BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Gigi Plak gigi adalah deposit

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plak Gigi
Plak gigi adalah deposit lunak yang terbentuk akibat perlekatan biofilm pada
permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut, termasuk pada
pesawat lepasan dan cekat.3 Plak merupakan kumpulan mikroorganisme yang
ditemukan pada permukaan gigi sebagai biofilm, melekat pada matriks polimer
bakteri dan saliva.10-13
Plak gigi berbeda dari deposit lain yang dapat ditemukan pada permukaan gigi
seperti materia alba dan kalkulus. Materia alba lebih seperti akumulasi lunak bakteri
dan sel jaringan yang tidak memiliki struktur seperti plak gigi dan dapat dengan
mudah dihilangkan dengan berkumur, sedangkan kalkulus merupakan deposit keras
yang terbentuk akibat mineralisasi plak gigi dan umumnya tertutupi oleh lapisan plak
yang tidak termineralisasi. Plak diklasifikasikan menjadi plak supragingiva dan plak
subgingiva berdasarkan posisinya pada permukaan gigi. 3 Plak supragingiva
ditemukan di atas tepi gingiva. Plak supragingiva yang berkontak langsung dengan
tepi gingiva lebih sering sering disebut dengan marginal plaque. Plak supragingiva
yang terletak pada dan di atas dento-gingival junction paling banyak ditemukan pada
sepertiga gingiva mahkota gigi, area interproksimal, pit dan fisur. 12 Plak subgingiva
ditemukan di bawah tepi gingiva, di antara gigi dan jaringan sulkular gingiva.6 Plak
subgingiva di bawah dentogingival junction biasanya dibagi atas zona perlekatan
gigi, zona perlekatan epitel dan zona tanpa perlekatan.12
Plak gigi juga dikatakan sebagai microbial biofilm, kumpulan berbagai
macam mikroba yang ditemukan pada permukaan gigi yang melekat pada sebuah
matriks polimer bakteri dan saliva. Biofilm adalah lapisan basal tipis pada
substratum, berkontak dan berpenetrasi, multibakterial meluas kedalam lumen
larutan, dipisahkan oleh saluran yang terlihat kosong atau terisi dengan ekstraseluler
polisakarida.13 Bakteri-bakteri di dalam biofilm berhubungan satu sama lain dengan
Universitas Sumatera Utara
cara mengirimkan sinyal kimia. Sinyal kimia ini akan memacu bakteri untuk
menghasilkan protein berbahaya dan enzim. Plak gigi sebagai deposit mikrobial yang
terjadi secara alami merupakan gambaran biofilm sebenarnya yang terdiri atas bakteri
di dalam sebuah matriks yang utamanya tersusun oleh polimer bakteri ekstraseluler
dan saliva serta produk eksudat gingiva.14
2.1.1 Pembentukan Plak Gigi
Sejak bayi dilahirkan dan berkontak dengan lingkungan untuk pertama
kalinya, mikroba sudah mulai ada dalam rongga mulut. Kemudian, ketika gigi erupsi,
bakteri bertambah dan membentuk koloni pada permukaan gigi. Plak gigi yang
mengandung bakteri merupakan biofilm yang melekat erat pada permukaan gigi,
restorasi dan perangkat prostodonti. Plak gigi dapat terlihat secara visual setelah 1
sampai 2 hari tanpa dilakukan tindakan kebersihan mulut. Pembentukan plak dibagi
atas 3 fase, yaitu pembentukaan pelikel gigi, kolonisasi awal bakteri, dan kolonisasi
sekunder serta maturasi plak.3,12
1. Pembentukan pelikel gigi
Pembentukan pelikel pada permukaan gigi adalah fase awal perkembangan
plak. Lapisan tipis bakteri bebas terbentuk setiap menit saat membersihkan
permukaan gigi. Semua permukaan kavitas oral, termasuk semua permukaan jaringan
sama halnya dengan permukaan gigi dan restorasi cekat atau lepasan, diselimuti
dengan pelikel glikoprotein. Pelikel ini berasal dari komponen saliva dan cairan
krevikular begitu pula dengan produksi bakteri dan sel jaringan host serta debris.
Pelikel berfungsi sebagai barier pelindung serta menjadi pelumas untuk permukaan
jaringan dan mencegah jaringan menjadi kering. Pelikel juga menyediakan substrat
bagi bakteri di lingkungan perlekatan. Sel jaringan yang terus mengalami
pengelupasan menyebabkan populasi bakteri pada permukaan jaringan terus menjadi
terganggu. Hal ini berlawanan dengan pelikel pada area permukaan keras yang
menyediakan substrat bagi bakteri yang secara progresif berakumulasi membentuk
plak gigi.
Universitas Sumatera Utara
2. Kolonisasi awal permukaan gigi
Setelah beberapa jam, bakteri akan ditemukan pada pelikel gigi. Kolonisasi
bakteri yang dominan menutupi permukaan gigi adalah bakteri gram positif fakultatif
seperti Actinomyces viscosus dan Streptococcus sanguis. Koloni-koloni ini melekat
ke pelikel melalui molekul spesifik yang membentuk perlekatan secara adhesi pada
permukaan bakteri yang akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel gigi. Masa
plak kemudian matang melalui pertumbuhan spesies yang melekat, seperti kolonisasi
dan pertumbuhan spesies tambahan.
3. Kolonisasi sekunder dan maturasi plak
Pada tahap ini, terjadi peningkatan persentase bakteri anaerob gram negatif.
Bakteri yang berperan adalah
Provotella intermedia, Provotella loescheii,
Capnocytophaga sp., Fusobacterium nucleatum dan Porphyromonas gingivalis.
Mikroorganisme ini melekat ke sel bakteri yang terdapat pada masa plak.
2.1.2 Pengukuran Plak Gigi
Plak dapat diidentifikasi dengan banyak cara seperti skrinning secara langsung
pada permukaan gigi, penggunaan disclosing solution, atau dengan menggunakan
kemampuan alami gigi untuk berfluorensi di bawah cahaya biru. Cara-cara tersebut
dilakukan karena plak tidak dapat diidentifikasi secara langsung bahkan bagi dokter
gigi maupun pasien. Hal ini karena warna plak yang sama dengan permukaan gigi.
Disclosing solution akan merubah warna plak gigi menjadi kontras dengan
permukaan gigi yang berwarna putih. Plak gigi memiliki kemampuan untuk menahan
sejumlah besar substansi larutan yang digunakan sebagai disclosing solution. Hal ini
berkaitan dengan interaksi antara plak dan larutan (dyes) karena adanya perbedaan
polaritas antara komponen plak dan larutan.12 Bahan kimia pertama yang dilaporkan
digunakan sebagai pewarna untuk plak adalah iodin. Tetapi, seiring berkembangnya
waktu banyak jenis larutan yang digunakan seperti fuchsine, erythrosine, merbromin,
methylene blue, briliant blue, crystal violet, gentian violet dan fluorescein.
Setelah pengaplikasian disclosing solution pada permukaan gigi, pengukuran
plak dapat dilakukan dengan mengacu pada indeks pengukuran plak. Indeks yang
Universitas Sumatera Utara
ideal harus bersifat sederhana, mudah dan cepat digunakan. Selain itu, indeks juga
harus akurat sehingga mudah dikalibrasi dengan beberapa kali pemeriksaan. Ada
banyak indeks plak yang dapat digunakan sebagai panduan pemeriksaan. Beberapa
indeks yang sering digunakan seperti indeks plak Ramfjord, indeks plak Quigley and
Hein, indeks plak Turesky dan indeks plak Loё and Sillness.13
Indeks plak Loё and Silness dibuat pada tahun 1964 untuk memperkirakan
kuantitas plak yang berada dekat dengan margin gingiva.15 Pengukuran plak dengan
indeks ini dilakukan dengan menggunakan larutan pewarna yang dioleskan keseluruh
permukaan gigi dan kemudian dilakukan pemeriksaan. Pada indeks plak ini gigi yang
diperiksa adalah gigi 16, 12, 24, 36, 32 dan 44. 15
Pengukuran plak dilakukan pada empat permukaan yaitu mesial, distal, bukal
dan lingual/palatal. Setiap permukaan gigi diberi skor dari 0-3. Skor dari keempat
permukaan gigi ditambahkan dan dibagi 4 untuk mendapatkan hasil skor plak dari
masing-masing gigi yang diperiksa, sedangkan skor plak dari setiap individu didapat
dengan menjumlahkan keseluruhan skor plak dari gigi-gigi yang diperiksa dan
membaginya dengan jumlah gigi yang diperiksa seperti dalam tabel kriteria di bawah
ini.15
Tabel 1. Skor Indeks Plak Loё and Silness
S
Kriteria
kor
0 Tidak terdapat adanya plak.
Film plak yang melekat pada tepi gingiva bebas dan daerah yang
1
berdekatan dengan gigi. Plak in situ mungkin hanya terlihat setelah
penggunaan disclosing solution atau dengan menggunakan probe pada
permukaan gigi.
2
Akumulasi yang sedang dari deposit lunak dalam poket gingiva, atau gigi
dan tepi gingiva, yang dapat terlihat dengan mata.
Universitas Sumatera Utara
3
Akumulasi yang banyak dari deposit lunak di dalam poket gingiva, gigi
serta margin gingiva.
2.2 Kontrol Plak
Kontrol plak adalah tindakan penyingkiran plak dan mencegah terjadinya
akumulasi plak pada gigi dan permukaan perlekatan gingiva yang dilakukan secara
teratur. Mikroba pada plak merupakan etiologi utama terjadinya penyakit periodontal
dan karies gigi. Kontrol plak adalah cara yang efektif dalam merawat dan mencegah
gingivitis dan merupakan bagian penting dari semua prosedur yang terlibat dalam
perawatan dan pencegahan penyakit periodontal.5
Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis
dapat dilakukan dengan menyikat gigi dan menggunakan dental floss, sedangkan
secara kimiawi dengan menggunakan obat kumur dan pasta gigi yang mengandung
bahan yang mampu mencegah plak dan penyakit periodontal lainnya. Kontrol plak
supragingival yang dilakukan dengan baik menunjukkan efek terhadap pertumbuhan
dan komposisi plak subgingiva. Tindakan kontrol plak yang dilakukan secara teratur
di rumah serta dikombinasikan dengan kunjungan rutin ke dokter gigi untuk
menyingkirkan plak dan kalkulus dapat mengurangi jumlah plak supragingiva,
menurunkan jumlah mikroorganisme pada poket yang dalam termasuk daerah furkasi
dan dengan baik mengurangi jumlah patogen periodontal.5
Pertumbuhan plak terjadi setiap jam dan harus dengan segera di singkirkan
setidaknya sekali setiap 48 jam untuk mencegah peradangan. The American Dental
Association (ADA) merekomendasikan setiap individu untuk menyikat gigi dua kali
sehari dan menggunakan dental floss atau pembersih interdental lainnya untuk
menyingkirkan plak secara efektif dan mencegah gingivitis. Selain itu, penambahan
obat kumur sebagai bagian dari kontrol plak akan menghambat pertumbuhan plak dan
kalkulus secara kimiawi.5 Beberapa obat kumur juga dapat mencegah terjadinya
gingivitis, bau mulut dan masalah periodontal lainnya.5
Universitas Sumatera Utara
Kontrol plak secara kimiawi memberikan efek yang baik ketika digunakan
bersamaan dengan kontrol plak secara mekanis. Kontrol plak secara kimiawi
melibatkan beberapa hal seperti : 16
1. Agen antimikroba, merupakan bahan kimia yang memiliki efek
bakteriostatik atau bakterisidal secara invitro yang
tidak dapat dipastikan akan
memberikan efek in vivo dalam melawan plak.
2. Agen penghambat plak, merupakan bahan kimia yang hanya dibuat untuk
mengurangi jumlah dan efek dari plak yang mungkin atau tidak mempengaruhi
gingivitis dan karies.
3. Agen antiplak, merupakan bahan kimia yang memiliki efek pada plak dan
cukup bermanfaat terhadap gingivitis dan karies.
4. Agen antigingivitis, merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan
inflamasi gingiva tanpa mempengaruhi plak bakteri (termasuk agen antiinflamasi).
2.3 Menyikat Gigi
Menyikat gigi merupakan kebiasaan yang paling direkomendasikan dalam
menjaga kebersihan mulut. Menyikat gigi merupakan tindakan kontrol plak mekanis
utama yang dapat menyingkirkan plak sehingga akan mencegah terjadinya gingivitis
dan karies. Selain itu, menyikat gigi juga menjaga estetika gigi dan mencegah bau
mulut. Mekanisme utama dari tindakan menyikat gigi adalah mekanisme dalam
menyingkirkan plak serta efek kemoterapi dari pasta gigi.4
Manfaat menyikat gigi adalah menurunkan risiko karies dan penyakit gingiva
dengan menyingkirkan plak bakteri sebelum berubah menjadi kalkulus. Apabila plak
sudah berubah menjadi kalkulus maka tindakan penyingkirannya harus dilakukan
oleh dokter gigi. Selain itu menyikat gigi juga dapat menyingkirkan debris, mencegah
dan mengontrol infeksi dan penyakit rongga mulut, meningkatkan kesehatan rongga
mulut serta mengurangi atau menghilangkan bau mulut.
Umumnya, waktu menyikat gigi yang dianjurkan oleh dokter gigi adalah
segera setelah makan.15 The American Dental Association (ADA) merekomendasikan
setiap individu untuk menyikat gigi dua kali sehari dan menggunakan dental floss
Universitas Sumatera Utara
atau pembersih interdental lainnya untuk menyingkirkan plak secara efektif dan
mencegah gingivitis.5 Namun, waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak sama. Hal
ini bergantung pada beberapa faktor seperti kecenderungan seseorang terhadap plak
dan debris, keterampilan menyikat gigi serta kemampuan saliva dalam membersihkan
sisa-sisa makanan dan debris.15 Waktu rata-rata seseorang menyikat gigi tidak bisa
sama, biasanya adalah 1-2,5 menit. Rata-rata tindakan menyikat gigi yang dilakukan
sehari-sehari selama dua menit hanya menyingkirkan 50% plak dalam rongga mulut.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas menyikat gigi termasuk teknik, frekuensi,
durasi, jenis dan desain sikat gigi dan penggunaan pasta gigi. 4
Saat ini sudah banyak tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran, bentuk,
serta desain yang beredar di pasaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah serta
meningkatkan fungsi menyikat gigi sebagai kontrol plak. Selain itu, pasta gigi juga
sudah mengalami banyak peningkatan dengan tambahan bahan-bahan aktif yang
dapat meningkatkan fungsi pasta gigi seperti fungsi teraupetik dan kosmetik.
2.4 Obat Kumur
Obat kumur telah digunakan selama berabad-abad sebagai alasan pengobatan
dan kosmetik. Obat kumur juga sering digunakan oleh masyarakat untuk alasan
sosial, seperti mengatasi bau mulut dan menyegarkan mulut. Indikasi lain lebih
berfokus terhadap pencegahan masalah mulut seperti karies gigi dan mencegah
terbentuknya plak gigi dan gingivitis kronis.16 Hal ini dikarenakan kontrol plak secara
mekanis oleh banyak individu sering tidak adekuat. Antiplak atau penghambat plak
dalam obat kumur akan lebih baik dalam mengurangi plak disamping menyikat gigi.
Berkaitan dengan kontrol plak dan gingivitis, obat kumur secara efektif mencapai
semua area yang tidak dapat dijangkau pada rongga mulut sehingga akan sangat
bergantung pada kemampuan individu untuk berkumur secara efektif.
Obat kumur memiliki kemampuan untuk menyalurkan bahan terapeutik dan
manfaatnya ke semua permukaan mulut yang dapat dijangkau termasuk permukaan
interproksimal.
Penggabungan antara agen kimia dengan antiplak atau aktivitas
antimikroba ke dalam sebuah produk obat kumur ditujukan sebagai metode
Universitas Sumatera Utara
profilaksis yang potensial dalam mengurangi plak yang menyebabkan penyakit
periodontal.17 Secara resmi penggunaan obat kumur setelah penyingkiran secara
mekanis dapat mengurangi level dari patogen periodontal di rongga mulut dan
mengurangi risiko bakterimia.16 Penggunaan obat kumur yang direkomendasikan
adalah dua kali sehari (pagi dan malam) dan akan menjadi cara yang ideal dalam
kontrol plak.
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penggunaan obat kumur dan
risikonya terhadap kondisi rongga mulut secara umum menyatakan bahwa ada
manfaat yang nyata dari penggunaan obat kumur dalam mengurangi risiko plak gigi,
gingivitis, karies. Tentu saja obat kumur tidak didesain untuk digunakan secara
terpisah dan telah teruji ketika dikombinasikan dengan sikat gigi dan dental floss.18
Meskipun banyak studi menunjukkan bahwa ada batas terhadap kualitas obat kumur,
tetapi ada penurunan yang signifikan terhadap plak gigi dan gingivitis berkaitan
dengan penggunaan obat kumur seperti penggunaan obat kumur yang mengandung
chlorhexidine atau essential oil sebagai tambahan perawatan standard. Ada dasar
untuk penggunaan obat kumur dalam bentuk pencegahan atau mengurangi risiko
perkembangan plak gigi, gingivitis dan karies tanpa efek yang merugikan.
Penggunaan obat kumur memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan
masyarakat.18
2.4.1 Komposisi obat kumur
Obat kumur adalah larutan yang digunakan untuk menyingkirkan partikelpartikel makanan dan plak dari gigi. Obat kumur digunakan setelah menyikat gigi.
Obat kumur umumnya mengandung bahan-bahan yang dapat melawan bakteri. Bahan
ini seperti zinc gluconate, cetylpyridium chloride dan thymol. Beberapa obat kumur
mengandung alkohol dan air umumnya sebagai bahan utama. Banyak obat kumur
juga memiliki bahan perasa seperti sakarin, atau gliserin dan tambahan pewarna.
Semua obat kumur memiliki kandungan khusus masing-masing tetapi ada
kandungan umum yang dimiliki semua obat kumur seperti air, perasa, pemanis,
pewarna, antiseptik, antiplak, pengawet, detergen serta penambahan alkohol.15,19
Universitas Sumatera Utara
Perasa yang sering digunakan seperti, menthol atau eucalyptol. Eucalyptol merupakan
antiinflamasi yang juga memberikan aroma pada obat kumur. Untuk pemanis,
biasanya digunakan sucralose, sodium sakarin. Sodium sakarin merupakan bentuk
solid dari pemanis sakarin yang lebih manis dari sukrosa tetapi terasa sedikit pahit
setelah dirasakan. Selain sebagai pemanis dalam obat kumur, bahan ini juga sering
digunakan sebagai pemanis permen, biskuit, obat dan pasta gigi. Bahan antiseptik
yang sering digunakan adalah chlorhexidine gluconat, thymol dan cetylpiridinium
chloride. Bahan antiseptik di atas juga memiliki efek sebagai antiplak bila
ditambahkan kedalam obat kumur.
Untuk bahan pengawet, biasanya digunakan sodium benzoat atau potasium
sorbate sehingga obat kumur dapat bertahan dalam waktu lama. Potasium sorbate
merupakan bahan kimia yang terbentuk ketika garam potasium berikatan dengan
sorbic acid menghasilkan
garam asam lemak yang mengalamai polisaturasi.
Potasium sorbate dapat ditemukan pada banyak bahan makanan atau obat karena
berfungsi dalam mengawetkan makanan dengan mencegah terbentuknya jamur yang
dapat menyebabkan kerusakan isi produk. Bahan ini mudah diproduksi dan cukup
murah, sehingga merupakan salah satu pilihan ideal bagi beberapa industri.
Deterjen digunakan untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga bahanbahan yang terkandung menjadi lebih larut dan juga dapat menghancurkan dinding
sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Selain itu, aksi busa dari deterjen
membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut, contohnya adalah sodium
laurel sulfate.
Selain itu, beberapa bahan lain ditambahkan untuk menambah keefektivan
obat kumur seperti sodium fluoride. Sodium flouoride digunakan untuk mencegah
karies, membuat gigi lebih kuat dan lebih tahan terhadap kerusakan akibat asam dan
bakteri. Penambahan alkohol pada obat kumur dilakukan untuk meningkatkan efek
antibakterial dari obat kumur serta sebagai pengikat rasa.
2.4.2 Penggunaan alkohol dalam obat kumur
Universitas Sumatera Utara
Banyak obat kumur mengandung alkohol (etanol) dan pada beberapa obat
kumur konsentrasi etanol dapat setinggi 26%. Etanol disebut juga etil alkohol dengan
rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4° C. Etanol
adalah cairan jernih, tidak berwarna dengan sifatnya yaitu bau yang menyengat.
Dalam bentuk larutan cair etanol memiliki rasa manis, tetapi pada larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi etanol terasa seperti
rasa terbakar. Etanol merupakan
kelompok bahan kimia yang molekulnya mengandung kelompok hidroksil, -OH, dan
terikat pada atom karbon. Etanol telah dibuat sejak zaman dahulu melalui fermentasi
gula. Semua minuman yang mengandung etanol dan setengah industri etanol masih
menggunakan proses ini. Gula sederhana adalah bahan mentahnya. Zymase, enzim
dari ragi, merubah gula sederhana menjadi etanol dan karbon dioksida.20
Etanol dalam obat kumur digunakan sebagai pelarut, bahan pengawet dan
antiseptik. Etanol menyebabkan denaturasi protein dan disolusi lipid. Jadi, etanol
mempunyai aktivitas antimikroba melawan banyak jenis bakteri, jamur dan virus.
Studi telah menunjukkan bahwa konsentrasi tinggi alkohol (di atas 20%) dalam obat
kumur mungkin dapat memberikan efek terhadap rongga mulut seperti lepasnya
epitel, keratosis, ulserasi mukosa, gingivitis, petechiae dan luka.1
Berdasarkan fakta yang ada, konsumsi alkohol diidentifikasi sebagai
karsinogen bagi manusia. Keduanya sangat berkaitan dengan risiko perkembangan
kanker rongga mulut. Seperti ketika mengacu pada konsumsi alkohol, etanol telah
teridentifikasi sebagai karsinogenik pada manusia. Acetaldehyde yang merupakan
turunan dari metabolisme etanol dalam minuman beralkohol berkontribusi sebagai
penyebab keganasan pada tumor esophageal. Kemungkinan alkohol dalam obat
kumur diubah menjadi acetaldehyde pada rongga mulut, yang dapat menyebabkan
kerusakan DNA dan memicu terjadinya mutasi, tidak dapat disimpulkan tanpa adanya
studi tambahan yang dibuat spesifik mengenai isu ini dan untuk memenuhi
kemungkinan karakterisitik tersebut
maka sekumpulan besar dan beragam jenis
orang harus dilibatkan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan bentuk
acetaldehyde.18
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan etanol sebagai bahan obat kumur berdasarkan beberapa alasan
seperti, etanol merupakan pelarut untuk bahan-bahan aktif lainnya, sebagai antiseptik
dan berperan sebagai bahan pengawet. Etanol mudah diproduksi dan relatif murah.
Obat kumur memiliki kemampuan dalam menurunkan plak bakteri dan gingivitis bila
digunakan bersamaan dengan metode mekanis penyingkiran plak. Studi yang
dilakukan antara obat kumur mengandung alkohol dan non-alkohol menunjukkan
bahwa obat kumur yang mengandung alkohol memiliki efektivitas lebih baik.19
Alkohol dalam obat kumur tidak diindikasikan pada pasien dengan mukositis,
keadaan jaringan yang sensitif berkaitan dengan terapi radiasi kepala dan leher,
imunokompromis, sensitif terhadap alkohol dan pasien dengan restorasi komposit.
Obat kumur yang mengandung alkohol dapat mengeksaserbasi kondisi-kondisi di
atas. Hal ini disebabkan alkohol dalam obat kumur kemungkinan tidak bermanfaat
karena toksisitas alkohol dalam kasus apabila tertelan secara tidak sengaja oleh anakanak, dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker mulut dan faring, walaupun
pendapat ini masih lemah, tidak konsisten dan bahkan kontradiksi dengan berbagai
literatur. Rasa tidak nyaman pada mukosa mulut meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol dimana kemungkinan seseorang sensitif terhadap alkohol.
Penggunaan alkohol dalam obat kumur dapat meningkatkan kandungan alkohol
dalam nafas dan dapat merubah hasil pembacaan tes nafas serta dapat melunakkan
dan merubah warna restorasi komposit dan resin hybrid.16
2.4.3 Obat Kumur Non-Alkohol
Akhir-akhir ini banyak permintaan terhadap obat kumur bebas alkohol (nonalkohol), akibat dari alkohol yang digunakan sebagai kandungan dalam obat kumur
dianggap terlalu besar (10-20%). Obat kumur non alkohol merupakan obat kumur
yang dibuat berdasarkan permintaan untuk tidak digunakannya alkohol dalam obat
kumur akibat beberapa efek yang ditimbulkannya.
Obat kumur non alkohol memiliki kandungan seperti obat kumur pada
umumnya. Selain itu, beberapa produk obat kumur non-alkohol memberikan variasi
seperti penambahan ekstrak herbal kedalam obat kumur. Obat kumur non-alkohol
Universitas Sumatera Utara
nyaman digunakan karena tidak menyebabkan rasa terbakar pada mulut. Hal ini
menyebabkan banyak orang lebih memilih obat kumur non-alkohol. Namun, sebuah
studi menunjukkan bahwa obat kumur non-alkohol kurang efektif dalam melawan
bakteri gram negatif. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa alkohol dalam obat kumur
berperan sebagai larutan yang menyingkirkan membran terluar dari bakteri gram
negatif tetapi untuk bakteri gram positif, alkohol tidak memiliki efek karena bakteri
gram positif tidak memiliki membran luar.8
Perlu diketahui bahwa efektivitas suatu obat kumur bukan hanya dari
kandungan umum yang ada di dalamnya tetapi juga bahan yang ditambahkan ke
dalamnya. Studi yang dilakukan oleh Anyanwu dkk. menunjukkan bahwa tidak
semua obat kumur non-alkohol tidak efektif dalam melawan bakteri gram negatif dan
tidak semua obat kumur mengandung alkohol tidak memiliki efek terhadap bakteri
gram positif.8
Beberapa produk obat kumur non-alkohol dibuat dengan menambahkan
bermacam bahan kimia yang dapat membantu dalam mengontrol pembentukan plak
dan gingivitis seperti chlorhexidine, triclosan, essential oil dan cetylpiridinium
chloride (CPC). Clorhexidine 0,12% terbukti efektif mencegah pembentukan plak
bila digunakan setiap hari dalam bentuk larutan.15 Selain itu, clorhexidine 0,12%
mempunyai sifat antibakteri yang bisa bertahan selama 12 jam sampai dilakukan
kembali kumur-kumur dengan larutan tersebut. Obat kumur yang mengandung
essential oil dapat mencegah atau membunuh kuman penyebab halitosis sampai 95%
dan menurunkan plak sampai 50%.15
Obat kumur yang mengandung cetylpiridinium chloride (CPC) dapat
memberikan efek antimikroba. Cetylpiridinium chloride (CPC) dalam obat kumur
telah terbukti mampu mengontrol pembentukan plak dan gingivitis. CPC merupakan
salah satu bahan antimikroba untuk obat kumur yang direkomendasikan oleh United
States Food and Drug Administration (FDA) karena aman dan efektif dalam
mengurangi plak supragingiva dan gingivitis.21
United States Food and Drug Administration (FDA) telah mengklasifikasikan
CPC sebagai bahan yang aman dan efektif untuk perawatan gingivitis akibat plak
Universitas Sumatera Utara
ketika diformulasikan dalam rentang konsentrasi 0,045-0,10%.21 CPC merupakan
salah satu bahan yang paling umum digunakan sebagai bahan tambahan dalam obat
kumur. Kebanyakan CPC yang digunakan dalam obat kumur adalah 0,05%. Obat
kumur mengandung CPC dengan konsentrasi dan bioavaiabilitas yang lebih tinggi
menunjukkan efek klinis yang lebih tinggi. Obat kumur yang mengandung CPC
dengan konsenrasi di bawah 0,05% dan bioavailabilitas yang rendah biasanya
dipertimbangkan efek kosmetiknya yaitu sebagai kontrol halitosis. 21
Pada sebuah
penelitian, obat kumur yang mengandung 0,05% CPC dan
0,05% sodium fluoride dibandingkan dengan kontrol obat kumur yang hanya
mengandung 0,05% sodium fluoride untuk dilihat kemampuannya dalam mengontrol
jumlah bakteri plak supragingiva selama 12 jam setelah hari pertama, dan 12 jam
setelah 14 hari pemakaian. Obat kumur yang mengandung CPC secara signifikan
mengurangi jumlah bakteri plak supragingiva sebanyak 35,3% dan 70,9%. Penelitian
ini menunjukkan bahwa obat kumur mengandung CPC efektif dalam menurunkan
bakteri pada plak dan saliva dan memberikan efek pada pembentukan plak.21
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan bakteri pada saliva
karena berkumur sekali ataupun beberapa kali dengan obat kumur yang mengandung
CPC.
21
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa CPC berpotensi dan efektif sebagai
antiplak, hal ini juga berkaitan dengan aksinya yang persisten maupun substantivitas
dari formulanya.21
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep
Variabel Bebas :
Variabel terikat
1. Menyikat gigi dan berkumur
obat kumur non –alkohol
2. Menyikat gigi
Skor plak
Variabel terkendali
Variabel tidak terkendali
1. Waktu dan frekuensi
berkumur dan sikat gigi
2. Lama berkumur
3. Jumlah larutan setiap
kali berkumur
4. Cara menyikat gigi
5.
Diet
Universitas Sumatera Utara
Download