Uji Kelimpahan Mikroba Pada Daging Ayam Segar Di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram ISSN:2089-3205 Uji Kelimpahan Mikroba Pada Daging Ayam Segar Di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram Mei Indra Jayanti 1) Budiono Basuki 2) Susilawati 3) Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mikroba pada sampel daging ayam segar di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan sampel berupa daging ayam segar yang dijual di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram. Sampel diperoleh dengan tehnik random sampling. Tehnik pengumpulan data kuantitatif dengan melakukan pengenceran sampel daging ayam lalu diinkubasi untuk dihitung jumlah koloni bakteri dan diamati morfologi koloni bakteri yang terbentuk setelah masa inkubasi 24 jam. Uji mikroskopis dilakukan dengan pewarnaan Gram untuk diperoleh data kualitatatif berupa jenis bakteri dengan menyesuaikan warna yang diserap oleh bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah cemaran bakteri pada sampel daging ayam yang berasal dari Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram jauh melebihi batas maksimum cemaran mikroba yang dimuat pada SNI 7388:2009. Cemaran bakteri pada daging ayam segar yang ditemukan berkisan antara 3,6 x 106 sampai 5x106 (cfu/ml), sedangkan SNI untuk daging segar berada pada angka 1x102 (cfu/ml). Bakteri yang ditemukan pada daging ayam di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram terdiri dari bakteri Gram positif dan Gram negatif yang didominasi oleh bakteri Gram negatif sehingga beresiko lebih tinggi menimbulkan penyakit terutama yang berkaitan dengan penyakit saluran pencernaan. Kata Kunci : Daging ayam, Bakteri Gram, Cemaran mikroba menyebabkan PENDAHULUAN Bahan pangan asal hewan terutama tifus, paratifus, dan salmonellosis. daging dan hati ayam merupakan bahan Daging ayam ayam segar yang makanan yang banyak dikonsumsi manusia. beredar di wilayah Kota Mataram perlu Daging ayam adalah salah satu pangan asal diketahui kualitas dan cemaran dari bakteri hewan yang juga mudah tercemar oleh agar dapat menciptakan daging ayam yang bakteri. Cemaran bakteri dalam pangan aman, sehat, utuh dan halal. Oleh karena dapat itu, menurunkan kualitasnya dan sebelum manusia mengkonsumsi mengakibatkan pangan asal hewan mudah pangan asal hewan tersebut, perlu dilakukan rusak. Jika manusia mengkonsumsi bahan pengujian laboratorium untuk memastikan makanan tersebut dapat menimbulkan bahwa pangan asal hewan tersebut. Batas penyakit. Beberapa jenis mikroba yang maksimum cemaran mikroba dalam bahan terdapat adalah makanan asal hewan (daging ayam) sesuai Escherichia coli dan Salmonella sp. serta standar nasional indonesia disajikan dalam mikroba patogen lainnya. Bakteri ini dapat Tabel 1. (dalam satuan CFU/gram) 23 pada bahan pangan Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015 Uji Kelimpahan Mikroba Pada Daging Ayam Segar Di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram Tabel 1. Batas maksimum cemaran mikroba dalam bahan makanan asal hewan (daging ayam) sesuai standar nasional indonesia Komponen Residu Jumlah Total Kuman (Total Plate Count) Coliform Escherichia coli (*) Enterococci S. aureus Clostridium sp. Salmonella sp. (*) Batas Maksimum Cemaran Mikroba (BMCM) Daging Daging Segar Beku 1 x 104 1 x 104 1 x 102 1 x 101 1 x 102 1 x 102 0 Negatif/2 5 gram 0 0 1 x 102 1 x 101 1 x 102 1 x 102 0 Negatif/ 25 gram 0 0 Camphylobacter sp. Listeria sp. Sumber : BSN, 2000 (*)Standar Nasional Indonesia 7388:2009 ISSN:2089-3205 dengan suhu penyimpanan antara 12oC sampai dengan suhu 18oC (BSN, 1995). Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan mencakup uji berbagai fisik, uji uji kimia, yang uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan angka lempeng total (ALT). Uji angka lempeng total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni(cfu) per ml/g Karkas ayam pedaging adalah bagian ayam pedaging hidup, setelah dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak adominalnya, dipotong kepala dan leher serta Klasifikasi kedua karkas kakinya (ceker). berdasarkan cara penanganannya dibedakan menjadi : 1) karkas segar adalah karkas segar yang baru selesai diproses selama tidak lebih dari 6 jam dan tidak mengalami perlakuan lebih lanjut; 2) karkas dingin segar adalah karkas segar yang segera didinginkan setelah selesai diproses sehingga suhu di dalam daging menjadi antara 4o – 5oC; 3) karkas beku adalah karkas yang telah mengalami proses 24 pembekuan cepat atau lambat Oryza Jurnal Pendidikan Biologi atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM, 2008). Pengujian secara mikroskopik ditujukan untuk mengetahui struktur dan bentuk-bentuk bakteri. Pengujian mikroskopik dilakukan dengan metode pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram. Pewarnaan Gram banyak dilakukan untuk identifikasi bakteri terutama yang berkaitan dengan kesehatan, baik kedokteran maupun obet-obatan (farmasi). Hasil pewarnaan ada 2 macam yaitu yang berwarna biru tua atau ungu tua yang disebut Gram positif dan yang berwarna merah tua disebut Gram negatif. Bakteri Gram negatif umumnya Volume 4 Nomor 1 April 2015 Uji Kelimpahan Mikroba Pada Daging Ayam Segar Di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram menyebabkan penyakit. Gram (Jekti, dkk, ISSN:2089-3205 HASIL PENELITIAN 2009). Pengamatan sampel daging ayam diketahui jumlah bakteri tiap-tiap cawan METODE PENELITIAN dari berbagai variasi pengenceran yang Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pengambilan sampel daging ayam segar yang dijual di Pasar Dasan Agung Kota Mataram. Pengambilan sambel dilakukan secara random. Uji kelimpahan mikroba Laboratorium dilakukan Mikrobiologi di FKIP Universitas Mataram. Penelitian sebanyak 2 kali pengulangan. Suspensi sampel yang akan dihitung jumlah koloni bakterinya dibiakkan dari suspensi pengenceran 104, disajikan pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Bakteri tiap-tiap cawan dari berbagai variasi pengenceran Jumlah Jumlah U P Koloni Bakteri (koloni) (cfu/ml) 104 50 5.106 1 105 15 *** 106 11 *** 4 10 36 3,6.106 5 2 10 23 *** 6 10 3 *** Keterangan: U = ulangan P = pengenceran *** = koloni bakteri di bawah 30 koloni 105, dan 106. Koloni yang diamati setelah Morfologi koloni bakeri yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. berbedaditemukan pada 3 cawan petri Morfologi bakteri diamati dari segi form, berbeda elevation, margin, dan warna koloni. pengenceran 104, 105, dan 106 pada masing- Pewarnaan masing pengulangan seperti yang disajikan Gram dilakukan untuk mengetahui kelompok bakteri. Dilakukan pewarnaan spora pada spora. Untuk menghitung jumlah bakteri pada suatu sampel pengenceran, digunakan rumus sebagai berikut : Koloni = 25 x Oryza Jurnal Pendidikan Biologi 3 pengenceran, yakni pada Tabel 3. Tabel 3. Morfologi bakteri pengamatan pewarnaan Garam yang ditemukan adanya dari Kol I II III IV V Form IR IR RH CR CR Morfologi Ele Mar FL LB FL FM FM FL EN FL EN Warna PS PS PS PS PB Keterangan: Kol = Koloni Ele = Elevation Mar = Margin IR = Irregular RH = Rhizoid Volume 4 Nomor 1 April 2015 Uji Kelimpahan Mikroba Pada Daging Ayam Segar Di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram CR FL LB FM EN PS PB = Circular = Flat = Lobate = Fillamentous = Entire = Putih Susu = Putih Bening tukak lambung. Sedangkan bakteri Gram positif umumnya menyebabkan keracunan makanan (Staphylococcus). Pada pengamatan pewarnaan Gram KI ditemukan adanya spora. Pengamatan Hasil pewarnaan gram disajikan pada Tabel 4 berikut ini : Warna Merah II III IV V Ungu Ungu Ungu Ungu dilanjutkan dengan pewarnaan spora menggunakan pewarna Malachit Green dan Tabel 4. Hasil pewarnaan gram Kol I ISSN:2089-3205 Bentuk Basil, Streptobasil Coccus Coccus Coccus Coccus pewarna Spora - Hasil identifikasi morfologi dan pewarnaan bakteri, ditemukan 5 koloni bakteri yang mewakili keseluruhan koloni kontras pengamatan dibawah menggunakan dengan safranain. mikroskop perbesaran bantuan Hasil 1000x minyak dan emertion menunjukkan dengan jelas spora yang terbentuk. Spora yang terlihat berwarna hijau, sedangkan yang berwarna merah merupakan sel vegetatif seperti yang disajikan pada Gambar 1 berikut : bakteri yang ditemukan pada sampel daging ayam segar yang diperoleh di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram. Banyak spesies bakteri Gram- negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel Gambar 1. Spora lapisan Santoso (2010, dalam Ericka, 2011) lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS menyebutkan bahwa ada dua genus bakteri atau penyakit yang dapat membentuk endospora, yaitu pencernaan yang dapat disebabkan oleh genus Bacillus dan genus Clostridium. baktari Gram negetif anatara lain yaitu Struktur spora yang terbentuk di dalam salmonelosis, gastroenteritis/radang saluran tubuh vegetatif bakteri disebut sebagai cerna, disentri, kolera, gastroenteritis, dan ‘endospora’ gram-negatif, 26 endotoksin). terutama Beberapa Oryza Jurnal Pendidikan Biologi (endo=dalam, spora=spora) Volume 4 Nomor 1 April 2015 Uji Kelimpahan Mikroba Pada Daging Ayam Segar Di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram ISSN:2089-3205 yaitu spora yang terbentuk di dalam tubuh. manusia dan oleh karenanya mungkin Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa mengandung bakteri patogen lain yang endospora merupakan sel yang mengalami berbahaya. dehidrasi dengan dinding yang mengalami Tingginya kontaminasi Salmonella penebalan serta memiliki beberapa lapisan sp. pada pasar tradisional disebabkan tambahan. Dengan adanya kemampuan karena kontaminasi berasal dari air yang untuk membentuk spora ini, bakteri tersebut digunakan sudah kotor dan ayam yang telah dapat bertahan pada kondisi yang ekstrim. dicuci tidak disimpan diwadah melainkan Jika disesuaikan dengan SNI diletakkan diatas lantai dan diproses 7388:2009, maka diketahui bahwa hasil uji menjadi bagian-bagian karkas sehingga kelimpahan mikroba pada daging ayam kemungkinan limbah-limbah karkas seperti yang bersumber dari Pasar Tradisional darah, Dasan Agung Kota Matarm melebihi batas mengkontaminasi daging ayam tersebut. maksimum Dengan Salmonella yang mengkontaminasi pangan begitu, pemanfaatan daging ayam segar dari terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran pasar tersebut perlu diwaspadai. Dominasi manusia maupun hewan atau makanan bakteri hewan (Arifah, 2010). cemaran yang mikroba. umumnya ditemui pada bulu, kotoran dan jeroan pengamatan kali ini adalah dari golongan bakteri Gram negatif. Beberapa golongan KESIMPULAN bakteri Gram negatif seperti E. coli dan Berdasarkan hasil penelitian yang Salmonella merupakan jenis bakteri yang telah dilakukan maka dapat diperoleh keberadaannya perlu diwaspadai mengingat kesimpulan penyakit yang dapat ditimbulkan olehnya. cemaran bakteri pada sampel daging ayam yaitu kelimpahan jumlah Widiyanti dan Ristiati (2004), yang segar yang berasal dari Pasar Tradisional menyatakan bahwa adanya bakteri-bakteri Dasan Agung Kota Mataram jauh melebihi indikator sanitasi umumnya adalah bakteri batas maksimum cemaran mikroba yang yang lazim terdapat dan hidup pada usus dimuat pada SNI 7388:2009 sehingga perlu manusia, jadi bakteri dilakukan pengolahan yang benar sebelum tersebut pada makanan dijadikan menu makanan. Bakteri yang menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih ditemukan terdiri dari bakteri Gram positif tahap pengolahannya pernah mengalami dan Gram negatif yang didominasi oleh kontak dengan feses yang berasal dari usus bakteri Gram negatif sehingga beresiko 27 dengan air adanya atau Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015 Uji Kelimpahan Mikroba Pada Daging Ayam Segar Di Pasar Tradisional Dasan Agung Kota Mataram lebih tinggi menimbulkan ISSN:2089-3205 penyakit terutama yang berkaitan dengan penyakit saluran pencernaan. DAFTAR PUSTAKA Arifah, I.N. 2010. Analisis Mikrobiologi pada Makanan. Surakarta : Program Studi Teknologi hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Badan Standarisasi Nasional. 2009. Batas Maksimun Cemaran Mikroba dalam Makanan. Jakarta : Departemen Pertanian . 1995. Mutu Karkasdan daging Ayam Pedaging. Jakarta : Departemen Pertanian. BPOM. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. http://www.pilciranrakyat.com. Diakses tanggal 19 Desember 2012. Ericka,D. 2011. Pewarnaan Spora Bakteri. Diakses dari http://www.erickabio.wordpress.co m pada tanggal 23 Desember 2012. Jekti, D.S.D.Y, Rasmi, D.A.C.R, Sukarso, A. 2009. Penuntun Praktikum Mikrobiologi 1. Mataram : Laboratorium Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Mataram. Widiyanti, NP.M, Ristianti, N.P. 2004. Analisis Kualitatif bakteri Koliform pada depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja bali. Bali : Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas PMIPA IKIP Negeri Singaraja. 28 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015