ISSN: 1907-4336 ISSN: 1907-4336 MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG MENARIK (Analisis Pemikiran Anderson) Evi Fatimatur Rusydiyah A. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) peranan media dalam pembelajaran tengah mendapat perhatian yang serius. Belajar dengan memanfaatkan media dapat mempermudah guru melakukan pembelajaran sehingga tujuan belajar yang berkaitan dengan terjadinya perubahan tingkah laku, baik yang terkait dengan sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Demikian juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, media sebagai sarana penyampaian pesan pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. Namun demikian, untuk memilih media secara tepat berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai haruslah mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik peserta didik, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemilihannya. Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain, tujuan, materi, metode dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan media. Proses pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran. Media Dr. M.Ag Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) digunakan jika media itu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi instruksionalnya yang telah dirumuskan, dengan demikian media dapat digunakan secara efektif dan efisien, Penggunaan media pembelajaran juga membutuhkan strategi agar pesan yang ada dalam media bisa tersampaikan dengan baik. B. Pendekatan Proses Pemilihan Media Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan atau model dalam proses pemilihan media pembelajan, yaitu: model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka. 1. Pemilihan tertutup, terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan atau Kementrian Agama), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau pun kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topic atau pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio. Pemilihan media tertutup ini dapat dijumpai saat ini, terutama pada penerapan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Pada buku guru terdapat media atau Lembar kerja siswa yang menjadi acuan bagi guru dalam mengimplementasikan buku guru PAI dan budi pekerti. Namun buku guru masih bersifat fleksibel, pemilihan media dapat disesuaiakan dengan kebutuhan guru dan karakteristik peserta didik. 2. Model pemilihan terbuka, merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa Evi Fatimatur Rusydiyah saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan. Seorang guru kadang bisa melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup. Model Pemilihan terbuka ini menuntut ketrampilan dan kreativitas guru dalam mendesain media pembelajaran. Guru harus mengetahui prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran di kelas agar manfaat media pembelajaran dapat digunakan dalam mengaktifkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas. C. Faktor-faktor dalam Pemilihan Media Pada lembaga pendidikan, berbagai media pendidikan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, baik media jadi yang dibeli dari took atau pasar bebas maupun media yang dibuat sendiri, ataupun media yang disiapkan dan dikembangkan oleh sekolah sendiri. Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media apa yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu beberapa faktor perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media,1 diantaranya : 1. Faktor tujuan. Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan/ dirumuskan. 1 Ibrahim, Media Instruksional, malang : Sub. Penulis buku pelajaran proyek peningkatann perguruan tinggi, 1982, hlm. 13 Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) 2. Faktor Efektifitas. Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. 3. Faktor kemampuan guru dan siswa. Media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada guru dan siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian 4. Faktor fleksibilitas (Kelenturan), tahan lama dengan kenyataan. Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi, tahan lama (tidak sekali pakai langsung dibuang), menghemat biaya dan tidak berbahaya sewaktu digunakan. 5. Faktor kesediaan media. Sekolah tidak sama dalam menyediakan berbagai media yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi masingmasing sekolah. Misalnya guru membuat sensiri, membuat bersama-sama siswa, membeli, menyewa, dan lain-lain. 6. Faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya. Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan apakah biaya pengadaannya sesuai dengan manfaat yang didapatkan 7. Faktor kualitas dan tehnik. Dalam pengadaan media, seorang guru harus mempertimbangkan kualitas dari media tersebut, tidak sekedar bisa dipakai. Media yang bernutu/berkualitas bisa tahan lama (tidak mudah rusak), dan sewaktu-waktu digunakan lagi tidak harus mengusahakan yang baru. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor-faktor diatas, maka kecil kemungkinannya seorang guru keliru dalam memilih dan menggunakan media, atau setidak-tidaknya dapat mengurangi kesalahan dalam memilih media yang akan digunakan. Disamping itu, akan memperjelas pula bahwa efektifitas tercapainya tujuan tidaklah tergantung pada mahal atau murahnya harga media tersebut. Ketepatan dalam memilih dan Evi Fatimatur Rusydiyah menggunakan media akan sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya tujuan pengajaran. D. Prosedur Pemilihan Media Model Anderson Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru/fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara telah dikembangkan untuk memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu : 1. Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum/hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat/untuk keperluan pembelajaran. 2. Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan). 3. Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. 4. Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan biaya. 5. Me-review kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media. Menurut Anderson (1976), media merupakan alat peraga atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru dalam mengajar.2 Media memiliki banyak jenis dan klasifikasinya. Dilihat dari pengadaan media pembelajaran, dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu media yang sudah tersedia di lingkungan sekolah atau tersedia di pasaran, dalam hal ini media dirancang secara khusus oleh perusahaan tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku, diproduksi secara massal, dan biasanya harganya relatif murah sehingga guru dengan mudah dapat memiliki dan menggunakannya karena media ini sudah siap pakai. Jenis media seperti ini disebut dengan media by utilization. Jenis media yang kedua disebut dengan media by design. Jenis media yang kedua ini menuntut guru atau ahli media untuk merancang media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran tertentu.3 Media merupakan bagian integral dalam pembelajaran, sebagai salah satu komponen dari beberapa komponen dalam sistem pembelajaran, dengan demikian prosedur pemilihan media hendaklah mengacu pada keterkaitan dengan komponen lainnya.4 Hal inilah yang mendasari Anderson (1976) untuk membuat satu model pemilihan media yang mengacu pada keterkaitannya dengan komponen lain. Komponen yang menjadi fokus perhatian adalah tujuan, metode dan karakteristik media itu sendiri. Tujuan 2 Azhar Arsyad,Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Radjagrafindo Persada, 2009) hal. 23 3 Ibid., hal 38. 4 Sadiman, dkk. Media Pendidikan. (Jakarta: Rajawali 1990), hal 24. Evi Fatimatur Rusydiyah berkaitan dengan efektivitas media yang dibuat, artinya baik atau tidaknya sebuah media yang dipiilih dapat dilihat dari ketercapaian tujuannya, semakin banyak tujuan pembelajaran tercapai maka semakin baik media tersebut, begitu juga sebaliknya. Metode berkenaan dengan cara penyampaian media tersebut kepada siswa. Dalam hal ini perlu di diperhatikan jumlah siswa, keadaan fasilitas belajar, sarana pendukung dan waktu yang tersedia. Untuk lebih jelasnya lihatlah bagan Model Anderson (1976) berikut ini : Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) PESAN Langkah I Informasi instruksi Langkah II Tentukan Metode Pemindahan Media Pembelajaran Langkah III Tentukan ciri pelajaran Langkah IV Pilih Media Langkah V Evaluasi kelebihan / kekurangan media Langkah VI Media Cocok Merencanakan pengembangan dan produksi media Media Tidak Cocok Evi Fatimatur Rusydiyah Alur tersebut menurut Anderson, ia membagi proses pemilihan media menjadi enam langkah, masing-masing langkah di kaji sampai pada akhir langkah yaitu melakukan kegiatan perancangan dan produksi media. 1. Langkah awal adalah menentukan karakteristik pesan yang akan disampaikan, apakah pesan tersebut berupa fakta, konsep, gagasan, hukum, teori yang sifatnya konseptual, atau pesan tersebut berupa instruksi, penugasan-penugasan tertentu yang mengarah pada penguasaan skill atau keterampilan. 2. Selanjutnya tahap dua mengkaji bagaimana metode yang tepat sesuai dengan karakteristik pesan pembelajaran. Hal ini perlu dikaji secara langsung dengan mengkaitkan kebutuhan akan media pembelajaran atau tidak menggunakan media. Apabila pesan tersebut berupa pesan-pesan pembelajaran, maka dibutuhkan media pembelajaran bukan media yang lain. Contoh jika pesan tersebut berupa pesan umum, informasi publik, politik dan ekonomi maka lebih cocok menggunakan media masa dan bukan media pembelajaran. 3. Pesan pembelajaran perlu dianalisis lebih operasional terutama kaitannya dengan karakteristik tujuan, kita bisa mengambil Teori Bloom et al. (1956: 17) menganalisis kompetensi menjadi tiga aspek, masing-masing dengan tingkatan yang berbedabeda: Kompetensi kognitif, meliputi tingkatan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Kompetensi afektif, meliputi pemberian respons, penilaian, apresiasi, dan internalisasi. Kompetensi psikomotorik, meliputi keterampilan gerak awal, semi rutin, dan rutin. Hal ini berhubungan dengan media yang cocok dengan karakteristik tersebut 4. Selanjutnya menentukan media yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan sesuai dengan karakteristik siswa, baik dari segi jumlahnya, maupun dari segi karakteristik lainnya, atau media yang sesuai dengan kemampuan produksi, fasilitas yang dimilii dan biaya yang tersedia. Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) 5. Evaluasi perlu dilakukan untuk mempertimbangkan lebih matang kelebihan dan kekurangan media yang telah menjadi pilihan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara mereviu oleh beberapa pihak yang terkait, seperti guru, atau siswa. Apabila cocok, maka akan langsung diproduksi dan apabila tidak maka harus kembali pada langkah IV untuk memilih alternatif media yang lainnya. 6. Langkah terakhir adalah melakukan perencanaan untuk pengembangan dan produksi media. Langkah-langkah pemilihan media menurut Anderson (1976), membuat satu model pemilihan media yang mengacu pada keterkaitannya dengan komponen lain. Komponen yang menjadi fokus perhatian adalah tujuan, metode dan karakteristik media itu sendiri. Tujuan berkaitan dengan efektivitas media yang dibuat, artinya baik atau tidaknya sebuah media yang dipiilih dapat dilihat dari ketercapaian tujuannya, semakin banyak tujuan pembelajaran tercapai maka semakin baik media tersebut, begitu juga sebaliknya. E. Strategi Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Pada hakikatnya pembelajaran (proses belajar mengajar) Telah banyak alat maupun media yang tersedia bagi seorang guru, namun yang penting dalam merencanakan pembelajaran dan mengimplementasikannya dalam mengajar ketika proses belajar mengajar ialah bagaimana menggunakan media pembelajaran ini menjadi sebuah system yang terintegrasi dalam pembelajaran.5 5 Syaiful sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta 2012), hal 163 Evi Fatimatur Rusydiyah Menurut Gerlach & Ely ada tiga ciri media yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu : 1. Ciri Fiksatif Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditrsanportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang telah direkam atau disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat. 2. Ciri Manipulatif Transformasi suatu kejadian dimungkinkan karena media memilki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time- lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali hasil suatu rekaman video. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan. 3. Ciri Distributif Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat.6 Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama dengan yang aslinya. Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat,mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran merupakan alat bantu pendengaran dan penglihatan bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar secara signifikan. Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui Situasi dan kondisi yang sesungguhnya, mengamati benda pengganti dalam wujud alat peraga, membaca bahan-bahan cetakan, seperti majalah, buku, surat kabar dan sebagainya.7 Media memiliki peranan yang besar dalam kegiatan belajar mengajar, media berperan sebagai pendukung esensi tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Lebih detail fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, diantaranya:8 menarik perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, memperjelas penyajian pesan agar tidak berifat verbalitis ( dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruangan, pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa dikondisi6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ( Jakarta : Rajawali Pers, 2011), 1214. 7 .Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 59-60 8 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, PT Refika Aditama, 2009) Hal 69 Evi Fatimatur Rusydiyah kan, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar, melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, dan meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menentukan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak dicapai. Menurut Hall & Jeans membagi kompetensi menjadi:9 1. Kompetensi kognitif: yaitu nilai, sikap, minat, dan apresiasi 2. Kompetensi penampilan yaitu demonstrasi keterampilan 3. Kompetensi produk/ konsekuensi yang menyangkut keterampilan melakukan perubahan pada pihak lain 4. Kompetensi eksploratif menyangkut pemberian pengalaman untuk masa depan. F. Penerapan Media Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Dari beberapa fungsi media, dalam pengajaran, media yang bersifat non guru tetap tidak bisa menggantikan peran dari seorang guru. Media hanyalah sebuah alat yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. oleh karena itu, guru tidak dibenarkan jika menghindar dari tugas mengajar dan digantikan dengan media. Karena interakasi guru dalam kehadiran kelas menjadi penting dalam menjalan fungsi pegadagogy. Fungsi pedagogy ini dalam konteks pendidikan Agama Islam dan budi pekerti terdapat unsur uswatun hasanah. Karena menurut Anderson (1997) “the first media is a teacher”. Dengan demikian media grafis, audio visual, bahkan e-learning sekalipun masih belum mampu 9 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) hal. 124 Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) menggeser fungsi dan peran guru dalam menjalankan fungsi pedagogy tersebut. Dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu menentukan media secara terencana, sistematis dan sesuai dengan sistem belajar mengajar. Untuk menentukan media yang cocok dan sistematis dengan sistem, maka harus mengenal macam-macam media yang ada. Macam-macam media dilihat dari fungsinya, yaitu: 1. Media Auditif, media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti: radio, cassete recorder, piringan hitam. 2. Media Visual, media yang hanya mengandalakan indra penglihatan saja. Audio visual ini biasanya seperti: penglihatan gambar, foto atau cetakan. 3. Media Audio Visual, media yang mempunyai unsur gambar dan suara. Seperti: film. Media gambar, potret, slide: siswa dapat memperoleh gambaran nyata tentang peristiwa atau benda-benda bersejarah. Media film, radio: siswa dapat mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi baik karena tmpatnya jauh, berbahaya, atau terlarang, misalnya tentang kehidupan harimau dihutan. Media mikroskop, slide : siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/masalah yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya mengetahui tentang bakteri, amuba. Sedangkan media Televisi, radio : memungkinkan siswa untuk menjangkau audio (pendengaran) yang besar jumlahnya. Melalui medi tersebut, ratusan siswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan oleh seorang dosen dalam waktu yang sama. Jika dilihat dari bahan pembuatannya dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Media Sederhana. Media dari bahan yang muda di dapat (murah dan tidak sulit). Contohnya: Penggambaran struktur aliran sungai pada kertas karton. Evi Fatimatur Rusydiyah 2. Media Kompleks. Media dari bahan yang sulit di dapatkan (harga relatif mahal). Contohnya: Media power point. Dengan beberapa macam media, untuk menggunakannya harus sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan media agar tercapai tujuan pembelajarannya. Adapun prinsip-prinsip yang di kemukakan menurut Nana Sudjana (1991) yakni:10 1. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. 2. Memetukan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak didik. 3. Menyajikan media dengan tepat. Artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode waktu dan sarana. 4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas. Dari keempat prinsip-prinsip pemilihan media, selanjutnya guru menyiapkan langkah-langkah mempergunakan media dalam mengajar, yaitu: 1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media. 2. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan digunakan guna mencapai tujuan. 3. Persiapan kelas. Guru harus dapat mengkondisikan kelas dan memotivasi peserta didik agar dapat menilai, menganalisis, 10 Nana Sudjana, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru, 1991) hal. 5 Merancang Media Pembelajaran PAI yang Menarik (Analisis Pemikiran Anderson) menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran. 4. Langkah penyajian pengajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. 5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatkan media oleh siswa sendiri atau guru mempraktekkannya. 6. Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejau mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Dengan penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, juga perlu memperhitungkan efektif dan efesiensinya. Boleh jadi media yang digunakan malah menghambat tujuan pembelajaran baik dari pengadaanya maupun dalam penggunaanya. Jadi inilah fungsi guru mempertemukan media yang efektif sekaligus efisien atau sekurang-kurangnya menekan jarak diantara keduanya G. KESIMPULAN 1. Pendekatan proses pemilihan media dibagi menjadi dua yaitu tertutup dan terbuka. Pemilahan secara tertututp beemakna bahwa media tersebut sudah ditentukan barangnya, sedangkan terbuka adalah guru dapat merencanakan secara mandiri penggunaan media. 2. Faktor-faktor pemilihan media meliputi faktor tujuan, efektifitas, kemamuan guru dan siswa, fleksibilitas, kesediaan media, kesesuaian antara manfaat dan biaya, serta kualitas dan teknik 3. Prosedur pemilihan media adalah menentukan pesan, menentukan rancanagn media, menentukan tujuan, menentukan jenis media, mereview jenis media. 4. Strategi penggunaan media yang dapat membantu proses pembelajaran yang baik adalah memenuhi ciri-ciri fiksatif, manipulatif, dan distributif Evi Fatimatur Rusydiyah 5. Penerapan media dalam proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah guru dapat memilih media auditif, visual, dan audiovisual. Media tersebut tetap membutuhkan dampingan guru mengimplementasikan media di dalam kelas, karena guru memiliki fungsi pedagogy dan menjadi uswatun hasanah di dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Ronald H. (1976). Selecting and Developing Media for Instruction,. Westcounsin: ASTD. Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Radjagrafindo Persada. Bahri, Djamarah, Syaiful. (1996). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh. (2009). Strategi Belajar Mengajar, Bandung, PT Refika Aditama. Hanafiah, Nanang (2009). Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama. Sadiman. (2001). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Sagala, Syaiful (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru. ISSN: 1907-4336