BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerjemahan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerjemahan merupakan solusi untuk memecahkan masalah perbedaan bahasa.
Penerjemahan merupakan sebuah pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran. Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai salah satu
bentuk komunikasi yang berusaha menjembatani perbedaan budaya dan bahasa serta
aksi komunikasi untuk tujuan pembaca yang berbeda. Jika terjadi kesalahan dalam
menerjemahkan maka maknanya juga akan berbeda. Makna dan terjemahan mempunyai
hubungan yang sangat erat. Seperti yang dikemukakan oleh Newmark (1988) bahwa
menerjemahkan berarti memindahkan makna dari serangkaian atau satu unit linguistik
dari satu bahasa kebahasa lain. Dalam sebuah wacana ada beberapa makna antara lain
makna leksikal, gramatikal, kontekstual atau situasional, dan dan makna sosiokultural
dimana makna-makna tersebut harus sangat dicermati dalam penerjemahan.
Penerjemahan sangat berhubungan dengan makna dan semantik merupakan ilmu
yang mempelajari arti di dalam bahasa. Chaer (1989:60) menyatakan bahwa dalam
semantik yang dibicarakan adalah hubungan antara kata dengan konsep atau makna dari
kata tersebut, serta benda atau hal-hal yang dirujuk oleh makna itu yang berada diluar
bahasa. Makna dari sebuah kata, ungkapan atau wacana ditentukan oleh konteks yang
ada. Chaer juga berpendapat bahwa perubahan makna dapat disebabkan oleh
penggunaan eufemisme. Di dalam kajian semantik, eufemisme termasuk ke dalam
perubahan makna. Dalam pendapatnya, Chaer (1994:144) mengatakan bahwa
1
2
eufemisme adalah gejala ditampilkannya kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap
memiliki makna yang lebih halus, atau lebih sopan daripada yang akan digantikan.
Contoh penggunaan eufemisme:
Konteks: Sebelum berangkat menuju Seattle, Christian memberikan ciuman
yang membuat Ana sangat berdebar debar didalam helikopter.
Bsu :He leans forward and plants a brief, chaste kiss on my lips, leaving me
reeling, my insides clenching at the thrilling, unexpected touch of his lips.
Bsa : Dia membungkuk ke depan dan memberikan ciuman singkat di bibirku,
meninggalkanku
tergulung,
isi
tubuhku
mengepal
oleh
sentuhan
mendebarkan tak terduga dari bibirnya.
Contoh di atas diambil dari novel Fifty Shades of Grey, pada contoh tersebut
bentuk eufemisme di atas masuk ke dalam bentuk hiperbola yaitu melebih-lebihkan
suatu kejadian dan berdasarkan referensi eufemisme contoh di atas tergolong ke dalam
sexual activity. Dalam menerjemahkan kalimat-kalimat yang vulgar penerjemah harus
sangat berhati hati namun tetap mempertahankan makna yang terkandung dalam kalimat
yang mengandung eufemisme dalam bahasa sumber (Bsu). Hal itu juga sangat
dipengaruhi oleh budaya yang ada. Penggunaan teknik juga sangat mempengaruhi
terjemahan untuk memperoleh terjemahan yang akurat, berterima dan memiliki tingkat
keterbacaan tinggi. Eufemisme sangat berkaitan dengan hal - hal yang tabu baik
perbuatan maupun kata-kata. Maka dari itu eufemisme sangat diperlukan untuk
memperhalus kata-kata yang tabu dan vulgar tersebut. Penerjemah juga harus
memperhatikan pembaca sasaran yang akan membaca terjemahan tersebut, seperti yang
diungkapkan oleh (Nababan,2003:22) yaitu penerjemah harus jeli dan paham kepada
budaya siapa teks tersebut diperuntukkan.
3
Selain eufemisme yang merupakan bagian dari perubahan makna, ada juga
beberapa istilah lain yang juga merupakan bagian dari perubahan makna yaitu makna
peyoratif dan makna amelioratif. Kata-kata yang nilainya merosot menjadi rendah
disebut
dengan
peyoratif, sedangkan yang nilainya naik menjadi tinggi disebut
amelioratif. Misalnya kata istri dianggap amelioratif dari kata “bini” yang dianggap
peyoratif. Penggunaan eufemisme pada kata tersebut adalah menghindari kesan kasar
dan keterusterangan makna. Eufemisme mampu membungkus segala sesuatu yang
dianggap tidak baik sehingga menjadi baik. Di sini eufemisme berperan sebagai penetral
makna.
Eufemisme banyak terdapat di dalam teks untuk membuat teks lebih berterima
dengan kata-kata yang lebih halus . Dalam berkomunikasi, pada umumnya manusia juga
menggunakan bahasa yang sopan dan santun untuk menghormati lawan bicara.
Kenyataannya, penghalusan sangat diperlukan guna mengurangi kesalahpahaman atau
ketersinggungan antara pembicara dan pendengar. Penghalusan juga digunakan untuk
membuat kata kata yang terkesan vulgar menjadi lebih halus untuk didengar walaupun
makna yang diterima akan sama. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji
eufemisme yang terdapat dalam novel.
Novel merupakan karya yang di dalamnya menggunakan bahasa yang indah. Di
dalam novel dewasa sering sekali kita jumpai penghalusan dari kata yang memiliki
makna vulgar dan tabu yang dapat mempengaruhi keberterimaan sebuah novel.
Penghalusan juga sering terjadi pada terjemahan novel terutama pada novel dewasa
terkait dengan budaya yang ada. Pada penelitian ini, peneliti memilih novel Fifty Shades
of Grey (2011) dan terjemahannya. Ada beberapa hal yang membuat peneliti tertarik
untuk mengkaji eufemisme di dalam novel tersebut. Yang pertama, novel Fifty Shades
4
of Grey merupakan novel dewasa yang terjual lebih dari 100 juta copy. Hal ini
membuktikan bahwa novel ini sangat menarik minat pembaca. Novel mengandung
banyak aktifitas seksual dan organ seksual. Setelah membaca keseluruhan isi novel Fifty
Shades of Grey dan terjemahannya, peneliti menemukan bahwa di dalam novel tersebut
terdapat banyak bentuk eufemisme yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Hal ini
disebabkan eufemisme memang sering kita jumpai pada novel dewasa, majalah dewasa,
artikel politik dan lain lain.
Penelitian yang akan dilakukan ini terinspirasi dari beberapa penelitian yang
relevan sebelumnya. Penelitian yang berkaitan dengan eufemisme sebelumnya antara
lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Sutarman (2012) yang berjudul “ Eufemisme
pada Rubrik ‘Konsultasi Seks dan Kejiwaa’ di Tabloid Nyata”. Dalam penelitian ini
peneliti hanya melihat bentuk ungkapan eufemisme dan maknanya. Dalam penelitian ini
peneliti juga melihat penggunaan citraan dalam kalimat yang mengandung eufemisme.
Penelitian ini merupakan penelitian murni eufemisme dan tidak membahas terjemahan.
Penelitian lain yang juga membahas eufemisme adalah penelitian yang
dilakukan Meilasari (2016) penelitian ini menganalisis penerjemahan ungkapan
eufemisme dan disfimisme dalam teks berita BBC. Penelitian ini menunjukan
disfemisme lebih sering digunakan dalam teks berita tersebut, namun penelitian ini juga
berfokus pada disfemisme. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji produk
terjemahan dan telah menganalisis teknik penerjemahan yang digunakan serta
dampaknya terhadap kualitas terjemahan.
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tia Rubby dan
Dadanila yang berjudul “Eufemisme pada Harian Seputar Indonesia” penelitian ini
menggunakan teori eufemisme yang dikemukakan oleh Chaer (1994:144) Penelitian ini
5
juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh Allan dan Burridge (1991:14) dalam
menentukan bentuk-bentuk eufemisme. Dalam harian Seputar Indonesia tidak
ditemukan seluruh bentuk-bentuk eufemisme, melainkan hanya 7 yaitu ekspresi
figuratif, flipansi, sirkumlokusi, singkatan satu kata untuk menggantikan yang lain,
umum ke khusus dan hiperbola. Dalam penelitian ini juga hanya membahas eufemisme
tanpa membahas penerjemahan.
Penelitian lain yang membicarakan eufemisme adalah penelitian yang dilakukan
oleh Hasyim yang berjudul “Eufemisme al-Qur'an : Telaah Sosiolinguistik-Sematik atas
Bahasa Tabu”. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
bahwa
Al- Quran
menggunakan eufemisme untuk mengungkapkan sebuah kata (tanda bahasa) yang
pengungkapannya dianggap tabu oleh masyarakat.
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lilimiwirdi yang berjudul
“Eufemisme dalam Masyarakat Minang Kabau di Kota Padang”. Penelitian ini berfokus
pada bentuk eufemisme, wujud eufemisme, makna yang terkandung di dalam
penggunaan eufemisme, fungsi eufemisme, dan ideologi serta nilai budaya yang
terkandung di balik penggunaan eufemisme oleh masyarakat Minangkabau di Kota
Padang. Di dalam penelitian ini, peneliti sudah mengkaji bentuk, wujud, makna,
ideologi serta nilai budaya eufemisme dalam masyarakat Minangkabau secara lengkap,
namun belum mengkaji produk terjemahan.
Penelitian lain yang mengkaji eufemisme dalam bahasa daerah antara lain adalah
Faridah (2002) dengan tesis yang berjudul “Eufemisme dalam Bahasa Melayu Serdang”
yang membahas bentuk, fungsi, dan makna eufemisme. Bentuk-bentuk eufemisme
dalam bahasa Melayu Serdang terdiri atas ekspresi figuratif, metafora, satu kata untuk
menggantikan kata yang lain, umum ke khusus, hiperbola, dan kolokial. Hasil penelitian
6
menunjukkan bahwa fungsi eufemisme meliputi sapaan dan penamaan, menghindari
tabu, menyatakan cara eufemisme digunakan, dan menyatakan situasi. Penelitian lain
yang juga membahas bahasa daerah adalah penelitian yang dilakukan oleh
Purba
(2002) dengan tesis berjudul “Eufemisme dalam Bahasa Simalungun”. Tesis tersebut
mendiskusikan bentuk dan fungsi eufemisme yang terdapat di dalam bahasa
Simalungun.
Penelitian-penelitian yang telah dipaparkan meninggalkan sejumlah masalah
yang dapat diteliti lebih mendalam dan dikembangkan. Sebagian besar peneliti
terdahulu mengkaji eufemisme yang terdapat pada bahasa daerah dan juga wacana yang
berbau politik. Meskipun beberapa penelitian sebelumnya sudah membahas secara
detail bentuk eufemisme serta makna dan kaitannya dengan budaya, namun hampir
keseluruhan penelitian belum ada yang mengacu pada produk terjemahan sebuah film
ataupun novel. Terdapat satu penelitian yang membahas produk terjemahan namun
lebih terfokus pada disfemisme. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, peneliti
menemukan gap yang belum diteliti dan dirasa sangat berbeda dari penelitian
sebelumnya. Peneliti tertarik untuk mengkaji bentuk eufemisme dalam novel Fifty
Shades of Grey. Peneliti juga ingin mengidentifikasi teknik-teknik apa saja yang
digunakan penerjemah dalam menerjemahkan organ dan aktifitas seksual yang
mengandung eufemisme tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap kualitas
terjemahan.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bentuk eufemisme organ dan aktifitas seksual apa saja yang terdapat pada novel
Fifty Shades of Grey?
7
2. Teknik
penerjemahan
apa
saja
yang
digunakan
penerjemah
dalam
menerjemahkan organ dan aktifitas seksual yang mengandung uefemisme pada
novel Fifty Shades of Grey?
3. Bagaimanakah dampak dari teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah
terhadap kualitas terjemahan pada novel Fifty Shades of Grey?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan tercapai sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi bentuk eufemisme organ dan aktifitas seksual yang terdapat
pada novel Fifty Shades of Grey .
2. Mengidentifikasi
teknik
apa
saja
yang
digunakan
penerjemah
untuk
menerjemahkan organ dan aktifitas seksual yang mengandung eufemisme pada
novel Fifty Shades of Grey
3. Mendeskripsikan bagaimana dampak dari teknik penerjemahan yang digunakan
oleh penerjemah dalam menerjemahkan terhadap kualitas terjemahan pada novel
Fifty Shades of Grey.
D. Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada sebuah penelitian dibuat untuk membatasi masalah agar
tidak meluas, lebih fokus dan lebih terarah. Batasan tersebut meliputi objek penelitian
dan teori analisis. Objek penelitian ini adalah organ dan aktifitas seksual yang
mengandung eufemisme yang terdapat dalam novel Fifty Shades of Greydan
terjemahannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) teori semantik, (2)
teori penerjemahan yang mengkaji teknik penerjemahan, (3) teori penerjemahan yang
mengkaji kualitas terjemahan.
8
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk para penerjemah, untuk
kegiatan praktik penerjemahan, ataupun peneliti lain yang mungkin tertarik dengan
kajian eufemisme dengan memperhatikan penggunaan teknik penerjemahan yang
digunakan sehingga dapat mempertahankan makna dalam eufemisme organ dan
aktifitas seksual. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian yang
menggunakan pendekatan semantik, khususnya mengenai eufemisme dan juga dapat
mengkaji lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan eufemisme. Penelitian ini
diharapkan berguna bagi penerjemah dan untuk penelitian di masa yang akan datang.
Download