1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks merupakan hasil proses wacana. Didalam proses tersebut, terdapat nilainilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Dengan demikian memahami makna suatu teks itu, tidak bisa dilepaskan dari hanya pemahaman tentang teks itu sendiri, namun juga harus memahami tentang konteks yang menyertai teks tersebut. Jika salah menafsirkan konteksnya maka pemahaman makna dan pesan teks akan terlambat. Perpaduan teks dan konteks disebut wacana. Artinya, sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks. Transitivitas adalah sistem yang menguraikan pengalaman sebagai jenis proses yang terkait dengan partisipan dan sirkumstan, (Halliday,1985:101). Transitivitas berhubungan dengan pemilihan jenis proses dan peran partisipan, yang direalisasikan ke dalam realita pengalaman (Eggins,2004:205). Transitivitas dapat menujukan bagaimana makhluk hidup menggambarkan pengalaman berdasarkan kenyataan yang terjadi di sekitar mereka maupun di dalam diri mereka. Aspek-aspek pengalaman yang berdasarkan kenyataan terdiri dari: doing, happening, feeling, being. (Halliday,1985:101). Halliday dan Hasan (1992: 14) menandai konteks bahasa/konteks itu sebagai konteks internal wacana (internal discourse) sedangkan segala sesuatu yang melengkapi wacana, baik konteks situasi maupun konteks budaya sebagai konteks eksternal wacana (external discourse context). Saragih dalam Persepektif LSF Universitas Sumatera Utara 2 (2006:4) juga memaparkan bahwa konteks merupakan wahana terbentuknya teks. Tidak ada teks tanpa konteks. Terdapat beberapa pendapat ahli seperti Halliday, Wignel, dan Eggins yang fokus mengkaji lexicogrammar berdasarkan pendekatan fungsi bahasa yang dikenal sistem metafunction. Terdapat tiga hal pokok yang dikaji dalam metafunction yaitu ideational, interpersonal dan textual. Fungsi metafunction bahasa sendiri membantu pembaca memahami dan menangkap maksud dari suatu teks bacaan dengan lebih baik dan mampu mengungkapkan ide-ide bacaan yang direfleksikan dalam bentuk kalimat-kalimat berisi ide (context of ideas), genre atau budaya (context of culture) dan situasi (context of situation). Menurut Gerot dan Wignel (2000) pendekatan fungsi bahasa yang dikenal sistem metafungsi ditujukan untuk mengungkapkan banyaknya pilihan yang dimiliki pengguna bahasa dalam interaksi dan menunjukkan maknanya. Ketiga pendekatan metafunction, yaitu ideational, interpersonal dan textual masing-masing memiliki fokus tersendiri. Ideational meaning membahas field atau topik, pengalaman yang dibicarakan dalam suatu wacana, interpersonal meaning membahas tenor atau hubungan interaksi orang-orang (participant) yang terlibat di dalamnya dan terakhir textual meaning yang membahas arti atau makna wacana dilihat dari segi teksnya yang dipengaruhi situasi dan lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik mengambil masalah transitivitas dan konteks situasi dengan beberapa alasan. Alasan pertama bahwa teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X sebagai sebuah teks menegaskan wacana teks dalam artian ideologi, tetapi juga memiliki implikasi pada konteks budaya dan konteks situasi. Universitas Sumatera Utara 3 Yang kedua teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X sebagai sebuah teks memuat ideologi tentang nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yang secara ideologis berhubungan dengan bahasa dan budaya yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Untuk mengeksplorasi ranah ideational meaning, maka dibutuhkan piranti fungsi tata bahasa yang disebut Transitivity system atau sistem transitivitas yang menekankan pada hubungan variabel-variabel topik (field) yang mengacu pada individu atau siapa saja yang terlibat/pelaku (participant), proses aktivitas, pengalaman, kegiatan berlangsung (process type) dan waktu atau kondisi (circumtances). Dapat disimpulkan bahwa menganalisis ideational meaning berarti menganalisis siapa melakukan apa (who does what to whom), siapa/apa adalah siapa/apa (who/what is who/what) kapan (when), di mana (where), mengapa (why) dan bagaimana terjadi/fungsinya (how function). Teori Linguistik Sistemik fungsional (LSF) merupakan salah satu aliran kajian bahasa fungsional yang mengkaji makna teks. Aliran ini mengembangkan sebuah teori bahasa dengan memandang bahasa sebagai suatu proses sosial. Dengan kata lain, aliran tersebut mencari cara-cara bahasa yang digunakan manusia yang tersusun dalam konteks-konteks yang berbeda (konteks situasi dan konteks budaya). Di samping konteks situasi, sebuah teks juga dibangun oleh konteks budaya. Konteks budaya mengacu pada nilai yang dianut oleh sekelompok orang (masyarakat). Halliday (1992:63) mengatakan bahwa setiap konteks situasi yang sebenarnya, susunan medan tertentu, pelibat dan sarana yang telah membentuk teks itu, bukanlah suatu kumpulan ciri yang acak, melainkan suatu keutuhan sebagai suatu paket yang secara khas bergandengan dalam suatu Universitas Sumatera Utara 4 budaya. Oleh karena itu, LSF dipandang relevan untuk mengkaji teks bacaan yang terdapat dalam buku Bahasa Inggris kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 terkait dengan pengungkapan konteks situasi. Buku bahasa Inggris kelas X merupakan buku bahasa Inggris pelajaran sekolah yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran, sehingga dalam penyusunan sebuah teks bacaan dalam buku pelajaran harus ada beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis buku teks pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 11 Tahun 2005 secara lebih rinci mengatur tentang fungsi, pemilihan, masa pakai, kepemilikan, pengadaan, dan pengawasan buku teks pelajaran. Menurut Peraturan Menteri, buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku teks pelajaran berfungsi sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Buku bahasa Inggris kelas X berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Buku bahasa Inggris kelas X adalah buku yang dapat membantu siswa belajar. Buku bahasa Inggris bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran di kelas, melainkan dan inilah yang terpenting buku bahasa Inggris yang dibaca setiap saat. Buku bahasa Inggris kelas X memiliki peranan penting bagi guru dan siswa selain sebagai bahan acuan pembelajaran dan sebagai sarana untuk membantu belajar siswa, buku bahasa Universitas Sumatera Utara 5 Inggris kelas X juga membantu siswa untuk memahami materi yang akan mereka pelajari dengan membaca dan memahaminya. Buku bahasa Inggris kelas X memiliki kelayakan untuk dijadikan sumber belajar, yaitu menarik dan mampu merangsang minat siswa untuk mempelajarinya. Buku bahasa Inggris kelas X juga menarik dari segi bentuk maupun isi dan berdampak pada pengembangan kemampuan berpikir, berbuat, dan bersikap. Buku bahasa Inggris kelas X adalah buku yang dapat membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang sederhana maupun rumit, tidak menimbulkan persepsi kebenarannya sesuai yang dengan salah serta kaidah-kaidah dapat dipertanggungjawabkan keilmuan. Oleh sebab itu, menganalisis buku bahasa Inggris kelas X menarik untuk diteliti dari segi transitivitas dan konteks situasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.71 pasal 1 tahun 2013 tentang Buku Teks, dalam kurikulum 2013 ada dua buku yang digunakan sebagai buku teks acuan dalam pembelajaran, yakin buku teks pelajaran dan buku panduan guru. Buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti. Sedangkan, buku panduan guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 ada dua jenis buku, yakni buku teks pelajaran yang menjadi pegangan siswa dan buku panduan guru yang dijadikan pegangan guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan data berupa 8 teks bacaan yang terdapat dalam buku bahasa Inggris kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Sumatera Utara 6 tahun 2013, yang kemudian dianalisis menggunakan sistem transitivitas dan konteks sosial sesuai teori LSF oleh Halliday dan Martin. Contoh ideational meaning dan konteks situasi dalam buku tersebut sebagai berikut: I have two brothers and two half sisters I have two brothers and two half sisters I have two brothers and two half sister Saya punya dua abang dan dua adik tiri perempuan Pemilik Proses: Kepemilikan Milik Contoh di atas merupakan sampel ideational meaning yang ditemukan di buku Bahasa Inggris kelas X. Contoh di atas menunjukkan penjelasan siapa adalah siapa (who is who) saya punya dua abang dan dua adik tiri perempuan. Kata punya atau have (dalam Bahasa Inggris) diidentifikasi sebagai proses Kepemilikan (proses yang mengindikasikan milik) setelah kata have merupakan identifikasi dari kata atau kalimat pertama. Jadi, saya (pemilik) diidentifikasi sebagai dua abang dan dua adik tiri perempuan (milik). Konteks ideational meaning dan konteks situasi dalam Buku Bahasa Inggris Kelas X ini telah melibatkan dua sisi baik dari sisi pelaku, pembaca atau penulis dengan pendengar atau pembaca dan konteks sosial teks ini juga dapat dilihat dalam teks sebagai yang dibicarakan. Konteks sosial berkaitan dengan buku Bahasa Inggris Kelas X ini misalnya bahwa Buku Bahasa Inggris Kelas X sebagai konteks sosial ditentukan teks apa yang ditampilkan dalam teks bacaan wacana Buku Bahasa Inggris kelas X terbitan Kemdikbud tersebut. Dengan penelitian konteks sosial dan transitivitas ideational meaning dalam teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X, maka dapat menentukan gambaran jelas isi teks bacaan berdasarkan proses-proses aktivitas atau pengalaman yang ada di dalamnya, pelaku (actor) yang terlibat serta kaitan waktu dan tempat Universitas Sumatera Utara 7 (circumtances) sehingga membawa kesimpulan pada gambaran terhadap teks bacaan buku bahasa Inggris kepada siswa serta konteks sosial yang terdapat dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X 1.2 Rumusan Masalah Untuk mendapatkan penelitian yang sistematis maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Unsur transitivitas apakah yang digunakan dalam teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X? 2. Bagaimanakah konteks situasi teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X? 3. Bagaimanakah hubungan unsur transitivitas dengan konteks situasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini diarahkan untuk menjawab dan memperoleh informasi yang jelas tentang pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan pada penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi unsur transitivitas apa yang digunakan dalam teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X. 2. Mendeskripsikan konteks situasi teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X 3. Mendeskripsikan hubungan unsur transitivitas dengan konteks situasi teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah berupa manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut diuraikan di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 8 1.4.1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penguatan dan pengembangan teori linguistik.Teori yang dimaksud adalah teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) yang telah dikemukakan oleh Halliday (1990). Mengkaji teks secara khas ditunjukkan dengan melihat makna ideasional pada teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X dan konteks sosial pada teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. Namun, unit yang lebih kecil ini harus dipandang dari perspektif kontribusinya terhadap makna yang diekspresikan oleh keseluruhan teks dalam konteks. 1.4.2. Manfaat Praktis Secara praktis manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan masukan yang cukup mengenai aplikasi teori linguistik baik berupa makna ideasional maupun teori linguistik lainnya. Bahan kajian analisis wacana, khususnya terhadap transitivitas yang secara konstrual berhubungan dengan konteks sosial dengan menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional. Hasil kajian penalitian ini menjadi masukan bagi para peneliti yang berminat untuk memahami dan meneliti lebih lanjut penggunaan bahasa Inggris. Hasil kajian analisis wacana terhadap transitivitas yang secara konstrual berhubungan dengan konteks sosial dengan menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional menjadi masukan bagi para pendidik dalam menerapkan Kurikulum 2013. Universitas Sumatera Utara