Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr.
Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Happy New Year teman-teman semua...
Apa kabar???
Bunyi petasan di malam hari menjelang pergantian tahun 2013 ke 2013 membahana
terdengar dari kamar kami. Tepat pukul 12
tengah malam petasan semakin banyak
dan indah terlihat di gelapnya langit.
Tahun baru mungkin membuat sebagian
dari kita membuat rencana-rencana dan
komitmen baru. Rasanya begitu menyenangkan, seperti membuka sebuah buku
tulis yang masih baru dan kosong. Juga
keinginan untuk memperbaiki hal-hal yang
perlu diperbaiki tahun yang lalu.
New Year...New Spirit...New Hope...
Dengan tahun yang baru...kita mempunyai
semangat yang baru...dan Harapan yang
baru. Mari kita serahkan semua harapanharapan kita untuk tahun yang baru ini. Rencana-rencana, juga komitmen-komitmen
baru yang kita buat. Supaya semuanya boleh terjadi sesuai dengan rencanaNya.
Terima kasih Tuhan untuk tahun baru ini,
terima kasih Tuhan untuk semua suka dan
duka di tahun lalu. Terima kasih untuk keluarga dan kasih persaudaraan dalam komunitas kami. Semoga tahun ini dan juga tahun yang akan datang kita semua semakin
diberkati dan menjadi berkat bagi sesama.
Semoga
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 38/2013
Nathasa
www.DOJCC.com
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Januari 2013 : Berserah dan Percaya
HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH
Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21
Luk 2:19Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Pertama-tama saya ucapkan Selamat Tahun Baru bagi kita semua
Saat saya mempersiapkan renungan ini, saya baru saja membaca buku orange yang
saya tulis pertama kali di tanggal 2 Desember 2008. Sudah hampir 2 tahun saya tidak
membukanya. Isinya tak lain adalah semua impian dalam hidup saya. Dulu hampir
setiap hari saya membacanya dan saya persembahkan dalam doa kepada Tuhan.
Memang belum semuanya impian saya terwujud. Tuhan juga tidak menjawab semua
impian saya seperti yang saya mimpikan.
Tidak ada yang salah dengan memimpikan rencana masa depan kita. Cita-cita untuk
hidup kita. Tapi kita harus selalu ingat bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi
di masa depan. Pengkotbah 8:7 mengatakan Sesungguhnya, ia tak mengetahui apa
yang akan terjadi, karena siapakah yang akan mengatakan kepadanya bagaimana
itu akan terjadi?
Kita bisa membuat program, kita bisa membuat impian kita dan menuliskan nya di kalender kita. Kita bisa membuat jadwal kegiatan kita sampai akhir tahun desember 2013.
Tapi yang kita tahu pasti adalah hari ini. Banyak orang yang khawatir akan hari esok,
bagaimana masa depan kita, bagaimana dengna pekerjaan, bagaimana dengan kehidupan kita. Kita khawatir dan takut karena kita merasa kita tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Sesungguhnya kita tak perlu khawatir karena meskipun kita tak tahu apa
yang terjadi di masa depan kita, namun kita tahu siapa yang memegang masa depan
kita. Masa depan kita ada di Tangan Tuhan, sehingga kita bisa tenang dan percaya
akan setiap rancangan Tuhan dalam hidup kita.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah. Bunda Maria sungguh menjadi teladan bagi kita semua karena Maria sungguh berserah dalam rancangan Tuhan.
Maria tidak tahu apa yang akan terjadi dengan keluarganya dan apa yang akan di
alami Yesus, namun dengan imannya ia sungguh percaya pada Tuhan bahwa pasti
rancangan yang terbaik yang akan diberikan Tuhan.
Kita juga semua dipanggil untuk meneladani Maria, bagaimana ia sungguh berserah
pada rancangan Tuhan. Kita juga mau berserah dan percaya dengan iman sambil
mempersembahkan semua rencana, semua program - program kita di tahun yang
baru ini. Dengan iman kita percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita.
Bagi semuanya, semoga di tahun yang baru ini kita mempunyai harapan yang baru,
sukacita yang baru, komitmen yang baru, dan semangat yang baru di dalam setiap
hal yang kita lakukan. Amien
Salam Fresh Juice
Yovie
www.DailyFreshJuice.net
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
2 Januari 2013 : Pembawa Damai
Peringatan Wajib St. Basilius Agung & Gregorius dr Nazianze
1Yoh. 2:22-28; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 1:19-28
1Yoh 2:24 Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal
di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam
kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.
Berikut ini saya mengkopi “kado natal” untuk Anda semua, jangan dilihat dari bentuknya
ataupun harganya, hahaha.. tapi dari maknanya ya.
Ribuan umat kristiani memadati gereja ST Antonius Kotabaru Jogja untuk merayakan ekaristi
malam Natal 2013. Tapi ada yang berbeda dengan tahun sebelumnya karena ada sejumlah pria berjubah putih berpeci dan perempuan berkerudung di Gereja.
Mereka adalah rombongan dari sejumlah elemen masyarakat Jogja yang mengucapkan Natal kepada jemaat yang akan merayakan Ekaristi. Rombonan dipimpin langsung
oleh KPH Wironegoro. Ketua Forum Persatuan Umat Beragama (FPUB) Kyai H Muhaimin, perwakilan Puro Pakualaman KPH Kusumoparastho dan kerabat Kraton KRT Yudahadiningrat.
KPH Wironegoro menjelaskan kedatangannya di Gereja untuk mengucapkan Natal. Kegiatan ini sebagai implementasi disahkannya UU Keistimewaan DIY. Bahwa Jogja memiliki
dan menghormati suku agama dan golongan. “Ini pertama kalinya dilakukan oleh Kraton
dari gereja ke gereja. Kami kunjungi tiga gereja,” katanya Sabtu (24/12) malam. Keliling
Gereja ini sebenarnya dipimpin oleh GKR Pembayun. Karena ada keluarga yang meninggal dunia maka diwakilkan KPH Wironegoro. Rombongan disambut hangat oleh jemaat,
terlihat dari riuh tepuk tangan ketika naik di mimbar gereja.
Kyai Muhaimin juga memberi sambutan menyesuaikan jemaat. “Berkah dalem, anak anak
Tuhan mudah mudahan diberi kegembiraan. Allah telah mengasihi kita,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah oleh jemaat yang diperkirakan 5000 umat tersebut. ( Sumber :
www.solopos.com )
Jika saat perayaan natal beberapa waktu yang lalu ada desas desus ataupun isu – isu tentang agama yang meresahkan, entah ancaman pembubaran perayaan natal, ataupun
sikap dari salah satu mjaelis agama yang melarang umatnya untuk mengucapkan selamat
natal kepada umat kristiani yang merayakannya, apakah lantas semua orang non kristiani
menjadi antipati dengan kita? Saya rasa tidak. Tidak perlu jauh – jauh harus ke Jogja dan
melihat perwakilan keraton, saya yakin setiap dari Anda memiliki teman bahkan saudara
dalam keluarga yang bukan kristiani. Bukankah mereka ikut berbahagia menyambut natal.
Bukankah mereka tetap mengucapkan selamat natal? Banyak hal yang kita dengar di luar
sana yang mungkin menyulut emosi kita sebagai umat kristiani yang meyakini Yesus sebagai Juru Selamat kita. Tapi jika kita ingat kembali bahwa Yesus saja yang Anak Allah rela
menjadi manusia dan disalib untuk kita untuk membawai damai pada dunia, bukankah itu
esensi natal yang sebenarnya, kelahiranNya yang begitu berharga. Tetap tinggal diam
dalam Tuhan dan ayo sama – sama jadi pembawa damai ke banyak orang, tidak peduli
mereka mengimani Yesus atau tidak. Bukankah akhirnya kita akan sama saja seperti mereka jika kita menghakimi orang yang menjelek – jelekkan agama kita, dan berbalik emosi
mendendam pada mereka, Yesus berkata jadikan semua bangsa muridNya, bukan jadikan semua bangsa umat kristiani. Tapi menjadi murid Yesus yang tahu akan cinta kasih dan
menjadi agen – agen pembawa damai kepada orang – orang di sekitar kita. Semoga
semangat dan damai natal ini ada di hati Anda terus menerus sampai saatnya kita boleh
merayakan kelahiranNya lagi di akhir tahun 2013 nanti.
Maia
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
3 Januari 2013 : Kesaksian Yohanes tentang Yesus
Nama Yesus Yang Tersuci, Fulgensius, Kuriakos Elias Chavara
1Yoh. 2:29-3:6; Mzm. 98:1,3cd-4,5-6; Yoh. 1:29-34
Yohanes 1 : 29b “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia”.
Setelah memberi kesaksian tentang dirinya sendiri di hadapan para imam dan orang Farisi, kini Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus di depan orang banyak.
Di dalam Ayat 29 Bagaimana Yohanes menyebut Yesus ? Sebutan tersebut mengingatkan kita akan peristiwa apa yang dialami bangsa Israel di Perjanjian Lama. Banyak sekali
jika kita baca peranan anak domba dalam peristiwa tersebut. Dengan demikian, apakah
maksudnya Yesus disebut Anak Domba Allah? Pada bacaan injil hari ini kita semua diajak
untuk mendengar kesaksian Yohanes tentang Yesus sebagai Anak Domba Allah. Dan ajakan apa yang akan dilakukan setelah kita semua diingatkan bahwa Yesus adalah Anak
Domba Allah?
Kesaksian Yohanes Pembaptis bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah memberikan
pengertian bahwa Kristus, sebagai kurban, berasal dari dan disediakan oleh Allah. Tujuan
pengurbanan Kristus adalah untuk menghapus dosa manusia. Lingkup penebusan-Nya
tidak terbatas kepada umat Israel saja, melainkan kepada seluruh suku yang ada di dunia.
Yohanes sedang memberikan kesaksian bahwa Yesus datang dengan tujuan utama untuk
menghapus dosa. Untuk menghapus dosa, Ia harus dikorbankan bak domba yang disembelih dalam peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan seperti apa yang dinubuatkan nabi Yesaya. Darah Yesus menjadi korban pengampunan dosa bagi dunia dan kita.
Yesus sudah menyelesaikan tugasnya sebagai Anak Domba Allah dan Ia terbukti telah
mencapai kemenangan dalam kebangkitan dan kenaikanNya ke Surga. Sekarang menjadi tugas kita sebagai orang-orang yang sudah ditebusNya untuk hidup dengan menjaga kekudusan sebagai anak-anak Allah. Menjaga kekudusan bukan berarti hidup suci
tanpa dosa, melainkan berarti berjuang untuk terus memerangi dosa dengan kuasa Tuhan. Menjaga kekudusan berarti menjaga hidup sesuai firman Tuhan. Menjaga kekudusan
berarti menjadikan Yesus sebagai pusat dalam kehidupan kita. Tidak ada bagian hidup
kita yang tidak terkait dengan Yesus, semuanya berkaitan langung. Anak Domba itu tidak
dikorbankan lagi, Ia kini duduk dalam tahta kemuliaanNya. Tugas kita untuk memuji dan
menyembah Anak Domba Allah. Ia layak untuk menerima pujian, sembah, dan hormat
kita.
Yesus datang sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, bagaimana dengan dosa-dosa dalam kehidupan kita? Sudahkah terhapus dan terkikis makin lama makin
bersih, ataukah dosa itu tetap berakar dengan kuat dalam diri kita?
Dosa adalah untuk dilawan dan diperangi, bukan untuk dinikmati oleh kita sebagai orang
yang sudah menerima cucuran darah Anak Domba Allah yang telah menghapus dosa.
Mari kita semua berjuang dan berusaha hidup kudus bersama darah Anak Domba Allah.
Bapa terimakasih banyak karena Engkau telah mengutus putraMu Yesus Kristus kepada
kami untuk menebus segala dosa dan kesalahan kami. Kami mohon supaya Anak Domba
Allah selalu ada dalam hati kami, sehingga kami bisa terus hidup kudus dan menerima
setiap berkat - berkat yang telah disediakan untuk kami. Amin
Yudi
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
4 Januari 2013 : Tidak Berbuat Dosa Lagi
Elizabeth Anna, Bayley Seton, Angela dari Foligno
1 Yoh 3: 7-10, Mzm 98: 1,7-8,9, Yoh 1: 35-42
1 Yoh 3: 9: Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi, sebab benih Ilahi
tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Ayat diatas terdengat sangat keras dan saya menjadi gamang karenanya. Sebagai
manusia biasa saya mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan. Coba renungkan ayat diatas...setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi......padahal
saya masih berbuat dosa ......
Kata kerja “berbuat dosa” ditulis dalam bentuk infinitif aktif masa kini, yang menunjukkan
tindakan yang terus berlangsung. Yohanes menekankan bahwa orang yang sungguhsungguh dilahirkan kembali dari Allah tidak mungkin mempunyai cara hidup yang berdosa karena hidup Allah tidak dapat hadir di dalam mereka yang berbuat dosa.
Memiliki hidup Allah di dalam diri kita (yaitu, dilahirkan kembali dari Allah) dan berbuat
dosa terus adalah suatu kemustahilan rohani. Orang percaya bisa kadang-kadang gagal untuk memenuhi standar Allah yang tinggi, tetapi mereka tidak akan terus-menerus
hidup dalam dosa.Yang menjaga orang yang setia dari berbuat dosa adalah Roh, dan
tabiat Allah sendiri yang ada dalam mereka. Untuk dapat hidup bebas dari dosa saya
teringat akan kisah dibawah ini:
Sebuah jam, diminta oleh penciptanya untuk berdetak terus menerus tampa henti
karena memang untuk itulah jam itu diciptakan, yaitu untuk menunjukan waktu yang
tepat. Jam itu mengatakan aku tak sanggup untuk bekerja terus menerus, itu membosankan, aku membutuhkan istirahat. Kalau setahun saja bagaimana ? Tidak, tidak , tidak
setahun itu sangat lama, demikian juga dengan sebulan dan seminggu bahkan seharipun aku tak sudi bekerja terus, itu akan sangat melelahkan. Kalau satu jam saja akan
kupertimbangkan, kalau 1 menit mungkin aku mau dan kalau 1 detik tentu saja aku
mau, dan aku akan melakukannya dengan penuh sukacita, kata jam tersebut. Maka
jam pun mulai melaksanakan tugasnya dengan hanya berdetak satu kali setiap detik,
dan tanpa terasa waktupun berlalu melalui menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun
sampai jam itu berhenti berdetak karena rusak.
Demikianlah kita semua orang percaya , dengan pertolongan Roh Kudus dapat hidup
bebas dari dosa dan pelanggaran dari saat ke saat seperti jam yang terdetak hanya
satu kali saja setiap detiknya.
........dan kita semua dapat menjadi versi yang terbaik dari diri kita masing-masing..........
Amin
Betty
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
5 Januari 2013 : Semua Bisa Bilang ....
Carolus Houben, Yohanes Neumann
1Yoh. 3:11-21; Mzm. 100:1-2,3,4,5; Yoh. 1:43-51
1 Yoh 3:18 : Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Saat membaca ayat ini, saya teringat akan satu lagu lama,
lagu masa orangtua saya, yang berjudul semua bisa bilang.
Penggalan liriknya berbunyi begini :
“Kalau kau benar – benar sayang padaku, kalau kau benar – benar cinta,
Tak perlu kau katakan semua itu, cukup tingkah laku.
..
..
Semua bisa bilang ,Sayang
semua bisa bilang
Apalah artinya cinta, bila tanpa kenyataan”
Nah lho, ternyata bukan hanya Yohanes saja yang mengajak bahwa kasih dan cinta
harus dengan perbuatan.
Ini berarti, mengasihi dengan perbuatan itu hal yang manusiawi, bukan suatu hal yang
jauh di awang – awang.
Saya yakin, kita juga pasti ingin dikasihi oleh sesama kita kan?
Kalau hanya sekedar berkata “aku mengasihimu”, “aku peduli padamu”, itu semua
merupakan hal yang mudah dilakukan. Inti dari perkataan – perkataan tersebut, adalah
bagaimana perbuatan kita, dimana orang yang kita kasihi, yang kita pedulikan, benar
– benar merasa, kalau kita mengasihi mereka.
Walaupun mulut kita diam, tetapi dari perbuatan kita, orang lain dapat merasakan kasih yang kita berikan pada mereka.
Dan begitupun sebaliknya.
‘Ah, teori.. Ngomong sih gampang, kenyataannya kan sulit..’
Maka itu, kita diberikan kesempatan oleh Tuhan, untuk bertumbuh bersama di komunitas DOJ ini.
Dari pengalaman saya, bertumbuh di dalam satu komunitas, kita mendapatkan satu
ilmu / bekal hidup, yang tidak diajarkan oleh sekolah formal.
Sekarang, kembali lagi ke diri kita sendiri. Maukah kita belajar untuk mengasihi dengan
perbuatan, melalui sarana yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita?
Atau hanya sekedar tahu.
Pilihan kepada diri kita sendiri
*Saya lanjut nyanyi :-D*
Daniel
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
6 Januari 2013 : Marilah Sujud Menyembah Dia
Pesta Pnampakan Tuhan Yesus, Hari Anak Misioner Sedunia
Yes. 60:1-6; Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ef. 3:2-3a,5-6; Mat. 2:1-12
Mat. 2:2 “...Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk
menyembah Dia.”
Hari ini kita merayakan Hari Penampakan Tuhan Yesus. Hari ini kita juga merayakan Hari Anak Misioner Sedunia. Hari ini adalah waktu dan saat di mana
bayi Yesus, sang Raja dukunjungi oleh tiga raja dari Timur. Kami telah melihat
bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Ketika mereka
melihat cahaya bintang itu, mereka memulai perjalanan mereka menuju tempat di mana bintang itu berhenti. Ketika mereka tiba di tempat di mana Yesus
lahir mereka mempersembahkan persembahan mereka kepada Yesus.
Mereka telah melihat bintangnya di Timur. Bintang itu adalah tanda kelahiran
seorang Raja ke dalam dunia. Bintang itu juga menunjukan tanda keajaban
dan keharidan Allah di tengah dunia. Bintang itu adalah terang Allah di tengah-tengah kita.
Tuhan telah berkenan menunjukan keajaiban dan hadir di dalam hidup kita.
Dia bercahaya di dalam kegelapan hidup kita. Dia selalu menerangai kegelapan hidup kita setiap hati. Dia selali menyinari cahaya kemuliaanNya untuk menerangi tapak-tapak hidup kita. Namun kita sering tidak dapat melihat
cahaya itu. Kita tidak dapat melihat sinar cahaya yang menuntuk kita. Kita
sering tidan ingin melihat terang dan cahaya itu.
Pertanyaan buat kita sekalian, dua minggu yang sudah lalu, kita merayakan
pesta kelahiran Yesus Kristus Penebus kita. Dia lahir di salan kandang Natal, kandang hewan. Apakah kita siap untuk menerima Dia, Sang cahaya dan terang
di dalam palung hati kita? Apakah kita sanggup membuka mata untuk melihat
terang itu di dalam kegelapan hidup kita? Apakah kita siap untuk meluhat Dia
yang datang di tengah-tengah kita.
Marilah dengan hati yang penuh sujud menyembah Dia yang datang di dalam
hidup kita.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
7 Januari 2013 : Penjala Manusia
Raimundus dr Penyafort, Lindalva
1Yoh. 3:22-4:6; Mzm. 2:7-8,10-11; Mat. 4:12-17,23-25 Mat 4: 18 “Yesus berkata
kepada mereka,”ikutlah Aku, kan Kujadikan engkau penjala manusia”
Seringkali saya tertarik membaca sejarah penyebaran agama di dunia.
Bagaimana Kristen yang dari dunia barat bisa masuk ke dunia timur dan
bagaimana Islam yang dari Timur Tengah bisa mengganti kerajaan Hindu
menjadi Islam di Indonesia.
Para syiar agama, pasti mengaku sebagai penjala manusia, menyelamatkan
jiwa yang ‘tersesat’. Saya sendiri tidak begitu setuju dengan kalimat
‘menyelamatkan jiwa’. Karena manusia itu sendirilah yang menyelamatkan jiwa
mereka, bukan kita. Kita cuma alat Tuhan untuk memperlihatkan kasih Allah.
Ketika saya di Riga, Latvia, teman saya sudah berpindah agama menjadi
Budha, padahal Latvia dikenal sebagai negara Kristen di Eropa timur. Mereka
menanyakan agama saya, karena saya bermata sipit, mereka kira saya juga
beragama Budha. Ketika ia tahu saya adalah Katholik , mereka tersenyum dan
berkata “Memang dalam research yang saya baca, agama timur (Budha)
akan semakin besar di barat, dan sebaliknya agama barat (Kristen) akan menjadi besar di timur” katanya tanpa maksud menghakimi.
Fenomana yang menarik menurut saya. Saya pun bertanya bagaimana mereka mengenal agama Budha. Mereka bilang karena melihat tokoh2 budha
yang menjadi inspirasi spt dalai lama dan juga melihat sikap teman2 mereka
yang beragama Budha. Tidak ada ‘missionaris’ yang memaksa mereka menjadi Budha. Semua datang karena kemauan diri sendiri.
Ketika saya menjadi pengajar dan pembimbing anak penyandang keterbatasan, ada 1 anak Hindu yang mendekati saya dan ingin ikut saya ke gereja.
Alasan ia sederhana, ia kagum dengan saya yg bekerja tanpa lelah dan pamrih untuk mereka, dan ia melihat hanya orang Kristen yang begitu. Mungkin
pendapat itu tidak benar, tapi begitulah cara dia mengenal agama Kristen, ia
mengagumi teladan orang yang ia hormati.
Tetapi saat itu saya menolak untuk mengajak ia ke gereja bersama, karena
saya takut dianggap mengkristenkan orang lain.
Kita bisa menjadi penjala manusia dengan cara sederhana.
Jadikanlah hidup kita inspirasi bagi orang lain.
Jeff
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
8 Januari 2013 : Seribu Satu Rupee
Petrus Tomas
1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8; Mrk. 6:34-44
Mk 6:38 “Berapa banyak roti yang ada padamu?”... Lima roti dan dua ikan…
Seorang frater teman saya dari India bercerita bahwa adalah merupakan suatu adat
di India untuk menyumbang dengan jumlah seratus satu rupee atau seribu satu rupee
(rupee adalah mata uang India). Suatu ketika seorang juragan kaya sedang pergi bersama dengan pelayannya. Di perjalanan sang juragan melihat satu keluarga miskin
yang kelihatannya sangat lelah dan kelaparan, lalu tersentuhlah hatinya. Ia ingin membantu mereka dan cara satu satunya adalah dengan menyumbangkan uang karena ia
harus hadir di acaranya tepat waktu. Tetapi ia cuma punya pecahan uang seribu rupee
didompetnya. Lalu ia bertanya kepada pelayannya, “adakah kamu satu rupee untuk
membantu keluarga tersebut?” Si pelayan kebetulan punya sekeping uang bernilai satu
rupee. Lalu diberikannya uang satu rupee tersebut kepada tuannya. Akhirnya si juragan memasukkan uangnya yang seribu rupee bersama dengan sekeping rupee itu kedalam amplop dan diberikanlah uang itu untuk keluarga tersebut. Sepulang kerumah,
si pelayan dengan bangganya bercerita kepada pelayan-pelayan yang lain, “Hari ini
aku dan tuan juragan, kami berdua bersama-sama menyumbang seribu satu rupee!!”
Allah Bapa jauhlah lebih kaya dari seorang juragan. Dia pencipta segalanya. Semua
adalah milik-Nya. Di Injil ini, Tuhan Yesus tersentuh hatinya oleh orang-orang yang
mengikuti Dia, yang haus ingin mendengarkan ajaran dan hiburan rohani dari-Nya.
Padahal Ia sendiri sebenarnya mau beristirahat. Lalu malam tiba dan mereka tidak ada
makanan. Yesus tahu bahwa Sang Bapa bisa mencukupi mereka dengan makanan
yang melimpah. Sebenarnya Yesus sudah tahu apa yang akan Ia perbuat: Ia akan
memohon pada Sang Bapa. Tetapi Yesuspun ingin para murid-Nya terlibat dan Ia bertanya: “Berapa banyak roti yang ada padamu?”... Lima roti dan dua ikan… (Mk 6:38).
Seperti si juragan yang memakai sekeping uang pelayannya yang bernilai satu rupee, Yesus pun menggunakan lima roti dan dua ikan dari para muridNya. Lalu setelah
memohon berkat dari Sang Bapa, roti dan ikan dibagi-bagikan kepada lima ribu orang
dan keluarga mereka. Pastilah ada lebih dari seribu kali yang Allah Bapa perbanyak
dari lima roti dan dua ikan yang hampir tidak ada artinya itu. Bayangkan saja, semua
makan kenyang sampai ada sisa dua belas bakul!
Inti refleksi kita adalah, janganlah kita berkecil hati bila kita hanya punya sedikit uang,
sedikit waktu, sedikit talenta, bakat, sepatah kata atau bahkan sedikit senyum saja.
Semua yang kecil dari kita bisa Tuhan pakai untuk menyalurkan berkatnya yang sangat
berlimpah kepada banyak orang. Yang penting adalah kita mau lebih dekat dengan
Yesus seperti para muridnya yang mau mengikuti Dia, dan mendengar apakah dari
milik kita yang Ia ingin pakai untuk memuliakan Bapa-Nya di surga.
Ya Yesus, kami berterimakasih karena Engkau selalu mau mengikutsertakan kami dalam
karya penyelamatanMu. Ajarlah kami agar selalu mau dekat dengan Engkau, sehingga kami bisa peka mendengar suaraMu dan bisikan Roh KudusMu. Kuatkanlah kami
agar kami tidak berkecil hati tetapi selalu berharap untuk menjadi saksi kebesaranMu
didalam usaha-usaha kecil kami.
Fr. David, MGL
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
9 Januari 2013 : Jangan Takut
Andreas Korsini
1Yoh. 4:11-18; Mzm. 72:1-2,10-11,12-13; Mrk. 6:45-52
1Yoh 4:18, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan;kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak
sempurna di dalam kasih.”
Berbicara tentang ketakutan, rasa takut, takut, pastilah berhubungan dengan sesuatu
yang baru, yang tidak terbiasa bagi kita, dan yang menimbulkan rasa tidak nyaman.
Ketakutan yang wajar adalah ketakutan yang membawa orang pada tindakan yang
benar, berhati-hati dan pada akhirnya dia berada di zona aman. Tetapi bila ketakutan
itu berlebihan, akan menimbulkan banyak masalah oleh karena ketakutan itu sendiri.
Misalnya, dalam Injil hari ini, ketika Yesus berjalan di atas air, murid-murid yang tidak bisa
melihat wajah Yesus karena gelap, mulai berteriak-teriak dan menunjuk Yesus sebagai
hantu. Petrus yang kemudian mengenal Yesus memberanikan diri untuk bisa berjalan di
atas air seperti Yesus, tapi karena takut dengan angin dan gelombang, jadinya terjatuh.
Begitu pun dalam hidup kita, banyak ketakutan-ketakutan tidak wajar atau berlebihan
yang pada akhirnya membawa kita pada masalah demi masalah, yang bukannya menyelesaikan masalah sebelumnya, tetapi sebaliknya menambah masalah baru. dan
pada akhirnya, hanya karena rasa takut yang menyerang perasaannya, orang bisa
berada dalam dilema yang tida henti seperti sebuah lingkaran masalah yang tiada
henti. Tetapi, sebuah rasa percaya yang dilontarkan kepada Yesus, akan mengeluarkan
orang dari rasa takut dan membebsakan dia dari berbagai problem yang melilitnya.
Ketika bapak saya meninggal tahun 1999, banyak rasa takut menghantui perasaan
saya. Rasa takut kehilangan lagi, membuat doa-doa saya kepada Tuhan penuh dengan keluhan dan tuntutan. Dan rasa takut kehilangan lagi itu membuat saya selalu
menuntut Tuhan agar melindungi apa-apa yang saya miliki. Pekerjaan, teman-teman
sepelayanan, tempat tinggal yang menyenangkan, tetapi pada akhirnya saya harus
melepaskannya juga satu persatu. Pekerjaan, teman-teman di kantor lama, tempat
tinggalnya dan bahkan teman-teman sepelayanan. Itu sungguh membuat muram dan
membawa saya pada masalah kesehatan. Lalu dalam bimbingan, sebelum akhirnya
ibu saya juga berpulang, saya pasrah dan berdoa demikian, “Tuhan Yesus, apa pun
yang terjadi nanti, biarlah terjadi. Asalkan satu hal, jangan biarkan hubungan kasih
antara saya dan Tuhan Yesus terputus. Saya mau tetap di dalam Engkau.” Doa itu kemudian membawa saya pada perubahan sikap yang lebih positif dan perlahan-lahan,
Tuhan membuat pelayanan saya berkembang dan berguna bagi banyak orang.
Marilah kita memulai tahun baru ini dengan kepercayaan yang melenyapkan ketakutan. “Serahkanlah masalahmu kepada Tuhan, maka Ia akan bertindak.” Begitu kata
Pemazmur. Percayalah dan jangan takut, dan lihatlah berkat-berkat yang akan menyusul karena kepercayaan itu.
(narita)
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
10 Januari 2013 : Bukan Karena Kebaikan Kita Semata
Gregorius Nyssa, Gulielmus Bituricensis
1Yoh. 4:19- :4; Mzm. 72:1-2,14,15bc,17;Luk. 4:14-22a
1 Yoh 4:19” Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita “
Pada saat membaca bacaan hari ini, berulang kali baca, tapi sama sekali belum bisa
menemukan apa sebenarnya yang ingin Tuhan katakan lewat firmanNya hari ini. Satu
hal yang terekam, hanya kata kasih. Allah lebih dulu mengasihi kita, karena itulah kita
mengasihi. Cukup banyak firman Tuhan yang berbicara tentang kasih. Sering juga kita
bilang, kita harus saling mengasihi. Hukum yang pertama dan yang terutama adalah
kasih. Masih banyak firman yang berbicara tentang kasih.
Apa sebenarnya hakekat kasih itu. Sampai sekarangpun tak jarang saya masih belum
bisa benar-benar tahu arti dari kasih. Dari kata kasih, yang sempat terekam, saya jadi
ingat saat beberapa hari yang lalu melakukan pengakuan dosa sebelum menyambut
Natal 2013 ini. Setelah melakukan pengakuan, dan Romo member nasehat, satu kalimat yang mengena di dalam hati dan jiwa saya : Kalau kita mengasihi seseorang yang
mengasihi kita , itu adalah hal yang biasa, tetapi, kalau kita mengasihi orang yang
membenci kita itu baru luar biasa. Karena kita dipanggil dan dipilih oleh Allah , untuk
menjadi luar biasa. Maka yang harus kita pilih adalah mengasihi orang yang tidak mengasihi kita. Karena itulah hakekat kasih Allah pada kita. Allah terlebih dahulu mengasihi
kita, karena itulah kita mengasihi orang lain, saudara-saudara kita yang lain.
Apapun berkat yang kita terima dalam hidup kita sampai saat ini, bukan karena kebaikan kita, tapi semata-mata karena kasih Allah. Kita menjadi seperti kita sekarang ini
hanya karena kasih Allah yang menyelamatkan kita.
Yesus datang karena kasih, Ia memberitakan kabar baik bagi orang miskin, penglihatan
kepada orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas, seperti dalam firman
Tuhan hari ini, Lukas 4 : 14 – 22 a, karena untuk memberitakan rahmat tahun Tuhan yang
telah datang. Karena kasihNya, Dia melakukan semua nya ini.
Dan jika Bapa di surga saja dengan perantaraan puteraNya, sungguh memberkati kita
dengan rahmatnya karena kasih, bagaimana bisa kita tidak mengasihi orang-orang di
sekitar kita, menjadi kepanjangan dan alatNya untuk menjadi saluran berkat di dunia
ini.
Ajar kami Bapa, untuk bisa selalu menjadi saluran berkat Mu, karena semua yang kami
terima bukan karena kebaikan kami tetapi karena kasih karuniaMu. Amin
Alin
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
11 Januari 2013 : Disembuhkan
Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan
1Yoh. 5:5-13; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk. 5:12-16
Luk 5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit
kustanya.
Pada bacaan Injil hari ini, kita melihat Tuhan Yesus melakukan mujizat dengan menyembuhkan seorang yang berpenyakit kusta. Orang yang berpenyakit kusta tersebut memohon kesembuhan kepada Tuhan. Permohonan yang
datang dari hati. Tidak ada kesan seperti memaksakan kehendak bahwa permohonannya harus dikabulkan. (Lukas 5: 12 Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku).
Sesaat setelah itu, Tuhan Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menyembuhkan
orang tersebut. Seketika itu juga sembuhlah dia.
Di dalam proses penyembuhan suatu penyakit, perlu suatu inisatif dan semangat yang kuat dari orang yang sedang mengalami penyakit tersebut untuk
dapat sembuh. Iman yang kuat dan penuh dengan kerendahan hati memohon kepada Tuhan untuk kesembuhan kita. Seperti halnya penyakit jasmani,
demikian juga dengan penyakit Rohani (dosa) pada diri kita. Pengampunan
dapat terjadi kalau pertobatan itu datang dari kita sendiri, bukan dari orang
lain.
Kita harus menyadari dan menghayati diri sebagai orang yang berdosa. Jika
kita ingin sembuh (bertobat) maka harus ada kehendak dan kemauan yang
kuat dari diri kita untuk siap sedia disembuhkan. Kita harus dengan rendah hati
mendengarkan aneka macam nasehat atau saran yang disampaikan kepada
kita agar kita sembuh.
“Megahkanlah TUHAN, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia
meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anakmu di antaramu. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke
bumi; dengan segera firman-Nya berlari” (Mzm 147:12-15).
Santo
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
12 Januari 2013 : Sukacita
Aelredus, Bernardus dr Corleone
1Yoh. 5:14-21; Mzm. 149:1-2,3-4,5,6a,9b; Yoh. 3:22-30
Yoh 3:29 “… Itulah sukacitaku dan sekarang sukacitaku itu penuh”
S.Yohanes penginjil mengisahkan Yesus membaptis dan kepada-Nya datang
banyak orang (walaupun dalam Yoh 4:1-2 diuraikan bahwa bukan Yesus yang
membaptis tetapi murid-murid-Nya). Karya ini menimbulkan sikap iri hati para
murid Yohanes Pembaptis. Tetapi menjawab keluhan para muridnya, Yohanes
Pembaptis sekali lagi menunjukkan kemurnian hatinya. Dengan bahasa yang
sederhana ia menyatakan sikap hatinya dalam menjalankan tugas panggilan
yang telah dipercayakan Allah padanya (Yoh 3:27) sejak ia memberi kesaksian
tentang kebesaran Yesus, Mesias yang dinantikan (Yoh 3:28); Sungguh tepat
apa yang ia katakan: sebagai sahabat dari mempelai laki-laki, ia hanya menginginkan pertemuan sang mempelai wanita (umat Allah) dengan mempelai
laki-laki (Yesus). Oleh karena itu keberhasilan Yesus membuatnya dipenuhi sukacita (Yoh 3:29). Dalam bersaksi akan kemuliaan Yesus, tampak kerendahan
hati Yohanes.
Setiap orang Kristen dipanggil untuk mewujudkan kerajaan Allah di tengah dunia melalui pelayanan, kesaksian dan karya. Tenaga, kemampuan dan seluruh
hidupnya dimaknai secara penuh bila diabdikan untuk kepentingan kerajaan
Allah. Dengan memberi diri dalam kemurahan hati dan tanpa syarat seorang
pengikut Kristus dapat menikmati buah dari sukacita sejati dan damai yang
mendalam dimana penderitaan dan pertentangan dalam hidup tidak dapat
merebutnya.
Sr. Maria Benedicta
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
13 Januari 2013 : Berdoa saat Pembaptisan
PESTA PEMBAPTISAN TUHAN
Yes. 40: 1-5.9-11Mzm. 104:1-4, 24-30.Tit. 2:11-14; 3:4-7Luk. 3:15-16, 21-22.
Luk 3: 21, “Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis
dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung
merpati ke atasNya.”
Saya yakin Anda yang membaca renungan hari ini pernah dibaptis atau menghadiri
acara pembaptisan. Entah yang dibaptis itu adalah Anda sendiri, teman atau anggota
keluarga Anda. Atau bagi Anda yang belum dibaptis, mungkin tertarik untuk dibaptis?
Sakramen baptis atau permandian adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam anggota gereja dan mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat umat manusia. Yesus sendiripun dibaptis oleh Yohanes pembaptis sebelum memulai karya pelayanannya. Dikatakan di dalam bacaan Injil hari ini, ketika Yesus dibaptis dan sedang
BERDOA, langit terbuka dan Roh Kudus turun ke atas Yesus.
Ketika Yesus dibaptis, Yesus BERDOA! Wow…, mungkin kita berpikir, apa sih yang didoakan oleh Yesus waktu itu? Kita bisa mengira-ngira dari efeknya. Ketika Yesus berdoa,
langit terbuka dan Roh Kudus turun. Kesimpulannya bisa jadi Yesus berdoa supaya Roh
Kudus turun ke atasNya dan Yesus menjadi Anak kesayangan sang Bapa ketika di ayat
berikutnya berbunya, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Wow….
Beberapa kali saya membaptis orang dewasa ataupun bayi, ada kebahagiaan
tersendiri dalam hatiku karena kita meminta dalam doa supaya dalam pembaptisan,
Roh Kudus akan turun ke atas orang yang dibaptis dan menjadi anak kesayangan Allah
Bapa di surga. Namun pada kenyataan, tidak jarang juga orang terlalu sibuk dengan
foto sana foto sini dan kurang menghargai momen yang sangat kudus dan penting
yakni BERDOA. Suasana doa sangatlah penting dalam sakramen baptis dan dalam
acara sakramen-sakramen yang lainnya.
Maka dari itu, dalam pesta pembaptisan Tuhan Yesus pada hari ini, marilah kita BERDOA
untuk mereka yang mempersiapkan diri untuk dibaptis dan mau menjadi anggota gereja, menjadi anak Allah dan mengakui dengan mulut dan hati bahwa Yesus adalah
Tuhan dan Juruselamat kita.
AMIN
Rm. Vincent, MGL
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
14 Januari 2013 : Panggilan Tuhan “Sesuatu” Banget dech Pokoknya!!
Petrus Donders, Odorico da Pordenone
Ibr. 1:1-6; Mzm. 97:1,2b,6,7c,9; Mrk. 1:14-20
Mrk 1:17 Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan
penjala manusia.”
Panggilan …. Panggilan !! Kepada penumpang pesawat Perkutut Air rute Denpasar –
Mataram, di mohon untuk segera naik ke dalam pesawat, melalui Gate no.3 !!
Perhatian…. Perhatian !! Pintu Cinema I – Breaking Dawn Part II telah dibuka !! Bagi para
penonton, silakan masuk dan menunjukkan tiket kepada petugas di pintu masuk !!
Kalau sudah ngomongin kedua hal di atas, siapa pun yang dengar bunyi panggilan/
pengumuman itu, pasti akan segera datang, tanpa berpikir lama. Siapkan makanan
dan minuman, kemudian cap cus dah masuk ke ruangan. Berbicara mengenai panggilan, lebih sering kita menginterpretasikan kata itu dengan kaum biarawan/biarawati,
Imam, dll. Apalagi kalau yang sudah aktif di gereja, pasti kadang digodain dan di
tanya mengenai panggilannya ke depan, mau jadi romo atau suster !! Susah dech pasti
itu jawabnya. Gak seperti nonton Bioskop atau naik ke pesawat, yang gak perlu mikir
lagi untuk segera bertindak. Panggilan memang tidak selamanya mengenai sesuatu
yang menyenangkan, atau membuat kita happy, sampai-sampai mesti koprol sambil
bilang WOW atas kejadian itu !!
Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pekerjaan – terkadang kita dipanggil bos untuk menghadap ke dalam ruangannya. Pikir kita saat itu, “Wah, kalau gak
di kasih kerjaan, pasti gue diomelin nich gara-gara pekerjaan belum kelar !!” Sudah
ada perasaan yang tertanam seperti itu, sebelum kita datang menghadap bos. Pulang
kerja, sesampainya di rumah ortu kita meminta tolong kita untuk membelikan sesuatu
di warung. “Don, belikan mami kecap dan saus tomat ya di warung !!”, dengan nada
yang keras sambil berteriak. Malamnya, pacar sms untuk janjian ketemu dan makan
malam bareng. Setiap hari, tidak terasa kita mendengarkan panggilan atau ajakan
untuk melakukan sesuatu tindakan. Bisa-bisa kita disebut dengan cowok atau cewek
panggilan nich !! Eits, jangan langsung berpikir negative dengan istilah tersebut ! That’s
real and happened – Hidup kita adalah Panggilan !
Nach, selama ini bagaimana sikap kita ketika menanggapi panggilan tersebut ? Langsung merespon, mikir dulu, atau ragu-ragu ? Bagaimana pula ketika kita mendengar
ajakan / panggilan Tuhan dalam hidup kita sehari-hari ? Panggilan untuk melayani dan
memberikan yang terbaik untuk Dia, apakah sudah kita tanggapi dengan baik dan
penuh sukacita ? Atau masih banyak sikap mengeluh dan capai, seperti gak ada orang
lain aja, kok Tuhan panggil aku untuk melayani-Nya !! Bacaan Injil hari ini, Yesus memanggil beberapa murid-Nya untuk mengikuti Dia. Ketika Ia memanggil Andreas dan
Simon, mereka langsung meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Tidak ada perasaan
ragu-ragu dan cemas dalam diri kedua murid ini. Hal ini dapat menjadikan teladan
bagi hidup dan karya pelayanan kita, khususnya dalam menanggapi panggilan Tuhan. Panggilan duniawi sich sudah biasa, kepuasannya pun mungkin sesaat saja. Tapi,
panggilan rohani secara langsung dari Tuhan untuk kita, sungguh-sungguh berbeda
banget and you will find a great taste on it !! So, be ready to answer God Calling in your
daily life !!
KRIS
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
15 Januari 2013 : Misi Tuhan Yesus
Arnoldus Janssen, Aloysius Variara, Maurus & Plasidus
Ibr. 2:5-12; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Mrk. 1:21b-28.
Ibr. 2:8 “Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepadaNya, tidak ada suatu pun
yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepadaNya.”
Bacaan-bacaan kitab suci hari ini, kita semua diingatkan untuk melihat dan merenungkan apa yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus semasa hidup-Nya di dunia. Baik dalam
bacaan pertama maupun bacaan Injil sama-sama mengisahkan atau memberi kesaksian tentang hidup dan misi Tuhan Yesus.
Hidup dan misiNya adalah memberitakan Kabar Gembira kerajaan Allah kepada semua
orang yang mau menjadi pengikutNya. Hal ini mengingatkan saya akan pengalaman
pribadi sebelum bergabung dengan Missionaries of God’s Love. Meski saya telah dibabtis sewaktu masih berusia empat bulan, saya sama sekali tidak merasa beruntung
untuk menjadi orang Katholik. Saya tidak melihat adanya perbedaan yang berarti
dalam menghayati hidup baik sebagai orang Katholik maupun yang bukan Katholik.
Pelbagai perayaan keagamaan yang diikuti atau dijalani selama itu, tidak membuat
saya merasa damai atau tenang. Saya terus mencari dan bertanya, “Di manakah letak
kekurangan dalam diri saya?” Pergulatan dan pencarian yang panjang membuatku
lelah dan seakan hendak menyerah.
Namun, cinta Tuhan Yesuslah yang mengatasi dan menjawabi segala pencarianku
yang panjang itu. Ini kusadari ketika saya menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatku dengan segenap hati dan budi. Ini bukan sekedar isapan jempol, tapi itu sungguh nyata dalam hidupku akhir-akhir ini. Saya merasa percaya diri dan bertumbuh
dalam iman, harap dan kasih akan Tuhan dan sesama. Ini kulakukan dalam Dia yang
menguatkan aku.
Kedua bacaan hari ini memiliki pesan yang sama yakni dalam Tuhan Yesus tak ada
yang mampu melawan-Nya. Segala sesuatu akan takluk dan gemetar dalam namaNya. Barangsiapa yang percaya dan menerima-Nya tak akan pernah ditinggalkanNya
seorang diri.
Saya dan anda yang telah menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, ditantang untuk turut serta memberikan kesaksian tentang Cinta Tuhan Yesus kepada semua
orang, teristimewa kepada orang-orang yang kita jumpai dalam hidup dan karya kita
sehari-hari. Dengan Dia, bersama Dia dan dalam Dia kita adalah pemenang. Semoga
hidup dan karya kita semakin memancarkan kasih setia Bapa, Putra dan Roh Kudus
kepada dunia dan segala isinya.
Ya Bapa kami bersyukur dan berterima kasih akan karunia terindah akan kehidupan
yang kami terima dalam diri Putra-Mu, teristimewa sabda dan pengajaran yang kami
terima pada hari ini, semoga SabdaNya dalam kuasa Roh Kudus dapat bertumbuh dan
berbuah bagi panenan untuk kehidupan kami bersama dalam kerajaan Bapa, Putra
dan Roh Kudus, kini dan yang akan datang. Amin.
Fr. Anis, MGL
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
16 Januari 2013 : Pengharapan di tengah Pencobaan
Berardus ;
Ibr. 2:14-18; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Mrk. 1:29-39
Ibr 2 : 18 “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.”
Kesukaran dan kesulitan adalah kesempatan-kesempatan bagi kita untuk naik lebih tinggi.
Nyata Yesus pernah berkata,” Dalam kehidupan ini engkau mengalami masalah.””Hal -hal
tidak adil terjadi padamu,”Ia berkata, tetapi kuncinya adalah :”Bersemangatlah, karena
Aku telah mengalahkan dunia.”
Disepanjang firman Tuhan, Tuhan berkata jika kita mau memelihara sikap yang benar, jika
kita tetap penuh dengan sukacita dan pengharapan, saat keluar dari masalah, kita tidak
lagi sama dengan sebelumnya. Kita akan lebih diberkati, sehat, dan berkelimpahan akan
hal yang baik dibandingkan sebelumnya.
Saya berpikir tentang tokoh Yusuf. Saudara-saudaranya begitu iri kepadanya, lalu mereka
menjualnya sebagai budak. Pemuda-pemuda lain diusianya tidak diragukan lagi, keluar
untuk bersenang-senang, menikmati kehidupan. Namun Yusuf dibatasi, hidup dinegeri asing, harus bekerja sepanjang hari. Itu tidak adil.
Lebih buruk lagi sakit hati dan penderitaan Yusuf disebabkan oleh pilihan buruk dan sikap
buruk orang lain. Tetapi Tuhan melihat ketidakadilan itu, dan Dia berjanji dalam firmanNya,”
Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dicuri dari padamu.” Itulah
yang Tuhan lakukan bagi Yusuf. Walaupun Yusuf melalui 13 tahun dalam perbudakan dan
penjara, namun saat ia keluar, ia tidak harus pulang dan mulai dari titik awal. Tapi dia mengalami anugerah dan peningkatan dari Tuhan melalui kedudukan yang terhormat sebagai
perdana menteri di Mesir.
Sahabatku, Tuhan telah membuat catatan dalam kehidupan kita, juga jika seseorang telah
salah memperlakukan anda dan melakukan kesalahan kepada anda, janganlah hanya
duduk-duduk saja mengasihani diri sendiri. Biarlah pengharapan selalu memenuhi hati
anda. Dia dapat menggantinya dua kali lipat apapun yang telah dicuri dari anda. Tak
seorangpun dari kita menikmati masa-masa sukar, tetapi kita dapat tetap tinggal dalam
pengharapan, karena mengetahui bahwa Tuhan tidak akan pernah menyia-nyiakan penderitaan itu. Setelah mengalami kesukaran Yusuf menerima berkat yang membawanya
pada kedudukan yang berkuasa itu.
Pada masa-masa tertekan dan putus asa, mulailah percaya bahwa Anda akan keluar sebagai seseorang yang lebih baik daripada sebelumnya. Letakkan iman anda disana dan
ingatlah bahwa Tuhan ingin menolong dan memulihkan kembali hal-hal baik pada anda.
Anda hanya perlu penuh pengharapan, mulailah mengharapkan hal-hal yang baik. Jangan membesar-besarkan masalah. Besarkanlah Tuhan. Semakin membesarkan Tuhan maka
semakin kecil masalah, dan semakin besar pula iman akan bangkit di hati kita. Hal-hal yang
kelihatan bersifat sementara, tetapi hal-hal yang dilihat dengan mata iman bersifat kekal.
Hal ini berarti bahwa keadaan seberat apapun yang saat ini, diijinkan Tuhan terjadi, karena
Tuhan ingin kita keluar sebagai pemenang dari kesukaran itu. Lebih kuat kali dari pada
sebelumnya.
Doa: Tolonglah aku untuk percaya ya Bapa,bahwa keadaan-keadaanku tunduk pada perubahan, bukan karena aku tetapi karena Engkau sedang menolong aku untuk mengalahkan kesukaran, dan Engkau akan mengeluarkan aku bahkan lebih lagi daripada sebelumnya. Semuanya ini Engkau ijinkan untuk kebaikanku. Amin.
Lulu
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
17 Januari 2013 : Si Kusta yang tidak Taat
Peringatan Wajib St. Antonius
Ibr. 3:7-14; Mzm. 95:6-7,8-9,10-11; Mrk. 1:40-45 atau Mat. 19:16-26
Markus 1 : 41b “Aku mau jadilah engkau tahir.”
Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut dihadapanNya ia memohon bantuan untuk dapat meyembuhkan sakit kustanya itu.
Karena tergerak oleh belas kasihan, maka Yesus menjamah orang itu dan
seketika juga sembuhkah penyakit kusta orang itu. Yesus berpesan kepadanya
agar tidak menyebarkan kejadian itu kepada orang lain. Tetapi si kusta menyebarkan kesaksian itu kepada orang lain. Sehingga tindakan si kusta yang
sudah memberitakan ‘belas kasih’ Yesus ke mana - mana membuat Yesus harus
tinggal di luar kota dan jauh di tempat - tempat yang sunyi.
Kita kerap kali menganggap bahwa mewartakan ‘belas kasih’ Allah atau dalam
bacaan hari ini menceritakan kesaksian tentang kesembuhan si kusta selalu
merupakan tindakan benar. Tetapi perlu diteliti ulang dalam bacaan tadi juga
Yesus berpesan supaya si kusta tidak menyebarkannya, malahan perintah itu
dilanggar oleh si kusta. Jadi sudah jelas sekali bahwa si kusta tidak taat karena
melanggar perintah Yesus untuk tidak meyebarkan cerita kesembuhannya itu.
Dalam peristiwa bacaan hari ini, saya merasa tertegur mengenai SIKAP TAAT.
Seringkali saya, mungkin Anda tidak taat dengan apa yang telah diperintahkan Allah dalam hidup kita. Banyak sekali kejadian - kejadian yang kita sendiri
langgar, Allah berkata ‘jangan’ tapi kita sering lakukan dan malahan akan berakibat tidak baik untuk diri kita sendiri atau bahkan bagi orang lain. Melalui
bacaan si kusta yang melanggar kepada Allah marilah kita juga lebih peka
dan taat kepada perintahNya, dan jangan melanggar.
Bapa terimakasih melalui cerita si kusta yang tidak taat kepadaMu, memberikan peringatan kepada kami agar lebih peka dan taat mendengarkan
perintahMu dan tidak melanggarnya untuk kebaikan masa depan kami. Kami
percaya setiap ketaatan pada perintahMu akan membuat hidup ini sungguh
sangat terlalu InDaH. Amin
Yudi
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
18 Januari 2013 : Iman dan Mujizat
Margaret dari Hongaria
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan umat Kristiani
Ibr 4: 1-5,11 , Mzm: 78:3,4bc,6c-7,8, Mrk 2: 1-12
Mark 2:5: Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu:”
Hai anak-Ku, dosamu sudah sudah diampuni!” (12) Dan orang itupun bangun, segera
mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga
mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya;”yang begini belum pernah kita
lihat.”
Pada umumnya orang cenderung menilai seseorang melalui penampilan luarnya ,
tetapi Yesus melihat hati dan iman, karena iman adalah tanda bahwa seseorang
mempercayai dan meresponi janji Allah yang di terima/dengar , dan hanya melalui
iman pada Yesus mujizat dapat terjadi.
Pada bacaan hari ini, keempat sahabat yang memiliki iman dan kepercayaan pada
Yesus membawa sahabat mereka yang lumpuh dan mujizatpun terjadi , orang lumpuh
itu dapat berjalan.Mujizat adalah sesuatu yang tidak mengikuti hukum alam, dan kita
percaya sepenuhnya bahwa setiap mujizat di lakukan oleh Tuhan sendiri seperti pada
waktu air yang berubah menjadi anggur pada pesta perkawinan di Kana.
Kedua mujizat yang baru kita baca ini semuanya terjadi dalam alkitab , tetapi, apakah
mujizat juga terjadi dalam kehidupan nyata kita sekarang ini ? Jawabannya ya, karena
mujizat Tuhan meliputi semua masalah dan persoalan hidup , seperti peristiwa yang
dialami oleh seorang imam yang saya kenal. Imam itu sudah beberapa malam rapat
dengan panitia pembangunan gereja untuk mencari uang sebesar Rp 200 juta untuk
membayar cicilan tanah yang dibeli untuk gereja yang sedang dibangun, dan cicilan
itu harus dibayar besok. Ketika itu hari sudah jam 11:00 malam dan panitia kelihatan
sudah sangat letih karena mereka sudah berdoa dan berusaha dengan sungguh
namum hasilnya belum juga kelihatan. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, seorang
pria berbaju kaos dan berjelana pendek masuk sambil menjijing sebuah tas kresek
berwarna hitam, pria itu meletakan kresek itu diatas meja lalu pergi tampa mengatakan
sepatah katapun. Ketika panitia membuka kresek itu, didalamnya mereka mendapatkan uang Rp 200 juta yang diperlukan. Jadi percayalah pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat dan mujizat itu nyata
Doa:
Allah Bapa kami yang berada di surga, tambahkanlah imam kami agar kami senantiasa dapat melihat dan merasakan mujizatMu yang terjadi dalam kehidupan orangorang disekitar kami dan terutama dalam kehidupan kami sendri. Amin
Betty
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
19 Januari 2013 : God is Love, Love is God
Yakobus Sales & Wilhelmus Saultemouche, Melkhior Grodec & Stefanus Pongracz,
Ignasius de Azevedo, Yakobus Bonnaud
Ibr. 4:12-16; Mzm. 19:8-9,10,15; Mrk. 2:13-17
Markus 2 : 17 :..”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku
datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Bagi saya pribadi, bacaan injil hari ini menjelaskan betapa deskripsi akurat mengenai
Allah adalah Kasih. Kasih dalam artian yang sangat mendalam. Kasih yang dewasa,
kasih yang bijaksana, dan kasih yang memulihkan.
Kita dapat membaca dalam bacaan injil hari ini pada ayat 17, ..”Yesus mendengarnya
dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang
sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Lihat, disaat kita , sebagai manusia sering menghakimi sesama kita, men-judge dan
ber-praduga terhadap sesama kita yang bersalah, disaat kita mungkin malah akan
menjauhi sesama kita yang memiliki masa lalu kelam. Lebih mudah memang rasanya
melihat kuman di seberang lautan daripada gajah di pelupuk mata.
Beranjak dari ini, kita melihat secara nyata apa yang telah dilakukan Tuhan kita, Yesus
Kristus, Dia mengajak makan bersama dengan pengimut cukai, walau Ia tahu Dia dicemooh karena perbuatanNya. Saat itu, perjamuan makan bersama merupakan tanda
persahabatan.
Disaat itu , Yesus dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan adalah kasih nyata, Dia berkata bahwa Dia datang bukan untuk orang benar, melainkan orang berdosa. Dan sudah gamblang, “ siapa yang butuh tabib , kecuali orang sakit? “.
Jika hari ini kita masih ragu untuk kembali kepadaNya, merasa malu, tidak layak, mari
bersama kita meyakini, bahwa Tuhan sangat mengasihi kita, Dia ada untuk kita, manusia yang berdosa, Dia ingin memberikan kesempatan selalu untuk kita rekonsiliasi
hubungan kita dengan Dia, memperbaiki hubungan kita dengan Dia.
Apalagi yang kita ragukan? Mari kembali :)
Nana
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
20 Januari 2013 : Melalui Maria kita menuju Yesus
Yes. 62:1-5; Mzm. 96:1-2a,2b-3,7-8a,9-10ac; 1Kor. 12:4-11; Yoh. 2:1-11
Yoh. 2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya:
“Mereka kehabisan anggur.”
Setiap kesempatan, setiap waktu, situasi, tempat, dan setiap orang yang kita
hadapi merupakan rencana dan kehendak Tuhan. Tuhan telah merencanakan
jalan hidup kita.
Hari ini bacaan-bacaan mengingatkan kita akan karya Allah yang selalu terjadi di dalam hidup kita. Di dalam Injil, kita mendengarkan kita ketika Yesus
mengubah air menjadi anggur. Di dalam perikop ini, Bunda Maria juga mempunyai peran yang sangat penting. Ketika mereka kehabisan anggur, tuan
pesta pasti merasa dipermalikan. Melihat kesempatan itu, Bunda Maria diamdiam pergi kepada Yesus dan meminta agar Dia bisa berbuat sesuatu. Ketika Maria mendekati Yesus, Dia berkata bahwa waktuNya belum tiba. Namun
Maria menyuruh para hamba untuk mengisi air di tempayan-tempayan yang
tersedia. Lalu Yesus melalukan suatu tanda hern yang besar yang membuat
orang heran.
Tuhan telah berinisiatif untuk mengadakan pesta perkawinan itu. Tuhan juga
telah menyediakan tempat itu utnuk menunjukan keajaibanNya. Tuhan juga
menggunakan Bunda Maria untuk menjadi perantara rahmat. Kenyataannya
banyak orang menjadi heran atas keajaiban itu. Para tamu-tamu bertanya
dan heran karena biasanya orang menyediakan anggur yang baik lebih dahulu baru anggur yang kurang baik. Namun kejadian ini terjadi sebaliknya.
Kalau kita merenungkan hidup kita, kita akan menemukan bahwa Tuhan selalu
berkarya di dalam hidup kita. Dia berkarya di saat di mana saja kita berada,
di tempat dan lewat orang di sekitar kita. Namun sering kita meutup mata,
hati dan telinga kita terhadap semua kenyataan itu. Marilah kita dengan iman
menghadapi semua kenyataan hidup kita dengan penuh syukur.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
21 Januari 2013 : Orang Yang Baru
Peringatan Wajib St. Agnes,
Hari keempat Pekan Doa Sedunia
Ibr. 5:1-10; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 2:18-22
Markus 2 : 22: demikianpun tidak ada seorangpun mengisikan anggur yang baru ke
kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu mengoyakan kantung itu, sehingga anggur dan kantung itu terbuang cuma cuma. Tetapi anggur baru hendaknya
disimpan di kantung yang baru juga”
Beberapa tahun yang lalu, saya mengusulkan majalah Warta FX memuat kolom “umat
bertanya, romo menjawab”. Kolom ini menarik karena banyak sekali pertanyaan umat
yang sulit sekali mendapat jawaban. Sayangnya kolom ini hilang tanpa bekas.
Di awal penerbitan, saya memakai pertanyaan saya sendiri untuk kolom ini. Saya bertanya “Keluarga saya sebelumnya menganut agama Konghucu, tapi sekarang menjadi
Katholik, tapi kami masih menggunakan dupa dan sembahyang arwah sebagai tradisi
yang kami harus teruskan, apakah ini diperbolehkan?”
Saya lupa nama romo yang menjawab pertanyaan saya, dan saya masih ingat sampai
sekarang.
Romo mengambil kutipan perikop di atas untuk menjawab. Katanya ketika kita menerima Kristus sebagai anggur kita, kita sudah selayaknya memasukan anggur itu ke diri
kita, kantong yang baru. Kita harus bisa mengubah diri kita menjadi yang baru. Romo
juga menggaris keras kan perbedaan antara agama dan budaya.
Budaya yang lama tetap bisa dipertahankan, karena budaya adalah cikal bakal kita,
sedangkan agama yang lama dan cara cara nya harus ditinggalkan secara perlahan.
Menurut saya, jawaban romo sangatlah bijak. Memang seringkali kita menerima Kristus
tapi belum bisa meninggalkan kebiasaan lama kita yang buruk. Tidak hanya soal kebiasaan agama tapi juga perilaku kita.
Apalah artinya mengakui Yesus sebagai juru selamat kita, tapi tubuh kita masih penuh
dengan kebiasaan lama, iri hati, benci, dan hal buruk lainnya.
Bagaimana dengan anda. Apakah anda sudah menjadi kantung anggur yang baru?
Atau masih kantung lama dengan anggur yang baru?
Jeff
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
22 Januari 2013 : Hukum Tuhan adalah Jalan Kehidupan Sukacita
Vincentius, Laura Vicuna,
Hari kelima Pekan Doa Sedunia
Ibr. 6:10-20; Mzm. 111:1-2,4-5,9,10c; Mrk. 2:23-28
Mrk 2:27-8 “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat”
Saya suka sekali bermain basket dan kami, frater-frater dari Missionaries of God’s Love
(MGL) kadang suka bermain bersama di lapangan belakang rumah kami sebagai acara ‘brotherhood’. Bola basket adalah permainan olahraga kelas olimpiade dan mempunyai aturan yang jelas, misalnya tidak boleh melangkah lebih dari dua kali, atau
mendribel bola dengan dua tangan, menendang bola, atau merebut bola dengan
kekerasan. Keluar garis lapanganpun adalah sebuah pelanggaran. Tetapi kali ini tidak
semua frater mengerti aturan main, sehingga permainan sangat terganggu dengan
pelanggaran pelanggaran kecil yang terus terjadi. Aturan-aturan main memang dibuat
supaya permainan bisa berlangsung dengan baik dan adil, tetapi kali ini peraturan
ini sangat merusak ‘flow’nya permainan, dan jika dipaksakan tidak semua frater bisa
ikut bermain. Akhirnya kamipun bermain bebas… alhasil, permainan menjadi begitu
seru. Semua ikut terlibat dan kami semua sangat menikmati waktu brotherhood kami.
Ada yang berlari dikejar sampai jauh-jauh keluar lapangan, ada yang menendang
bola ataupun bergulat, tetapi semua dalam suasana tawa dan canda yang sangat
mempererat tali persaudaraan. Sayapun yang sebenarnya suka main dengan aturan
yang jelas sangat menikmati permainan bebas kami saat itu, dan ini menjadi sebuah
kenangan bermain bersama yang paling berkesan untuk saya.
Di Injil ini Yesus dan para murid-Nyapun sepertinya melanggar aturan Sabat dengan memetik gandum. Daudpun dan pengikutnya makan roti sajian yang tidak boleh dimakan
kecuali oleh para imam. Tetapi mereka semua sudah kelaparan dan perlu makanan.
Contoh tindakan Yesus diperistiwa ini mengingatkan kita bahwa segala aturan hidup
itu dibuat untuk kita manusia, bukan manusia hidup untuk aturan. Hari Sabat diadakan
supaya orang tidak terus menerus bekerja, tetapi bisa menikmati hidup dan hasil karya
mereka dan punya waktu untuk Tuhan. Yesus berkata: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas
hari Sabat” (Mrk 2:27-8).
Marilah kita pakai akal sehat kita supaya bisa membedakan konteks dimana aturanaturan kita benar benar membawa kehidupan dan dimana mereka tidak lagi menghidupkan dan menjunjung harga diri kita sebagai manusia. Tuhan tidaklah memberikan
hukumnya supaya kita tidak bisa menikmati hidup yang Ia sudah berikan pada kita.
Tuhan bukan seorang raja yang keji yang memaksa umat-Nya kerja rodi tanpa istirahat dan makan sepanjang waktu. Tuhan tidaklah menciptakan aturan untuk menyiksa
umat-Nya. Tuhan ingin hidup kita menjadi penuh dengan suka cita.
Ya Yesus, kami bersyukur untuk segala hukumMu yang selalu berdasarkan akan kasih padaMu, pada sesama dan pada diri kami sendiri. Utuslah Roh KudusMu, agar
kami bisa menafsirkan hukum kasihMu di kehidupan kami sehari hari, sehingga aturanaturan yang kami buat senantiasa menghantar hidup kami untuk semakin penuh dengan suka citaMu.
Fr. David, MGL
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
23 Januari 2013 : Jadilah Bijaksana
Yosepha Maria dr Beniganim
Ibr. 7:1-3,15-17; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 3:1-6
Markus 3:5, “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu:”Ulurkanlah tanganmu!”
Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus menjawab keraguan Jemaat yang mempertanyakan ke-Imamatan Yesus. Dia membandingkan Yesus dengan seorang Raja dan
Imam dalam Sejarah Perjanjian Lama, yakni Melkisedek. Menurut keyakinan orang Israel, Melkisedek adalah Imam Allah sekaligus Raja Salem yang paling agung dan suci.
Karena itu Rasul Paulus meyakinkan mereka, bahwa Yesus, bahkan lebih besar dan
agung dari Melkisedek.
Dalam Bacaan Injil, Yesus sedih dan kecewa (berdukacita) karena para ahli Taurat begitu dengkinya terhadap Yesus dan berusaha mencari kesalahan Yesus untuk menjatuhkan-Nya. Yesus sedih dan kecewa, sebab oleh rasa iri hati dan dengki, ahli-ahli Taurat
itu tidak lagi melihat hal yang benar. Mereka berusaha menjatuhkan Yesus melalui apa
yang Yesus anggap benar dan akan dilakukan-Nya.
Kita pun mungkin pernah mendapatkan sikap yang sama, dari orang-orang di sekeliling. Orang-orang yang menyebarkan fitnah di belakang tetapi memandang dengan
manis ketika berhadapan. Orang-orang yang memandang dengan mata penuh selidik, akan apa yang hendak kita bicarakan atau kita buat. Dan mereka berusaha membuat itu menjadi sebuah kesalahan untuk dibicarakan atau dijadikan bukti akan ketidaksempurnaan kita.
Tentunya sikap seperti itu akan mematahkan semangat; membuat kita merasa sia-sia
dengan apa yang sudah kita lakukan dan yang akan kita lakukan. Bahkan yang paling parah, memadamkan api kasih sayang. Terkadang membuat orang tidak sanggup
dan akhir berhenti. Tetapi Yesus memberi contoh untuk tetap berdiri dan memandang
mereka. Lalu tetap menyembuhkan orang yang datang kepada-Nya.
Sekali pun kritik dan pandangan orang di sekitar kita menyakitkan, janganlah mundur atau berhenti bila sedang melakukan sesuatu yang baik, kecuali kalau sudah tiba
saatnya berhenti atau selesai. Sekali pun kecewa, sedih dan marah, tetaplah berbuat
baik. Tunjukkanlah rasa marah yang wajar dengan bersikap hati-hati terhadap mereka, tetapi tetaplah melakukan hal yang terbaik untuk tugas yang harus dilaksanakan.
Maka rasa kasih sayang yang mati perlahan akan tumbuh kembali.
(narita)
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
24 Januari 2013 : Sang Penyelamat yang Sempurna
Peringatan Wajib St. Fransiskus dr Sales
Ibr. 7:25 - 8:6; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Mrk. 3:7-12
Mrk 3:11“ Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan
berteriak : Engkaulah Anak Allah “
Dulu , pada saat gencarnya berita tentang ponari, seorang anak yang menemukan batu
yang disebut bertuah, bisa menyembuhkan orang-orang dari penyakit, banyak orang berbondong-bondong menuju rumah ponari untuk mendapatkan keajaiban dan mukjizat. Dari
mulut ke mulut, berita itu tersiar, sampai berita televisi yang ditayangkan di seluruh Indonesia
membahas berita itu. Banyak orang yang ke rumah ponari dengan berbagai macam tujuan,
ada yang hendak membuktikan kebenaran berita itu, ada yang memang menginginkan
kesembuhan dengan meminum air yang sudah direndam batu itu. Saking hebohnya berita
eksklusif itu, sampai ada beberapa orang yang meninggal akibat berdesak-desakkan saat
antri dan terinjak-injak. Secara medis, para dokter tidak bisa membuktikan kesembuhan penyakit orang-orang yang telah meminum air yang telah dicelupkan batu dengan tangan ponari. Bahkan pelajar SD itu mengeluh kecapekan dan berobat ke puskesmas setempat akibat
antrian panjang. Padahal belum ada yang terbukti, bahwa mereka yang telah meminum air
itu, benar-benar mendapat kesembuhan.
Fenomena orang yang mempercayai seseorang yang bisa menyembuhkan, sama seperti
bacaan hari ini, pada Markus 3 : 7 – 12. Berbondong-bondong orang – orang dari Yudea,
Yerusalem, Idumea, seberang Yordan, daerah Tirus dan Sidon datang kepada Yesus , sesudah
mereka mendengar segala yang dilakukanNya. Hanya dengan menjamahNya saja, maka
mereka semua sembuh dari sakit. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur
di hadapan-Nya dan berteriak : Engkaulah Anak Allah. Tetapi Yesus dengan keras melarang
mereka memberitahukan.
Yesus yang nyata-nyata menjadi Tabib Sejati, tetap mempunyai kerendahan hati, tidak sombong , mengakui kepada banyak orang bahwa Dia bisa menyembuhkan, tetapi orang-orang
yang datang padaNya adalah orang – orang yang benar-benar punya iman dan kepercayaan bahwa dengan menjamahNya saja, mereka akan sembuh. Dan terbukti bahwa mereka
memang sembuh.
Yesus sanggup menjadi penyelamat semua orang dengan sempurna, karena Dia hidup
senantiasa menjadi perantara kita kepada Allah ( Ibrani 7 : 25 ).
Orang- orang yang beriman dan datang padaNya benar-benar mendapat kesembuhan.
Bukan hanya kesembuhan sesaat dan besoknya sakit lagi. Karena hanya Tuhanlah yang menolong dan meluputkan kita, dan Allah tidak berlambat. ( Mazmur 40 : 17 )
Alin
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
25 Januari 2013 : Menjadi Saksi-NYA
Pesta Bertobatnya St. Paulus Rasul
Kis. 22:3-16 atau Kis. 9:1-22; Mzm. 117:1,2; Mrk. 16:15-18
Mrk 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil
kepada segala makhluk.
Hari ini Gereja merayakan Pesta Bertobatnya St. Paulus Rasul. Kisah Para Rasul menceritakan Saulus adalah orang yang menganiaya orang-orang Kristen di Yerusalem. Dalam
perjalanan menuju Damsyik untuk menagkap orang-orang Kristen disana. dihadang
oleh Yesus dengan suatu pancaran cahaya ajaib dari langit, yang membutakan matanya. Paulus rebah ke tanah dan Yesus berkata:” Saulus-Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Akulah Yesus yang kau aniaya itu.” (Kis 22:7)
Lewat sapaan ilahi ini, Paulus bertanya kepada Yesus, Tuhan, apa yang Engkau kehendaki aku perbuat? Kata-kata ini meluncur dari hati Paulus yang dahulu keras bagai
batu, namun berubah jadi lembut berkat sapaan ilahi. Komunikasi tak terduga dengan
Yesus, mengubah Paulus menjadi saksi dan pewarta Injil yang luar biasa. Dia menjadi
orang besar, pewarta, dan rasul di tengah kaum kafir. Kini dia menjadi saksi bagi semua
orang di seluruh dunia. Dalam 1 Kor 15:9-10 rasul Paulus berkata:” Karena aku adalah
yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah
menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana
aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya
aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”.
Pada pesta pertobatan Rasul Paulus ini, marilah kita semakin menyadari bahwa rencana Allah lebih indah dari rencana siapa pun di dunia ini. Kalau Dia menghendaki
kita menjadi saksi-Nya, Dia juga akan menangkap kita seperti yang dialami oleh rasul
Paulus. Ketika kita telah ditangkap-Nya dengan rahmat Ilahi-Nya kita juga harus menjadi saksi, sebab itulah yang dikehendaki Tuhan untuk kita perbuat. (Mrk 16:15 Lalu Ia
berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk)
Santo
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
26 Januari 2013 : Pewarta
Peringatan Wajib S. Timotius dan Titus
2Tim. 1:1-8 atau Tit. 1:1-5; Mzm. 96:1-2a,2b-3,7-8a,10;
Mrk. 3:20-21 atau Luk. 10:1-9
Luk 10:1 “…lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota
dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya”
Yesus mengutus tujuh puluh murid setelah dalam bab sebelumnya mengutus
keduabelas rasul. Perutusan dua kali ini hanya dikisahkan oleh penginjil Lukas.
Menarik untuk kita renungkan mengapa Ia mengutus sejumlah besar murid untuk mendahului-Nya. S.Gregorius Agung dalam kotbahnya mengatakan Tuhan
tidak membiarkan para pewarta-Nya berjalan sendiri tetapi menyertai mereka
sehingga ketika sabda-Nya diwartakan, Ia datang mengunjungi dan tinggal di
dalam hati orang yang menerima Sabda itu sebagai Kebenaran. Para murid
mewartakan tetapi Ia sendiri segera menyusul dengan menerangi pikiran dan
hati kita dengan rahmat-Nya.
Tetapi Yesus mengutus para murid “berdua-dua” untuk menunjukkan pada kita
bahwa yang menerima tugas sebagai pewarta adalah orang yang memiliki
kasih kepada sesama. Sulit untuk dibayangkan seorang pelayan sabda yang
mampu berjalan sendiri sehingga tidak membutuhkan orang lain dan karena
itu tidak wajib peduli terhadap sesama. Setiap murid Kristus dipanggil dan diutus untuk mewartakan Sabda dengan perilaku hidupnya, tanpa lelah bersaksi
akan kebesaran kasih Allah dan tidak berdiam diri dalam ketidakpedulian.
Sr. Maria Benedicta
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
27 Januari 2013 : Mengandalkan Tuhan
Neh. 8:3-5a. 6-7. 9-11Mzm. 19:8-10. 151Kor. 12:12-30Luk. 1:1-4, 4:14-21
Luk. 4:18, “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orangorang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas untuk memberitakan tahun
rahmat Tuhan telah datang.”
Ketika aku mengikuti retret agung selama tiga puluh hari sebelum ditahbiskan imam di
sebuah biara Jesuit, aku selalu terpana oleh kutipan Injil hari ini yang terpajang di dinding ruang makan, “menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang
buta, untuk membebaskan orang- orang tertindas.”
Misi para Jesuit atau Serikat Yesus adalah menjadi “seperti Yesus” terutama dalam mendalami pribadi Yesus dan mengikuti contoh dan teladan dalam karyaNya di dunia ini.
Maka dari itu tidak jarang para Jesuit berkarya di dalam bidang keadilan-sosial khususnya mereka yang miskin, terlantar dan tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah seperti para pemulung, penduduk yang tergusur dan lain sebagainya.
Yesus datang ke dunia sangat jelas yakni untuk menyelamatkan umat manusia dari
belenggu dosa dengan misteri kematian dan kebangkitanNya. Selain itu, dalam karya
pelayanannya Yesus memberikan sedikit “rasa” bagaimana kerajaan Surga itu: orangorang tawanan dan tertindas dibebaskan, orang buta bisa melihat, orang tuli mendengarkan, dan lain sebagainya. Kalau kita menyatakan diri sebagai pengikut Kristus menjadi pertanyaan refleksi bagi kita, apakah kita sudah mengikuti teladan Yesus seperti
yang telah dilakukanNya di dunia ini? Atau apakah kita hanya setengah saja dalam
mengikutiNya?
Memang tidak mudah, karena pasti saja banyak halangan dan tantangan, seperti Yesus
sendiri ditentang oleh banyak orang seperti para tua Yahudi, Farisi dan Saduki. Namun
Yesus tetap pada misinya yakni membawa kabar gembira. Bagaimana dengan kita?
Apakah kita mundur ketika menghadapi tantangan berat? Atau tetap pada iman kita
kepada Yesus? Yesus berkata, “Jangan takut, Aku selalu besertamu”. Maka marilah kita
dengan berani dan bukan mengandalkan diri, tetapi mengandalkan Tuhan kita Yesus.
AMIN
Rm. Vincent, MGL
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
28 Januari 2013 : Roh KUdus, Roh Pendamping Kita
Peringatan Wajib – St. Tomas Aquino
Ibr. 9:15,24-28; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Mrk. 3:22-30
Mrk 3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selamalamanya melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”
Pernah denger dong cerita Malin Kundang. Seorang anak yang durhaka kepada ibunya,
dan akhirnya dikutuk menjadi sebuah batu. Bacaan Injil hari ini akan membahas sebuah
peristiwa penghujatan yang lebih “ekstrim” dari peristiwa Malin Kundang. Sebelumnya, kita
akan lihat beberapa peristiwa penghujatan kepada Tuhan yang dilakukan beberapa public
figure tenar pada masanya saat itu.
JOHN LENNON
Beberapa tahun yang lalu, saat wawancara dengan sebuah majalah
Amerika, John Lennon berkata: “Kekristenan akan berakhir, dan akan
menghilang. Saya yakin hal itu tidak dapat diragukan lagi. Yesus sih lumayan, tapi tujuan-tujuanNya terlalu sederhana. Hari ini kami (the Beatles)
lebih terkenal dari Dia.” (1966). John Lennon setelah mengatakan bahwa
the Beatles lebih terkenal dari Yesus Kristus, dibunuh oleh penggemarnya
dengan 6 kali tembakan.
LORD WILLIAM PIRRIE
(Orang yang membuat TITANIC)
Setelah pembangunan kapal Titanic, seorang reporter bertanya seberapa amankah kapal Titanic tersebut. Dengan nada mengejek dia menjawab: “Tuhan pun tidak akan bisa menenggelamkannya.”Hasilnya:
Saya rasa anda semua tahu apa yang terjadi kemudian.
MARILYN MONROE
Dia dikunjungi oleh Billy Graham pada saat sebuah pertunjukan show.
Billy Graham berkata bahwa Roh Tuhan telah mengutusnya untuk memberitakan Injil kepada Marilyn Monroe. Setelah
mendengarkan apa yang ingin disampaikan
oleh Billy Graham, dia berkata, “Saya tidak perlu Yesus-mu. Seminggu kemudian Marilyn Monroe ditemukan tewas
di apartemennya
Membaca kisah di atas, tentu kita miris mendengarnya. Kita tidak
tahu kondisi saat itu dan keadaan hidup mereka, sehingga bisa keluar pernyataan yang menghujat Tuhan. Istilah menghujat dalam
bacaan Injil hari ini dapat secara umum didefinisikan sebagai
penghinaan secara sengaja. Kasus penghujatan dalam bacaan
ini adalah sebuah kasus khusus, yaitu penghujatan terhadap Roh
Kudus. Dikatakan bahwa, orang-orang Farisi setelah menyaksikan
bukti yang tak dapat dibantah bahwa Yesus melakukan mujizat dengan pertolongan Roh Kudus, sebaliknya malah mereka mengatakan
bahwa Yesus dikuasai oleh ”Beelzebul” (Mat 12:24).
Nach, sebagai murid-murid Yesus, apakah kita masih sering menghujat untuk setiap kebesaran dan kuasa-Nya yang sungguh luar biasa ? Kebangkitan Tuhan dan kenaikan-Nya ke
Surga, tidak meninggalkan kesan biasa saja. Ia mengutus roh kudus-Nya untuk menjaga kita
selalu. Kurang baik apa coba, Tuhan Yesus kita ! Jadi, jangan pernah sekali – kali menghujat
roh kudus – roh pendamping dan penjaga kita !! Mari kita sertakan peran Roh Kudus dalam
setiap karya dan pelayanan kita setiap hari !! Salam Fresh Juice ………… ^_^
(ambil Ending dari Fresh Juice Audio)
KRIS
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
29 Januari 2013 : Siapakah IbuKU, Siapakah Saudara-KU ?
Josef Freinademetz, Arkanjela Girlani
Ibr. 10: 1-10; Mzm. 40:2,4ab,7-8a,10,11; Mrk. 3:31-35
Mrk. 3:33 “Jawab Yesus kepada mereka, Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
Sabda Tuhan yang kita dengar pada hari ini sungguh-sungguh menantang saya dan
anda. Ketika aku membaca dan hendak merenungkannya pertama-tama yang dilakukan adalah berdoa untuk meminta bimbingan dan tuntunan dari Roh Kudus. Dalam
proses merenungkan kedua teks tersebut, saya merasa tersentuh dengan kata-kata Tuhan Yesus yang mempertanyakan, ‘Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku’. Meski
demikian, terasa sangat sulit untuk memperoleh inspirasi untuk membuat renungan terhadap kata-kata Tuhan Yesus dalam ayat tersebut di atas. Sembari merenungkannya,
saya melihat dan meintrospeksi mengenai hidup dan panggilan yang tengah saya
jalani saat ini.
Menjalani hidup sebagai seorang biarawan selama ini, saya mengalami suatu perubahan pola pikir dalam menghayati panggilan hidupku sebagai orang Katholik. Sesungguhnya, semenjak dibabtis saya telah menjadi saudara dari Tuhan Yesus sendiri. Saya
menjadi saudara-Nya, bukan karena saya memilih jalan hidup seperti saat ini. Akan
tetapi, panggilan hidup yang sedang kujalani saat ini adalah ekspresi rasa syukur dan
terima kasih atas cinta dan rahmat-Nya yang menjadikanku sebagai saudara-Nya
sekaligus anak dari Bapa di Surga.
Dengan melihat perjalanan hidup pribadi saya semakin ditantang untuk hidup lebih
baik, yang mana melakukan kehendak Bapa di Surga. Hidup dan pelayananku semestinya mengekspresikan cintaku yang sungguh-sungguh total yakni membawa semua
orang yang kujumpai kepada Bapa. Hal ini dapat dilakukan apabila saya mau mendengar dan mengikuti apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus melalui Gereja-Nya; teristimewa orang-orang pilihan-Nya.
Doa
Ya Bapa puji dan syukur atas segala karunia hidup yang kami terima setiap saat hidup kami. Semoga sabda Putra-Mu yang kami renungkan hari ini, memampukan kami
semua untuk berjalan bersama-sama menuju tanah terjanji yang telah Engkau sediakan bagi anak-anak-Mu melalui Putra-Mu yang hidup bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa amin.
Fr. Anis, MGL
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
30 Januari 2013 : Murid yang Berbuah
Yasinta Mareskoti, Bronislaus Markiewicz
Ibr. 10:11-18; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 4:1-20
Mrk 4:20 “Dan akhirnya yang ditaburkan ditanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang
enam puluh kali lipat dan ada yang seratus kali lipat.”
Saat anda memusatkan kehidupan anda disekitar diri sendiri, Anda tidak akan hanya
kehilangan yang terbaik dari Tuhan, namun juga merampas sukacita dan berkat-berkat
orang lain yang ingin Tuhan berikan kepada mereka melalui anda. Kita seharusnya
menolong satu sama lain setiap hari, hal ini berarti kita saling memberikan semangat.
Memang mudah untuk mengkritik atau menghakimi, menunjuk kesalahan-kesalahan
dan kegagalan semua orang. Tetapi Tuhan ingin kita untuk membangun orang lain,
menjadi suatu berkat, mengucapkan kata-kata iman dan pengharapan dalam kehidupan mereka.
Tidak dibutuhkan biaya berapapun atau memakan waktu yang lama untuk memberikan pujian kepada seseorang. Banyak orang memikirkan pikiran-pikiran itu tetapi gagal
untuk mengucapkannya. Seperti pepatah lama mengatakan “Kasih bukanlah kasih sebelum Anda memberikannya.”
Seperti firman Tuhan pada hari ini dimana ada seorang penabur yang menabur benih,
pada saat benih itu jatuh di tanah yang baik, dimana tanah tersebut adalah orang
yang mendengarkan, menyambut dan melakukan firman Tuhan itu. Dia menghayati
“kasih” dan melakukannya dengan berbagi apa yang dia miliki, talenta, rejeki, waktu,
keahlian apapun yang dia miliki, dia memberikannya dengan sukacita. Maka ia mengalami buah-buah yaitu hal-hal yang baik dalam hidupnya. Semakin dia menabur hal
yang baik semakin dia berbuah dan berkembang lagi mulai dari tiga puluh kali lipat,
enam puluh sampai dengan seratus kali lipat.
Anda mungkin berkata,” Aku tidak mempunyai apapun untuk diberikan.” Tentu saja
anda punya! Anda dapat memberikan senyuman, memberikan peneguhan dengan
memberikan pelukan. Membantu menyeberangkan jalan, jaga parkir, atau mungkin
membelikan nasi bungkus untuk orang yang tidak mampu atau apapun itu. Saat hendak memberikan persembahan, cuma sedikit yang bisa kuberikan, tetap berikan apa
yang bisa anda berikan. Tuhan tidak melihat jumlahnya, tapi melihat kerelaan hati
anda dan konsistensi kita dalam keadaan apapun tetap bermurah hati. Janganlah dibatasi karena tidak adanya dana atau melakukan hal fisik apapun menghalangi anda
berbuat baik. Ingatlah bahwa Tuhan mencatat semuanya itu untuk kebaikan kita. Setiap
hal baik yang kita tabur tidak akan pernah sia-sia.
Tuhan senantiasa melatih kita lewat perkara-perkara kecil untuk memberi waktu,dana,
tenaga,perhatian, hati dan pikiran kita dari situlah Tuhan melihat bagaimana
dedikasi,komitmen, konsistensi yang semua itu diuji didalam proses dan waktu, bukan
sehari dua hari, tetapi bertahun-tahun, sebelum Tuhan mempercayakan perkara yang
lebih besar. Dimana saat itu ketika karakter, keahlian, talenta, kepekaan, kerendahan
hati dsb telah dipersiapkan untuk perkara yang lebih besar yang telah Tuhan siapakan
bagi kita.
Be faithful in small things because it is in them that your strength lies. (Mother Theresa)
Lulu
Vol. 38/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
31 Januari 2013 Kisah Orang Kudus : Yohanes Bosco
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko
Ibr. 10:19-25; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Mrk. 4:21-25
Sekilas Tentang St. Yohanes Bosco
Semua mimpinya membimbing dia tentang bagaimana mendidik kaum muda terutama yang miskin dan membawa misi
Salesian ke seluruh dunia.
Santo Yohanes Bosco dilahirkan di Desa Becchi, dekat Castelnuovo, Keuskupan Turin-Italia pada tanggal 16 Agustus 1815.
Ayahnya meninggal waktu ia masih kecil, sehingga ia mengalami masa kecil yang prihatin.
Dikala muda, ia sering mengumpulkan anak-anak, maka
setelah di tahbiskan menjadi Imam pada usia 26 tahun, ia
mempersembahkan segala tenaganya untuk mendidik kaum muda yang terlantar di
kotanya.
Pada suatu pagi, Don Bosco bersiap-siap merayakan Ekaristi, lalu seorang anak gelandangan masuk. Ia mendekatinya dan minta supaya menunggu sampai Misa selesai.
Lalu Don Bosco menanyakan banyak hal kepada anak itu, seperti nama, asal, mengapa datang, apakah mengenal Yesus dan sebagainya. Anak itu amat senang karena
mendapat perhatian, lalu berjanji akan datang lagi. Beberapa hari kemudian, anak itu
kembali membawa teman-teman gelandangan lain.
Lukisan mimpi pada usia 9 tahun: ”Jangan dengan pukulan tetapi dengan kerendahan
hati.... Pada waktunya nanti, kamu akan mengerti .... “
Pakaian mereka kumal dan wajah lesu karena perut kosong dan tak pelak lagi tutur kata
mereka serba kasar dan kurang sopan. Namun Don Bosco menerima mereka dengan
tangan terbuka. Itulah karya awal Don Bosco dengan anak-anak terlantar yang kian
hari kian bertambah banyak. Ratusan anak muda setiap hari berkumpul di kapel dan
malam hari mereka menuntut ilmu di sekolah yang dibuka khusus untuk mereka.
Dengan pandangan praktis namun penuh humor, ia berhasil menjadi pendidik sejati
yang tidak bertolak pada teori buku-buku, tetapi lebih kepada kebutuhan kongkret
karena mengerti jiwa kaum muda. Ia membimbing kaum muda dengan tegas tanpa
kekerasan, yaitu dengan mengikutsertakan mereka dalam usaha saling mendidik.
MIMPI YANG MENJADI KENYATAAN
Don Bosco sejak umur 9 tahun, telah bermimpi tentang misinya dikemudian hari untuk
kerasulan kaum muda. Setelah itu, ia terus mendapat penampakan-penampakan Illahi
lewat mimpi-mimpi sehingga iapun dikenal sebaga “tukang mimpi”. Semua mimpinya
membimbing dia tentang bagaimana mendidik kaum muda dan membawa misi Salesian ke seluruh dunia. Semuanya itu terjadi karena kedalaman iman Don Bosco. Hampir
semua mimpinya yang menjadi kenyataan, bisa dipandang sebagai campur tangan
Tuhan dan Bunda Maria.
Karena keletihan dengan kerjanya yang tak kunjung habis, Don Bosco meninggal pada
tanggal 31 Januari 1888 di Turin. Dia diumumkan Venerabel oleh Paus Pius X pada 1907,
diberkati oleh Paus Pius XI pada 1929, dan dikanonisasi oleh Pius XI pada 1 April 1934.
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 38/2013
Download