Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Dalam Pendalaman Nilai-Nilai Keislaman SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Dibuat oleh : Achmad Fauzi 1110051000034 KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN (BPPK) DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI KEMENTERIAN KEUANGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Achmad Fauzi NIM: 1110051000034 Dibawah Bimbingan: Drs. Jumroni, M.si NIP. 19630515 199203 1 006 KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul KOMUNIKASI ORGANISSASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DALAM PENDALAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN telah diujikan sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu komunikasi (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi Penyiaran Islam. Jakarta, 24 Agustus 2014-08 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Drs. Jumroni, M.Si Fita Fathurokhmah, M.Si NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 1983060 200912 2 001 Anggota Penguji I Penguji II Dr. Armawati Arbi, M.Si Rachmat Baihaky, MA NIP . 19650207 199103 2 002 NIP. 19830610 200912 2 001 Pembimbing Drs. Jumroni, M.Si NIP. 19630515 199203 1 006 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skrisi ini merupakan hail karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratam memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan kententua yang berlaku di UIN Syarif Hidaytullah Jakarta. 3. Jika di Kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 27 Juni 2014 Achmad Fauzi ABSTRAK Achmad Fauzi Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman di Kementerian Keuangan Organisasi akan berjalan baik jika komunikasi antara anggotanya, apalagi dalam organisasi pemerintahan seperti Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) di Kementerian Keuangan. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) adalah organisasi pemerintah yang melayani, melaksanakan, dan membuat kegiatan diklat di Kementerian Keuangan. Mendalami nilai-nilai Keislaman kepada pegawai juga sangat penting demi untuk meningkatkan keimanan dan akhlak mereka. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) mendapatkan ISO 9001:2008 dalam hal pelayanan. Sehingga dibutuhkan sikap yang baik dan akhlak yang baik juga untuk dapat melayani masyarakat. Oleh sebab itu, perlu mendalamkan nilai-nilai Keislaman ke dalam diri pegawai. Adapun penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan. Yakni, bagaimana bentuk komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman kepada pegawai?Apa hambatan yang didapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hubungan manusia dari Elton Mayo. Teori ini menjelaskan bahwa dalam berorganisasi anggotaatau pegawai tidak hanya untuk bekerja saja tetapi mereka berhak mendapatkan kehidupan sosial, mendapatkan nilai-nilai untuk kepentingan sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan/literatur. Bentuk komunikasi organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal bisa dilihat dalam konsep pendalaman nilai salam melalui program budaya senyum, salam, sapa, konsep nilai kedisplinan melalui program budaya two minute before, Konsep nilai musyawarah melalui kegiatan sharing session yang mendalamkan nilai salam, kedisplinan, dan musyawarah. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi Horizontal dapat dilihat melalui konsep pendalaman nilai moral, etika dan kejujuran melalui pembacaan Hadist dan konsep pendalaman nilai ketelitian melalui kegiatan Tahsin Tilawah yang mendalamkan nilai kejujuran, ketulusan, moral. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi diagonal terdapat dalam kegiatan dan program yang terdapat dalam komunikasi vertikal dan horizontal. Pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media dapat dilihat dari konsep pendalaman terpuji menurut Islam melalui mading (majalah dinding). Pendalaman nilai-nilai keislaman melalui new media dapat dilihat dari konsep pendalaman nilai akhlak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama melalui program SIDIG. Hambatan yang didapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman adalah masalah waktu yang paling, kurang kordinasi, tidak adanya pembelajaran, kemasan yang tidak menarik. i KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim..... Alhamdulillahirobbil‟alamiin wabihiinasta‟iin wa‟alaumuriddunyaa waddiin was sholaatuwassalamu „alaarosulillah. Waba‟du..... Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur mendalam kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman di Kementerian Keuangan” ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan segenap jiwa Peneliti ingin mengucapkan terimakasih sedalamdalamnya kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, karena tanpa bantuan, saran, kritik, kerja sama, semangat, petunjuk, serta bimbingan mereka rasanya mustahil peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yaitu kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah danI lmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A. Bapak Suparto Ph.D, M.Ed selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Jumroni M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Bapak Drs. Sunandar, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. 2. Bapak Drs. Jumroni M.si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis untuk membuat karya ilmiah yang baik dan benar. ii 3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, Bapak 4. Rachmat Baihaky M.A dan Sekretaris Jurusan KPI, Ibu Hj. Umi Musyarofah M.A yang menuntun penulis dalam menempuh birokrasi yang ada. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala ilmu yang telah diberikan dengan penuh keihlasan, Allah yubaarik „umuurokum fii mahabbatih. 6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN. 7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Wawan Iswandi selaku kepala subbag TIK BPPK dan Bapak Iqbal Soenardi selaku Kepala Bagian TIK BPPK, terimakasih atas segala waktu dan tempat yang disediakan untuk penulis dan terima kasih atas jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan. 9. Pegawai BPPK yang telah berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. 10. Great Thanks buat Bapak dan Mamah terhebat sedunia, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, doa serta pengorbanannya bagi penulis, semoga skripsi ini bisa sedikit menggugurkan pengabdianku pada kalian. 11. Terimakasih terindah buat Rina Kurniawati Ningsih yang selama 6 tahun bersama yang selalu memberi semangat, kasih dan doa dalam proses pengerjaan skripsi ini. iii 12. Sahabat udah lama Zanki, Topan, Wisnu, Sandi, Fahmi yang selama berbagi canda tawa dalam 7 tahun ini dan mengatasi kejenuhan dalam proses pengerjaan skripsi ini. 13. Teman-teman terbaik penulis Chandra, Abdel, Ade, Adam, Tile, Dikri, Tazki, Pahrurozi, Tri, Mpok Ulva, Iin terimakasih buat semangatnya, semoga persahabatan kita abadi selamanya. 14. Teman-teman KPI B 2010, kalian teman-teman seperjuangan yang hebat, semoga ilmu kita bermanfaat. 15. Teman-teman seperjuangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010. 16. Teman-teman KKN Aksara 2013, terimakasih kalian telah mengajarkanku arti perjuangan, persaudaraan, kekompakan dan kebersamaan. Semoga persaudaraan kita terkenang dan tak akan pernah redup. Pada kesempatan ini, penulis juga haturkan rasa terimakasih terbesar bagi seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah senantiasa membaca segala kebaikan mereka dan membalasnya dengan pahala berlipat, Amiin Yaa Robbal Alamin. Jakarta, 27 Juni 2014 Achmad Fauzi iv DAFTAR ISI ABSTRAK............................................................................................. i KATA PENGANTAR.......................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................... v BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1 B. Pembatasan Masalah …………………………………….... 5 C. Rumusan Masalah ………………………………………… 5 D. Tujuan Penelitian …………………………………………. 5 E. Manfaat Penelitian ………………………………………... 6 F. Tinjauan Pustaka ………………………………………….. 7 G. Metodologi Penelitian …………………………………….. 8 H. Sistematika Penulisan ……………………………………... 13 LANDASAN TEORI A. Manajemen Harta, Transparan, Tertulis, dan Tidak tertulis Menurut Pandangan Islam .................................................... 14 1. Keuangan Negara ............................................................. 14 2. Keungan Orang-orang ...................................................... 15 3. Keuangan Pribadi ............................................................. 16 4. Pelanggaran Manajemen Menurut Pandangan Islam ............................................................. 17 5. Prinsip Nilai-nilai Keislaman dalam Manajemen Keuangan ...................................................... 18 B. Komunikasi Organisasi …………………………………… 20 1. Pengertian Komunikasi Organisasi ……………………. 20 2. Teori Organisasi .............................................................. 24 3. Fungsi Komunikasi Organisasi ........................................ 25 4. Bentuk-Bentuk Komunikasi …………………………… 28 C. Nilai-nilai …………………………………………………. 31 1. Nilai-nilai Keislaman ………………………………….. 31 2. Nilai-nilai Kementerian Keuangan ……………………. 32 D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ...................................... 34 BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN (BPPK) A. Sejarah Terbentuknya Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ………………………………………… 35 1. Pendidikan Jangka Panjang dan Pendek Pada Masa Sebelum BPLK ………………………………………… 36 a. Pendidikan Jangka Panjang ………………………… 36 b. Pendidikan Jangka Pendek …………………………. 43 2. Lahirnya Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPLK) …………………………………………………. 45 3. Perkembangan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……………………………………… 46 B. Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pendidikan Keuangan (BPPK) …………………………………………………… 50 C. Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……………………………………………………… 51 D. Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……………………………………………………… 52 E. Sekretariat Badan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) ……………………………………………………… 52 1. Gambaran Umum Sekretariat Badan …………………….. 52 2. Tugas Sekretariat Badan ………………………………….. 53 3. Kegiatan-kegiatan Sekretariat Badan …………………….. 54 BAB IV BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DALAM PENDALAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN A. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Komunikasi Vertikal ............................................................... 56 1. Konsep Pendalaman Nilai Salam Melalui Program Budaya Senyum, Salam, Sapa ............................. 56 2. Konsep Pendalaman Nilai Kedisplinan Melalui Program Budaya Two Minute Before ................................ 57 3. Konsep Pendalaman Nilai Musyawarah Melalui Kegiatan Sharing Session .................................................. 59 B. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Komunikasi Horizontal ........................................................... 62 1. Konsep Pendalaman Nilai Moral, Etika, dan Kejujuran Melalui Pembacaan Hadist ................................................ 62 2. Konsep Pendalaman Nilai Ketelitian Melalui Kegiatan Tahsin Tilawah .................................................................. 63 C. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Komunikasi Diagonal ............................................................. 67 D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Melalui Old Media Dan New Media ..................................................................... 68 1. Konsep Pendalaman Nilai-nilai Terpuji Menurut Islam Melalui Mading (Majalah Dinding) ......................... 68 2. Konsep Pendalaman Nilai Akhak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama Melalui Program SIDIG ......................... 69 E. Hambatan dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ............ 72 1. Hambatan Waktu .............................................................. 72 2. Hambatan Koordinasi dan Jadwal ................................... 72 3. Kemasan Kurang Menarik ............................................... 73 4. Kurangnya Pembelajaran ............................................... 73 F. Makna Pendalaman Nilai-nilai Keislaman ............................ 74 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………….... 79 B. Saran ...................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… LAMPIRAN 83 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan sesuatu hal yang penting dalam kehidupan. Dengan komunikasi kita dapat menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada. Dengan komunikasi itu juga memudahkan berinteraksi dengan orang disekitar kita. Komunikasi itu akan efektif bila pesan dan informasi itu sendiri dapat diterima oleh komunikan dengan jelas, sehingga akan menimbulkan timbal balik (feedback) antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi adalah proses yang mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada sutu penerima atau lebih dengan maksud merubah perilaku.1Dengan berkomunikasi juga manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan bertetangga, di tempat kerja, di sekolah, dan lain lain sebagainya. Dengan komunikasi, organisasi juga berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan dari organisasi tersebut. sehingga komunikasi di sebuah organisasi sangat penting untuk mencapai visi dan misi organisasi tersebut. Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.2 Maksud dari organisasi yang kompleks tersebut organisasi yang mempunyai hubungan baik antara atasa dengan bawahan. 1 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal 26 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal 65 2 1 2 Komunikasi sangatlah penting dalam sebuah organisasi, dengan proses komunikasi yang dilakukan setiap pekerja dalam sebuah akan memudahkan pimpinan maupun bawahan saling mengetahui konsep-konsep, perasaan-perasaan, dan harapan-harapan dari anggota organisasi. Hal ini juga diorientasikan untuk menjaga stabilitas kinerja sebuah organisasi tersebut. Mendalamkan nilai-nilai Keislaman sangat penting bagi pegawai Negeri yang beragama Islam dalam Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) di Kementerian Keuangan. Nilai-nilai Keislaman penting untuk menunjang rohani para pegawai Negeri di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Alasan mendalamkan nilai-nilai Keislaman ini dengan maksud untuk menghindarkan para pegawai Negeri di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dari perbuatan tercela yang dilarang oleh Islam. Perbuatan tercela itu contohnya seperti melakukan korupsi, melakukan tindakan yang senonoh, dan lain-lain yang berkaitan dengan hal tidak diperbolehkan oleh agama Islam. Dalam Kementerian Keuangan terdapat suatu nilai-nilai yang penting yang harus dimiliki setiap pegawai yaitu nilai-nilai Kementerian Keuangan. Dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan ini terdapat pula nilai-nilai Keislaman. Nilai-nilai Keislaman itu terdapat pada nilai integritas. Nilai integritas adalah nilai yang paling utama dimiliki oleh pegawai Negeri di Kementerian Keuangan. Nilai tersebut adalah pondasi utama dari nilai-nilai yang lainnya. Bila pegawai Negeri di Kementerian Keuangan tidak memiliki nilai tersebut maka nilai yang lain tidak dimiliki oleh pegawai 3 Negeri tersebut. Alasan nilai integritas menjadi nilai yang paling pertama adalah bahwa nilai integritas adalah pedoman dari nilai yang lainnya. Jadi nilai yang lain akan dapat diperoleh bila pegawai Negeri telah mempunyai nilai Integritas. Nilai yang lain akan mucul dengan sendirinya bilai nilai Integritas itu telah dicapai oleh pegawai Negeri di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Sehingga nilai Integritas itu nilai yang paling pertama yang harus dicapai oleh pegawai Negeri di Kementerian Keuangan khususnya di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut. Penulis ingin melihat lembaga Negara di Indonesia dalam menerapkan nilai-nilai Keislaman. Ini menurut penulis menarik untuk diteliti karena walaupun bukan lembaga agama Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) menerapkan nilai-nilai Keislaman. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) juga telah meraih ISO 9001:2008 sebagai organisasi atau lembaga negara yang mempunyai standar manajemen mutu secara Internasional. Penulis juga ingin melihat proses serta implementasi yang terjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam menerapkan nilai-nilai Keislaman tersebut. Penulis juga ingin melihat pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) pendalaman nilai-nilai Keislaman. Sehingga Itulah yang menarik penulis untuk membuat penelitian ini. 4 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) terbentuk pada masa menjelang berakhirnya IIK pada tahun 1974 keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1974 tentang pokok-pokok organisasi departemen yang diikuti dengan Keputusan Presiden Nomor 405/MK/6/4/1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, maka lahirlah Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK),Dengan lahirnya BPLK ini pendidikan dan pelatihan pegawai Departemen Keuangan yang semula ditangani oleh masing-masing Direktorat Jenderal maka tugas tersebut dipindahkan dan dilimpahkan kepada BPLK sehingga Direktorat Jenderal dapat memfokuskan pada tugas teknisnya masing-masing. Demikianlah dengan tugas IIK berangsur diintegrasikan kedalam tugas-tugas BPLK sampai mahasiswa IIK lulus menjadi sarjana keuangan.Organisasi BPLK kembali mengalami perubahan dengan ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001, nama BPLK berubah menjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).3 Dengan ini peran Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) sangat penting dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut kepada pegawai. Keharmonisan para pegawai BPPK itu sangat penting demi menunjang kinerja para pegawai. Kinerja pegawai akan lebih baik bila mereka menjalin komunikasi dengan pegawai yang lain dengan baik. Sehingga diperlukan iklim kerja yang baik supaya pekerjaan yang telah dikerjakan akan lancar dan tanpa ada hambatan apapun. 3 Sejarah berdirinya BPPK, diakses pada 23 Desember 2013, jam, 15.09 WIB dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/sejarah-bppkperkamen-tua 5 Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berkesimpulan untuk melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam Pendalaman NilaiNilai Keislaman di Kementerian Keuangan.” B. Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian adalah terdapat dalam nilainilai Keislaman yang terkandung dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan yang didalamkan oleh Sekretariat Badan dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman kepada pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) . C. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas bahwa rumusan masalah dalam penilitian ini yaitu : 1. Bagaimana bentuk komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman? 2. Apa saja hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman? D. Tujuan Penelitian Dari Rumusan masalah di atas bahwa tujuan penilitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilainilai Keislaman 6 2. Untuk Mengetahui hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Bagi penulis bermanfaat untuk menambah dan memperluas khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi organisasi. Juga dapat mengeksplorisasi lebih jauh materi yang didapatkan di bangku perkuliahan yang kemudian dapat diaktualisasikan melalui tulisan dan semoga dan semoga dapat menambah wawasan untuk mempelajari langsung Peran Komunikasi Organisasi yang dilakukan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dalam menerapkan NilaiNilai Keislaman Kepada Pegawai. Selain itu penilitian ini menjadi masukan dan wacana ideal untuk mahasiswa komunikasi yang berpeluang besar dapat berprofesi sebagai pegawai keuangan. 2. Manfaat Praktis Penilitian ini juga diharapkan menjadi referensi kepustakaan di bidang ilmu komunikasi dan menjadi referensi Bidang Kepegawaian Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan di Kementerian Keuangan dalam usaha menerapkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Pegawai. Selain itu dapat menjadi bahan referensi institusi-institusi lainnya dalam menerapkan nilai-nilai dari institusi tersebut. 7 F. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap hasil penelitian lain yang mempunyai kemiripan dengan peniltian yang akan penulis lakukan. Dalam hal ini penulis temukan persama pada penelitian saudara Purnomo4. Ia meneliti tentang komunikasi organisasi juga sama seperti penulis lakukan. Namun, ia meneliti tentang iklim atau keadaan organisasi saja dan tidak mencari bentuk komunikasi dari organisasi tersebut. dalam penelitian ini penulis ingin mencari bentuk komunikasi dari organisasi Badan Pendidikan dan Pelatiihan Keuangan (BPPK) untuk pendalaman nilainilai Keislaman dalam kegiatan yang ada. Selain itu penulis juga menemukan skripsi lain yang mempunyai kemiripan, skripsi itu dibuat oleh Nur Azizah5. Ia meneliti tentang komunikasi organisasi sama seperti penulis teliti. Pembahasan skripsi ini adalah mencari bentuk komunikasi organisasi yang dilakukan Badan Musyawarah Masyarakat Betawi dalam melaksanakan Lebaran Betawi. Namun dalam penelitian Nur Azizah, ia meneliti hanya terfokus pada satu kegiatan saja yaitu Lebaran Betawi tidak pada kegiatan lainnya. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat beberapa kegiatan yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatiihan Keuangan (BPPK) demi menunjang pendalaman nilai-nilai Keislaman. 4 Purnomo, “Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Arema Malang dalam Pembinaan Akhlak Anggota”, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2011) 5 Nur Azizah, “Komunikasi Organisasi Badan Musyawarah Masyarakat Betawi pada Perayaan Lebaran Betawi”, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2010) 8 G. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Penilitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Kualitatif merupakan prosedur sebagai penilitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala bagian Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan beberapa pegawai di Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pegawai itu yang berada dalam Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 3. Sumber dan Jenis Data Sumber data yang penulis gunakan untuk memperoleh data yang valid dan wajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yang di maksud adalah data pokok yang di peroleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang penulis peroleh dari berbagai literatur atau dokumentasi berupa buku dan segala literatur lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian. 9 4. Tahapan Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan beberapa teknik sebagai berikut : 1) Observasi Observasi adalah kegiatan kita yang paling utama dan teknik penilitian ilmiah yang penting6. Proses pengumpulan data primer dengan cara pengamatan langsung dan melakukan pencatatan terhadap objek-objek terkait. Yang termasuk dalam tehnik observasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diriset.7Teknik ini merupakan teknik pemulihan, pencatatan, pengubahan, dan pengodean sedangkan perilaku dan suasana yang berkenaan organism itu, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Teknik ini digunakan dengan secara langsung mengamati dan mencatat kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam upaya membangun akhlak para pegawai. Dalam observasi ini penulis akan mengobservasi atau melihat bagaiman pendidikan dan pelatihan (diklat) itu dilaksanakan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan sampai pendidikan dan pelatihan itu berakhir. 6 Jalaluddin Rakhmat, Metode Peniltian Komunikasi, (Bandung Remaja Karya, 1985) h. 100 Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010), h.110. 7 10 2) Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun data yang bersifat teoritis berupa buku-buku, data dari dokumen yang berupa catatan formal, artikel, foto, dan sebagainya. Dalam dokumentasi penulis akan mendokumentasi berupa foto dan dokumendokumen tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) 3) Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.8 Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan menanyakan pertanyaan kepada narasumber yang dianggap tepat untuk memberikan informasi seputar permasalahan yang akan diteliti. Setelah terkumpulnya semua data-data, penulis menjabarkan dengan memberikan analisaanalisa untuk kemudian diambil kesimpulan akhir dengan menggunakan analisa deskriptif. Dalam wawancara ini penulis akan mewawancarai salah satu pimpinan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) mengenai Nilai-nilai Keislaman yaitu Bapak Wawan Iswandi, Beliau merupakan Kepala Subbagian 8 Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010), h.100. 11 Komunikasi Publik Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penulis juga akan mewawancarai beberapa pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) mengenai hal yang sama yaitu tentang Nilai-nilai Keislaman yang diterapkan. b. Teknik Pengolahan Data Mengolah data yang terkumpul dan diperoleh untuk diterjemahkan ke dalam bentuk tabel-tabel dan grafik. Hasil dari wawancara akan dijabarkan ke dalam bentuk narasi. Data yang diolah akan disesuaikan dengan kerangka konsep keilmuan komunikasi organisasi, sehingga keabsahan hasil data dapat lebih maksimal. c. Teknik Analisa Data Setelah data yang terkumpul melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun secara sistematis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana peneliti terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis, kemudian diklarifikasikan untuk dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah 12 5. Waktu dan Tempat Penulisan Penelitian dilakukan pada Maret 2014 – Mei 2014, atau sampai data yang dikumpulkan cukup untuk menyelesaikan penelitian ini. Tempat peniltian ini berada di Kantor bagian Bidan Kepagawaian Pendidikan dan Pelatihan di Jalan Purnawarman No. 99 Jakarta Selatan. H. Sistematika Penulisan Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka sistematika dalam penulisan ini akan diuraikan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penilitian, manfaat penilitian, tinjauan pustaka, metodelogi penilitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teoritis Menjelaskan tentang pengertian Keuangan Negara, Keungan Orang-orang, Keuangan Pribadi, Pelanggaran Manajemen menurut Pandang Islam, Prinsip Nilia-nilai Keislaman dalam Manjemen Keuangan, Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Teori Hubungan Manusia, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Bentuk Komunikasi 13 Organisasi, , Nilai Keislaman dan Nilai-nilai Kementerian Keuangan. BAB III Gambaran Umum Bagian Kepegawaian BPPK Menjelaskan tentang gambaran umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan gambaran umum bagian kepegawaian Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang meliputi struktur organisasi, visi dan misi, tugas pokok, dan fungsi BPPK dalam Departemen Keuangan. BAB IV Bentuk Komunikasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Bab ini membahas hasil temuan data dan analisis data yakni Bagaimana Komunikasi organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Dalam Menerapkan Nilai-Nilai Keislaman Kepada Pegawai. BAB V Penutup Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Harta, Transparan, Tertulis, dan Tidak Tertulis Menurut Pandangan Islam 1. Keuangan Negara Keuangan negara merupakan fungsi untuk mengatur, merencakan, menyusun penerimaan dan pengeluaran negara. Dalam arti luas sebagai objek keuangan negara adalah semua hak, kewajiban, negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun barang yang dapat dijadikan milik negaraberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.1 Keuangan negara bisa didapat dari pemungutan dan penerimaan pajak yang dibayarkan oleh warga negaranya sendiri. Keuangan negara dapat meliputi APBN dan APBD bisa juga meliputi penerimaan dan pengeluaran negara, penerimaan dan pengeluaran daerah Dalam pengurusan keuangan negara terdapat hak-hak dan kewajiban negara. Hak-hak negara meliputi hak mencetak uang, hak mengadakan pinjaman, hak mengadakan pinjaman paksa, dan hak menarik pajak. Kewajiban negara meliputi kewajiban menyelenggarakan tugas negara dan kewajiban membayar tagihan-tagihan yang datang dari pihak ketiga. Dalam pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu 1 Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan Pemerintah, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010), h. 35 14 15 keuangan negara yang dikelola langsung oleh negara dan keuangan negara yang dikelola terpisah oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Lembaga-lembaga Keuangan Milik Negara yang dapat meliputi Perusahaan Juwatan (Perjan), Perusahaan Umum Negara (Perum), dan Perusahaan Perseroan Negara (Persero). 2. Keuangan Orang-orang Keuangan orang-orang bisa dikatakan juga keuangan masyarakat atau bisa juga dikatakan keuangan publik. Keuangan orang-orang atau publik adalah suatu bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang segala aktivitas keuangan pemerintah kepada masyrakat. Aktivitas itu bisa meliputi pengualaran negara, sumber-sumber penerimaan negara seperti pajak, pinjaman negara dan pelunasannya, keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kebijakan fiskal, distribusi pendapatan nasional, kesempatan kerja, mengatur harga-harga, dan efesiensi alokasi sumber daya.2 Bisa dikatakan bahwa keuangan orang-orang atau keuangan publik itu ilmu yang mempelajari pengaturan dan pengelolaan keuangan pemerintah untuk publik atau masyarakat. Pengaturan dan pengelolaan itu meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan yang dikhususkan untuk masyrakat atau publik. Pengeluaran itu dapat meliputi pembangunan infrastruktur yang digunakan oleh mayarakat juga. Penerimaan keuangan untuk negara dari masyarakat yang paling besar adalah dari pajak. Pajak tersebut meliputi pajak 2 Nurul Huda dan Ahmad Muti, Keuangan Publik Islami : Pendeketan Al-Kharaj (Imam Abu Yusuf), (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), h. 8 16 apa saja yang diwajibkan untuk dibayar. Penerimaan pajak ini juga akan dikeluarkan untuk masyarakat atau publik juga, seperti yang dituliskan di atas untuk pembangunan infrastuktur. 3. Keuangan Pribadi Keuangan pribadi adalah keuangan yang dimiliki oleh orang atau pribadi diri sendiri tanpa ada campur tangan dari pemerintah. Keuangan pribadi juga bisa dikatakan keuangan rumah tangga. Keuangan pribadi meliputi penerimaan dan pengeluaran keuangan juga. Penerimaaan keuangan pribadi itu bisa didapatkan dari gaji, keuntungan bisnis. Pengeluaran keuangan pribadi itu berupa kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pribadi atau orang itu sendiri. Dalam mengelola keungan pribadi kita harus mempunyai perencaan yang matang sehingga tidak terjadinya pengeluaran lebih banyak dibandingkan daripada penerimaan. Perencanaan sangat penting untuk mengatur keuangan pribadi, karena tanpa adanya perencanaan keuangan pribadi akan habis untuk dibelikan kebutuhan yang tidak bermanfaat. Sehingga perencaan adalah hal yang paling utama untuk keuangan pribadi dalam menstabilkan antara penerimaan dan pengeluaran. Dalam merencanakan keuangan pribadi terlebih dahulu memikirkan penerimaan darimana saja yang didapatkan. Bisa dari gaji, keuntungan bisnis, sewa rumah, sewa gedung, dan lain-lain yang berkaitan dengan penerimaan. Setelah mengetahui total dari penerimaan yang didapat setelah itu merencakan tentang pengeluaran. Terlebih dahulu mempunyai catatan untuk 17 daftar-daftar pengeluaran yang dikeluarkan. hal-hal yang tidak begitu perlu tidak dimasukkan ke dalam daftar pengeluaran. Setelah mempunyai daftar pengeluaran selanjutnya penerimaan yang didapatkan dibayarkan untuk pengeluaran. Meminimalisir pengeluaran adalah langkah yang baik, untuk dapat menyisakan penerimaan yang dapat digunakan untuk menabung, sedekah, hal-hal yang berguna untuk masa depan. 4. Pelanggaran Manajemen Menurut Pandangan Islam Pelanggaran-pelanggaran manajemen dapat terjadi di dalam organisasi. pelanggaran-pelanggaran bisa saja karena kesalahan pimpinan atau anggota di dalam organisasi. menurut islam pelanggaran-pelanggaran tersebut misalnya anggota telat datang ke kantor, membuat perbuatanperbuatan tercela seperti korupsi, tidak jujur dalam bekerja, tidak melayani masyarakat dengan baik, selalu mempunyai prasangka yang buruk terhadap sesama anggota. Anggota sebuah organisasi yang melanggar harus juga diberikan hukuman. Pimpinan organisasi sebagai orang yang paling tinggi di sebuah organisasi harus memberikan hukuman sesuai dengang pelanggaran. Pimpinan tidak boleh langsung memberikan hukuman kepada anggota. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang menyelidiki terlebih dahulu kepada anggota kenapa bisa melakukan pelanggaran. Misalnya anggota atau pegawai dalam sebuah organisasi melakukan pelanggaran telat datang ke kantor tiga hari berturut-turut. Sebelum memberikan hukuman terlebih dahulu pimpinan bertanya kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut, 18 pertanyaaannya tentang apa sebabnya selalu datang terlambat. Setelah diselidiki bahwa anggota itu datang ke kantor karena istrinya habis melahirkan sehingga pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh anggota itu. Setelah mengetahui sebabnya, pimpinan yang baik akan memikirkan pantas atau tidak diberikan hukuman atau hanya diberikan teguran saja. Berbeda dengan anggota yang melakukan pelanggaran pencucian uang atau korupsi. Pelanggaran ini adalah pelangaran berat dalam manajemen, sehingga pemimpin yang baik tidak bertoleransi kepada anggotanya. Pemimpin yang bijak juga akan memberikan hukuman yang bijak juga kepada anggota yang melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin yang baik akan memberika hukuman yang terbaik misalnya bila anggota menyesal melakukan pelanggaran tersebut. pemimpin yang baik akan memberikan hukuman yang setimpal seperti menurunkan jabatannya ke tingkat yang lebih rendah. 5. Prinsip Nilai-nilai Islam dalam Manajemen Prinsip nilai-nilai Islam dalam manajemen terdapat juga dalam sebuah organisasi. Nilai-nilai Islam ini akan menjadi pedoman etika berorganisasi dalam sebuah organisasi. misalnya terdapat nilai kejujuran, kejujuran adalah perbuatan yang tidak curang, tulus, ikhlas, dapat dipercaya, tidak berbohong, tidak memfitnah, dan berkata apa adanya. Kejujuran juga bukan sekedar tidak berbohong, tetapi berbicara dan bertindak dengan baik. kejujuran itu sangat diperlukan dalam manajemen dan juga diperlukan dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya kejujuran dalam bekerja organisasi akan menjadi berantakan 19 dan tidak teratur. Karena kejujuran seseorang bisa dikatakan amanah atau dapat dipercaya. Seseorang yang bekerja dengan jujur dalam manajemen akan dimudahkan dalam bekerja. Dalam organisasi jujur bisa menjauhkan seseorang dari perbuatan tercela seperti memanipulasi data, korupsi. Pemimpin dalam organisasi harus juga menanamkan kejujuran kepada anggotanya. Sebelum menanamkan pemimpin juga harus mencontohkan sikap yang baik sehingga anggota akan mengikuti sikap yang baik juga. Karena organisasi akan berjalan lancar bila pemimpin dan anggotanya mempunyai sikap yang apalagi mempunyai sikap yang jujur. Selain kejujuran nilai-nilai islam terkait dalam manajemen antara lain ketulusan, memiliki sangka yang baik (husnuzan), saling menghormati. Nilai ketulusan dalam manajemen penting. Ketulusan berarti bekerja dengan hati, dengan ikhlas juga. Misalnya seseorang dalam sebuah organisasi bekerja dengan hati maka pekerjaannya akan menjadi lebih baik dan cepat terselesaikan. Memiliki sangka yang baik atau husnuzan juga perlu dalam manajemen dan juga dalam organisasi. Memiliki sangka yang baik atau husnuzan dapat mempererat tali silaturahmi antara anggota organisasi. Pemimpin organisasi juga mempunyai sangka yang terhadap anggota yang dapat mengerjakan pekerjaan dengan benar dan selesai. Nilai-nilai Islam sangat membantu dalam manajemen atau sebuah organisasi. Karena dapat bekerja dengan sesuai syariat Islam selain itu dapat menambah keimanan seseorang. 20 B. Komunikasi Organisasi 1. Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi dalam sehari-hari sangat penting karena tanpa komunikasi manusia tidak dapat bertindak dengan baik. Begitu juga dengan suatu organisasi, organisasi dapat berjalan secara baik bila para anggota organisasi berkomunikasi dengan efektif, sehingga komunikasi dapat berperan penting dalam berjalannya suatu organisasi. Sebelum kita mengenal komunikasi organisasi, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari komunikasi dan apa pengertian dari organisasi. Secara etimologis komunikasi berasal dari communication yang berarti sama, dalam hal ini berarti membuat kebersamaan makna dalam suatu hal antara dua orang atau lebih. Oleh karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesaman dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dan simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.3Pengertian lain komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.4 Sedangkan secara terminologi atau menurut para ahli mendefinisikan komunikasi antara lain sebagai berikut : Janis Hovland dan Kelly mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) 3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Press, 2009 Richard West & Lynn H. Turner, Pengertian Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta : Salemba Humanika, 2009), h. 7 4 21 dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainya (khalayak).5 Pengertian lain dari Laswell mendefinisikan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan proses yg menjeleskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil apa”.6 Berbeda dengan pengertian Everet M. Rodgers dan Lawrence Kincaid, mereka mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.7 Dari pengertian-pengertian di atas disimpulkan bahwa Komunikasi adalah suatu proses dua orang atau lebih yang membicarakan tentang sesuatu melalui apa atau dengan media apa yang digunakan sehingga akan menimbulkan efek dari pembicaran sebelumnya. Organisasi merupakan suatu wadah yang ada menampung sejumlah orang yang memiliki tujuan yang sama. Melalui organisasi seseorang dapat mengeluarkan aspirasinya ke anggota organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.8 Dalam organisasi terdapat sifat ketergantungan satu sama lain sehingga terjadinya interaksi antar anggota yang membuatkan organisasi itu hidup. Sifat tergantung satu bagian dengan 5 Nurdin Prakaya, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gorontalo : Sultan Amai Press, 2009 ibid 7 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi :Teori dan Praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 8 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 h. 23 6 22 bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein ini merupakan suatu sistem.9 Pendapat lain Kocler mengatakan bahwa Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.10 Berbeda dengan pendapat Wright mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang sama.11 Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya ada beberapa orang yang membicarakan tentang sesuatu dengan tujuan yang sama sehingga menghasilkan suatu pemahaman baru dengan kesepakatan secara bersama. Organisasi juga harus berkoordinasi supaya para anggota bekerja menurut semestinya dan tidak menggangu pekerjaan anggota lainya. Misalnya dalam sebuah kantor atasan akan mengkoordinasikan pekerjaan bawahannya sehingga pekerjaan masing-masing bawahannya menjadi lancar. Komunikasi merupakan unsur pemikat dalam sebuah organisasi. Tanpa komunikasi kegiatan yang ada tidak dapat dilakukan secara terorganisir, sehingga adanya komunikasi berdampak sangat besar dalam suatu organisasi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu proses pertukaran informasi dalam sebuah organisasi untuk mencapai kesepakatan bersama dalam tujuan yang sama. Dalam organisasi 9 Ibid Ibid 11 OnongUchayana, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung: PT. Rosdakarya, 2002, h. 7 10 23 komunikasi antar anggotanya harus efektif, karena komunikasi yang efektif yang dapat mewujudkan tujuan-tujuan dari organisasi. Seperti dikatakan di atas bahwa komunikasi itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam komunikasi dalam organisasi suatu organisasi. Oleh sebab itu, adalah suatu sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi12. Dalam hal ini Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.13 Apa yang dikatakan Redding dan Sanborn memang benar bahwa dalam suatu organisasi akan adanya pertukaran informasi dari para anggotanya sehinngga terjadinya komunikasi antar anggota. Maksud dari organisasi yang kompleks yang dikatakan Redding dan Sanborn adalah organisasi yang lengkap yang mempunyai ketua dan anggota. Pengertian lain Josep A. Devito mendefinisikan komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi.14 Pengertian komunikasi organisasi yang dinyatakan Josep Devito sama seperti pengertian komunikasi organisasi yang dinyatakan Redding dan Sanborn yaitu pengiriman dan penerimaan suatu informasi dalam sebuah organisasi. Dari pengertian di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah sekumpulan orang atau suatu sistem yang saling 12 Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: UMM Pers, 2008, h. 4 13 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 h.6 14 Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: UMM Pers, 2008, h. 6 24 komunikasi, berhubungan dan mempunyai kepentingan, visi, dan misi, yang sama didalam kelompok formal maupun informal. 2. Teori Organisasi Banyak teori organisasi dalam kajian ilmu komunikasi organisasi seperti, teori klasik, teori hubungan manusia, teori sistem sosial, teori politik, teori simbol, dan lain-lain sebagainya. Dalam skripsi ini peniliti memakai teori hubungan manusia yang dipopulerkan oleh Elton Mayo. Elton Mayo lahir di Australia, Elton Mayo sendiri dahulunya adalah mahasiswa kedokteran yang kemudian Mayo mengikuti minatnya akan ilmu filsafat dan psikologi. Elton mayo melakukan penilitian yang dikenal sebagai Hawthrone Studies atau percobaan-percobaan Hawtrhone dan dalam penelitian tersebut menghasilkan teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori hubungan manusia. Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam suatu organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya.15 Teori ini kebalikan dari teori klasik bahwa teori klasik itu menekankan pada keuntungan semata dan tidak memikirkan kesejahteraan dari para pekerja. Berbeda dengan teori hubungan manusia, teori ini melihat bahwa suatu anggota sebuah organisasi mempunyai kebutuhan sosial dan 15 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 h. 40 25 kepentingannya sendiri-sendiri. Anggota perlu mempunyai hubungan sosial dengan anggota lain untuk memperluas pengetahuan anggota tersebut. Dalam teori hubungan manusia ini menyadarkan akan pentingnya anggota mempunyai kebutuhan sosial. Ahli psikologi Mc Gregors mempunyai enam anggapan dasar tentang teori hubungan manusia diantaranya. Yang pertama, manusia sebenarnya mempunyai sifat untuk dapat bekerja keras untuk sebuah kepuasan. Kedua manusia dapat melatih dan mengontrol dirinya dalam upaya mewujudkan tujuan dari organisasi. Ketiga pekerjaan yang dikerjakaan manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Keempat manusia belajar dari kesalahan dan dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya. Kelima dalam memecahkan masalah organisasi manusia mempunyai ide yang kreatif untuk mendapatkan solusi. Terakhir manusia mempunyai rasa kesatuan dari semua anggota organisasi untuk membuat keputusan. Dari anggapan dasar yang dikatakan Mc Gregor inti dari teori hubungan manusia itu adalah pada penekanan para pekerja yang tidak hanya untuk bekerja saja, mereka juga membutuhkan kepuasan pribadi yang dapat juga mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut. 3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi a. Fungsi Produksi dan Pengaturan Fungsi ini artinya adalah komunikasi dalam organisasi sangat berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan dan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan dari organisasi yang berorientasikan kepada 26 produksi dan pengaturan. Fungsi komunikasi ini meliputi pesan yang memungkinkan para manajer dan para anggota organisasi untuk:16 1. Menentukan sasaran dan tujuan. 2. Merumuskan bidang masalah. 3. Menilai prestasi. 4. Mengkoordinir tugas-tugas yang secara fungsional saling bergantung. 5. Menentukan standard hasil prestasi. 6. Mengomando, menunjukkan kepada pegawai apa yang harus dilakukan, memberi perintah. 7. Memberikan intruksi, menunjukkan kepada pegawai bagaiman melaksanakan suatu perinah, mengembangkan prosedur, dan memahami kebijaksanaan. 8. Memimpin dan mempengaruhi. b. Fungsi Pembaharuan Maksud dari fungsi ini adalah agar organisasi bisa dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan. Untuk itu organisasi harus membuat rencana-rencana baru. Rencana-rencana baru itu disampaikan pada waktu pertemuan-pertemuan pemecahan masalah dan pada waktu rapat-rapat anggota organisasi. Pesan yang disampaikan itu termasuk kategori pesan pembaharuan. 16 Abdullah Mahmuh, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: UMM Pers, 2008, h. 75 27 c. Fungsi Pemasyarakatan atau pemeliharaan Fungsi ini yang meliputi dari harga diri, imbalan dan motivasi dari para anggota organisasi. Maksud dari fungsi ini adalah bahwa sebuah organisasi hendaknya memberikan pengalaman yang menyenangkan atau reward kepada anggota yang berprestasi. Rewardatau imbalan itu bisa berupa uang, prestise, status, dan pekerjaan menarik. Pemberian imbalan dengan maksud untuk memelihara anggota supaya tidak keluar dari organisasi tersebut. d. Fungsi Tugas Fungsi ini berkaitan dengan aktivitas-aktivitas komunikasi yang berkenaan dengan tugas-tugas organisasi. Pimpinan memberikan pesan yang mencakup semua karyawan mengenai tugas-tugas mereka dan memberikan pesan supaya melaksanakan tugas secara efesien dan benar. Fungsi tugas dapat dikatakan sebagai pesan yang berhubungan dengan output sistem yang diinginkan organisasi. e. Fungsi Perintah Maksud fungsi ini komunikasi dapat membolehkan anggota organisasi bertindak sesuai perintah. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi di antara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut. 28 f. Fungsi Relasional Fungsi ini menghubungkan dengan hubungan dengan sesame anggota organisasi yang membolehkan berkomunikasi dengan semua eleman yang ada didalam organisasi tersebut. g. Fungsi Manajemen Ambigu Maksud dari fungsi ini komunikasi dapat memecahkan masalah organisasi yang ambigu. Jadi komunikasi ini menjadi alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi. 4. Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi Adapun bentuk-bentuk dari komunikasi organisasi dalam hal ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Komunikasi Verbal dan Non Verbal Komunukasi verbal dan non verbal adalah bagian dari komunikasi vertikal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang umum paling umum yang digunakan dalam sebuah organisasi. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan melalui kata-kata atau simbol-simbol, yang disampaika baik melalui lisan maupun tulisan. Dalam organisasi komunikasi verbal dapat mengindentifikasi tujuan, pengembangan tingkah laku dan strategi, dan dapat mencapi tujuan Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dilakukan antara komunikator kepada komunikan yang disampaikan melalaui gerakan atau gekstur tubuh, ekspresi tanpa diucapkan secaran lisan serta ditulis. 29 Dalam organisasi komunikasi non verbal dapat meekspresikan perasaan masing-masing anggota organisasi. Contoh pimpinan tersenyum kepada anggota organisasi karena telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, itu menandakan perasaan senang atau bahagia pimpinan kepada anggota organisasi. b) Komunikasi Lisan dan Tulisan Komunikasi lisan dan tulisan merupakan jenis dari komunikasi verbal. Komunikasi lisan adalah penyampaian pesan yang dilakukan komunikator kepada komunikan melalui oral atau kata-kata yang diucapkan. Dalam organisasi komunikasi lisan ini sering terjadi, misalnya dalam sebuah rapat yang mendiskusikan tentang untuk kemajuan organisasi. Dalam diskusi tersebut terdapat komunikasi lisan dari pimpinan maupun anggota yang ingin menyampaikan ide atau gagasannya. Sedangkan komunikasi tulisan adalah proses penyampaian pesan antara komunikator dengan komunikan melalui tulisan. Dalam organisasi komunikasi tulisan biasanya digunakan dalam menyampaikan pesan dari pimpinan kepada bawahan melalui surat yang diterbitkan oleh pimpinan. Misalnya pimpinan menuliskan surat untuk kepada pegawai yang memberitahukan bahwa besok akan ada rapat. Dalam komunikasi tulisan juga bisa terjadi dalam memo sesama anggota. 30 c) Komunikasi Ke bawah, Ke atas, dan Ke samping Komunikasi ke bawah dan ke atas merupakan jenis komunikasi vertikal, sedangkan komunikasi ke samping merupakan jenis komunikasi horizontal. Komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping merupakan komunikasi yang paling sering terjadi dalam sebuah organisasi. Komunikasi ke bawah adalah pesan yang datang dari atasan kepada bawahannya. Pesan itu bisa berupa lisan atau tulisan. Misalnya dalam organisasi, pimpinan berbicara dengan anggota untuk segera menyelesaikan pekerjaan. Komunikasi ke atas merupakan kebalikan dari komunikasi ke bawah. Komunikasi ke atas adalah penyampaian pesan yang disampaikan oleh anggota kepada pimpinan yang bisa disampaikan melalui lisan atau tulisan. Pesan yang disampaikan biasanya berupa laporan prestasi kerja, saran-saran dan rekomendasi, usulan anggaran organisasi, pendapat dan keluhan kerja. Komunikasi ke samping terjadi dalam sesama anggota di dalam organisasi. komunikasi ke samping adalah penyampaian pesan yang dilakukan oleh anggotan kepada sesama anggota lain. Komunikasi ke samping dapat membantu untuk memperat kordinasi sesama anggota dalam hal pekerjaan. 31 C. Nilai-Nilai 1. Nilai-nilai Keislaman Nilai merupakan sebuah pedoman yang mendasar dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Nilai secara praktis merupakan sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.17 Nilai juga menjadi tolak ukur kita dalam mengerjakan sesuatu. Nilai adalah standar dari tingkah laku yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalakan serta dipertahankan. Nilai juga bagian dari potensi dari seseorang yang berada dalam dunia rohaniah, tidak dapat dilihat, diraba, dan sebagainya. Namun nilai sangat berpengaruh dalam setiap perbuatan dan penampilan seseorang. Dalam kamus besar Besar Indonesia, nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang berguna dan penting bagi kemanusian. Misalnya dalam konteks keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah lalku keagamaan warga masyarakat bersangkutan.18 Nilai-nilai Islam dalam penerapan di organisasi biasanya terdapat dalam nilai moral. Misalnya nilai moral tersebut dalam nilai kejujuran, kedisiplinan, memberi layanan yang baik, ketulusan, selalu memberikan terbaik, memiliki sangka yang baik, selalu melakukan perbaikan. Nilai-nilai tersebut biasanya akan diterapkan di dalam suatu organisasi. Bila suatu 17 Jalaludin Rahmat dan Ahmad Zein, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan Islam, Surabaya: Putra Al Maarif, 1994 18 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 615 32 organisasi menerapkan dan mendalami nilai-nilai tersebut maka organisasi akan berjalan secara lancar dan tidak ada konflik yang berseteru. 2. Nilai-nilai Kementerian Keuangan Nilai-nilai Kementerian Keuangan menjadi tolak ukur pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Nilai-nilai kementrian keuangan juga menjadi tolak ukur pegawai keuangan dalam hal sikap, etika, dll. Penerapan nilai-nilai keutamaan Kementerian Keuangan ini menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan memberikan warna spesifik bagi PNS di lingkungan Kementerian Keuangan tidak sama dengan PNS lainnya terutama dalam disosialisasikannya hal karakter Nilai-nilai dan budaya Kementerian kerja.19 Dengan Keuangan berarti Kementerian Keuangan akan membangun komunitas Kementerian Keuangan dengan profil yang berbeda dengan saat lalu. Nilai -Nilai ini akan menjadi pondasinya oleh karenanya harus dibuat yang kuat, mengakar, sehingga mampu menopang bangunan diatasnya, mampu menahan kalau ada goncangan sehingga bangunan tersebut tidak roboh.20 Sebagian nilai-nilai Kementerian Keuangan diambil dari nilai-nilai Keislaman. Contoh dalam nilai kejujuran yang terdapat dalam nilai Integritas yang ada didalam nilai-nilai Kementerian Keuangan. Seseorang 19 Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementerian keuangan, diakses pada tanggal 2 Januari 2014 jam 10.30 dari http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/layanan-diklat/seputardiklat/1340-memahami-pentingnya-nilai-nilai-kementerian-keuangan20 Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementrian keuangan, diakses pada tanggal 2 Januari 2014 jam 10.40 darihttp://www.bppk.depkeu.go.id/webpegawai/attachments/578_KUPASAN%20ATAS%20NIL AI.pdf 33 Muslim juga harus bekerja secara profesional sehingga tidak terjadinya perbuatan yang tercela itu juga terdapat dalam nilai profesional yang ada di nilai-nilai Kementerian Keuangan. Dalam melayani masyarakat BPPK juga harus melayani dengan baik, ramah, dan tepat waktu, dalam melayani dengan juga terdapat dalam nilai pelayanan yang ada di nilai-nilai Kementerian Keuangan. Memang sebagian nilai-nilai Kementerian Keuangan diambil dari nilai-nilai Keislaman. Nilai-nilai tersebut akan menjadi tugas penting bagi bidang kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dalam menerapkan kepada pegawai. Jika nilai-nilai tersebut tertanam baik dalam diri PNS di Kementerian Keuangan maka kinerja dari PNS tersebut jauh dari kata buruk. Dalam kelima nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut terdapat sepuluh perilaku utama yang dapat mewujudkan nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut. Sepuluh Perilaku utama itu adalah21: 1. Bersikap tulus, jujur, dan dapat dipercaya. 2. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela. 3. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas. 4. Bekerja dengan hati 5. Memiliki sangka baik, saling percaya, dan menghormati 6. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik. 21 Memahami Pentingnya Nilai-nilai Kementerian keuangan, diakses pada tanggal 6 Mei 2014 jam 16:33 dari http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/layanan-diklat/seputardiklat/1340-memahami-pentingnya-nilai-nilai-kementerian-keuangan- 34 7. Melayani dengan berorientasi kepada kepuasan pemangku kepentingan. 8. Bersikap proaktif dan cepat tanggap. 9. Melakukan perbaikan terus-menerus. 10. Mengembangkan inovasi dan kreativitas. Sepuluh perilaku utama dari Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut yang akan membuat pegawai di Kementerian Keuangan memiliki Nilai-nilai Kementerian Keuangan. D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman Pendalaman nilai-nilai Keislaman adalan proses,cara dan perbuatan yang bertujuan untuk mendalamkan nilai-nilai Keislaman. Proses, cara, dan perbuatan mendalamkan nilai-nilai Keislaman bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan rohani, program-program rohani yang mendukung dalam mendalamkan nilai-nilai Keislaman. Dalam sebuah organisasi pendalaman nilai-nilai Keislaman sangat perlu untuk menanamkan moral dan akhlak yang baik kepada anggota organisasi guna untu menghindari perbuatan yang tercela seperti korupsi. Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan di organisasi biasanya berupa nilai moral dan ahlak seperti kejujuran, kedisiplinan, amanah. Tujuan mendalamkan nilai-nilai Keislaman di organisasi adalah seperti yang dikatakan di atas untuk membuat anggotanya yang mempunyai moral dan akhlak yang baik sehingga terhindar dari perbuatan tercela dan dapat mewujudkan tujuan organisasi. BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN (BPPK) A. Sejarah Terbentuknya Badan Pendidikan dan Keuangan (BPPK) Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) terbentuk bermulai dari Kementerian Keuangan yang kekurangan tenaga ahli dan terampil di bidang keuangan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah pada saat itu menyelenggarakan program pendidikan baik di dalam Negeri maupun di luar Negeri. Pada waktu masa lampau tenaga ahli keuangan jumlahnya sangat sedikit. Sementara itu, sejak tahun 1950 tenaga-tenaga ahli Belanda sudah mulai pulang ke negeri mereka, sehingga Kementerian Keuangan banyak mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsinya.1 Pada saat itu pemerintah menyadari bahwa perlu adanya tenaga ahli dan terampil dibidang keuangan, sehingga tahun 1956 dan tahun 1960 Kementerian Keuangan mengirimkan pegawai-pegawainya untuk mengikuti pendididikan tinggi di luar Negeri. Pendidikan tinggi yang diikuti oleh pegawai Kementerian Keuangan adalah Ajun Akuntan Negara dan Ajun Akuntan Pajak dan pabean tahun 1956 Akademi Thesauri Negara pada tahun 1960. 1 Sejarah Pendidikan Keuangan di Kementerian Keuangan, diakses pada tanggal 13 Mei 2014 jam 12.41 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profilinstansi/sejarah-bppk-perkamen-tua 35 36 Dari pengamatan yang timbul dan hilangnya suatu pendidikan yang sejak waktu lampau maka sejarah pendidikan keuangan pada Kementerian Keuangan dapat digolongkan menjadi:2 1. Pendidikan Jangka Panjang Dan Pendek Pada Masa Sebelum BPLK a. Pendidikan Jangka Panjang 1) Akademi Pajak dan Pabean (AP2) Akademi ini didirikan pada 25 November tanggal 1957, didirikannya akademi ini dengan maksud untuk mendidik caloncalon “inspector”. Namun akademi ini dibubarkan pada tanggal 5 Oktober 1959. 2) Kursus Thesauri Negara Sekolah ini didirikan pada tanggal 7 didirikan untuk menyediakan tenaga ahli November 1958, di bidang Keuangan Negara dalam rangka pelimpahan tugas administrasi Negara. 3) Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara (STIKN) Setelah Akademi Pajak dan Pabean dibubarkan untuk memenuhi tenaga-tenaga ahli dibidang keuangan sehingga Kementerian Keuangan dengan ini lembaga keuangan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara (STIKN) pada tanggal 31 Desember. Sekolah ini mempunyai empat jurusan yaitu jurusan Pajak Umum, Bea dan Cukai, Kebendaharaan Umum, dan Akuntansi dengan pendidikan selama lima tahun yang meliputi tiga 2 Sejarah Pendidikan Keuangan di Kementerian Keuangan, diakses pada tanggal 13 Mei 2014 jam 12.55 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profilinstansi/sejarah-bppk-perkamen-tua 37 tingkat pendidikan yaitu pendidikan persiapan, pendidikan umu, dan pendidikan umum. Mahasiswa yang berhasil lulus diakhir pendidikan di sekolah ini akan mendapatkan ijazah dan mendapatkan gelar sarjana. Mahasiswa STIKN dapat digolongkon menjadi: 1. Mahasiswa yang diterima dari umum yang kemudian berstatus ikatan dinas; 2. Mahasiswa yang berstatus pegawai negeri, yaitu mereka yang semula sudah bekerja pada suatu jawatan dalam lingkungan Departemen Keuangan 3. Berdasarkan S.K. Menteri Keuangan Nomor : 175403/UP/X, dapat juga diterima sebagai mahasiswa STIKN adalah para pegawai di lingkungan Departemen Keuangan yang telah memperoleh pendidikan istimewa selama 2 ½ tahun atau 3 tahun sesudah SMA Setelah lulus dari STIKN mahasiswa ini akan menjadi : 1. Penilik Pajak atau Penilik Pabean atau lain pejabat yang berpangkat sederajat atau lebih tinggi; 2. Penata Pajak atau Pemeriksa Pabean Kepala atau lain pejabat yang berpangkat sederajat atau lebih tinggi; 3. Ajun Akuntan yang lulus dari kursus Jabatan Ajun Akuntan; 4. Penata Keuangan yang lulus dari kursus Thesauri Negara. 38 4) Akademi Thesauri Negara (ATN) Kementerian Keuangan dalam hal ini lembaga keuangan Negara menyadari bahwa Perguruan Tinggi lain belom menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang cakap dalam bidang keuangan, sehingga Kementerian Keuangan pada tanggal 7 April 1960 merubah Kursus Thesauri Negara menjadi Akademi Thesauri Negara (ATN). Lama pendidikan Akademi Thesauri Negara adalah tiga tahun yang terbagi atas tiga tingkatan pendidikan yaitu tingkat persiapan selama satu tahun, tingkat II selama satu tahun, dan sarjana muda selama satu tahun. Pegawai yang dapat masuk akademi ini adalah pegawai yang mempunyai jabatan sebagai penata keuangan dalam golongan E2/II/P.G.P.N. 1955 dan yang memenuhi persyaratan yang dipilih oleh Thesauri Jendral. 5) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan (ADPK) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan (ADPK) didirikan pada tanggal 30 September 1963, akademi ini adalah perluasan dari kursus tinggi pengawas keuangan. Disamping kursus tersebut adapula kursus pemeriksa keuangan yang pada akhir berganti nama menjadi Sekolah Dinas Pemeriksa Keuangan (SDPK) yang lama pendidikannya dua tahun. Seperti pendidikan lainnya, lama pendidikan di akademi ini selama tiga tahun dan mempunyai dua jurusan yaitu jurusan 39 umum dan jurusan perusahaan yang ditentukan setelah mahasiswa tersebut melampui tingkat II. Pada akhir pendidikan para lulusan dari akademi ini wajib untuk mengikuti ujian negara untuk mendapatkan gelar Bakaloriat. 6) Pendidikan Tenaga Akuntan Pendidikan Tenaga Akuntan ini dibagi menjadi : a) Kursus Jabatan Ajun Akuntan Kursus ini didirikan pada tanggal 31 Juli 1952 yang mempunyai dua jurusan yaitu Ajun Akuntan Pajak (AAP) yang dikelola oleh Jawatan Akuntan Pajak dan diselenggarakan di Jakarta. Jurusan kedua Ajun Akuntan Negara yang dikelola oleh Jawatan Akuntan Negara dan diselenggarakan di Bandung. b) Kursus Jabatan Pembantu Akuntan Pada tahun 1959 di Bandung diadakan Kursus Jabatan Pembantu Akuntan. Kursus ini dilaksanakan untuk memenuhi tenaga pembantu akuntan. Kursus ini dilaksanakan selama 12 bulan dengan penekan materi pelajaran pada Tata Buku dan Hitung Dagang. Lulusan kursus mendapat ijazah Bond A dan B. Kursus ini diselenggarakan dan dikelola oleh Jawatan Akuntan Negara. 40 c) Akademi Jabatan Ajun Akuntan (ADAA) Akademi ini dibentk pada tanggal 24 Agustus 1960 yang diselenggarakan oleh Jawatan Akuntan Negara di Bandung. Lulusan akademi ini akan diangkat sebagai ajun akuntan dan digaji menurut golongan E ruang PGPN 1961. d) Akademi Ajun Akuntan Negara (A3N) dan Akademi Ajun Akuntan Pajak (A3P) Pada tanggal 17 Mei 1965 Akademi Jabatan Ajun Akuntan dirubah menjadi Akademi Ajun Akun Negara yang diselenggarakan oleh Direktorat Akuntan Negara di Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Ujung Pandang, Ambon. Sedangkan Akademi Ajun Akuntan Pajak diselenggarakan di Palembang, Jakarta dan Bandung oleh Direktorat Pajak. 7) Akademi Perbendaharaan Negara (APBN) Sebelum akademi ini berdiri sudah ada pendidikan untuk pegawai yang menangani perbendaharaan Negara. Misalnya kursus-kursus perbendaharaan Negara pada tahun 1950. Pada tahun 1952 untuk memenuhi pegawai yang terampil dan cakap dalam bidang perbendahaaran Negara maka Kementerian Keuangan mendirikan pendidikan pendidikan teknis di bidang Pengelolaan Keuangan Negara (P3KN) untuk para tenaga menengah (SMP). Sedangkan untuk menjadi Kepala Kantor minimal harus 41 mempunyai pendidikan SLTA yang disamakan golongan II/a. pendidikan ini diselenggarakan di Palembang, Medan, Surabaya, Ujung Pandang dan Banjarmasin. Pada tahun 1964 berdiri pendidikan Kursus Jabatan Penata Perbendaharaan (KDPP). Karena lulus KDPP itu sulit diterima oleh STIKN dan ATN sehingga KDPP merubah nama menjadi Akademi Perbendaharaan Negara berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Anggaran Negara R.I. tanggal 1 November 1965. 8) Institut Ilmu Keuangan (IIK) Institut Ilmu Keuangan (IIK) didirikan pada tanggal 6 Mei 1967. Tujuan didirikannya IIK adalah untuk mendidik pegawai negeri menjadi seorang yang ahli di bidang Anggaran, Perpajakan, Bea dan Cukai serta Akuntansi dan untuk Menciptakan tipe sarjana spesialis dengan latar belakang pengetahuan yang luas. IIK mempunyai 4 jurusan Kebendaharaan Umum, Pajak Umum, Bea & Cukai dan Akuntansi, dan merupakan pengintegrasian beberapa perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Keuangan dan Bepeka. Pengintegrasian perguruan tinggi itu antara lain: a) Akademi Thesauri Negara diintegrasikan ke institut Ilmu Keuangan Jurusan Kebendaharaan Umum; b) Akademi Perbendaharaan Negara diintegrasikan ke IIK Jurusan Kebendaharaan Umum; 42 c) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan untuk Jurusan Umum diintegrasikan ke IIK Jurusan Kebendaharaan Umum; d) Akademi Dinas Pemeriksa Keuangan jurusan perusahaan diintegrasikan ke IIK Jurusan Akuntansi; e) Akademi Ajun Akuntan Pajak diintegrasikan ke IIK Jurusan Pajak Umum; f) Akademi Ajun Akuntan Negara diintegrasikan ke IIK Jurusan Akuntansi; g) Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara diintegrasikan ke IIK sesuai dengan jurusannya masing-masing. Pendidikan IIK berlangsung selama 5 tahun yang dibagi menjadi 2 tingkat yaitu tingkat Balakoriat dan Sarjana. Pada masa pendidikan antara tingkat Balakoriat dan sarjana terdapat masa praktek selama 2 tahun. Hanya mahasiwa yang memiliki nilai ratarata 7 di tingkat Balakoriat yang dapat meneruskan tingkat IV tanpa melampaui praktek. Mahasiswa IIK adalah lulusan SLA atau sederajat yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. IIK telah mendapat tanggapan positif dari Universitas Indonesia dan Falkutas Ekonomi Universitas Indonesia dengan menyatakan bahwa : a) Keuangan Negara merupakan ilmu tersendiri. 43 b) Kenyataan adanya gap ilmiah yang dialami sarjana lain (bukan sarjana keuangan) dalam menghadapi tugas administrator keuangan. c) IIK bertingkat dan berstruktur Universitas. d) Peraturan Pelaksanaan dan Syarat Penerimaan ditetapkan S.K. Menteri Keuangan yang setiap tahun disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. b. Pendidikan Jangka Pendek 1) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Jenderal Anggaran Pendidikan dan Latihan ini berlangsung selama dua tahun yang diikuti pegawai Ditjen Anggaran. Selain pegawai dari Ditjen Anggaran, pegawai dari Kementerian Keuangan dan pegawai di luar Kementerian Keuangan dapat mengikuti pendidikan dan latihan ini. Peserta dari diklat ini adalah pegawai yang berijazah SMP dan setelah lulus akan diangkat menjadi golongan II/a. Penyelenggaraan diklat ini berganti-ganti, yaitu dari tahun 19521958 oleh Thesauri Negara dan tahun 1958-1966 oleh Direktorat Perbendaharaan Negara dan Tata Laksana Negara. 2) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Jendral Pajak Sejak tahun 1969 Ditjen Pajak mempunyai suatu lembaga diklat sendiri. Lembaga tersebut dibentuk 2 Desember 1969 yang dengan nama lembaga Perguruan Karyawan Tinggi (Penkati). Tugas dari lembaga ini adalah memberikan pendidikan dan latihan 44 bagi pegawai-pegawai yang menduduki atau yang akan dipersiapkan untuk tugas-tugas staf dan pimpinan. 3) Pendidikan dan Latihan di Direktorat IuranPembangunan Daerah (Ipeda) a) Pendidikan Penilik Ipeda Pada tanggal 14 Maret 1956 telah diselenggarakan Kursus Penilik Tanah Milik. Tanggal 27 Juni 1967 kursus ini berganti nama dengan Kursus Penilik Ipeda. b) Kursus Pengaturan Ukur Ipeda Tanggal 13 Juni 1968 diselenggarakan Kursus Pengaturan Ipeda. Pendidikan pada Direktorat Ipeda ini diurus oleh suatu seksi pada Sekretaris/Direktorat Ipeda. 4) Pendidikan dan Latihan di Direktorat Bea dan Cukai Direktorat Bea dan Cukai memiliki unit-unit diklat yang berada di sekretaris Ditjen Bea dan Cukai yang setingkat dengan bagian. Tugas dan fungsi unit diklat adalah untuk menangani penyelaranggara diklat oleh pegawai yang berada di Dijten Bea dan Cukai. Pada tanggal 5 Juli 1969 bagian diklat yang berada di sekretaris Ditjen Bea dan Cukai berubah tingkat menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan yang setingkat dengan dinas pada suatu Direktorat yang disingkat dengan Puspla Ditjen Bea dan Cukai. Tugas dan fungsi Puspla ini sama seperti terdahulunya yaitu 45 menyelenggarakan diklat kepada pegawai yang berada di Ditjen Bea dan cukai. 5) Pendidikan dan Latihan di Bidang Pengawasan Keuangan Pendidikan dan latihan ini penguasaannya di bawah Ditjen Pengawasan Keuangan Negara yang dilaksanakan oleh Sekretariat Ditjen Pengawasan Keuangan Negara. Jenis Pendidikan yang dilaksanakakan adalah : a) Penataran Tenaga Pembantu Akuntan. b) Penataran Lanjutan Tenaga Pengawas (Inspektur). c) Latihan Persiapan Kerja. d) Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah. 2. Lahirnya Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK) Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK) didirikan pada tahun 1975 dengan Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1974 tentang pokok-pokok organisasi departemen yang diikuti dengan Keputusan Presiden Nomor 405/MK/6/4/1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, pertama kali terbentuk BPLK ini meliputi: a. Sekretariat Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan b. Pusdiklat Kebendaharaan Umum c. Pusdiklat Perpajakan d. Pusdiklat Bea dan Cukai e. Pusdiklat Pengawasan 46 Dengan adanya BPLK ini maka secara praktis pelaksanaan pendidikan dan latihan yang tadinya ditangani oleh masing-masing Direktorat Jendral, sekarang berada ditangan BPLK ini. BPLK yang merancang dan melaksanakan semua pendidikan dan latihan Ditjen yang berada di Kementerian Keuangan. Pendidikan dan latihan yang dilaksanakan BPLK antara lain: a. Diklat Persiapan Kerja b. Diklat Penyesuaian c. Diklat Penjejangan d. Diklat Keahlian e. Diklat Khusus f. Diklat Penataran & Penyegaran g. Diklat di Luar Badan h. Diklat Penyuluhan i. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 3. Perkembangan Organisasi Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPPK) Organisasi BPLK ini berkembang demi mengikuti perubahan lingkungan dan tuntutan yang dihadapi. Susunan organisasi BPLK berdasarkan Kepmenkeu Nomor 998/MK/5/7/1976 adalah sebagai berikut: a. Sekretariat Badan b. Pusdiklat Kebendahaaan Umum c. Pusdiklat Perpajakan dan Ipeda 47 d. Pusdiklat Bea dan Cukai e. Pusdiklat Pengawasan f. STAN Pekembangan BPLK terus belanjut karena dengan semakin banyaknya tugas BPLK yang menyelenggarakan pendidikan dan latihan kepada pegawai di Kementerian Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 97/KMK.01/1981 tentang susunan BPLK dimana berubah Pusdiklat Kebendaharaan Umum diganti namanya menjadi Pusdiklat Anggaran, dan muncul Pusdiklat baru yaitu Pusdiklat Keuangan Umum. Tugas dari Pusdiklat Keuangan Umum ini yaitu untuk menyelenggarakan pendidikan dan latihan kepada pegawai-pegawai di Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Ditjen Moneter Dalam Negeri, BPUN, Perjan Pegadaian dari BPLK sendiri. Sehingga susunan organisasi BPLK berubah menjadi: a. Sekretariat Badan b. Pusdiklat Anggaran c. Pusdiklat Perpajakan dan Ipeda d. Pusdiklat Bea dan Cukai e. Pusdiklat Pengawasan f. Pusat Latihan & Pendidikan Akuntan g. Pusdiklat Keuangan Umum Perubahan susunan organisasi tersebut disebabkan oleh: a) Pusdiklat Kebendaharaan Umum berubah menjadi Pusdiklat Anggaran 48 b) Pusdiklat Keuangan Umum terbentuk c) STAN tetap berada dalam struktur organisasi BPLK yaitu Pusat Latihan dan Pendidikan Akuntan BPLK terus mengembangkan organisasinya dengan membuat program diploma. Program diploma ini dibentuk dengan tujan untuk menambah tenaga-tenaga ahli yang cakap di bidang bidang Anggaran, Perpajakan, Ipeda, Bea dan Cukai, Pegadaian dan Akuntansi dari lingkungan Kementerian Keuangan. Terdapat 12 program diploma yang diselenggarakan oleh BPLK dan 12 program diploma yaitu: a. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Anggaran b. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Anggaran c. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Pajak d. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Pajak e. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Ipeda f. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Ipeda g. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Bea dan Cukai h. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Bea dan Cukai i. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Pegadaian j. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Analis Efek k. Program Diploma II Keuangan Spesialisasi Akuntansi l. Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi Program pendidikan diploma dari nomor 1 sampai 9 dilaksanakan dan berpusat di kota Malang, Jawa Timur. Dengan terbentuknya program ini 49 maka BPLK mengalami perubahan kembali. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 1984 perubahan itu antara lain terpisahnya Pusdiklat Pengawasan yang bergabung dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan timbulnya Pusdiklat pegawai yang menangani Pimpinan Administrasi (SEPA) dan Penataran Keterampilan Manajemen (PKM) bertempat di Magelang – Jawa Tengah. Dari perubahan tersebut maka organisasi BPLK terdiri dari: a. Sekretariat Badan b. Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai c. Pusat Pendidikan dan Latihan Anggaran d. Pusat Pendidikan dan Latihan Perpajakan dan IPEDA e. Pusat Pendidikan dan Latihan Bea dan Cukai f. Pusat Pendidikan dan Latihan Keuangan Umum Setelah mengalami beberapa perubahan dalam BPLK, sehingga pada tahun 2001 dengan ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001, nama BPLK berubah menjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dengan susunan sebagai berikut: a. Sekretariat Badan b. Pusdiklat Pegawai c. Pusdiklat Anggaran d. Pusdiklat Perpajakan e. Pusdiklat Bea dan Cukai f. Pusdiklat Keuangan Umum 50 Setelah berganti nama dari BPLK menjadi BPPK, organisasi ini terus melakukan perubahan. Perubahan tersebut dengan maksud untuk memperoleh pegawai-pegawai yang ahli dalam bidangnya dan untuk membuat organisasi ini menjadi semakin baik kedepannya. B. Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) 1. Visi Visi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) adalah menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang terbaik dan menghasilkan sumber daya manusia yang ahli dan terampil dan kekayaan negara amanah, profesional, berintegritas tinggi, dan bertanggung jawab. 2. Misi Misi dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan adalah sebagai berikut:3 a) Melaksanakan dan menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia kekayaan Negara dan pengelolaan keuangan dengan pendidikan dan pelatihan b) Meningkat kegiatan penilitian di bidang pengembangan sumber daya alam serta bidang keuangan dan kekayaan Negara. c) Melanjutkan reformasi birokrasi BPPK d) Mewujudkan tata kelola yang baik di BPPK 3 Visi dan Misi, diakses pada tanggal 23 Mei 2014 jam 10.22 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/visi-dan-misi--kamipersisten 51 C. Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) 1. Tugas Sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan di Kementerian Keuangan sudah jelas bahwa tugas dari BPPK adalah menyeleranggarakan, melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai di lingkungkan Kementerian Keuangan. Namun, sekarang tugas dari BPPK bukan hanya melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan tapi BPPK juga mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai di Kementerian atau Badan masyarakat lainnya. Itu dilaksanakan karenayang memanfaatkan ilmu kekayaan Negara tidak hanya pegawai Kementerian Keuangan saja tetapi pegawai Kementerian Lainnya, Pemda, misalnya kebijakan pajak, pengadaan barang dan jasa.4 2. Fungsi Adapun fungsi BPPK antara lain:5 a) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara b) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara c) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara 4 Diambil dari wawancara dengan Bapak Wawan iswandi Kepala Subbagian Komunikasi Publik Bagian TeknologiInformasi dan Komunikasi pada tanggal Rabu 4 Mei 2014 5 Tugas dan Fungsi, diakses pada tanggal 23 Mei 2014 jam 10.45 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/tentang-bppk--profil-instansi/tusi-bppk--tugas-danfungsi 52 d) Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. D. Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Suatu organisasi pasti mempunyai sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi dibentuk agar para pegawai mempunyai pekerjaan yang tetap dan sistematis. BPPK itu sendiri adalah unit ekselon I dibawah dari Kementerian Keuangan. Organisasi BPPK mempunyai delapan unit ekselon II, yaitu Sekretariat Badan, Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) , Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan (AP), Pusdiklat Pajak, Pusdiklat Bea dan Cukai (BC), Pusdiklat Keuangan Umum (KU), dan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan (KNPK), serta Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). BPPK juga mempunyai unit ekselon III yaitu Balai Diklat Keuangan yang mempunyai sebelas tempat di daerah Indonesia, yaitu Medan, Pekanbaru, Palembang, Cimahi, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado. Gambaran struktur organisasi dari BPPK bisa dilihat dalam lampiran. E. Sekretariat Badan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 1. Gambaran Umum Sekretariat Badan Sekretariat Badan adalah unit ekselon II yang berada di organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Sekretariat Badan ini sebagai unit pembantu, pendukung, penyelenggara pendidikan dan pelatihan di Pusdiklat, STAN, dan Balai diklat. Dukungan itu berupa pengaturan kebijakan, melakukan pengaturan diklat, melakukan 53 pembinaan terhadap pusdiklat dan balai.6 Kebijakan itu terkait dengan kebijakan organisasi, kebijakan mengenai pengelolaan keuangan di BPPK bagian keuangan, kebijakan mengenai kebijakan informasi dan teknologi di bagian TIK, kebijakan pengadaan barang dan jasa.7 Sekretariat Badan di BPPK membawahi lima ekselon III, yaitu Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana (OTL), Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Kepegawaian. Sekretariat Badan itu adalah unit yang memvalidasi semua program diklat yang dilakukan Pusdiklat di Kementerian Keuangan. Validasi itu dilakukan agar semua program diklat tersebut dapat sesuai dengan standar yang ada dan sarana prasana dalam diklat dapat dipenuhi. Semua program diklat itu nanti akan dibuatkan laporannya oleh Sekretariat Badan secara berkala. 2. Tugas Sekretariat Badan Selain memvalidasi semua program diklat yang diaksanakan oleh Pusdiklat di Kementerian Keuangantugas sekretariat badan juga mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis (renstra), rencana kerja (renja), rencana kerja tahunan (RKT), indikator kinerja utama (IKU), LAKIP, dan rencana kerja anggaran kementerian/lembaga(RKA K/L) BPPK.8 Sekretariat juga membina administrasi dan pengembangan kompetensi SDM, melakukan pembinaan kepada pelaksana urusan 6 Diambil dari wawancara dengan Bapak Wawan Iswandi sebagai Kepala Subbagian Teknologi Informasi dan Komunikasi di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014 7 Ibid 8 Sekretariat Badan , diakses pada tanggal 26 Mei 2014 jam 12.14 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/2011-05-01-13-07-15/sekretariat-badan 54 keuangan, koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan, pengelolaan, dan penyajian data dan informasi pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan, pelaksanaan urusan hubungan masyarakat, pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, dan pengelolaan aset BPPK secara optimal.9 3. Kegiatan Sekretariat Badan Kegiatan yang dilakukan Sekretariat Badan di lingkungan BPPK bermacam-macam. Tidak hanya mengurusi kegiatan diklat tetapi kegiatan umum di Sekretariat Badan juga juga dilakukan. Kegiatan rohani dan umum pun dilaksanaka oleh Sekretariat Badan di BPPK. Kegiatan rohani yang biasa dilakukan adalah setelah Sholat Zhuhur dan Ashar dilakukannya pembacaan dan pembahasaan Hadist. Dalam kegiatan tersebut pegawai yang mengerti hadist atau mendatangkan ustad akan membaca dan membahas Hadist dan akan diimplikasi kan didunia kerja dan dunia nyata. Kegiatan itu berlangsung setiap hari dan seperti dikatakan di atas diadakan setelah Sholat Zhuhur dan Ashar. Kegiatan rohani lain yang dilakukan oleh Sekretariat Badan adalah biasanya dinamakan SIDIG atau Siar Islam Digital. SIDIG ini biasanya dilaksanakan hanya di bulan Ramadhan saja. Seperti singkatanya Siar Islam Digital, SIDIG disiar lewat internet yang diunggah diweb BPPK itu sendiri. Dalam SIDIG ada Ada pembacaan murotal, pemutaran film- 9 Sekretariat Badan , diakses pada tanggal 26 Mei 2014 jam 12.14 dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/index.php/id/2011-05-01-13-07-15/sekretariat-badan 55 filmislam, ceramah, kultum pokoknya selama empat jam setiap hari selama bulan Ramadhan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Sekretariat Badan ini dengan maksud untuk menerapkan nilai-nilai Keislaman. Kegiatan-kegiatan tersebut guna untuk menyadarkan kembali kepada pegawai bahwa pentingnya agama itu di kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut juga membantu pegawai dalam mengartikan arti hidup dalam kehidupan seharihari. BAB IV BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN (BPPK) DALAM PENDALAMAN NILAINILAI KEISLAMAN A. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Vertikal 1. Konsep Pendalaman Nilai Salam Melalui Program Budaya Senyum, Salam, Sapa Komunikasi vertikal atau bisa dikatakan komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas. Komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang dilakukan atasan kepada bawahan dengan memberikan suatu pesan yang berupa intruksi, anjuran, perintah. Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang dilakukan bawahan kepada atasan. Komunikasi itu berupa laporan pekerjaan atau sekedar sharing. Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman yang dilakukan oleh BPPK kepada pegawai melalui komunikasi vertikal itu dengan membuat suatu program budaya. Seperti pernyataan kepala bagian TIK yang menyatakan bahwa: “Dalam mengimplementasikan kita mempunyai program budaya yaitu 3S atau bisa dikatakan (Senyum, Salam, Sapa), kita juga diwajibkan memberikan informasi minimal satu orang setiap hari, kemudian dalam rapat kita diharuskan datang lima menit sebelum acara”1 Jadi dalam komunikasi vertikal pimpinan atau kepala bagian ingin para pegawai mempunyai sikap yang baik, mempunyai wawasan yang luas dan disiplin. “Terus senyum, salam, sapa itu 1 Wawancara mendalam dengan Bapak Wawan Iswandi sebagai Kepala Subbagian Teknologi Informasi dan Komunikasi di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014 56 57 kan sudah dilaksanakan, sebenarnya Rasulullah SAW mengatakan senyum dihadapan saudaramu adalah sedekah, seperti itu”2 Tiga salam setiap hari yaitu senyum, salam, dan sapa dalam program budaya yang mengajarkan keramahan kepada pegawai. Telah diajarkan oleh Agama Islam bahwa sesama manusia harus saling ramah atau rendah hati. Senyum, salam, sapa juga dapat mempererat tali silahturahmi sesama pegawai sehingga tidak terjadinya perselisihan antar pegawai. Dalam tiga salam setiap hari tidak hanya komunikasi vertikal yang terdapat di dalamnya, namun juga terdapat komunikasi verbal, non verbal, dan lisan. Dalam komunikasi verbal terdapat dalam salam dan sapa dan juga terdapat komunikasi lisan dalam dan salam itu karena mengucapkan salam dan sapa secara lisan. Komunikasi non verbal terlihat pada senyum pegawai terhadap pegawai lain. Dalam senyum, salam, sapa mengajarkan bahwa pegawai harus saling menghormati dengan sesama pegawai lain. Dan Rasulullah juga mengajarkan kita untuk tersenyum kepada siapa pun. Karena Rasulullah juga mengatakan senyum di depan saudaramu adalah sedekah. Sehingga senyum diwajibkan pegawai dengan pegawai lain. 2. Konsep Pendalaman Nilai Kedisiplinan Melalui Program Budaya Two Minute Before Seperti yang dinyatakan di atas bahwa para pegawai BPPK selalu diajarkan untuk disiplin dan tidak membuang waktu. Menurut pegawai saudara Hepy Dwi Prasetyo yang menyatakan 2 Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014 58 ”Two Minute Before kita harus datang sebelum acara dimulai, secara tidak langsung kita diajarkan untuk disiplin”3 Two Minute Before adalah program budaya BPPK yang mewajibkan pegawai harus hadir dalam acara dua menit sebelum acara dimulai. Secara tidak langsung program budaya tersebut mengajarkan kepada pegawai untuk disiplin dalam penggunaan waktu. Nilai kedisplinan yang akan dalamkan kepada pegawai dari BPPK. BPPK dalam hal ini ingin para pegawai tidak menyianyiakan waktu yang ada dan memanfaatkannya dengan benar. “Kemudian one day one information itu kita dituntut untuk mengembangkan skill kita atau mengembangkan kemampuan kita”4 Satu informasi setiap hari itu pegawai diwajibkan untuk memberikan minimal satu informasi mengenai hal apa saja kepada pegawai. Dalam program ini Pegawai dapat melatih dan mengembangkan kemampuannya dalam berpikir, karena setiap hari pegawai harus mencari dan mempersiapkan informasi apa yang terbaru dan menarik untuk disampaikan kepada pegawai lain. Dalam satu informasi setiap hari tidak hanya terdapat komunikasi vertikal saja, namun komunikasi verbal, lisan dan dua arah terdapat. Dalam komunikasi verbal yang saya amati terdapat dalam pegawai memberikan informasi dan dalam memberikan informasi terdapat komunikasi karena menyampaikan informasinya secara lisan. Dalam komunikasi dua arah yang saya amati dapat terdapat bila pegawai 3 yang mendapatkan informasi itu Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014 4 Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014 59 menanya kebenaran informasi dan mereka saling berbincang mengenai informasi yang didapatkan. 3. Konsep Pendalaman Nilai Musyawarah Melalui Kegiatan Sharing Session Selain program budaya, komunikasi vertikal yang dilakukan oleh BPPK dalam pendalam nilai-nilai keislaman adalah dengan membuat kegiatan sharing session. “Ada semacam sharing session gitu. Dilaksanakan setiap pagi dan sore ,disetiap-setiap bagian berkumpul nanti mereka bercerita seperti sharing seperti itulah, kontennya juga bermacammacam bisa konten rohani dan bisa juga konten umum”5 Sharing session itu adalah salah satu implementasi program budaya BPPK yaitu satu informasi setiap hari. Sharing session ini bisa dikatakan kegiatan umum namun terdapat unsur-unsur agama dalam kegiatan ini. Kegiatan dilaksanakan setiap pagi dan sore di bagian masing-masing. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk mencari solusi dari masalah-masalah yang dihadapi pegawai di lingkungan kerja maupun dikehidupan sehari-hari dan untuk melatih kemampuan pegawai dalam berpikir karena seperti telah dijelaskan di atas bahwa sharing session ini sendiri implementasi dari program budaya yaitu satu informasi setiap hari. Satu informasi setiap hari dapat melatih pegawai untuk melatih, mengembangkan kemampuan dalam berpikir karena para pegawai diharuskan mempunyai informasi yang baru mengenai hal apa saja dan informasi itu akan disebarkan kepada pegawai lain. 5 Wawancara mendalam dengan Bapak Wawan Iswandi sebagai Kepala Subbagian Teknologi Informasi dan Komunikasi di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014 60 Dalam kegiatan sharing session ini tidak hanya memakai komunikasi ke atas dan ke bawah saja tetapi komunikasi verbal, non verbal dan lisan terdapat di dalamnya. Komunikasi non verbal yang ada di dalam kegiatan ini terdapat pada ekspresi wajah pegawai, misalnya tersenyum dan pada saat menganggukan kepala yang berati setuju. Komunikasi lisan yang ada dalam kegiatan ini terdapat pada saat anggota bercerita tentang permasalah yang mereka hadapi. Pelaksanaan dilakukan dengan bagian masing-masing dan pegawai akan bercerita tentang masalah yang dihadapi dikehidupan sehari-hari, setelah itu pegawai akan mendapatkan solusi dari pegawai lain untuk memecahkan permasalahan sehingga terjadi komunikasi dua arah. Contohnya bisa setiap sore atau pagi, dimana setiap pegawai secara bergiliran setiap harinya bergantian memberikan informasi mengenai pengatahuan apa saja, bisa terkait pekerjaan secara langsung maupun tidak. Dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal nilai-nilai yang di dalamkan seperti, salam, kedisplinan, musyawarah yang terdapat dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal. Tabel 4.1 Bentuk Komunukasi Pendalaman Nilai Latar/Setting Vertikal 1. Penyebaran 3S Keislaman Keikhlasan menyapa dalam Program Budaya 61 2. One Day One Information 3. Datang 5 Menit Selalu tansparan Program Budaya atasan dan bawahan Kedisiplinan Program Budaya Musyawarah Sharing Session Sebelum Acara 4. Pemecahan masalah dan mencari Solusi Proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal sudah baik, namun tetap saja ada kekurangan dalam proses pendalaman nilainilai-nilai Keislaman melalui komunikasi vertikal. Komunikasi vertikal merupakan komunikasi formal jadi di dalam komunikasi vertikal antara atasan dan bawahan ada berupa keluhan, penghargaan, kesetiaan. Keluhan dapat berupa keluhan dalam bekerja. Dalam organisasi keluhan dalam bekerja pasti ada. Keluhan yang terjadi dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman di BPPK ini paling utama adalah waktu yang kurang untuk mendalami nilai-nilai Keislaman. Seharusnya BPPK dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut memberi waktu yang luang kepada pegawai untuk dapat mendalami nilai-nilai Keislaman. Jika pegawai sudah mendalami nilai-nilai Keislaman tersebut maka pegawai akan jauh dari perbuatan-perbuatan yang tercela karena sudah dibekali akhlak yang baik oleh BPPK dilaksanakan. melalui program-program dan kegiatan-kegiatan yang 62 B. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Horizontal 1. Konsep Pendalaman Nilai Moral, Etika dan Kejujuran Melalui Pembacaan Hadist Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan yang dilakukan antar pegawai yang sesama tingkatan dalam sebuah organisasi. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi-informasi yang ditujukan kepada pegawai sesama tingkatan. Dalam hal pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi horizontal terdapat dalam kegiatan rohani yang diselenggarakan oleh BPPK. Kegiatan itu antara lain Tahsin Tilawah dan Pembacaan syarah Hadist. “Ada pembacaan syarah Hadist Riyadhus Sholihin dan Tahsin Tilawah atau pembenaran Tilawah AL-Quran atau bisa dikatakan pembagusan pembacaan Tilawah Al-Quran”6 Pembacaan hadist ini dilakukan setiap hari kerja yang dilaksanakan sehabis sholat Zhuhur. Seperti yang dikatakan di atas bahwa kegiatan ini berlangsung dalam Masjid Baitul Maal yang berada di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Kegiatan dilaksanakan karena BPPK ingin menyadarkan pegawai Muslim bahwa selain membaca Al Qur‟an sebagai manusia kita juga mempelajari Hadist. Tujuan utama dilaksanakan kegiatan ini hanya untuk dakwah, memberi pengetahuan kepada pegawai yang berada dilingkungan BPPK. Karena Hadist tersebut sudah ada keterangan dari para Ulama sehingga yang membacakan Hadist tersebut 6 Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014 63 pegawai BPPK juga. Hadist akan dibacakan oleh pegawai setelah itu akan diartikan. Hadist yang dibacakan adalah Hadist Riyadhus Solihin karangan dari Imam Nawawi. Hadist tersebut mengenai etika, sikap, dan tingkah laku. Tidak hanya komunikasi horizontal yang digunakan tetapi komunikasi verbal, lisan, dan satu arah yang terdapat pembacaan Syarah Hadist ini. Pembacaan Hadist ini sudah sama Bab III yang mengenai tentang sabaratau kesabaran. Dalam komunikasi verbal dan tulisan terdapat pada saat pembaca Syarah Hadist membacakan salah satu Hadist dan didengarkan oleh pegawai yang mengikutinya. Komunikasi satu arah terdapat pada saat pembaca hanya membacakan Hadist saja tanpa ada timbal balik dari pegawai lain. Kegiatan pembacaan Hadist menurut pegawai BPPK sangat berguna. Menurut pegawai kegiatan ini membuat mereka yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Mereka juga mengimplikasi Hadist tersebut ke dalam kegiatan sehari-hari. Para pegawai juga dapat meningkatkan akhlak mereka dalam mengikuti kegiatan ini. Para pegawai mengaku kegiatan pembacaan Hadist ini sangat perlu dilakukan dengan alasan para pegawai dapat mengetahui Hadist yang belum mereka ketahui. 2. Konsep Pendalaman Nilai Ketelitian Melalui Kegiatan Tahsin Tilawah “Kalau pembacaan syarah Cuma dibaca aja ya ada pengertian dan pembahasannya jadi semua pegawai bisa, kalau Tahsin Tilawah kita di ajarkan oleh Saudara Riki Effendi yakni salah seorang pegawai yang telah mendapatkan sertifikat dari Al-Hikmah sebagai pengajar Tahsin Tilawah”7 7 Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014 64 Kegiatan Tahsin Tilawah ini dilaksanakan dalam dua kelas yaitu, kelas pertama dilaksanakan setiap hari senin dan kamis setelah shalat Ashar dan kelas kedua dilaksanakan setelah shalat Jum‟at. Dalam pelaksanaannya Tahsin Tilawah di BPPK ini memakai buku PDQ ( Pedoman Dauroh AlQuran) karangan Abdul Rauh. LC dan juga memakai buku Al-Quran Juz 29. Tahsin Tilawah itu sendiri adalah memperbaiki bacaan Al-Quran, seseorang yang sudah mampu membaca Al-Quran dengan lancar dan benar disebut Mahir atau Mutqin.8 Bisa dikatakan Tahsin Tilawah ini adalah Ilmu Tajwid. Tujuan dilaksanakan kegiatan Tahsin Tilawah ini adalah untuk meberitahukan kepada pegawai cara membaca Al-Quran dengan lancar dan benar. Sehingga para pegawai dapat mengetahui cara membaca Al-Quran secara benar dan tidak melakukan kesalahan membaca. Dalam kegiatan Tahsin ini tidak hanya komunikasi horizontal, namun juga terdapat komunikasi verbal, lisan, dan komunikasi dua arah. Komunikasi verbal dan lisan terdapat pada saat kegiatan ini berlangsung dengan cara pengajar membacakan salah satu ayat yang terdapat dalam buku Al-Qur‟an Juz 29. Komunikasi dua arah dalam kegiatan ini terjadi pada saat pengajar memberitahukan cara membaca ayat tersebut dengan benar dan pegawai yang mengikuti kegiatan tersebut akan menanyakan dimana yang salah disitulah terjadi komunikasi dua arah antara pengajar Tahsin dengan pegawai yang mengikutu kegiatan tersebut. 8 Ahmad Muzzamil MF, Al-Hafidz, Panduan Tahsin Tilawah, (Jakarta: Alfin Press, 2006) hal. 2 65 Pengajar Tahsin Tilawah di BPPK ini adalah saudara Riki Efendi dari bagian kepegawaian. Saudara Riki Efendi ini adalah pegawai BPPK yang telah memiliki sertifikat dari LTIQ (Lembaga Tilawah Qur‟an) Al-Hikmah. Dalam mendapatkan sertifikat itu saudara Riki Effendi melakukan pelatihanpelatihan yang telah disiapkan oleh LTIQ Al-Hikmah. Saudara Riki Effendi tidak hanya diajarkan untuk cara mengajar Tahsin Qur‟an secara benar tetapi beliau diajarkan juga bagaimana mengelola kegiatan Tahsin tersebut. Seperti yang di nyatakan saudara Riki Effendi dalam wawancara adalah “Itu pada tahun 2012, itu nanti kita ada Dauroh satu bulan Daurohnya. Nanti kita di ajarkan cara-cara membaca Al-Qura’an dan kita harus tahu apa-apa saja yang kita ajarkan atau kurikulum yang kita ajarkan terlebih dahulu. Terus bagaimana cara mengelola Tahsin nanti diajarkan semua, jadi bukan hanya praktek Tahsinnya saja juga diajarkan mengelola kelompok Tahsin itu sendiri. Nanti diakhir Dauroh tersebut ada tesnya ada dua yang pertama tes teori”9 Jadi dalam mendapatkan sertifikat tersebut saudara Riki Effendi terlebih dahulu diajarkan teori tentang Tahsin. Kemudian baru diajarkan bagaiaman mencara mengelolanya, cara prakteknya. Dalam akhir pelatihan di LTIQ sebelum mendapatkan sertifikat saudara Riki Effendi akan di tes mengenai teori dan Tahsin itu sendiri. Tujuan BPPK dalam pendalaman melalui komunikasi horizontal untuk mengenalkan sikap atau etika menurut Islam mengenai bekerja. Dan membuat pegawai yang tadinya belum tahu menjadi tahu. Dan untuk 9 Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 30 Juni 2014 66 memberitahukan kepada pegawai bagaimana membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sehingga tidak salah pengucapan. Nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam pendalaman melalui komunikasi horizontal adalah mengenai sikap para pegawai, yaitu seperti kejujuran, ketulusan, Ketelitian, tidak melakukan perbuatan tercela, menjaga nama baik, kesabaran yang di dalamkan melalui proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman pembacaan Hadist Riyadhus Sholihin dan Tahsin Tilawah. Tabel 4.2 Horizontal Nilai Keislaman 1. Musyawarah Kejujuran, ketulusan Latar/Setting Pembacaan Hadist, Tahsin Tilawah 2. Pengertian yang Toleransi, kesabaran sama Pembacaan Hadist, Tahsin Tilawah 3. Berbagi Informasi Ketulusan Pembacaan Hadist 4. Pemecahan Ketulusan Pembacaan Hadist Masalah Dalam proses pendalaman melalui komunikasi horizontal yaitu pembacaan syarah Hadist dan Tahsin Tilawah menurut penulis sudah baik, namun terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaannya. Dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui pembacaan syarah Hadist kekurangannya terdapat pada sedikitnya pegawai yang menjadi pembaca 67 syarah Hadist tersebut. jadi yang membacakan hanya pegawai yang mengerti tentang Hadist tersebut sehingga tidak pergantian antara pembaca Hadist tersebut. Harus adanya pelatihan membaca arab gundul dan memahami pengertian atau makna dari Hadist tersebut. Pelatihan membaca arab gundul bisa juga menggunakan buku Al-Qur‟anul Qarim yang diterbitkan oleh Sygma atau bisa juga dengan buku Tafsir Ibnu Kasi AT Thabari yang berjudul The Wisdom yang diterbutkan oleh Al-Mizan, dalam buku tersebut pegawai dapat belajar bagaimana membaca huruf arab gundul secara benar dan terdapat tafsir-tafsir sehingga dapat mengerti satu-satu huruf arab. C. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong silang antara komunikasi vertikal dengan komunikasi horizontal. Dalam sekretariat badan di BPPK komunikasi diagonal terjadi antara bagian-bagian yang ada. Misalnya dalam komunikasi antara kepala bagian TIK dengan pegawai bagian Kepegawaian. Komunikasi antara kepala bagian TIK dengan pegawai bagian Kepegawaian adalah komunikasi diagonal karena mereka berbeda divisi satu sama lain. Karena semua kepala bagian atau pegawai dapat mengikuti kegiatankegiatan yang sudah diterangkan di atas sehingga pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui komunikasi diagonal dapat terjadi dalam kegiatan tersebut. Nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam pendalaman melalui komunikasi diagonal adalah kejujuran, ketulusan, hunuzon, tidak melakukan 68 perbuatan tercela, menjaga nama baik yang di dalamkan melalui proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman yang dilaksanakan dalam komunikasi vertikal dan Komunikasi horizontal. D. Pendalaman Nilai-nilai Keislaman melalui Komunikasi Melalui Old Media dan New Media 1. Konsep Pendalaman Nilai-nilai Terpuji dalam Islam Melalui Mading (Majalah Dinding) Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media terdapat mading (majalah dinding) di masjid Baitul Maal yang berisikan tentang halhal tentang Islam, mengenai pelanggaran-pelanggaran Islam, kisah-kisah singkat sahabat-sahabat Nabi. Seperti pernyataan yang dinyatakan oleh saudara Hepy Dwi Prasetyo dalam wawancara sebagai berikut: “Setahu saya sih selain di Masjid ini, media dakwahnya ada majalah dinding Atau mading, kalu mading itu setiap beberapa pekan atau beberapa bulan kan diganti, itu yang saya amati selama ini Jama’ah Masjid menyempatkan diri untuk membaca mading tersebut, contoh nih artikel yang bagus seperti larangan penggunaan cincin emas bagi laki-laki, kemudian larangan keluarga kita tidak boleh memarahin anak, dan itu antusias membacanya Alhamdulillah banyak”10 Menurut pengamatan penulis yang diamati memang antusias pembacanya lumayan diminati karena letaknya berada di tangga masuk masjid sehingga para pegawai yang ingin shalat terlebih dahulu melihat atau membaca artikel yang terdapat dalam masjid. Artikel-artikel yang di 10 Wawancara mendalam dengan Hepy Dwi Prasetyo sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 28 Mei 2014 69 tempatkan dalam mading adalah artikel mengenai hal-hal tentang Islam, seperti contoh dalam pengamatan penulis. 2. Konsep Pendalaman Nilai Akhlak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama Melalui Program SIDIG Dalam pendalaman nilai-nilai Keisalaman melalui new media BPPK membuat Program SIDIG (Syiar Islam Digital) yang telah berjalan selama 2 tahun. Sesuai yang dinyatakan oleh kepala bagian TIK BPPK bapak Wawan Ismawandi sebagai berikut: “kita selama ini rutin dua tahun tetapi selama bulan puasa saja. Kegiatan itu memanfaatkan media streaming yang bulan puasa diisi acara-acara rohani. Ada pembacaan murotal, pemutaran film-film islam, ceramah, kultum pokoknya selama empat jam setiap hari selama bulan Ramadhan itu kita siarkan nama acaranya SIDIG (Syiar Islam Digital)”11 Program SIDIG atau Syiar Islam Digital adalah program rohani yang dibuat oleh BPPK dalam upaya untuk menerapkan nilai-nilai Keislaman. Program SIDIG ini sudah berlangsung selama dua tahun. Dalam pelaksanaannya program SIDIG ini menggunakan media online yang berupa streaming yang terdapat di web BPPK itu sendiri. Pelaksanaan program SIDIG ini juga rutin dibulan Ramadhan saja, karena pada saat bulan Ramadhan para pegawai yang beragama Islam akan lebih meningkatkan keimanannya sehingga dibuat program SIDIG ini.Dalam program SIDIG terdapat antara lain: 11 Wawancara mendalam dengan Wawan Ismawandi sebagai Kepala bagian TIK Sekretariat Badan di BPPK pada tanggal 14 Mei 2014 70 1. Murrotal, dalam Murrotal berisi bacaan Al-Quran dari Syaikh Sa‟ad Al-Ghomidi; 2. KITA (Kisah Teladan) yaitu berisi kisah teladan Sahabat, Ulama Nabi yang diambil dari acara Khalifah di Trans7 3. MATA HATI (Hikmah, Tausyiah Penyejuk Hati) yaitu berisi penjelasan dari Hadist atau ayat suci Al-Quran atau ulasan singkat dari nilai-nilai Keislaman 4. PENDAKI (Perjuagan Dakwah Islam) yaity berisi perjuangan Nabi, Sahabat, Ulama dalam mendakwahkan Islam 5. NADI (Nada-nada Islami) yaitu berisi lagu-lagu Islam dari penyayi Maher Zein, Sulis, Hadad Alwi, dan lain-lain. Program SIDIG ini ditayangkan selama empat jam setiap hari kerja. Menurut pegawai program ini sangat bermanfaat sekali dan dapat membantu untuk meningkat keimananya selama bulan Ramadhan. Tidak hanya meningkat keimanan program SIDIG ini juga dapa menambah wawasan pegawai dalam hal agama Islam. Pegawai dapat mengetahui hal-hal yang belom Nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam pendalaman melalui komunikasi old media dan new media adalah mengenai, yaitu seperti kejujuran, ketulusan, hunuzon, tidak melakukan perbuatan tercela, menjaga nama baik, dan moral yang di dalamkan melalui proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman Mading (Majalah Dinding) dari old media dan Program SIDIG (Syiar Islam Digital) dari new media. 71 Dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media dan new media sudah baik, tetapi pasti ada kekurangan dalam proses pelaksanaanya. Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman dengan old media melalui mading atau majalah dinding kekurangannya adalah hanya satu orang yang mengelola mading atau majalah dinding tersebut. Jadi masalanya adalah dalam hal pengelolaan. Pengelolaannya kurang baik sehingga artikel yang ditampilkan melalui mading juga tidak teratur, seharusnya ada pengelolaan tersendiri maupun dari BPPK sendiri atau dari Sekretariat masjid yang berada di BPPK. Bila pengelolaannya baik maka mading tersebut akan baik, aktikel dalam mading juga teratur. Seharusnya juga artikel yang ada di dalam mading juga bertemakan tentang manajemen Islam, tentang pengelolaan keuangan Islam, tentang pegawai yang baik, pokoknya mengenai pekerjaan yang ada di dalam BPPK menurut pandangan Islam, itu dilakukan untuk menarik minat pembaca dari pegawai BPPK. Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman new media yaitu program SIDIG (Syiar Islam Digital) menurut penulis sudah sangat mendukung untuk proses pendalam nilai-nilai Keislaman kepada pegawai, namun kekurangan program SIDIG adalah hanya ditanyangkan dalam bulan Ramadhan saja, seharusnya ditanyangkan setiap hari kerja tidak di bulan Ramadhan saja. Seperti sama dengan mading isi dalam program SIDIG tidak hanya fokus terhadap kisah-kisah Islam saja namun pengelolaan keuangan menurut pandangan Islam juga ditanyangkan, tentang bagaimana mempunyai akhlak 72 yang baik juga ditanyangkan. Sehingga menarik bagi pegawai dan juga antusias pegawai untuk membuka program SIDIG juga banyak. E. Hambatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman kepada pegawai 1. Hambatan Waktu Hambatan BPPK yang ditemui dalam pendalaman nilai-nilai keislaman yang pertama adalah masalah waktu. Waktu adalah hambatan yang paling utama diantara hambatan lain. Karena waktu kerja yang sempit sehingga proses pendalaman nilai-nilai Keislaman menjadi tidak maksimal seperti yang dikatakan oleh pegawai mas Riki Efendi dalam wawancara. “Cuma itu tadi kendalanya lagi-lagi masalah waktu”12 Menurut dia pegawai susah mencari waktu untuk mengikuti apa yang telah disediakan oleh BPPK tersebut. Jam istirahat makan siang pun menurut dia kurang untuk proses pendalaman nilai-nilai Keislaman. Menurut saudara Riki kebanyakan pegawai setelah Shalat Zuhur langsung untuk ke kantin untuk makan tanpa mengikuti kegiatan. Ya walaupun sebagian ada pegawai yang mengikuti kegiatan tetapi menurut saudara Riki merasa kurang. 2. Hambatan Koordinasi dan Jadwal “Sebenernya waktu tidak jadi masalah kalau ada susunannya atau jadwal sekarang sukarela jadi tidak ada yang memantau”13 12 Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 30 Juni 2014 13 Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 30 Juni 2014 73 Hambatan yang kedua adalah kurangnya kordinasi antar pengurus. Menurut saudara Riki Efendi dalam wawancara kurangnya kordinasi ini menjadi hambatan dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman. Sehingga kegiatan-kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman kadang dilaksanakan dan kadang tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi hambatan yang diterima dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman. 3. Kemasan Kurang Menarik Hambatan yang selanjutnya dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman adalah kurangnya kemasan yang menarik dalam kegiatan-kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman tersebut. menurut saudara Riki Efendi dalam wawancara mengatakan “Makanya kadang-kadang kita berpikir dakwah itu biasa saja gak ada persiapan tidak terlalu yakin dengan bacaan dan kemasan kita tidak terlalu baik”14 Menurut saudara Riki Efendi kemasan yang tidak menarik menjadikan antusias yang sedikit dalam proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman. Menurut saudara Riki efendi harus dikemas secara menarik sehingga dalam proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman antusiasnya menjadi meningkat. Memang kemasan yang menarik akan mendatangkan antusias yang banyak. 4. Kurangnya Pembelajaran Hambatan yang terakhir dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislamana adalah masalah tidak ada pembelajaran sebelum membacakan 14 Wawancara mendalam dengan Riki Effendi sebagai pegawai bagian Kepegawaian di BPPK pada tanggal 30 Juni 2014 74 Hadist Riaydhus Sholihin. Menurut pegawai Choirul huda dalam wawancara mengatakan “kegiatan ini sih harusnya disemi formalkan gitu ada beberapa orang yang memang belajar bersama tentang Hadist tersebut terus ada jadwalnya terus misalkan ada kekurangannya diingatkan, emang harus menjadi semi formalkan untuk menjadi komitmen antar masing-masung anggota”15 Menurut pegawai Choirul Huda memang proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman seperti pembacaan Hadist Riyadhus Sholihin memang harus adanya pembelajaran dalam prosesnya. Pembelajaran tentang hadist tersebut, mengenal huruf gundul, memaknai pengertian dari Hadist tersebut itu sangat berguna bagi yang membacanya. Hambatan tersebut akan menjadikan pedoman bagi BPPK untuk memperbaiki diri supayan pelaksanaan pendalaman nilai-nilai Keislaman akan menjadi baik dan baik seterusnya. F. Makna dalam Pendalaman Nilai-nilai Keislaman di BPPK Tabel 4. 3:Peserta Focus Group Discussion Sekretariat Badan No. 1 15 Nama -Riki Efendi -Seutigo -Choirul Huda -Mujiono Jabatan -Pelaksana -Pranata Komputer Pelaksana -Pelaksana -Pelaksana Wawancara mendalam dengan Choirul Huda sebagai pegawai bagian Pengadaan Alat di BPPK pada tanggal 30 Juni 2014 75 Tabel 4.4 : Pendalaman Sekretariat Badan Terhadap Pendalaman Nilai-nilai Keislaman No Kategorisasi makna Riki Efendi Seutigo Choirul Huda Mujiono 1 Nilai-nilai Keislaman terdapat di nilai-nilai Kementerian Keuangan Ada Ada Kurang ada Ada 2 Penerapan nilainilai Kementerian Keuangan Tujuan Penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan Kegiatan pendalaman nilainilai Keislaman Peningkatan sikap Peningkata n sikap Peningkatan sikap Peningkatan sikap Kebijakan Menteri Kebijakan Menteri Kebijakan Menteri Kebijakan Menteri Ada Ada Ada Ada Kegiatan pendalaman penting atau tidak Efektivitas program SIDIG Kemasan SIDIG Penting Penting Penting Penting Kurang Efektif Menarik tapi jarang mebuka Sering sharing Kurang Efektif Menarik Kurang Efektif Kurang menarik Kurang Efektif Sharing Sharing Kolom Mata air Kolom Mata air Bertanya ke pegawai yang lebih ahli Tidak ada Tidak secara langsung Tidak secara langsung Kejujuran, amanah, tulus Tidak secara langsung Tidak secara langsung Kejujuran, amanah, tulus Kejujuran, amanah, tulus 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pendalaman nilainilai sesama pegawai Media Comet terdapat pendalaman nilainilai Keislaman Kegiatan dikelola BPPK Nilai keislaman yang terdapat dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan Kejujuran, amanah, tulus menarik Kolom Mata air 76 Berdasarkan objektivitas dari Focus Group Discussion yang dilakukan terhadap kepala bagian pegawai BPPK16.Varian makna nilai-nilai Keislaman terdapat dan terkandung dalam nilai-nilai kementerian keuangan. Nilai-nilai Keislaman ada terkandung dalam kementerian keuangan. Pola pemaknaan nilainilai Keislaman terdapat dan terkandung dalam nilai-nilai kementerian keuangan. Choirul Huda memaknai nilai-nilai Kementerian Keuangan kurang mengena. Menurut Choirul Huda nilai-nilai Keislaman kurang fokus, kurang ada di dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan. Menurutnya nilai-nilai Keislaman harusnya terdapat dalam sifat Rasulullah SAW, sehingga di nilai-nilai Keislaman kurang ada di nilai-nilai Kementerian Keuangan. Pola pemaknaan terhadap penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan. Wawan Ismawandi memaknai penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan dengan membuat program-program yang mendukung. Menurut pegawai lain penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan dengan melakukan peningkatan sikap. Berbeda dengan kepala bagian TIK Wawan Ismawandi yang menyatakan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan dengan membuat program-program yang mendukung. Polapersamaan makna terhadap tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan.Merupakan kebijaan Menteri Keuangan saat itu.Tujuan penerapannya nilai-nilai Kementerian Keuangan menurut kepala bagian dan semua pegawai adalah sesuai dengan kebijakan Menteri Keuangan pada saat itu yang 16 FGD, Pegawai BPPK, Jakarta, 15Agustus 2014. 77 menginginkan semua pegawai yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan harus mempunyai nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut. Pola Persamaan makna terhadap kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman. Persamaan makna terhadap apakah ada kegiatan pendalaman nilainilai Keislaman yaitu mereka menyatakan ada.Seutigo memaknai bahwa terdapat “Pembacaan Hadist Riyadhus Sholihin yang dibacakan oleh teman-teman pegawai”. Pola persamaan makna terhadap kegiatan pendalaman nilai-nilai keislaman penting atau tidak. Mereka memaknai bahwa pendalaman nilai-nilai Keislaman sangat penting untuk menambah Keimanan dan meningkatkan Akhlak mereka. Mujiono memaknainya dengan mengatakan “penting karena dapat menambah keimanan dan mengingatkan kembali”. Pola pemaknaan terhadap efektivitas Program SIDIG. Hepy memaknainya dengan “tidak tahu karena tidak pernah mengikutinya”.Hepi memaknainya karena tidak pernah membukanya sehingga tidak tahu efektivitas dari program SIDIG. Varian makna terhadap kemasan Program SIDIG. Kemasan yang diberikan BPPK dalam program SIDIG menurut sebagian pegawai adalah menarik saudara Riki efendi memaknai “menarik sih saya liat tapi saya jarang buka”. Varian makna terhadap pendalaman nilai-nilai Keislaman sesama pegawai. mereka sebagian memaknainya dengan bertanya kepada teman yang lebih ahli, selalu sharing, dan mengikuti pengajian di rumah. Mujiono memaknai “sering sharing dengan teman dan mengikuti pengajian”. 78 Varian makna terhadap media comet terdapat pendalaman nilai-nilai Keislaman. Dalam media Comet terdapat kolom Mata Air yang berisikan sebagian tentang pendalaman nilai-nilai Keislaman. Seutigo memaknai “ada kolom mata air disitu tidak hanya nilai Islam saja nilai kerohanian secara umum juga dibahas disitu”. Pola persamaan makna terhadap kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman dikelola oleh BPPK. kegiatan pendalaman nilai-nilai secara tidak langsung dikelola oleh BPPK, hanya hari besar Islam saja yang dikelola. Seutigo memaknai “tidak secara langsung dikelola hanya perayaan hari besar Islam saja yang langsung dikelola”. Pola Persamaan makna terhadap nilai Keislaman yang terdapat dalam nilai Kementerian Keuangan.Nilai-nilai Keislaman yang konkrit yang terdapat di nilainilai Kementeian Keuangan antara lain nilai, Kejujuran, amanah, tulus, berprangsangka baik moral, disiplin Riki Efendi memaknai “konkritnya ada kejujuran, profesional”. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bentuk komunikasi yang dilakukan organisasi BPPK dalam melakukan pendalaman nilai-nilai Keislaman adalah terdapat melalui komunikasi vertikal, horizontal, diagonal, old media, dan new media. Dalam pendalaman nilai melalui komunikasi vertikal terdapat dalam Konsep Pendalaman Nilai Salam Melalui Program Budaya Senyum, Salam, Sapa, Konsep Pendalaman Nilai Kedisiplin Melalui Program Budaya Two Minute Before, Konsep Pendalaman Nilai Musyawarah Melalui Kegiatan Sharing Session. Dalam konsep tersebut tidak hanya ada terdapat komunikasi vertikal saja, komunikasi lisan, verbal, non verbal, dua arah juga terdapat didalam progam tersebut. Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan adalah nilai salam, kedisplinan dan musyawarah. Dalam komunikasi horizontal yang dilakukan untuk pendalaman nilainilai Keislaman terdapat dalam Konsep Pendalaman Nilai Moral, Etika dan Kejujuran Melalui Pembacaan Hadist dan Konsep Pendalaman Nilai Ketelitian Melalui Kegiatan Tahsin Tilawah. Tidak hanya komunikasi horizontal yang terdapat di dalam kegiatan tersebut, terdapat komunikasi lisan, verbal, satu arah, dua arah. Nilai Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan adalah nilai kejujuran, moral, etika, ketelitian. Dalam komunikasi diagonal yang dilakukan untuk pendalaman nilainilai keislaman sama seperti kegiatan dan program yang dilaksanakan melalui 79 80 komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Nilai Keislaman yang didalamkan sama juga seperti komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui old media terdapat dalam Konsep Pendalaman Nilai-nilai Terpuji dalam Islam Melalui Mading (Majalah Dinding). Dalam mading terdapat komunikasi verbal dan tulisan. Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan tidak jauh dari nilai-nilai terpuji menurut Islam. Dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman melalui new media terdapat dalam Konsep Pendalaman Nilai Akhlak Nabi, Rosul, Sahabat, Ulama Melalui Program SIDIG. Nilai-nilai Keislaman yang didalamkan adalah nilai yang baik sesuai dengan sifat Nabi. Hambatan yang dihadapi dalam proses pendalaman adalah yang paling utama adalah waktu. Karena waktu istirahat kerja yang sedikit jadi dalam proses pendalaman nilai-nilai keislaman menjadi tidak maksimal. Hambatan yang kedua adalah kurangnya kordinasi antar pengurus, kurangnya kordinasi antar pengurus ini menjadi proses pendalaman nilai-nilai Keislaman menjadi tidak teratur kadang dilaksanakan kadang tidak dilakasanakan. Hambatan yang kurang menarik kemasan dalam proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman. Kemasan menarik akan dapat mendatangkan antusias yang tinggi. Hambatan yang terakhir adalah kurangnya pembelajaran dalam melakukan kegiatan pendalaman tersebut. 81 B. Saran Dari hambatan yang ditemukan penulis memberikan beberapa saran kepada BPPK untuk kemajuan dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman antara lain: 1. BPPK harus memberikan waktu luang yang cukup untuk proses kegiatan nilai-nilai Keislaman seperti 30 menit sebelum pulang kantor diwajibkan untuk mengikuti proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman. 2. Harus adanya kordinasi antar pengurus, BPPK harusnya menunjuk beberapa pegawai untuk mengurusi proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman sehingga kegiatan itu menjadi terkordinasi. 3. Kemasan yang menarik sangat dibutuhkan, sehingga membuat kemasan menarik itu penting, seperti dalam proses ada ceramah singkat dari ustad yang terkenal, atau bisa mendatangkan ustad yang cukup terkenal supaya menarik banyak minat. 4. Harus adanya pembelajaran pengurusan proses kegiatan pendalaman nilai-nilai keislaman tersebut, misalnya ada pelatihan mengenai pembacaan Hadist mulai dari membaca huruf gundul sampai memaknai Hadis tersebut. Pelatihan membaca arab gundul bisa juga menggunakan buku Al-Qur‟anul Qarim yang diterbitkan oleh Sygma atau bisa juga dengan buku Tafsir Ibnu Kasi AT Thabari yang berjudul The Wisdom yang diterbutkan oleh Al-Mizan, dalam buku tersebut pegawai dapat belajar bagaimana membaca huruf arab 82 gundul secara benar dan terdapat tafsir-tafsir sehingga dapat mengerti satu-satu huruf arab. Menurut penulis itulah saran yang diberikan Penulis untuk kemajuan BPPK dalam pendalaman nilai-nilai Keislaman. Semoga kedepannya proses pendalaman nilai-nilai Keislaman menjadi baik dan lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Purnomo, Skripsi Komunikasi Organisasi Komunitas Suporter Aremania Malang dalam Pembinaan Akhlak Anggota. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Ciputat, 2011 Azizah, Nur, Skripsi Komunikasi Organisasi Badan Musyawarah Betawi Pada Perayaan Lebaran Betawi. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Ciputat, 2010 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005 Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Rakhmat, Jalaludin, Metode Penilitian Komunikasi, Bandung: Remaja Karya, 1995 Krisyantono, Rachmat, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Press, 2009 West, Richard & Lynn H. Turner, Pengertian Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, Jakarta : Salemba Humanika, 2009 Fajar, Marhaeni, Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 Jiwanto, Gunawan Komunikasi Dalam Organisasi, Yogyakarta: Pengembang Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya, 1985 83 Pusat Uchayana, Onong, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung: PT. Rosdakarya, 2002 Mahmuh, Abdullah, Komunikasi Organisasi: Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: UMM Pers, 2008 Harun, H. Rochajat, Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar Maju, 2008 Rahmat, Jalaludin dan Ahmad Zein, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan Islam, Surabaya: Putra Al Maarif, 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988 Sugono, Dendy Dkk, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta:Pusat Bahasa, 2008 Solichin,Abdul Wahab, Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 INTERNET www.bppk.kemenkeu.go.id www.google.com LAMPIRAN-LAMPIRAN Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber :Bapak. Wawan Iswandi (Kepala Subbagian Komunikasi Publik Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi) PelaksanaanWawancara : Hari : Rabu 14 Mei 2014 Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Ruang TIK di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Apa itu Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)? (Gambaran Umum mengenaiBPPK mencakupsejarahberdirinya, visidanmisiperusahaan) J: BPPK itu pertama kali terbentuk pada tahun 1976, sebelum menjadi BPPK dulu bernama BPLK. Pertama kali terbentuk sudah dibagi-bagi peran dari pusdiklat-pusdiklat. Dalam BPPK ada beberapa Pusdiklat, misalnya Pusdiklat Pajak sesuai dengan namanya. Secara lengkap bisa liat di web ya T: Apasaja Tugas dan Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan di Kementerian Keuangan? J: Tugas dan fungsi BPPK ini adalah melakukan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai di Kementerian Keuangan, tetapi saat ini BPPK mempunyai tugas dan tanggung jawab edukasi bukan hanya untuk pegawai di Kementerian Keuangan saja, tetapi pegawai Kementerian lain atau Badan masyarakat lainya, karena yang memanfaatkan ilmu kekayaan Negara tidak hanya pegawai Kementerian Keuangan saja tetapi pegawai Kementerian Lainya , Pemda. Misalnya kebijakan pajak, pengadaan barang dan jasa. T: Apa keunggulan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dibandingkan dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan instasi lainnya? J: Ya mungkin bukan dikatakan keunggulan tetapi bisa dikatakan perbedaan utama karena dari kementerian keuangan ini merupakan Holding Company, Kementerian yang besar sekali yang di dalamnya itu punya uint ekselon satu yang fungsinya beragam. Bisa dikatakan antara unit satu dengan unit ekselon satu tugasnya berbeda sekali, misalnya antara bea cukai dan pembendaharaan tugas berbeda sekali. Berbeda dengan kementerian lainya misalnya Kementerian Agama atau Kementerian Pendidikan di dalamnya mempunyai unit ekselon satunya sama bergerak dibidang pendidikan saja. Jadi kalau Pusdiklat Kesehatan, mereka hanya mengajarkan materi tentang kesehatan saja, berbeda dengan Kemenkeu yang mengajarkan tidak hanya materi tentang Keuangan saja tetapi mengajarkan tentang materi di luar keuangan. T: Program Diklat apa yang dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan? J: Dalam diklat kita sesuai dengan bidangnya masing-masing, misalnya bidang perpajakan dalam perpajakan tersebut akan membuat diklat tentang perpajakan. Detailnya bisa dilihat di web T: Siapasaja yang terlibat dalam diklat tersebut? J: Secara pasti Unit Ekselon satu, ada penyelenggaraan, Sekretariat Badan, yang melaksanakan diklat itu pusdiklat, pusdiklat itu dibawah BPPK. T :Siapa yang memimpin atau mengajar setiap diklat? J: Pertanyaan di atas bisa liat di web T: Apamateri yang diajakarkan dalam sebuah diklat? J: Itu juga ada di web T: Kapan saja diklat itu dilaksanakan? J: Seperti di atas itu juga ada dalam web BPPK T: Berapa kali diklat dilaksanakan? J: Pertanyaan di atas bisa liat di web T: Apakah isi materi setiap diklat itu sama? J: Berbeda sangat berbeda sekali, begini ya diklat itu berbeda dengan sekolah berbeda pula dengan kurikulum sekolah. Dalam melaksanakan diklat itu pasti kita akan memmbuat materi yang disesuaikan dengan pekerjaan apa yang harus diselesaikan. T: Apakah dalam setiap itu mengacu pada Nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: Secara tidak langsung itu ada, walaupun tidak dalam materi tersebut tetapi tetap di dalam diklat tersebut terkandung Nilai-nilai Kementerian Keuangan. T: Mengapa Nilai-nilai Kementerian Kementerian Keuangan menjadi acuan setiap Pegawai Negeri di Kementerian Keuangan? J: Karena sudah kebijakan pimpinan, dalam menjalakan pekerjaan kita harus mengacu pada Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut. sebenernya tanpa ada kebijakan dalam pekerjaan sehari-hari pun kita telah mencapai Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut T: Apakah dalam Nilai-nilai Kementerian Keuangan terdapat unsurunsur Nilai-nilai Keislaman? J: ya secara langsung ada kok T: Bagaimana Implementasi Nilai-nilai Keislaman yang dilakukan oleh BPPK? J: dalam mengimplementasikan kita mempunyai program budaya yaitu 3S atau bisa dikatakan (Senyum, Salam, Sapa), kita juga diwajibkan memberikan informasi minimal satu orang setiap hari, kemudian dalam rapat kita diharuskan datang lima menit sebelum acara. Hal-hal kecil seperti itu yang akan kita bangun guna untuk mencapai Nilai-nilai Keislaman itu. Hal-hal kecil itu hanya untuk menumbuhkan kembali Nilai-nilai Keislaman, walaupun dalam pekerjaan sehari-hari kita sudah menerapkannya. T: Apa saja bentuk komunikasi yang dilakukan organisasi BPPK dalam pekerjaan sehari-hari? J: ya kita menggunakan komunikasi verbal, non verbal, lisan, tulisan, dll dalam bentuk komunikasi kita semuanya menggunakannya, tetapi kita mempunyai media komunikasi internal itu ada toolsnya. Media komunikasi internal ini sangat membantu atau memumpuni pegawai untuk berkomunikasi kepada siapapun di dalam organisasi BPPK ini. Tools ini berupa sosial media, bisa dikataka aplikasi di hanphone yang dibuat oleh BPPK sendiri. T: Apa itu Sekretariat Badan di BPPK?beserta fungsinya? J: Sekretariat Badan itu disini sebagai unit support dari pusdiklat dan balai diklat atau bisa dikatakan dukungan ke pusdiklat dan balai diklat. Dukungan itu berupa pengaturan kebijakan, melakukan pengaturan diklat, melakukan pembinaan terhadap pusdiklat dan balai. Kebijakan itu terkait dengan kebijakan organisasi, kebijakan mengenai pengelolaan keuangan di BPPK bagian keuangan, kebijakan mengenai kebijakan informasi dan teknologi di bagian TIK, kebijakan pengadaan barang dan jasa. Sekretariat badan ini tidak melaksanakan diklat tetapi hanya merencanakan saja. T: Kegiatan rohani apa saja yang dilakukan Sekretariat Badan dalam menerapkan nilai-nilai Keislaman? J: Kita punya kegiatan rohani yang biasanya dilakukan setiap hari sehabis Sholat Zhuhur, Ashar dan sehabis Sholat Jum‟at. Kegiatannya dilakukan di Masjid kita yang berada di sebelah gedung ini. Ada lagi tapi ini gak tahu apakah ini kegiatan rohani atau tidak. Ada semacam sharing session gitu. Dilaksanakan setiap pagi dan sore ,disetiap-setiap bagian berkumpul nanti mereka bercerita seperti sharing seperti itulah, kontennya juga bermacam-macam bisa konten rohani dan bisa juga konten umum, tetapi yang murni kegiatan rohani hanya di masjid T: Apa bentuk kegiatan rohani tersebut? J: Bentuknya itu berupa pembacaan dan pembahasaan Hadist. Nanti Hadist tersebut dibahas dan dikupas dan diimplikasikan kepada kegiatan sehari-hari. T: Dengan media apa kegiatan itu dilaksanakan? J: Kita tidak menggunakan media apapun hanya saja komunikasi tatap muka T: Selain Kegiatan tersebut apakah ada kegiatan lain yang menyangkut penerapan nilai-nilai Keislaman? J: kita selama ini rutin dua tahun tetapi selama bulan puasa saja. Kegiatan itu memanfaatkan media streaming yang bulan puasa diisi acara-acara rohani. Ada pembacaan murotal, pemutaran film-film islam, ceramah, kultum pokoknya selama empat jam setiap hari selama bulan Ramadhan itu kita siarkan nama acaranya SIDIG (Syiar Islam Digital). T: Apakah semua pegawai wajib mengikuti kegiatan tersebut? J: Tidak wajib tapi selama ini kita hanya menyediakan saja kegiatankegiatan tersebut. T: Apakah pegawai antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut? J: Sebagian besar sangat antusias dan kegiatan itu juga tidak lama hanya 10 menit sehingga tidak menyita waktu pekerjaan mereka T: Nilai-nilai Keislaman apa yang diterapkan? J: seperti pertanyaan tadi tidak jauh dari nilai-nilai Kementerian Keuangan itu sendiri. T: Seperti yang dikatakan Bapak bahwa di BPPK ini mempunyai Tools komunikasi sendiri, seperti apa sih tools komunikasi tersebut? J: bentuknya seperti media sosial yang kita beri nama COMET (Communication Media For Education and Training). T: Apa saja isi dari COMET tersebut? J: Forum diskusi yang berisi tentang pekerjaan sehari-hari, ada berita, edukasi, video, macam-macam ada disitu T: Dikelola oleh siapa COMET itu? J: dikelolah Oleh bagian Teknologi, Informasi, Komputer (TIK) di Sekretariat Badan BPPK T: Mengenai hal apa saja yang ditanyakan di dalam COMET tersebut? J: pertayaan tentang kebijakan-kebijakan, tentang informasi dan edukasi T: Apa sih Transformasi Kelembagaan BPPK itu? J: Transformasi Kelembagaan sebenarnya hanya untuk mencoba menguatkan fungsi BPPK sebagai lembaga kediklatan. Banyak yang dilakukan seperti penajaman perencanan diklat, meningkat pelayanan. Sebenarnya bukan transformasi dari organisasi ini menjadi organisasi itu, tidak ada perubahan organisasi hanya saja penguatan peran lebih ditekankan kembali. Penguatan pengajarnya, penguatan desain kurikulumnya seperti itu. Dan sampai sekarang transformasi itu masih jalan. Pewawancara AchmadFauzi Narasumber Wawan Ismawandi Wawancara Penelitian Pewawancara : Narasumber : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Saudara Riki Effendi (Bagian Kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan Pengajar Tahsin Tilawah) Pelaksanaan Wawancara : Hari : 30 Juni 2014 Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Masjid Baitul Ma‟al di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Menurut anda apakah dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan terdapat nilai-nilai Keislaman? J: oh itu jelas awal kita bilang integritas itu kan kejujuran, kejujuran itu berhubungan dengan Islam ya. Semua juga berhubungan dengan Islam. Profesional seorang Muslim kan harus bekerja profesional terus juga pelayanan seorang Muslim kita juga harus melayani orang lain dengan baik dan benar. T: Kegiatan apa saja yang dilakukan di Masjid ini? J: Kalau di lingkungan Masjid agak kurang selama ini, semenjak satu atau dua tahun ini memang tidak ada kegiatan pengajian ya, mungkin hanya di Tahsin dan pembacaan dan pembahasan Hadist. T: Kapan saja Kegaiatan itu dilakukan? J: Kalau Tahsin itu setiap hari Senin dan Kamis setelah Shalat Ashar, kalau pembacaan dan pembahasan Hadist setiap hari kerja setelah Shalat Zuhur T : Apa saja Hadist yang disampaikan? J: Hadistnya Riyadhus Sholilhin Bab I sampai Bab IV, sekarang sudah Bab III sih T:Apa tujuan BPPK dalam Melakasanakan kegiatan ini? J: Baca Hadist kan ada orang yang malas, jadi mungkin menarik selama sepuluh menit pegawa disini mendengarkan pembacaan Hadist, intinya sih merangsang mereka untuk mengenal Hadist. Kalau Tahsin memang banyak lembaga Tahsin diluar, namun pegawai disini kan ada yang tidak punya waktu luang untuk belajar Tahsin ini mungkin kita disini untuk memadai saja biar mereka ada waktu untuk belajar Tahsin ini T: Apakah kegiatan ini berimplikasi ke dunia nyata? J: Susah ya kadang-kadang kan Hadist berbicara tentang amalan hati, kesabaran kan itu susah, minimal kita mengenalkan tentang Fiqih, tata cara Wudhu, mungkin itu yang diharapkan untuk diimplikasikan T: Bagaimana antusias pegawai dalam mengikuti kegiatan tersebut? J: Antusias sih tapi sampai sekarang sih kita hanya satu kelompok, dulu ada kelompok wanita mungkin sekarang sudah bubar. Dulu sih memang ada dua kelompok, satu diajarkan oleh saya satunya lagi oleh pak Supri Bagian Keuangan. T: Apakah anda mengetahui program SIDIG?apa pernah mengikuti program tersebut? J: Oh Kalo itu kan Program dari BPPK untuk menerapkan nilai-nilai Keislaman T: Apakah dalam Masjid Baitul Ma’al ini ada struktur pengurusnya? J: Ada kok, mungkin sekarang pengurusnya lagi vakum saja T: Kegiatan apa saja selain yang dilakukan BPPK selain di Masjid ini? J: Ya gak ada ya hanya di Masjid dan di ruangan ini T: Dimana anda mendapatkan sertifikat untuk mengajar Tahsin ini? J: itu saya dapat di LTIQ Al-Hikmah, disitu mungkin lembaga ilmu Qur‟an tertua di Jakarta ya T: Bagaimana anda mendapatkan sertifikat pengajar di LTIQ AlHikmah? J: Itu pada tahun 2012, itu nanti kita ada Dauroh satu bulan Daurohnya. Nanti kita di ajarkan car-cara membaca Al-Qura‟an dan kita harus tahu apa-apa saja yang kita ajarkan atau kurikulum yang kita ajarkan terlebih dahulu. Terus bagaimana cara mengelola Tahsin nanti diajarkan semua, jadi bukan hanya praktek Tahsinnya saja juga diajarkan mengelola kelompok Tahsin itu sendiri. Nanti diakhir Dauroh tersebut ada tesnya ada dua yang pertama tes teori T: Menurut anda kegiatan ini perlu tidak untuk dilaksanakan? J: Bagi saya sih penting kan tidak setiap orang mempunyai kesadaran untuk mengetahui bacaan yang benar. Orang hanya tahu membacanya saja, sehingga kegiatan ini sangat penting untuk memberikan edukasi tentang membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. T: Apa Hambatan dalam proses kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: memang untuk pembacaan Hadist kurang bekal yang bagus karena seharusnya ada pelatihan membaca Hadist, sehingga menarik , kita juga tidak sekedar membaca saja. Harus jelas yang membaca siapa dan tahu tentang Hadist itu. Harus ada pelatihan membaca arab gundul. Makanya kadang-kadang kita berpikir dakwah itu biasa saja gak ada persiapan tidak terlalu yakin dengan bacaan dan kemasan kita tidak terlalu baik. Cuma itu tadi kendalanya lagi-lagi masalah waktu. Sebenernya waktu tidak jadi masalah kalau ada susunannya atau jadwal sekarang sukarela jadi tidak ada yang memantau. Pewawancara Narasumber Achmad Fauzi Riki Effendi Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber : Saudara Hepy Dwi Prasetyo (Bagian Kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) PelaksanaanWawancara : Kamis 28 Mei 2014 Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Masjid Baitul Ma‟al : Hari di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Apakah anda pernah mengikuti Diklat? J: Saya belum pernah mengikuti kegiatan diklat, karena saya kan dulu mahasiswa STAN jadi saya disini sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, mungkin tahun depan saya akan mengikutinya. T: Menurut anda apakah dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan terdapat nilai-nilai Keislaman? J: oh itu jelas ada, yang pertama ya Two Minute Before kita harus datang sebelum acara dimulai, secara tidak langsung kita diajarkan untuk disiplin, yang kedua kita juga harus menjaga amanah kita, kita harus standby ketika apalagi kita mendapat customer atau kita disini sebagai pelayan masyarakat, katakanlah misalnya kita mengadakan suatu diklat kalau kita datang lebih lama dari peserta diklat itu kan bukan amanah, kita harus sudah standby. Kemudian one day one information itu kita dituntut untuk mengembangkan skill kita atau mengembangkan kemampuan kita, terus senyum, salam, sapa itu kan sudah dilaksanakan, sebenarnya Rasulullah SAW mengatakan senyum dihadapan saudaramu adalah sedekah, seperti itu. Nilai-nilai Kementerian Keuangan itu bagus seperti menjaga kebersihan, rapih, resik, ramah, terus yang terkahir plain do check action tidak hanya kita memplanning saja, orang kan kebanyakan hanya memplanning saja tidak melaksanakn makanya kita dituntut sistematis. T:Apa saja nilai-nilai Keislaman yang diterapkan? J: moral, kejujuran, disiplin, amanah itu sangat dibutuhkan gak mungkin instasi itu bekerja lebih baik kalau tidak menanamkan moral, jadi nilai Keislaman itu sangat berpengaruh didalamnya dan juga dapat mempengaruhi keharmonisan dalam bekerja. Ketika kita bekerja itu kita tidak bisa mengandalkan IQ saja, spiritual queation juga sangat dibutuhkan untuk terbentuk suasana kerja yang nyaman, ketika seseorang sudah merasakan suasan kerja yang nyaman, saya yakin kinerja dia itu jauh lebih signifikan baik dibanding dengan orang yang intinya tidak nyaman. Disitulah produktivitas kita akan meningkat jika kondisi tersebut terasa nyaman. T: Kegiatan apa saja yang dilakukan di Masjid ini? J: ada pembacaan syarah Hadist Riyadhus Sholihin dan Tahsin Tilawah atau pembenaran Tilawah AL-Quran atau bisa dikatakan pembagusan pembacaan Tilawah Al-Quran T: Kapan saja Kegaiatan itu dilakukan? J: Kalau pembacaan Hadist syaroh Riyadhus Sholihin itu dilakukan setiap hari kerja setelah Sholat Zhuhur, kalau Tahsin Tilawah Ada dua kelas yaitu kelas pertama setiap hari senin dan kamis setelah shalat Ashar, Kelas kedua setelah sholat Jum‟at. T : Apa saja Hadist yang disampaikan? J: kita disini memakai kitab syarah Riyadhus Solihin karangan oleh Imam Nawawi T:Apa tujuan BPPK dalam Melakasanakan kegiatan ini? J: Tujuan utamanya adalah Dakwah, memberi pengetahuan kepada jamaah khususnya pegawai BPPK yang berada di Sekretariat Badan, namun kita tidak menutup kemungkinan karena disini pusatnya diklat, terkadang dari instasi lain, seperti ekselon II ataupun sesama ekselon I yang kebetulan diklat disini setelah sholat bisa ikut mengikuti kegiatan tersebut. T: Siapa saja yang mengajar kegiatan tersebut? J: kalau pembacaan syarah Cuma dibaca aja ya ada pengertian dan pembahasannya jadi semua pegawai bisa, kalau Tahsin Tilawah kita di ajarkan oleh Saudara Riki Effendi yakni salah seorang pegawai yang telah mendapatkan sertifikat dari Nurul Hikmah sebagai pengajar Tahsin Tilawah. T: Apakah kegiatan ini berimplikasi ke dunia nyata? J: Yang Pasti Alhamdulillah ya keterangan-keterangan yang didapat dari syarah Riyadhus Solihin ini bisa diterapkan anjuran kita untuk menghafal Al-Quran. Sebagai pegawai kita tidak dituntut untuk mencari materi implikasi dalam bekerja saja, perlu juga penanaman moral apa lagi sekarang gencar dikembangkan kurikulum yang berbasis peningkatan moral ya gak hanya intelektual saja itu kan salah satu upaya kita juga, walaupun kita keterbatasan ustad atau yang lain dengan cara kita saling sharing dan itu juga sudah ada keteranganya dari para ulama jadi kita hanya membacakan saja, jadi tidak ada salah tafsir dan itu apabila kita berhasil mengimpilkasikan maka akan terbentuk perubahan yang baik terhadap kinerja kita. Contohnya kita dilarang untuk menyianyiakan waktu, ketika diterapkan kita akan dapat meningkatkan kedisiplin kita dalam bekerja. T: Bagaimana antusias pegawai dalam mengikuti kegiatan tersebut? J: Selama ini Alhamdulillah ya antusias namun gak menentu juga soalnya tergantung situasi dan kondisi, contoh misalnya pas pelaksanaan diklat, dkilatnya itu ada yang Azan Zhuhur berhenti maka bisa mengikuti kegiatan ini, kemudian hari Senin dan Kamis lumayan lebih banyak karena orang banyak yang berpuasa jadi waktu istirahat mereka gak digunakan kekantin untuk makan, seperti itu. T:Apakah kegiatan rohani hanya dilakukan di Masjid saja? J: Setahu saya sih selain di Masjid ini, media dakwahnya ada majalah dinding Atau mading, kalu mading itu setiap beberapa pekan atau beberapa bulan kan diganti, itu yang saya amati selama ini Jama‟ah Masjid menyempatkan diri untuk membaca mading tersebut, contoh nih artikel yang bagus seperti larangan penggunaan cincin emas bagi laki-laki, kemudian larangan keluarga kita tidak boleh memarahin anak, dan itu antusias membacanya Alhamdulillah banyak, kalau kegiatan lainnya sih saya kurang begitu tahu T: Apakah anda mengetahui proggran SIDIG?apa pernah mengikuti program tersebut? J: Belum tahu dan belum mengikutinya Pewawancara Achmad Fauzi Narasumber Hepy Dwi Putranto Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber : Saudara Latif Fauzi (Staff Pelaksana) PelaksanaanWawancara : Hari : Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : di Pendidikan Badan Rabu 28 Mei 2014 Masjid Baitul Ma‟al dan Pelatihan Keuangan T: Apakah anda pernah mengikuti Diklat? J: pernah saya pernah mengikutinya. T: Apakah materi dari Diklat yang anda ikuti? J:Materi Diklat yang saya ikuti tentang Bagaimana membuat peraturan, diklat pengadaan barang dan jasa tentang bagaimana pengadaaan barang dan jasa di pemerintah selama ini. T: Apakah dalam Diklat tersebut ada nilai-nilai Kementerian Keuangan? J:ada, disisipkan T: Menurut anda apakah dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan terdapat nilai-nilai Keislaman? J: Ada misalnya kesempurnaan itu kan ada dalam Islam, trus integritas, hampir semua nilai-nilai Kementerian Keuangan itu hampir sama dalam nilai-nilai Keislaman. T: Apakah anda sering mengikuti kegiatan rohani di masjid ini? J: gak terlalu sering sih, kadang setelah shalat saya langsung ke meja saya. T:Apa saja kegiatan rohani yang dilakukan di Masjid ini? J: ada pembacaan dan pembahasan Hadist dan Tahsin Tilawah atau pembenaran Tilawah AL-Quran T:Apakah anda tahu program SIDIG? J: Saya belum tahu. T :Apakah ada perubahan setelah anda mengikuti kegiatan rohani tersebut? J: ini saja sih kan biasanya Hadist-Hadist yang dibacakan, mungkin ada Hadist yang belum tahu menjadi tahu, menambah wawasan juga. T: Apakah menurut anda kegiatan rohani ini perlu dilakukan? J:menurut saya sih perlu Pewawancara Narasumber Achmad Fauzi Latif Fauzi Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber : Saudara Choirul Huda (Bagian Pengadaan Alat di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) PelaksanaanWawancara : Hari : Jumat 15 Agustus Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Ruang 2014 Masjid Baitul Ma‟al Sekretariat di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan? J: Malah saya cenderung begini nilai-nilai kementerian keuangan malah kurang mengena dihati saya secara jujur sebenarnya saya ingin nilai-nilai yang lebih detail, lebih luar bias bisa dijadikan tauladan adalah nilai-nilai yan tealah dilakukan oleh Rasulullah SAW, tapi gak negatif juga nilainilai kementerian keuangan itu. T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ? J: Kalau pengaplikasian penerapan ini sih, mungkin ya itu rawan ada hubungan yang menguntungkan beberapa pihak atau satu pihak, ya Alhamdulillah sampai sekarang kegiatan korupsi itu sampai saat ini sih tidak ada ya. T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: ya hampir sama kaya mas Tigo, nilai-nilai itu dibentuk ya nilai 5 itu ada di setiap organisasi T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: ya sama seperti sama mas Tigo seningetku itu ya, mading mungkin juga T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman itu penting atau tidak? J:penting karena seperti pembacaan setiap shalat zhuhur dan mading mungkin tujuan utamanya untuk meningkatkan keimanan, kemulian sikap bagi pegawai, tapi disamping itu ada fiqihnya juga tentang azan tentang wudhu T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif? J: jarang buka ya jadi gak efektif, hambatan pembacaan hadist tadi bener kata mas Riki harus ada di semiformalkan gitu ada beberapa orang yang memang belajar bersama tentang hadist itu, terus ada jadwalnya, terus ada kekurangan diingatkan, harus di semiformalkan untuk menjadi komitmen atar masing-masing anggota buat memperbaiki rutinitas membacanya T:apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilainilai Keislaman? J: kalu buka nilai Keislaman saya gak bakal buka intranet sih, paling juga buka hanya untuk kebutuhan pegawai sih. T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama pegawai? J: kalau sama seperti kepegawaian gak ada sih, paling secara personal aja, mungkin ada pertnayaan tenatng amal dan fiqih tanya ke temen yang saya anggap lebih mengerti T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut? J: gak ada sih Cuma kegiatan yang telah disebutkan tadi T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri? J: tidak keseluruhan, T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut J: ya pasti ada nasehat tentang nilai-nilai ISlam T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu nilai-nilai keislaman? J: sama browsing-browsing, youtube, mungkin baca buku juga T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: sebagian kecil dari nilai Keislaman T: Apa hambatan dalam proses pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: kegiatan ini sih harusnya disemi formalkan gitu ada beberapa orang yang memang belajar bersama tentang Hadist tersebut terus ada jadwalnya terus misalkan ada kekurangannya diingatkan, emang harus menjadi semi formalkan untuk menjadi komitmen antar masing-masung anggota buat memperbaiki rutinitas membacanya juga dijaga jadi jangan sampai hari senen ini baca, baca lagi baru hari kamiis jadi sukasukanya dia, ya itu jadi jamaah pun yang mungkin yang tadinya semangat menjadi tidak semangat. Pewawancara Narasumber Achmad Fauzi Choirul Huda Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber : Saudara Hepy Dwi Prasetyo (Bagian Keuangan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) PelaksanaanWawancara : Hari : Jumat 15 Agustus Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Ruang 2014 Masjid Baitul Ma‟al Sekretariat di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan? J: itu kan pernah ditanyakan dulu pas wawancara mungkin sama seperti itu T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ? J: Kalau masalah penerapan sebenarnya sih dalam diri kita sudah terkandung nilai-nilai tersebut ya jadi kalau penerapan mungkin disini tersedia pamflet banner seperti yang dikatakan pak Wawan T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: kalau itu sudah saya terangkan diwawancara terdahulu ya T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: sebenarnya udah saya terangkan tapi Cuma ngasih tau disini aja kalau disini nih sama seperti teman yang lain yah ada pembacaan Syaroh Riyadhus Sholihin, Tahsin kalau Menurut saya sih itu aja. T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman itu penting atau tidak? J: Kalau menurut saya penting sekali karena selain menambah keimanan kita juga dapat belajar yang belum tahu menjadi tahu T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif? J: saya tidak efektif atau tidaknya karena saya tidak pernah buka T: Apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: sama yah kayak tadi belom penah buka jadi belom tahu. T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama pegawai? J: kalau saya kan ikut membacakan Hadist tersebut dan sama sih kayak pegawai lain seperti sering menanyakan yang belom tahu dan sharing juga. T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut? J: Kalau itu saya tidak tahun mungkin Cuma itu aja kegiatannya T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri? J: kalau menurut saya sih BPPK hanya memantau saja tidak mengelola secara langsung T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut? J: ya sama sih sering nasehat, motivasi T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalami nilai-nilai keislaman? J: kalau saya sering baca buku tentang Islam, mengikuti pengajian itu aja sih T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: ya itu tadi kejujuran, harus bekerja secara profesional, harus amanah, harus melayani dengan baik, ketulusan juga Pewawancara Achmad Fauzi Narasumber Hepy Dwi Prasetyo Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber :Bapak Mujiono (Bagian Kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) PelaksanaanWawancara : Hari : Jumat 15 Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Ruang Agustus2014 Masjid Baitul Ma‟al Sekretariat di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan? J: ya nilai-nilai Kementerian Keuangan itu sebagian ngambil dari nilainilai keislaman, seperti profesionalisme itu kan kita harus bekerja secara profesional dan yang lain sebagainya T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ? J:sama seperti mas Tigo karena saya satu bagian T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: sama sih kebijakan menteri saat itu T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: sama ya Cuma ada itu aja seinget saya T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman itu penting atau tidak? J: penting, karena itu dapat menambah keimana dan mengingatkan kembali T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif? J: mungkin kurang efektif ya T:apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilainilai Keislaman? J: pernah sih saya buka mata air seperti yang dikatakan mas Tigo sih, Cuma kontennya tidak hanya tentang keislaman T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama pegawai? J: sama seperti mas tigo T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut? J: mungkin dulu ada pengajian 3 ustad tapi sekarang udah bubar T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri? J: tidak keseluruhan, hanya misalnya dalam hari raya agama saja dan harihari besar T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut J: ya sama kayak mas Tiga, ya paling gak kepala bagian memberikan nasehat bagaimana bekerja yang baik T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu nilai-nilai keislaman? J: mengikuti pengajian yang terdapat di rumah T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian Keungan? J: secara keseluruhan sama dengan teman-teman Pewawancara Narasumber Achmad Fauzi Mujiono Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber : Bapak Wawan Ismawandi (Kepala Bagian TIK di Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) PelaksanaanWawancara : Hari : Jumat 15 Agustus Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Ruang 2014 Masjid Baitul Ma‟al Sekretariat di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan? J: Menurut saya sih ada ya, seperti saya terangkan dalam wawancara yang dulu T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ? J: penerapannya kita membuat program budaya yah jadi implementasinya dan penerapannya melalui program tersebut. T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: seperti yang saya terangkan diwawancara yang dulu sudah kebijakan dari menteri keuangan dan juga ada surat keputusannya juga T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: ya kalau kegiatan seperti yang ada di masjid ini saja T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman itu penting atau tidak? J: menurut saya penting sih membuat kita mengingat kembali Allah SWT T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif? J: menurut saya sih efektif setiap hari ada saja pegawai yang melihat program tersebut. T: Apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: Seperti pegawai yang lain ada kolom mata air ya paling tidak disitu terdapat pembahasan nilai-nilai Islam T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama pegawai? J: kalau saya sih sesama pegawai selalu bertanya kepada yang lebih tahu T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut? J: seperti yang lain katakan ada pengajian 3 ustad, dan juga dulu ada seminar tentan kerohanian, ada pembahasan tentang esq juga, sharing session juga termasuk dalam kegiatan pendalaman lain T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri? J: BPPK memantau sekretariat badan hanya melaksanakannya T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut J: saya sih sebagai kepala bagian selalu memotovasi pegawai supaya lebih baik, selalu menasehati pegawai, dan sebelum bekerja saya mewajibkan pegawai untuk selalu berdoa terlebih dahulu. Kalau menurut saya Cuma itu aja. T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu nilai-nilai keislaman? J: sama kayak pegawai lain paling tidak ya mengikuti pengajian di rumah saja T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: masalah ini sih sudah saya terangkan di wawancara yang dulu Pewawancara Achmad Fauzi Narasumber Wawan Ismawandi Wawancara Penelitian Pewawancara : Achmad Fauzi (Mahasiswi UIN Jakarta) Narasumber : Saudara Seutigo (Bagian Kepegawaian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan) PelaksanaanWawancara : Hari : Jumat 15 Agustus Pukul : 13.00– 14.00 WIB Tempat : Ruang 2014 Masjid Baitul Ma‟al Sekretariat di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan T: Menurut Anda Apakah terdapat nilai-nilai Keislaman dalam nilainilai Kementerian Keuangan? J: Jadi menurut pendapat pribadi sih nilai-nilai Kementerian Keuangan itu sangat erat sekali dengan nilai-nilai Keislaman seperti contohnya ada integritas, kita mengetahui bahwa Rasulullah juga mencontohkan bahwa setiap muslim harus mempunyai sikap yang amanah, orang yang berintegritas yang menjaga kepercayaan, profesional itu saya pikir diIslam juga ditekankan prinsip-prinsip seperti dalam prinsip pengelolaan zakat untuk profesional memisahkan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan lainnya, secara umum sebetulnya nilai Kementerian Keuangan itu terkandung dalam nilai-nilai Keislaman. T: Bagaimana penerapan Nilai-nilai Kementerian Keuangan ? J: Mungkin Kalau penarapan nilai-nilai Kementerian Keuangan khusunya dibagia kepegawaian. Untuk sikap integritas kepegawaian selalu menjaga kerahasian. Bagian kepegawaian mengharuskan menjaga kerahasiaan sama yang bersifat rahasia, kita harus menjaganya jangan sampai rahasia itu bocor, terus kita selalu menolak adanya gratifikasi banyak mungkin di instasi lain bagian kepegawaian itu dibilang kadang-kadang itu kan sangat erat sekali dengan sogokan, kalu gak ada uang pelancarnya susaah kalau di pemda-pemda, tapi kalau itu sudah jadi tugas, gratifikasi jauh dari kita, trus terkait kesempurnaan kita ada upaya-upaya untuk memperbaiki halhalyang kurang jadi kita ada pengendalian resiko asalkan ada hal-hal yang memiliki resiko itu dimanage untuk dilakukan tindak lanjut untuk hal-hal yang resiko tersebut jadi continue improvement bakal trus dijalani T:Apa tujuan penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan? J: Kalau nilai-nilai Kementerian Keuangan itu kan emang dari menteri keuangan pada saat itu yaitu Agus Martowardoyo mungkin tujuan umumnya akhirnya reformasi birokrasi, pas kita ketahi kepemerintahan kita saat ini juga lagi mengalami reformasi birokrasi, ya nilai-nilai Kementerian Keuangan ini dibentuk agar menjadi value yang dipegang oleh pihak pegawai, sehingga timbul budaya organisasi yang baik dan kemudian adalah layanan kepada masyarakat lebih baik. T: Apakah ada kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman? J: kalau pendalaman mungkin disini program pembacaan Riyadhus Sholihin yang dibacakan kepada teman-teman pegawai disini, harusnya rutin yah, tapi kadang-kadang karena banyak kegiatan jadi tidak terlaksana, ya kalau ada petugasnya tetap dibacakan, jadi pembacaan Riyadhus Sholihin untuk mendalami nilai-nilai Keislaman. Sebenarnya di intranet ada acara program SIDIG (Syiar Islam Digital) itu disebarkan melalui media BPPK tv itu program yang ada dalam Ramadhan kemarin T: Menurut anda apakah kegiatan pendalaman nilai-nilai Keislaman itu penting atau tidak? J: Bagi saya pribadi sih penting ya maksudnya kalau kita melihat gak tau studinya apa belum tapi saya pikir ketika orang makin paham agama dia akan menjadi pegawai yang lebih baik, karena secara nilai-nilai Islam setiap pegawai di tuntut untuk amanah, melayani profesional saya pikir itu semua ada di nilai-nilai Keislaman. T :Apakah Menurut anda program SIDIG itu efektif? J: untuk detail efektif gak ya mungkin bisa tanyakan ke bagian TIK. Kan mungkin dari TIK mempunyai pengunjung BPPK tv ketika acara SIDIG itu berlangsung. Kali saya pribadi sih sesekali-dua kali memang liat konten di program SIDIG. T:apakah dalam media intranet COMET terdapat Pendalaman nilainilai Keislaman? J: Ada kolom mata air, ada yang ngisi tentang nilai-nilai Isla tapi ada juga nilai kerohanian secara umum. Menu mata air disitu yang mengisi ada beberapa widyasmara atau pejabat struktural disini. T: apakah ada pendalaman nilai-nilai keislaman dengan sesama pegawai? J: kalau dikepegawaian intens sih ada diskusi ringan tentang nilai-nilai islam seperti sharing session seperti itu. T: Apakah ada kegiatan pendalaman lain selain kegiatan tersebut? J: gak tau saya selain kegiatan tersebut T: Apakah kegiatan tersebut dikelola oleh BPPK sendiri? J: tidak keseluruhan, hanya misalnya dalam hari raya agama saja. T:Apakah kepala bagian mendalamkan nilai-nilai Keislaman tersebut J: saya pikir kepala bagian kepegawaian banyak memberikan contoh nilainilai keislaman maksudnya seperti yang saya ungkapkan sebenarnyya nilai-nilai kementerian keunagan hampir sama pada nilai keislaman walaupun sepenuhnya tidak sama T: Apakah anda yang lakukan secara personal untuk mendalamu nilai-nilai keislaman? J: saya pribadi sih sering membuka ceramah di youtube, situs-situs referensi islam T: Apa nilai Keislaman yang konkrit dalam nilai-nilai Kementerian Keungan? J: menurut saya sih kejujuran ada amanah juga Pewawancara Narasumber Achmad Fauzi Seutigo LAMPIRAN FOTO-FOTO PROSES KEGIATAN PEMBACAAN HADIST PEGAWAI YANG MENGIKUTI KEGIATAN PEMBACAAN HADIST PENULIS SEDANG MEWAWANCARAI SALAH SATU PEGAWAI MADING YANG TERDAPAT DALAM MASJID BAITUL MA’AL STRUKTUR ORGANISASI DI BPPK SALAH SATU BENTUK KOMUNIKASI INTERNAL BPPK YAITU COMET KOMUNIKASI TULISAN YANG DILAKSANAKAN BPPK DENGAN MEMASANG STAND BANNER BPPK MENDAPATKAN ISO:9001 DALAM HAL KEBIJAKAN MUTU PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN TAHSIN TILAWAH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN TAHSIN TILAWAH PENGURUS MASJID BAITUL MA’AL YANG TERDAPAT DI KANTOR BPPK SALAH TU PROGRAM BULAN RAMADHAN YAITU PROGRAM SIDIG YANG MEMANFAATKAN MEDIA STREAMING BPPKtv