1 SAMBUTAN PEMBUKAAN PEMBINAAN GURU AGAMA KATOLIK TINGKAT DASAR DAN MENENGAH : PEMBINAAN ROHANI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 TANGGAL 06 MEI 2016 PADA RUMAH RETRET ”WISMA SIKHAR” BANJARBARU Yth. Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan ; Yth. Peserta Pembinaan Guru Agama Katolik Tingkat Dasar Dan Menengah : Pembinaan Rohani Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016; Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Hadirin sekalian yang berbahagia. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya kita dapat hadir di tempat ini dalam acara Pembinaan Guru Agama Katolik Tingkat Dasar Dan Menengah : Pembinaan Rohani Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016. Hadirin yang saya hormati, Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satusatunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satusatunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya. Para Hadirin yang saya hormati, Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berpikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitian guru tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namun kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung. Hadirin yang berbahagia, Efektivitas dan efisiensi belajar dan pembelajaran siswa di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Dalam hal ini, terdapat sejumlah peran yang diemban guru. Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai: 2 1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan; 2. Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan; 3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik; 4. Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik; 5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya). Hadirin yang berbahagia, Ada peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social inovator), dan agen masyarakat (social agent). Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru berperan sebagai : 1. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan; 2. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan; 3. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkannya; 4. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik melaksanakan disiplin; 5. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik; 6. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan; dan 7. Penterjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat. Hadirin yang saya hormati, Guru sebagai salah satu tenaga kependidikan memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar, terutama dalam membentuk karakter peserta didik agar memiliki kecerdasan spiritual, intelektual dan kepribadian. Dengan kepribadian tersebut, anak-anak akan bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Menyadari peran guru yang demikian besar, guru dituntut bisa menjadi tauladan bagi siswa dan masyarakat apalagi sebagai guru agama Katolik dimana tantangan ke depan akan semakin besar. Sebagai seorang pendidik diharuskan memiliki kepribadian yang cerdas, inovatif, kreatif, jujur, rendah hati, mandiri, dan bertanggungjawab. Oleh karena itu, Kementerian Agama dalam hal ini Bimas Katolik punya tugas membina karakter guru agama Katolik agar menjadi 3 pendidik yang professional. Guru agama Katolik pun dituntut untuk melayani peserta didiknya sesuai dengan kondisi zaman dan perspektif di masa depan. Para Hadirin yang saya hormati, Saya berpesan kepada Peserta Pembinaan Guru Agama Katolik Tingkat Dasar Dan Menengah : Pembinaan Rohani Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 agar meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional haruslah memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalan tugasnya. Untuk itu laksanakanlah tugas yang diemban dengan baik dan penuh tanggung jawab. Profesionalisme guru berkorelasi dengan kualitas produk pendidikan. Guru yang profesional menjadikan pendidikan atau proses pembelajaran yang berkualitas, sehingga peserta didik pun senang mengikuti proses pembelajaran tersebut. Misi dari peningkatan profesionalisme guru ini yaitu terwujudnya penyelenggaraan pendidikan atau pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas. Mari kita tingkatkan profesionalisme guru dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Saudara-saudaraku umat Katolik yang saya cintai, Akhir kata, saya menyambut dengan gembira penyelenggaraan Pembinaan Guru Agama Katolik Tingkat Dasar Dan Menengah : Pembinaan Rohani Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 ini dengan harapan dan doa agar selama kegiatan berlangsung, seluruh panitia penyelenggara dan peserta senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan yang prima oleh Tuhan. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Pembinaan Guru Agama Katolik Tingkat Dasar Dan Menengah : Pembinaan Rohani Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 saya nyatakan dibuka secara resmi. Demikian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan ini, Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi petunjuk dan kekuatan kepada kita semua. Sekian dan Terima Kasih. Banjarbaru, 06 Mei 2016 Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan, Drs. H. MUHAMMAD TAMBRIN, M.M.Pd