MASALAH DAN DILEMA PERKEMBANGAN RUKO DALAM

advertisement
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
MASALAH DAN DILEMA PERKEMBANGAN RUKO DALAM
ARSITEKTUR LINGKUNGAN PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN
Oleh Christine Wahyuasih M,ST
[email protected] , [email protected]
ABSTRAK
Mengamati pertumbuhan rumah toko ( ruko , shophouse ) di JABOTABEK
belakangan ini memberikan gambaran yang menarik . Didalamnya terlihat
adanya aktifitas kota yang selalu ada dari sejak Jakarta masih kuno sehingga
sampai sekarang . Tanpa memperhatikan bentuk bangunan tempat terjadinya
aktifitas itu terlihat jelas terdapatnya dua aktifitas yang manusiawi sekali untuk
komunitas kota .
Perencanaan kota terkadang dari sejak semula telah mengakomodir bentuk
bangunan untuk urutan pertumbuhan yang terakhir , yakni bangunan rumah toko
yang lantai bawah untuk dagang ( atau dalam kata lain yang bercakupan lebih
luas disebut untuk usaha ) dan lantai atas untuk hunian baik 2 lapis atau lebih
apabila persil – persil tersebut berada pada sisi jalan yang direncanakan untuk
kelebaran tertentu .
Sedangkan pertumbuhan yang sifatnya secara ekonomi alamiah tidak
selalu diartikan sebagai perkembangan rumah toko, namun merupakan
perkembangan rumah dengan aktifitas ekonomi di dalamnya ( home industry ,
home business dsb ) serta terjadi pada bangunan – bangunan rumah diareal
perumahan . Masalahnya sekarang adalah kecenderungan itu masih terjadi dan
[email protected] , [email protected]
1
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
mungkin akan terus terjadi pada kota – kota kita khususnya Jakarta .
Disini hanya dikemukakan berbagai permasalahan lingkungan yang timbul dari
adanya perkembangan ruko di Jakarta dan sekitarnya .
Sekarang RUKO sudah merupakan sebuah wabah yang melanda kota – kota
besar di Indonesia .
Keberadaan RUKO tidak menjadi masalah selama
bangunan itu berdiri terpencar dalam satu lingkungan . Gangguan – gangguan
baru timbul jika ruko – ruko terkonsentrasi di satu tempat di tengah – tengah
lingkungan yang semula tidak direncanakan untuk jenis bangunan semacam itu .
Dampak negatif-nya yang paling menonjol adalah , kemacetan lalu lintas ,
penurunan keamanan , peningkatan kejorokan dan pencemaran visual lainnya .
Contoh contohnya dapat kita jumpai di seluruh pelosok kota Jakarta .
Suatu permukiman bukanlah hanya mengandung arti sebagai suatu
tempat tinggal , tetapi merupakan suatu satuan yang kompleks yang melibatkan
berbagai unsur – unsur kebudayaan yang mewujudkan bukan hanya kegiatan –
kegiatan biologis saja tetapi juga berbagai kegiatan social , ekonomi , politik .
agama dan sebagainya . Suatu permukiman dapat dilihat sebagai suatu dunia
tersendiri dimana warganya menemukan identitas mereka, merasa aman ,
nyaman , merasa sebagai makhluk sosial .
Kemajuan jaman menuntut manusia kepada tuntutan kehidupan yang lebih
efektif , efisien dan praktis . Hal ini mendorong berkembangnya ruko di seluruh
penjuru dunia sebagai alternatif hunian yang dengan kesederhanaan dan
kepraktisannya dapat menampung segala aktifitas dengan skala ekonomi kecil ,
[email protected] , [email protected]
2
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
adanya efisiensi waktu dengan adanya percampuran fungsi hunian dan
kerja , dengan efisiensi lahan dan kemudahan pembangunannya .
Kata Kunci : pertumbuhan rumah toko , home industry , home business ,
permasalahan lingkungan yang timbul .
METODE PENELITIAN
Fokus Penelitian
Diarahkan untuk mengetahui sejauh mana bangunan Rumah Toko di
kawasan Jakarta memilki nilai falsafah arsitektur yang masih dipertahankan
dalam perkembangan arsitektur Indonesia yang terus mengarah ke modern .
Sedangkan untuk melihat perkembangan aspek desain
Rumah Toko Kuno
hingga ke bentuk yang lebih Modern dipergunakan Metode Fenomenologi
karena akan
dapat mengungkapkan
keingintahuan peneliti berdasarkan
fenomena yang terjadi di masyarakat .
Objek Penelitian
Bangunan Rumah Toko yang mulai mengalami perubahan nilai degradasi
dari segi estetika dan fungsi sehingga ” mencemari “ lingkungan sekitarnya
dengan penggunaan elemen dekorasi warna dan penempatan yang tidak
terencana dengan baik sehingga menimbulkan menurunnya “nilai” dan kualitas
dari lingkungan permukiman yang berada di sekitar area ruko tersebut .
[email protected] , [email protected]
3
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Kontribusi Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat :
1. Mengetahui sejauh mana perubahan bangunan Ruko di kawasan Jakarta
2. Mengetahui sejauh mana nilai konseptual arsitektur yang masih
dipertahankan pada perubahan bangunan Ruko Kuno menjadi sebuah
Ruko Modern dan efeknya pada lingkungan sekitar .
3. Menjadi acuan bagi perkembangan bangunan Ruko di kawasan Jakarta
agar
tetap
mempertahankan
nilai
konseptualnya
sehingga
kelak
keberadaan Ruko tersebut makin menambah nilai lingkungan bukannya
mengurangi nilai lingkungan tersebut .
4. Menjadi acuan bagaimana meningkatkan potensi Ruko seoptimal mungkin
tanpa harus mengurangi nilai dan kuaiitas suatu lingkungan permukiman
tanpa harus mengabaikan harmoniasasi dengan lingkungan sekitar
sehingga diharapkan dapat menjadi titik awal adanya kebijakan khusus
berkenaan dengan regulasi pembangunan Ruko yang ideal dan kondusif .
PENDAHULUAN
Kemajuan jaman menuntut manusia
kepada tuntutan kehidupan yang
lebih efektif , efisien dan praktis . Hal ini mendorong berkembangnya ruko di
seluruh penjuru dunia sebagai alternatif hunian yang dengan kesederhanaannya
dan kepraktisannya dapat menampung segala aktifitas dengan skala ekonomi
[email protected] , [email protected]
4
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
kecil , adanya efiseiensi waktu dengan adanya percampuran fungsi
hunian dan kerja , dengan efisiensi lahan dan kemudahan pembangunannya .
Dengan latar belakang diatas pembangunan ruko menjadi tidak terkendali
, dengan semakin menekannkan aspek ekonomi tanpa memeperhatikan
harmonisasi dengan lingkungan sekitar
penempatan
iklan
,
garis
listplank
baik dalam penataan fasade ,
yang
akhirnya
mempengaruhi
dan
mengaburkan identitas bangunan setempat .
Keadaan inilah yang terjadi di kawasaan Tangerang , Ciledug , Pancoran
Glodok yang
sarat akan nilai sejarah .Perombakan dan pembangunan
bangunan lama yang sejalan dengan perkembangan nilai komersil kawasan
menjadi tidak terkendali tanpa memperhatikan lingkungan sekitar dengan
harmonisasi dan nilai sejarahnya . Yang akhirnya menghilangkan identitas dari
kawasan tersebut dan menjadikan kawasan tersebut hanya sekedar sebagai
space bukan ”place ”yang dapat dinikmati . Melihat fungsinya , rumah toko yang
disingkat
dengan
”
ruko
”
sebagai
bangunan
niaga
yang
dalam
perkembangannya sejalan dengan perkembangan nilai komersil kawasan , lebih
menekankan pada aspek ekonomi dengan mengabaikan harmonisasi dengan
lingkungan sekitar nya .
Bangunan
ruko
atau
rumah
toko
tampaknya
makin
menjadi
kecenderungan orang dalam memiliki rumah pribadi di Indonesia akhir - akhir
ini . Di segala penjuru bangunan yang bagi beberapa orang menimbulkan kesan
“ sesak napas” ini tampak makin banyak saja .
[email protected] , [email protected]
5
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Kebutuhan akan Ruko pada suatu wilayah berhubungan langsung
dengan perkembangan ekonomi di wilayah itu yang terbilang cepat .
Persamaan antara ruko – ruko yang ada dikota – kota Indonesia saat ini
adalah sama – sama tidak punya halaman serta langsung lengket denggan
tetangga di kiri dan kananya . Bisa dikatakan ruko adalah upaya menyiasati
lahan sempit dengan mengorbankan kemungkinan memiliki halaman rumah .
Adapun hal yang membedakan antara Ruko lama dengan Ruko Baru
adalah jumlah lantainya . Dengan keterbatasan kemampuan enjiniring zaman
dulu , ruko kuno umumnya hanya dua lantai sementara ruko modern saat ini bisa
terdiri dari beberapa lantai . Bahkan , ruko – ruko di Kota Besar Medan dan
sekitarnya ada yang sampai empat dan lima lantai dengan penangkaran burung
wallet di lantai teratas .
SEJARAH
Ruko yang sering kita temui diberbagai kota dunia sebagai bangunan komersial
konon merupakan bangunan arsitektur Tionghoa .Adaptasi dengan keadaan
seempat membuat bentuknya beragam . Dahulu kala pedagang Tionghoa
pertama kali datang dengan melalui pelayaran dengan dimaksudkan untuk
berdagang rempah – rempah . Mereka kerap singgah di pelabuhan – pelabuhan
sepanjang pelayaran mereka sambil menunggu angin yang memungkinkan
melanjutkan perjalanan , para pedagang tinggal di daratan dan membangun
kelompok permukiman .
[email protected] , [email protected]
6
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Gambar Sketsa Bangunan Ruko Lama
Konstruksi rumah mereka sama dengan yang pernah mereka tinggali di daerah
asalnya . Permukiman tersebut juga dilengkapi dengan bangunan pendukung
seperti pasar klenteng dengan itu mereka telah membuat identitas yang unik
pada lokasi yang mereka bangun , kawasan komersial masyarakat Tionghoa
kerap disebut Pecinan .
Ruko sebenarnya bukan suatu jenis bangunan yang baru timbul akhir –
akhir ini
ruko adalah istilah atau singkatan yang dipakai untuk menjelaskan
fungsi rumah toko , Kalau kita melihat ke belakang , baik yang terjadi di
Indonesia maupun di Eropa pada masa lalu , fungsi ruko adalah sama . Ruko
timbul karena keadaan nya yang demikian pada masa itu , yakni pemusatan
segala macam fasilitas pada suatu lingkungan kota ataupun desa dimana alat
atau sistem transportasi komunikasi belum seperti sekarang dan zone usaha ,
hunian , perdagangan , pemerintahan dan sebagainya berada dalam satu areal
yang terbatas.
Sebagai contoh di Batavia , khususnya di Jalan Toko Tiga atau jalan
Perniagaan di daerah Glodok , pertumbuhan Ruko dimulai oleh pedagang Cina
yang mempunyai pola hidup sebagai pedagang , dimana mereka beranggapan
bahwa pada taraf hidup awal , bidang usahanya dapat diurus oleh satu atau
beberapa anggota keluarganya dan untuk mempersingkat waktu, maka
[email protected] , [email protected]
7
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
bangunan dijadikan sebagai tempat usaha atau kantor , toko , gudang
yang sekaligus dipakai untuk rumah tinggal .
Ruang paling depan dipakai sebagai tempat untuk usaha sedangkan
ruang bagian belakang dipakai untuk Rumah tinggal , juga banyak terdapat
rumah bertingkat dimana lantai bawah digunakan untuk usaha dan lantai atas
digunakan sebagai rumah tinggal .
KAWASAN GLODOK PANCORAN
Perencanaan
yang
berwawasan
identitas
menuntut
dilakukannya
penggalian dan penemuan kembali secara intensif dan ekstensif tentang
kekhasan , kekhususan , keunikan dan karakter spesifik yang menjiwai suatu
lingkungan tertentu yang membedakannya dengan lingkungan lain . Jiwa dari
kawasan Glodok Pancoran tersebut harus dicari dan diterapkan secara dinamis ,
kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan jaman .
Sedangkan krisis diartikan sebagai keadaan memprihatinkan , keadaan
sulit yang membahayakan dan mencemaskan masa depan sehingga dapat
berarti sebagai keadaan yang memprihatinkan mengenai masa depan dari
kekhasan spesifik yang menjiawai kawasan Glodok Pancoran yang harusnya
dilindungi dan dikembangkan , sedikit demi sedikit hancur oleh pembangunan
yang sedemikian pesatnya . Hal ini terjadi karena kurangnya usaha untuk
menggali , mempertahankan dan meingkatkan karakter spesifik dari masing –
[email protected] , [email protected]
8
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
masing kawasan , kurangnya sikap peka lingkungan yang diakibatkan
oleh kurangnya partisipasi masyarakat .
1.LINGKUNGAN
- ORIENTASI LINGKUNGAN
Glodok Pancoran sebagai kawasan tua yang terletak di tengah kota Jakarta ,
yang masih dapat dilihat melalui arsitektur lingkungannya .
- POTENSI
Glodok – Pancoran yang terletak di pusat kota sehingga letaknya sangat
strategis ditengah kota . Dengan demikian lokasinya sangat potensial untuk
perdagangan dan perkantoran ( niaga ) . Keadaan ini menyebabkan terjadinya
kesemrawutan dalam sirkulasi kendaraan dan parkir .
-VIEW
Tipologi view yng memberikan identitas pada kawasan antara lain seperti
”emerging view” , catch eye , bingkai , dll
Ruko di kawasan
Toko Tiga
[email protected] , [email protected]
9
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
FISIK BANGUNAN
- FASADE BANGUNAN
Sangat berpengaruh sebagai pelingkup pembentuk karakter jalan di Glodok
Pancoran yng melorong trbentuk oleh ruang antara bangunan dan artikulasi
bidang fasade . Karakter ini tercermin melalui pola – pola dominan pada fasade
antar lain alignment , bentuk ( aspek ) , irama ( ritme ) , skyline ( garis langit ) dan
grain . Citra komersial di jalan Perniagaan , Toko Tiga , Glodok – Pancoran
mulai kabur dengan adanya dominasi oleh awning aluminium yang digunakan
sebagai sign board ( papan reklame ) sehingga karakter pada fasade mulai
mengabur ,demikian juga dengan adanya pembangunan baru yang dilakukan
pemilik tanpa mempertahankan karakter fasade lama . Demikian halnya dengan
adanya penambahan tinggi bangunan ( sky line ) yang merusak keutuhan
karakter Geometrikal ( skala dan morfologi ruang ) .
Fasade di Pancoran – Glodok secara sederhana dapat digolongkan sebagai
mana berikut ini :
1)Berdasarkan Fungsi
- Fasade Bercitra Komersial
-Fasade Bercitra non komersial
2)Berdasarkan elemen fasade yang ditonjolkan
-Fasade yang menonjolkan bentuk ( form )
[email protected] , [email protected]
10
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
-Fasade yang menonjolkan skala ( scale )
-Fasade yang menonjolkan garis ( line )
-Fasade yang menonjolkan simetri
3)Berdasarkan artikulasi bidang fasade
-Fasade ”bisu”dinding polos
-Fasade dinding dengan artikulasi ornamen
-Fasade dengan artikulasi bukaan
-Fasade dengan artikulasi bukaan dan ornamen
Grain merupakan faktor yang masih terasa sangat kuat , hal ini disebabkan
pengembangan dan perubahan yang masih dilakukan oleh masing – masing
kepemilikan , sehingga lay-out tampak masih dapat dibedakan antara bangunan
yang satu dengan bangunan lain.
Streetscape
Bidang pelingkup streetscape dalam area perencanaan termasuk pelingkup Hard
Edge yaitu yang terdiri dari tembok , kayu , dan bidang alas perkerasan . Selain
itu juga dibentuk oleh pola – pola berbagai urban fabric lainnya seperti skala
ruang , warna garis - garis dan sebagainya .
[email protected] , [email protected]
11
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Ruko
Pancoran
Glodok
Adanya kesan melorong dengan tepian ( edges ) di sisi – sisi jalan sebagai
pelingkup , dengan skala 1
: 1 antara tinggi bangunan dengan lebar jalan
Pancoran Glodok yang berskala manusiawi dengan kenyamanan pejalan kaki
pada beberapa bagian terputus
TownScape
Karakter
kawasan tidaklah bersifat ”Homogen” ,
adanya keanekaragaman dalam kesatuan , dengan
adanya berbagai pola dalam identitas .
Elemen Spesifik
Parkir
Tidak dijumpai adanya kantong – kantong parkir sehingga yang dapat
dimanfaatkan adalah pinggiran jalan dan pedestrian sebagai area parkir . Hal ini
[email protected] , [email protected]
12
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
sangat
menggangu
baik
terhadap
sirkulasi
kendaraan
maupun
kenyamanan sirku lasi pejalan kaki .
Ruko
Disekitar
Asemka
Street Furniture
Penempatan lampu jalan yang kurang profesional dalam skala ruang , sehingga
Keberadaanya mengganggu keutuhan ruang kawasan . Demikian juga dengan
penempatan pot bunga dengan perletakan tanpa pola dan bentuk dan
kebersihannya cukup mengganggu secara visual .
TINJAUAN KHUSUS
RUKO
PENGERTIAN RUKO
Ruko adalah salah satu jenis bangunan berasal dari kata rumah dan toko .
Rumah yang berarti tempat berhuni dan toko yang berarti ruang untuk kegiatan
usaha
,
jadi
ruko
dapat
dikatakan
sebagai
sebuah
bangunan
;yang
menggabungkan fungsi hunian dan kerja dalam satu tempat . Dengan titik tolak
yang sederhana ini , menyebabkan ruko dalam perkembangannya menjadi
sangat pesat . Disamping praktis dan murah , fungsi ruko mampu menampung
kegiatan dalam skala ekonomi kecil .
[email protected] , [email protected]
13
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Tipologi dari ruko yang biasanya dikenal :
1. Realtif sempit dengan massa bangunan yang memanjang kebelakang .
2. Kedua sisinya masih saling berdekatan yang menyebabkan kualitas
dalam bangunan rendah .
PERKEMBANGAN RUKO DI INDONESIA
Perkembangan ruko di Indonesia dimulai sejak tahun 1800-an di daerah
daerah komersil setiap kota yaitu oleh saudagar – saudagar besar yang
berdagang diatas lahan mereka yang berbentuk melebar . Dengan pemanfaatan
lahan depan untuk toko dan sisi belakang lahan untuk fungsi hunian .
Sejalan dengan perkembangan jaman , dimana harga tanah semakin mahal
dan terbatas . Saudagar – saudagar tersebut kemudian membagi lahan mereka
kebelakang untuk dijual .Dengan terbatasnya lahan lahan , dilakukan usaha
untuk menaikkan bangunan yang memisahkan fungsi hunian diatas dan fungsi
toko / kerja dibagian bawah . Susunan ruko inilah
yang menciptakan suatu
kawasan perdagangan .
Semakin berkembangnya kawasan tersebut , menyebabkan nilai ekonomis
kawasan meningkat . Pembangunan ruko menjadi tidak terkendali , kurang
memperhatikan syarat hunian dan non hunian yang bercampur dalam kawasan
tersebut , yang menyebabkan terbentuknya bangunan yang tidak manusiawi dan
menghilangkan identitas lingkungannya.
RUKO DITINJAU DARI FUNGSINYA SEBAGAI BANGUNAN NIAGA
[email protected] , [email protected]
14
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Pengertian Bangunan Niaga
Niaga dapat diartikan sebagai perdagangan , pertukaran dan distribusi barang
dan jasa . Jadi bangunan niaga dapat diartikan sebagai sebuah wadah / ruang
yang menampung kegiatan perdagangan , pertukaran dan distribusi barang dan
jasa . Lokasi dari bangunan niag dijumpai pada ¼ jalan kota yang digunakan
sebagai jalan raya utama .Dengan melihat fungsi dan lokasi dari bangunan niaga
tersebut maka desain dan penataan bangunan niaga lebih menekankan pada
aspek ekonomi .
Faktor – faktor ekonomi tersebutlah yang menjadi titik tolak dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan desain bangunan .
PENATAAN RUKO SEBAGAI BANGUNAN NIAGA
Dengan menimbang fungsi ruko sebagai salah satu bangunan niaga , dimana
faktor ekonomi sangat mempengaruhi desain , maka aspek ekonomi menjadi titik
tolak dalam penataannya , yaitu :
1. TEMPAT
-
Penggunaan
tertinggi
dan
terbaik
:
yaitu
efisiensi
tempat
dengan
penggabungan fungsi usaha dan bermukim . Pemanfaatan lahan yang maksimal
dengan KDB hampir mencapai 100% .
- Parkir dan Sirkulasi : sebagai pendukung dari aktifitas kegiatan perdagangan .
Pertimbangan sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan dengan jumlah
ruang yang disediakan .
[email protected] , [email protected]
15
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
-Kenyamanan : kenyamanan fungsi hunian dan usaha yaitu kenyamanan
dari pengunjung dan penghuni bangunan .
-Estetika
:
pertimbangan
pada
perancangan
terhadap
lingkungan
dan
masyarakat seperti bahan – bahan , privacy dan gaya .
-Rancangan dan citra alam : yaitu menetapkan suatu citra yang nyata bagi
berbagai kelompok pemakai merupakan bagian dari kebudayaan setempat .
2.PEMASARAN
-Citra : yaitu citra fasade dari suatu bangunan memberi petunjuk yang kuat bagi
masyarakat yang melintas dengan mencerminkan fungsi bangunan tersebut
sebagai bangunan niaga , penempatan iklan atau papan nama .
-Kenyamanan : mutu dan kenyamanan yang merupakan faktor ekonomi
terpenting baik dalam hal kemudahan sirkulasi , pencapaian dan kenyamanan
ruang .
-Rencana Bangunan dan rencana unit : yang mencakup tahap perancangan
bangunan termasuk type sirkulasi , lokasi , entrance , ukuran bangunan ,
penempatan tangga , ukuran dan bentuk unit dari ruko – ruko .
-Sistem Bangunan : Modul – modul yang praktis dengan pertimbangan
fungsional .
OPERASI DAN DAUR KEHIDUPAN
[email protected] , [email protected]
16
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
- Pertimbangan perekayasaan : yang menyangkut pemakaian energi dan
keputusan teknis mengenai orientasi , pelapis sisi luar , atap dan pengembangan
.
- Perawatan dan perbaikan : menyangkut pemakaian bahan bangunan
-Fleksibilitas dan perluasan : adanya pertimbangan penambahan lantai dan
kenyamanan kepada pemakai bangunan yang didasarkan pada efisiensi dan
fungsional pergerakan .
PENDEKATAN DI LAPANGAN
Ruko – ruko sepanjang jalan Pancoran – Glodok merupakan percampuran
antara ruko lama dan ruko baru yang didirikan tanpa mempertimbangkan
harmonisasi lingkungan dan skala manuasiawi dengan suasana pada beberapa
jalur di kawasan yang sudah didominasi oleh papan reklame yang berdasarkan
perkembangannnya dapat dikelompokkan dalam :
1. RUKO LAMA
Studi kasus adalah bangunan ini yang didominasi oleh warna putih pada dinding
dan warna peach pada kolom. Dengan meninjau fasadenya , bangunan hanya
sedikit mengalami perubahan yaitu perubahan pada entrance bangunan yang
disesuaikan dengan perubahan fungsi bangunan sebagai kantor yang didominasi
kaca .
Ruko
L
[email protected] , [email protected]
17
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Tidak adanya penambahan elemen yang menyolok hanya berupa kabel – kabel
listrik yang melintang pada dinding fasade bangunan tepat pada garis listplank.
RUKO LAMA YANG MENGALAMI PERUBAHAN
Studi kasus adalah Ruko di daerah Tangerang yaitu bangunan bergaya cina
dengan bukaan dan sedikit ornamentasi dengan dominasi warna putih pada
dinding bangunan dan warna biru pada bingkai jendela . Dengan meninjau
fasadenya , bangunan mengalami perubahan yaitu perubahan pada entrance
bangunan yaitu pemanfaatan besi warna coklat. Demikian juga dengan adanya
pelapisan kolom arcade dengan keramik berwarna . Adanya penambahan
elemen menyolok , yaitu penempatan papan nama ( sign board ) aluminium tepat
diatas entrance dan melintang keluar bangunan dengan warna yang menyolok.
Tidak adanya perubahan pada arcade , dan pembuatan pedestrian yang lebih
tinggi dibanding dengan peil arcade.
[email protected] , [email protected]
18
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
RUKO BARU
Studi kasus adalah bangunan ruko ini yaitu bangunan bergaya modern berlantai
lebih dari 3 . Bangunan didominasi warna putih . Bangunan ini dalam
perkembangannya juga mengalami banyak perubahan yaitu penambahan 2
lantai pada bangunan dengan gaya yang berbeda antar tiap lantainya baik warna
, bentuk dan ukuran jendela maupun pemakaian kanopi . Adanya penambahan
elemen yang menyolok , yaitu penempatan papan nama ( sign board ) aluminium
tepat diatas entrance dengan bagian lantai 2 yang menjorok ke luar bangunan
sebagai showing area dan juga penempatan papan iklan melintang ke luar
bangunan baik berupa papan nama
dan penghilangan fungsi arcade . Area
pedestrian dengan jarak sekitar 4 meter dijadikan sebagai area parkir .
Ruko Baru yang
mengalami perubahan
DILEMA BGN RUKO
[email protected] , [email protected]
19
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Banyak orang yang mengatakan bahwa kebutuhan Ciledug dan
Tangerang saat ini adalah Ruko . Kebutuhan akan ruko ini berhubungan
langsung dengan perkembangan ekonomi di wilayah itu yang terbilang cepat .
Bisa dikatakan , hampir semua pemilik Ruko di Ciledug Tangerang adalah warga
Tionghoa yang mencari nafkah dari jual beli barang . Perkembangan ruko ini
terjadi seperti juga di tempat lain di Indonesia. Penggemar Ruko umumnya
warga Tionghoa yang profesinya jual – beli .
Persamaan
antara ruko – ruko yang ada di Pancoran dengan Tangerang saat
ini adalah ,sama –sama tidak punya halaman serta langsung lengket dengan
tetangga di kiri dan kanannya . Bisa dikatakan rukoadalah upaya menyiasati
lahan sempit dengan mengorbankan kemungkinan memiliki halaman rumah .
Adapun perbedaan antara Ruko di Pancoran dan Ciledug adalah jumlah
lantainya . Dengan keterbatasan enjiniring zaman dulu , ruko kuno umumnya
hanya dua lanatai semenara ruko ruko modern saat ini bisa terdiri dari beberapa
lantai .
Menurut pengalaman seorang arsitek dalam mendesain sebuah ruko ”baru” baik
didaerah kota besar maupun di Jakarta pemilik ruko umumnya orang yang
berfikir sangat sederhana , bagi mereka ,tempat tinggal adalah tempat untuk dia
tidur dan punya alamat . Kalau bisa kerepotan yang timbul dari sebuah rumah
harus dieliminasi semaksimal mungkin .
Tipe – tipe orang yang berminat tinggal di ruko umumnya betul – betul tidak mau
punya pohon .Bagi mereka , pohon hanya akan menimbulkan berbagai masalah
[email protected] , [email protected]
20
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
seperti hama dan ulat. Tanah-pun kalau bisa diperkeras dengan concrete
block agar tidak ada cacing masuk ke rumah mereka .
Walau begitu , bukan berarti tipe – tipe orang pemilik ruko tidak suka pepohonan
, mereka cenderung membedakan betul antara tempat tingal dan tempat
peristirahatan . Para pemilik ruko suka liburan ditempat yang banyak
pepohonannya , namun dalam perancangan rumah tinggal dan rumah
perisitirahatan , semua teori arsitektur dalam hal keindahan rancangan arsitektur
akan dilanggar . Misalnya dalam soal ukuran dan posisi jendela . Hasil
rancangan seorang arsitek se ring ditolak mentah – mentah oleh orang – orang
calon pemilik ruko . Alasan mereka , jendela itu terlalu besar menimbulkan
kemungkinan pencuri masuk dan lain – lain . Akibatnya selain ukuran jendela
yang dipakai tidaklah ideal untuk sebuah rumah indah dan sehat , jendela itu pun
masih dilapisi aneka besi teralis yang desainnya sama sekali tidak menyatu
dengan sekitarnya . Dibelakang besi teralis masih dipasang pula aneka kawat
kasa untuk menolak serangga masuk . Lebih parah lagi , selera warana antara
pemilik ruko sering sangat beragam . Deretan ruko yang ada di Indonesia
umumnya terdiri dari deretan bangunan yang warnanya ” saling berperang ” satu
dengan yang lain , pendeknya , seorang pemilik ruko semata berpikir secara
ekonomis dalam hal apa pun .
[email protected] , [email protected]
21
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Itulah sebabnya , bangunan ruko umumnya dicap sebagai bangunan yang
merusak tata kota dan juga merusak pemandangan kota secara keseluruhan .
Bangunan ruko dianggap sebagai gudang yang dihuni manusia . Susahnya ,
justru bangunan rukolah yang kini makin banyak dibangun .
Ada seorang kontrator yang sering membangun ruko menolak untuk disebut
sebagai biang rusaknya tata kota dengan membangun banyak bangunan jenis
ini . Menurut kontraktor tersebut keinginan seseorang akan kota yang indah dan
keinginan orang memiliki sebuah bangunan pribadi seharusnya tidak bertolak
belakang .
Ilmu Arsitektur itu untuk kita atau kita ini yang mengabdi pada ilmu arsitektur ?
Apakah masuk akal kalau kita menolak orang yang ingin mem.bangun ruko
semata dengan alasan tidak indah . Janganlah kita diperbudak teori yang tidak
membumi . Pesatnya perkembangan bangunan Ruko sebenarnya adalah ciri
majunya perkembangan ekonomi suatu wilayah . Masalah indah dan tidak indah
sebenarnya adalah masalah persepsi dan kebiasaan yang muncul .
Kota Paris itu sebenarnya kumpulan ruko , Lalu mengapa Paris bisa indah ? Itu
karena Paris sangat teratur dan ada persepsi kita bahwa Paris memang indah .
Selain itu , Paris punya aturan yang ketat pada bangunan – bangunan yang ada .
Semua bangunan disana menyatu satu dengan yang lain karena orang tidak bisa
sembarangan menentukan bentuk bangunannya sendiri . Untuk renovasipun ,
[email protected] , [email protected]
22
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
harus seperti bentuk lamanya . Bangunan baru hanya boleh di Paris Baru
yang terletak di luar Paris Lama .
Alangkah indahnya bila konsep tersebut dapat diaplikasikan di Indonesia ,
andaikata wilayah Glodok Pancoran , Tangerang Kota diberlakukan hal yang
sama seperti kota Paris ,maka nilai arsitektural wilayah tersebut dapat
berkembang pesat dan dapat menjadi wilayah permukiman wisata sekaligus
perdagangan seperti halnya Paris dan Singapura . Hal yang sangat diperlukan
agar hal tersebut dapat terwujudkan adalah dibuatnya aturan yang mengatur
dengan ketat regulasi pembangunan ruko . Ruko baru janganlah dialrang ,
karena itu berarti mengusir datangnya uang di sebuah kota . Regulasi seperti di
Kota Paris tentang keserasian bentuk sebaiknya mulai dilakukan .
Soal pepohonan , pemerintah kota bisa mengakalinya dengan pohon – pohon di
trotoar . Ruko – ruko di Paris , Singapura , Amsterdam-pun umumnya tidak
punya halaman . Tetapi . pohon – pohon di tepi jalannya membuat suasana
secara keseluruhan tidaklah gersang .
Perlu adanya kompromi antara
rancangan indah sehat dengan kebutuhan nyata saat ini . Secara lebih mendetail
Jongki Wardiman dari Adraph Studio Jakarta ( Kompas 20 Desember 200 )
menganjurkan agar dibuat kesepakatan nasional untuk bangunan Ruko ,
terutama menyangkut garis sepadan bangunan , Saat ini garis sepadan
bangunan atau posisi dinding terdepan sebuah bangunan , sering diutak utik
seenaknya oleh seorang pemilik bangunan demi mendapatkan luas ruang yang
lebih besar . Tetapi , soal tinggi bangunan ruko harus ada kebijaksanaan khusus
[email protected] , [email protected]
23
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
. Untuk daerah Pancoran Glodok misalnya , kalau dibatasi hanya
maksimal 2 lantai , bisa – bisa semua penghuni kabur dan kawasan itu jadi mati .
Tapi di kawasan dekat bandara misalnya , jelas harus ditegaskan tidak boleh
ada ruko yanig tinggi . Sama sekali !. Bangunan Ruko memang masih juga
dianggap sumber keruwetan sebuah kota . Tapi bagaimanapun juga , ruko
adalah sebuah kebutuhan nyata . Dan sebuah kebutuhan memang harus di
penuhi .
oa
Mirip dengan daerah Kota di Pancoran
Glodok , mayoritas penghuni daerah
Tangerang Kota ini juga adalah etnik –
Tionghoa. Ruang –ruang di dalam
rumah sederhana ini pun menunjukkan
suatu sisi pemikiran praktis dan efisien
dalam penataan , hal yang dipandang
tidak perlu , seperti penghijauan tidak
menjadi perhatian .
Ruko di daerah Tangerang – Ciledug
juga mengalami perkembangan dalam
segi penggunaan material dan lain –
lain . Sebagai contoh pada gambaran
ini , ruko ini telah menggunakan
perwajahan yang berbeda dengan
ruko di daerah lain di kota yang sama
, namun secara esensial ,sifat praktis
tampak pada pengaturan tidak
disediakannya sarana penghijauan .
Perkembangan ruko di Tangerang
Ciledug sampai pada tahap yang
seharusnya membutuhkan keteraturan
dalam penataannya .
[email protected] , [email protected]
Ruko di jalan, tenda
PKL yang terlalu
besar cenderung
menutupi fasad
mukanya
24
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Rumah Toko yang kerap kita temui di berbagai kota dunia sebagai
bangunan komersial , konon merupakan bangunan arsitektur
Tionghoa . Adaptasi dengan keadaan setempat membuat bentuknya
beragam .
Pedagang Tionghoa merupakan faktor cukup penting dalam tumbuhnya kota –
kota tersebut, terutama kota dagang . Kedatangan mereka pertama kali
terangkai dengan pelayaran yang dimaksudkan untuk berdagang , misalnya
untuk berdagang rempah - rempah . Mereka kerap singgah di pelabuhan –
pelabuhan sepanjang pelayaran mereka . Sambil menunggu angin yang
memungkinkan melanjutkan perjalanan , para pedagang itu tinggal di daratan
dan membangun kelompok permukiman .
Kontruksi rumah mereka sama dengan yang pernah mereka tinggali di daerah
asalnya. Permukiman tersebut juga dilengkapi bangunan pendukung seperti
[email protected] , [email protected]
25
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
pasar dan klenteng . Dengan itu , mereka telah membuat identitas yang
unik pada lokasi yang mereka bann gun . Dengan latar inilah kawasan komersial
masyarakat Tionghoa kerap disebut Pecinan
bersama dengan kampung –
kampung penduduk asli , pusat pemerintahan dan
pasar menjadi elemen
pembentuk kota .
Menyadari potensi tersebut kawasan komersial yang dihuni pedagang Tionghoa
dikonstruksi pula untuk mendorong aktivitas komersial serta pengembangan
sebuah kota .
Bangunan Rumah Toko ( Ruko )- lah elemen penting kawasan pedagang
Tionghoa . Bangunan khas yang dulu hanya dibangun di kawasan permukiman
Tionghoa ini dianggap tepat untuk beraktifitas komersial , sekaligus untuk tinggal
di kota. Fungsi campuran itu membuat bentuk ruko dianggap efektif , pemilik toko
bisa mengawasi langsung barang dagangannya saat malam hari , mengurangi
biaya transportasinya karena tidak perlu berpindah dari rumah ( kalau berada di
daerah lain ) ke toko , dan bila dibutuhkan mudah mendapat bantuan dari
anggota keluarga lain .
Organisasi ruang di dalamnya mungkin berbeda – beda antar daerah , tetapi
elemen perkotaannya seperti letaknya yang berhadap – hadapan mengapit tegak
lurus jalan , berada tepat di tepi jalan , dan dibangun berderet ( Widodo 2004 ) ,
merupakan unsur yang permanen yang ditemui di daerah – daerah tersebut .
Deretan Ruko bisa terkonsentrasi dalam satu kawasan dan membentuk blok ,
ataupun linier mengikuti suatu ruas jalan tertentu .
[email protected] , [email protected]
26
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Ruko biasanya dibangun penuh di ats suatu persil memanjang serta di
apit langsung ruko tetangganya sehingga ruko hanya memiliki satu fasad muka
di atas tepi jalan .
Ruko dengan satu
fasad muka diatas tepi
jalan .
Fasad depan arsitektur ruko tidak lebar , rata – rata 4 m – 6 m ,
sedang
kedalamannya dapat mencapai 20 m . Di beberapa kota ada yang muka lantai
yang pertama ruko dimundurkan kira – kira 2 m dan ruang yang dihasilkan
dimanfaatkan untuk sirkulasi , Lantai 2 yang kemudian lebih lebar berfungsi
sebagai peneduh . Ruko model ini lantas menyerap kehadiran aktivitas komersial
yang menggunakan kotak – kotak tidak permanen sebagai etalasenya ,
kemudian di sebut Pedagang Kaki Lima ( PKL ) . Konstruksi baru yang muncul
seiring dengan perkembangan kota biasanya juga bercampur dengan kultur
setempat .
[email protected] , [email protected]
27
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Karakter campuran ruko yakni sebagai rumah tinggal dan komersial ,
membuatnya dapat beradaptasi dengan kota modern . Keberadaan ruko dapat
dimanfaatkan untuk menghidupkan suatu kawasan misalnya Ketandan di
Yogyakarta dan Gang Lombok di Semarang semuanya bertransformasi selain
menjadi kawasan komersial juga menjadi kawasan wisata pecinan dan kawasan
wisata makanan tradisional .
Karakter komersialnya yang dapat dibangun di tepi jalan diatas lahan kecil
memiliki peran penting dalam menciptakan kantong – kantong komersial kota
tidak lagi terbatas pada permukiman atau kawasan Tionghoa , sayangnya
kadang lebih mengutamakan pertimbangan meminimalkan biaya konstruksi
sehingga nilai estetika dan kenyamanan pada ruko – ruko tua lantas diabaikan .
Banyak ruko yang dibangun dengan tingkat lebih dari dua , namun tidak lagi
disertai dengan lubang udara atupun halaman belakang terbuka sehingga tidak
ada sirkulasi udara dan penerangan alami untuk lantai – lantai bawah .
Tantangannya
sekarang
menghasilkan
bentukan
yang
nyaman
untuk
dimanfaatkan dan atraktif untuk menciptakan wajah kota yang menarik serta
hidup .
RUKO DAN PERSYARATANNYA
Ada beberapa gejala yang timbul , terutama untuk ” Menyebarkan ” kegiatan
yang padat di pusat kota . Kalau dinilai dari prinsip dasar , mana yang
diprioritaskan
rumahnya atau tokonya ? Ruko timbul karena gejala
[email protected] , [email protected]
28
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
perekonomian hal tersebut sudah lama ada namun baru diangkat pada
akhir – akhir ini . Sehingga pedoman peraturan maupun standar nya belum
disusun . Sebab timbulnya ruko ada beberapa hal yang digunakan untuk melihat
tingkat prioritas yang diutamakan rumah atau tokonya . Dalam hal ini dicoba
diungkapkan melalui tiga aspek yaitu pemilik , konsumen dan bahan / materi
yang ” diajajakan ” .
PEMILIK tuntutan utama adalah banyak konsumen yang akan berbelanja atau
ramai dengan pengunjung , untuk itu harus dengan mudah pencapaiannya , hal
ini berhubungan dengan kemudahan transportasi , baik angkutan umum , pribadi
dan tempat parkir ( yang tersebut ini adalah persyaratan lokasi ) . Untuk
persyaratan bangunan tentu saja tata ruang atau interior sangat menari k dan
nyaman , mudah mencari / menemukan bagi konsumen . Perlengkapan ruang
maupun perlengkapan bangunan ( gudang , toilet , parkir dll )
KONSUMEN tuntutan untuk lokasi dan bangunan tidak berbeda seperti yang
harus ” disediakan ” pemilik , hanya pencapaian mudah dari rumah tinggal ke
tempat berbelanja atau transportasi sangat mendukung ( sarana dan prasarana
angkutan ) .
BAHAN / BARANG DAGANGAN , jenis yang sangat umum untuk Ruko yang
terdapat di lingkungan perumahan berupa bahan – bahan kebutuhan pokok
seperti sandang , pangan , kelontong dan jasa . Untuk jasa inipun tertentu ,
sesuai peraturan yang berlaku terutama yang merupakan kebutuhan lingkungan
seperti praktek dokter , salon , bengkel sepeda , apotik . Tentu saja jenis
[email protected] , [email protected]
29
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
dagangan ini dapat mempengaruhi laku tidaknya toko tersebut , misalnya
harga bersaing , pelayanan promosi / reklame / iklan sangat mempengaruhi juga
. Dengan laku tidaknya dagangan akan menentukan laku tidaknya Ruko tersebut
. Untuk itu perlu adanya studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan
bahwa Ruko tersebut akan laku yang berarti dagangannya juga laku . Jadi dari
segi pemasaran sangat menentukan, kalau tepat tentu saja berhasil .
RUKO DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Dari tinjauan diatas , maka untuk Ruko di lingkungan Permukiman akan
memebrikan akibat , baik sosial maupun ekonomi dan budaya bagi lingkungan
dimana dia berada .
1. KEHIDUPAN PANJANG
Dimaksudkan bahwa Ruko yang jam bukanya dari jam 8.00 s/d 21.00 berarti
kegiatan perdagangan tersebut berjalan dari jam buka sampai tutup . Dalam
jam tersebut ada jam sibuknya sekitar 9.00 s/d 12.00 dan jam 17.00 s/d 19.00
. Kalau seandainya dipilih lokasi yang mengelompok dengan kegiatan lain
seperti bioskop , rumah makan dan sebagainya akanmenghidupkan suasana
lingkungan karena kecuali hunian juga perdagangan yang selalu ramai .
2. MENCIPTAKAN KEMUDAHAN
Kemudahan
yang
dimaksud
adalah
kemudahan
dalam
memperoleh
pemenuhan kebutuhan yang bersifat material maupun jasa , bagi penghuni
perumahan pada radius pengaruh pelayanan yang terjangkau di sekitarnya .
3. MENCIPTAKAN TEMPAT HUBUNGAN SOSIAL
[email protected] , [email protected]
30
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Dalam lingkungan perumahan , biasanya antara penghuni tidak saling
mengenal , namun dengan adanya Ruko sebagai tempat ”Bertemu ” tanpa
kesengajaan akan saling tahu dan mengenal bahwa mereka tinggal pada
komplek perumahan yang sama . Meskipun tidak jarang terjadi karena
perbedaan suku antara mereka tidak saling mengenal . Dan memang ini
adalah gejala kehidupan urban .
4. MENCIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN
Sebenarnya lapangan kerja yang diperuntukkan bagi tenaga kerja yang
tinggal di kompleks perumahan maupun sekitarnya . Kendati demikian
mungkin akan datang tenaga – tenaga dari luar . Sehingga Ruko ini juga
merupakan tempat pelayanan ke luar atau merupakan area transmisi bagi
lingkungannya seperti halnya para konsumen . Lapangan kerja ini
sebenarnya diperuntukkan bagi mereka yang berpenghasilan rendah atau
yang membutuhkan pekerjaan .
5.FUNGSI GANDA , UNTUK HUNIAN DAN USAHA
Dengan fungsi ganda ini mengakbatkan beberapa hal negatif , terutama
dalam persyaratan hunian dari segi kenikmatan dan kesehatan . Karena
beberapa hal menjadi terganggu , misalnya organisasi / hubungan ruang ,
penghawaan , pencahayaan serta ukuran dan sirkulasi dalam ruang menjadi
kurang nyaman dan dan kemungkinan mempengaruhi kesehatan . Tentu saja
bau dari barang – barang dagangan akan menyengat bagi orang yang tidak
[email protected] , [email protected]
31
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
biasa , kecuali barang dagangan tidak berbau , kendatipun semuanya
itu kalah dengan ” demi usahanya ”
Sehingga fungsi ganda ini menguntungkan , karena bagi pemiliknya dapat
selalu mengawasi barang dagangannya yang berdekatan dengan tempat
kerja / usahanya .
6. MEMBERI DAYA TARIK BAGI KONSUMEN
Bagi konsumen rumah yang berminat membeli rumah sekalian dengan
tempat usaha pertokoan , hal ini sangat mengntungkan . Berarti dari satu
pihak , developer beruntung karena Rukonya laku
dan di lain pihak
konsumen terpenuhi keamanannya . Namun dari keduanya yang sama –
sama terpenuhi harapannya belum tentu memberikan akbat baik bagi
perkembangan nantinya , terutama dalam hal kelangsungan usaha . Karena
bagi pemilik Ruko untuk mempertahankan usahanya harus didukung faktor –
faktor yang lain.
Kalau diatas merupakan beberapa akibat yang baik maka berikut ini merupakan
gejala kecenderungan kurang baik :
1. Kemungkinan mengurangi keserasian lingkungan bahwa pengembangan
permukiman erat sekali berkaitan dengan perkembangan sosial ekonomi
[email protected] , [email protected]
32
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
dan sosial budaya manusia pada jamannya . Perkembangan Ruko
yang menjamur merupakan tantangan yang perlu dipecahkan , meskipun
tiap kawasan memiliki tantangan yang berbeda – beda .Dari kodratnya
evolusi budaya manusia itu oleh para pakar antropologi dikatakan bahwa
tidak begitu banyak mengubah sifat - sifat biologis dari manusia itu sendiri
. Mereka tanpa sadar ” Memisahkan ” dari unsur – unsur lingkungan
alaminya sehingga dirasakan tidak manusiawi lagi apabila tidak
menjadikan lingkungan alami . merupakan bagian yang integral dari
lingkungan binaan manusia. Atau pengembangan permukiman tidak
memperhatikan tiga tuntutan ekologis , yaitu :
-
Pelestarian sumbe rdaya alam
-
Pengendalian aliran komoditi
-
Pengembangan lingkungan hidup alami
Ketiga tuntutan ini tidak hanya berkaitan dengan keserasian tata ruang ,
tetapi juga dengan jalur pemikiran dan perencanaan jangka panjang dari
perjalanan sejarah evolusi budaya manusia . Dalam pelestarian sumber
daya alam sering dihadapkan pada situasi yang mengandung konflik
antara pemenuhan kebutuhan hidup ( yang mendesak )
, dengan
kepentingan yang melestarikan sumber daya alam bagi kepentingan anak
cucu secara jangka panjang . Dalam konteks ini , maka apabila Ruko
yang disediakan maupun rumah – rumah dan lingkungan yang
[email protected] , [email protected]
33
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
diitawarkan kurang memenuhi ketiga tuntutan ekologis akan
mengakibatkan dampak yang negatif .
2. Polusi yang ditimbulkan akibat adanya Ruko , meskipun kecil apabila
dibandingkan secara luas , namun pertumbuhan yang berkembang
dengan kebiasaan – kebiasaan yang buruk akan memberikan pengaruh
negatif juga . Penghijauan serta penyerapan air yang terganggu karena
perkerasan yang terdapat disana sini , mengakibatkan hal yang tidak
diharapkan . Meskipun Ruko diharapkan untuk skala lingkungan namun
tidak jarang para pengunjung membawa kendaraan bermotor
( karena
kemudahan membawa barang – barang belanjaan ) atau karena maksud
tersembunyi .
3. Pengaruh kesehatan dan kenyamanan menghuni yang kurang terpenuhi ,
hal ini akibat dari mengutamakan usaha daripada kehidupan rutin yang
perlu dijaga sehingga kadang – kadang terlupakan kepentingan pribadi
dan keluarga . Keadaan udara yang bersih kurang diperhatikan kadang
makan tidak teratur karena mengutamakan pelayanan tamu . Bahakan
tidurpun sangat terbatas . Segala – galanya demi pengembangan usaha ,
sehingga jam kerjanya melebihi dari batas yang dianjurkan pemerintah .
jam kerja untuk toko mencapai 12 jam setiap hari . Bahkan hari
Minggupun kadang – kadang tetap buka .
[email protected] , [email protected]
34
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Tentu saja tidak hanya tiga hal seperti yang tersebut diatas saja yang
merupakan akibat negatifnya , kalau tidak diperhatikan dengan sungguh –
sungguh . Tetapi masih ada lagi namun tidak seluruhnya diungkapkan disini .
TINJAUAN RUKO DI BEBERAPA STUDI KASUS
Diambil dari hasil studi lapangan :
RUKO DI TANGERANG – CILEDUG
Data - data yang diangkat kurang lengkap namun
sebagai gambaran antara lain jalan masuk ke
lingkungan pertokoan di jalan Kisamaun kurang
menarik karena kesan kurang lebar , sedangkan
pada ruas jalan sepanjang jalan Sabar Subur yang
bervariasi dan penawaran barang lebih lengkap , sehingga konsumen cenderung
memilij ke jalan Sabar Subur yang pencapaiannya lebih mudah . Sebagian Ruko
di jalan Kisamaun malah hanya untuk rumah tinggal saja . Bangunan luasnya
144 m2 dengan ciri – ciri yang sama dengan Ruko – ruko sebelumnya . Ventilasi
masih nampak ada namun banyak menggunakan AC . Bila pada siang hari
aktifitas jual beli sangat terlihat jelas namun bila jam sudah menunjukkan pukul
17.00 wib maka aktifitas perdagangan Ruko mulai berhenti dan beralih pada
kegiatan Pedagang Kaki Lima yang sebagian besar berjualan makanan siap saji
dan makanan olahan
aneka jenis . Ruko – ruko yang ada pun seolah olah
bagaikan bangunan yang mati sebab pencahayaan hanya berasal dari tenda –
[email protected] , [email protected]
35
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
tenda makanan Pedagang
Kaki Lima yang berjualan disepanjang
pelataran Ruko , sementara penghuni Ruko sebagian besar pulang ke rumahnya
masing – masing di perkampungan yang terletak tepat dibelakang deretan Ruko
– ruko tersebut . Walaupun jenis Ruko terdiri dari 2 atau 3 lantai , sebagian
besar kantai ke 2 ke-atas-nya dipergunakan sebagai gudang barang / stok
barang dagangan . Namun menurut pengamatan masih ada penjual
yang
menghuni lantai ke 2 dan 3 nya ( namun hanya bisa dihitung dengan jari
jumlahnya ) hal tersebut terlihat dari menyalanya lampu pada lantai ke 2 dan 3
sementara lantai dasarnya gelap .
RUKO KELAPA GADING
Lingkungan dengan kepadatan penduduk 200 –
300 orang /Ha mayoritas golongan ekonomi
menengah sedang dan menengah keatas .
Terletak pada jalan masuk utama Kelapa Gading
. Fasilitas lingkungan lainnya , seperti Sport Club , Pasar dan pertokoan .
Radius pelayanan tidak terbatas lingkungan Kelapa Gading sendiri tetapi juga
untuk luar lingkungan sampai radius sekitar kurang lebih 2 km . Para
pengunjung lebih suka menggunakan kendaraan bermotor yang diparkir
relatif di depan toko . Keadaan bangunan ada 2 type , 2 lantai dan 3 lantai .
Lantai bawah untuk toko , dengan luas bangunana kurang lebih 134 m2 dan
377, 5 m 2 . Pembagian ruangan , bentang 4,5 m , panjang 16,20 m , sekat –
[email protected] , [email protected]
36
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
sekat fleksibel . Pelengkap bangunan seperti air bersih dari PAM ,
penghawaan dengan AC , penerangan artificial .
Dari data tersebut faktor kenyamanan dan ditunjang / bergantung artificial .
Berarti biaya penghunian cukup mahal . Tentunya hal ini akan mempengaruhi
harga barang – brang yang diperdagangkan . papan – papan reklame
menambah ” semarak ” picyure street memebrikan suasana yang ramai lebih
lagi dengan garis – garis bangunan yang lengkung , lurus dan miring .
RUKO DI PANCORAN GLODOK
Kepadatan penduduk antara
300 – 400
orang / Ha . Mayoritas golongan ekonomi
sedang dan atas . Pada jalan utama masuk
sudah nampak . Daya tarik penunjang
lingkungan adalah gedung – gedung mal
pertokoan , diskotik , fasilitas olah raga , tempat peribadatan . Radius
pelayanan diutamakan bagi penghuni lingkungan Pancoran Glodok namun
tidak menutup kemungkinan lebih luas lagi sebab ada banyak trayek
kendaraan umum dari dan menuju ke berbagai daerah ditambah lagi ada jalur
Busway yang memungkinkan orang dari segala penjuru Jakarta berdatangan
. Hal utama yang menjadi daya tarik dari Ruko – Ruko di Pancoran Glodok
adalah barang yang dijual dan jenis usahanya . Bangunan
terlihat dari
fasadenya yang sempit namun memanjang ke belakang dengan luas
[email protected] , [email protected]
37
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
bangunan sekitar 190 m2
, bagian atas untuk hunian dan bagian
bawah untuk usaha / toko ukuran 5 m x 22,50 m lebih .
Tidak semua fasade dari bangunan Ruko ini menggunakan papan reklame
untuk menutup bagian muka . Namun pada kenyataannya penggunaan Ruko
di Pancoran Glodok sebagai hunian mulai mengalami degradasi sejak
Kerusuhan Mei , ada banyak pemilik Ruko yang memilih untuk membeli
Rumah di Komplek Perumahan dengan alasan kenyaman dan keamanan
sebagai hunian prbadi tanpa dicampur dengan fungsi perdagangan dilokasi
yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi Ruko-nya , kalaupun ada yang
tinggal di Ruko tersebut hanya sebatas pada orang suruhan yang digaji untuk
menjaga barang – barang saja , itupun terbatas pada ruko-ruko yang terletak
ditepian jalan utama saja , sementara ruko yang terletak tidak berdekatan
dengan jalan raya sebagian besar bila pukul 17.00 wib ditutup dan tidak
dihuni sehingga sebagian besar deretan Ruko – Ruko tersebut menjelma
sebagai ” Kompleks Ruko Mati ” atmosfer yang terciptapun makin malam
makin mencekam , tingkat kejahatan meningkat dan dibagian pelatarannya
di huni oleh para Tunawisma , kesemua hal tersebutlah yang membuat
enggan para pengunjung , pengguna jalan untuk melintas pada daerah
tersebut sehingga penggunaan Ruko pada malam hari sama sekali tidak ada
pada tepian jalan – jalan yang sekunder
.
[email protected] , [email protected]
38
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Dari studi
kasus ternyata ada kemungkinan tidak akan tumbuh terus
sebagai Ruko , lebih – lebih kalau ” disaingi ” oleh pertokoan – pertokoan yang
memudahkan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan ,mudah pencapaian dan
aman serta nyaman dalam berbelanja
KESIMPULAN DAN SARAN
Perencanaan yang berwawasan identitas sangat diperlukan untuk menggali dan
menemukan kembali secara intensif dan ekstensif tentang kekhasan ,
kekhususan , keunikan dan karakter spesifik yang menjiwai kawasan Glodok
Pancoran yang didominasi dengan bangunan ruko ini , yang dapat dan sangat
akan membedakannya dengan lingkungan lain . Jiwa dari kawasan Pancoran –
Glodok – Jl Perniagaan – Jl Toko Tiga ini harus dicari dan kemudian diterapkan
secara dinamis , kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan jaman .
Krisis identitas yang terjadi dengan keadaan memprihatinkan dan mencemaskan
masa depan dari kekhasan spesifik yang menjiwai kawasan ini , dapat dihindari
dengan melindungi dan mengembangkan elemen kawasan yang sedikit demi
sedikit dapat hancur oleh pembangunan kini yang sedemikian pesatnya . Hal ini
terjadi karena kurangnya usaha untuk menggali , mempertahankan dan
meningkatkan karakter spesifik dan kawasan , kurangnya sikap peka lingkungan
yang diakibatkan kurangnya partisipasi masyarakat Jakarta pada umumnya dan
masyarakat disekitar kawasan khususnya .
[email protected] , [email protected]
39
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
Dari apa yang dikemukakan sejak awal sampai beberapa studi kasus
makan dapat ditarik beberapa pendapat antara lain :
-
Perkembangan Ruko dalam Arsitektur Perkotaan tidak lepas dari kaidah –
kaidah ekonomi , sosial , budaya serta ekologi lingkungan . faktor politik
kadang kalau ikut berbicara kemungkinan akan cenderung belum dapat
dipastikan akan berkembnag . Faktor hukum sedikit banyak menentukan
juga dan perlu diperhatikan sejak awal , ijin apa saja yang dapat diberikan
dalam usaha jasa , misalnya praktek dokter , apotik dan sebagainya .
-
Kaidah ekonomi merupakan kaidah yang diprioritaskan karena cenderung
dari namanya yang ” perusahaan” ( Rumah Toko ) , apakah itu usaha
Pemerintah atau milik swasta , tujuannya adalah sama yaitu mengejar
keuntungan ekonomis ( profot motive )
-
Kaidah sosial dan budaya akan mengikuti sejalan dengan gwerak evolusi
yang berubahnya ” sangat lambat ” namun era pengembangan Ruko akan
membawa rona lingkungan lebih jelas dan memberikan spesifikasi
tersendiri sesuai peraturan , standard yang berlaku ( identitas lingkungan
akan tersirat dari nama )
-
Kaidah ekologi kalau mau diltelusuri lebih jauh , mulai dari awal sejarah
perkembangan manusia dan perkembangan permukiman , lingkungan
permukiman manusia yang optimal diselaraskan dengan arsitektur
lingkungan dan arsitektur berwawasan lingkungan maka tidaklah begitu
susah ditentukan . Lingkungan permukiman manusia yang optimal adalah
[email protected] , [email protected]
40
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
lingkungan hidup tempat manusia bisa mendapatkan kontak yang
tetap terpelihara dengan lingkungan alaminya , tetapi disamping itu bisa
terus juga mengembangkan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya
sesuai dengan aspirasi kemanusiaanya .
Referensi
•
www.Summarecon .com
•
Wawancara dengan pihak PT Summarecon Tbk
•
Hesselgreen , Sven . The Language Of Architecture , London : Applied
Science 1977
•
Friba , Isaac A.R.G “ Approach To Architectural Design “ London , I . Liife
Books.
•
Responsive Environments , A Manual For Designer , Ian Bentley , Alan
Alcock , Paul Murain
•
Moughtin , C. 2003 . Urban Design : Sheet and Square , Oxford :
Architectural Press
•
Heuken . A , 1999 “ Warisan Arsitektur Kolonial di Jakarta Affandy &
Soemardi , Monumen dan Situs di Indonesia , ICOMOS Indonesia ,
Bandung .
•
Bunga
Rampai
Pembangunan
Kota
Indonesia
dalam
Abad
21
Pengalaman Pembangunan Perkotaan di Indonesia Buku 2 , Yayasan
Sugijanto Soegijoko URDI .
[email protected] , [email protected]
41
Masalah dan Dilema Perkembangan Ruko Dalam Arsitektur
Lingkungan Perkotaan dan Permukiman
Di Kawasan Jakarta dan sekitarnya
•
www.bappedajakarta.go.id
•
Sethurman , S.V , 1998 , Urban Poverty and The informal Sector : A
Critical Assesment of Current Strategies .
•
Harian Kompas
[email protected] , [email protected]
42
Download