naskah publikasi hubungan dukungan suami

advertisement
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL
YOGYAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
SARTIKA MONY
20080320151
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Naskah Publikasi
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL
YOGYAKARTA
Disusun oleh:
SARTIKA MONY
20080320151
Telah disetujui pada tanggal 7 Februari 2017
Dosen pembimbing
Dosen penguji
Romdzati, S.Kep.,Ns MNS
NIK: 19820720200910173104
Rahmah, M.Kep.,Sp.Kep.An
NIK: 198201302005012002
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sri Sumaryani, M.Kep.,Sp.Mat., HNC
NIK: 197703132000104173046
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Sartika Mony
NIM
: 20080320151
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Fakultas
: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya
Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya tulis ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, Februari 2017
Yang membuat pernyataan,
Sartika Mony
ii
Relationship Between Husband’s Support with Exclusive Breastfeeding in Baby
Aged 0-6 Month in Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
Sartika Mony1 , Romdzati2
1 Student, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Sciences
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2 Lecture, School of Nursing,
Faculty of Medicine and Health Sciences, Universitas Muhammad iya h
Yogyakarta
ABSTRACT
The main causes of infant mortality rate are neonatal prombles’m and
infectious diseases such as diarrhea and pneumonia as well as malnutrition due to
lack of exclusive breast milk. A family support, especially husband, is imperative to
succeed exclusive breast feeding.
This research was a non experimental research with cross sectional
approach. The subjects of this research were 227 mothers whose of baby within 06 months old in Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. There were 46
respondents who were collected based on Purposive Sampling method. The data
was analyzed using Chi Square analysis.
Based on the date testing using Chi Square, the result was χ2 5,893 which p
= 0,033 (p<5%), which meant there was correlation between husband support to
exclusive breastfeeding for babies within 0-6 months in Puskesmas Kasihan 1
Bantul Yogyakarta.
This research showed there was correlation between husband support with
exclusive breast-feeding to 0-6 months old babies in Puskesmas Kasihan 1 Bantul
Yogyakarta of which correlation was low.
Keywords: husband Support-exclusive Milk
`
iii
Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 06 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta.
Sartika Mony1 , Romdzati2
1 Mahasiswa, Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2 Dosen
Pembimbing, Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
INTISARI
Penyebab utama tingginya angka kematian bayi dan balita adalah ganggua n
pada saat bayi baru lahir (neonatal) dan penyakit infeksi, seperti diare dan
pneumonia serta kekurangan gizi (gizi buruk) akibat tidak mendapatkan ASI
eksklusif. Peran keluarga terutama suami merupakan hal yang sangat penting dalam
mengsukseskan pemberian ASI eksklusif .
Penelitian ini merupakan penelitian non experiment dengan metode
pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah semua ibu yang memilik i
bayi berusia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
yang berjumlah 227 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive
Sampling didapatkan 46 orang. Analisa data menggunakan analisa chi square.
Berdasarkan uji data yang diperoleh dengan menggunakan analisa chi
square didapatkan hasil χ2 5,893 dimana p = 0,033 (p<5%), berarti ada hubunga n
antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan dukungan suami dengan
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan
I Bantul Yogyakarta dengan rentang kategori rendah.
Kata kunci: dukungan suami - ASI eksklusif
iv
1
PENDAHULUAN
Data yang diperoleh dari World Health Statistik 2011 menyebutkan bahwa
terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB) diantara negara negara anggota ASEAN pada tahun 2009. Angka kematian balita terendah di
Singapura yaitu 3 kematian per 1.000 kelahiran hidup sedangkan yang tertinggi di
Kamboja yaitu 88 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Di Indonesia sebanyak 34
kematian per 1.000 kelahiran hidup1 .
Menurut Survey Demografi Kesehatan Rumah Tangga (SDKRT) Angka
kematian bayi di Indonesia tahun 2007 mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup
dengan AKB terendah Yogyakarta yaitu 19 per 1.000 kelahiran hidup1 . Angka
kematian bayi di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 mencapai 19 per 1000
kelahiran hidup. Kecamatan dengan kematian bayi tertinggi yaitu di wilayah
Kecamatan Banguntapan dengan 19 kasus dan Kecamatan Jetis dengan 15 kasus.
Sedangkan untuk Kecamatan Kasihan, angka kematian bayi berjumlah 11 per 1000
kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Kabupaen Bantul tertinggi adalah Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu 30 %2 .
Penyebab langsung kematian bayi adalah komplikasi pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Penyebab tidak langsung AKB adalah faktor
lingkungan, perilaku, genetik, dan pelayanan kesehatan sendiri3 . Penyebab utama
tingginya angka kematian bayi dan balita adalah gangguan pada saat bayi baru lahir
(neonatal) dan penyakit infeksi, seperti diare dan pneumonia serta kekurangan gizi
(gizi buruk) akibat tidak mendapatkan ASI eksklusif4 .
Fakta menunjukkan pemberian ASI eksklusif masih belum maksima l,
bahkan sebagian ayah atau suami belum mengatahui pengertian dari ASI eksklusif
2
padahal suami atau ayah adalah figur utama dalam memberikan dukungan kepada
ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya5 .
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2006-2007, jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan
hanya mencakup 67% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun dengan
bertambahnya usia bayi, 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19% pada bayi usia 7-9
bulan. Kondisi yang lebih memprihatinkan, 13% bayi di bawah dua bulan telah
diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberikan makanan
tambahan6 . Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, jumlah pemberian
ASI eksklusif pada bayi di bawah usia nol (0) bulan hanya mencakup 39,8%
sedangkan bayi usia 5 bulan hanya 15% dari total bayi yang ada1 .
Tahun 2009 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), cakupan ASI di
propinsi DIY sebesar 34,56% sedangkan target nasionalnya sebesar 80% selama 5
tahun cakupan pemberian ASI eksklusif secara umum mengalami peningkata n,
tetapi pada tahun 2008 cakupan ASI eksklusif sedikit menurun, hal ini dikarenakan
masa transisi ASI eksklusif yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Cakupan bayi
yang diberi ASI eksklusif di Kabupaten Bantul tahun 2011 sebesar 42,3 %
meningkat bila dibandingkan tahun 2010 sebanyak 29,87 %2 .
Keberhasilan dan kesuksesan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi
tidak hanya dapat dilakukan oleh ibu saja, tetapi juga harus mendapatkan dukungan
dari keluarga ataupun orang-orang terdekat ibu seperti suami. Peran suami sama
besarnya dengan peran ibu terutama dalam segi psikologis, sehingga jika seseorang
ibu berhasil memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, maka ini merupakan
keberhasilan ibu dan suami7 .
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
Puskesmas Kasihan I Bantul terbagi
yang dilakukan wilayah kerja
menjadi dua desa yaitu Tamantirto dan
Bangunjiwo. Dengan melihat data sekunder pada buku pemantauan wilayah
setempat (PWS) KIA di Puskesmas Kasihan I yang melakukan kunjungan pertama
di bulan Desember 2013 didapatkan jumlah ibu menyusui di dua desa wilayah kerja
Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta yaitu 33 orang sedangkan di desa
Tamantirto dan 37 orang. Menurut hasil wawancara dengan perawat di Puskesmas
Kasihan I Bantul Yogyakarta, dari hasil wawancara dengan perawat yang memilik i
tempat praktek di rumah, ada sekitar 9 ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif
pada bayinya karena tidak mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suaminya. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitia n
tentang hubungan dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif untuk bayi
usia 0-6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan
suami dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan
penelitian
non experiment dengan metode
pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah semua ibu yang memilik i
bayi berusia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
yang berjumlah 227 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive
Sampling didapatkan 46 orang. Analisa data menggunakan analisa chi square.
4
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 1.
Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan
F
%
SD
3
6,5
SMP
3
6,5
SMA
28
60,9
PT
12
26,1
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
1. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak
Distribusi
No.
1.
2.
3.
4.
Tabel
berpendidikan SMA (60,9%) dan sebagian kecil berpendidikan SD dan SMP yaitu
3 orang (6,5%).
Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan umur
No.
Umur
F
%
1. < 30 tahun
22
47,8
2. > 30 tahun
24
52,2
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak berumur
lebih dari 30 tahun yaitu 24 orang (52,2%) dan yang berumur kurang dari 30 tahun
sebanyak 22 orang (47,8%).
Karakteristik responden berdasarkan urutan anak yang disusui
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan urutan anak
No.
Urutan anak
F
%
Pertama
19
41,3
Kedua
18
39,1
Ketiga
8
17,4
Keempat
1
2,2
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
5
Tabel 3. memperlihatkan bahwa sebagian besar anak yang disusui adalah
anak pertama yaitu 19 orang (41,3%) dan yang paling sedikit anak keempat yaitu 1
orang (2,2%).
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.
Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
F
%
IRT
31
67,4
Swasta
9
19,6
Wiraswasta
6
13,0
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 4. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak bekerja
Distribusi
No.
1.
2.
3.
sebagai ibu rumah tangga yaitu 31 orang (67,4%) dan yang paling sedikit bekerja
sebagai wiraswasta yaitu 6 orang (13%).
Karakteristik responden berdasarkan penghasilan
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan
No.
Penghasilan
F
%
1
< 1 juta
29
63,0
2
> 1 juta
17
37,0
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 5. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak mempunya i
penghasilan kurang dari 1 juta yaitu 29 orang (63%) dan responden yang
mempunyai penghasilan lebih dari juta sebanyak 17 orang (37%).
Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif
No. Dukungan Suami Dalam Pemberian
F
%
ASI Eksklusif
1
Baik
34
73,9
2
Cukup
12
26,1
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
6
Tabel 6. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak mendapatkan
dukungan yang baik dari suaminya dalam memberikan ASI eksklusif yaitu 34 orang
(73,9%) sedangkan yang paling sedikit mendapatkan dukungan yang cukup dari
suaminya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 12 orang (26,1%).
Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif
No.
Pemberian ASI Eksklusif
F
%
1
Ya
40
87,0
2
Tidak
6
13,0
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 7. menunjukkan sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif
yaitu 40 orang (87%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 6 orang (13%).
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Mulai Segera Diberi ASI
No.
Mulai Segera diberi ASI
F
%
1
> 2 hari
3
6,5
2
0-6 jam
39
84,8
3
1-2 hari
3
6,5
4
7-24 jam
1
2,2
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 8. menunjukkan sebagian besar bayi mulai diberi ASI pada 0-6 jam
pertama setelah lahir yaitu 39 orang (84,8%) dan yang paling sedikit mulai diberi
ASI pada 7-24 jam setelah lahir yaitu 1 orang (2,2%).
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Pemberian kolostrum setelah lahir
No.
Pemberian kolostrum setelah lahir
F
%
1
Ya
46
100
2
Tidak
0
0
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 9. menunjukkan semua bayi (100%) diberi kolostrum setelah lahir.
7
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Menyusui Bayi Dalam Sehari
No.
Menyusui Bayi Dalam Sehari
F
%
1
4-6 kali
4
8,7
2
> 6 kali
42
91,3
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 10. menunjukkan sebagian besar bayi diberi ASI > 6 kali dalam sehari
yaitu 42 orang (91,3%) dan paling sedikit diberi ASI 4-6 kali dalam sehari yaitu 4
orang (8,7%).
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Bayi Yang Diberi Susu Formula
No.
Bayi Yang Diberi Susu Formula
F
%
1
Tidak formula
37
80,4
2
Formula
9
19,6
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 11. menunjukkan sebagian besar bayi tidak diberi susu formula
sebelum berumur 6 bulan yaitu 37 orang (80,4%) dan yang diberi susu formula
sebelum berumur 6 bulan sebanyak 9 orang (19,6%).
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Ibu Yang Mengalami Sakit Payudara Saat Menyusui
No.
Sakit payudara saat menyusui
F
%
1
Tidak
23
50,0
2
Ya
23
50,0
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 12. menunjukkan ibu menyusui yang mengalami sakit payudara saat
menyusui bayinya dan tidak mengalami sakit payudara saat menyusui bayinya
mempunyai proporsi yang sama yaitu 23 orang (50%).
Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Saat Mengalami Sakit
No.
Ibu Menyusui Saat Sakit payudara
F
1
Tidak
20
2
Ya
26
Jumlah
46
Sumber: Data Primer 2016
Payudara
%
43,5
56,5
100
8
Tabel 13. menunjukkan ibu yang tetap menyusui saat mengalami sakit
payudara sebanyak 26 orang (56,5%) dan yang tidak menyusui sebanyak 20 orang
(43,5%).
Tabel 14.
Distribusi Frekuensi Ibu Bekerja Saat Menyusui
No.
Ibu Bekerja Saat Menyusui
F
%
1
Tidak
34
73,9
2
Ya
12
26,1
Jumlah
46
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel 14. menunjukkan sebagian besar responden tidak bekerja saat
menyusui bayinya yaitu 34 orang (73,9%) dan ibu yang tetap bekerja sebanyak 12
orang (26,1%).
Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif untuk bayi 06 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta.
Tabel 15
Distribusi Silang Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI
Eksklusif Untuk Bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
Pemberian ASI Eksklusif
Dukungan suami
Ya
Tidak
Total
p
f
%
f
%
f
%
Baik
32
69,6
2
4,3
34
73,9
Cukup
8
17,4
4
8,7
12
26,1
0,033
Total
40
87
6
13
46
100
2
 =5.893, p= 0,033 , dan Koefisien kontigensi= 0,337
Tabel 15 menunjukkan
ibu yang memberikan
ASI eksklusif
dan
mendapatkan dukungan dari suaminya sebanyak 32 orang (69,6%), sedangkan
responden yang paling sedikit mendapatkan dukungan suami yang baik serta
memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak
2 orang (4,3%). Hasil uji statistik
menunjukkan nilai χ2 sebesar 5,893 dengan taraf signifikansi 0,033 (p<5%). Nilai
Koefisien kontigensi= 0,337 berada pada interval 0,200 sampai 0,399, termasuk
dalam kategori rendah, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan dukungan suami
9
dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I
Bantul Yogyakarta.
PEMBAHASAN
Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa responden yang paling banyak
mendapatkan dukungan yang baik dari suaminya dalam memberikan ASI eksklusif
yaitu 34 orang (73,9%) sedangkan yang paling sedikit mendapatkan dukungan yang
cukup dari suaminya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 12 orang (26,1%).
Keberhasilan dan kesuksesan dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi
tidak hanya dapat dilakukan oleh ibu saja, tetapi juga harus mendapatkan dukungan
dari keluarga ataupun orang-orang terdekat ibu seperti suami7 . Peran suami sama
besarnya dengan peran ibu terutama dalam segi psikologis, sehingga jika seseorang
ibu berhasil memberi ASI Eksklusif selama 6 bulan, maka ini merupakan
keberhasilan ibu dan suami. Hasil penelitian didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan oleh Yuniastuti di Rumah Bersalin Queen Latifa Yogyakarta tahun 2003
diketahui bahwa peran suami dalam pemberian ASI eksklusif menunjukkan peran
yang baik. Sebanyak 14 suami (70%) berperan baik.
Penelitian ini juga menyebutkan 12 orang (26,1%) mendapatkan dukungan
yang cukup dari suaminya dalam pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini
didukung penelitian yang telah dilakukan oleh Yuniastuti di Rumah
Bersalin
Queen Latifa Yogyakarta tahun 2003 diketahui bahwa 6 suami (30%) berperan
cukup baik dalam pemberian ASI eksklusif.
Dukungan suami yang tergolong cukup baik dapat disebabkan karena
kesibukan
suami
dalam
bekerja.
Karakteristik
responden
penelitian
ini
10
menunjukkan bahwa 67,4% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, artinya
suami yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kesibukan suami dalam
bekerja mempengaruhi suami dalam memberikan dukungan kepada istrinya yang
sedang menyusui.
Faktor yang klasik yang menghambat dukungan suami terhadap ibu
menyusui adalah ayah terlalu sibuk dalam pekerjaannya sehingga tidak ada waktu
untuk turut membantu istri dalam memberikan ASI secara Eksklusif 8 .
Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 7. menunjukkan sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif
yaitu 40 orang (87%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 6 orang (13%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden telah melakukan pemberian
ASI secara eksklusif sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada anak
dan suami serta sebagai bentuk kasih sayang ibu terhadap anaknya. Responden
yang memberikan ASI eksklusif disebabkan karena adanya kesadaran bahwa
memberikan ASI eksklusif sangat penting bagi tumbuh kembang bayi secara
optimal.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal sampai bayi berumur 6 bulan dan tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, tim7 . Namun
setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap dapat
diberikan ASI sampai bayi berusia 2 tahun
atau bahkan lebih dari 2 tahun,
dianjurkan menyusui dini (30-60 menit) tanpa dijadwal sesuai kemauan bayi.
11
Perilaku responden dalam memberikan ASI eksklusif dapat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan responden. Penelitian ini menyebutkan bahwa responden
yang berpendidikan SMA (60,9%) dan yang berpendidikan PT 26,1%.
Pendidikan berpengaruh terhadap pemberian ASI walaupun tidak dapat
dipisahkan dari segi ekonomi9 . Terlihat bahwa ibu yang tidak mendapat pendidikan
formal dan yang berpendidikan perguruan tinggi dapat lebih lama menyus ui
bayinya
daripada yang
berpendidikan
rendah.
Hal ini karena ibu yang
berpendidikan tinggi sadar akan keunggulan ASI dan ibu yang berpendidikan
menengah karena terpengaruh iklan susu formula.
Pada penelitian ini didapatkan 13% responden tidak memberikan ASI
eksklusif.
Perilaku
responden ini sesuai dengan pendapat Purwanti yang
menyebutkan fenomena yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa masih banyak
ibu-ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya secara optimal1 0 .
Berbagai penelitian menyebutkan akibat dampak dari tidak optimalnya pemberian
ASI eksklusif tersebut sangat besar. Apabila bayi dibawah 4 bulan telah diberi
makanan tambahan maka bayi akan sulit tidur di malam hari, selain itu bayi akan
mengalami gangguan-gangguan lain seperti sakit perut, diare, sembelit, infeksi,
kurang darah, dan alergi.
Dampak kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah bayi sangat rentan
terserang penyakit. Beberapa penyakit yang bisa disebabkan karena kegagalan
pemberian ASI eksklusif antara lain meningkatkan resiko kematian, infeksi saluran
pencernaan, infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan gizi buruk 11 .
12
Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif Untuk Bayi 06 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
Tabel 15 menunjukkan
ibu yang memberikan
ASI eksklusif
dan
mendapatkan dukungan dari suaminya sebanyak 32 orang (69,6%), sedangkan
responden yang paling sedikit mendapatkan dukungan suami yang baik serta
memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak
2 orang (4,3%). Hasil uji statistik
menunjukkan nilai χ2 sebesar 5,893 dengan taraf signifikansi 0,033 (p<5%). Nilai
Koefisien kontigensi= 0,337 berada pada interval 0,200 sampai 0,399, termasuk
dalam kategori rendah, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan dukungan suami
dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I
Bantul Yogyakarta. Adanya hubungan antara dukungan suami dengan pemberian
ASI eksklusif menunjukkan bahwa suami berperan penting dalam keberhasilan ASI
eksklusif. Hasil penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu mempunyai hubunga n
dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, sedangkan pengetahuan dan sikap suami
tidak
berpengaruh
terhadap
pemberian
ASI eksklusif.
Menurut
Ridwan
pengetahuan ibu tentang pengetahuan ASI dan cara pemberian ASI yang benar
dapat menunjang keberhasilan ibu dalam menyusui9 . Ketidaktahuan ibu tentang
keunggulan ASI dan resiko pemberian makanan tambahan lebih awal dapat
memberi pengaruh buruk pada bayi yaitu rentan terhadap penyakit infeksi dan
diare.
KESIMPULAN
1.
Ibu yang mendapatkan dukungan yang baik dari suaminya dalam memberika n
ASI eksklusif sebanyak 34 orang (73,9%) sedangkan yang mendapatkan
13
dukungan yang cukup dari suaminya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 12
orang (26,1%).
2.
Ibu yang memberikan ASI eksklusif yaitu 40 orang (87%) dan yang tidak
memberikan ASI eksklusif 6 orang (13%).
3.
Ada hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 06 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta (χ 2 5,893; p 0,033 (p<5%).
SARAN
Bagi ibu dan suami, agar saling mengingatkan untuk memberikan ASI
eksklusif untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan sama-sama
menyadari pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kemenkes. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010: Kementria n
Kesehatan RI. Jakarta.
2.
Dinkes Bantul. (2012). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2012.
Dinkes.
3.
Nurliawati, E. (2013). Hubungan Antara Preeklampsia Berat Dengan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSU dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun
2013.
4.
Ririn. (2011). Gambaran faktor-faktor Yang Mempeengaruhi Pemberian Susu
Formula Pada Ibu Yang Mempunyai Balita Usia 0-6 Bulan. Kesehatan
Masyarakat. Vol 3. No 1.
5.
Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif : Yogyakarta. DIVA Press
6.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2007). Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2006-2007. Jakarta.
7.
Roesli, U. (2008). ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
14
8.
Fajar. (2009). Faktor-Faktor yang Menghambat Keinginan Suami Untuk Turut
Menyukseskan Pemberian ASI Secara Eksklusif, (Http://www.kakak.or g.),
diakses pada 17 Oktober 2014.
9.
Ridwan Amirudin. (2007). Faktor-faktor penyebab rendahnya pemberian ASI
eksklusif Pada Bayi. Diakses pada 17 Oktober 2014.
10. Purwanti. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung: Cendekia
11. Wiji, R.N. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui: Yogyakarta. Nuha Medika
Download