlasan, Allah yubaarik „umuurokum fii mahabbatih.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Staf
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN.
7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Wawan Iswandi selaku kepala subbag TIK BPPK dan Bapak Iqbal
Soenardi selaku Kepala Bagian TIK BPPK, terimakasih atas segala waktu
dan tempat yang disediakan untuk penulis dan terima kasih atas jawaban dari
pertanyaan yang ditanyakan.
9. Pegawai BPPK yang telah berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.
10. Great Thanks buat Bapak dan Mamah terhebat sedunia, terimakasih atas
segala cinta, kasih sayang, doa serta pengorbanannya bagi penulis, semoga
skripsi ini bisa sedikit menggugurkan pengabdianku pada kalian.
11. Terimakasih terindah buat Rina Kurniawati Ningsih yang selama 6 tahun
bersama yang selalu memberi semangat, kasih dan doa dalam proses
pengerjaan skripsi ini.
iii
12. Sahabat udah lama Zanki, Topan, Wisnu, Sandi, Fahmi yang selama berbagi
canda tawa dalam 7 tahun ini dan mengatasi kejenuhan dalam proses
pengerjaan skripsi ini.
13. Teman-teman terbaik penulis Chandra, Abdel, Ade, Adam, Tile, Dikri,
Tazki, Pahrurozi, Tri, Mpok Ulva, Iin terimakasih buat semangatnya, semoga
persahabatan kita abadi selamanya.
14. Teman-teman KPI B 2010, kalian teman-teman seperjuangan yang hebat,
semoga ilmu kita bermanfaat.
15. Teman-teman seperjuangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2010.
16. Teman-teman KKN Aksara 2013, terimakasih kalian telah mengajarkanku
arti perjuangan, persaudaraan, kekompakan dan kebersamaan. Semoga
persaudaraan kita terkenang dan tak akan pernah redup.
Pada kesempatan ini, penulis juga haturkan rasa terimakasih terbesar bagi
seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
namun tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah
senantiasa membaca segala kebaikan mereka dan membalasnya dengan pahala
berlipat, Amiin Yaa Robbal Alamin.
Jakarta, 27 Juni 2014
Achmad Fauzi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................
i
KATA PENGANTAR..........................................................................
ii
DAFTAR ISI.........................................................................................
v
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………...
1
B. Pembatasan Masalah ……………………………………....
5
C. Rumusan Masalah …………………………………………
5
D. Tujuan Penelitian ………………………………………….
5
E. Manfaat Penelitian ………………………………………...
6
F. Tinjauan Pustaka …………………………………………..
7
G. Metodologi Penelitian ……………………………………..
8
H. Sistematika Penulisan ……………………………………...
13
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Harta, Transparan, Tertulis, dan Tidak tertulis
Menurut Pandangan Islam ....................................................
14
1. Keuangan Negara .............................................................
14
2. Keungan Orang-orang ......................................................
15
3. Keuangan Pribadi .............................................................
16
4. Pelanggaran Manajemen Menurut
Pandangan Islam .............................................................
17
5. Prinsip Nilai-nilai Keislaman dalam
Manajemen Keuangan ......................................................
18
B. Komunikasi Organisasi ……………………………………
20
1. Pengertian Komunikasi Organisasi …………………….
20
2. Teori Organisasi ..............................................................
24
3. Fungsi Komunikasi Organisasi ........................................
25
4. Bentuk-Bentuk Komunikasi ……………………………
28
C. Nilai-nilai ………………………………………………….
31
1. Nilai-nilai Keislaman …………………………………..
31
2. Nilai-nilai Kementerian Keuangan …………………….
32
D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ......................................
34
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEUANGAN (BPPK)
A. Sejarah Terbentuknya Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) …………………………………………
35
1. Pendidikan Jangka Panjang dan Pendek Pada Masa
Sebelum BPLK …………………………………………
36
a. Pendidikan Jangka Panjang …………………………
36
b. Pendidikan Jangka Pendek ………………………….
43
2. Lahirnya Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPLK) ………………………………………………….
45
3. Perkembangan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) ………………………………………
46
B. Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pendidikan Keuangan
(BPPK) ……………………………………………………
50
C. Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) ………………………………………………………
51
D. Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) ………………………………………………………
52
E. Sekretariat Badan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) ………………………………………………………
52
1. Gambaran Umum Sekretariat Badan …………………….. 52
2. Tugas Sekretariat Badan ………………………………….. 53
3. Kegiatan-kegiatan Sekretariat Badan …………………….. 54
BAB IV BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
KEUANGAN DALAM PENDALAMAN
NILAI-NILAI KEISLAMAN
A. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui
Komunikasi Vertikal ............................................................... 56
1. Konsep Pendalaman Nilai Salam Melalui
Program Budaya Senyum, Salam, Sapa .............................
56
2. Konsep Pendalaman Nilai Kedisplinan Melalui
Program Budaya Two Minute Before ................................
57
3. Konsep Pendalaman Nilai Musyawarah Melalui
Kegiatan Sharing Session ..................................................
59
B. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui
Komunikasi Horizontal ........................................................... 62
1. Konsep Pendalaman Nilai Moral, Etika, dan Kejujuran
Melalui Pembacaan Hadist ................................................
62
2. Konsep Pendalaman Nilai Ketelitian Melalui Kegiatan
Tahsin Tilawah ..................................................................
63
C. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui
Komunikasi Diagonal .............................................................
67
D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Old Media
Dan New Media .....................................................................
68
1. Konsep Pendalaman Nilai-nilai Terpuji Menurut
Islam Melalui Mading (Majalah Dinding) .........................
68
2. Konsep Pendalaman Nilai Akhak Nabi, Rosul,
Sahabat, Ulama Melalui Program SIDIG .........................
69
E. Hambatan dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ............
72
1. Hambatan Waktu ..............................................................
72
2. Hambatan Koordinasi dan Jadwal ...................................
72
3. Kemasan Kurang Menarik ...............................................
73
4. Kurangnya Pembelajaran ...............................................
73
F. Makna Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ............................
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………....
79
B. Saran ......................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
LAMPIRAN
83
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan sesuatu hal yang penting dalam kehidupan.
Dengan
komunikasi
kita
dapat
menemukan
jawaban-jawaban
dari
pertanyaan-pertanyaan yang ada. Dengan komunikasi itu juga memudahkan
berinteraksi dengan orang disekitar kita. Komunikasi itu akan efektif bila
pesan dan informasi itu sendiri dapat diterima oleh komunikan dengan jelas,
sehingga akan menimbulkan timbal balik (feedback) antara komunikator
dengan komunikan. Komunikasi
adalah proses yang mana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada sutu penerima atau lebih dengan maksud
merubah perilaku.1Dengan berkomunikasi juga manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain dalam kehidupan bertetangga, di tempat kerja, di
sekolah, dan lain lain sebagainya.
Dengan komunikasi, organisasi juga berjalan dengan lancar dan dapat
mencapai tujuan dari organisasi tersebut. sehingga komunikasi di sebuah
organisasi sangat penting untuk mencapai visi dan misi organisasi tersebut.
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.2
Maksud dari organisasi yang kompleks tersebut organisasi yang mempunyai
hubungan baik antara atasa dengan bawahan.
1
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal 26
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal 65
2
1
2
Komunikasi sangatlah penting dalam sebuah organisasi, dengan
proses komunikasi yang dilakukan setiap pekerja dalam sebuah akan
memudahkan pimpinan maupun bawahan saling mengetahui konsep-konsep,
perasaan-perasaan, dan harapan-harapan dari anggota organisasi. Hal ini juga
diorientasikan untuk menjaga stabilitas kinerja sebuah organisasi tersebut.
Mendalamkan nilai-nilai Keislaman sangat penting bagi pegawai
Negeri yang beragama Islam dalam Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) di Kementerian Keuangan. Nilai-nilai Keislaman penting
untuk menunjang rohani para pegawai
Negeri di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK). Alasan mendalamkan nilai-nilai Keislaman ini
dengan maksud untuk menghindarkan para pegawai Negeri di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dari perbuatan tercela yang
dilarang oleh Islam. Perbuatan tercela itu contohnya seperti melakukan
korupsi, melakukan tindakan yang senonoh, dan lain-lain yang berkaitan
dengan hal tidak diperbolehkan oleh agama Islam.
Dalam Kementerian Keuangan terdapat suatu nilai-nilai yang penting
yang harus dimiliki setiap pegawai yaitu nilai-nilai Kementerian Keuangan.
Dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan ini terdapat pula nilai-nilai
Keislaman. Nilai-nilai Keislaman itu terdapat pada nilai integritas.
Nilai integritas adalah nilai yang paling utama dimiliki oleh pegawai
Negeri di Kementerian Keuangan. Nilai tersebut adalah pondasi utama dari
nilai-nilai yang lainnya. Bila pegawai Negeri di Kementerian Keuangan tidak
memiliki nilai tersebut maka nilai yang lain tidak dimiliki oleh pegawai
3
Negeri tersebut. Alasan nilai integritas menjadi nilai yang paling pertama
adalah bahwa nilai integritas adalah pedoman dari nilai yang lainnya. Jadi
nilai yang lain akan dapat diperoleh bila pegawai Negeri telah mempunyai
nilai Integritas. Nilai yang lain akan mucul dengan sendirinya bilai nilai
Integritas itu telah dicapai oleh pegawai Negeri di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK). Sehingga nilai Integritas itu nilai yang paling
pertama yang harus dicapai oleh pegawai Negeri di Kementerian Keuangan
khususnya di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).
Penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang organisasi Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai
Keislaman tersebut. Penulis ingin melihat lembaga Negara di Indonesia
dalam menerapkan nilai-nilai Keislaman. Ini menurut penulis menarik untuk
diteliti karena walaupun bukan lembaga agama Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK) menerapkan nilai-nilai Keislaman. Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) juga telah meraih ISO
9001:2008 sebagai organisasi atau lembaga negara yang mempunyai standar
manajemen mutu secara Internasional. Penulis juga ingin melihat proses
serta implementasi yang terjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
dalam menerapkan nilai-nilai Keislaman tersebut. Penulis juga ingin melihat
pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK) pendalaman nilai-nilai Keislaman. Sehingga
Itulah yang menarik penulis untuk membuat penelitian ini.
4
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) terbentuk pada
masa menjelang berakhirnya IIK pada tahun 1974 keluarlah Keputusan
Presiden RI Nomor 44 tahun 1974 tentang pokok-pokok organisasi
departemen
yang
diikuti
dengan
Keputusan
Presiden
Nomor
405/MK/6/4/1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Keuangan, maka lahirlah Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan
(BPLK),Dengan lahirnya BPLK ini pendidikan dan pelatihan pegawai
Departemen Keuangan yang semula ditangani oleh masing-masing Direktorat
Jenderal maka tugas tersebut dipindahkan dan dilimpahkan kepada BPLK
sehingga Direktorat Jenderal dapat memfokuskan pada tugas teknisnya
masing-masing. Demikianlah dengan tugas IIK berangsur diintegrasikan
kedalam tugas-tugas BPLK sampai mahasiswa IIK lulus menjadi sarjana
keuangan.Organisasi
BPLK
kembali
mengalami
perubahan
dengan
ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001, nama
BPLK berubah menjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).3
Dengan ini peran Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) sangat penting dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut
kepada pegawai. Keharmonisan para pegawai BPPK itu sangat penting demi
menunjang kinerja para pegawai. Kinerja pegawai akan lebih baik bila
mereka menjalin komunikasi dengan pegawai yang lain dengan baik.
Sehingga diperlukan iklim kerja yang baik supaya pekerjaan yang telah
dikerjakan akan lancar dan tanpa ada hambatan apapun.
3
Sejarah berdirinya BPPK, diakses pada 23 Desember 2013, jam, 15.09 WIB dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/sejarah-bppkperkamen-tua
5
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berkesimpulan untuk
melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam Pendalaman NilaiNilai Keislaman di Kementerian Keuangan.”
B. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian adalah terdapat dalam nilainilai Keislaman yang terkandung dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan
yang didalamkan oleh Sekretariat Badan dalam proses pendalaman nilai-nilai
Keislaman kepada pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) .
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas bahwa rumusan masalah dalam penilitian
ini yaitu :
1. Bagaimana bentuk komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman?
2. Apa saja hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman?
D. Tujuan Penelitian
Dari Rumusan masalah di atas bahwa tujuan penilitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilainilai Keislaman
6
2. Untuk Mengetahui hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Bagi penulis bermanfaat untuk menambah dan memperluas
khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi
organisasi. Juga dapat mengeksplorisasi lebih jauh materi yang
didapatkan di bangku perkuliahan yang kemudian dapat diaktualisasikan
melalui tulisan dan semoga dan semoga dapat menambah wawasan untuk
mempelajari langsung Peran Komunikasi Organisasi yang dilakukan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dalam menerapkan NilaiNilai Keislaman Kepada Pegawai. Selain itu penilitian ini menjadi
masukan dan wacana ideal untuk mahasiswa komunikasi yang
berpeluang besar dapat berprofesi sebagai pegawai keuangan.
2. Manfaat Praktis
Penilitian ini juga diharapkan menjadi referensi kepustakaan di
bidang ilmu komunikasi dan menjadi referensi Bidang Kepegawaian
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan di Kementerian Keuangan
dalam usaha menerapkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Pegawai. Selain
itu dapat menjadi bahan referensi institusi-institusi lainnya dalam
menerapkan nilai-nilai dari institusi tersebut.
7
F. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis melakukan observasi
terhadap hasil penelitian lain yang mempunyai kemiripan dengan peniltian
yang akan penulis lakukan. Dalam hal ini penulis temukan persama pada
penelitian saudara Purnomo4. Ia meneliti tentang komunikasi organisasi juga
sama seperti penulis lakukan. Namun, ia meneliti tentang iklim atau keadaan
organisasi saja dan tidak mencari bentuk komunikasi dari organisasi tersebut.
dalam penelitian ini penulis ingin mencari bentuk komunikasi dari organisasi
Badan Pendidikan dan Pelatiihan Keuangan (BPPK) untuk pendalaman nilainilai Keislaman dalam kegiatan yang ada.
Selain itu penulis juga menemukan skripsi lain yang mempunyai
kemiripan, skripsi itu dibuat oleh Nur Azizah5. Ia meneliti tentang
komunikasi organisasi sama seperti penulis teliti. Pembahasan skripsi ini
adalah mencari bentuk komunikasi organisasi yang dilakukan Badan
Musyawarah Masyarakat Betawi dalam melaksanakan Lebaran Betawi.
Namun dalam penelitian Nur Azizah, ia meneliti hanya terfokus pada satu
kegiatan saja yaitu Lebaran Betawi tidak pada kegiatan lainnya. Dalam
penelitian ini penulis ingin melihat beberapa kegiatan yang dilaksanakan
Badan Pendidikan dan Pelatiihan Keuangan (BPPK) demi menunjang
pendalaman nilai-nilai Keislaman.
4
Purnomo, “Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Arema Malang dalam Pembinaan
Akhlak Anggota”, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, 2011)
5
Nur Azizah, “Komunikasi Organisasi Badan Musyawarah Masyarakat Betawi pada
Perayaan Lebaran Betawi”, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, 2010)
8
G. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Penilitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif,
sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Kualitatif merupakan prosedur sebagai penilitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala bagian Sekretariat
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan beberapa pegawai di
Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, sedangkan
yang menjadi objek penelitian ini adalah pegawai itu yang berada
dalam Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang penulis gunakan untuk memperoleh data yang
valid dan wajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer yang di maksud adalah data pokok yang di
peroleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
penulis.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang penulis peroleh dari
berbagai literatur atau dokumentasi berupa buku dan segala
literatur lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian.
9
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan
beberapa teknik sebagai berikut :
1) Observasi
Observasi adalah kegiatan kita yang paling utama dan
teknik penilitian ilmiah yang penting6. Proses pengumpulan
data primer dengan cara pengamatan langsung dan melakukan
pencatatan terhadap objek-objek terkait. Yang termasuk dalam
tehnik observasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan
yang terjadi di antara subjek yang diriset.7Teknik ini
merupakan teknik pemulihan, pencatatan, pengubahan, dan
pengodean sedangkan perilaku dan suasana yang berkenaan
organism itu, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Teknik ini
digunakan dengan secara langsung mengamati dan mencatat
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan dalam upaya membangun akhlak para
pegawai. Dalam observasi ini penulis akan mengobservasi atau
melihat bagaiman pendidikan dan pelatihan (diklat) itu
dilaksanakan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
sampai pendidikan dan pelatihan itu berakhir.
6
Jalaluddin Rakhmat, Metode Peniltian Komunikasi, (Bandung Remaja Karya, 1985) h. 100
Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2010), h.110.
7
10
2) Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara menghimpun data yang bersifat teoritis
berupa buku-buku, data dari dokumen yang berupa catatan
formal, artikel, foto, dan sebagainya. Dalam dokumentasi
penulis akan mendokumentasi berupa foto dan dokumendokumen tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
(diklat) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
3) Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.8 Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data
dengan menanyakan pertanyaan kepada narasumber yang
dianggap
tepat
untuk
memberikan
informasi
seputar
permasalahan yang akan diteliti. Setelah terkumpulnya semua
data-data, penulis menjabarkan dengan memberikan analisaanalisa untuk kemudian diambil kesimpulan akhir dengan
menggunakan analisa deskriptif.
Dalam wawancara ini penulis akan mewawancarai
salah satu pimpinan di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) mengenai Nilai-nilai Keislaman yaitu
Bapak Wawan Iswandi, Beliau merupakan Kepala Subbagian
8
Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2010), h.100.
11
Komunikasi
Publik Bagian
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi. Penulis juga akan mewawancarai beberapa
pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) mengenai hal yang sama yaitu tentang Nilai-nilai
Keislaman yang diterapkan.
b. Teknik Pengolahan Data
Mengolah data yang terkumpul dan diperoleh untuk
diterjemahkan ke dalam bentuk tabel-tabel dan grafik. Hasil dari
wawancara akan dijabarkan ke dalam bentuk narasi. Data yang
diolah akan disesuaikan dengan kerangka konsep keilmuan
komunikasi organisasi, sehingga keabsahan hasil data dapat lebih
maksimal.
c. Teknik Analisa Data
Setelah
data
yang
terkumpul
melalui
observasi,
dokumentasi, dan wawancara, maka langkah selanjutnya adalah
data tersebut disusun secara sistematis dengan menggunakan
metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana
peneliti terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh
dari hasil kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada
sumber-sumber yang tertulis, kemudian diklarifikasikan untuk
dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian,
setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah
12
5. Waktu dan Tempat Penulisan
Penelitian dilakukan pada Maret 2014 – Mei 2014, atau sampai
data yang dikumpulkan cukup untuk menyelesaikan penelitian ini.
Tempat peniltian ini berada di Kantor bagian Bidan Kepagawaian
Pendidikan dan Pelatihan di Jalan Purnawarman No. 99 Jakarta
Selatan.
H. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal
yang terkandung dalam skripsi ini, maka sistematika dalam penulisan ini akan
diuraikan sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan
dan
perumusan
masalah,
tujuan
penilitian,
manfaat
penilitian, tinjauan pustaka, metodelogi penilitian dan
sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teoritis
Menjelaskan
tentang
pengertian
Keuangan
Negara,
Keungan Orang-orang, Keuangan Pribadi, Pelanggaran
Manajemen menurut Pandang Islam, Prinsip Nilia-nilai
Keislaman dalam Manjemen Keuangan, Komunikasi,
Komunikasi Organisasi, Teori Hubungan Manusia, Fungsi
Komunikasi
dalam
Organisasi,
Bentuk
Komunikasi
13
Organisasi, , Nilai Keislaman dan Nilai-nilai Kementerian
Keuangan.
BAB III
Gambaran Umum Bagian Kepegawaian BPPK
Menjelaskan tentang gambaran umum Badan Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan dan gambaran umum bagian
kepegawaian Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
yang meliputi struktur organisasi, visi dan misi, tugas
pokok, dan fungsi BPPK dalam Departemen Keuangan.
BAB IV
Bentuk Komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman
Bab ini membahas hasil temuan data dan analisis data yakni
Bagaimana Komunikasi organisasi Badan Pendidikan dan
Pelatihan
Keuangan
Dalam
Menerapkan
Nilai-Nilai
Keislaman Kepada Pegawai.
BAB V
Penutup
Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Harta, Transparan, Tertulis, dan Tidak Tertulis Menurut
Pandangan Islam
1. Keuangan Negara
Keuangan negara merupakan fungsi untuk mengatur, merencakan,
menyusun penerimaan dan pengeluaran negara. Dalam arti luas sebagai
objek keuangan negara adalah semua hak, kewajiban, negara yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal,
moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala
sesuatu baik berupa uang, maupun barang yang dapat dijadikan milik
negaraberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.1
Keuangan negara bisa didapat dari pemungutan dan penerimaan pajak yang
dibayarkan oleh warga negaranya sendiri. Keuangan negara dapat meliputi
APBN dan APBD bisa juga meliputi penerimaan dan pengeluaran negara,
penerimaan dan pengeluaran daerah
Dalam pengurusan keuangan negara terdapat hak-hak dan kewajiban
negara. Hak-hak negara meliputi hak mencetak uang, hak mengadakan
pinjaman, hak mengadakan pinjaman paksa, dan hak menarik pajak.
Kewajiban negara meliputi kewajiban menyelenggarakan tugas negara dan
kewajiban membayar tagihan-tagihan yang datang dari pihak ketiga. Dalam
pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
1
Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan Pemerintah, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010), h.
35
14
15
keuangan negara yang dikelola langsung oleh negara dan keuangan negara
yang dikelola terpisah oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Lembaga-lembaga Keuangan Milik Negara yang dapat meliputi Perusahaan
Juwatan (Perjan), Perusahaan Umum Negara (Perum), dan Perusahaan
Perseroan Negara (Persero).
2. Keuangan Orang-orang
Keuangan orang-orang bisa dikatakan juga keuangan masyarakat atau
bisa juga dikatakan keuangan publik. Keuangan orang-orang atau publik
adalah suatu bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang segala
aktivitas keuangan pemerintah kepada masyrakat. Aktivitas itu bisa meliputi
pengualaran negara, sumber-sumber penerimaan negara seperti pajak,
pinjaman negara dan pelunasannya, keseimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kebijakan fiskal, distribusi
pendapatan nasional, kesempatan kerja, mengatur harga-harga, dan efesiensi
alokasi sumber daya.2
Bisa dikatakan bahwa keuangan orang-orang atau keuangan publik itu
ilmu yang mempelajari pengaturan dan pengelolaan keuangan pemerintah
untuk publik atau masyarakat. Pengaturan dan pengelolaan itu meliputi
penerimaan dan pengeluaran keuangan yang dikhususkan untuk masyrakat
atau publik. Pengeluaran itu dapat meliputi pembangunan infrastruktur yang
digunakan oleh mayarakat juga. Penerimaan keuangan untuk negara dari
masyarakat yang paling besar adalah dari pajak. Pajak tersebut meliputi pajak
2
Nurul Huda dan Ahmad Muti, Keuangan Publik Islami : Pendeketan Al-Kharaj (Imam Abu
Yusuf), (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), h. 8
16
apa saja yang diwajibkan untuk dibayar. Penerimaan pajak ini juga akan
dikeluarkan untuk masyarakat atau publik juga, seperti yang dituliskan di atas
untuk pembangunan infrastuktur.
3. Keuangan Pribadi
Keuangan pribadi adalah keuangan yang dimiliki oleh orang atau
pribadi diri sendiri tanpa ada campur tangan dari pemerintah. Keuangan
pribadi juga bisa dikatakan keuangan rumah tangga. Keuangan pribadi
meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan juga. Penerimaaan keuangan
pribadi itu bisa didapatkan dari gaji, keuntungan bisnis. Pengeluaran
keuangan pribadi itu berupa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh
pribadi atau orang itu sendiri.
Dalam mengelola keungan pribadi kita harus mempunyai perencaan
yang
matang sehingga
tidak
terjadinya
pengeluaran
lebih
banyak
dibandingkan daripada penerimaan. Perencanaan sangat penting untuk
mengatur keuangan pribadi, karena tanpa adanya perencanaan keuangan
pribadi akan habis untuk dibelikan kebutuhan yang tidak bermanfaat.
Sehingga perencaan adalah hal yang paling utama untuk keuangan pribadi
dalam menstabilkan antara penerimaan dan pengeluaran.
Dalam merencanakan keuangan pribadi terlebih dahulu memikirkan
penerimaan darimana saja yang didapatkan. Bisa dari gaji, keuntungan bisnis,
sewa rumah, sewa gedung, dan lain-lain yang berkaitan dengan penerimaan.
Setelah mengetahui total dari penerimaan yang didapat setelah itu
merencakan tentang pengeluaran. Terlebih dahulu mempunyai catatan untuk
17
daftar-daftar pengeluaran yang dikeluarkan. hal-hal yang tidak begitu perlu
tidak dimasukkan ke dalam daftar pengeluaran. Setelah mempunyai daftar
pengeluaran selanjutnya penerimaan yang didapatkan dibayarkan untuk
pengeluaran. Meminimalisir pengeluaran adalah langkah yang baik, untuk
dapat menyisakan penerimaan yang dapat digunakan untuk menabung,
sedekah, hal-hal yang berguna untuk masa depan.
4. Pelanggaran Manajemen Menurut Pandangan Islam
Pelanggaran-pelanggaran
manajemen
dapat
terjadi
di
dalam
organisasi. pelanggaran-pelanggaran bisa saja karena kesalahan pimpinan
atau anggota di dalam organisasi. menurut islam pelanggaran-pelanggaran
tersebut misalnya anggota telat datang ke kantor, membuat perbuatanperbuatan tercela seperti korupsi, tidak jujur dalam bekerja, tidak melayani
masyarakat dengan baik, selalu mempunyai prasangka yang buruk terhadap
sesama anggota.
Anggota sebuah organisasi yang melanggar harus juga diberikan
hukuman. Pimpinan organisasi sebagai orang yang paling tinggi di sebuah
organisasi harus memberikan hukuman sesuai dengang pelanggaran.
Pimpinan tidak boleh langsung memberikan hukuman kepada anggota.
Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang menyelidiki terlebih dahulu
kepada anggota kenapa bisa melakukan pelanggaran. Misalnya anggota atau
pegawai dalam sebuah organisasi melakukan pelanggaran telat datang ke
kantor tiga hari berturut-turut. Sebelum memberikan hukuman terlebih dahulu
pimpinan bertanya kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut,
18
pertanyaaannya tentang apa sebabnya selalu datang terlambat. Setelah
diselidiki bahwa anggota itu datang ke kantor karena istrinya habis
melahirkan sehingga pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh anggota itu.
Setelah mengetahui sebabnya, pimpinan yang baik akan memikirkan pantas
atau tidak diberikan hukuman atau hanya diberikan teguran saja.
Berbeda dengan anggota yang melakukan pelanggaran pencucian
uang atau korupsi. Pelanggaran ini adalah pelangaran berat dalam
manajemen, sehingga pemimpin yang baik tidak bertoleransi kepada
anggotanya. Pemimpin yang bijak juga akan memberikan hukuman yang
bijak juga kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin
yang baik akan memberika hukuman yang terbaik misalnya bila anggota
menyesal melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin yang baik akan
memberikan hukuman yang setimpal seperti menurunkan jabatannya ke
tingkat yang lebih rendah.
5. Prinsip Nilai-nilai Islam dalam Manajemen
Prinsip nilai-nilai Islam dalam manajemen terdapat juga dalam sebuah
organisasi. Nilai-nilai Islam ini akan menjadi pedoman etika berorganisasi
dalam sebuah organisasi. misalnya terdapat nilai kejujuran, kejujuran adalah
perbuatan yang tidak curang, tulus, ikhlas, dapat dipercaya, tidak berbohong,
tidak memfitnah, dan berkata apa adanya. Kejujuran juga bukan sekedar tidak
berbohong, tetapi berbicara dan bertindak dengan baik. kejujuran itu sangat
diperlukan dalam manajemen dan juga diperlukan dalam sebuah organisasi.
Tanpa adanya kejujuran dalam bekerja organisasi akan menjadi berantakan
19
dan tidak teratur. Karena kejujuran seseorang bisa dikatakan amanah atau
dapat dipercaya. Seseorang yang bekerja dengan jujur dalam manajemen akan
dimudahkan dalam bekerja. Dalam organisasi jujur bisa menjauhkan
seseorang dari perbuatan tercela seperti memanipulasi data, korupsi.
Pemimpin dalam organisasi harus juga menanamkan kejujuran kepada
anggotanya. Sebelum menanamkan pemimpin juga harus mencontohkan
sikap yang baik sehingga anggota akan mengikuti sikap yang baik juga.
Karena organisasi akan berjalan lancar bila pemimpin dan anggotanya
mempunyai sikap yang apalagi mempunyai sikap yang jujur.
Selain kejujuran nilai-nilai islam terkait dalam manajemen antara lain
ketulusan, memiliki sangka yang baik (husnuzan), saling menghormati. Nilai
ketulusan dalam manajemen penting. Ketulusan berarti bekerja dengan hati,
dengan ikhlas juga. Misalnya seseorang dalam sebuah organisasi bekerja
dengan hati maka pekerjaannya akan menjadi lebih baik dan cepat
terselesaikan. Memiliki sangka yang baik atau husnuzan juga perlu dalam
manajemen dan juga dalam organisasi. Memiliki sangka yang baik atau
husnuzan dapat mempererat tali silaturahmi antara anggota organisasi.
Pemimpin organisasi juga mempunyai sangka yang terhadap anggota yang
dapat mengerjakan pekerjaan dengan benar dan selesai. Nilai-nilai Islam
sangat membantu dalam manajemen atau sebuah organisasi. Karena dapat
bekerja dengan sesuai syariat Islam selain itu dapat menambah keimanan
seseorang.
20
B. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi
dalam
sehari-hari
sangat
penting
karena
tanpa
komunikasi manusia tidak dapat bertindak dengan baik. Begitu juga dengan
suatu organisasi, organisasi dapat berjalan secara baik bila para anggota
organisasi berkomunikasi dengan efektif, sehingga komunikasi dapat
berperan penting dalam berjalannya suatu organisasi. Sebelum kita mengenal
komunikasi organisasi, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian
dari komunikasi dan apa pengertian dari organisasi.
Secara etimologis komunikasi berasal dari communication yang
berarti sama, dalam hal ini berarti membuat kebersamaan makna dalam suatu
hal antara dua orang atau lebih. Oleh karena itu jika kita berada dalam suatu
situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesaman dengan orang lain,
seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dan simbol-simbol yang
digunakan dalam berkomunikasi.3Pengertian lain komunikasi adalah proses
sosial
dimana
individu-individu
menggunakan
simbol-simbol
untuk
menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.4
Sedangkan secara terminologi atau menurut para ahli mendefinisikan
komunikasi antara lain sebagai berikut :
Janis Hovland dan Kelly mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses
melalui seseorang menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata)
3
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Press, 2009
Richard West & Lynn H. Turner, Pengertian Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta :
Salemba Humanika, 2009), h. 7
4
21
dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainya (khalayak).5
Pengertian lain dari Laswell mendefinisikan bahwa komunikasi pada
dasarnya merupakan proses yg menjeleskan “siapa”, “mengatakan apa”,
“dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil apa”.6
Berbeda dengan pengertian Everet M. Rodgers dan Lawrence Kincaid,
mereka mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang
atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama
lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.7 Dari
pengertian-pengertian di atas disimpulkan bahwa Komunikasi adalah suatu
proses dua orang atau lebih yang membicarakan tentang sesuatu melalui apa
atau dengan media apa yang digunakan sehingga akan menimbulkan efek dari
pembicaran sebelumnya.
Organisasi merupakan suatu wadah yang ada menampung sejumlah orang
yang memiliki tujuan yang sama. Melalui organisasi seseorang dapat
mengeluarkan aspirasinya ke anggota organisasi. Schein mengatakan bahwa
organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi
melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.8 Dalam organisasi terdapat sifat
ketergantungan satu sama lain sehingga terjadinya interaksi antar anggota
yang membuatkan organisasi itu hidup. Sifat tergantung satu bagian dengan
5
Nurdin Prakaya, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gorontalo : Sultan Amai Press, 2009
ibid
7
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi :Teori dan Praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
8
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 h. 23
6
22
bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein ini
merupakan suatu sistem.9
Pendapat lain Kocler mengatakan bahwa Organisasi adalah sistem
hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu.10 Berbeda dengan pendapat Wright
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari
aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu
tujuan yang sama.11
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Organisasi
merupakan suatu wadah yang didalamnya ada beberapa orang yang
membicarakan tentang sesuatu dengan tujuan yang sama sehingga
menghasilkan suatu pemahaman baru dengan kesepakatan secara bersama.
Organisasi juga harus berkoordinasi supaya para anggota bekerja menurut
semestinya dan tidak menggangu pekerjaan anggota lainya. Misalnya dalam
sebuah kantor atasan akan mengkoordinasikan pekerjaan bawahannya
sehingga pekerjaan masing-masing bawahannya menjadi lancar.
Komunikasi merupakan unsur pemikat dalam sebuah organisasi. Tanpa
komunikasi kegiatan yang ada tidak dapat dilakukan secara terorganisir,
sehingga adanya komunikasi berdampak sangat besar dalam suatu organisasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi
adalah suatu proses pertukaran informasi dalam sebuah organisasi untuk
mencapai kesepakatan bersama dalam tujuan yang sama. Dalam organisasi
9
Ibid
Ibid
11
OnongUchayana, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung: PT. Rosdakarya, 2002, h. 7
10
23
komunikasi antar anggotanya harus efektif, karena komunikasi yang efektif
yang dapat mewujudkan tujuan-tujuan dari organisasi.
Seperti dikatakan di atas bahwa komunikasi itu sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, apalagi dalam
komunikasi
dalam
organisasi
suatu organisasi. Oleh sebab itu,
adalah
suatu
sistem
aliran
yang
menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi
sehingga menghasilkan sinergi12. Dalam hal ini Redding dan Sanborn
mengatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang kompleks.13 Apa yang dikatakan Redding dan Sanborn
memang benar bahwa dalam suatu organisasi akan adanya pertukaran
informasi dari para anggotanya sehinngga terjadinya komunikasi antar
anggota. Maksud dari organisasi yang kompleks yang dikatakan Redding dan
Sanborn adalah organisasi yang lengkap yang mempunyai ketua dan anggota.
Pengertian lain Josep A. Devito mendefinisikan komunikasi organisasi
merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dalam organisasi di
dalam
kelompok
formal
maupun
informal
organisasi.14
Pengertian
komunikasi organisasi yang dinyatakan Josep Devito sama seperti pengertian
komunikasi organisasi yang dinyatakan Redding dan Sanborn yaitu
pengiriman dan penerimaan suatu informasi dalam sebuah organisasi.
Dari pengertian di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa komunikasi
organisasi adalah sekumpulan orang atau suatu sistem yang saling
12
Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang:
UMM Pers, 2008, h. 4
13
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 h.6
14
Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang:
UMM Pers, 2008, h. 6
24
komunikasi, berhubungan dan mempunyai kepentingan, visi, dan misi, yang
sama didalam kelompok formal maupun informal.
2. Teori Organisasi
Banyak teori organisasi dalam kajian ilmu komunikasi organisasi
seperti, teori klasik, teori hubungan manusia, teori sistem sosial, teori politik,
teori simbol, dan lain-lain sebagainya. Dalam skripsi ini peniliti memakai
teori hubungan manusia yang dipopulerkan oleh Elton Mayo.
Elton Mayo lahir di Australia, Elton Mayo sendiri dahulunya adalah
mahasiswa kedokteran yang kemudian Mayo mengikuti minatnya akan ilmu
filsafat dan psikologi. Elton mayo melakukan penilitian yang dikenal sebagai
Hawthrone Studies atau percobaan-percobaan Hawtrhone dan dalam
penelitian tersebut menghasilkan teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
teori hubungan manusia.
Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu
dan hubungan sosial dalam suatu organisasi. Teori ini menyarankan strategi
peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan
anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu
individu mengembangkan potensinya.15
Teori ini kebalikan dari teori klasik bahwa teori klasik itu menekankan
pada keuntungan semata dan tidak memikirkan kesejahteraan dari para
pekerja. Berbeda dengan teori hubungan manusia, teori ini melihat bahwa
suatu anggota sebuah organisasi mempunyai kebutuhan sosial dan
15
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 h. 40
25
kepentingannya sendiri-sendiri. Anggota perlu mempunyai hubungan sosial
dengan anggota lain untuk memperluas pengetahuan anggota tersebut. Dalam
teori hubungan manusia ini menyadarkan akan pentingnya anggota
mempunyai kebutuhan sosial.
Ahli psikologi Mc Gregors mempunyai enam anggapan dasar tentang
teori hubungan manusia diantaranya. Yang pertama, manusia sebenarnya
mempunyai sifat untuk dapat bekerja keras untuk sebuah kepuasan. Kedua
manusia dapat melatih dan mengontrol dirinya dalam upaya mewujudkan
tujuan dari organisasi. Ketiga pekerjaan yang dikerjakaan manusia hanya
untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Keempat manusia belajar dari
kesalahan dan dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya. Kelima dalam
memecahkan masalah organisasi manusia mempunyai ide yang kreatif untuk
mendapatkan solusi. Terakhir manusia mempunyai rasa kesatuan dari semua
anggota organisasi untuk membuat keputusan.
Dari anggapan dasar yang dikatakan Mc Gregor inti dari teori
hubungan manusia itu adalah pada penekanan para pekerja yang tidak hanya
untuk bekerja saja, mereka juga membutuhkan kepuasan pribadi yang dapat
juga mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut.
3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
a. Fungsi Produksi dan Pengaturan
Fungsi ini artinya adalah komunikasi dalam organisasi sangat
berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan dan untuk membantu
mencapai tujuan-tujuan dari organisasi yang berorientasikan kepada
26
produksi dan pengaturan. Fungsi komunikasi ini meliputi pesan yang
memungkinkan para manajer dan para anggota organisasi untuk:16
1. Menentukan sasaran dan tujuan.
2. Merumuskan bidang masalah.
3. Menilai prestasi.
4. Mengkoordinir tugas-tugas yang secara fungsional saling
bergantung.
5. Menentukan standard hasil prestasi.
6. Mengomando, menunjukkan kepada pegawai apa yang harus
dilakukan, memberi perintah.
7. Memberikan intruksi, menunjukkan kepada pegawai bagaiman
melaksanakan suatu perinah, mengembangkan prosedur, dan
memahami kebijaksanaan.
8. Memimpin dan mempengaruhi.
b. Fungsi Pembaharuan
Maksud dari fungsi ini adalah agar organisasi bisa dapat
menyesuaikan
dengan
perubahan-perubahan
yang
terjadi
dalam
lingkungan. Untuk itu organisasi harus membuat rencana-rencana baru.
Rencana-rencana baru itu disampaikan pada waktu pertemuan-pertemuan
pemecahan masalah dan pada waktu rapat-rapat anggota organisasi. Pesan
yang disampaikan itu termasuk kategori pesan pembaharuan.
16
Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang:
UMM Pers, 2008, h. 75
27
c. Fungsi Pemasyarakatan atau pemeliharaan
Fungsi ini yang meliputi dari harga diri, imbalan dan motivasi dari
para anggota organisasi. Maksud dari fungsi ini adalah bahwa sebuah
organisasi hendaknya memberikan pengalaman yang menyenangkan atau
reward kepada anggota yang berprestasi. Rewardatau imbalan itu bisa
berupa uang, prestise, status, dan pekerjaan menarik. Pemberian imbalan
dengan maksud untuk memelihara anggota supaya tidak keluar dari
organisasi tersebut.
d. Fungsi Tugas
Fungsi ini berkaitan dengan aktivitas-aktivitas komunikasi yang
berkenaan dengan tugas-tugas organisasi. Pimpinan memberikan pesan
yang mencakup semua karyawan mengenai tugas-tugas mereka dan
memberikan pesan supaya melaksanakan tugas secara efesien dan benar.
Fungsi tugas dapat dikatakan sebagai pesan yang berhubungan dengan
output sistem yang diinginkan organisasi.
e. Fungsi Perintah
Maksud fungsi ini komunikasi dapat membolehkan anggota
organisasi bertindak sesuai perintah. Hasil fungsi perintah adalah
koordinasi di antara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam
organisasi tersebut.
28
f. Fungsi Relasional
Fungsi ini menghubungkan dengan hubungan dengan sesame
anggota organisasi yang membolehkan berkomunikasi dengan semua
eleman yang ada didalam organisasi tersebut.
g. Fungsi Manajemen Ambigu
Maksud dari fungsi ini komunikasi dapat memecahkan masalah
organisasi yang ambigu. Jadi komunikasi ini menjadi alat untuk
mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi.
4. Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi
Adapun bentuk-bentuk dari komunikasi organisasi dalam hal ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Komunukasi verbal dan non verbal adalah bagian dari komunikasi
vertikal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang umum paling umum
yang digunakan dalam sebuah organisasi. Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan melalui
kata-kata atau simbol-simbol, yang disampaika baik melalui lisan
maupun
tulisan.
Dalam
organisasi
komunikasi
verbal
dapat
mengindentifikasi tujuan, pengembangan tingkah laku dan strategi, dan
dapat mencapi tujuan
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dilakukan antara
komunikator kepada komunikan yang disampaikan melalaui gerakan atau
gekstur tubuh, ekspresi
tanpa diucapkan secaran lisan serta ditulis.
29
Dalam organisasi komunikasi non verbal dapat meekspresikan perasaan
masing-masing anggota organisasi. Contoh pimpinan tersenyum kepada
anggota organisasi karena telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik,
itu menandakan perasaan senang atau bahagia pimpinan kepada anggota
organisasi.
b) Komunikasi Lisan dan Tulisan
Komunikasi lisan dan tulisan merupakan jenis dari komunikasi
verbal. Komunikasi lisan adalah penyampaian pesan yang dilakukan
komunikator kepada komunikan melalui oral atau kata-kata yang
diucapkan. Dalam organisasi komunikasi lisan ini sering terjadi,
misalnya dalam sebuah rapat yang mendiskusikan tentang untuk
kemajuan organisasi. Dalam diskusi tersebut terdapat komunikasi lisan
dari pimpinan maupun anggota yang ingin menyampaikan ide atau
gagasannya.
Sedangkan komunikasi tulisan adalah proses penyampaian pesan
antara komunikator dengan komunikan melalui tulisan. Dalam organisasi
komunikasi tulisan biasanya digunakan dalam menyampaikan pesan dari
pimpinan kepada bawahan melalui surat yang diterbitkan oleh pimpinan.
Misalnya pimpinan menuliskan surat untuk kepada pegawai yang
memberitahukan bahwa besok akan ada rapat. Dalam komunikasi tulisan
juga bisa terjadi dalam memo sesama anggota.
30
c) Komunikasi Ke bawah, Ke atas, dan Ke samping
Komunikasi ke bawah dan ke atas merupakan jenis komunikasi
vertikal, sedangkan komunikasi ke samping merupakan jenis komunikasi
horizontal. Komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping merupakan
komunikasi yang paling sering terjadi dalam sebuah organisasi.
Komunikasi ke bawah adalah pesan yang datang dari atasan kepada
bawahannya. Pesan itu bisa berupa lisan atau tulisan. Misalnya dalam
organisasi,
pimpinan
berbicara
dengan
anggota
untuk
segera
menyelesaikan pekerjaan.
Komunikasi ke atas merupakan kebalikan dari komunikasi ke
bawah. Komunikasi ke atas adalah penyampaian pesan yang disampaikan
oleh anggota kepada pimpinan yang bisa disampaikan melalui lisan atau
tulisan. Pesan yang disampaikan biasanya berupa laporan prestasi kerja,
saran-saran dan rekomendasi, usulan anggaran organisasi, pendapat dan
keluhan kerja.
Komunikasi ke samping terjadi dalam sesama anggota di dalam
organisasi. komunikasi ke samping adalah penyampaian pesan yang
dilakukan oleh anggotan kepada sesama anggota lain. Komunikasi ke
samping dapat membantu untuk memperat kordinasi sesama anggota
dalam hal pekerjaan.
31
C. Nilai-Nilai
1. Nilai-nilai Keislaman
Nilai merupakan sebuah pedoman yang mendasar dalam diri manusia
untuk melakukan sesuatu. Nilai secara praktis merupakan sesuatu yang
bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.17 Nilai juga menjadi
tolak ukur kita dalam mengerjakan sesuatu. Nilai adalah standar dari tingkah
laku yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalakan serta dipertahankan.
Nilai juga bagian dari potensi dari seseorang yang berada dalam dunia
rohaniah, tidak dapat dilihat, diraba, dan sebagainya. Namun nilai sangat
berpengaruh dalam setiap perbuatan dan penampilan seseorang. Dalam kamus
besar Besar Indonesia, nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang berguna dan
penting bagi kemanusian. Misalnya dalam konteks keagamaan, nilai
merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga
masyarakat kepada beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan yang
bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah lalku keagamaan warga
masyarakat bersangkutan.18
Nilai-nilai Islam dalam penerapan di organisasi biasanya terdapat
dalam nilai moral. Misalnya nilai moral tersebut dalam nilai kejujuran,
kedisiplinan, memberi layanan yang baik, ketulusan, selalu memberikan
terbaik, memiliki sangka yang baik, selalu melakukan perbaikan. Nilai-nilai
tersebut biasanya akan diterapkan di dalam suatu organisasi. Bila suatu
17
Jalaludin Rahmat dan Ahmad Zein, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan Islam, Surabaya: Putra Al
Maarif, 1994
18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1988, h. 615
32
organisasi menerapkan dan mendalami nilai-nilai tersebut maka organisasi
akan berjalan secara lancar dan tidak ada konflik yang berseteru.
2. Nilai-nilai Kementerian Keuangan
Nilai-nilai Kementerian Keuangan menjadi tolak ukur pegawai
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Nilai-nilai kementrian keuangan
juga menjadi tolak ukur pegawai keuangan dalam hal sikap, etika, dll.
Penerapan nilai-nilai keutamaan Kementerian Keuangan ini menunjukkan
bahwa Kementerian Keuangan memberikan warna spesifik bagi PNS di
lingkungan Kementerian Keuangan tidak sama dengan PNS lainnya
terutama
dalam
disosialisasikannya
hal
karakter
Nilai-nilai
dan
budaya
Kementerian
kerja.19
Dengan
Keuangan
berarti
Kementerian Keuangan akan membangun komunitas Kementerian
Keuangan dengan profil yang berbeda dengan saat lalu. Nilai -Nilai ini
akan menjadi pondasinya oleh karenanya harus dibuat yang kuat,
mengakar, sehingga mampu menopang bangunan diatasnya, mampu
menahan kalau ada goncangan sehingga bangunan tersebut tidak roboh.20
Sebagian nilai-nilai Kementerian Keuangan diambil dari nilai-nilai
Keislaman. Contoh dalam nilai kejujuran yang terdapat dalam nilai
Integritas yang ada didalam nilai-nilai Kementerian Keuangan. Seseorang
19
Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementerian keuangan, diakses pada tanggal 2 Januari 2014
jam 10.30 dari http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/layanan-diklat/seputardiklat/1340-memahami-pentingnya-nilai-nilai-kementerian-keuangan20
Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementrian keuangan, diakses pada tanggal 2 Januari 2014
jam
10.40
darihttp://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/578_KUPASAN%20ATAS%20NIL
AI.pdf
33
Muslim juga harus bekerja secara profesional sehingga tidak terjadinya
perbuatan yang tercela itu juga terdapat dalam nilai profesional yang ada
di nilai-nilai Kementerian Keuangan. Dalam melayani masyarakat BPPK
juga harus melayani dengan baik, ramah, dan tepat waktu, dalam melayani
dengan juga terdapat dalam nilai pelayanan yang ada di nilai-nilai
Kementerian Keuangan. Memang sebagian nilai-nilai Kementerian
Keuangan diambil dari nilai-nilai Keislaman.
Nilai-nilai tersebut akan menjadi tugas penting bagi bidang
kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam
menerapkan kepada pegawai. Jika nilai-nilai tersebut tertanam baik dalam
diri PNS di Kementerian Keuangan maka kinerja dari PNS tersebut jauh
dari kata buruk.
Dalam kelima nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut terdapat
sepuluh perilaku utama yang dapat mewujudkan nilai-nilai Kementerian
Keuangan tersebut. Sepuluh Perilaku utama itu adalah21:
1. Bersikap tulus, jujur, dan dapat dipercaya.
2. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.
3. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas.
4. Bekerja dengan hati
5. Memiliki sangka baik, saling percaya, dan menghormati
6. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.
21
Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementerian keuangan, diakses pada tanggal 6 Mei
2014 jam 16:33 dari http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/layanan-diklat/seputardiklat/1340-memahami-pentingnya-nilai-nilai-kementerian-keuangan-
34
7. Melayani dengan berorientasi kepada kepuasan pemangku
kepentingan.
8. Bersikap proaktif dan cepat tanggap.
9. Melakukan perbaikan terus-menerus.
10. Mengembangkan inovasi dan kreativitas.
Sepuluh perilaku utama dari Nilai-nilai Kementerian Keuangan
tersebut yang akan membuat pegawai di Kementerian Keuangan memiliki
Nilai-nilai Kementerian Keuangan.
D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman
Pendalaman nilai-nilai Keislaman adalan proses,cara dan perbuatan yang
bertujuan untuk mendalamkan nilai-nilai Keislaman. Proses, cara, dan
perbuatan mendalamkan nilai-nilai Keislaman bisa dilakukan dengan
mengadakan kegiatan rohani, program-program rohani yang mendukung dalam
mendalamkan nilai-nilai Keislaman.
Dalam sebuah organisasi pendalaman nilai-nilai Keislaman sangat perlu
untuk menanamkan moral dan akhlak yang baik kepada anggota organisasi
guna untu menghindari perbuatan yang tercela seperti korupsi. Nilai-nilai
Keislaman yang didalamkan di organisasi biasanya berupa nilai moral dan
ahlak seperti kejujuran, kedisiplinan, amanah. Tujuan mendalamkan nilai-nilai
Keislaman di organisasi adalah seperti yang dikatakan di atas untuk membuat
anggotanya yang mempunyai moral dan akhlak yang baik sehingga terhindar
dari perbuatan tercela dan dapat mewujudkan tujuan organisasi.
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEUANGAN (BPPK)
A. Sejarah Terbentuknya Badan Pendidikan dan Keuangan (BPPK)
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) terbentuk bermulai
dari Kementerian Keuangan yang kekurangan tenaga ahli dan terampil di
bidang keuangan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah
pada saat itu menyelenggarakan program pendidikan baik di dalam Negeri
maupun di luar Negeri.
Pada waktu masa lampau tenaga ahli keuangan jumlahnya sangat
sedikit. Sementara itu, sejak tahun 1950 tenaga-tenaga ahli Belanda sudah
mulai pulang ke negeri mereka, sehingga Kementerian Keuangan banyak
mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsinya.1 Pada saat itu pemerintah
menyadari bahwa perlu adanya tenaga ahli dan terampil dibidang keuangan,
sehingga tahun 1956 dan tahun 1960 Kementerian Keuangan mengirimkan
pegawai-pegawainya untuk mengikuti pendididikan tinggi di luar Negeri.
Pendidikan tinggi yang diikuti oleh pegawai Kementerian Keuangan adalah
Ajun Akuntan Negara dan Ajun Akuntan Pajak dan pabean tahun 1956
Akademi Thesauri Negara pada tahun 1960.
1
Sejarah Pendidikan Keuangan di Kementerian Keuangan, diakses pada tanggal 13 Mei 2014
jam
12.41
dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profilinstansi/sejarah-bppk-perkamen-tua
35
36
Dari pengamatan yang timbul dan hilangnya suatu pendidikan yang
sejak waktu lampau maka sejarah pendidikan keuangan pada Kementerian
Keuangan dapat digolongkan menjadi:2
1. Pendidikan Jangka Panjang Dan Pendek Pada Masa Sebelum BPLK
a. Pendidikan Jangka Panjang
1) Akademi Pajak dan Pabean (AP2)
Akademi ini didirikan pada 25 November tanggal 1957,
didirikannya akademi ini dengan maksud untuk mendidik caloncalon “inspector”. Namun akademi ini dibubarkan pada tanggal 5
Oktober 1959.
2) Kursus Thesauri Negara
Sekolah ini didirikan pada tanggal 7
didirikan untuk menyediakan tenaga ahli
November 1958,
di bidang Keuangan
Negara dalam rangka pelimpahan tugas administrasi Negara.
3) Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara (STIKN)
Setelah Akademi Pajak dan Pabean dibubarkan untuk
memenuhi tenaga-tenaga ahli dibidang keuangan sehingga
Kementerian Keuangan dengan ini lembaga keuangan mendirikan
Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara (STIKN) pada tanggal 31
Desember. Sekolah ini mempunyai empat jurusan yaitu jurusan
Pajak Umum, Bea dan Cukai, Kebendaharaan Umum, dan
Akuntansi dengan pendidikan selama lima tahun yang meliputi tiga
2
Sejarah Pendidikan Keuangan di Kementerian Keuangan, diakses pada tanggal 13 Mei
2014 jam 12.55 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profilinstansi/sejarah-bppk-perkamen-tua
37
tingkat pendidikan yaitu pendidikan persiapan, pendidikan umu,
dan pendidikan umum. Mahasiswa yang berhasil lulus diakhir
pendidikan di sekolah ini akan mendapatkan ijazah dan
mendapatkan gelar sarjana. Mahasiswa STIKN dapat digolongkon
menjadi:
1. Mahasiswa yang diterima dari umum yang kemudian berstatus
ikatan dinas;
2. Mahasiswa yang berstatus pegawai negeri, yaitu mereka yang
semula sudah bekerja pada suatu jawatan dalam lingkungan
Departemen Keuangan
3. Berdasarkan S.K. Menteri Keuangan Nomor : 175403/UP/X,
dapat juga diterima sebagai mahasiswa STIKN adalah para
pegawai di lingkungan Departemen Keuangan yang telah
memperoleh pendidikan istimewa selama 2 ½ tahun atau 3
tahun sesudah SMA
Setelah lulus dari STIKN mahasiswa ini akan menjadi :
1. Penilik Pajak atau Penilik Pabean atau lain pejabat yang
berpangkat sederajat atau lebih tinggi;
2. Penata Pajak atau Pemeriksa Pabean Kepala atau lain pejabat
yang berpangkat sederajat atau lebih tinggi;
3. Ajun Akuntan yang lulus dari kursus Jabatan Ajun Akuntan;
4. Penata Keuangan yang lulus dari kursus Thesauri Negara.
38
4) Akademi Thesauri Negara (ATN)
Kementerian Keuangan dalam hal ini lembaga keuangan
Negara
menyadari
bahwa
Perguruan
Tinggi
lain
belom
menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang cakap dalam bidang
keuangan, sehingga Kementerian Keuangan pada tanggal 7 April
1960 merubah Kursus Thesauri Negara menjadi Akademi
Thesauri Negara (ATN).
Lama pendidikan Akademi Thesauri Negara adalah tiga
tahun yang terbagi atas tiga tingkatan pendidikan yaitu tingkat
persiapan selama satu tahun, tingkat II selama satu tahun, dan
sarjana muda selama satu tahun. Pegawai yang dapat masuk
akademi ini adalah pegawai yang mempunyai jabatan sebagai
penata keuangan dalam golongan E2/II/P.G.P.N. 1955 dan yang
memenuhi persyaratan yang dipilih oleh Thesauri Jendral.
5) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan (ADPK)
Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan (ADPK) didirikan
pada tanggal 30 September 1963, akademi ini adalah perluasan dari
kursus tinggi pengawas keuangan. Disamping kursus tersebut
adapula kursus pemeriksa keuangan yang pada akhir berganti nama
menjadi Sekolah Dinas Pemeriksa Keuangan (SDPK) yang lama
pendidikannya dua tahun.
Seperti pendidikan lainnya, lama pendidikan di akademi ini
selama tiga tahun dan mempunyai dua jurusan yaitu jurusan
39
umum dan jurusan perusahaan yang ditentukan setelah mahasiswa
tersebut melampui tingkat II. Pada akhir pendidikan para lulusan
dari akademi ini wajib untuk mengikuti ujian negara untuk
mendapatkan gelar Bakaloriat.
6) Pendidikan Tenaga Akuntan
Pendidikan Tenaga Akuntan ini dibagi menjadi :
a) Kursus Jabatan Ajun Akuntan
Kursus ini didirikan pada tanggal 31 Juli 1952 yang
mempunyai dua jurusan yaitu Ajun Akuntan Pajak (AAP)
yang
dikelola
oleh
Jawatan
Akuntan
Pajak
dan
diselenggarakan di Jakarta. Jurusan kedua Ajun Akuntan
Negara yang dikelola oleh Jawatan Akuntan Negara dan
diselenggarakan di Bandung.
b) Kursus Jabatan Pembantu Akuntan
Pada tahun 1959 di Bandung diadakan Kursus Jabatan
Pembantu Akuntan. Kursus ini dilaksanakan untuk memenuhi
tenaga pembantu akuntan. Kursus ini dilaksanakan selama 12
bulan dengan penekan materi pelajaran pada Tata Buku dan
Hitung Dagang. Lulusan kursus mendapat ijazah Bond A dan
B. Kursus ini diselenggarakan dan dikelola oleh Jawatan
Akuntan Negara.
40
c) Akademi Jabatan Ajun Akuntan (ADAA)
Akademi ini dibentk pada tanggal 24 Agustus 1960 yang
diselenggarakan oleh Jawatan Akuntan Negara di Bandung.
Lulusan akademi ini akan diangkat sebagai ajun akuntan dan
digaji menurut golongan E ruang PGPN 1961.
d) Akademi Ajun Akuntan Negara (A3N) dan Akademi Ajun
Akuntan Pajak (A3P)
Pada tanggal 17
Mei 1965 Akademi Jabatan Ajun
Akuntan dirubah menjadi Akademi Ajun Akun Negara yang
diselenggarakan oleh Direktorat Akuntan Negara di Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Ujung Pandang,
Ambon.
Sedangkan
Akademi
Ajun
Akuntan
Pajak
diselenggarakan di Palembang, Jakarta dan Bandung oleh
Direktorat Pajak.
7) Akademi Perbendaharaan Negara (APBN)
Sebelum akademi ini berdiri sudah ada pendidikan untuk
pegawai yang menangani perbendaharaan Negara. Misalnya
kursus-kursus perbendaharaan Negara pada tahun 1950. Pada tahun
1952 untuk memenuhi pegawai yang terampil dan cakap dalam
bidang perbendahaaran Negara maka Kementerian Keuangan
mendirikan pendidikan pendidikan teknis di bidang Pengelolaan
Keuangan Negara (P3KN) untuk para tenaga menengah (SMP).
Sedangkan
untuk
menjadi
Kepala
Kantor
minimal
harus
41
mempunyai pendidikan SLTA yang disamakan golongan II/a.
pendidikan ini diselenggarakan di Palembang, Medan, Surabaya,
Ujung Pandang dan Banjarmasin.
Pada tahun 1964 berdiri pendidikan Kursus Jabatan Penata
Perbendaharaan (KDPP). Karena lulus KDPP itu sulit diterima
oleh STIKN dan ATN sehingga KDPP merubah nama menjadi
Akademi Perbendaharaan Negara berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Urusan Anggaran Negara R.I. tanggal 1 November 1965.
8) Institut Ilmu Keuangan (IIK)
Institut Ilmu Keuangan (IIK) didirikan pada tanggal 6 Mei
1967. Tujuan didirikannya IIK adalah untuk mendidik pegawai
negeri menjadi seorang yang ahli di bidang Anggaran, Perpajakan,
Bea dan Cukai serta Akuntansi dan untuk Menciptakan tipe sarjana
spesialis dengan latar belakang pengetahuan yang luas. IIK
mempunyai 4 jurusan Kebendaharaan Umum, Pajak Umum, Bea &
Cukai dan Akuntansi, dan merupakan pengintegrasian beberapa
perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Keuangan dan
Bepeka. Pengintegrasian perguruan tinggi itu antara lain:
a) Akademi Thesauri Negara diintegrasikan ke institut Ilmu
Keuangan Jurusan Kebendaharaan Umum;
b) Akademi Perbendaharaan Negara diintegrasikan ke IIK
Jurusan Kebendaharaan Umum;
42
c) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan untuk Jurusan Umum
diintegrasikan ke IIK Jurusan Kebendaharaan Umum;
d) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan jurusan perusahaan
diintegrasikan ke IIK Jurusan Akuntansi;
e) Akademi Ajun Akuntan Pajak diintegrasikan ke IIK Jurusan
Pajak Umum;
f) Akademi Ajun Akuntan Negara diintegrasikan ke IIK Jurusan
Akuntansi;
g) Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara diintegrasikan ke IIK
sesuai dengan jurusannya masing-masing.
Pendidikan IIK berlangsung selama 5 tahun yang dibagi
menjadi 2 tingkat yaitu tingkat Balakoriat dan Sarjana. Pada masa
pendidikan antara tingkat Balakoriat dan sarjana terdapat masa
praktek selama 2 tahun. Hanya mahasiwa yang memiliki nilai ratarata 7 di tingkat Balakoriat yang dapat meneruskan tingkat IV tanpa
melampaui praktek. Mahasiswa IIK adalah lulusan SLA atau
sederajat yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan.
IIK telah mendapat tanggapan positif dari Universitas
Indonesia dan Falkutas Ekonomi Universitas Indonesia dengan
menyatakan bahwa :
a) Keuangan Negara merupakan ilmu tersendiri.
43
b) Kenyataan adanya gap ilmiah yang dialami sarjana lain (bukan
sarjana keuangan) dalam menghadapi tugas administrator
keuangan.
c) IIK bertingkat dan berstruktur Universitas.
d) Peraturan Pelaksanaan dan Syarat Penerimaan ditetapkan S.K.
Menteri Keuangan yang setiap tahun disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan.
b. Pendidikan Jangka Pendek
1) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Jenderal Anggaran
Pendidikan dan Latihan ini berlangsung selama dua tahun yang
diikuti pegawai Ditjen Anggaran. Selain pegawai dari Ditjen
Anggaran, pegawai dari Kementerian Keuangan dan pegawai di
luar Kementerian Keuangan dapat mengikuti pendidikan dan
latihan ini. Peserta dari diklat ini adalah pegawai yang berijazah
SMP dan setelah lulus akan diangkat menjadi golongan II/a.
Penyelenggaraan diklat ini berganti-ganti, yaitu dari tahun 19521958 oleh Thesauri Negara dan tahun 1958-1966 oleh Direktorat
Perbendaharaan Negara dan Tata Laksana Negara.
2) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Jendral Pajak
Sejak tahun 1969 Ditjen Pajak mempunyai suatu lembaga
diklat sendiri. Lembaga tersebut dibentuk 2 Desember 1969 yang
dengan nama lembaga Perguruan Karyawan Tinggi (Penkati).
Tugas dari lembaga ini adalah memberikan pendidikan dan latihan
44
bagi
pegawai-pegawai
yang
menduduki
atau
yang
akan
dipersiapkan untuk tugas-tugas staf dan pimpinan.
3) Pendidikan dan Latihan di Direktorat IuranPembangunan Daerah
(Ipeda)
a) Pendidikan Penilik Ipeda
Pada tanggal 14 Maret 1956 telah diselenggarakan Kursus
Penilik Tanah Milik. Tanggal 27 Juni 1967 kursus ini berganti
nama dengan Kursus Penilik Ipeda.
b) Kursus Pengaturan Ukur Ipeda
Tanggal 13 Juni 1968 diselenggarakan Kursus Pengaturan
Ipeda. Pendidikan pada Direktorat Ipeda ini diurus oleh suatu
seksi pada Sekretaris/Direktorat Ipeda.
4) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Bea dan Cukai
Direktorat Bea dan Cukai memiliki unit-unit diklat yang
berada di sekretaris Ditjen Bea dan Cukai yang setingkat dengan
bagian. Tugas dan fungsi unit diklat adalah untuk menangani
penyelaranggara diklat oleh pegawai yang berada di Dijten Bea
dan Cukai. Pada tanggal 5 Juli 1969 bagian diklat yang berada di
sekretaris Ditjen Bea dan Cukai berubah tingkat menjadi Pusat
Pendidikan dan Latihan yang setingkat dengan dinas pada suatu
Direktorat yang disingkat dengan Puspla Ditjen Bea dan Cukai.
Tugas dan fungsi Puspla ini sama seperti terdahulunya yaitu
45
menyelenggarakan diklat kepada pegawai yang berada di Ditjen
Bea dan cukai.
5) Pendidikan dan Latihan di Bidang Pengawasan Keuangan
Pendidikan dan latihan ini penguasaannya di bawah Ditjen
Pengawasan Keuangan Negara yang dilaksanakan oleh Sekretariat
Ditjen Pengawasan Keuangan Negara. Jenis Pendidikan yang
dilaksanakakan adalah :
a) Penataran Tenaga Pembantu Akuntan.
b) Penataran Lanjutan Tenaga Pengawas (Inspektur).
c) Latihan Persiapan Kerja.
d) Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah.
2. Lahirnya Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK)
Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK) didirikan pada
tahun 1975 dengan Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1974 tentang
pokok-pokok organisasi departemen yang diikuti dengan Keputusan
Presiden Nomor 405/MK/6/4/1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Keuangan, pertama kali terbentuk BPLK ini meliputi:
a. Sekretariat Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan
b. Pusdiklat Kebendaharaan Umum
c. Pusdiklat Perpajakan
d. Pusdiklat Bea dan Cukai
e. Pusdiklat Pengawasan
46
Dengan adanya BPLK ini maka secara praktis pelaksanaan
pendidikan dan latihan yang tadinya ditangani oleh masing-masing
Direktorat Jendral, sekarang berada ditangan BPLK ini. BPLK yang
merancang dan melaksanakan semua pendidikan dan latihan Ditjen yang
berada di Kementerian Keuangan. Pendidikan dan latihan yang
dilaksanakan BPLK antara lain:
a. Diklat Persiapan Kerja
b. Diklat Penyesuaian
c. Diklat Penjejangan
d. Diklat Keahlian
e. Diklat Khusus
f. Diklat Penataran & Penyegaran
g. Diklat di Luar Badan
h. Diklat Penyuluhan
i. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
3. Perkembangan Organisasi Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan
(BPPK)
Organisasi BPLK ini berkembang demi mengikuti perubahan
lingkungan dan tuntutan yang dihadapi. Susunan organisasi BPLK
berdasarkan Kepmenkeu Nomor 998/MK/5/7/1976 adalah sebagai berikut:
a. Sekretariat Badan
b. Pusdiklat Kebendahaaan Umum
c. Pusdiklat Perpajakan dan Ipeda
47
d. Pusdiklat Bea dan Cukai
e. Pusdiklat Pengawasan
f. STAN
Pekembangan BPLK terus belanjut karena dengan semakin
banyaknya tugas BPLK yang menyelenggarakan pendidikan dan latihan
kepada pegawai di Kementerian Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 97/KMK.01/1981 tentang susunan BPLK dimana berubah
Pusdiklat Kebendaharaan Umum diganti namanya menjadi Pusdiklat
Anggaran, dan muncul Pusdiklat baru yaitu Pusdiklat Keuangan Umum.
Tugas dari Pusdiklat Keuangan Umum ini yaitu untuk menyelenggarakan
pendidikan dan latihan kepada pegawai-pegawai di Sekretariat Jenderal,
Inspektorat Jenderal, Ditjen Moneter Dalam Negeri, BPUN, Perjan
Pegadaian dari BPLK sendiri. Sehingga susunan organisasi BPLK berubah
menjadi:
a. Sekretariat Badan
b. Pusdiklat Anggaran
c. Pusdiklat Perpajakan dan Ipeda
d. Pusdiklat Bea dan Cukai
e. Pusdiklat Pengawasan
f. Pusat Latihan & Pendidikan Akuntan
g. Pusdiklat Keuangan Umum
Perubahan susunan organisasi tersebut disebabkan oleh:
a) Pusdiklat Kebendaharaan Umum berubah menjadi Pusdiklat Anggaran
48
b) Pusdiklat Keuangan Umum terbentuk
c) STAN tetap berada dalam struktur organisasi BPLK yaitu Pusat
Latihan dan Pendidikan Akuntan
BPLK terus mengembangkan organisasinya dengan membuat
program diploma. Program diploma ini dibentuk dengan tujan untuk
menambah tenaga-tenaga ahli yang cakap di bidang bidang Anggaran,
Perpajakan, Ipeda, Bea dan Cukai, Pegadaian dan Akuntansi dari
lingkungan Kementerian Keuangan. Terdapat 12 program diploma yang
diselenggarakan oleh BPLK dan 12 program diploma yaitu:
a. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Anggaran
b. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Anggaran
c. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Pajak
d. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Pajak
e. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Ipeda
f. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Ipeda
g. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Bea dan Cukai
h. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Bea dan Cukai
i. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Pegadaian
j. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Analis Efek
k. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Akuntansi
l. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi
Program pendidikan diploma dari nomor 1 sampai 9 dilaksanakan dan
berpusat di kota Malang, Jawa Timur. Dengan terbentuknya program ini
49
maka BPLK mengalami perubahan kembali. Berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 15 tahun 1984 perubahan itu antara lain terpisahnya
Pusdiklat Pengawasan yang bergabung dengan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan dan timbulnya Pusdiklat pegawai yang
menangani Pimpinan Administrasi (SEPA) dan Penataran Keterampilan
Manajemen (PKM) bertempat di Magelang – Jawa Tengah. Dari
perubahan tersebut maka organisasi BPLK terdiri dari:
a. Sekretariat Badan
b. Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai
c. Pusat Pendidikan dan Latihan Anggaran
d. Pusat Pendidikan dan Latihan Perpajakan dan IPEDA
e. Pusat Pendidikan dan Latihan Bea dan Cukai
f. Pusat Pendidikan dan Latihan Keuangan Umum
Setelah mengalami beberapa perubahan dalam BPLK, sehingga
pada tahun 2001 dengan ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
2/KMK.01/2001, nama BPLK berubah menjadi Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK) dengan susunan sebagai berikut:
a. Sekretariat Badan
b. Pusdiklat Pegawai
c. Pusdiklat Anggaran
d. Pusdiklat Perpajakan
e. Pusdiklat Bea dan Cukai
f. Pusdiklat Keuangan Umum
50
Setelah berganti nama dari BPLK menjadi BPPK, organisasi ini
terus melakukan perubahan. Perubahan tersebut dengan maksud untuk
memperoleh pegawai-pegawai yang ahli dalam bidangnya dan untuk
membuat organisasi ini menjadi semakin baik kedepannya.
B. Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
1. Visi
Visi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) adalah
menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang terbaik dan menghasilkan
sumber daya manusia yang ahli dan terampil dan kekayaan negara
amanah, profesional, berintegritas tinggi, dan bertanggung jawab.
2. Misi
Misi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan adalah sebagai
berikut:3
a) Melaksanakan dan menyelenggarakan pengembangan sumber daya
manusia kekayaan Negara dan pengelolaan keuangan dengan
pendidikan dan pelatihan
b) Meningkat kegiatan penilitian di bidang pengembangan sumber daya
alam serta bidang keuangan dan kekayaan Negara.
c) Melanjutkan reformasi birokrasi BPPK
d) Mewujudkan tata kelola yang baik di BPPK
3
Visi dan Misi, diakses pada tanggal 23 Mei 2014 jam 10.22 dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/visi-dan-misi--kamipersisten
51
C. Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
1. Tugas
Sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan di Kementerian
Keuangan
sudah
jelas
bahwa
tugas
dari
BPPK
adalah
menyeleranggarakan, melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada
pegawai di lingkungkan Kementerian Keuangan. Namun, sekarang tugas
dari BPPK bukan hanya melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada
pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan tapi BPPK juga
mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan dan
pelatihan kepada pegawai di Kementerian atau Badan masyarakat lainnya.
Itu dilaksanakan karenayang memanfaatkan ilmu kekayaan Negara tidak
hanya pegawai Kementerian Keuangan saja tetapi pegawai Kementerian
Lainnya, Pemda, misalnya kebijakan pajak, pengadaan barang dan jasa.4
2. Fungsi
Adapun fungsi BPPK antara lain:5
a) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan
pelatihan di bidang keuangan negara
b) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara
c) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan di bidang keuangan negara
4
Diambil dari wawancara dengan Bapak Wawan iswandi Kepala Subbagian Komunikasi
Publik Bagian TeknologiInformasi dan Komunikasi pada tanggal Rabu 4 Mei 2014
5
Tugas dan Fungsi, diakses pada tanggal 23 Mei 2014 jam 10.45 dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/tusi-bppk--tugas-danfungsi
52
d) Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
D. Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
Suatu organisasi pasti mempunyai sebuah struktur organisasi. Struktur
organisasi dibentuk agar para pegawai mempunyai pekerjaan yang tetap dan
sistematis. BPPK itu sendiri adalah unit ekselon I dibawah dari Kementerian
Keuangan. Organisasi BPPK mempunyai delapan unit ekselon II, yaitu
Sekretariat Badan, Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) ,
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan (AP), Pusdiklat Pajak, Pusdiklat Bea
dan Cukai (BC), Pusdiklat Keuangan Umum (KU), dan Pusdiklat Kekayaan
Negara dan Perimbangan Keuangan (KNPK), serta Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara (STAN). BPPK juga mempunyai unit ekselon III yaitu Balai Diklat
Keuangan yang mempunyai sebelas tempat di daerah Indonesia, yaitu Medan,
Pekanbaru, Palembang, Cimahi, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Pontianak,
Balikpapan, Makassar, dan Manado. Gambaran struktur organisasi dari BPPK
bisa dilihat dalam lampiran.
E. Sekretariat Badan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
1. Gambaran Umum Sekretariat Badan
Sekretariat Badan adalah unit ekselon II yang berada di organisasi
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Sekretariat Badan ini
sebagai unit pembantu, pendukung, penyelenggara pendidikan dan
pelatihan di Pusdiklat, STAN, dan Balai diklat. Dukungan itu berupa
pengaturan
kebijakan,
melakukan
pengaturan
diklat,
melakukan
53
pembinaan terhadap pusdiklat dan balai.6 Kebijakan itu terkait dengan
kebijakan organisasi, kebijakan mengenai pengelolaan keuangan di BPPK
bagian keuangan, kebijakan mengenai kebijakan informasi dan teknologi
di bagian TIK, kebijakan pengadaan barang dan jasa.7
Sekretariat Badan di BPPK membawahi lima ekselon III, yaitu
Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Kepala
Bagian Organisasi dan Tata Laksana (OTL), Kepala Bagian Umum,
Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Kepegawaian. Sekretariat
Badan itu adalah unit yang memvalidasi semua program diklat yang
dilakukan Pusdiklat di Kementerian Keuangan. Validasi itu dilakukan agar
semua program diklat tersebut dapat sesuai dengan standar yang ada dan
sarana prasana dalam diklat dapat dipenuhi. Semua program diklat itu
nanti akan dibuatkan laporannya oleh Sekretariat Badan secara berkala.
2. Tugas Sekretariat Badan
Selain memvalidasi semua program diklat yang diaksanakan oleh
Pusdiklat di
Kementerian Keuangantugas
sekretariat
badan juga
mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis (renstra), rencana kerja
(renja), rencana kerja tahunan (RKT), indikator kinerja utama (IKU),
LAKIP, dan rencana kerja anggaran kementerian/lembaga(RKA K/L)
BPPK.8 Sekretariat juga membina administrasi dan pengembangan
kompetensi SDM, melakukan pembinaan kepada pelaksana urusan
6
Diambil dari wawancara dengan Bapak Wawan Iswandi sebagai Kepala Subbagian
Teknologi Informasi dan Komunikasi di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014
7
Ibid
8
Sekretariat Badan , diakses pada tanggal 26 Mei 2014 jam 12.14 dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/2011-05-01-13-07-15/sekretariat-badan
54
keuangan, koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan
aparat pengawasan, pengelolaan, dan penyajian data dan informasi
pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan, pelaksanaan urusan
hubungan masyarakat, pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, dan
pengelolaan aset BPPK secara optimal.9
3. Kegiatan Sekretariat Badan
Kegiatan yang dilakukan Sekretariat Badan di lingkungan BPPK
bermacam-macam. Tidak hanya mengurusi kegiatan diklat tetapi kegiatan
umum di Sekretariat Badan juga juga dilakukan. Kegiatan rohani dan
umum pun dilaksanaka oleh Sekretariat Badan di BPPK. Kegiatan rohani
yang biasa dilakukan adalah setelah Sholat Zhuhur dan Ashar
dilakukannya pembacaan dan pembahasaan Hadist. Dalam kegiatan
tersebut pegawai yang mengerti hadist atau mendatangkan ustad akan
membaca dan membahas Hadist dan akan diimplikasi kan didunia kerja
dan dunia nyata. Kegiatan itu berlangsung setiap hari dan seperti dikatakan
di atas diadakan setelah Sholat Zhuhur dan Ashar.
Kegiatan rohani lain yang dilakukan oleh Sekretariat Badan adalah
biasanya dinamakan SIDIG atau Siar Islam Digital. SIDIG ini biasanya
dilaksanakan hanya di bulan Ramadhan saja. Seperti singkatanya Siar
Islam Digital, SIDIG disiar lewat internet yang diunggah diweb BPPK itu
sendiri. Dalam SIDIG ada Ada pembacaan murotal, pemutaran film-
9
Sekretariat Badan , diakses pada tanggal 26 Mei 2014 jam 12.14 dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/2011-05-01-13-07-15/sekretariat-badan
55
filmislam, ceramah, kultum pokoknya selama empat jam setiap hari
selama bulan Ramadhan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Sekretariat Badan ini dengan
maksud untuk menerapkan nilai-nilai Keislaman. Kegiatan-kegiatan
tersebut guna untuk menyadarkan kembali kepada pegawai bahwa
pentingnya agama itu di kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut juga
membantu pegawai dalam mengartikan arti hidup dalam kehidupan seharihari.
BAB IV
BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KEUANGAN (BPPK) DALAM PENDALAMAN NILAINILAI KEISLAMAN
A. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Vertikal
1. Konsep Pendalaman Nilai Salam Melalui Program Budaya Senyum,
Salam, Sapa
Komunikasi vertikal atau bisa dikatakan komunikasi ke bawah dan
komunikasi ke atas. Komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang dilakukan
atasan kepada bawahan dengan memberikan suatu pesan yang berupa
intruksi,
anjuran, perintah. Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang
dilakukan bawahan kepada atasan. Komunikasi itu berupa laporan pekerjaan
atau sekedar sharing. Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman yang
dilakukan oleh BPPK kepada pegawai melalui komunikasi vertikal itu dengan
membuat suatu program budaya. Seperti pernyataan kepala bagian TIK yang
menyatakan bahwa:
“Dalam mengimplementasikan kita mempunyai program
budaya yaitu 3S atau bisa dikatakan (Senyum, Salam, Sapa), kita
juga diwajibkan memberikan informasi minimal satu orang setiap
hari, kemudian dalam rapat kita diharuskan datang lima menit
sebelum acara”1
Jadi dalam komunikasi vertikal pimpinan atau kepala bagian
ingin para pegawai mempunyai sikap yang baik, mempunyai
wawasan yang luas dan disiplin. “Terus senyum, salam, sapa itu
1
Wawancara mendalam dengan Bapak Wawan Iswandi sebagai Kepala Subbagian
Teknologi Informasi dan Komunikasi di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014
56
57
kan sudah dilaksanakan, sebenarnya Rasulullah SAW mengatakan
senyum dihadapan saudaramu adalah sedekah, seperti itu”2
Tiga salam setiap hari yaitu senyum, salam, dan sapa dalam program
budaya yang mengajarkan keramahan kepada pegawai. Telah diajarkan oleh
Agama Islam bahwa sesama manusia harus saling ramah atau rendah hati.
Senyum, salam, sapa juga dapat mempererat tali silahturahmi sesama pegawai
sehingga tidak terjadinya perselisihan antar pegawai. Dalam tiga salam setiap
hari tidak hanya komunikasi vertikal yang terdapat di dalamnya, namun juga
terdapat komunikasi verbal, non verbal, dan lisan. Dalam komunikasi verbal
terdapat dalam salam dan sapa dan juga terdapat komunikasi lisan dalam dan
salam itu karena mengucapkan salam dan sapa secara lisan. Komunikasi non
verbal terlihat pada senyum pegawai terhadap pegawai lain. Dalam senyum,
salam, sapa mengajarkan bahwa pegawai harus saling menghormati dengan
sesama pegawai lain. Dan Rasulullah juga mengajarkan kita untuk tersenyum
kepada siapa pun. Karena Rasulullah juga mengatakan senyum di depan
saudaramu adalah sedekah. Sehingga senyum diwajibkan pegawai dengan
pegawai lain.
2. Konsep Pendalaman Nilai Kedisiplinan Melalui Program Budaya Two
Minute Before
Seperti yang dinyatakan di atas bahwa para pegawai BPPK selalu
diajarkan untuk disiplin dan tidak membuang waktu. Menurut pegawai
saudara Hepy Dwi Prasetyo yang menyatakan
2
Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian
Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014
58
”Two Minute Before kita harus datang sebelum acara
dimulai, secara tidak langsung kita diajarkan untuk disiplin”3
Two Minute Before adalah program budaya BPPK yang mewajibkan
pegawai harus hadir dalam acara dua menit sebelum acara dimulai. Secara
tidak langsung program budaya tersebut mengajarkan kepada pegawai untuk
disiplin dalam penggunaan waktu. Nilai kedisplinan yang akan dalamkan
kepada pegawai dari BPPK. BPPK dalam hal ini ingin para pegawai tidak
menyianyiakan waktu yang ada dan memanfaatkannya dengan benar.
“Kemudian one day one information itu kita dituntut untuk
mengembangkan skill kita atau mengembangkan kemampuan kita”4
Satu informasi setiap hari itu pegawai diwajibkan untuk memberikan
minimal satu informasi mengenai hal apa saja kepada pegawai. Dalam
program ini Pegawai dapat melatih dan mengembangkan kemampuannya
dalam berpikir, karena setiap hari pegawai harus mencari dan mempersiapkan
informasi apa yang terbaru dan menarik untuk disampaikan kepada pegawai
lain. Dalam satu informasi setiap hari tidak hanya terdapat komunikasi
vertikal saja, namun komunikasi verbal, lisan dan dua arah terdapat. Dalam
komunikasi verbal yang saya amati terdapat dalam pegawai memberikan
informasi dan dalam memberikan informasi terdapat komunikasi karena
menyampaikan informasinya secara lisan. Dalam komunikasi dua arah yang
saya amati dapat terdapat bila pegawai
3
yang mendapatkan informasi itu
Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian
Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014
4
Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian
Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014
59
menanya kebenaran informasi dan mereka saling berbincang mengenai
informasi yang didapatkan.
3. Konsep Pendalaman Nilai Musyawarah Melalui Kegiatan Sharing
Session
Selain program budaya, komunikasi vertikal yang dilakukan oleh
BPPK dalam pendalam nilai-nilai keislaman adalah dengan membuat
kegiatan sharing session.
“Ada semacam sharing session gitu. Dilaksanakan setiap
pagi dan sore ,disetiap-setiap bagian berkumpul nanti mereka
bercerita seperti sharing seperti itulah, kontennya juga bermacammacam bisa konten rohani dan bisa juga konten umum”5
Sharing session itu adalah salah satu implementasi program budaya
BPPK yaitu satu informasi setiap hari. Sharing session ini bisa dikatakan
kegiatan umum namun terdapat unsur-unsur agama dalam kegiatan ini.
Kegiatan dilaksanakan setiap pagi dan sore di bagian masing-masing. Tujuan
dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk mencari solusi dari masalah-masalah
yang dihadapi pegawai di lingkungan kerja maupun dikehidupan sehari-hari
dan untuk melatih kemampuan pegawai dalam berpikir karena seperti telah
dijelaskan di atas bahwa sharing session ini sendiri implementasi dari
program budaya yaitu satu informasi setiap hari. Satu informasi setiap hari
dapat melatih pegawai untuk melatih, mengembangkan kemampuan dalam
berpikir karena para pegawai diharuskan mempunyai informasi yang baru
mengenai hal apa saja dan informasi itu akan disebarkan kepada pegawai lain.
5
Wawancara mendalam dengan Bapak Wawan Iswandi sebagai Kepala Subbagian
Teknologi Informasi dan Komunikasi di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014
60
Dalam kegiatan sharing session ini tidak hanya memakai komunikasi ke atas
dan ke bawah saja tetapi komunikasi verbal, non verbal dan lisan terdapat di
dalamnya. Komunikasi non verbal yang ada di dalam kegiatan ini terdapat
pada ekspresi wajah pegawai, misalnya tersenyum dan pada saat
menganggukan kepala yang berati setuju. Komunikasi lisan yang ada dalam
kegiatan ini terdapat pada saat anggota bercerita tentang permasalah yang
mereka hadapi.
Pelaksanaan dilakukan dengan bagian masing-masing dan pegawai
akan bercerita tentang masalah yang dihadapi dikehidupan sehari-hari, setelah
itu pegawai akan mendapatkan solusi dari pegawai lain untuk memecahkan
permasalahan sehingga terjadi komunikasi dua arah. Contohnya bisa setiap
sore atau pagi, dimana setiap pegawai secara bergiliran setiap harinya
bergantian memberikan informasi mengenai pengatahuan apa saja, bisa
terkait pekerjaan secara langsung maupun tidak.
Dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi
vertikal nilai-nilai yang di dalamkan seperti, salam, kedisplinan, musyawarah
yang terdapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui
komunikasi vertikal.
Tabel 4.1
Bentuk Komunukasi
Pendalaman Nilai
Latar/Setting
Vertikal
1. Penyebaran 3S
Keislaman
Keikhlasan
menyapa
dalam Program Budaya
61
2. One Day One
Information
3. Datang 5 Menit
Selalu
tansparan Program Budaya
atasan dan bawahan
Kedisiplinan
Program Budaya
Musyawarah
Sharing Session
Sebelum Acara
4. Pemecahan masalah
dan mencari Solusi
Proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal
sudah baik, namun tetap saja ada kekurangan dalam proses pendalaman nilainilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal. Komunikasi vertikal
merupakan komunikasi formal jadi di dalam komunikasi vertikal antara
atasan dan bawahan ada berupa keluhan, penghargaan, kesetiaan. Keluhan
dapat berupa keluhan dalam bekerja. Dalam organisasi keluhan dalam bekerja
pasti ada. Keluhan yang terjadi dalam proses pendalaman nilai-nilai
Keislaman di BPPK ini paling utama adalah waktu yang kurang untuk
mendalami
nilai-nilai
Keislaman.
Seharusnya
BPPK
dalam
proses
pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut memberi waktu yang luang kepada
pegawai untuk dapat mendalami nilai-nilai Keislaman. Jika pegawai sudah
mendalami nilai-nilai Keislaman tersebut maka pegawai akan jauh dari
perbuatan-perbuatan yang tercela karena sudah dibekali akhlak yang baik
oleh
BPPK
dilaksanakan.
melalui
program-program
dan
kegiatan-kegiatan
yang
62
B. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Horizontal
1. Konsep Pendalaman Nilai Moral, Etika dan Kejujuran Melalui
Pembacaan Hadist
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan yang dilakukan antar
pegawai yang sesama tingkatan dalam sebuah organisasi. Pesan yang
disampaikan bisa berupa informasi-informasi yang ditujukan kepada pegawai
sesama tingkatan. Dalam hal pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui
komunikasi horizontal terdapat dalam kegiatan rohani yang diselenggarakan
oleh BPPK. Kegiatan itu antara lain Tahsin Tilawah dan Pembacaan syarah
Hadist.
“Ada pembacaan syarah Hadist Riyadhus Sholihin dan
Tahsin Tilawah atau pembenaran Tilawah AL-Quran atau bisa
dikatakan pembagusan pembacaan Tilawah Al-Quran”6
Pembacaan hadist ini dilakukan setiap hari kerja yang dilaksanakan
sehabis sholat Zhuhur. Seperti yang dikatakan di atas bahwa kegiatan ini
berlangsung dalam Masjid Baitul Maal yang berada di Kantor Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Kegiatan dilaksanakan karena BPPK
ingin menyadarkan pegawai Muslim bahwa selain membaca Al Qur‟an
sebagai manusia kita juga mempelajari Hadist. Tujuan utama dilaksanakan
kegiatan ini hanya untuk dakwah, memberi pengetahuan kepada pegawai
yang berada dilingkungan BPPK. Karena Hadist tersebut sudah ada
keterangan dari para Ulama sehingga yang membacakan Hadist tersebut
6
Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian di
BPPK pada tanggal 28 Mei 2014
63
pegawai BPPK juga. Hadist akan dibacakan oleh pegawai setelah itu akan
diartikan. Hadist yang dibacakan adalah Hadist Riyadhus Solihin karangan
dari Imam Nawawi. Hadist tersebut mengenai etika, sikap, dan tingkah laku.
Tidak hanya komunikasi horizontal yang digunakan tetapi
komunikasi
verbal, lisan, dan satu arah yang terdapat pembacaan Syarah Hadist ini.
Pembacaan Hadist ini sudah sama Bab III yang mengenai tentang sabaratau
kesabaran. Dalam komunikasi verbal dan tulisan terdapat pada saat pembaca
Syarah Hadist membacakan salah satu Hadist dan didengarkan oleh pegawai
yang mengikutinya. Komunikasi satu arah terdapat pada saat pembaca hanya
membacakan Hadist saja tanpa ada timbal balik dari pegawai lain.
Kegiatan pembacaan Hadist menurut pegawai BPPK sangat berguna.
Menurut pegawai kegiatan ini membuat mereka yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu. Mereka juga mengimplikasi Hadist tersebut ke dalam kegiatan
sehari-hari. Para pegawai juga dapat meningkatkan akhlak mereka dalam
mengikuti kegiatan ini. Para pegawai mengaku kegiatan pembacaan Hadist
ini sangat perlu dilakukan dengan alasan para pegawai dapat mengetahui
Hadist yang belum mereka ketahui.
2. Konsep Pendalaman Nilai Ketelitian Melalui Kegiatan Tahsin Tilawah
“Kalau pembacaan syarah Cuma dibaca aja ya ada
pengertian dan pembahasannya jadi semua pegawai bisa,
kalau Tahsin Tilawah kita di ajarkan oleh Saudara Riki
Effendi yakni salah seorang pegawai yang telah
mendapatkan sertifikat dari Al-Hikmah sebagai pengajar
Tahsin Tilawah”7
7
Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian
Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014
64
Kegiatan Tahsin Tilawah ini dilaksanakan dalam dua kelas yaitu, kelas
pertama dilaksanakan setiap hari senin dan kamis setelah shalat Ashar dan
kelas kedua dilaksanakan setelah shalat Jum‟at. Dalam pelaksanaannya
Tahsin Tilawah di BPPK ini memakai buku PDQ ( Pedoman Dauroh AlQuran) karangan Abdul Rauh. LC dan juga memakai buku Al-Quran Juz 29.
Tahsin Tilawah itu sendiri adalah memperbaiki bacaan Al-Quran, seseorang
yang sudah mampu membaca Al-Quran dengan lancar dan benar disebut
Mahir atau Mutqin.8 Bisa dikatakan Tahsin Tilawah ini adalah Ilmu Tajwid.
Tujuan
dilaksanakan
kegiatan
Tahsin
Tilawah
ini
adalah
untuk
meberitahukan kepada pegawai cara membaca Al-Quran dengan lancar dan
benar. Sehingga para pegawai dapat mengetahui cara membaca Al-Quran
secara benar dan tidak melakukan kesalahan membaca. Dalam kegiatan
Tahsin ini tidak hanya komunikasi horizontal, namun juga terdapat
komunikasi verbal, lisan, dan komunikasi dua arah. Komunikasi verbal dan
lisan terdapat pada saat kegiatan ini berlangsung dengan cara pengajar
membacakan salah satu ayat yang terdapat dalam buku Al-Qur‟an Juz 29.
Komunikasi dua arah dalam kegiatan ini terjadi pada saat pengajar
memberitahukan cara membaca ayat tersebut dengan benar dan pegawai yang
mengikuti kegiatan tersebut akan menanyakan dimana yang salah disitulah
terjadi komunikasi dua arah antara pengajar Tahsin dengan pegawai yang
mengikutu kegiatan tersebut.
8
Ahmad Muzzamil MF, Al-Hafidz, Panduan Tahsin Tilawah, (Jakarta: Alfin Press, 2006)
hal. 2
65
Pengajar Tahsin Tilawah di BPPK ini adalah saudara Riki Efendi dari
bagian kepegawaian. Saudara Riki Efendi ini adalah pegawai BPPK yang
telah memiliki sertifikat dari LTIQ (Lembaga Tilawah Qur‟an) Al-Hikmah.
Dalam mendapatkan sertifikat itu saudara Riki Effendi melakukan pelatihanpelatihan yang telah disiapkan oleh LTIQ Al-Hikmah. Saudara Riki Effendi
tidak hanya diajarkan untuk cara mengajar Tahsin Qur‟an secara benar tetapi
beliau diajarkan juga bagaimana mengelola kegiatan Tahsin tersebut. Seperti
yang di nyatakan saudara Riki Effendi dalam wawancara adalah
“Itu pada tahun 2012, itu nanti kita ada Dauroh satu bulan
Daurohnya. Nanti kita di ajarkan cara-cara membaca Al-Qura’an
dan kita harus tahu apa-apa saja yang kita ajarkan atau kurikulum
yang kita ajarkan terlebih dahulu. Terus bagaimana cara
mengelola Tahsin nanti diajarkan semua, jadi bukan hanya praktek
Tahsinnya saja juga diajarkan mengelola kelompok Tahsin itu
sendiri. Nanti diakhir Dauroh tersebut ada tesnya ada dua yang
pertama tes teori”9
Jadi dalam mendapatkan sertifikat tersebut saudara Riki Effendi
terlebih dahulu diajarkan teori tentang Tahsin. Kemudian baru diajarkan
bagaiaman mencara mengelolanya, cara prakteknya. Dalam akhir pelatihan di
LTIQ sebelum mendapatkan sertifikat saudara Riki Effendi akan di tes
mengenai teori dan Tahsin itu sendiri.
Tujuan BPPK dalam pendalaman melalui komunikasi horizontal
untuk mengenalkan sikap atau etika menurut Islam mengenai bekerja. Dan
membuat pegawai yang tadinya belum tahu menjadi tahu. Dan untuk
9
Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di
BPPK pada tanggal 30 Juni 2014
66
memberitahukan kepada pegawai bagaimana membaca Al-Qur‟an dengan
baik dan benar sehingga tidak salah pengucapan.
Nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam pendalaman melalui
komunikasi horizontal adalah mengenai sikap para pegawai, yaitu seperti
kejujuran, ketulusan, Ketelitian, tidak melakukan perbuatan tercela, menjaga
nama baik, kesabaran yang di dalamkan melalui proses kegiatan pendalaman
nilai-nilai Keislaman pembacaan Hadist Riyadhus Sholihin dan Tahsin
Tilawah.
Tabel 4.2
Horizontal
Nilai Keislaman
1. Musyawarah
Kejujuran, ketulusan
Latar/Setting
Pembacaan
Hadist,
Tahsin Tilawah
2. Pengertian
yang Toleransi, kesabaran
sama
Pembacaan
Hadist,
Tahsin Tilawah
3. Berbagi Informasi
Ketulusan
Pembacaan Hadist
4. Pemecahan
Ketulusan
Pembacaan Hadist
Masalah
Dalam proses pendalaman melalui komunikasi horizontal yaitu
pembacaan syarah Hadist dan Tahsin Tilawah menurut penulis sudah baik,
namun terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaannya. Dalam proses
pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui pembacaan syarah Hadist
kekurangannya terdapat pada sedikitnya pegawai yang menjadi pembaca
67
syarah Hadist tersebut. jadi yang membacakan hanya pegawai yang mengerti
tentang Hadist tersebut sehingga tidak pergantian antara pembaca Hadist
tersebut. Harus adanya pelatihan membaca arab gundul dan memahami
pengertian atau makna dari Hadist tersebut. Pelatihan membaca arab gundul
bisa juga menggunakan buku Al-Qur‟anul Qarim yang diterbitkan oleh
Sygma atau bisa juga dengan buku Tafsir Ibnu Kasi AT Thabari yang
berjudul The Wisdom yang diterbutkan oleh Al-Mizan, dalam buku tersebut
pegawai dapat belajar bagaimana membaca huruf arab gundul secara benar
dan terdapat tafsir-tafsir sehingga dapat mengerti satu-satu huruf arab.
C. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong silang
antara komunikasi vertikal dengan komunikasi horizontal. Dalam sekretariat
badan di BPPK komunikasi diagonal terjadi antara bagian-bagian yang ada.
Misalnya dalam komunikasi antara kepala bagian TIK dengan pegawai
bagian Kepegawaian. Komunikasi antara kepala bagian TIK dengan pegawai
bagian Kepegawaian adalah komunikasi diagonal karena mereka berbeda
divisi satu sama lain.
Karena semua kepala bagian atau pegawai dapat mengikuti kegiatankegiatan yang sudah diterangkan di atas sehingga pendalaman nilai-nilai
Keislaman melalui komunikasi diagonal dapat terjadi dalam kegiatan
tersebut.
Nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam pendalaman melalui
komunikasi diagonal adalah kejujuran, ketulusan, hunuzon, tidak melakukan
68
perbuatan tercela, menjaga nama baik yang di dalamkan melalui proses
kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman yang dilaksanakan dalam
komunikasi vertikal dan Komunikasi horizontal.
D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Melalui Old
Media dan New Media
1. Konsep Pendalaman Nilai-nilai Terpuji dalam Islam Melalui Mading
(Majalah Dinding)
Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media terdapat
mading (majalah dinding) di masjid Baitul Maal yang berisikan tentang halhal tentang Islam, mengenai pelanggaran-pelanggaran Islam, kisah-kisah
singkat sahabat-sahabat Nabi. Seperti pernyataan yang dinyatakan oleh
saudara Hepy Dwi Prasetyo dalam wawancara sebagai berikut:
“Setahu saya sih selain di Masjid ini, media dakwahnya ada
majalah dinding Atau mading, kalu mading itu setiap beberapa
pekan atau beberapa bulan kan diganti, itu yang saya amati
selama ini Jama’ah Masjid menyempatkan diri untuk membaca
mading tersebut, contoh nih artikel yang bagus seperti larangan
penggunaan cincin emas bagi laki-laki, kemudian larangan
keluarga kita tidak boleh memarahin anak, dan itu antusias
membacanya Alhamdulillah banyak”10
Menurut pengamatan penulis yang diamati memang antusias
pembacanya lumayan diminati karena letaknya berada di tangga masuk
masjid sehingga para pegawai yang ingin shalat terlebih dahulu melihat atau
membaca artikel yang terdapat dalam masjid. Artikel-artikel yang di
10
Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian
di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014
69
tempatkan dalam mading adalah artikel mengenai hal-hal tentang Islam,
seperti contoh dalam pengamatan penulis.
2. Konsep Pendalaman Nilai Akhlak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama Melalui
Program SIDIG
Dalam pendalaman nilai-nilai Keisalaman melalui new media BPPK
membuat Program SIDIG (Syiar Islam Digital) yang telah berjalan selama 2
tahun. Sesuai yang dinyatakan oleh kepala bagian TIK BPPK bapak Wawan
Ismawandi sebagai berikut:
“kita selama ini rutin dua tahun tetapi selama bulan puasa
saja. Kegiatan itu memanfaatkan media streaming yang bulan
puasa diisi acara-acara rohani. Ada pembacaan murotal,
pemutaran film-film islam, ceramah, kultum pokoknya selama
empat jam setiap hari selama bulan Ramadhan itu kita siarkan
nama acaranya SIDIG (Syiar Islam Digital)”11
Program SIDIG atau Syiar Islam Digital adalah program rohani yang
dibuat oleh BPPK dalam upaya untuk menerapkan nilai-nilai Keislaman.
Program SIDIG ini sudah berlangsung selama dua tahun. Dalam
pelaksanaannya program SIDIG ini menggunakan media online yang berupa
streaming yang terdapat di web BPPK itu sendiri. Pelaksanaan program
SIDIG ini juga rutin dibulan Ramadhan saja, karena pada saat bulan
Ramadhan para pegawai yang beragama Islam akan lebih meningkatkan
keimanannya sehingga dibuat program SIDIG ini.Dalam program SIDIG
terdapat antara lain:
11
Wawancara mendalam dengan Wawan Ismawandi sebagai Kepala bagian TIK Sekretariat
Badan di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014
70
1. Murrotal, dalam Murrotal berisi bacaan Al-Quran dari Syaikh Sa‟ad
Al-Ghomidi;
2. KITA (Kisah Teladan) yaitu berisi kisah teladan Sahabat, Ulama
Nabi yang diambil dari acara Khalifah di Trans7
3. MATA HATI (Hikmah, Tausyiah Penyejuk Hati) yaitu berisi
penjelasan dari Hadist atau ayat suci Al-Quran atau ulasan singkat
dari nilai-nilai Keislaman
4. PENDAKI (Perjuagan Dakwah Islam) yaity berisi perjuangan Nabi,
Sahabat, Ulama dalam mendakwahkan Islam
5. NADI (Nada-nada Islami) yaitu berisi lagu-lagu Islam dari penyayi
Maher Zein, Sulis, Hadad Alwi, dan lain-lain.
Program SIDIG ini ditayangkan selama empat jam setiap hari kerja.
Menurut pegawai program ini sangat bermanfaat sekali dan dapat membantu
untuk meningkat keimananya selama bulan Ramadhan. Tidak hanya
meningkat keimanan program SIDIG ini juga dapa menambah wawasan
pegawai dalam hal agama Islam. Pegawai dapat mengetahui hal-hal yang
belom
Nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam pendalaman melalui
komunikasi old media dan new media adalah mengenai, yaitu seperti
kejujuran, ketulusan, hunuzon, tidak melakukan perbuatan tercela, menjaga
nama baik, dan moral yang di dalamkan melalui proses kegiatan pendalaman
nilai-nilai Keislaman Mading (Majalah Dinding) dari old media dan Program
SIDIG (Syiar Islam Digital) dari new media.
71
Dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media
dan new media sudah baik, tetapi pasti ada kekurangan dalam proses
pelaksanaanya. Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman dengan old media
melalui mading atau majalah dinding kekurangannya adalah hanya satu orang
yang mengelola mading atau majalah dinding tersebut. Jadi masalanya adalah
dalam hal pengelolaan. Pengelolaannya kurang baik sehingga artikel yang
ditampilkan melalui mading juga tidak teratur, seharusnya ada pengelolaan
tersendiri maupun dari BPPK sendiri atau dari Sekretariat masjid yang berada
di BPPK. Bila pengelolaannya baik maka mading tersebut akan baik, aktikel
dalam mading juga teratur. Seharusnya juga artikel yang ada di dalam mading
juga bertemakan tentang manajemen Islam, tentang pengelolaan keuangan
Islam, tentang pegawai yang baik, pokoknya mengenai pekerjaan yang ada di
dalam BPPK menurut pandangan Islam, itu dilakukan untuk menarik minat
pembaca dari pegawai BPPK.
Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman new media yaitu program
SIDIG (Syiar Islam Digital) menurut penulis sudah sangat mendukung untuk
proses pendalam nilai-nilai Keislaman kepada pegawai, namun kekurangan
program SIDIG adalah hanya ditanyangkan dalam bulan Ramadhan saja,
seharusnya ditanyangkan setiap hari kerja tidak di bulan Ramadhan saja.
Seperti sama dengan mading isi dalam program SIDIG tidak hanya fokus
terhadap kisah-kisah Islam saja namun pengelolaan keuangan menurut
pandangan Islam juga ditanyangkan, tentang bagaimana mempunyai akhlak
72
yang baik juga ditanyangkan. Sehingga menarik bagi pegawai dan juga
antusias pegawai untuk membuka program SIDIG juga banyak.
E. Hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam
Pendalaman Nilai-nilai Keislaman kepada pegawai
1. Hambatan Waktu
Hambatan BPPK yang ditemui dalam pendalaman nilai-nilai
keislaman yang pertama adalah masalah waktu. Waktu adalah hambatan yang
paling utama diantara hambatan lain. Karena waktu kerja yang sempit
sehingga proses pendalaman nilai-nilai Keislaman menjadi tidak maksimal
seperti yang dikatakan oleh pegawai mas Riki Efendi dalam wawancara.
“Cuma itu tadi kendalanya lagi-lagi masalah waktu”12
Menurut dia pegawai susah mencari waktu untuk mengikuti apa yang
telah disediakan oleh BPPK tersebut. Jam istirahat makan siang pun menurut
dia kurang untuk proses pendalaman nilai-nilai Keislaman. Menurut saudara
Riki kebanyakan pegawai setelah Shalat Zuhur langsung untuk ke kantin
untuk makan tanpa mengikuti kegiatan. Ya walaupun sebagian ada pegawai
yang mengikuti kegiatan tetapi menurut saudara Riki merasa kurang.
2. Hambatan Koordinasi dan Jadwal
“Sebenernya waktu tidak jadi masalah kalau ada
susunannya atau jadwal sekarang sukarela jadi tidak ada yang
memantau”13
12
Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di
BPPK pada tanggal 30 Juni 2014
13
Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di
BPPK pada tanggal 30 Juni 2014
73
Hambatan yang kedua adalah kurangnya kordinasi antar pengurus.
Menurut saudara Riki Efendi dalam wawancara kurangnya kordinasi ini
menjadi hambatan dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman. Sehingga
kegiatan-kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman kadang dilaksanakan dan
kadang tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi hambatan yang diterima dalam
proses pendalaman nilai-nilai Keislaman.
3. Kemasan Kurang Menarik
Hambatan yang selanjutnya dalam proses pendalaman nilai-nilai
Keislaman adalah kurangnya kemasan yang menarik dalam kegiatan-kegiatan
pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut. menurut saudara Riki Efendi
dalam wawancara mengatakan
“Makanya kadang-kadang kita berpikir dakwah itu biasa
saja gak ada persiapan tidak terlalu yakin dengan bacaan dan
kemasan kita tidak terlalu baik”14
Menurut saudara Riki Efendi kemasan yang tidak menarik menjadikan
antusias yang sedikit dalam proses kegiatan pendalaman nilai-nilai
Keislaman. Menurut saudara Riki efendi harus dikemas secara menarik
sehingga
dalam
proses
kegiatan
pendalaman
nilai-nilai
Keislaman
antusiasnya menjadi meningkat. Memang kemasan yang menarik akan
mendatangkan antusias yang banyak.
4. Kurangnya Pembelajaran
Hambatan yang terakhir dalam proses pendalaman nilai-nilai
Keislamana adalah masalah tidak ada pembelajaran sebelum membacakan
14
Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di
BPPK pada tanggal 30 Juni 2014
74
Hadist Riaydhus Sholihin. Menurut pegawai Choirul huda dalam wawancara
mengatakan
“kegiatan ini sih harusnya disemi formalkan gitu ada
beberapa orang yang memang belajar bersama tentang Hadist
tersebut terus ada jadwalnya terus misalkan ada kekurangannya
diingatkan, emang harus menjadi semi formalkan untuk menjadi
komitmen antar masing-masung anggota”15
Menurut pegawai Choirul Huda memang proses kegiatan pendalaman
nilai-nilai Keislaman seperti pembacaan Hadist Riyadhus Sholihin memang
harus adanya pembelajaran dalam prosesnya. Pembelajaran tentang hadist
tersebut, mengenal huruf gundul, memaknai pengertian dari Hadist tersebut
itu sangat berguna bagi yang membacanya.
Hambatan tersebut akan menjadikan pedoman bagi BPPK untuk
memperbaiki diri supayan pelaksanaan pendalaman nilai-nilai Keislaman
akan menjadi baik dan baik seterusnya.
F. Makna dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman di BPPK
Tabel 4. 3:Peserta Focus Group Discussion Sekretariat Badan
No.
1
15
Nama
-Riki Efendi
-Seutigo
-Choirul Huda
-Mujiono
Jabatan
-Pelaksana
-Pranata Komputer Pelaksana
-Pelaksana
-Pelaksana
Wawancara mendalam dengan Choirul Huda sebagai pegawai bagian Pengadaan Alat di
BPPK pada tanggal 30 Juni 2014
75
Tabel 4.4 : Pendalaman Sekretariat Badan Terhadap Pendalaman Nilai-nilai
Keislaman
No
Kategorisasi
makna
Riki Efendi
Seutigo
Choirul Huda
Mujiono
1
Nilai-nilai
Keislaman terdapat
di nilai-nilai
Kementerian
Keuangan
Ada
Ada
Kurang ada
Ada
2
Penerapan nilainilai Kementerian
Keuangan
Tujuan Penerapan
nilai-nilai
Kementerian
Keuangan
Kegiatan
pendalaman nilainilai Keislaman
Peningkatan
sikap
Peningkata
n sikap
Peningkatan
sikap
Peningkatan
sikap
Kebijakan
Menteri
Kebijakan
Menteri
Kebijakan
Menteri
Kebijakan
Menteri
Ada
Ada
Ada
Ada
Kegiatan
pendalaman penting
atau tidak
Efektivitas program
SIDIG
Kemasan SIDIG
Penting
Penting
Penting
Penting
Kurang
Efektif
Menarik tapi
jarang
mebuka
Sering sharing
Kurang
Efektif
Menarik
Kurang
Efektif
Kurang
menarik
Kurang Efektif
Sharing
Sharing
Kolom Mata
air
Kolom
Mata air
Bertanya ke
pegawai yang
lebih ahli
Tidak ada
Tidak secara
langsung
Tidak
secara
langsung
Kejujuran,
amanah,
tulus
Tidak secara
langsung
Tidak secara
langsung
Kejujuran,
amanah, tulus
Kejujuran,
amanah, tulus
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pendalaman nilainilai sesama
pegawai
Media Comet
terdapat
pendalaman nilainilai Keislaman
Kegiatan dikelola
BPPK
Nilai keislaman
yang terdapat dalam
nilai-nilai
Kementerian
Keuangan
Kejujuran,
amanah, tulus
menarik
Kolom Mata air
76
Berdasarkan objektivitas dari Focus Group Discussion yang dilakukan
terhadap kepala bagian pegawai BPPK16.Varian makna nilai-nilai Keislaman
terdapat dan terkandung dalam nilai-nilai kementerian keuangan. Nilai-nilai
Keislaman ada terkandung dalam kementerian keuangan. Pola pemaknaan nilainilai Keislaman terdapat dan terkandung dalam nilai-nilai kementerian keuangan.
Choirul Huda memaknai nilai-nilai Kementerian Keuangan kurang mengena.
Menurut Choirul Huda nilai-nilai Keislaman kurang fokus, kurang ada di dalam
nilai-nilai Kementerian Keuangan. Menurutnya nilai-nilai Keislaman harusnya
terdapat dalam sifat Rasulullah SAW, sehingga di nilai-nilai Keislaman kurang
ada di nilai-nilai Kementerian Keuangan.
Pola pemaknaan terhadap penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan.
Wawan Ismawandi memaknai penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan
dengan membuat program-program yang mendukung. Menurut pegawai lain
penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan dengan melakukan peningkatan
sikap. Berbeda dengan kepala bagian TIK Wawan Ismawandi yang menyatakan
penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan dengan membuat program-program
yang mendukung.
Polapersamaan makna terhadap tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian
Keuangan.Merupakan kebijaan Menteri Keuangan saat itu.Tujuan penerapannya
nilai-nilai Kementerian Keuangan menurut kepala bagian dan semua pegawai
adalah sesuai dengan kebijakan Menteri Keuangan pada saat itu yang
16
FGD, Pegawai BPPK, Jakarta, 15Agustus 2014.
77
menginginkan semua pegawai yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan
harus mempunyai nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut.
Pola Persamaan makna terhadap kegiatan pendalaman nilai-nilai
Keislaman. Persamaan makna terhadap apakah ada kegiatan pendalaman nilainilai Keislaman yaitu mereka menyatakan ada.Seutigo memaknai bahwa terdapat
“Pembacaan Hadist Riyadhus Sholihin yang dibacakan oleh teman-teman
pegawai”.
Pola persamaan makna terhadap kegiatan pendalaman nilai-nilai
keislaman penting atau tidak. Mereka memaknai bahwa pendalaman nilai-nilai
Keislaman sangat penting untuk menambah Keimanan dan meningkatkan Akhlak
mereka. Mujiono memaknainya dengan mengatakan “penting karena dapat
menambah keimanan dan mengingatkan kembali”.
Pola pemaknaan terhadap efektivitas Program SIDIG. Hepy memaknainya
dengan “tidak tahu karena tidak pernah mengikutinya”.Hepi memaknainya karena
tidak pernah membukanya sehingga tidak tahu efektivitas dari program SIDIG.
Varian makna terhadap kemasan Program SIDIG. Kemasan yang
diberikan BPPK dalam program SIDIG menurut sebagian pegawai adalah
menarik saudara Riki efendi memaknai “menarik sih saya liat tapi saya jarang
buka”.
Varian makna terhadap pendalaman nilai-nilai Keislaman sesama pegawai.
mereka sebagian memaknainya dengan bertanya kepada teman yang lebih ahli,
selalu sharing, dan mengikuti pengajian di rumah. Mujiono memaknai “sering
sharing dengan teman dan mengikuti pengajian”.
78
Varian makna terhadap media comet terdapat pendalaman nilai-nilai
Keislaman. Dalam media Comet terdapat kolom Mata Air yang berisikan
sebagian tentang pendalaman nilai-nilai Keislaman. Seutigo memaknai “ada
kolom mata air disitu tidak hanya nilai Islam saja nilai kerohanian secara umum
juga dibahas disitu”.
Pola persamaan makna terhadap kegiatan pendalaman nilai-nilai
Keislaman dikelola oleh BPPK. kegiatan pendalaman nilai-nilai secara tidak
langsung dikelola oleh BPPK, hanya hari besar Islam saja yang dikelola. Seutigo
memaknai “tidak secara langsung dikelola hanya perayaan hari besar Islam saja
yang langsung dikelola”.
Pola Persamaan makna terhadap nilai Keislaman yang terdapat dalam nilai
Kementerian Keuangan.Nilai-nilai Keislaman yang konkrit yang terdapat di nilainilai Kementeian Keuangan antara lain nilai, Kejujuran, amanah, tulus,
berprangsangka baik moral, disiplin Riki Efendi memaknai “konkritnya ada
kejujuran, profesional”.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuk komunikasi
yang dilakukan organisasi BPPK dalam
melakukan pendalaman nilai-nilai Keislaman adalah terdapat melalui
komunikasi vertikal, horizontal, diagonal, old media, dan new media. Dalam
pendalaman nilai melalui komunikasi vertikal terdapat dalam Konsep
Pendalaman Nilai Salam Melalui Program Budaya Senyum, Salam, Sapa,
Konsep Pendalaman Nilai Kedisiplin Melalui Program Budaya Two Minute
Before, Konsep Pendalaman Nilai Musyawarah Melalui Kegiatan Sharing
Session. Dalam konsep tersebut tidak hanya ada terdapat komunikasi vertikal
saja, komunikasi lisan, verbal, non verbal, dua arah juga terdapat didalam
progam tersebut. Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan adalah nilai salam,
kedisplinan dan musyawarah.
Dalam komunikasi horizontal yang dilakukan untuk pendalaman nilainilai Keislaman terdapat dalam Konsep Pendalaman Nilai Moral, Etika dan
Kejujuran Melalui Pembacaan Hadist dan Konsep Pendalaman Nilai
Ketelitian Melalui Kegiatan Tahsin Tilawah. Tidak hanya komunikasi
horizontal yang terdapat di dalam kegiatan tersebut, terdapat komunikasi
lisan, verbal, satu arah, dua arah. Nilai Nilai-nilai Keislaman yang
didalamkan adalah nilai kejujuran, moral, etika, ketelitian.
Dalam komunikasi diagonal yang dilakukan untuk pendalaman nilainilai keislaman sama seperti kegiatan dan program yang dilaksanakan melalui
79
80
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Nilai Keislaman yang
didalamkan sama juga seperti komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media terdapat
dalam Konsep Pendalaman Nilai-nilai Terpuji dalam Islam Melalui Mading
(Majalah Dinding). Dalam mading terdapat komunikasi verbal dan tulisan.
Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan tidak jauh dari nilai-nilai terpuji
menurut Islam.
Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui new media terdapat
dalam Konsep Pendalaman Nilai Akhlak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama
Melalui Program SIDIG. Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan adalah nilai
yang baik sesuai dengan sifat Nabi.
Hambatan yang dihadapi dalam proses pendalaman adalah yang
paling utama adalah waktu. Karena waktu istirahat kerja yang sedikit jadi
dalam proses pendalaman nilai-nilai keislaman menjadi tidak maksimal.
Hambatan yang kedua adalah kurangnya kordinasi antar pengurus, kurangnya
kordinasi antar pengurus ini menjadi proses pendalaman nilai-nilai Keislaman
menjadi tidak teratur kadang dilaksanakan kadang tidak dilakasanakan.
Hambatan yang kurang menarik kemasan dalam proses kegiatan pendalaman
nilai-nilai Keislaman. Kemasan menarik akan dapat mendatangkan antusias
yang tinggi. Hambatan yang terakhir adalah kurangnya pembelajaran dalam
melakukan kegiatan pendalaman tersebut.
81
B. Saran
Dari hambatan yang ditemukan penulis memberikan beberapa saran
kepada BPPK untuk kemajuan dalam proses pendalaman nilai-nilai
Keislaman antara lain:
1. BPPK harus memberikan waktu luang yang cukup untuk proses
kegiatan nilai-nilai Keislaman seperti 30 menit sebelum pulang
kantor diwajibkan untuk mengikuti proses kegiatan pendalaman
nilai-nilai Keislaman.
2. Harus adanya kordinasi antar pengurus, BPPK harusnya menunjuk
beberapa pegawai untuk mengurusi proses kegiatan pendalaman
nilai-nilai Keislaman sehingga kegiatan itu menjadi terkordinasi.
3. Kemasan yang menarik sangat dibutuhkan, sehingga membuat
kemasan menarik itu penting, seperti dalam proses ada ceramah
singkat dari ustad yang terkenal, atau bisa mendatangkan ustad yang
cukup terkenal supaya menarik banyak minat.
4. Harus adanya pembelajaran pengurusan proses kegiatan pendalaman
nilai-nilai keislaman tersebut, misalnya ada pelatihan mengenai
pembacaan Hadist mulai dari membaca huruf gundul sampai
memaknai Hadis tersebut. Pelatihan membaca arab gundul bisa juga
menggunakan buku Al-Qur‟anul Qarim yang diterbitkan oleh Sygma
atau bisa juga dengan buku Tafsir Ibnu Kasi AT Thabari yang
berjudul The Wisdom yang diterbutkan oleh Al-Mizan, dalam buku
tersebut pegawai dapat belajar bagaimana membaca huruf arab
82
gundul secara benar dan terdapat tafsir-tafsir sehingga dapat
mengerti satu-satu huruf arab.
Menurut penulis itulah saran yang diberikan Penulis untuk kemajuan
BPPK dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman. Semoga kedepannya proses
pendalaman nilai-nilai Keislaman menjadi baik dan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Skripsi Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang
dalam Pembinaan Akhlak Anggota. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Ciputat, 2011
Azizah, Nur, Skripsi Komunikasi Organisasi Badan Musyawarah Betawi Pada
Perayaan Lebaran Betawi. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Ciputat, 2010
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Rakhmat, Jalaludin, Metode Penilitian Komunikasi, Bandung: Remaja Karya,
1995
Krisyantono, Rachmat, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:Kencana Prenada
Media Group, 2010
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Press, 2009
West, Richard & Lynn H. Turner, Pengertian Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, Jakarta : Salemba Humanika, 2009
Fajar, Marhaeni, Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009
Jiwanto,
Gunawan
Komunikasi
Dalam
Organisasi,
Yogyakarta:
Pengembang Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya, 1985
83
Pusat
Uchayana, Onong, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung: PT.
Rosdakarya, 2002
Mahmuh, Abdullah, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan
Praktek, Malang: UMM Pers, 2008
Harun, H. Rochajat, Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar Maju, 2008
Rahmat, Jalaludin dan Ahmad Zein, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan Islam,
Surabaya: Putra Al Maarif, 1994
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1988
Sugono, Dendy Dkk, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta:Pusat Bahasa, 2008
Solichin,Abdul Wahab, Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Rineka
Cipta, 1990
INTERNET
www.bppk.kemenkeu.go.id
www.google.com
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wawancara Penelitian
Pewawancara
: Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
:Bapak. Wawan Iswandi (Kepala Subbagian
Komunikasi
Publik
Bagian
Teknologi
Informasi dan Komunikasi)
PelaksanaanWawancara
: Hari
:
Rabu 14 Mei 2014
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Ruang TIK di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
T: Apa itu Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)?
(Gambaran Umum mengenaiBPPK mencakupsejarahberdirinya,
visidanmisiperusahaan)
J: BPPK itu pertama kali terbentuk pada tahun 1976, sebelum menjadi
BPPK dulu bernama BPLK. Pertama kali terbentuk sudah dibagi-bagi
peran dari pusdiklat-pusdiklat. Dalam BPPK ada beberapa Pusdiklat,
misalnya Pusdiklat Pajak sesuai dengan namanya. Secara lengkap bisa liat
di web ya
T: Apasaja Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan di Kementerian Keuangan?
J: Tugas dan fungsi BPPK ini adalah melakukan pendidikan dan pelatihan
kepada pegawai di Kementerian Keuangan, tetapi saat ini BPPK
mempunyai tugas dan tanggung jawab edukasi bukan hanya untuk
pegawai di Kementerian Keuangan saja, tetapi pegawai Kementerian lain
atau Badan masyarakat lainya, karena yang memanfaatkan ilmu kekayaan
Negara tidak hanya pegawai Kementerian Keuangan saja tetapi pegawai
Kementerian Lainya , Pemda. Misalnya kebijakan pajak, pengadaan
barang dan jasa.
T: Apa keunggulan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
dibandingkan dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan instasi
lainnya?
J: Ya mungkin bukan dikatakan keunggulan tetapi bisa dikatakan
perbedaan utama karena dari kementerian keuangan ini merupakan
Holding Company, Kementerian yang besar sekali yang di dalamnya itu
punya uint ekselon satu yang fungsinya beragam. Bisa dikatakan antara
unit satu dengan unit ekselon satu tugasnya berbeda sekali, misalnya
antara bea cukai dan pembendaharaan tugas berbeda sekali. Berbeda
dengan
kementerian
lainya
misalnya
Kementerian
Agama
atau
Kementerian Pendidikan di dalamnya mempunyai unit ekselon satunya
sama bergerak dibidang pendidikan saja. Jadi kalau Pusdiklat Kesehatan,
mereka hanya mengajarkan materi tentang kesehatan saja, berbeda dengan
Kemenkeu yang mengajarkan tidak hanya materi tentang Keuangan saja
tetapi mengajarkan tentang materi di luar keuangan.
T: Program Diklat apa yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan?
J: Dalam diklat kita sesuai dengan bidangnya masing-masing, misalnya
bidang perpajakan dalam perpajakan tersebut akan membuat diklat tentang
perpajakan. Detailnya bisa dilihat di web
T: Siapasaja yang terlibat dalam diklat tersebut?
J: Secara pasti Unit Ekselon satu, ada penyelenggaraan, Sekretariat Badan,
yang melaksanakan diklat itu pusdiklat, pusdiklat itu dibawah BPPK.
T :Siapa yang memimpin atau mengajar setiap diklat?
J: Pertanyaan di atas bisa liat di web
T: Apamateri yang diajakarkan dalam sebuah diklat?
J: Itu juga ada di web
T: Kapan saja diklat itu dilaksanakan?
J: Seperti di atas itu juga ada dalam web BPPK
T: Berapa kali diklat dilaksanakan?
J: Pertanyaan di atas bisa liat di web
T: Apakah isi materi setiap diklat itu sama?
J: Berbeda sangat berbeda sekali, begini ya diklat itu berbeda dengan
sekolah berbeda pula dengan kurikulum sekolah. Dalam melaksanakan
diklat itu pasti kita akan memmbuat materi yang disesuaikan dengan
pekerjaan apa yang harus diselesaikan.
T: Apakah dalam setiap itu mengacu pada Nilai-nilai Kementerian
Keuangan?
J: Secara tidak langsung itu ada, walaupun tidak dalam materi tersebut
tetapi tetap di dalam diklat tersebut terkandung Nilai-nilai Kementerian
Keuangan.
T: Mengapa Nilai-nilai Kementerian Kementerian Keuangan menjadi
acuan setiap Pegawai Negeri di Kementerian Keuangan?
J: Karena sudah kebijakan pimpinan, dalam menjalakan pekerjaan kita
harus mengacu pada Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut.
sebenernya tanpa ada kebijakan dalam pekerjaan sehari-hari pun kita
telah mencapai Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut
T: Apakah dalam Nilai-nilai Kementerian Keuangan terdapat unsurunsur Nilai-nilai Keislaman?
J: ya secara langsung ada kok
T: Bagaimana Implementasi Nilai-nilai Keislaman yang dilakukan
oleh BPPK?
J: dalam mengimplementasikan kita mempunyai program budaya yaitu 3S
atau bisa dikatakan (Senyum, Salam, Sapa), kita juga diwajibkan
memberikan informasi minimal satu orang setiap hari, kemudian dalam
rapat kita diharuskan datang lima menit sebelum acara. Hal-hal kecil
seperti itu yang akan kita bangun guna untuk mencapai Nilai-nilai
Keislaman itu. Hal-hal kecil itu hanya untuk menumbuhkan kembali
Nilai-nilai Keislaman, walaupun dalam pekerjaan sehari-hari kita sudah
menerapkannya.
T: Apa saja bentuk komunikasi yang dilakukan organisasi BPPK
dalam pekerjaan sehari-hari?
J: ya kita menggunakan komunikasi verbal, non verbal, lisan, tulisan, dll
dalam bentuk komunikasi kita semuanya menggunakannya, tetapi kita
mempunyai media komunikasi internal itu ada toolsnya. Media
komunikasi internal ini sangat membantu atau memumpuni pegawai
untuk berkomunikasi kepada siapapun di dalam organisasi BPPK ini.
Tools ini berupa sosial media, bisa dikataka aplikasi di hanphone yang
dibuat oleh BPPK sendiri.
T: Apa itu Sekretariat Badan di BPPK?beserta fungsinya?
J: Sekretariat Badan itu disini sebagai unit support dari pusdiklat dan balai
diklat atau bisa dikatakan dukungan ke pusdiklat dan balai diklat.
Dukungan itu berupa pengaturan kebijakan, melakukan pengaturan
diklat, melakukan pembinaan terhadap pusdiklat dan balai. Kebijakan
itu
terkait
dengan
kebijakan
organisasi,
kebijakan
mengenai
pengelolaan keuangan di BPPK bagian keuangan, kebijakan mengenai
kebijakan informasi dan teknologi di bagian TIK, kebijakan pengadaan
barang dan jasa. Sekretariat badan ini tidak melaksanakan diklat tetapi
hanya merencanakan saja.
T: Kegiatan rohani apa saja yang dilakukan Sekretariat Badan dalam
menerapkan nilai-nilai Keislaman?
J: Kita punya kegiatan rohani yang biasanya dilakukan setiap hari sehabis
Sholat Zhuhur, Ashar dan sehabis Sholat Jum‟at. Kegiatannya
dilakukan di Masjid kita yang berada di sebelah gedung ini. Ada lagi
tapi ini gak tahu apakah ini kegiatan rohani atau tidak. Ada semacam
sharing session gitu. Dilaksanakan setiap pagi dan sore ,disetiap-setiap
bagian berkumpul nanti mereka bercerita seperti sharing seperti itulah,
kontennya juga bermacam-macam bisa konten rohani dan bisa juga
konten umum, tetapi yang murni kegiatan rohani hanya di masjid
T: Apa bentuk kegiatan rohani tersebut?
J: Bentuknya itu berupa pembacaan dan pembahasaan Hadist. Nanti Hadist
tersebut dibahas dan dikupas dan diimplikasikan kepada kegiatan
sehari-hari.
T: Dengan media apa kegiatan itu dilaksanakan?
J: Kita tidak menggunakan media apapun hanya saja komunikasi tatap
muka
T: Selain Kegiatan tersebut apakah ada kegiatan lain yang
menyangkut penerapan nilai-nilai Keislaman?
J: kita selama ini rutin dua tahun tetapi selama bulan puasa saja. Kegiatan
itu memanfaatkan media streaming yang bulan puasa diisi acara-acara
rohani. Ada pembacaan murotal, pemutaran film-film islam, ceramah,
kultum pokoknya selama empat jam setiap hari selama bulan Ramadhan
itu kita siarkan nama acaranya SIDIG (Syiar Islam Digital).
T: Apakah semua pegawai wajib mengikuti kegiatan tersebut?
J: Tidak wajib tapi selama ini kita hanya menyediakan saja kegiatankegiatan tersebut.
T: Apakah pegawai antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut?
J: Sebagian besar sangat antusias dan kegiatan itu juga tidak lama hanya
10 menit sehingga tidak menyita waktu pekerjaan mereka
T: Nilai-nilai Keislaman apa yang diterapkan?
J: seperti pertanyaan tadi tidak jauh dari nilai-nilai Kementerian Keuangan
itu sendiri.
T: Seperti yang dikatakan Bapak bahwa di BPPK ini mempunyai
Tools komunikasi sendiri, seperti apa sih tools komunikasi
tersebut?
J: bentuknya seperti media sosial yang kita beri nama COMET
(Communication Media For Education and Training).
T: Apa saja isi dari COMET tersebut?
J: Forum diskusi yang berisi tentang pekerjaan sehari-hari, ada berita,
edukasi, video, macam-macam ada disitu
T: Dikelola oleh siapa COMET itu?
J: dikelolah Oleh bagian Teknologi, Informasi, Komputer (TIK) di
Sekretariat Badan BPPK
T: Mengenai hal apa saja yang ditanyakan di dalam COMET
tersebut?
J: pertayaan tentang kebijakan-kebijakan, tentang informasi dan edukasi
T: Apa sih Transformasi Kelembagaan BPPK itu?
J: Transformasi Kelembagaan sebenarnya hanya untuk mencoba
menguatkan fungsi BPPK sebagai lembaga kediklatan. Banyak yang
dilakukan seperti penajaman perencanan diklat, meningkat pelayanan.
Sebenarnya bukan transformasi dari organisasi ini menjadi organisasi
itu, tidak ada perubahan organisasi hanya saja penguatan peran lebih
ditekankan
kembali.
Penguatan
pengajarnya,
penguatan
desain
kurikulumnya seperti itu. Dan sampai sekarang transformasi itu masih
jalan.
Pewawancara
AchmadFauzi
Narasumber
Wawan Ismawandi
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Narasumber
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Saudara
Riki
Effendi
(Bagian
Kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan Pengajar
Tahsin Tilawah)
Pelaksanaan Wawancara
: Hari
:
30 Juni 2014
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Masjid Baitul Ma‟al
di
Badan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Keuangan
T: Menurut anda apakah dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan
terdapat nilai-nilai Keislaman?
J: oh itu jelas awal kita bilang integritas itu kan kejujuran, kejujuran itu
berhubungan dengan Islam ya. Semua juga berhubungan dengan Islam.
Profesional seorang Muslim kan harus bekerja profesional terus juga
pelayanan seorang Muslim kita juga harus melayani orang lain dengan
baik dan benar.
T: Kegiatan apa saja yang dilakukan di Masjid ini?
J: Kalau di lingkungan Masjid agak kurang selama ini, semenjak satu atau
dua tahun ini memang tidak ada kegiatan pengajian ya, mungkin hanya di
Tahsin dan pembacaan dan pembahasan Hadist.
T: Kapan saja Kegaiatan itu dilakukan?
J: Kalau Tahsin itu setiap hari Senin dan Kamis setelah Shalat Ashar,
kalau pembacaan dan pembahasan Hadist setiap hari kerja setelah Shalat
Zuhur
T : Apa saja Hadist yang disampaikan?
J: Hadistnya Riyadhus Sholilhin Bab I sampai Bab IV, sekarang sudah
Bab III sih
T:Apa tujuan BPPK dalam Melakasanakan kegiatan ini?
J: Baca Hadist kan ada orang yang malas, jadi mungkin menarik selama
sepuluh menit pegawa disini mendengarkan pembacaan Hadist, intinya
sih merangsang mereka untuk mengenal Hadist. Kalau Tahsin memang
banyak lembaga Tahsin diluar, namun pegawai disini kan ada yang
tidak punya waktu luang untuk belajar Tahsin ini mungkin kita disini
untuk memadai saja biar mereka ada waktu untuk belajar Tahsin ini
T: Apakah kegiatan ini berimplikasi ke dunia nyata?
J: Susah ya kadang-kadang kan Hadist berbicara tentang amalan hati,
kesabaran kan itu susah, minimal kita mengenalkan tentang Fiqih, tata
cara Wudhu, mungkin itu yang diharapkan untuk diimplikasikan
T: Bagaimana antusias pegawai dalam mengikuti kegiatan tersebut?
J: Antusias sih tapi sampai sekarang sih kita hanya satu kelompok, dulu
ada kelompok wanita mungkin sekarang sudah bubar. Dulu sih memang
ada dua kelompok, satu diajarkan oleh saya satunya lagi oleh pak Supri
Bagian Keuangan.
T: Apakah anda mengetahui program SIDIG?apa pernah mengikuti
program tersebut?
J: Oh Kalo itu kan Program dari BPPK untuk menerapkan nilai-nilai
Keislaman
T: Apakah dalam Masjid Baitul Ma’al ini ada struktur pengurusnya?
J: Ada kok, mungkin sekarang pengurusnya lagi vakum saja
T: Kegiatan apa saja selain yang dilakukan BPPK selain di Masjid
ini?
J: Ya gak ada ya hanya di Masjid dan di ruangan ini
T: Dimana anda mendapatkan sertifikat untuk mengajar Tahsin ini?
J: itu saya dapat di LTIQ Al-Hikmah, disitu mungkin lembaga ilmu
Qur‟an tertua di Jakarta ya
T: Bagaimana anda mendapatkan sertifikat pengajar di LTIQ AlHikmah?
J: Itu pada tahun 2012, itu nanti kita ada Dauroh satu bulan Daurohnya.
Nanti kita di ajarkan car-cara membaca Al-Qura‟an dan kita harus tahu
apa-apa saja yang kita ajarkan atau kurikulum yang kita ajarkan terlebih
dahulu. Terus bagaimana cara mengelola Tahsin nanti diajarkan semua,
jadi bukan hanya praktek Tahsinnya saja juga diajarkan mengelola
kelompok Tahsin itu sendiri. Nanti diakhir Dauroh tersebut ada tesnya
ada dua yang pertama tes teori
T: Menurut anda kegiatan ini perlu tidak untuk dilaksanakan?
J: Bagi saya sih penting kan tidak setiap orang mempunyai kesadaran
untuk mengetahui bacaan yang benar. Orang hanya tahu membacanya
saja, sehingga kegiatan ini sangat penting untuk memberikan edukasi
tentang membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
T: Apa Hambatan dalam proses kegiatan pendalaman nilai-nilai
Keislaman?
J: memang untuk pembacaan Hadist kurang bekal yang bagus karena
seharusnya ada pelatihan membaca Hadist, sehingga menarik , kita juga
tidak sekedar membaca saja. Harus jelas yang membaca siapa dan tahu
tentang Hadist itu. Harus ada pelatihan membaca arab gundul. Makanya
kadang-kadang kita berpikir dakwah itu biasa saja gak ada persiapan
tidak terlalu yakin dengan bacaan dan kemasan kita tidak terlalu baik.
Cuma itu tadi kendalanya lagi-lagi masalah waktu. Sebenernya waktu
tidak jadi masalah kalau ada susunannya atau jadwal sekarang sukarela
jadi tidak ada yang memantau.
Pewawancara
Narasumber
Achmad Fauzi
Riki Effendi
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Saudara Hepy Dwi Prasetyo (Bagian
Kepegawaian di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan)
PelaksanaanWawancara
:
Kamis 28 Mei 2014
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Masjid Baitul Ma‟al
: Hari
di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan
T: Apakah anda pernah mengikuti Diklat?
J: Saya belum pernah mengikuti kegiatan diklat, karena saya kan dulu
mahasiswa STAN jadi saya disini sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil,
mungkin tahun depan saya akan mengikutinya.
T: Menurut anda apakah dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan
terdapat nilai-nilai Keislaman?
J: oh itu jelas ada, yang pertama ya Two Minute Before kita harus datang
sebelum acara dimulai, secara tidak langsung kita diajarkan untuk disiplin,
yang kedua kita juga harus menjaga amanah kita, kita harus standby ketika
apalagi kita mendapat customer atau kita disini sebagai pelayan
masyarakat, katakanlah misalnya kita mengadakan suatu diklat kalau kita
datang lebih lama dari peserta diklat itu kan bukan amanah, kita harus
sudah standby. Kemudian one day one information itu kita dituntut untuk
mengembangkan skill kita atau mengembangkan kemampuan kita, terus
senyum, salam, sapa itu kan sudah dilaksanakan, sebenarnya Rasulullah
SAW mengatakan senyum dihadapan saudaramu adalah sedekah, seperti
itu. Nilai-nilai Kementerian Keuangan itu bagus seperti menjaga
kebersihan, rapih, resik, ramah, terus yang terkahir plain do check action
tidak hanya kita memplanning saja, orang kan kebanyakan hanya
memplanning saja tidak melaksanakn makanya kita dituntut sistematis.
T:Apa saja nilai-nilai Keislaman yang diterapkan?
J: moral, kejujuran, disiplin, amanah itu sangat dibutuhkan gak mungkin
instasi itu bekerja lebih baik kalau tidak menanamkan moral, jadi nilai
Keislaman
itu
sangat
berpengaruh
didalamnya
dan
juga
dapat
mempengaruhi keharmonisan dalam bekerja. Ketika kita bekerja itu kita
tidak bisa mengandalkan IQ saja, spiritual queation juga sangat dibutuhkan
untuk terbentuk suasana kerja yang nyaman, ketika seseorang sudah
merasakan suasan kerja yang nyaman, saya yakin kinerja dia itu jauh lebih
signifikan baik dibanding dengan orang yang intinya tidak nyaman.
Disitulah produktivitas kita akan meningkat jika kondisi tersebut terasa
nyaman.
T: Kegiatan apa saja yang dilakukan di Masjid ini?
J: ada pembacaan syarah Hadist Riyadhus Sholihin dan Tahsin Tilawah
atau pembenaran Tilawah AL-Quran atau bisa dikatakan pembagusan
pembacaan Tilawah Al-Quran
T: Kapan saja Kegaiatan itu dilakukan?
J: Kalau pembacaan Hadist syaroh Riyadhus Sholihin itu dilakukan setiap
hari kerja setelah Sholat Zhuhur, kalau Tahsin Tilawah Ada dua kelas
yaitu kelas pertama setiap hari senin dan kamis setelah shalat Ashar, Kelas
kedua setelah sholat Jum‟at.
T : Apa saja Hadist yang disampaikan?
J: kita disini memakai kitab syarah Riyadhus Solihin karangan oleh Imam
Nawawi
T:Apa tujuan BPPK dalam Melakasanakan kegiatan ini?
J: Tujuan utamanya adalah Dakwah, memberi pengetahuan kepada jamaah
khususnya pegawai BPPK yang berada di Sekretariat Badan, namun
kita tidak menutup kemungkinan karena disini pusatnya diklat,
terkadang dari instasi lain, seperti ekselon II ataupun sesama ekselon I
yang kebetulan diklat disini setelah sholat bisa ikut mengikuti kegiatan
tersebut.
T: Siapa saja yang mengajar kegiatan tersebut?
J: kalau pembacaan syarah Cuma dibaca aja ya ada pengertian dan
pembahasannya jadi semua pegawai bisa, kalau Tahsin Tilawah kita di
ajarkan oleh Saudara Riki Effendi yakni salah seorang pegawai yang
telah mendapatkan sertifikat dari Nurul Hikmah sebagai pengajar
Tahsin Tilawah.
T: Apakah kegiatan ini berimplikasi ke dunia nyata?
J: Yang Pasti Alhamdulillah ya keterangan-keterangan yang didapat dari
syarah Riyadhus Solihin ini bisa diterapkan anjuran kita untuk
menghafal Al-Quran. Sebagai pegawai kita tidak dituntut
untuk
mencari materi implikasi dalam bekerja saja, perlu juga penanaman
moral apa lagi sekarang gencar dikembangkan kurikulum yang berbasis
peningkatan moral ya gak hanya intelektual saja itu kan salah satu
upaya kita juga, walaupun kita keterbatasan ustad atau yang lain dengan
cara kita saling sharing dan itu juga sudah ada keteranganya dari para
ulama jadi kita hanya membacakan saja, jadi tidak ada salah tafsir dan
itu apabila kita berhasil mengimpilkasikan maka akan terbentuk
perubahan yang baik terhadap kinerja kita. Contohnya kita dilarang
untuk menyianyiakan waktu, ketika diterapkan kita akan dapat
meningkatkan kedisiplin kita dalam bekerja.
T: Bagaimana antusias pegawai dalam mengikuti kegiatan tersebut?
J: Selama ini Alhamdulillah ya antusias namun gak menentu juga soalnya
tergantung situasi dan kondisi, contoh misalnya pas pelaksanaan diklat,
dkilatnya itu ada yang Azan Zhuhur berhenti maka bisa mengikuti
kegiatan ini, kemudian hari Senin dan Kamis lumayan lebih banyak
karena orang banyak yang berpuasa jadi waktu istirahat mereka gak
digunakan kekantin untuk makan, seperti itu.
T:Apakah kegiatan rohani hanya dilakukan di Masjid saja?
J: Setahu saya sih selain di Masjid ini, media dakwahnya ada majalah
dinding Atau mading, kalu mading itu setiap beberapa pekan atau
beberapa bulan kan diganti, itu yang saya amati selama ini Jama‟ah
Masjid menyempatkan diri untuk membaca mading tersebut, contoh
nih artikel yang bagus seperti larangan penggunaan cincin emas bagi
laki-laki, kemudian larangan keluarga kita tidak boleh memarahin anak,
dan itu antusias membacanya Alhamdulillah banyak, kalau kegiatan
lainnya sih saya kurang begitu tahu
T: Apakah anda mengetahui proggran SIDIG?apa pernah mengikuti
program tersebut?
J: Belum tahu dan belum mengikutinya
Pewawancara
Achmad Fauzi
Narasumber
Hepy Dwi Putranto
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Saudara Latif Fauzi (Staff Pelaksana)
PelaksanaanWawancara
: Hari
:
Pukul :
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
di
Pendidikan
Badan
Rabu 28 Mei 2014
Masjid Baitul Ma‟al
dan
Pelatihan
Keuangan
T: Apakah anda pernah mengikuti Diklat?
J: pernah saya pernah mengikutinya.
T: Apakah materi dari Diklat yang anda ikuti?
J:Materi Diklat yang saya ikuti tentang Bagaimana membuat peraturan,
diklat pengadaan barang dan jasa tentang bagaimana pengadaaan barang
dan jasa di pemerintah selama ini.
T: Apakah dalam Diklat tersebut ada nilai-nilai Kementerian
Keuangan?
J:ada, disisipkan
T: Menurut anda apakah dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan
terdapat nilai-nilai Keislaman?
J: Ada misalnya kesempurnaan itu kan ada dalam Islam, trus integritas,
hampir semua nilai-nilai Kementerian Keuangan itu hampir sama dalam
nilai-nilai Keislaman.
T: Apakah anda sering mengikuti kegiatan rohani di masjid ini?
J: gak terlalu sering sih, kadang setelah shalat saya langsung ke meja saya.
T:Apa saja kegiatan rohani yang dilakukan di Masjid ini?
J: ada pembacaan dan pembahasan Hadist dan Tahsin Tilawah atau
pembenaran Tilawah AL-Quran
T:Apakah anda tahu program SIDIG?
J: Saya belum tahu.
T :Apakah ada perubahan setelah anda mengikuti kegiatan rohani
tersebut?
J: ini saja sih kan biasanya Hadist-Hadist yang dibacakan, mungkin ada
Hadist yang belum tahu menjadi tahu, menambah wawasan juga.
T: Apakah menurut anda kegiatan rohani ini perlu dilakukan?
J:menurut saya sih perlu
Pewawancara
Narasumber
Achmad Fauzi
Latif Fauzi
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Saudara Choirul Huda (Bagian Pengadaan
Alat di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan)
PelaksanaanWawancara
: Hari
:
Jumat
15
Agustus
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Ruang
2014
Masjid
Baitul
Ma‟al
Sekretariat
di
Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan?
J: Malah saya cenderung begini nilai-nilai kementerian keuangan malah
kurang mengena dihati saya secara jujur sebenarnya saya ingin nilai-nilai
yang lebih detail, lebih luar bias bisa dijadikan tauladan adalah nilai-nilai
yan tealah dilakukan oleh Rasulullah SAW, tapi gak negatif juga nilainilai kementerian keuangan itu.
T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ?
J: Kalau pengaplikasian penerapan ini sih, mungkin ya itu rawan ada
hubungan yang menguntungkan beberapa pihak atau satu pihak, ya
Alhamdulillah sampai sekarang kegiatan korupsi itu sampai saat ini sih
tidak ada ya.
T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan?
J: ya hampir sama kaya mas Tigo, nilai-nilai itu dibentuk ya nilai 5 itu ada
di setiap organisasi
T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman?
J: ya sama seperti sama mas Tigo seningetku itu ya, mading mungkin juga
T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman
itu penting atau tidak?
J:penting karena seperti pembacaan setiap shalat zhuhur dan mading
mungkin tujuan utamanya untuk meningkatkan keimanan, kemulian sikap
bagi pegawai, tapi disamping itu ada fiqihnya juga tentang azan tentang
wudhu
T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif?
J: jarang buka ya jadi gak efektif, hambatan pembacaan hadist tadi bener
kata mas Riki harus ada di semiformalkan gitu ada beberapa orang yang
memang belajar bersama tentang hadist itu, terus ada jadwalnya, terus
ada kekurangan diingatkan, harus di semiformalkan untuk menjadi
komitmen atar masing-masing anggota buat memperbaiki rutinitas
membacanya
T:apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilainilai Keislaman?
J: kalu buka nilai Keislaman saya gak bakal buka intranet sih, paling juga
buka hanya untuk kebutuhan pegawai sih.
T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama
pegawai?
J: kalau sama seperti kepegawaian gak ada sih, paling secara personal aja,
mungkin ada pertnayaan tenatng amal dan fiqih tanya ke temen yang
saya anggap lebih mengerti
T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut?
J: gak ada sih Cuma kegiatan yang telah disebutkan tadi
T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri?
J: tidak keseluruhan,
T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut
J: ya pasti ada nasehat tentang nilai-nilai ISlam
T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu
nilai-nilai keislaman?
J: sama browsing-browsing, youtube, mungkin baca buku juga
T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian
Keuangan?
J: sebagian kecil dari nilai Keislaman
T: Apa hambatan dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman?
J: kegiatan ini sih harusnya disemi formalkan gitu ada beberapa orang
yang memang belajar bersama tentang Hadist tersebut terus ada
jadwalnya terus misalkan ada kekurangannya diingatkan, emang harus
menjadi semi formalkan untuk menjadi komitmen antar masing-masung
anggota buat memperbaiki rutinitas membacanya juga dijaga jadi
jangan sampai hari senen ini baca, baca lagi baru hari kamiis jadi sukasukanya dia, ya itu jadi jamaah pun yang mungkin yang tadinya
semangat menjadi tidak semangat.
Pewawancara
Narasumber
Achmad Fauzi
Choirul Huda
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Saudara Hepy Dwi Prasetyo (Bagian
Keuangan
di
Badan
Pendidikan
dan
Pelatihan Keuangan)
PelaksanaanWawancara
: Hari
:
Jumat
15
Agustus
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Ruang
2014
Masjid
Baitul
Ma‟al
Sekretariat
di
Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan?
J: itu kan pernah ditanyakan dulu pas wawancara mungkin sama seperti itu
T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ?
J: Kalau masalah penerapan sebenarnya sih dalam diri kita sudah
terkandung nilai-nilai tersebut ya jadi kalau penerapan mungkin disini
tersedia pamflet banner seperti yang dikatakan pak Wawan
T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan?
J: kalau itu sudah saya terangkan diwawancara terdahulu ya
T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman?
J: sebenarnya udah saya terangkan tapi Cuma ngasih tau disini aja kalau
disini nih sama seperti teman yang lain yah ada pembacaan Syaroh
Riyadhus Sholihin, Tahsin kalau Menurut saya sih itu aja.
T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman
itu penting atau tidak?
J: Kalau menurut saya penting sekali karena selain menambah keimanan
kita juga dapat belajar yang belum tahu menjadi tahu
T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif?
J: saya tidak efektif atau tidaknya karena saya tidak pernah buka
T: Apakah
dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman
nilai-nilai Keislaman?
J: sama yah kayak tadi belom penah buka jadi belom tahu.
T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama
pegawai?
J: kalau saya kan ikut membacakan Hadist tersebut dan sama sih kayak
pegawai lain seperti sering menanyakan yang belom tahu dan sharing
juga.
T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut?
J: Kalau itu saya tidak tahun mungkin Cuma itu aja kegiatannya
T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri?
J: kalau menurut saya sih BPPK hanya memantau saja tidak mengelola
secara langsung
T:Apakah
kepala
bagian
mendalamkan
nilai-nilai
Keislaman
tersebut?
J: ya sama sih sering nasehat, motivasi
T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalami
nilai-nilai keislaman?
J: kalau saya sering baca buku tentang Islam, mengikuti pengajian itu aja
sih
T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian
Keuangan?
J: ya itu tadi kejujuran, harus bekerja secara profesional, harus amanah,
harus melayani dengan baik, ketulusan juga
Pewawancara
Achmad Fauzi
Narasumber
Hepy Dwi Prasetyo
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
:Bapak Mujiono (Bagian Kepegawaian di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan)
PelaksanaanWawancara
: Hari
:
Jumat
15
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Ruang
Agustus2014
Masjid
Baitul
Ma‟al
Sekretariat
di
Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan?
J: ya nilai-nilai Kementerian Keuangan itu sebagian ngambil dari nilainilai keislaman, seperti profesionalisme itu kan kita harus bekerja secara
profesional dan yang lain sebagainya
T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ?
J:sama seperti mas Tigo karena saya satu bagian
T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan?
J: sama sih kebijakan menteri saat itu
T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman?
J: sama ya Cuma ada itu aja seinget saya
T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman
itu penting atau tidak?
J: penting, karena itu dapat menambah keimana dan mengingatkan
kembali
T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif?
J: mungkin kurang efektif ya
T:apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilainilai Keislaman?
J: pernah sih saya buka mata air seperti yang dikatakan mas Tigo sih,
Cuma kontennya tidak hanya tentang keislaman
T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama
pegawai?
J: sama seperti mas tigo
T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut?
J: mungkin dulu ada pengajian 3 ustad tapi sekarang udah bubar
T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri?
J: tidak keseluruhan, hanya misalnya dalam hari raya agama saja dan harihari besar
T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut
J: ya sama kayak mas Tiga, ya paling gak kepala bagian memberikan
nasehat bagaimana bekerja yang baik
T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu
nilai-nilai keislaman?
J: mengikuti pengajian yang terdapat di rumah
T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian
Keungan?
J: secara keseluruhan sama dengan teman-teman
Pewawancara
Narasumber
Achmad Fauzi
Mujiono
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Bapak Wawan Ismawandi (Kepala Bagian
TIK di Sekretariat Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan)
PelaksanaanWawancara
: Hari
:
Jumat
15
Agustus
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Ruang
2014
Masjid
Baitul
Ma‟al
Sekretariat
di
Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan?
J: Menurut saya sih ada ya, seperti saya terangkan dalam wawancara yang
dulu
T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ?
J: penerapannya kita membuat program budaya yah jadi implementasinya
dan penerapannya melalui program tersebut.
T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan?
J: seperti yang saya terangkan diwawancara yang dulu sudah kebijakan
dari menteri keuangan dan juga ada surat keputusannya juga
T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman?
J: ya kalau kegiatan seperti yang ada di masjid ini saja
T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman
itu penting atau tidak?
J: menurut saya penting sih membuat kita mengingat kembali Allah SWT
T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif?
J: menurut saya sih efektif setiap hari ada saja pegawai yang melihat
program tersebut.
T: Apakah
dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman
nilai-nilai Keislaman?
J: Seperti pegawai yang lain ada kolom mata air ya paling tidak disitu
terdapat pembahasan nilai-nilai Islam
T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama
pegawai?
J: kalau saya sih sesama pegawai selalu bertanya kepada yang lebih tahu
T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut?
J: seperti yang lain katakan ada pengajian 3 ustad, dan juga dulu ada
seminar tentan kerohanian, ada pembahasan tentang esq juga, sharing
session juga termasuk dalam kegiatan pendalaman lain
T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri?
J: BPPK memantau sekretariat badan hanya melaksanakannya
T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut
J: saya sih sebagai kepala bagian selalu memotovasi pegawai supaya lebih
baik, selalu menasehati pegawai, dan sebelum bekerja saya mewajibkan
pegawai untuk selalu berdoa terlebih dahulu. Kalau menurut saya Cuma
itu aja.
T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu
nilai-nilai keislaman?
J: sama kayak pegawai lain paling tidak ya mengikuti pengajian di rumah
saja
T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian
Keuangan?
J: masalah ini sih sudah saya terangkan di wawancara yang dulu
Pewawancara
Achmad Fauzi
Narasumber
Wawan Ismawandi
Wawancara Penelitian
Pewawancara
:
Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber
: Saudara Seutigo (Bagian Kepegawaian di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan)
PelaksanaanWawancara
: Hari
:
Jumat
15
Agustus
Pukul
:
13.00– 14.00 WIB
Tempat
:
Ruang
2014
Masjid
Baitul
Ma‟al
Sekretariat
di
Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan?
J: Jadi menurut pendapat pribadi sih nilai-nilai Kementerian Keuangan itu
sangat erat sekali dengan nilai-nilai Keislaman seperti contohnya ada
integritas, kita mengetahui bahwa Rasulullah juga mencontohkan bahwa
setiap muslim harus mempunyai sikap yang amanah, orang yang
berintegritas yang menjaga kepercayaan, profesional itu saya pikir diIslam
juga ditekankan prinsip-prinsip seperti dalam prinsip pengelolaan zakat
untuk profesional memisahkan antara kepentingan pribadi dengan
kepentingan lainnya, secara umum sebetulnya nilai Kementerian
Keuangan itu terkandung dalam nilai-nilai Keislaman.
T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ?
J: Mungkin Kalau penarapan nilai-nilai Kementerian Keuangan khusunya
dibagia kepegawaian. Untuk sikap integritas kepegawaian selalu menjaga
kerahasian. Bagian kepegawaian mengharuskan menjaga kerahasiaan sama
yang bersifat rahasia, kita harus menjaganya jangan sampai rahasia itu
bocor, terus kita selalu menolak adanya gratifikasi banyak mungkin di
instasi lain bagian kepegawaian itu dibilang kadang-kadang itu kan sangat
erat sekali dengan sogokan, kalu gak ada uang pelancarnya susaah kalau di
pemda-pemda, tapi kalau itu sudah jadi tugas, gratifikasi jauh dari kita,
trus terkait kesempurnaan kita ada upaya-upaya untuk memperbaiki halhalyang kurang jadi kita ada pengendalian resiko asalkan ada hal-hal yang
memiliki resiko itu dimanage untuk dilakukan tindak lanjut untuk hal-hal
yang resiko tersebut jadi continue improvement bakal trus dijalani
T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan?
J: Kalau nilai-nilai Kementerian Keuangan itu kan emang dari menteri
keuangan pada saat itu yaitu Agus Martowardoyo mungkin tujuan
umumnya akhirnya reformasi birokrasi, pas kita ketahi kepemerintahan
kita saat ini juga lagi mengalami reformasi birokrasi, ya nilai-nilai
Kementerian Keuangan ini dibentuk agar menjadi value yang dipegang
oleh pihak pegawai, sehingga timbul budaya organisasi yang baik dan
kemudian adalah layanan kepada masyarakat lebih baik.
T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman?
J: kalau pendalaman mungkin disini program pembacaan Riyadhus
Sholihin yang dibacakan kepada teman-teman pegawai disini, harusnya
rutin yah, tapi kadang-kadang karena banyak kegiatan jadi tidak
terlaksana, ya kalau ada petugasnya tetap dibacakan, jadi pembacaan
Riyadhus Sholihin untuk mendalami nilai-nilai Keislaman. Sebenarnya di
intranet ada acara program SIDIG (Syiar Islam Digital) itu disebarkan
melalui media BPPK tv itu program yang ada dalam Ramadhan kemarin
T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman
itu penting atau tidak?
J: Bagi saya pribadi sih penting ya maksudnya kalau kita melihat gak tau
studinya apa belum tapi saya pikir ketika orang makin paham agama dia
akan menjadi pegawai yang lebih baik, karena secara nilai-nilai Islam
setiap pegawai di tuntut untuk amanah, melayani profesional saya pikir itu
semua ada di nilai-nilai Keislaman.
T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif?
J: untuk detail efektif gak ya mungkin bisa tanyakan ke bagian TIK. Kan
mungkin dari TIK mempunyai pengunjung BPPK tv ketika acara
SIDIG itu berlangsung. Kali saya pribadi sih sesekali-dua kali memang
liat konten di program SIDIG.
T:apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilainilai Keislaman?
J: Ada kolom mata air, ada yang ngisi tentang nilai-nilai Isla tapi ada juga
nilai kerohanian secara umum. Menu mata air disitu yang mengisi ada
beberapa widyasmara atau pejabat struktural disini.
T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama
pegawai?
J: kalau dikepegawaian intens sih ada diskusi ringan tentang nilai-nilai
islam seperti sharing session seperti itu.
T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut?
J: gak tau saya selain kegiatan tersebut
T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri?
J: tidak keseluruhan, hanya misalnya dalam hari raya agama saja.
T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut
J: saya pikir kepala bagian kepegawaian banyak memberikan contoh nilainilai keislaman maksudnya seperti yang saya ungkapkan sebenarnyya
nilai-nilai kementerian keunagan hampir sama pada nilai keislaman
walaupun sepenuhnya tidak sama
T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu
nilai-nilai keislaman?
J: saya pribadi sih sering membuka ceramah di youtube, situs-situs
referensi islam
T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian
Keungan?
J: menurut saya sih kejujuran ada amanah juga
Pewawancara
Narasumber
Achmad Fauzi
Seutigo
LAMPIRAN FOTO-FOTO
PROSES KEGIATAN PEMBACAAN HADIST
PEGAWAI YANG MENGIKUTI KEGIATAN PEMBACAAN HADIST
PENULIS SEDANG MEWAWANCARAI SALAH SATU PEGAWAI
MADING YANG TERDAPAT DALAM MASJID BAITUL MA’AL
STRUKTUR ORGANISASI DI BPPK
SALAH SATU BENTUK KOMUNIKASI INTERNAL BPPK YAITU
COMET
KOMUNIKASI TULISAN YANG DILAKSANAKAN BPPK DENGAN
MEMASANG STAND BANNER
BPPK MENDAPATKAN ISO:9001 DALAM HAL KEBIJAKAN MUTU
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN TAHSIN TILAWAH
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN TAHSIN TILAWAH
PENGURUS MASJID BAITUL MA’AL YANG TERDAPAT DI KANTOR
BPPK
SALAH TU PROGRAM BULAN RAMADHAN YAITU PROGRAM SIDIG
YANG MEMANFAATKAN MEDIA STREAMING BPPKtv
Download