PENGARUH PENGUMUMAN PERINGKAT

advertisement
PENGARUH PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
1
Annisa Maulida Harahap
2
Syahyunan
Alumni Dep. Manajemen FE USU1
Staf Pengajar Dep. Manajemen FE USU2
Abstract
Research question in this study was whether the bond rating upgrade announcements positively affect
on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia and whether the bond rating downgrade
announcements negatively affect the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia. Purpose of this study
was to investigate and analyze the positive effect of the bond rating upgrade announcements on the stock
market reaction to Bursa Efek Indonesia and to investigate and analyze the negative effect of the bond rating
downgrade announcements on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia.
The hypotheses in this study were: 1) The bond rating upgrade announcements positively effect on the
stock market reaction to Bursa Efek Indonesia and, 2) The bond rating downgrade announcements
negatively effect on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia. Sampling method in this study used a
non-probability sampling design with purposive sampling method. Population of research was issuers that
experienced bond rating change announcements by PT PEFINDO during the period 2006 to 2012. Research
sample consisted of 24 issuers that had 37 bond rating upgrade announcements and 8 bond rating
downgrade announcements. The method of analysis used one-sample t test for the first hypothesis and the
second hypothesis.
The Results of research were: 1) The bond rating upgrade announcements positively and not
significantly effect on the stock market reaction to the Bursa Efek Indonesia and, 2) The bond rating
downgrade announcements negatively and not significantly effect on the stock market reaction to the Bursa
Efek Indonesia.
Key Word: Bond Rating, Stock Market Reaction.
LATAR BELAKANG
Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
ekonomi pasar modal adalah sebagai sarana
pertemuan antara pihak yang kelebihan dana
dengan pihak yang kekurangan dana. Fungsi
keuangan ditunjukkan dengan memberikan imbal
hasil bagi pihak yang kelebihan dana dan
menyediakan dana untuk investasi bagi pihak
yang kekurangan dana.
Dalam memenuhi kebutuhan dana
perusahaan dapat melakukan penerbitan surat
hutang. Salah satu surat hutang yang paling sering
diperdagangkan adalah obligasi. Obligasi adalah
surat hutang jangka panjang yang paling fleksibel
dibandingkan dengan emisi saham. karena dengan
obligasi posisi kepemilikan perusahaan tetap.
Sebelum obligasi diterbitkan di Bursa
Efek Indonesia berdasarkan peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK) mewajibkan obligasi yang akan
diterbitkan memperoleh peringkat dari suatu
lembaga pemeringkat.
Peringkat obligasi sangat penting karena
mampu memberikan pernyataan informatif dan
memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan
hutang suatu perusahaan (Altman dan Nammacher
dalam Ketz dan Maher, 1990). Secara umum
obligasi akan dibagi dalam dua peringkat yaitu
investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan noninvestment grade (BB, B, CCC, D) dimana
biasanya ditambah tanda negatif (-) dan positif (+)
untuk menunjukkan kekuatan relatifnya. Obligasi
dengan tingkat investment grade adalah obligasi
yang masih layak dipertimbangkan untuk dibeli
oleh investor. Sedangkan, obligasi dengan tingkat
non-investment grade atau sering disebut junk
bond adalah obligasi yang tidak dianjurkan untuk
dibeli karena tingkat gagal bayar hutang yang
tinggi.
Pengumuman peringkat obligasi akan
mempengaruhi para pelaku pasar modal. Bond
rating akan menjadi indikator yang digunakan
oleh investor untuk memperkirakan kemampuan
perusahaan menghasilkan pendapatan dan
memperkecil risiko bisnis.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wahyunigsih (2008) menunjukkan
bahwa penurunan bond rating berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap pasar
saham, hal ini disebabkan karena ada
kemungkinan terjadi kebocoran informasi
mengenai penurunan peringkat obligasi sebelum
dipublikasikan.
Kebocoran
informasi
ini
dimungkinkan dapat menyebabkan pasar lebih
dahulu bereaksi sebelum periode pengamatan,
sehingga tidak terlihat reaksi pasar yang
diinginkan selama periode pengamatan. Hasil
penelitian Setiawan dan Shanti (2009)
menunjukkan bahwa pasar saham tidak beraksi
signifikan terhadap peristiwa perubahan peringkat
obligasi. Bond rating akan berpengaruh terhadap
pasar saham apabila informasi yang diberikan dari
penerbitan obligasi belum diketahui oleh pasar.
PT Berlian Laju Tanker Tbk. merupakan
perusahaan publik yang bergerak di bidang
transportasi
dan
bermarkas
di
Jakarta.
Berdasarkan data pengumuman peringkat obligasi
dari PT PEFINDO, pengumuman penurunan
peringkat obligasi dari idA menjadi idA- yang
terjadi pada PT Berlian Laju Tanker Tbk.
berdampak terhadap pergerakan sahamnya, seperti
yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
Penurunan Peringkat Obligasi PT Berlian Laju
Tanker Tbk. dari idA ke idA- Tahun 2010
Hari Pengumuman
Harga Saham (Rp)
+5
300
+4
308
+3
312
+2
316
+1
316
0
316
-1
312
-2
316
-3
312
-4
324
-5
336
Sumber : PT PEFINDO dan www.duniainvestasi.com
(data diolah)
Tabel 1 menunjukkan bahwa harga saham
sebelum terjadinya pengumuman penurunan
peringkat obligasi mengalami ketidakstabilan
harga dimana pada lima hari sebelum
pengumuman penurunan peringkat obligasi harga
saham mengalami kenaikan
dan kemudian
menurun dan naik kembali pada saat tanggal
pengumuman penurunan peringkat obligasi PT
Berlian Laju Tanker Tbk. Tetapi pada hari setelah
pengumuman penurunan peringkat obligasi
hingga tiga hari setelah pengumuman penurunan
peringkat obligasi harga saham mulai mengalami
penurunan, hal ini menunjukkan bahwa
pengumuman penurunan peringkat obligasi
kemungkinan tidak mengalami kebocoran
informasi dan semua investor memiliki informasi
yang sama sehingga dapat dimungkinkan bahwa
sesudah dan sebelum pengumuman penurunan
peringkat obligasi perusahaan mempengaruhi
keputusan untuk tidak membeli saham PT Berlian
Laju Tanker Tbk. sehingga berdampak kepada
menurunnya harga saham perusahaan.
Kemudian akan dibandingkan dengan
kenaikan peringkat obligasi yang terjadi pada PT
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. yang merupakan
perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang
unggas dan pembudidayaan udang di Indonesia,
serta produk pelet ekstraksi kopra untuk
digunakan dalam pakan ternak. Perusahaan mulai
beroperasi secara komersial pada bulan Januari
1971.
Produksi pakan ternak berlokasi di
Sidoarjo dan Surabaya. Berdasarkan data yang
diperoleh dari PT PEFINDO Peringkat obligasi
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. mengalami
kenaikan pada tahun 2011 dari idA- menjadi idA
seperti yang terlihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2
Kenaikan Peringkat PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk. dari idA- ke idA Tahun 2011
Hari Pengumuman
Harga Saham (Rp)
+5
4500
+4
4450
+3
4475
+2
4475
+1
4475
0
4425
-1
4550
-2
4550
-3
4625
-4
4875
-5
4925
Sumber : PT PEFINDO dan www.duniainvestasi.com
(data diolah)
Tabel 2 menunjukkan bahwa kenaikan
peringkat obligasi PT Japfa Comfeed Indonesia
Tbk. sejalan dengan kenaikan harga saham walau
terjadi penurunan pada hari pengumuman
kenaikan
peringkat
obligasi.
Hal
ini
dimungkinkan karena adanya optimisme dari
investor terhadap kemampuan perusahaan di masa
depan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
positif pengumuman kenaikan peringkat
obligasi terhadap reaksi pasar saham di Bursa
Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
negatif pengumuman penurunan peringkat
obligasi terhadap reaksi pasar saham di Bursa
Efek Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
Obligasi
Obligasi (bond) menurut Bodie et al.
(2006: 3) merupakan sekuritas yang diterbitkan
sehubungan dengan perjanjian pinjaman, pihak
peminjam menerbitkan (menjual) obligasi kepada
pihak pemilik dana dengan imbalan sejumlah
uang; jadi obligasi tersebut merupakan surat
pernyataan utang dari pihak peminjam kepada
pihak pemilik dana.
Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi merupakan peringkat
yang
menyatakan
mutu
obligasi
yang
mencerminkan
kemungkinan gagal bayar
(Bringham dan Houston, 2006: 373) yang disebut
dengan risiko kredit.
Suatu obligasi dikatakan mengalami
kenaikan peringkat bila kategori peringkat
obligasi pada periode saat ini lebih tinggi dari
kategori peringkat obligasi pada periode
sebelumnya, misalnya terjadi kenaikan peringkat
obligasi dari A- menjadi A dan dari A menjadi
A+. Sedangkan dikatakan mengalami penurunan
peringkat bila kategori peringkat obligasi pada
periode saat ini lebih rendah dari kategori
peringkat pada periode sebelumnya, misalnya
terjadi penurunan peringkat obligasi dari A
menjadi BBB dan dari BBB+ menjadi BBB-.
Menurut
Brigham
dan
Houston
(2006:375)
peringkat obligasi memiliki arti
penting baik bagi perusahaan maupun investor.
Pertama, karena peringkat obligasi adalah
indikator dari risiko gagal bayarnya, peringkat ini
memiliki pengaruh langsung yang dapat diukur
pada tingkat suku bunga obligasi dan biaya utang
perusahaan. Kedua, kebanyakan obligasi dibeli
oleh investor institusional daripada individual,
dan banyak institusi dibatasi hanya berinvestasi
pada sekuritas yang layak investasi.
Efisiensi Pasar
Menurut Tandelilin (2010: 218) efisiensi
pasar dari sudut pandang investasi berarti bahwa
harga pasar yang terbentuk sudah mencerminkan
semua informasi yang tersedia.
Konsep pasar efisiensi menyiratkan
adanya proses penyesuaian harga sekuritas
menuju harga keseimbangan yang baru sebagai
respon atas informasi baru yang masuk ke pasar.
Informasi yang tersedia tersebut bisa berasal dari
informasi masa lalu (data historis) maupun
informasi yang bersifat pendapat/opini rasional
yang beredar di pasar yang dapat mempengaruhi
perubahan harga dalam hal ini seperti misalnya
pengumuman perubahan peringkat obligasi dari
perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar
modal.
Event Studies
Menurut Jogiyanto (2003: 392) studi
peristiwa (event study) merupakan studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai
suatu pengumuman. Kandungan informasi adalah
informasi yang terdapat dalam suatu pengumuman
yang dapat mempengaruhi reaksi dari pasar.
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan
untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika
pengumuman mengandung informasi (information
content), maka diharapkan pasar bereaksi pada
waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga dari sekuritas bersangkutan.
Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan
return sebagai nilai perubahan harga atau dengan
menggunakan abnormal return.
Menurut Samsul (2006: 275) abnormal
return adalah selisih antara return aktual dengan
return yang diharapkan (expected return), yang
dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan
atau telah terjadi kebocoran informasi sesudah
informasi resmi diterbitkan. Dan expected return
dapat dihitung dengan (1) return rata-rata masa
lalu, (2) capital assets pricing model, dan (3)
single market model.
Cumulative Average Abnormal Return
(CAAR) merupakan kumulatif harian AAR mulai
hari pertama hingga hari berikutnya. CAAR akan
mengetahui dampak positif atau negatif selama
window periode (masa peristiwa terjadi). CAAR
diperoleh dari Cumulative Average Abnormal
Return (CAAR) yaitu kumulatif rata-rata harian
AR (abnormal return) dari harian pertama hingga
akhir untuk setiap jenis saham. Dengan cara ini
akan diketahui jenis saham mana saja paling yang
terpengaruh.
Pengaruh Pengumuman
Peringkat Obligasi
Reaksi Pasar
Gambar 1
Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Pengumuman kenaikan peringkat obligasi
berpengaruh positif terhadap reaksi pasar
saham di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengumuman penurunan peringkat obligasi
berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar
saham di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
emiten yang mengalami perubahan rating obligasi
dan sesuai dengan pengumuman yang dilakukan
oleh PT PEFINDO selama periode 2006 sampai
dengan 2012.
Teknik pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan desain non-probability sampling
dengan metode purposive sampling dimana
pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dan
masalah penelitian. Kriteria pemilihan sampel
yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menerbitkan obligasi dan
mengalami perubahan peringkat obligasi dan
sesuai dengan pengumuman yang dilakukan
oleh PT PEFINDO selama periode 2006
sampai dengan 2012.
2. Saham aktif diperdagangkan selama window
periode.
3. Tidak ada pengumuman lain selain
pengumuman perubahan peringkat obligasi
selama window periode.
4.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah
lengkap yaitu tersedianya pengumuman harga
saham pada tanggal yang dibutuhkan.
Berdasarkan kriteria sampel yang telah
ditentukan, maka jumlah sampel pada penelitian
ini adalah 24 perusahaan (terdiri dari 37 kenaikan
rating dan 8 penurunan rating), di mana masingmasing perusahaan ada yang mengalami
perubahan peringkat lebih dari satu kali.
Definisi Operasional
Definisi Operasional dari variabelvariabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Peringkat Obligasi (X)
Perubahan peringkat obligasi adalah kenaikan
atau penurunan peringkat obligasi yang terjadi
dilihat dari status peringkat obligasi pada
periode sebelumnya. Suatu peringkat obligasi
dikatakan naik apabila peringkat obligasi pada
periode saat ini lebih tinggi dari peringkat
obligasi pada periode sebelumnya. Dan
peringkat obligasi dikatakan turun apabila
peringkat obligasi pada periode saat ini lebih
rendah dari peringkat obligasi pada periode
sebelumnya.
2. Reaksi Pasar (Y)
Reaksi pasar mencerminkan tindakan yang
dilakukan oleh investor setelah menerima
informasi perubahan peringkat obligasi. Pada
penelitian kali ini peneliti menggunakan
Cumulative Abnormal Return (CAR) selama
11 hari, menggunakan harga saham perusahaan
yang mengalami kenaikan dan penurunan
peringkat obligasi mulai dari 5 (lima) hari
sebelum pengumuman peringkat obligasi, hari
pengumuman peringkat obligasi, 5 (lima) hari
setelah pengumuman peringkat obligasi).
Harga saham yang digunakan adalah harga
saham penutupan (close price).
Teknis Analisis Data
Teknis analisis data dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Mengumpulkan sampel, yaitu harga saham
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang perubahan
peringkat obligasinya diumumkan oleh PT
PEFINDO.
2. Menentukan hari pengumuman perubahan
peringkat obligasi
3. Menentukan periode pengamatan, yaitu harga
saham harian 5 (lima) hari sebelum
pengumuman, hari pengumuman, dan 5 (lima)
hari setelah pengumuman. Dan periode
estimasi, yaitu mulai 15 hari hingga 6 hari
sebelum pengumuman perubahan peringkat
obligasi.
Menghitung return masing-masing sampel
setiap hari selama periode pengamatan dan
periode estimasi dengan rumus sebagai
berikut:
Ri =
diterima jika
≤
atau Sig. >
0.05 berarti pengumuman penurunan peringkat
obligasi tidak berpengaruh negatif terhadap
reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.
ditolak jika
>
atau Sig. <
0.05 berarti pengumuman penurunan peringkat
obligasi berpengaruh negatif terhadap reaksi
pasar saham di Bursa Efek Indonesia.
5.
Menghitung return pasar (Rm) selama periode
pengamatan dan periode estimasi dengan
rumus sebagai berikut:
Rm =
6.
Menghitung Abnormal Return (AR) di sekitar
periode peristiwa (beberapa waktu sebelum
dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi)
dengan rumus sebagai berikut:
ARit = Rit – E(Rit)
Return
harapan
E(Rit)
diestimasi
menggunakan model pasar, yaitu:
E(Rit) = αi + βiRMt + εit
Menghitung Cumulative Abnormal Return
(CAR)
CARit =
Menghitung Cumulative Average Abnormal
Return (CAAR)
CAARt =
Penentuan Alpha dan Beta
Sebelum memperoleh CAR, pengolahan
data dilakukan terlebih dahulu untuk mencari
Alpha dan Beta Return Saham untuk mencari
Expected Return-nya dengan bantuan Microsoft
Excel menggunakan Intercept dan slope pada
return saham (variabel Y) dan return pasar
(variabel X) perusahaan pada periode estimasi.
Return saham diperoleh dari selisih harga
saham periode berjalan dengan harga saham
periode sebelumnya dengan mengabaikan
deviden, rumusnya adalah sebagai berikut:
Ri =
4.
7.
8.
Teknik Analisis Data Hipotesis Pertama
Pengujian
hipotesis
pertama
menggunakan uji parametrik one-sample t test
terhadap CAR yang dilakukan pada kelompok
perusahaan yang mengalami kenaikan peringkat
obligasi.
Kriteria pengujian sebagai berikut:
diterima jika
≤
atau Sig. >
0.05 berarti pengumuman kenaikan peringkat
obligasi tidak berpengaruh positif terhadap
reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.
ditolak jika
>
atau Sig. <
0.05 berarti pengumuman kenaikan peringkat
obligasi berpengaruh positif terhadap reaksi
pasar saham di Bursa Efek Indonesia.
Teknik Analisis Data Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua menggunakan
uji parametrik one-sample t test terhadap CAR
yang dilakukan pada kelompok perusahaan yang
mengalami penurunan peringkat obligasi.
Kriteria pengujian sebagai berikut:
return pasar (Rm) yang dapat dihitung dengan
rumus:
Rm =
ANALISIS DATA
Analisis Data Hipotesis Pertama
CAR kelompok perusahaan yang
mengalami kenaikan peringkat obligasi dimana
dengan bantuan program SPSS dari CAR 37
sampel penelitian diperoleh t hitung yang negatif
pada semua hari perhitungan, dengan kata lain
tidak ada t hitung yang bernilai positif, hal ini
mengisyaratkan bahwa pada pengujian hipotesis
pertama adalah Ho diterima semuanya. Hal ini
disebabkan karena nilai Sig. (2-tailed) lebih besar
dari 0.05, dimana diisyaratkan bahwa bila nilai
Sig. (2-tailed) lebih besar dari nol maka Ho
diterima, maka hasil pengujian hipotesis pertama
menyimpulkan bahwa pengumuman kenaikan
peringkat obligasi tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap reaksi pasar saham di Bursa
Efek Indonesia.
Analisis Data Hipotesis Kedua
CAR kelompok perusahaan yang
mengalami penurunan peringkat obligasi dimana
dengan bantuan program SPSS dari CAR 8
perusahaan yang mengalami penurunan peringkat
obligasi didapati ada hari dimana t hitungnya
bernilai positif, tetapi t hitung yang bernilai positif
tersebut tidak lebih besar dari t tabel dimana t
tabel pada level of significant (LOS) 5% = 1.895.
Dan dapat dilihat juga bahwa Sig. (2-tailed) >
0.05 sehingga hasil pengujian hipotesis kedua
adalah Ho diterima, maka disimpulkan bahwa
pengumuman penurunan peringkat obligasi tidak
berpengaruh negatif signifikan terhadap reaksi
pasar saham di Bursa Efek Indonesia.
Pembahasan
Hasil uji hipotesis pertama dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang
mengatakan pengumuman kenaikan peringkat
obligasi berpengaruh positif terhadap reaksi pasar
saham di Bursa Efek Indonesia di tolak, karena
Sig. (2-tailed) pada LOS 5% > 0.05 dan t
hitungnya bernilai negatif pada setiap hari pada
periode pengamatan. Dengan demikian tidak ada
abnormal return yang signifikan selama periode
pengamatan (window periode) yaitu lima hari
sebelum dan lima hari sesudah pengumuman
kenaikan peringkat obligasi.
Berdasarkan Jogiyanto (2003: 392) yang
menyebutkan bahwa reaksi pasar dapat diukur
dengan menggunakan return sebagai nilai
perubahan harga atau dengan kata lain
menggunakan
abnormal
return.
Jika
pengumuman mengandung informasi, maka
diharapkan
pasar
bereaksi
pada
waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Dalam penelitian ini, pengumuman
kenaikan peringkat obligasi tidak menunjukkan
adanya abnormal return, dengan kata lain pasar
tidak bereaksi terhadap pengumuman kenaikan
peringkat obligasi dikarenakan pelaku pasar tidak
melihat kenaikan peringkat obligasi sebagai
informasi
yang
penting.
Seperti
yang
dikemukakan oleh Tandelilin (2010: 251)
peringkat obligasi pada umumnya dimanfaatkan
sebagai pengukur risiko yang dihadapi dalam
pembelian obligasi tersebut.
Hasil
uji
hipotesis
kedua
juga
menunjukkan bahwa hipotesis yang menyebutkan
pengumuman penurunan peringkat obligasi
berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar saham
di Bursa Efek Indonesia ditolak. disebabkan
karena walau t hitung pada periode pengamatan
ada yang positif tetapi nilainya tidak lebih besar
dari t tabel dan juga ditunjukkan bahwa Sig. (2tailed) pada LOS 5% > 0.05 sehingga Ho
diterima. Dengan demikian tidak ada abnormal
return yang signifikan selama lima hari sebelum
dan lima hari sesudah pengumuman penurunan
peringkat obligasi.
Dari hasil tersebut maka ditarik
kesimpulan bahwa pengumuman penurunan
peringkat obligasi juga tidak mengandung
informasi bagi pelaku pasar dalam mengambil
keputusan di pasar. Pengumuman penurunan
peringkat obligasi berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap reaksi pasar di Bursa Efek
Indonesia dapat disebabkan karena pelaku pasar
tidak menganggap pengumuman penurunan
peringkat obligasi sebagai informasi utama
mengambil tindakan di pasar.
Menurut Tandelilin (2010: 218) efisiensi
pasar dari sudut pandang investasi berarti bahwa
harga pasar yang terbentuk sudah mencerminkan
semua informasi yang tersedia. Menurut
Tandelilin (2010: 565) hipotesis pasar efisien
memprediksikan bahwa pasar akan memberi
respon pasar positif untuk berita baik, dan respons
negatif untuk berita buruk. Respon pasar tersebut
tercermin dari return tak normal positif (berita
baik) dan return tak normal negatif (berita buruk).
Berdasarkan penjelasan efisiensi pasar
tersebut, dengan hasil penelitian dimana kenaikan
peringkat obligasi dan penurunan peringkat
obligasi tidak bereaksi signifikan terhadap reaksi
pasar di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan
bahwa pasar modal di Indonesia belum cukup
efisiensi pasarnya. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2005)
dimana Bursa Efek Indonesia belum efisien.
Dibandingkan dengan pengujian hipotesis
pertama yang mean-nya tidak beraturan, mean
pada hipotesis kedua yaitu pengujian kelompok
perusahaan yang mengalami penurunan peringkat
obligasi, tampak bahwa mean pada 2 (dua) hari
sebelum dan 2 (dua) hari sesudah pengumuman
penurunan peringkat obligasi terjadi perubahan
yang sangat besar, dimana 2 (dua) hari sebelum
pengumuman penurunan peringkat obligasi mean
0.0101, 1 (satu) hari sebelum pengumuman
penurunan peringkat obligasi mean naik menjadi
0.0154, dan
hari pengumuman mean turun
menjadi -0.0010, dan kemudian naik pada hari
pertama setelah pengumuman menjadi 0.0030 dan
kemudian turun kembali pada hari ke-2 dan ke-3
setelah pengumuman. Perubahan mean ini terlihat
tidak menentu walau ada perubahan mean pada
hari pengumuman penurunan peringkat obligasi,
tetapi hal ini tidak terlalu signifikan.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa kenaikan peringkat obligasi
tidak terlalu dilihat oleh pelaku pasar sebagai
sinyal positif untuk mengambil tindakan di pasar,
tetapi penurunan peringkat obligasi dilihat sebagai
sinyal buruk oleh pelaku pasar walaupun hal ini
tidak terlalu signifikan dampaknya, dan
perubahan peringkat obligasi digunakan oleh
pelaku pasar hanya sebagai informasi untuk
membeli obligasi tersebut. Investor lebih
memperhatikan
informasi-informasi
yang
berhubungan langsung dengan kinerja perusahaan
seperti laporan keuangan, deviden yang
dibayarkan, dan besarnya kenaikan profit
perusahaan.
Hasil ini sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan dan Shanti (2009)
dimana penurunan peringkat obligasi tidak
menunjukkan reaksi negatif yang signifikan dan
kenaikan peringkat obligasi tidak menunjukkan
reaksi positif signifikan selama periode penelitian.
Tetapi sedikit berbeda dengan penelitian Widyanti
(2007), hasil penelitiannya menunjukkan pasar
memberikan reaksi yang tidak signifikan pada
pengumuman kenaikan peringkat obligasi dan
pasar memberikan reaksi negatif yang signifikan
mulai dari satu hari pengumuman penurunan
peringkat obligasi. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Wahyuningsih (2008) memiliki
hasil yang sama dengan yang peneliti lakukan,
dimana tidak ditemukan reaksi negatif pasar
saham terhadap pengumuman peringkat obligasi
walau ditemukannya adanya reaksi yang semakin
negatif mulai dari dua hari sebelum pengumuman
hingga dua hari sesudah pengumuman, tetapi
reaksi tersebut tidak signifikan, begitu pula
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Solikin (2006).
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengumuman kenaikan peringkat obligasi
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek
Indonesia.
2. Pengumuman penurunan peringkat obligasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, 2006. Investments, Buku 2, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi 10,
Salemba Empat, Jakarta.
Goh, Jeremy C. dan Louis H. Ederington, 1993. “Is Bond Rating Downgrade Bad News, Good News, or No
News for Stockholders?”, The Journal of Finance, Volume 68 Nomor 5. Hal. 2001-2008.
Jogiyanto, H.M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. BPFE, Yogyakarta.
Karyani, Etikah dan Adler H. Manurung, September 2006. “Pengaruh Pengumuman Bond Rating Terhadap
Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta (Penelitian Periode 2003 s.d. 2005)”, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No.3, Hal. 282-306.
Ketz, J. Edward dan Maher, John J., Summer 1990. “The Relationship of Asset Flow Measures to Bond
Ratings”, Akron Business and Economic Review, Vol. 21, No.2.
Magreta dan Poppy Nurmayanti, 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi
Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 11
Nomor 3, Hal.143-154.
Radcliffe, Robert C.,1987. Investment: Concepts, Analysis, and Strategy, Edisi 2. Foresman and Company,
United States of America.
Raharja dan Mayla Pramono Sari, 2012. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat
Obligasi (PT Kasnic Credit Rating)”, Maksi, Volume 8 Nomor 2, hal 213-231.
Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portfolio, Erlangga, Jakarta.
Setiawan, Edi Budiono dan Shanti, 2009. “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Perubahan Peringkat
Obligasi Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Modus, Volume 21 Nomor 1,
Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, hal 73-86.
Sirait, Lindung Saut Maruli, 2005. “Perkembangan Efisiensi Pasar Modal Indonesia Pada Bursa Efek Jakarta
(BEJ): Analisis Reaksi Pasar Terhadap Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Tesis. Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Solikin, Puput, 2006. “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Penurunan Peringkat Obligasi dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi”. Skripsi. STIE PERBANAS, Surabaya.
Taib, Hasniza Mohd, Amalia Di Lorio, Terrence Hallahan, dan Emawtee Bissoondoyal-Bheenick, 2011.
“The Stock Market Impact of Corporate Bond Rating Changes : New Evidence from the UK and
Australian Stock Markets”. European Financial Management Association 2012 Annual Meetings :
Conference participants paper, Barcelona, Spain.
Tandelilin, Eduardus, 2010. Portofolio dan Investasi, Kanisius Media, Yogyakarta.
Wahyunigsih, Tri, 2008. “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Penurunan Peringkat Obligasi”.
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.
Widayanti, Tias, 2007. “Pengaruh Pengumuman Peringkat Obligasi Terhadap Reaksi Pasar Saham”. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.
Daftar Perusahaan Penerbit Obligasi dan Saham www.idx.co.id
Pengumuman Rating Obligasi dan Rating obligasi menurut PT PEFINDO www.pefindo.com
Daftar Harga Saham Harian www.duniainvestasi.com
Obligasi www.wikipedia.com/wiki/obligasi (akses: 16 Desember 2012, Pukul: 9:27 AM)
Index Harga Saham Harian www.finance.yahoo.com
Download