Efektivitas Sumbangan Obat di Rumah Sakit Jiwa

advertisement
Efektivitas Sumbangan Obat
di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY
Oleh :
Dra. Istinganah Apt., M.Kes.,
RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
PEMERINTAH DAERAH DIY
TAHUN 2015
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
tersusunnya buku “Evaluasi Sumbangan Obat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY”,
yang merupakan bentuk evaluasi dalam pengelolaan obat.
Dengan disusunnya buku evaluasi ini, kami berharap akan memperbaiki
proses pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Grhasia di masa
mendatang. Dalam penerimaan sumbangan obat, pihak Instalasi Farmasi Rumah
Sakit diharapkan lebih meningkatkan komunikasi dengan pihak penyumbang.
Kepada penulis yang menyususn buku ini, kami ucapkan terima kasih,
Semoga buku ini bermanfaat.
Yogyakarta,
Juni 2015
Ka. Bidang Penunjang dan Sarana
Dra. Kun Hestiningsih, Apt.,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan banyaknya obat rusak dan kadaluarsa di Rumah Sakit Jiwa
Grhasia, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian asal mula atau sumber
dari obat tersebut. Obat rusak dan kadaluarsa sangat mengganggu pengelolaan
obat karena obat tersebut memakan tempat dan biaya untuk penyimpanan serta
pemusnahannya.
Dari hasil penelitian ternyata obat rusak tersebut sebagian besar berasal
dari obat sumbangan berbagai pihak ke Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Sebenarnya
sudah ada Pedoman Sumbangan Obat yang telah diterbitkan WHO, namun
ketaatan terhadap pedoman tersebut masih rendah
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu hingga tersusunnya buku ini. Dengan harapan semoga buku ini bisa
bermanfaat. Kritik dan saran untuk perbaikan buku ini sangat diharapkan,
Yogyakarta, Juni 2015
Penulis
Dra.Istinganah,Apt.,M.Kes.,
iii
ABSTRAK
Sumbangan obat merupakan salah satu usaha kemanusiaan yang sering
menimbulkan permasalahan disamping memberikan manfaat bagi penerima.
Masalah yang timbul disebabkan ketidaksesuaian bantuan obat dengan pola
penyakit. Pedoman sumbangan obat internasional telah dipublikasikan oleh WHO
pada tahun 1996 dan direvisi tahun 1999, namun seringkali terjadi ketidakpatuhan
terhadap pedoman tersebut.
Tujuan penelitian ini sebagai bentuk evaluasi sumbangan obat terhadap
banyaknya obat kadaluarsa dan pengaruhnya terhadap pengelolaan obat Rumah
Sakit Jiwa Grhasia DIY.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY sebagai rumah sakit yang
sebelumnya banyak menerima sumbangan obat dari berbagai pihak. Data
dikumpulkan dari buku penerimaan obat dan dari daftar obat rusak tahun 2014.
Obat yang rusak tahun 2014 sejumlah 712 kg yang sebagian besar (sekitar 90%)
berasal dari sumbangan berbagai pihak. Diperlukan sumberdaya dan biaya besar
untuk penyimpanan serta pemusnahannya. Jumlah obat rusak dan kadaluarsa yang
sangat banyak mengganggu penyimpanan obat lain yang masih digunakan.
Kepatuhan terhadap pedoman Sumbangan Obat sangat dibutuhkan. Upaya yang
dilakukan diantaranya ada komunikasi yang efektif antara penyumbang dengan
pihak rumah sakit sehingga memaksimalkan kemanfaatan obat dan meminimalisir
obat rusak atau kadaluarsa.
iv
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ..............................................................................v
BAB I ....................................................................................... 2
PENDAHULUAN...................................................................... 2
A. Latar Belakang ................................................................ 2
B. Perumusan masalah ........................................................ 3
C. Maksud dan Tujuan : ...................................................... 3
BAB II ...................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
1. Evaluasi............................................................................ 4
2. Masalah Obat Sumbangan............................................... 6
3. Pedoman Sumbangan Obat. ............................................ 8
4. Pengelolaan Obat ............. Error! Bookmark not defined.
5. Penggunaan Obat ............. Error! Bookmark not defined.
BAB III ................................................................................... 11
METODE EVALUASI ............................................................. 11
BAB IV ................................................................................... 14
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN ............................... 14
1. Hasil Evaluasi................................................................. 14
2. Pembahasan .................................................................. 32
BAB V .................................................................................... 34
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 34
A. KESIMPULAN................................................................ 34
B. SARAN .......................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 35
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Jiwa Grhasia yang terletak di jalan Kaliurang KM 17, kecamatan
Pakem, kabupaten Sleman, provinsi
Yogyakarta merupakan rumah sakit milik
pemerintah daerah Provinsi DIY. Rumah Sakit Jiwa Grhasia sering mendapatkan
sumbangan obat dari berbagai pihak lain. Namun sayangnya, banyak fakta yang
menunjukkan bahwa disamping memberikan manfaat, seringkali obat sumbangan
tidak berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit, baik jenis maupun jumlahnya, bahkan
masa kadaluarsanya sangat pendek, sehingga menjadi obat rusak dan kadaluarsa
Di Instalasi Farmasi jumlah obat yang kadaluarsa dan rusak pada tahun 2014
sudah menumpuk banyak yang sebagian besar diduga berasal dari sumbangan
obat. Obat-obatan tersebut sebagian besar berasal dari sumbangan berbagai pihak,
Pemusnahan obat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia terachir dilakukan tahun 2009.
Untuk mengetahui kemanfaatan sumbangan obat di Rumah Sakit Jiwa
Grhasia maka perlu dilakukan evaluasi efektivitas obat sumbangan. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan antara jenis obat yang digunakan di rumah sakit
dengan jenis obat sumbangan. Obat sumbangan yang tidak dimanfaatkan akan
beresiko rusak dan kadaluarsa. Obat rusak dan kadaluarsa akan menimbulkan
masalah dalam penyimpanan dan pemusnahannya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis sebagai kepala instalasi farmasi
diantaranya mengusulkan kepada kepala Bidang Penunjang dan Sarana untuk
membuat
tempat
khusus
obat
rusak
dan
kadaluarsa
dengan
membuat
sekat/ruangan khusus obat rusak agar tidak tercampur dengan obat yang masih
baik. Selanjutnya diusulkan dilakukan pemusnahan obat yang bertujuan agar
gudang tidak semakin dipenuhi obat tidak berguna, tidak terjadi penyalahgunaan
obat oleh yang tidak berhak maupun penggunaan obat yang sudah tidak memenuhi
syarat. Pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa juga akan mengurangi biaya
penyimpanan, pelaporan rutin maupun memberikan tempat yang lebih luas untuk
obat lain yang masih digunakan, sehingga mempermudah dalam pengelolaan obat.
2
B. Perumusan masalah
1. Bagaimana proses sumbangan obat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
2. Bagaimana pemanfaatan sumbangan obat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
3. Bagaimana sumbangan obat yang tidak digunakan di Rumah Sakit Jiwa
Grhasia
C. Maksud dan Tujuan :
1. Sebagai bentuk evaluasi kemanfaatan sumbangan obat di RSJ Grhasia.
2. Sebagai bahan acuan dalam mengatur sumbangan obat di RSJ Grhasia
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Evaluasi
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan keadaan
yang senyatanya. Suatu masalah adalah suatu hal yang tidak diinginkan dari suatu
program atau kegiatan. Adanya permasalahan dapat dinilai dengan cara evaluasi
suatu kegiatan.
Evaluasi adalah serangkaian prosedur untuk menilai suatu kegiatan atau
program dan memperoleh informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan,
kegiatan, hasil, dampak, serta biayanya. Fokus utama dari evaluasi adalah
mencapai perkiraan yang sistematis dari dampak program (Depkes RI, 2002b).
Dengan demikian evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan
suatu nilai dan keberhasilan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur suatu pencapaian tujuan atau
keadaan tertentu dengan membandingkan dengan standar nilai yang telah
ditentukan sebelumnya. Merupakan suatu usaha untuk mencari kesenjangan antara
yang ditetapkan dengan kenyataan hasil pelaksanaan. Evaluasi efektifitas
sumbangan obat bertujuan menilai kemanfaatan sumbangan obat di RSJ Grhasia
dan sebagai bahan acuan dalam menyusun panduan dan SPO sumbangan obat di
RSJ Grhasia
2. Siklus Pengelolaan obat
Siklus pengelolaan obat merupakan suatu siklus yang tidak terputus pada
instalasi farmasi rumah sakit. Dimulai dari pemilihan jenis obat, kemudian
perencanaan jumlah obat yang akan diadakan, pengadaan, penyimpanan, distribusi
dan penggunaan, sampai kembali lagi ke seleksi obat. Pengelolaan obat dirumah
sakit meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian
serta penggunaan yang saling terkait satu sama lainnya, sehingga harus
terkoordinasi dengan baik agar masing- masing dapat berfungsi secara optimal.
Ketidakterkaitan antara masing-masing tahap akan mengakibatkan tidak efektif dan
efisiennya sistim yang ada.
Menurut Quick et al., (1997), pengelolaan obat merupakan rangkaian siklus
mulai dari seleksi, pengadaan, distribusi dan penyimpanan serta penggunaan obat.
Tujuan pengelolaan obat di rumah sakit adalah agar menjamin ketersediaan obat,
dimana obat yang diperlukan selalu tersedia setiap saat diperlukan dalam jumlah
4
yang cukup dan mutu terjamin. Seleksi obat merupakan proses yang penting dalam
manajemen obat. Seleksi diperlukan karena keterbatasan dana. Bagi dokter dan
tenaga kesehatan seleksi mutlak diperlukan karena tidak mungkin mengingat dan
membandingkan khasiat dan keamanan obat yang jumlah obatnya begitu banyak
yang tersedia di pasaran satu persatu. (Quick dkk, 1997).
Pengadaan obat
dilaksanakan setelah seleksi obat dilaksanakan.
Penyimpanan
dan
distribusi
obat
merupakan
langkah
lanjut
siklus
pengelolaan obat. Kegiatan penyimpanan dan distribusi diawali dengan penerimaan
obat di gudang, dimana obat yang diterima akan dicek dan diteliti dokumennya, lalu
dimasukkan ke gudang dengan pencatatan pada kartu stok guna pengendalian
inventarisasi. Penempatan obat di gudang diatur berdasarkan kaidah yang berlaku
seperti First In First Out/FIFO dan suhu yang sesuai (Holloway dan Green, 2003).
Pengeluaran obat dari gudang bermacam-macam, ada yang berdasarkan
permintaan pengguna maupun sistem satelit. Untuk tindak lanjut setelah dilakukan
distribusi ke satelit atau pengguna, maka tindak lanjut yang diutamakan adalah obat
sampai ke pengguna atau pasien tepat waktu, tepat indikasi, dan terjangkau. Di
rumah sakit, distribusi yang dimaksud adalah kepada pasien rawat jalan, pasien
rawat inap, dan unit gawat darurat.
5. Penggunaan Obat
Proses penggunaan obat dimulai dari penulisan resep oleh dokter kemudian
penyerahan obat kepada pasien sampai obat digunakan oleh pasien. Ketepatan
penggunaan obat di unit layanan kesehatan perlu didukung tersedianya obat tepat
jenis, jumlah serta mutu yang baik ( Depkes RI, 2002a). Ketersediaan obat yang
tidak sesuai dengan pola peresepan akan menimbulkan masalah obat kosong(stock
out), stok mati(obat tidak diresepkan selama 6 bulan) dan obat rusak dan
kadaluarsa.
Proses penggunaan obat dimulai dari penulisan resep oleh dokter kemudian
penyerahan obat kepada pasien sampai obat digunakan oleh pasien. Ketepatan
penggunaan obat di unit layanan kesehatan perlu didukung tersedianya obat tepat
jenis, jumlah serta mutu yang baik ( Depkes RI, 2002a)
3. Pengadaan
Pengadaan obat adalah proses untuk mendapatkan obat /perbekalan farmasi
untuk menunjang pelayanan rumah sakit. Pengadaan obat bisa dilakukan dengan
5
pembelian maupun dari sumbangan/dropping. Pengadaan obat harus sesuai
dengan perencanaan yang sudah dilakukan oleh rumah sakit.
3. Masalah Sumbangan Obat
Sumbangan Obat selain memberikan manfaat bagi penerima seringkali juga
menimbulkan masalah. Permasalahan yang timbul akibat sumbangan obat menurut
Quick dkk.(1997) disebabkan oleh banyak faktor, antara lain adanya sumbangan
obat
yang tidak sesuai dengan situasi emergensi, tidak sesuai dengan pola
penyakit atau tidak sesuai dengan tingkat pelayanan yang ada di daerah penerima.
Seringkali obat -obatan yang diberikan tidak dikenal oleh profesi kesehatan
setempat, tidak mematuhi kebijakan obat dan standar yang berlaku di negara
penerima, sehingga dapat menimbulkan bahaya bagi pasien dan lingkungan. Obat
sumbangan yang tidak sesuai dengan pola penyakit, tidak sesuai dengan tingkat
pelayanan yang ada serta tidak dikenali oleh profesi kesehatan setempat dan tidak
dapat digunakan akan menumpuk dan membutuhkan biaya yang besar untuk
penyimpanan, distribusi dan pemusnahannya.
Menurut
Pedoman
Teknis
Penanggulangan
Krisis
akibat
Bencana
Departemen Kesehatan tahun 2007, prinsip utama yang harus dipenuhi dalam
proses pemberian bantuan obat dan dan perbekalan kesehatan mengacu pada
Guidlines for Drug Donations, yaitu: 1) prinsip pertama: Obat sumbangan harus
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara penerima, sehingga
bantuan harus didasarkan pada kebutuhan, sehingga kalau ada obat yang tidak
diinginkan, maka kita dapat menolaknya; 2)Prinsip kedua: Obat sumbanagn harus
mengacu kepada keperluan dan sesuai dengan otoritas penerima dan harus
mendukung kebijakan pemerintah dibidang kesehatan dan sesuai dengan
persyaratan administrasi yang berlaku; 3) Prinsip ketiga: tidak boleh terjadi standar
ganda penerimaan kualitas jika kualitas salah satu item obat tidak diterima di negara
donor, sebaiknya hal itu juga diberlakukan di negara penerima; 4)Prinsip keempat:
adalah harus ada komunikasi yang efektif antara negara donor dan negara
penerima, sumbangan harus berdasarkan permohonan dan sebaiknya tidak
dikirimkan tanpa adanya pemberitahuan.
Fauziah,M., (2006) menyatakan Obat yang mendekati atau telah melewati
kadaluarsanya sering disumbangkan atau ditawarkan, sedangkan Quick dkk. (1997)
menyatakan bahwa di Eritrea, selama perang kemerdekaan tahun 1993 ditemukan 7
6
truk
penuh
berisi
Aspirin
yang
membutuhkan
waktu
6
bulan
untuk
memusnahkannya. Sebanyak 2 kontainer berisi obat kardiovaskuler dengan masa
kadaluarsa tinggal 2 bulan sejak tiba di lokasi, dan terdapat 30.000 botol infuse
asam amino 500 ml kadaluarsa yang menimbulkan bau tidak sedap. Tahun 1992 di
Lithuania, ditemukan 11 wanita buta sementara setelah mendapat terapi Closantel.
Terjadi kesalahan obat dimana Closantel yang seharusnya digunakan untuk obat
cacing digunakan untuk terapi endometriosis. Penyebab kesalahan ini adalah obat
tersebut tidak dilengkapi informasi produk yang lengkap dalam kemasan.
Berckman & Dawans (1997) dalam penelitian mengenai sumbangan obat di
Bosnia dan Herzegovina, menemukan 17.000 ton obat sumbangan tidak sesuai
dengan kebutuhan penduduk. Dari 17.000 ton tersebut penyumbang menghemat
dana $US 25,5 juta untuk pemusnahan ( setelah dikurangi biaya pengiriman ke
Bosnia sebesar $US 500/ton). Penyumbang obat juga masih mendapat keuntungan
dari pengurangan pajak karena obat sumbangan dianggap sebagai bantuan
kemanusiaan. Negara penerima harus mengeluarkan biaya pemusnahan sebesar
$US 34 juta.
Sulit bagi penerima untuk menolak bantuan obat dan alat kesehatan yang
telah sampai ditempat karena membutuhkan biaya banyak untuk pengembalian ke
pemberi bantuan. Juga ada rasa tidak enak untuk menolak obat bantuan yang
sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Bahkan obat bantuan yang
tidak
digunakan
menimbuklan
masalah
pada
penyimpanan
maupun
pemusnahannya.
Dengan mengetahui besarnya dampak yang ditimbulkan oleh bantuan obat
dan alat kesehatan, WHO tahun 1996 mempublikasikan Pedoman Donasi Obat
yang berisi ketentuan -ketentuan dan prinsip-prinsip yang harus dipatuhi dalam
praktek sumbangan obat.
Dampak sumbangan obat yang tidak sesuai dengan pedoman Donasi Obat
yang diterbitkan WHO adalah pemborosan waktu, tenaga dan dana yang digunakan
untuk memilah-milah obat, biaya menyimpan dan distribusi yang tinggi, dan
berpotensi menimbulkan pasar gelap, kerusakan lingkungan serta menyebabkan
kesakitan dan kematian.
Obat berbeda dari jenis sumbangan lain seperti pakaian dan uang tunai
karena obat mempunyai efek samping yang dapat membahayakan kesehatan bagi
yang salah menggunakan.
7
4. Pedoman Sumbangan Obat.
Pedoman sumbangan obat pertama kali dinyatakan oleh CMC( Christian
Medical Commision) tahun 1988. CMC adalah perwakilan gereja-gereja di Genewa
bekerjasama dengan palang merah internasional membuat pedoman sumbangan
obat.
Penyusunan pedoman sumbangan obat oleh WHO dimulai pada awal tahun
1990-an dengan meningkatnya laporan sumbangan obat yang tidak sesuai
kebutuhan atau bahkan membahayakan kesehatan penduduk di negara penerima,
seperti pada gempa bumi di Armenia tahun 1988. WHO pada tahun 1994 memulai
mengumpulkan informasi tentang obat sumbangan dan melakukan peninjauan
kembali terhadap pedoman sumbangan yang sudah ada, yaitu Pedoman
sumbangan obat CMC ( Christian Medical Commision). Dari berbagai masukan
yang ada WHO pada bulan Mei 1996 mempublikasikan Pedoman Sumbangan Obat.
Pada tahun 1999 WHO mempublikasikan revisi Pedoman Sumbangan Obat.
Terdapat 4 prinsip utama dalam pelaksanaan sumbangan yaitu : 1) sumbangan
obat harus memberikan manfaat maksimum bagi penerima; 2) menghormati
kebutuhan dan otoritas negara penerima; 3) tidak menggunakan standar ganda
mutu obat yang disumbangkan; 4) adanya komunikasi yang efektif antar negara
donor dan negara penerima.
Terdapat 12 ketentuan yang mengatur praktek sumbangan obat dalam
Pedoman Sumbangan Obat WHO 1996. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Semua obat sumbangan harus berdasarkan atas kebutuhan dan sesuai dengan
pola penyakit di daerah penerima. Obat tidak boleh dikirim tanpa persetujuan
dari penerima.
2. Semua obat sumbangan atau ekuivalen generik-nya harus disetujui untuk
digunakan di negara penerima dan termasuk di dalam daftar obat esensial. Bila
tidak terdapat obat esensial nasional di negara tersebut dapat menggunakan
daftar obat esensial WHO kecuali dengan permintaan khusus negara penerima.
3. Kemasan, kekuatan, dan formulasi obat donasi sedapat mungkin sama dengan
obat yang biasa digunakan di negara penerima.
8
4. Semua obat sumbangan harus berasal dari sumber yang terpercaya dan
mematuhi standar kualitas yang berlaku di negara donor dan negara penerima.
5. Obat sumbangan bukan merupakan obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien
ke farmasis ataupun obat sampel yang diberikan kepada tenaga kesehatan.
6. Setelah tiba di negara penerima, semua obat sumbangan harus masih
mempunyai masa kadaluwarsa paling sedikit 1 tahun. Pengecualian dapat
dilakukan pada sumbangan langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan.
7. Semua obat harus dilabel dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh tenaga
kesehatan di negara penerima; label pada masing-masing karton paling tidak
harus terdapat International Nonproprietary Name atau nama generik, nomor
batch, bentuk sediaan, kekuatan, nama pabrik, jumlah dalam karton, kondisi
penyimpanan, dan tanggal kadaluwarsa.
8. Sedapat mungkin obat sumbangan disampaikan dalam jumlah unit yang besar.
9. Semua obat sumbangan harus dikemas seusai dengan regulasi pengapalan
internasional dan disertai daftar yang merinci isi tiap karton dengan nama
generik, bentuk sediaan, jumlah, waktu kadaluwarsa, nomor batch, volume,
berat, dan kondisi penyimpaan obat secara khusus. Berat per karton tidak boleh
melebihi 50 kg. Obat tidak boleh dicampur dengan jenis lainnya dalam 1 karton.
10. Penerima harus diberitahu tentang seluruh obat yang akan diberikan, baik yang
sedang disiapkan maupun yang telah dalam proses pengapalan.
11. Nilai obat sumbangan harus didasarkan pada harga yang berlaku di negara,
atau bila tidak terdapat informasi tentang harga obat tersebut di negara
penerima dapat berdasarkan harga internasional.
12. Biaya transportasi internasional dan nasional, penggudangan, port clearance,
dan penyimpanan harus dibayar oleh agen donor kecuali bila ada kesepakatan
tertentu dengan penerima.
Bentuk lain sumbangan obat adalah bentuk uang tunai, yang bisa
dibelanjakan sesuai kebutuhan obat oleh insitusi tersebut.
KERANGKA KONSEP
Sumbangan obat-------------penggunaaan obat
-
Obat kadaluarsa/rusak
9
-
Biaya penyimpanan
-
Penyalahgunaan
-
Biaya pemusnahan
Sumbangan obat yang tidak sesuai dengan penggunaan obat akan
menimbulkan
masalah
obat
rusak
dan
kadaluarsa,
biaya
penyimpanan,
penyalahgunaan obat oleh yang tidak berhak dan memerlukan biaya pemusnahan
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif crosseksional. Data yang
dikumpulkan melalui observasi dokumen dan dilakukan pendekatan deskreptif
analitik.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini mengambil data:
1. Data obat yang digunakan RSJ Grhasia tahun 2012 sampai tahun
2014(gambaran obat yang sering digunakan di RSJ Grhasia)
2. Data sumbangan obat yang diterima di RSJ Grhasia
3. Data obat sumbangan yang rusak atau kadaluarsa di RSJ Grhasia
C. Definisi Operasional
1. Obat yang digunakan adalah obat yang diresepkan oleh dokter dan diberikan
kepada pasien RSJ selama Januari tahun 2012 sampai Desember tahun
2014
2. Sumbangan Obat adalah obat yang diterima oleh RSJ Grhasia yang bukan
berasal dari pembelian dari anggaran rumah sakit, baik yang dilengkapi
dokumen maupun tanpa dokumen pengiriman
3. Obat rusak dan kadaluarsa adalah obat yang tidak memenuhi syarat
farmasetis untuk digunakan.
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi pengeluaran obat dari SIM RS, Buku
Pemasukan Obat, Buku catatan obat rusak dan kadaluarsa dikumpulkan dan
diperiksa kelengkapan data-datanya. Seluruh data dianalisis dan disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi
Analisis : Bagaimana kemanfaatan sumbangan obat di RSJ Grhasia?
E. Jalannya Penelitian
1. Pelaksanaan penelitian, pengamatan obat yang digunakan pasien dari
SIM RS, Buku Obat Masuk dan buku catatan obat rusak dan kadakuarsa
2. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel
3. Analisis atau Evaluasi dilakukan dengan membandingkan obat yang
digunakan dengan obat sumbangan serta melihat pemanfaatan obat
11
sumbangan. Kemudian bagaimana dampak obat-obat sumbangan yang
rusak dan kadaluarsa terhadap rumah sakit.
12
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
A. Daftar Pengeluaran Obat tahun 2012-2014
Hasil penelusuran obat yang digunakan dari Januari 2012 sampai Desember
2014.
Tabel A.Data Obat/Alkes yang digunakan tahun 2012-2014 dari HIS RS
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
NAMA OBAT
2-4 zalf
Abbocath
Acante spf 40
Acyclovir 200 mg tab
Acyclovir 400 mg tab
Adrenaline/ephineprine inj
Albothyl 5 ml liquid
Alcuta gliserin/ 20 ml
Alganax 1 mg
Allopurinol 100 mg
Allopurinol 300 mg
Alprazolam / atarax 0.5 mg tab
Alprazolam 0,5 mg
Ambroxol 30 mg tab
Ambroxol syrup
Amitriptilin jks
Amitriptyline 25 mg tab
Amlodipin 10 mg
Amlodipine 5 mg
Amoxycilin dry syrup
Amoxycillin 500 mg tab
Anabion sirup
Anafranil 25 mg tab
Anemolat tab
Antacida doen tab
Antacida sirup
Antalgin 500 mg tab
Antihaemoroid suppo
Apialys syr 100 ml
Aqua pi 1000 ml
Aqua pro inj 10ml
Aqua pro injeksi 25 ml
Arm sling / gendongan
Asam mefenamat 500 mg tab
Aspar k tab
Atagip ag
Atropin sulfas inj
Axanthin cap
Bactoderm 10 gram
Bactoderm 5 gr
Bamgetol 200 mg
JUMLAH
1
29
3
328
993
3
10
2
126
692
256
24,353
3,376
5,064
5
15
212,297
2,705
10,443
103
13,426
2
665
8,628
2,200
46
752
8
56
1
2
4
2
8,093
963
10
7
72
356
7
914
14
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Becefort tab
Benang side
Bestalin 25 mg
Betadin gargle 100 ml
Betadine 30 ml
Betadine 60 ml
Betamethasone cr
Bioplacenton gel
Bisolvon 8 mg
Bisturi / pisau operasi
Breathy nasal drops
Buscopan injeksi
Buscopan plus
Buscopan tab
CALCIUM CARBONAT (caco3)
Calcium lactate 500 mg
Captopril 12,5 mg
Captopril 25 mg
Carbamazepine 200 mg
Carmed 10% 40 gr
Carmed 10%/20% 10 gr(1/4tube)
Carmed 10%/20% 20 gr (1/2tube)
Carmed 20% 40 gr
Cataflam 50 mg
Cataflam d50 mg
Cataflam fast 50 mg
Catgut
Cavicur tab
Cefadroxil 125mg/5mg dry syr
Cefadroxil 500 mg
Cefixime 100 mg
Ceftriaxone inj
Cester
Cetirizine 10 mg
Chloramfecort cr 10 gr
Chlorampenicol tetes mata
Chlorampenicol tetes telinga
Chloramphenicol 250 mg
Chlorpromazine 100 mg tab
Chlorpromazine 25 mg tab
Cidol -la injeksi sumbangan
Cimetidine 200 mg
Ciprofloxacin 500 mg
Clindamycine 150 mg
Clobazam / clofritis 10 mg
Clonate scalp solution
Clopidogrel 75 mg
Clorilex 100 mg askes
Clorilex 25 mg
Clozapin / clozaril 25 mg
Clozapin 100 mg
Clozapin 25 mg
Co amoxiclav 625 mg
15
3,558
3
255
38
3
3
2
25
739
8
19
7
67
135
417
151
67
4,683
1,714
3
6
1
8
15,409
929
21
7
7,361
19
867
859
1
584
547
9
1
6
105
565,104
10,587
1
100
3,819
590
10,537
19
92
3,443
169,359
5,366
3,709
671
786
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
Cobazim 1000 mcg
Cofein serbuk
Constan forte
Cotrimoxazole 480 mg
Cotrimoxazole syrup
Ctm 4 mg
Curcuma tab
Daryant tulle
Depacote 250 mg
Depacote 250 mg askes tab
Depacote er 500 mg / valproat
Desolec cream 10 gr
Desolex cream 5 gr (1/2 tube)
Desolex n cream
Dexamethasone 0,5 mg
Dexamethasone inj
Dextral
Dextromethorphan 15 mg
Dextromethorphan syrup
Dezire cap
Dezor cream 15 gr
Diazepam 2 mg
Diazepam 5 mg
Diazepam 10 mg inj
Digoxin 0.25 mg tab
Diltiazem 30 mg
Dimenhidrinat 50 mg
Diphenhidramin inj
Dogmatil forte 200 mg
Dolgesic
Domperidon 10 mg
Domperidone syrup
Doxycicline 100 mg
Dulcolax 10 mg supp
Dulcolax tablet
Enzyplex tab
Ephedrin 25 mg
Ergotamine coffein tab
Erlamycetin plus tetes mata
Erlamycetine salep mata
Erlamycetine tetes mata
Erlamycetine tetes telinga
Erymed cream 10 gr (0.5tube)
Erysanbe 200 mg
Erytromycin 250 mg
Ethyl chloride spray
Ezerra cream 25 gr
Faktu suppo
Fenistil drop
Ferriz drop
Ferriz syr 100 ml
Flagyl syr 60 ml
Flixotide nebules 0.5 mg/2ml
1,029
61,018
56
1,049
29
1,672
6,104
9
32,779
75
16,092
237
5
21
7,387
1
1,129
967
22
525
32
31,095
6,796
240
89
1,212
602
132
148
820
1,391
14
239
4
62
766
11
491
17
9
63
11
1
4,148
5
2
9
23
177
15
2
7
2
16
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
Fluoxetin / kalxetin 10 mg
Fluoxetin / kalxetin 20 mg
Foban cream 15 gr
Folley cath/dc no 16
Fridep 50 mg
Frimania 400 mg
Fungitrazol cap
Fungoral 2% 10 gr sk
Furosemide 40 mg
Gemfibrozil 300 mg
Gentamicin 0,3% tetes mata
Gentamisine 1% 5 gr sk
Gg / gliceril guaiacol 100 mg
Glibenclamide 5 mg
Glidabet 80 mg
Glimepiride 1 mg
Glimepiride 2 mg
Glimepiride 4 mg
Gliserin/ 10 ml
Gliserin/ 100 ml
Glow enhanz
Glow tab
Govazol 150 mg
Haldec / haldol decanoas inj
Haloperidol 0,5 mg tab
Haloperidol 1,5 mg tab
Haloperidol 5 mg tab
Haloperidol 50 mg/ml inj
Hand schoen
Hand schoen non steril
Hct/hydrochlortiazide 25 mg
Hemafort tab
Heptamyl 150 mg
Heptasan 4 mg
Heximer 2 mg
Histapan 50 mg
Histrine ft 10 mg
Histrine ft 5 mg
Hydrochlortiazide 25 mg
Hydrocortisone 2,5% 5 gr
Hypafix 5 cm x 1 m
Ibuprofen 200 mg
Ibuprofen 400 mg
Ikaderm 10 gr cream
Inerson cream
Infus dextrose 5%
Infus nacl
Infus otsu-ns 25 ml
Infus rl
Infus set
Inh / isoniacid 300 mg
Inj antalgidon
Insto
27,715
30
12
4
279
133
1,131
14
5,525
1,296
3
179
646
3,303
30
1,610
1,042
30
25
20
90
30
11
1
112,968
680,808
327,216
1
1,221
2
3
2,641
3
8
350,005
2
10
382
30
168
3
8,140
20
390
90
46
69
3
134
96
25
1
12
17
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
Interhistin tab
Interzinc syr 60 ml
Intunal forte tab
Irbesartan 300 mg
Isdn / isosorbit dinitrat 5 mg
Kalium diclofenak 25 mg
Kalium diclofenak 50 mg
Kalmethasone/dexamethasone inj
Kalnex 250 mg
Kalxetin 10 mg
Kalxetin 20 mg
Kapas
Kapsul kosong
Kasa steril 16 x 16
Kenalog 5 gr
Ketokonazole 2% 10 gr
Ketokonazole 2% 15 gr
Ketokonazole 200 mg
Ketomed ss
Ketorolac tromethamine inj 10mg/ml
Ketricin oralbase 0,1% 5gr
Kloderma cream 5 gr
Ksr 600 mg tab
Kutoin 100 mg
K-y jelly
Lacto b sachet
Lanaven caps
Lanfix sirup
Lansoprazole 30 mg
Lasal syrup 2 mg
Levofloxacin 500 mg
Licovir zalf
Lidocain inj
Lodia 2 mg
Lodomer 2 mg
Lodomer drop
Lodomer inj
Loratadin 10 mg
Loremid / loperamide tab
Ludiomil 25 mg
Ludiomil 50 mg
Lusanoc 200 mg
Magasida 60 ml
Magasida susp 120 ml
Masker
Maxyflow anak
Maxyflox dewasa
Mecola forte tab
Mecola forte tablet
Meloxicam 7.5 mg
Meptin 0.05 mg
Meptin mini 0.025 mg
Merlopam / lorazepam 0,5 mg
18
8,821
11
2,475
45
1,839
3,966
1,968
4
189
12,110
11,920
30
72,203
144
11
21
1
576
117
27
55
4
2,486
44,300
21
201
197
88
2,164
59
93
2
70
65
258
342
2,556
5
204
1,628
1,443
129
5
46
1,267
29
28
654
30
1,139
151
4
3,643
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
Mersivas / simvastatin 10 mg
Metformin 500 mg
Methadone
Methyl prednisolon 16 mg
Methyl prednisolone 4 mg
Metoclopramide 10 mg
Metronidazole 250 mg
Metronidazole 500 mg
Miconazole 10 gr cream
Miniaspi / acetosal tab
Minyak kayu putih 60 ml
Mylanta syrup
Mylanta tab
Nasal canule oxygen
Natrium diklofenak 25 mg
Natrium diklofenak 50 mg
Neotriaminic drop 10 ml
Neurodex tab
Neurovit e tab
New diatab
Ngt / stomach tube no 16
Nifedipin 10 mg
Nopres 20 mg / fluoxetin
Norit/ carbo tab
Obh ika syrup
Obh nelco 100 ml
Obh nufarindo
Oksigen / liter
Olandoz 10 mg
Olandoz 5 mg
Omeprazole 20 mg
Ondansetron 4 mg / 2ml inj
Onzapin 5 mg
Oralit
Oxyflow dewasa
Pantoprazole 40 mg injeksi
Paracetamol 1 g/100 ml infus
Paracetamol 500 mg
Paracetamol syrup
Peditok
Pehacain inj
Persidal 2
Phenitoin 100 mg
Pheno pheni caf kaps 30 mg
Pheno pheni caf kaps 40 mg
Pheno pheni caf kaps 50 mg
Pheno pheni kaps 30 mg
Pheno pheni kaps 40 mg
Pheno pheni kaps 50 mg
Pheno pheni kaps 60 mg
Pheno pheni kaps 70 mg
Phenobarbital 100 mg
Phenobarbital 30 mg
10
30
108,451
10
3,357
787
6
1,861
121
1,828
103
62
186
1
1,105
3,647
66
2,450
1,676
472
3
31
2,495
1
77
98
1
586
4,510
2,792
2,578
8
404
90
12
1
1
10
2
28
409
42,580
3,945
4,709
3,105
822
4,539
4,205
1,691
1,264
93
100
90
19
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
Piracetam 800 mg
Pirantel pamoat 125 mg
Piroxicam 10 mg
Piroxicam 20 mg
Pisau operasi no 11
Prednisone 5 mg
Prohiper 10 mg
Proneuron
Pronicy
Propanolol 10 mg
Propepsa syr 100 ml
Proris syrup
Proza syrup
Pynocare cap
Pyrazinamide 500 mg
Rafacort tab
Ranitidin 150 mg
Ranitidine inj 25 mg / ml
Reco tetes telinga
Retaphyl 300 mg
Rifampicin 450 mg
Rifampicin 600 mg
Rimactane syrup
Risperidone 2
Rivanol 100 ml
Sabun hijau 100 gr
Saccorit
Salbutamol 2 mg
Salbutamol 4 mg
Salicyl talk
Salonpas cr 15 gr
Sandepril 50
Scabicid 10 gr
Scabimite 10 gr
Scabimite cr 30 gr
Seroquel xr 200mg
Serum anti tetanus 1500iu
Serum anti tetanus 5000iu / ml
Sikzonoate / flufenazin inj
Silk 3/0 atr
Silk side 3/0 atr
Simvastatin 10 mg
Sirplus
Softex (isi 10 biji)
Sopralan / lanzoprazole 30 mg
Spasmal tab
Spasmium
Spirolakton 25 mg
Spuit 1 ml
Spuit 10 ml
Spuit 2,5 ml
Spuit 20 ml
Spuit 3 ml
60
38
907
232
1
623
327
1,403
538
277
67
43
6
229
508
1,114
11,187
38
3
11
301
11
11
705,948
2
300
2
1,814
385
3
6
13,020
18
91
172
2,492
17
1
3
23
1
30
1
11
22
581
182
30
30
104
108
7
3,432
20
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
Spuit 5 ml
Spuit 50 ml
Stardine / betadine 30 ml
Stelazin 1 mg
Stelazine 5 mg
Stelosi 5 mg
Stesolid rectal 5 mg
Suboxone 2 mg
Suboxone 8 mg
Tabas
Tensocrep 15 cm x 4.55 m
Tensocrep kecil
Tensocrepe 10cmx4,55m
Tensocrepe 7.5 cm x 4.5 m
Termisil cr 10 gr
Termometer raksa
Thiamphenicol 500 mg
Thrombogel gel 10 gr
Thrombophob gel 20 g
Tiriz drop
Tramadol 50 mg
Transpulmin bb 10 gr
Tremenza tab
Triamcort tab
Trifluoperazine / stelosi 5 mg
Trihexypenidil 2 mg tab
Urine bag
Vactiv tab 0.025 mg
Valdimex / diazepam inj
Valdimex 5 mg
Valdimex 5mg tablet
Valsartan 80 mg
Ventolin inhaler spray
Ventolin nebuliser 2.5 mg
Versilon tab
Visine tetes mata
Vitamin b 12 50 mcg
Vitamin b 6
Vitamin b complex
Vitamin B1 100 mg
Vitamin b1 50 mg
Vitamin c 100 mg
Vitamin c 250 mg
Vitamin c 50 mg
Vitazym tab
Voltaren emugel 10 gr
Voltaren emugel 5 gr
Voltaren emulgel 20 gr
Vometa syrup
Xantia caps
Zink dispersible
Zofredal / risperidon 2 mg
144
35
1
8,568
89,982
714
19
349
1
2,196
10
4
1
17
1
1
15
10
13
117
199
30
4
1,703
134,520
1,531,194
4
192
309
4,588
5
30
3
900
1,026
1
940
1,074
2,783
1,797
90
676
176
23
451
21
3
10
6
9
153
1,088
21
B.. Daftar Sumbangan Obat/Obat yang bukan dari anggaran Rumah Sakit
Hasil penelusuran obat sumbangan/ obat yang bukan berasal dari anggaran
rumah sakit
Tabel B. Obat Sumbangan/bukan dari anggaran Rumah Sakit
Tabel B.1. Obat dari Penyumbang 1 tanggal 17 Januari 2007
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NAMA
SEDIAAN
Alkohol 70%
Amoxycillin dry sirup
Botol
Chloraphenicol salep mata
Counterpain ceam
Detol
Ethyl Chloride
Opistan/asam mefenamat
Curcuma
Haloperidol 5 mg
Cimetidin 200mg
Furosemide 40 mg
Minyak kayu putih
Inza
Salep hidrocortison
Salep Nosip
Persidal 2 mg
tube
JUMLAH
20
30
Botol
48
7
3
2
1000
100
600
1500
2000
20
600
10
36
400
tube
Botol
Botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
Botol
tablet
tube
pot
tablet
Tabel B.2. Obat dari Klinik Napza 26 Februari 2007
(sebagai klinik penanganan korban pengungsi gunung Merapi)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NAMA
Infus NaCl
Infus D-5
Bio ATP
Asam Mefenamat
Amoxicillin
Povidon iodin30 ml
Povidon iodin300 ml
Atropin sulfas inj
tramadol 50 mg
Ampisillin 250 mg
Wing nedle 23 G
Wing nedle 25 G
Kasas DRC
Salep Oksitetrasiklin
Spuit disp 3 cc
Spuit disp 5 cc
seiaan
botol
botol
tablet
tablet
tablet
botol
botol
ampul
tablet
tablet
biji
biji
box
tube
biji
biji
22
JUMLAH
64
20
200
2600
2480
50
3
2400
2200
7000
50
50
11
14
100
100
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Nasal oksigen canulaAbbocath no 22
IV catater 22
Inj Difenhidramin
In dexametason
Injeksi Lidocain
Kalxetin 20 mg
Diazepam 5 mg
Tramadol 50 mg
Papaverin 40 mg
Inj Primperan
Inj lodomer
Paracetamol
Befit
Nutrexon
Salep mata chloramphenicol
Cotrimoxazol
Injeksi Diazepam
Injeksi Tramadol
Ciprofloxacin 500 mg
Injeksi ceftriaxon
Stomuch tibe
Infus set
Injeksi Dellamidon
KY jelly
biji
biji
ampul
ampul
ampul
kasul
tablet
tablet
tablet
ampul
ampul
tablet
tablet
tablet
tube
tablet
ampul
ampul
tablet
ampul
biji
biji
flacon
tube
5
25
100
100
100
30
250
76
1000
2
24
1000
60
10
24
100
20
50
50
80
1
40
3
Tabel B.3. Obat dari Penyumbang 2 tanggal 17 Januari 2007
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
NAMA
SEDIAAN
Progesic
Gunapec
Mesol
Vomistop
Xepamed
Aknil
Cernik
Xepamed 200 mg
Topras
Nerva plus
Grazol 200 mg
Clozaryl 25 mg
Gunacold
Cough N
Xeradin
Grafik
Propepsa
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
botol
tablet
tablet
botol
23
JUMLAH
150
800
270
450
1000
900
630
2000
750
900
900
100
1500
20
600
750
24
Tabel. B.4. Obat dari penyumbang 1 tanggal 13 Juni 2007
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
NAMA
SEDIAAN
Tetrasiklin 500 mg
Kalxetin 20 mg
Griseofulfin
Ciprofloxazin 500 mg
Girablok 500 mg
Primadex
Tetrasiklin 250 mg
Nestacort2,5%
Persidal 2 mg
Nozinan
Chloramp tetes mata
Sulfacetamid tetes mata
Haloperidol 5 mg
Decolsin kaps
Amoxycillin dry sirup
Neurobeston
Micropore
plester putih
Antasida doen sirup
Spuit disp 2,5 ml
Cetrimid solution
Handscoon
masker
salep miconazol
Renvol/Natrium Diklofena 50
kapsul
kapsul
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
tablet
tablet
botol
botol
tablet
kapsul
botol
tablet
biji
biji
botol
biji
botol
biji
biji
tube
tablet
JUMLAH
200
900
300
250
150
500
1000
51
1680
239
24
48
500
10
34
100
24
48
48
500
50
800
500
48
500
Tabel.B.5. Obat dari UGD /ambulan 118 tanggal 28 Juli 2007
(setelah bencana letusan Merapi tahun 2006)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
NAMA
SEDIAAN
Paracetamol 500 mg
Al Hidroksida
Benzyl benzoat 25%
Savlon
Chloroquin phosphat
Cotromoxazol
ferro sulfat
gentian violet
Mebendazol
oralit
Paracetamol 100 mg
salep mata tetrasiklin
tablet
tablet
botol
botol
tablet
tablet
tablet
pot
tablet
sachet
tablet
tube
24
JUMLAH
3000
1000
1
1
2000
2000
2000
4
500
1000
1000
49
Tabel.B.6. Obat dari penyumbang 1 tanggal 28 Januari 2008
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
NAMA
Zoloft 50
Atarax
Persidal 2
Ibuprofen 200 mg
ibuprofen 400 mg
Ativan 1 mg
Immu-cea
Tetrasiklin 250 mg
Eratromisin 500 mg
CTM
Lambucid
Spuit 2,5cc
spuit 2 cc
Primadex f
Kalxetin 20 ml
alkohol 1 liter
paracetamol sir
Cotrimoxazol sir
Gamexan lotion
SEDIAAN
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
kapsul
kapsul
tablet
tablet
biji
biji
tablet
kapsul
botol
botol
botol
botol
JUMLAH
16500
1400
480
1000
500
500
60
5000
850
1000
200
100
300
1000
6000
15
50
10
50
Tabel.B.7. Obat dari Expedisi yang tidak jelas sumbernya
NO
1
NAMA
Effexor /Venlafaxine 75 mg
SEDIAAN
kapsul
JUMLAH
12.600
Tabel.B.8.Obat dari Penyumbang 2 tanggal 12 Oktober 2010
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
NAMA
SEDIAAN
Olandoz 10 mg
Clozapin 25 mg
Lodopin/zotepin 50 mg
Oxipres/Flooxetin 20 mg
Antipres/sertralin 50 mg
Cipralex/citalopram
Alganax 1 mg
Dacin 300 mg/Clindamisin
Ultraprim 480/cotrimoxazol
Licovie cream/aciclovir
Linco MPL/Lincomisin
Atagip
Gabexal/gabapentin
Lyrica 75 mg/ pregabalin
tablet
tablet
tablet
kapsul
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
tablet
tablet
tablet
tablet
25
JUMLAH
210
150
120
300
210
70
200
180
300
154
200
200
300
140
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Norvom 10 mg/metoclopramid
Acifar 400 mg/aciclovir
Ranilex 300 mg/raniridin
Sopralan/lanzoprasol 30 mg
Lonen 300 mg/etodolac
Iremax(paracetamol+ibuprofen)
Goflex 500/nobumeton
Dolgesik/tramadol
Costan F/Asam mefenamat
Bromer 30/ambroxol 30 mg
Govazol 150 mg/fluconazol
Thecort crem/miconazol+hidrocortison
Samcobion(anemia)
Guduchi/tinospora cordifolia
Nu -Age/ imunologi
Curdaf/ hepatoprotektor
Hepatotaf/hepatoprotektor
Anabion sirup/vitamin
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
kapsul
tablet
tablet
kapsul
tube
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
400
360
300
50
180
200
120
900
1000
400
15
20
400
360
90
450
330
72
Tabel.B.9. Daftar Obat di IGD/Ambulan 118 tanggal 20 Juni 2011
(setelah bencana letusan Merapi tahun 2010)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
NAMA OBAT
Actaryl 2 mg
Acyclovir 200
Allopurinol
Ambroxol syr
Aminophyllin 200mg
Antalgin
Antasida doen
Artesdiaquine
Asabium
Betametason cr
Bioplacenton
Bisolvon
Carbo adsorb 500 mg
Caurage fluox 20
Cefixime 100
Clindamisin 150
Clonidine
Daktazol salep
Daryantul
Dicynon
Ferriz drop
Gestamac
GG
Inj Benzatin P
Inj.streptomycin
SEDIAAN
tablet
tablet
tablet
botol
botol
botol
botol
botol
botol
tube
tube
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
lembar
tablet
botol
tablet
tablet
ampul
ampul
26
JUMLAH
90
3866
7806
25
46
1400
3641
30
27
212
7
858
132
10
1734
226
1090
59
105
40
54
885
250
20
47
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Insto
Iodin 1 L
Iodin 300 ml
Lytadex
Mersitriphyl 400
Metoclopramide 10
Mokbios
New diatab
Nifedipin 10
Nodiril
Paramidon
Penagon
Piracetam 800
Piroxicam 10 mg
Propanolol
Rimoxa 500 mg
Rivanol 100ml
Rivanol 300
salep 2-4
salp Basitracin
Sulfacetamide TM
Syr Antasid
Syr Detropan
TM Rohto
Tofranil
Tremenza
botol
botol
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
botol
botol
pot
tube
botol
2
1
1
74
1471
589
115
2153
1100
7
20
1008
2140
3982
125
88
13
23
76
49
186
58
276
5
793
1400
botol
botol
botol
tablet
tablet
Tabel.B.10. Obat dari Penyumbang 1
NO
1
NAMA
Injeksi Cidol-La(Haloperidol
50mg/ml
SEDIAAN
Decanoat ampul
JUMLAH
100
C. Daftar Obat Kadaluarsa Tahun 2014
Hasil penelusuran Obat sumbangan yang rusak/ kadaluarsa
Tabel C. Obat sumbangan rusak dan kadaluarsa pada tahun 2014
NO
1
2
3
4
5
NAMA OBAT
Actaryl 2 mg
Acycar 400
Acyclovir 200
Alganax
Allopurinol
SEDIAAN
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
27
JUMLAH
90
292
3866
9
7806
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Ambroxol syr
Aminophyllin 200mg
Amitriptilin 25
Amox dry syr
Amoxicillin 500
Ampicillin 250
Anabion syr
Antalgin
Antasida doen
Arsitran
Artesdiaquine
Asabium
Asam Mefenamat
Atagib
Befit
Betametason cr
Bio ATP
Bioplacenton
Bisolvon
Carbo adsorb 500 mg
Caurage fluox 20
Cefixime 100
Cimetidin 200
Cipralex
Clindamisin 150
Clonidine
Costan tab
Cotrimoxasol
Counterpain basem
CTM
Dacin 300
Daktazol salep
Daryantul
Diazepam 2 mg
Dicynon
Dolgesik
Efexor XR
Ephedrine tab
erlamicetin sm
Erlamicetin TM
botol
tablet
tablet
botol
tablet
tablet
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
tablet
tablet
tube
lembar
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
botol
28
25
46
218
26
4014
7427
34
1400
3641
22200
30
27
3736
100
240
212
456
7
858
132
10
1734
335
11
226
1090
592
207
6
8506
5
59
105
130
40
71
12600
1160
6
41
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Erlamicetin TT
Erlamycetin TM
Erytromycin 250
Ethambutol 250 TB
Etodolac 300
Ferriz drop
Gabexal 300
Gentamisin salep
Gestamac
GG
Glidabet
Glucobay
Guduchi
Guna cold
Hemafort
Hepatotaf
hidrocortison cream
Ichtiol
Inf Dextrose 40%
inf glocosa 5%
infus D5%
infus NaCl
Infus RL
Inj Benzatin P
Inj. Hal decanoas
Inj.streptomycin
Insto
Inter zink syr
Iodin 1 L
Iodin 300 ml
Iremax
Itramol syr
Kal diclofenak 25
Kal diclofenak 25
Kal. Diklofenak 50
Kalk
Kalxetin 10
ketoconasol crem
Kifluzol
Licovir cr
botol
botol
tablet
tablet
tablet
botol
tablet
tube
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
pot
flos
flos
flos
flos
flos
ampul
ampul
ampul
botol
botol
botol
botol
tablet
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tube
tablet
tube
29
20
2
492
340
18
54
260
439
885
250
439
78
33
180
300
252
66
45
131
6
90
221
60
20
55
47
2
20
1
1
200
12
2889
Mei-13
600
781
4020
14
890
104
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
Linco Mpl
Lodia Tab
Lotte TM
Lyrica 7.5
Lytadex
M kayu putih
Mersitriphyl 400
Metoclopramide 10
Metronidazol 250
miconazol cream
Mokbios
New diatab
Nifedipin 10
Nodiril
Norvom
Nosinan 100
Nosinan 25
Nystatin tab vag
Obat TB Kat. I
Oxipres 20
Papaverin
Paracetamol syr
Paramidon
Penagon
Piracetam 800
Piroxicam 10 mg
PK
Povidon 1L
Povidon Iodin 30
Primadex
Primadex
Propanolol
Ranilex 300
Rimoxa 500 mg
Rivanol 100ml
Rivanol 300
salep 2-4
Salep Erlamycetin
Salep mico hydro
Salep nosip
tablet
tablet
botol
tablet
tablet
botol
tablet
tablet
tablet
tube
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
botol
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
botol
botol
pot
tube
tube
pot
30
200
44
3
28
74
3
1471
589
552
72
115
2153
1100
7
100
19
16
3900
114
8
7149
20
20
1008
2140
3982
71
2
3
415
125
200
88
13
23
76
3
1
33
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
salp Basitracin
Scabicid cr
Sulfacetamide TM
Survector 100
Syr Antasid
Syr Detropan
TB vit
TBC anak
TBC Intensif
TBC lanjutan
Thiamet 500
TM Rohto
Tofranil
Topras
Tramadol
Tremenza
Trombopob gel
Ubi Q
Ulfaprim
Vit C
Vitamin B complek
Vitamin B6
Vitamin C
Vitazim
withe field salep
Xepamet 200
Xepaprim
Zoloft
tube
tube
botol
tablet
botol
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
pot
tablet
tablet
Tablet
49
38
186
92
58
276
14
2
550
1095
1000
5
793
1150
2301
1400
13
30
156
3000
11338
6592
1460
458
10
499
194
9270
Sumbangan obat yang diterima sebagian besar tanpa melalui komunikasi
terlebih dahulu dengan pihak rumah sakit. Sebagian besar obat dikirimkan lewat
ekspedisi, sehingga tidak ada kroscek langsung antara pihak penerima dengan
pihak pemberi sumbangan. Ditemukan sumbangan obat yang belum mendapatkan
ijin edar dari pihak yang berwenang (Badan POM) seperti Effexor sejumlah 12600
tablet (Tabel.B.7) yang dikirim lewat expedisi tanpa disertai faktur pengiriman.
Instalasi farmasi telah melakukan sosialisasi kepada dokter mengenai obat
sumbangan obat yang diterima dengan membuat surat edaran yang berisi daftar
31
obat sumbangan, namun pemanfaatan obat sumbangan belum optimal. Masih
banyak ditemukan obat sumbangan yang tidak digunakan sehingga rusak dan
kadaluarsa.
Sumbangan obat menempati sekitar 80% dari total jumlah obat yang
rusak/ED. Sumbangan obat tersebut berasal dari berbagai pihak, antara lain ; Dinas
kesehatan, BNN (Badan Narkotika Nasional), dan pihak pihak lain yang tidak
teridentifikasi karena kadangkala sumbangan diterima bukan oleh petugas farmasi
dan tidak dilengkapi faktur pengiriman.
Hal ini terutama terjadi setelah aktivitas Gunung Merapi berubah status
menjadi siaga kemudian awas pada tahun 2006 dan tahun 2010 sehingga banyak
terjadi pengungsian penduduk sekitar Merapi ke barak pengungsian.
Dari semua obat yang rusak dan kadaluarsa dalam daftar tersebut yang
volumenya sekitar 5 meter kubik dengan berat sekitar 712 kg. Obat kadaluarsa
tersebut menempati ruangan yang cukup besar sehingga perlu penanganan
tersendiri. Obat yang kadaluarsa dan rusak tersebut sudah dilaporkan kepada
manajemen. Saat ini obat tersebut sudah dikarantina dalam ruangan terpisah, untuk
selanjutnya akan dilakukan pemusnahan obat rusakatau kadaluarsa
Pada pemusnahan obat memerlukan biaya yang cukup banyak diantaranya
untuk honor rapat, ongkos transportasi dan biaya pemusnahan. Pemusnahan
dilakukan oleh pihak lain yang mempunyai ijin transportasi limbah B3
dan ijin
pemusnahan obat. Biaya pengangkutan dan pemusnahan obat kadaluarsa tersebut
diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp30.000/kg sehingga perkiraan biaya
712x Rp30.0000,- sebesar Rp21.360.000,- belum termasuk biaya persiapan dan
biaya rapat .
2. Pembahasan
Dari hasil penelusuran, sumber dari obat kadaluarsa sebagian besar (sekitar
80%) adalah sumbangan obat dari berbagai pihak. Obat sumbangan tersebut dikirim
ke RS Grhasia kebanyakan tanpa komunikasi terlebih dahulu dengan rumah sakit,
sehingga banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Hal ini berarti
tidak sesuai dengan Pedoman Sumbangan Obat WHO (WHO, 1996).
Kepala instalasi melaporkan kepada Kepala Bidang Penunjang dan Sarana
tentang
obat rusak dan kadaluarsa yang jumlahnya sudah sangat banyak dan
mengganggu pengelolaan obat yang masih berguna. Berdasarkan laporan kepala
32
instalasi farmasi, Kepala Bidang Penunjang dan Sarana memerintahkan kepada
IPSRS untuk
berkoorninasi dengan Instalasi farmasi dalam pemusnahan obat
rusak/kadaluarsa.
Obat-obat sumbangan yang rusak/ kadaluarsa tersebut volumenya sangat
besar, sehingga menempati ruangan yang cukup besar digudang, sehingga
mengurangi tempat untuk penyimpanan obat yang masih digunakan dan
menyebabkan gudang terlihat sangat sempit karena kekurangan tempat untuk
penyimpanan obat yang masih berguna. Kepala Bidang Penunjang dan Sarana
memerintahkan Instalasi farmasi bersama IPSRS berkoordinasi untuk membuat
sekat ruangan obat tersebut agar tidak tercampur dengan obat lain yang masih
berguna serta menyusun Panduan dan SPO penanganan obat rusak/kadaluarsa.
Dengan
tersusunnya
Panduan
dan
SPO
tersebut
akan
menjamin
keselamatan pasien karena obat yang beredar terjamin mutunya dan obat rusak
terkelola dengan baik
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa Obat sumbangan selain
memberikan manfaat, juga akan menimbulkan masalah yang cukup besar bagi
pihak penerima yaitu biaya penyimpanan maupun biaya pemusnahannya.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari evaluasi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses sumbangan obat ke rumah sakit Grhasia tidak didahului komunikasi
yang efektif antara rumah sakit dengan penyumbang obat.
2. Pemanfatan obat sumbangan tidak optimal karena Tingkat kesesuaian obat
sumbangan terhadap pola penyakit di rumah sakit Grhasia rendah, sehingga
banyak obat yang tidak terpakai yang mengakibatkan banyak obat rusak atau
kadaluarsa.
3. Akibat sumbangan obat yang tidak sesuai dengan pola penyakit, obat yang
kadaluarsa dan rusak menimbulkan masalah penyimpanan dan pemusnahan
yang memakan biaya cukup besar.
B. SARAN
Perlu ada komunikasi yang efektif antara penyumbang dengan pihak rumah
sakit mengenai obat yang akan disumbangkan, sehingga kemanfaatan obat
maksimal dan meminimalisir obat rusak atau kadaluarsa.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,, 1999, Laporan Pemusnahan Obat Rumah Sakit Grhasia Proninsi
DIY Tahun 2009, Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta.
Bercmans ,P., Dawans, P (1997). Drug Donation Practices in Bosnia and
Herzegovina. MSF, Belgium.
Bercmans ,P., Dawans, V (1997). Inapropriate Drug Donation Practicesin
Bosnia and Herzegovina 1992 to 1996. New England Journal of Medicine,337,18421845..
Depkes RI, 2007, Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat
Bencana, Jakarta
Depkes RI, 2002a, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan, Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Depkes RI, 2002b, Pedoman Supervisi dan Evaluasi
Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan, Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Fauziah, M., 2006, Bencana Alam (Perlindungan Kesehatan Masyarakat)
Penerbit Buku Kedokteran(EGC), Jakarta
Holloway , K., Green, T., Drug and Therapeutics Commitees, WHO,
Managemen Sciences for Health, Arlington.
Quick, J.D., Hume,M.I., O’Connor, R.W., 1997, Managing Drug Supply,
Second Edition, Revised and Expanded, Managemen Sciences for Health, WHO,
Boston..,
World Health Organization (1996) Guidelines for Drug Donations. WHO,
Genewa.
World Health Organization (1999) Guidelines for Drug Donations (Revisi ed.,)
.WHO, Genewa
35
Download