Ekspresi kedua menyatakan bahwa jarak Euclidean dapat diperoleh dari produk skalar itu sendiri, Diberikan nilai Secara umum dinotasikan dengan jarak Euclidean dapat dan jarak antara X dan Y dapat dihitung dengan cara METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Secara geometris, jarak antara dua titik dari vektor X dan Y dapat diperoleh dengan hipotenusa dari segitiga sebelah kanan. Gambar 2 menunjukkan konsep dasarnya. Gambar 2 Jarak Euclidean antar dua titik. Fungsi jarak Euclidean memiliki ciri seperti berikut: 1. Poisitivity – jarak pasti tidak negatif: kecuali 2. Simetri – jarak dari dengan jarak antara ke ke sama : Gambar 3 Tahapan penelitian. Citra Wajah 3. Triangle inequality – hasil penjumlahan antara jarak dan , dan dengan dan beberapa vektor ketiga adalah tidak kurang dari jarak langsung antara dan : Citra wajah yang digunakan adalah citra wajah tampak depan. Citra ini diambil dari 7 orang (7 kelas), masing-masing orang diambil 28 ekspresi wajah. Citra wajah yang digunakan berdimensi 100 x 90 piksel RGB (Red Green Blue). Pada percobaan, pengenalan akan 3 dilakukan dengan tiga cara, yaitu tanpa noise, dengan noise dan dengan diberi pengaruh pencahayaan. Agar citra dapat diolah maka pada citra terlebih dahulu harus diubah menjadi grayscale. 4. Mengambil nilai acak antara 1 sampai 4500. Didapatkanlah suatu nilai (flt_pos). 5. Mengambil nilai dari mean_vector pada posisi flt_pos -> f(flt_pos). 6. Menentukan nilai limit. Nilai limit adalah nilai acak antara 1 sampai max_mean. 7. Jika nilai yang didapatkan pada langkah 5 lebih besar dari nilai yang didapatkan pada langkah 6 (limit), maka titik flt_pos akan diambil untuk dijadikan filter untuk mereduksi citra. 8. Mengulangi langkah 4 sampai total iterasi (total_sampling_iteration) tercapai. Transformasi Fourier Data citra akan direpresentasikan sebagai matriks dua dimensi. Agar citra dapat diolah dengan transformasi Fourier maka citra harus diubah menjadi vektor atau matriks satu dimensi sehingga berukuran 1 x (100 x 90) = 1 x 9000. Karena hasil transformasi Fourier simetris, maka vektor dapat kita bagi dua. Vektor yang diambil adalah vektor dengan posisi 1 sampai 4500, sehingga ukuran vektor yang dibutuhkan hanya berdimensi 1 x 4500. Gambar 4 Representasi vektor dari citra digital. Data Latih dan Data Uji Pada tahap ini data latih dan data uji dipisahkan. Untuk data latih diambil 18 data untuk masing-masing kelas, sedangkan sisanya 10 digunakan untuk data uji. Pembuatan Filter untuk Reduksi Citra Reduksi data akan dilakukan dengan memilih posisi vektor sehingga dibutuhkan filter untuk melakukan hal ini. Pembuatan filter ini dilakukan dengan metode sampling. Tahaptahap yang akan dilakukan adalah: 1. 2. 3. Membuat vektor rata-rata (mean_vector) dari data data latih yang terdiri atas 126 vektor, masingmasing panjang setiap vektor adalah 4500. Mengambil (max_mean) tersebut. nilai dari maksimum mean_vector Menentukan total iterasi untuk sampling (total_sampling_iteration). Gambar 5 Tahap pembuatan filter. Reduksi Agar komputasi menjadi lebih ringan maka data yang digunakan akan direduksi terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah 4 didapatkan sebuah filter yaitu berupa himpunan dari titik vektor yang akan digunakan. Data latih dan data uji direduksi berdasarkan filter yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Data latih setiap kelasnya akan dihitung vektor rata-ratanya. Dengan demikian data yang disimpan hanya berupa 7 vektor yang merupakan vektor rata-rata dari setiap kelas. Pengenalan Pengenalan dilakukan dengan menghitung jarak dari setiap data uji terhadap vektor ratarata setiap kelas. Akurasi Pengenalan untuk setiap kelas dilakukan sebanyak 10 kali sesuai dengan jumlah data uji yang sudah disediakan. Akurasi diperoleh dengan rumus: akurasi = total_benar / total_percobaan x 100% Akurasi menunjukkan tingkat kebenaran dalam pengenalan sutau wajah terhadap individu yang sebenarnya. Semakin rendah nilai akurasi maka semakin tinggi kesalahannya. Tingkat akurasi yang baik adalah akurasi yang mendekati atau bernilai 100%. 6. Geoff 10 0 100 7. Harold 10 0 100 Percobaan dengan Noise Gaussian Kemudian uji coba selanjutnya dilakukan dengan memberikan noise pada citra uji. Noise yang digunakan adalah Gaussian. Noise Gaussian dengan varian 0.0001 dan 0.0002 masih menghasilkan akurasi yang sangat baik. Untuk setiap kelas dilakukan percobaan sebanyak 10 kali dan nilai akurasi 100%. Akurasi mulai menurun ketika nilai varian diberikan sebesar 0.0003. Pada nilai varian ini, seperti dapat dilihat pada Tabel 2, terdapat 1 kelas dari 10 kali percobaan didapatkan 1 data uji yang masuk ke dalam kelas yang salah. Nilai akurasi rata-rata yang didapatkan adalah 98.5714%. Tabel 2 Hasil pengenalan dengan varian 0.0003 No Kelas Hasil Benar Salah Akurasi (%) 1. Andrew 10 0 100 2. Charles 10 0 100 HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Diana 10 0 100 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan citra uji untuk pengenalan tanpa noise, dengan noise dan dengan memberi pengaruh pencahayaan. 4. Elizabeth 9 1 90 5. Fiona 10 0 100 6. Geoff 10 0 100 7. Harold 10 0 100 Berdasarkan data latih, dengan total_sampling_iteration sebanyak 100000 kali maka dihasilkan filter yang dapat mereduksi vektor dengan panjang 4500 menjadi 4499. Pengenalan dengan data uji tanpa noise dan tanpa pengaruh pencahayaan menghasilkan akurasi yang sangat baik sebesar 100% seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil pengenalan tanpa noise dan tanpa pengaruh pencahayaan No Kelas Hasil Benar Salah Akurasi (%) Rata-rata 98.5714 Tabel 3 Matriks konfusi pengenalan dengan varian 0.0003 A C D E F G H A 10 0 0 0 0 0 0 C 0 10 0 0 0 0 0 D 0 0 10 0 0 0 0 E 0 1 0 9 0 0 0 1. Andrew 10 0 100 F 0 0 0 0 10 0 0 2. Charles 10 0 100 G 0 0 0 0 0 10 0 3. Diana 10 0 100 H 0 0 0 0 0 0 10 4. Elizabeth 10 0 100 5. Fiona 10 0 100 Pada percobaan dengan menggunakan varian sebesar 0.0004. Dari 10 kali percobaan 5