Telaah Teologis Atas Buku “ALLAH DALAM ALKITAB

advertisement
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
Telaah Teologis Atas Buku
“ALLAH DALAM ALKITAB & ALQURAN”
Karangan Frans Donald (FD)
Yesus Bukan Allah? (2)
Esra Alfred Soru*
Yohanes 1:1
Ayat Yoh 1:1 : “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersamasama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (biasanya dipakai sebagai
salah satu ayat yang membuktikan keallahan Yesus namun ayat tersebut
justru dipakai oleh FD untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Allah.
Setelah mengutip bunyi Yoh 1:1 dalam bahasa Yunaninya “en arkhe en ho
logos kai ho logos en pros ton Theon, kai Theos en ho logos” FD menulis :
“Ada perbedaan makna yang sangat fatal jika kita telah meneliti makna
yang sebenarnya dari aspek tata bahasa. Perhatikan bahwa dalam ayat
tersebut di atas kata “theos” ada yang dilekati kata sandang “ton”,
sementara ada yang berdiri sendiri. Secara tata bahasa, dilekati kata
sandang berarti kata “theos” mengacu pada satu hal yang pasti. Sama
seperti “the” dalam bahasa Inggris. Sementara, kata “theos” yang tidak
memperoleh kata sandang cenderung dimaknai sebagai kata sifat. Jadi “ton
Theos” (dengan kata sandang) berarti “Sang Allah”, sedangkan “Theos”
(tanpa kata sandang) berarti “sifat ilahi”. Seperti istilah “si hitam” tidak
sama dengan “hitam”, begitu juga “ton Theos” Berbeda dengan “Theos”.
Yang pertama adalah kata benda, yang kedua kata sifat. (hal. 46-47). FD
melanjutkan : “…menurut penulis, terjemahan yang tepat untuk Yoh 1:1
yaitu : “Pada mulanya adalah Sang Firman, Sang Firman bersama-sama
dengan Sang Allah (ton Theos) dan Sang Firman bersifat ilahi (theos).
Cukup jelas bahwa Yoh 1:1 tidak mengatakan bahwa Sang Firman (Yesus)
itu adalah Sang Allah (Yahweh). Frase “Firman itu adalah Allah” lebih
tepat dipahami sebagai “Firman itu ilahi”. (hal. 47).
1
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
Menarik bahwa apa yang dikatakan FD ini mirip sekali dengan apa yang
dikatakan aliran Saksi Yehuwa. Dalam buku mereka “Bertukar Pikiran
Mengenai Ayat-Ayat Alkitab”, hal. 405 dikatakan bahwa : “John J.
McKenzie, S.J dalam bukunya Dictionary of the Bible, mengatakan “...
firman itu adalah makhluk ilahi.’ ... Dalam terjemahannya ke dalam bahasa
Jerman Ludwig Thimme menyatakannya sebagai berikut: ‘Firman itu
semacam allah.” Demikian juga pada hal. 431 : “Kata sandang tertentu
(bahasa Inggris, the) muncul di depan kata THEOS (Allah) yang pertama,
tapi tidak di depan kata yang kedua. Susunan dari kata benda itu, yaitu jika
didahului kata sandang, menunjuk kepada identitas, kepribadian,
sedangkan sebuah kata benda sebutan (predikat) tanpa kata sandang di
depannya (seperti susunan kalimat itu dalam bahasa Yunani) menunjuk
kepada sifat seseorang. Jadi ayat itu tidak mengatakan bahwa Firman
(Yesus) sama dengan Allah yang ada bersamanya tetapi, sebaliknya,
bahwa Firman itu seperti allah, ilahi, suatu allah”. Lalu benarkah apa yang
dikatakan FD dan Saksi Yehuwa tentang struktur bahasa Yunani yang
diterapkan dalam Yoh 1:1? Herlianto berkata : “Bagi seorang yang tidak
mempelajari bahasa Yunani, membaca uraian demikian memang
kelihatannya seakan-akan benar begitu…sebenarnya argumentasi itu
menunjukkan bahwa kembali suatu rekayasa untuk menurunkan derajat
Yesus agar Ia bukan sebagai Allah, melainkan sekedar “suatu allah”
(Herlianto; Saksi-Saksi Yehuwa : 147). Dari teks Yunaninya memang
benar bahwa kata “theos” yang dipakai untuk Allah ada kata sandangnya
(“ton”) sedangkan kata “theos” yang dipakai untuk Yesus (Firman) tanpa
kata sandang. Tetapi apakah hal itu memang menunjukkan bahwa Yesus
tidak setara dengan Allah dan dengan demikian Ia bukanlah Allah dalam
pengertian yang sebenarnya? Apakah itu berarti bahwa Yesus hanya
memiliki sifat ilahi (bukan Allah) sebagaimana yang disimpulkan FD?
Sayang sekali bahwa ternyata FD tidak cukup teliti sehingga ia tidak
melihat bahwa ternyata dalam dalam Yoh 1:1-18 terdapat 5 kata “theos”
yang menunjuk pada Yehuwa namun justru tidak memakai kata sandang. 5
ayat ini yakni ayat 6, 12, 13 dan 18 (yang muncul 2 kali).
Ada baiknya kita memperhatikannya. Ayat 6 : “Datanglah seorang yang
diutus Allah, namanya Yohanes…” (Yun : Egéneto ánthroopos
apestalménos pará Theoú ónoma autoó Iooánnees). Kata “Theos” jelas
2
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
menunjuk pada Yahweh tapi ternyata tidak memakai kata sandang kan?
Ayat 12 : “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”. (Yun : Hósoi dé élabon autón édooken autoís exousían tékna Theoú
genésthai toís pisteúousin eis tó ónoma autoú) Jelas kata “Allah” dalam
ayat ini menunjuk pada Yahweh tapi ternyata tanpa kata sandang bukan?
Ayat 13 : “orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah. (Yun : hoí ouk ex haimátoon oudé ek theleématos
sarkós oudé ek theleématos andrós all ek Theoú egenneétheesan). Dalam
ayat ini kata “Allah” sekali lagi menunjuk pada Yahweh tapi ditulis tanpa
kata sandang.
Ayat 18 : “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
(Yun : Theón oudeís heoóraken poópote Monogeneés Theós ho oón eis tón
kólpon toú Patrós ekeínos exeegeésato). Dua kata “Theos” di sini
menunjuk pada Yahweh. Lalu dapatkah FD menunjukkan kata sandang
yang dikaitkan dengan kata tersebut? Mengikuti apa yang dikatakan FD
bahwa kata “theos” tanpa kata sandang di depannya hanya menunjuk pada
kata sifat dan karenanya Yesus bukanlah Allah maka dari 5 ayat yang telah
dikutip di atas, dapatkah FD berkesimpulan juga bahwa Yahweh hanya
bersifat ilahi dan bukan Allah dalam pengertian yang sesungguhnya?
Selain itu bagaimana jika ternyata di bagian lain dari Alkitab terdapat kata
“theos” dengan menggunakan kata sandang yang dipakai untuk menunjuk
pada Yesus? Baiklah saya Bantu FD untuk melihatnya. Kis 20:28 :
“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah
yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan
jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah AnakNya sendiri”.
Perhatikan bahwa terjemahan ayat ini tidaklah cukup tepat karena kata
‘Anak’, yang saya coret itu, sebenarnya tidak ada dalam teks aslinya.
Dengan demikian kata ‘Nya’ jelas menunjuk kepada kata ‘Allah’ (yang
saya garis bawahi), dan sekaligus kata itu pasti menunjuk kepada Yesus
(karena ada kata ‘darah’). Karena itu jelas bahwa ayat ini menyatakan
Yesus sebagai Allah. Bandingkan dengan terjemahan KJV : ‘Take heed
therefore unto yourselves, and to all the flock, over the which the Holy
3
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
Ghost hath made you overseers, to feed the church of God, which He hath
purchased with His own blood’ (Karena itu perhatikanlah dirimu sendiri,
dan seluruh kawanan, di atas mana Roh Kudus telah menjadikan kamu
penilik, untuk memberi makan gereja Allah, yang telah dibeli-Nya dengan
darah-Nya sendiri). Alkitab NIV dan NASB menerjemahkan seperti KJV.
RSV sama salahnya dengan TBI (Terjemahan Baru Indonesia), tetapi pada
catatan kakinya memberikan terjemahan seperti KJV/NIV/NASB. Dengan
demikian jelas bahwa kata “Allah” dalam ayat ini menunjuk pada Yesus.
Sekarang mari kita perhatikan teks Yunaninya : Proséchete heautoís kaí
pantí toó poimníoo en hoó humás tó Pneúma tó Hágion étheto episkópous
poimaínein teén ekkleesían toú Theoú heén periepoieésato diá toú
haímatos toú idíou”. Bukankah kata “theos” di sini memakai kata sandang
“tou”?
Selanjutnya Tit 2:13 : “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita
yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan
Juruselamat kita Yesus Kristus”. Budi Asali memberikan penjelasan :
Bagian terakhir dari ayat ini yang saya garis bawahi memungkinkan 2 cara
pembacaan : (1) [Allah yang Mahabesar] dan [Juruselamat kita Yesus
Kristus]. Kalau dipilih pembacaan yang ini, maka ayat ini tidak
menunjukkan Yesus sebagai Allah. (2) [Allah yang Mahabesar dan
Juruselamat kita], Yesus Kristus. Kalau dipilih pembacaan yang ini, maka
ayat ini menunjukkan Yesus sebagai Allah. NIV kelihatannya memilih
pilihan kedua karena NIV menerjemahkannya sebagai berikut: ‘while we
wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and
Savior, Jesus Christ’ (sementara kita menantikan pengharapan yang mulia
- penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita,
Yesus Kristus). Kelihatannya cara kedua yang lebih dapat diterima karena
kata ‘appearing’ (penampilan/pemunculan) yang digunakan di sini adalah
kata bahasa Yunani EPIPHANEIA, yang biasanya menunjuk pada
kedatangan Yesus yang kedua kalinya (band. 2 Tes 2:8; 1 Tim 6:14; 2 Tim
4:1,8). Karena itu jelas bahwa ayat ini tidak berbicara tentang 2 pribadi
(yang pertama adalah ‘Allah yang mahabesar’, dan yang kedua adalah
‘Juruselamat kita Yesus Kristus’), tetapi ayat ini hanya berbicara tentang 1
pribadi, yaitu Yesus Kristus, yang disebutkan sebagai ‘Allah yang
mahabesar dan Juruselamat kita’. (Bagaimana menaklukkan dan
4
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
membongkar
fitnah
/
dusta
/
kepalsuan;
www.members.tripod.com/gkri_exodus). Dengan demikian menjadi jelas
bahwa di sini Yesus Kristus disebut dengan sebutan ‘Allah yang
mahabesar’, atau dalam NIV disebutkan ‘our great God and Savior’ (Allah
kita yang besar dan Juruselamat kita). Sekarang mari kita periksa teks
Yunaninya : “prosdechómenoi teén makarían elpída kaí epifáneian teés
dóxees toú megálou Theoú kaí Sooteéros heemoón Ieesoú Christoú” Jelas
bahwa kata “theos” yang menunjuk pada Yesus ini didahului oleh kata
sandang “tou”. Ibr 1:8 : “Tetapi tentang Anak Ia berkata: ‘Takhta-Mu, ya
Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu
adalah tongkat kebenaran”. Perhatikan baik-baik ayat ini. Ia yang berkata
dalam ayat ini jelas menunjuk pada Sang Bapa. Sang Bapa berkata pada
Anak “Takhta-Mu, ya Allah”. Jadi Bapa menyebut Anak sebagai Allah.
Dengan demikian kata “Allah” dalam ayat ini menunjuk pada Anak
(Yesus). Sekarang lihat teks Yunaninya : prós dé tón Huión Ho thrónos
sou ho Theós eis tón aioóna toú aioónos kaí hee rábdos teés euthúteetos
rábdos teés basileías sou” . Tidakkah jelas bahwa ada kata sandang “ho” di
depan kata “theos” yang menunjuk pada Yesus? Hal yang sama juga
terdapat dalam ayat-ayat 2 Pet 1:1. Dari survei yang sederhana ini jelas
terlihat bahwa pengetahuan FD di sekitar bahasa Yunani masih sangat
minim dan juga ia kurang teliti. Sayangnya ia terlalu gegabah membuat
kesimpulan bahwa Yesus bukanlah Allah.
Yohanes 10:30
Yoh 10:30 mencatat perkataan Yesus : “Aku dan Bapa adalah satu."
Ini adalah ayat penting dalam mempertimbangkan ketuhanan Yesus tapi
FD membantahnya dengan berkata : “Secara kurang tepat, ayat ini
langsung diartikan oleh para teolog Trinitarian bahwa Yesus adalah Allah,
pribadi yang sama dengan Bapa….Sesuai dengan konteksnya, kata “satu”
dalam Yoh 10:30 maupun Yoh 17 bukanlah satu pribadi, melainkan satu
visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu pikir, bukan satu
sosok atau satu oknum. Seperti halnya sepasang suami-isteri adalah satu
tapi tetap dua pribadi yang berbeda. (hal. 47-48). Sebelum kita menguji
5
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
apakah benar ayat ini tidak membuktikan ketuhanan Yesus seperti yang
dikatakan FD, perlu diketahui bahwa justru dari kalimatnya ini
membuktikan bahwa FD sama sekali tidak memahami alias buta terhadap
konsep trinitas/tritunggal Kristen. Ia terlalu cepat menolak doktrin
trinitas/tritunggal tanpa memahami doktrin tritunggal yang sebenarnya.
Meskipun pembahasan tentang tritunggal akan saya sampaikan dalam
tulisan yang lain dalam seri tanggapan terhadap FD, tapi dalam kaitan
dengan Kristologi hal ini perlu disingkapkan sedikit. Dari kata-kata FD
yang saya garis bawahi di atas (pribadi yang sama dengan
Bapa,….bukanlah suatu pribadi…. bukan satu sosok atau satu oknum)
kelihatan bahwa FD menganggap doktrin tritunggal mengajarkan bahwa
Yesus itu adalah oknum/pribadi yang sama dengan pribadi Bapa). Itulah
sebabnya ia berkata : “…ayat ini langsung diartikan oleh para teolog
Trinitarian bahwa Yesus adalah Allah, pribadi yang sama dengan Bapa….
kata “satu” dalam Yoh 10:30 maupun Yoh 17 bukanlah satu pribadi,
melainkan satu visi, satu misi, satu pekerjaan, satu spirit, satu hati, satu
pikir, bukan satu sosok atau satu oknum”. Rupanya pemahaman seperti ini
juga yang membuat FD ketika membahas Yoh 12:49-50 menulis : “Yesus
dengan tegas menyatakan bahwa “Bapa” yang mengutus Yesus, Dialah
yang memerintah Yesus. Jelas bahwa Bapa dan Yesus adalah dua entitas
yang terpisah” (hal. 40).
Di halaman 41 dari bukunya, FD ketika membahas Mark 15 :34
mengatakan : “menjelang wafat, Yesus memanggil Allahnya, ‘Eloi-Eloi
lama sabakhtani”. Jika Yesus adalah Allah sendiri, mengapa dia
memanggil dirinya sendiri? Jelas Yesus bukanlah Allah (Yahweh).
Demikian pula dalam halaman yang sama ketika membahas Kis 7 :55-56
ia berkata : ‘Stefanus jelas melihat bahwa Yesus berdiri DI SEBELAH
KANAN ALLAH, berarti jelas sekali Yesus bukan Allah
(Bapa/Yahweh)”. Rupanya di sinilah titik kesalahpahaman dan
ketidakmengertian FD terhadap doktrin tritunggal. FD memakai ayat-ayat
yang menunjukkan bahwa Yesus adalah pribadi yang berbeda dengan
Bapa untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah namun ia tidak
sadar dan tidak tahu bahwa sebenarnya doktrin tritunggal yang akitabiah
tidak pernah mengatakan bahwa Yesus adalah pribadi/oknum yang sama
dengan Bapa. Demikian juga dengan Roh Kudus. Dalam rumusan kuno
6
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
dari doktrin tritunggal dikatakan bahwa “Bapa BUKAN Anak, Anak
BUKAN Roh Kudus dan Roh Kudus BUKAN Bapa, TETAPI Bapa
ADALAH Allah, Anak ADALAH Allah dan Roh Kudus ADALAH
Allah”. (Akan saya jelaskan dalam pembahasan tentang doktrin
tritunggal). Jadi jelas bahwa doktrin tritunggal tidak pernah menganggap
Yesus adalah pribadi/oknum yang sama dengan Bapa. Yang diklaim oleh
doktrin tritunggal adalah bahwa meskipun Yesus dan Bapa adalah
PRIBADI YANG BERBEDA tetapi mereka memiliki HAKIKAT YANG
SAMA. Saran saya sebaliknya FD belajar lebih banyak tentang doktrin
tritunggal sehingga ia tidak sembarangan ‘menembak’.
Memang ada ajaran tritunggal yang mengatakan bahwa Bapa, Anak dan
Roh Kudus adalah pribadi yang sama dan hanya berbeda dalam
peran/fungsinya saja sebagaimana Pak Ali di rumah sebagai ayah, di
kampong sebagai pak RT dan di kantor sebagai direktur. Jabatannya tiga
tapi pribadinya Cuma satu. Pandangan seperti ini disebut “ModalismeMonarkhianisme” yang sudah lama ditolak oleh gereja karena tidak
alkitabiah. Sepertinya serangan FD itu baru cocok jika dialamatkan pada
paham “Modalisme-Monarkhianisme”. Dengan demikian meskipun Yesus
adalah pribadi yang berbeda dari pribadi Bapa, itu tidak berarti bahwa Ia
bukanlah Allah. Karenanya argumentasi FD dari Yoh 12:49-50, Mark 15
:34 dan Kis 7 :55-56 salah sasaran dan mubazir dan gugur. Sangat
mungkin bahwa FD tidak percaya pada doktrin tritunggal disebabkan
karena ia telah mendapat pelajaran tentang tritunggal yang keliru.
Sekarang marilah kita memeriksa konteks Yoh 10:30 dan kita akan
melihat apakah kalimat Yesus : “Aku dan Bapa adalah satu" menunjuk
pada kesatuan visi, misi, pekerjaan, spirit, hati, pikir sebagaimana yang
dikatakan FD ataukah menunjukkan kesatuan hakikat dengan Bapa dan
dengan demikian Ia adalah Allah. Jika kita melihat konteks sebelum ayat
30 memang Yesus sementara membicarakan misi-Nya. Di ayat 17 Ia
berkata : ‘Aku memberikan nyawa-Ku’ dan di ayat 18 Ia berkata : ‘Inilah
tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku". Sebagai reaksinya terjadilah
pertentangan di antara banyak orang (ay 19-21). Mereka akhirnya datang
7
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
bertanya pada Yesus tentang siapa Dia sesungguhnya (ay 24). Sebagai
jawabannya Yesus mengemukakan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Ia berkata :
"Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya;
pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang
memberikan kesaksian tentang Aku..’ (ay 25) dan ‘dan Aku memberikan
hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar
dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari
tangan Bapa’ (ay 28-29) dan rangkaian kalimat Yesus ini diakhiri dengan
suatu pernyataan ‘Aku dan Bapa adalah satu" (ay 30). Jika kita berhenti
sampai di sini saja maka sepertinya kesimpulan FD benar namun mari lihat
konteks sesudahnya. Setelah pernyataan ‘Aku dan Bapa adalah satu"
disampaikan oleh Yesus maka orang Yahudi mengambil batu untuk
melempari Yesus (ay 31). Mengapa mereka hendak melempari Yesus ?
Apakah karena Yesus menyatakan bahwa Ia mempunyai kesatuan visi,
misi, pekerjaan, spirit, hati, pikir dengan Bapa? Perhatikan ayat 32 : ‘Kata
Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku
yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang
menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Ayat 33 berkata : ‘Jawab
orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami
mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan
karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah." Perhatikan baik-baik bahwa jawaban orang Yahudi
dalam ayat 33 tentang alasan mereka mau melempari Yesus bukan karena
pekerjaan Yesus/misi Yesus melainkan karena Ia menyamakan diri-Nya
dengan Allah. Reaksi ini terjadi segera setelah Yesus menyatakan ‘Aku
dan Bapa adalah satu’ (ay 30). Dengan demikian pastilah ‘satu’ yang
dimaksud dalam ayat 30 bukanlah satu visi, satu misi, satu pekerjaan, dll
melainkan satu hakikat dengan Allah. Yesus menyatakan bahwa Ia
sehakikat dengan Bapa dan itu berarti bahwa Ia juga adalah Allah. Itulah
yang membuat berang orang Yahudi. Jadi tafsiran bahwa Yesus sementara
menyatakan kesatuan hakikat dengan Bapalah yang selaras dengan reaksi
orang Yahudi pada Yesus. Orang Yahudi percaya dan mengerti bahwa
dengan kalimat itu Yesus menyatakan diri-Nya sama dengan Allah. Hal
lain yang mendukung tafsiran semacam ini adalah pernyataan Yesus dalam
ayat 36 : ‘masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa
8
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah!
Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?’ Yesus juga dianggap
menghujat Allah/menyamakan diri dengan Allah karena Ia menyebut diriNya Anak Allah. Jadi jelas bahwa keseluruhan konteks ayat tersebut
berbicara tentang reaksi terhadap pernyataan Yesus yang bahwa Ia
sehakikat dengan Bapa.
Bandingkan dengan Yoh 5:17-18 : “Tetapi Ia berkata kepada mereka:
‘Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.’ Sebab itu
orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja
karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa
Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”. Kalimat yang bergaris bawah ini dalam versi NIV dan
NASB berbunyi : ‘making himself equal with God’ (membuat diri-Nya
sendiri setara dengan Allah). Lihat juga Yoh 19:7 : “Jawab orang-orang
Yahudi itu kepadanya: ‘Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu
Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.’
(Catatan: terjemahan sebenarnya dari kata-kata ‘Ia menganggap diri-Nya
sebagai Anak Allah’ adalah ‘Ia membuat diri-Nya sendiri Anak Allah’).
Dengan demikian sekali lagi semua teori FD menjadi gugur. Sepertinya
FD perlu belajar hermeneutika Alkitab dengan lebih baik sebelum
membuat kesimpulan-kesimpulan. Bersambung…..
* Penulis lahir dan tinggal di Kupang, NTT
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/unitarian03-esra02.html
9
Yesus bukan Allah? (2) – Esra Alfred Soru
10
Download