Analisis Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Karyawan pada PT. Askes Cabang Pekanbaru Abtract Nama e-mail Hp Nama Pembimbing : Tommy Suryadi Putra : [email protected] : 0852 6589 7251 : Dra. Endang Sulistyaningsih This research is motivated by a not optimal education and training of employees held by PT. Health insurance (Persero), it is seen from the services provided by employees of PT. Limited health insurance to the public. This study aims to determine the benefits of education and training of employees at PT. Branch askes Pekanbaru. The study site is located in the PT Askes (Persero) Branch Pekanbaru is located at Jalan Jend. Sudirman No.. 3 Pekanbaru. Subjects were those who knew or completeness of the information nor the object of research. The main data collection techniques or the use of primary interviews / interview. The results prove that the benefits derived from education and training PT. Health Insurance can be obtained with a more competent employee in performing his job duties and obligations. PT. Health Insurance also gave birth to a qualified employee as well as increased performance are positive so make a real contribution to the continuation of PT. Health Insurance and generate priority of customer service so as to materialize the motto "Customer Service Beyond Expectations". Keywords : Education and Training, Askes A. PENDAHULUAN PT Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Profil singkat penyelenggaraan program Asuransi Kesehatan akan diuraikan berikut ini. Pada tahun 1968 Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai embrio Asuransi Kesehatan Nasional. Pada tahun 1984 untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. 1 Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti. Kemudian pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela. Pada tahun 1992 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasikan untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih mandiri. Pada tahun 2005, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241/Menkes/XI/2004 PT Askes (Persero) ditunjuk sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). PT Askes (Persero) mendapat penugasan untuk mengelola kepesertaan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sejak 1 januari 2005 PT Askes (persero) mendapat penugasan dari Pemerintah dalam pengelolan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi masyarakat miskin (Askeskin) Program Askeskin untuk tahun 2006, target kepesertaaannya adalah 60 juta jiwa. Pada tahun 2008 Pemerintah mengubah nama Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) menjadi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). PT Askes (Persero) berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI Nomor 112/Menkes/II/2008 mendapat penugasan untuk melaksanakan Manajemen Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi tatalaksana kepesertaan, tata lakasana pelayanan dan tata laksana organisasi dan manajemen. Sebagai tindak lanjut atas diberlakukannya Undang-undang Nomor 40/2004 tentang SJSN PT Askes (Persero) pada 6 Oktober 2008 PT Askes (Persero) mendirikan anak perusahan yang akan mengelola Kepesertaan Askes Komersial. Berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008 berdiri anak perusahaan PT Askes (Persero) dengan nama PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia yang dikenal juga dengan sebutan PT AJII. Kemudian yang terbaru yaitu pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-38/KM.10/2009 PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia selaku anak perusahaan dari PT Askes (Persero) telah memperoleh ijin operasionalnya. Dengan dikeluarkannya ijin operasional ini maka PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dapat mulai menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi masyarakat. PT Askes (Persero) memiliki visi dan misi dalam menjalankan perusahaannya agar dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai. Visi PT Askes Persero yaitu Menjadi specialist asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan dan market leader di Indonesia. Specialist berarti : 1. Hanya melakukan usaha dalam bidang asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan. 2. Menyelenggarakan usaha asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan secara profesional dan memberikan pelayanan yang bermutu bagi pelanggan. 2 “Market Leader” berarti : Dapat menguasai pangsa pasar 20% dari potensi pasar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Di dalam visi ini tercakup nilai-nilai (values), yaitu keyakinan atas asas kepercayaan apa yang dipakai sebagai landasan perusahaan; misi (mission), yaitu tugas dan aspirasi yang diemban oleh perusahaan; serta cita-cita (goals), yaitu untuk apa dan kemana tujuan perusahaan. Sedangkan misi PT Askes (Persero) yaitu turut membantu pemerintah dibidang kesehatan dengan : 1. Menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan yang bersifat sosial berdasarkan managed care untuk kemamfaatan maksimum bagi peserta wajib 2. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat komersial bagi masyarakat berpenghasilan tetap, terutama kelompok menengah ke atas, berdasarkan managed care dan indemnity untuk kemamfaatan bagi stakeholders. 3. Mengelola hanya pogram Asuransi Kesehatan. Membawa dan mengoperasikan perusahaan sebagai “Sang Spesialis” yang artinya sama dengan Profesionalisme dalam asuransi kesehatan. Menjadikan PT ASKES (Persero) sebagai Pusat Unggulan dalam SDM dan Sistem. PT Askes (Persero) yang berkedudukan di Jakarta didirikan dengan Akte Notaris Muhani Salim, SH., Nomor 104 Tanggal 20 Agustus 1992 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Akte Notaris N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, SH., Nomor 37 Tanggal 19 Agustus 2008 yang mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan sebagai berikut. Maksud dan tujuan PT Askes (Persero) ialah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang asuransi sosial melalui penyelenggaraan asuransi/jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya, dan masyarakat lainnya, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, guna meningkatkan nilai manfaat bagi peserta dan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT Askes (Persero) dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekanaan beserta Keluarganya. 2. Menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi Pegawai dan Penerima Pensiun Badan Usaha dan Badan lainnya. 3. Menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah sesuai dengan prinsip penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional. 4. Melakukan kegiatan investasi dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan 3 Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan juga meningkatkan kemampuan pegawainya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari maka PT. Askes Cabang Pekanbaru melaksanakan program pendidikan dan pelatihan pegawai Kantor Cabang PT. Askes Cabang Pekanbaru. Saat ini, persaingan perusahaan-perusahaan sejenis baik kecil, menengah, maupun besar mengakibatkan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan tersebut, termasuk perusahaan asuransi. Untuk mengantisipasi situasi yang demikian, pimpinan perusahaan harus selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia agar perusahaan yang dipimpinnya mampu mengantarkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sebelumnya, dan paling terpenting kinerja karyawan meningkat. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, sarana dan prasarana, proses kerja atau metode kerja, kemampuan sumber daya manusia dan gairah kerja/motivasi sumber daya manusia. Kinerja yang tinggi dapat tercermin dari adanya peningkatan kualitas tenaga kerja, peningkatan produktivitas, adanya penurunan absensi karyawan dan juga penurunan perputaran tenaga kerja (labour turn over). Kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari peningkatan keterlibatan kerja, peningkatan kepuasan kerja, penurunan stress, penurunan jumlah kecelakaan kerja dan jumlah karyawan yang sakit. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi lain pembinaan para karyawan termasuk yang harus diutamakan sebagai asset utama perusahaan. Proses belajar harus menjadi budaya perusahaan sehingga keterampilan para karyawan dapat dipelihara, bahkan dapat ditingkatkan. Untuk mendapatkan kualitas tenaga kerja yang baik antara lain adalah melalui pendidikan dan pelatihan bagi karyawan. Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah menentukan bentuk pelatihan dan pengembangan yang sesuai untuk karyawan dan mampu menempatkannya dalam lingkungan kerja yang produktif dan memberikan balas jasa atau gaji (rewards) atas prestasi kerja. Sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dan hendaklah dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dimaksudkan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan teoritis, konseptual dan moral dari karyawan. Pada sisi lain pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan dari karyawan agar setiap pekerjaan yang dibebankan pada dirinya dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien. Pendidikan dan pelatihan juga penting bagi para karyawan. Melalui pelatihan ini para karyawan bisa terbantu mengerjakan pekerjaan yang ada, dapat pula meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mempelajari pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Biasanya, seorang karyawan yang ditugaskan untuk memegang jabatan tertentu telah memiliki pendidikan yang cukup, namun untuk dapat mengerjakan pekerjaannya menjadi lebih baik masih diperlukan pendidikan atau pelatihan khusus. Suatu perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara efektif dan efisien dalam 4 rangka pencapaian tujuannnya tanpa didukung oleh tenaga kerja yang memadai. Maka perusahaan perlu membuat perencanaan serta analisa jabatan guna mendapatkan tenaga kerja yang cakap sehingga prinsip the right man in the right place dalam menempatkan karyawan pada posisi yang tepat akan dapat terwujud. Pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang hampir sama, hanya ruang lingkupnya saja yang membedakan gerak kedua kegiatan tersebut. Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian atau sikap para tenaga kerja, sehingga mereka dapat lebih baik menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka serta merupakan usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang tenaga kerja. Dasar kebijakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PT. Askes (Persero) adalah: a. Edaran Direksi No. 41/ED/1104 Tanggal 29 November 2004 tentang penunjukkan pelaksanaan Diklat dan Teknis b. Edaran Direksi No. 49/ED/1104 Tanggal 21 Desember 2004 tentang penunjukkan Pelaksanaan Diklat Daerah c. Earan Direksi No. 64/ED/105 Tanggal 26 Oktober 2005 tentang pelaksanaan Diklat Teknis di Kantor Pusat dan Daerah. Program pendidikan dan pelatihan ini bagi pegawai Kantor Cabang PT. Askes Cabang Pekanbaru untuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan pegawai, serta mengadakan koordinasi dengan Divisi Pendidikandan latihan di Kantor Pusat. Berikut ini dapat dirinci mengenai tujuan utama yang diharapkan dalam pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru adalah: 1) Meningkatkan mutu pelayanan 2) Sosialisasi visi/misi perusahaan serta budaya perusahaan 3) Sosialisasi program/kebijakan baru 4) Umpan balik pelaksanaan program 5) Cek dan ricek anggaran terkait program 6) Penyelesaian atau pengelolaan permasalahan di daerah terkait dengan kebijakan atau aturan baru. 7) Dan peningkatan pengetahuan lainnya yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan pelayanan, anggaran dan penyelesaian permasalahan. Jenis pelatihan dan pendidikan yang telah dilakukan oleh PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru dibagi menjadi 2 yaitu: a) Pelatihan penjenjangan (berhubungan dengan karir) b) Pelatihan teknis (berhubungan dengan keterampilan kerja) Tabel 1.1 Data Peseta Pelatihan Penjenjangan PT. ASKES (Persero) Cabang Pekanbaru dalam Periode 2007-2011 No. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Diklat Diklat Diklat Diklat Diklat Diklat Diklat Diklat Manajer Madya Manajer Muda Manajer Pratama Dasar Kubik 4DX Purnabhakti Jumlah 2007 4 Jumlah Peserta 2008 2009 2010 7 10 4 10 3 8 35 2 4 25 6 23 5 50 15 4 19 2011 8 14 55 6 7 90 Sumber data : PT. ASKES (Persero) Cabang Pekanbaru 5 Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah peserta pelatihan penjenjangan yang paling banyak di ikuti adalah Diklat Dasar sebanyak 55 peserta pada tahun 2011, karena diklat dasar merupakan diklat awal yang wajib diikuti setiap pegawai pada PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru. Pada diklat dasar seluruh pegawai diarahkan dan diberikan materi penguasaan budaya serta visi misi perusahaan.Disini terlihat diklat dasar merupakan diklat yang paling penting karena setipa pegawai agar dapat mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan budaya serta visi misi perusahaan. Dan jika dilihat secara umum dapat di ketahui bahwa terjadi peningkatan drastis yaitu pada tahun 2011 total peserta terbanyak yang diikuti di setiap Diklat yang diadakan yaitu total keseluruhan 90 peserta, hal ini menunjukan bahwa setiap pendidikan dan pelatihan yang diadakan sangat penting untuk diikuti oleh pegawai agar pekerjaan yang dilakukan benar-benar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan diklat yang diikuti. Tabel 1.2 Data Peserta Pelatihan Teknis PT. ASKES (Persero) Cabang Pekanbaru dalam Periode 2007-2011 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Peserta 2007 2008 2009 2010 2011 Pelatihan Monevdal Pelkes 25 Pelatihan Verifikasi 25 30 25 28 5 Pelatihan Front Liner 30 30 6 Service Exellence 20 25 Pelatihan INA CBG’s 8 Pelatihan Keuangan 25 25 25 35 Pelatihan Kasir 8 Percepatan Transaksi Keuangan 17 Pelatihan Perpajakan 17 Pelatihan ISO/ SMM 30 27 Toward Eksekutif (M/GM) / Potensial Review 1 1 Toward Eksekutif (asmen) Pelatihan ESQ 3 115 4 Pelatihan Perkantoran Pelatihan Pengelolaan Barang dan Jasa 20 (sertifikasi) Workshop SMKP-BK 15 4 Competitive Selling Skill 2 1 Pelatihan SIM Online 3 Pelatihan Enrich Program 2 Seni Bicara 15 ILT SS (internasional Toward Social Security) 1 2 Pamjaki 5 29 35 130 120 AAMAI 1 4 8 Program MMMR-UGM 2 CLDI 3 Jumlah 137 159 102 343 206 Nama Diklat Sumber data : PT. ASKES (Persero) Cabang Pekanbaru 6 Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah peserta pelatihan teknis yang paling banyak di ikuti adalah program Pamjaki sebanyak 130 peserta pada tahun 2010, karena program Pamjaki merupakan program yang diikuti setiap pegawai pada PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru untuk mendapatkan sertifikasi keahlian asuransi kesehatan. Pada program Pamjaki ini seluruh pegawai diarahkan agar memiliki sertifikasi keahlian asuransi kesehatan demi menunjang dan membantu pekerjaan di perusahaan. Hal ini penting dilakukan demi penguatan kualitas pegawai dalam menghadapi persaingan global program asuransi kesehatan. Berdasarkan 25 jenis diklat yang diadakan PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru, terdapat 4 diklat yang langsung berhubungan dengan masyarakat, yaitu pelatihan front liner, service exellence, pelatihan kasir, dan seni bicara. Data yang diperoleh dari tahun 2007 hingga tahun 2011 menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan pelatihan front liner pada tahun 2007 dan 2008 tidak diselenggarakan, pada tahun 2009 ada 30 karyawan yang diikutkan diklat tersebut, begitu juga pada tahun 2010. Namun pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 6 karyawan. 2) Pelaksanaan pelatihan service excellent pada tahun 2007 mengikutkan 20 karyawan, dan meningkat pada tahun 2008 dengan 25 karyawan, tetapi mengalami penurunan dengan tidak dilaksanakannya diklat ini dari tahun 2009 hingga tahun 2011 3) Pelaksanaan pelatihan kasir baru dilaksanakan pada tahun 2011 dengan peserta 8 karyawan. Pada tahun 2007 hingga tahun 2010 tidak diklat ini ditiadakan 4) Diklat seni bicara hanya dilaksanakan pada tahun 2007 dengan peserta 15 karyawan, dan pada tahun 2008 hingga tahun 2011 ditiadakan Berdasarkan data tersebut, diketahui tidak setiap tahun diklat tersebut dilaksanakan pada tiap tahunnya. Hal ini bertolak belakang dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan SDM PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru sebagai berikut: Pendidikan dan Pelatihan di PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru dilakukan kontinu setiap tahunnya. Dimana peserta diklat merupakan pegawai-pegawai yang dipilih oleh perusahaan. Diklat penting dilakukan dan harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pegawai serta memahami visi misi dan buadaya perusahaan. Dalam pelaksanaan diklat ada beberapa kendala seperti dibatasinya jumlah peserta dan waktu nya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekurangan pegawai di unit kerja, apalagi di bidang pelayanan disaat mereka mengikuti diklat pasti akan meninggalkan perkerjaanya sementara waktu. (Sumber: hasil wawancara dengan SDM PT.ASKES (Persero) cabang Pekanbaru) Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru sudah melakukan progam pendidikan dan pelatihan dengan baik, namun pada kenyataanya masih ada beberapa kendala seperti jumlah pegawai yang mengikuti diklat sangat banyak dan waktu pelaksanaan diklat yang lumayan lama. Hal ini menunjukan pegawai yang mengikuti diklat akan meninggalkan pekerjaannya sementara waktu, dan bisa saja mempengaruhi 7 pekerjaannya di perusahaan. Lebih lanjut hasil wawancaranya adalah sebagai berikut: Pelatihan yang diadakan PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru berorientasi pada pekerjaan para pegawainya. Setelah pelatihan dilaksanakan, khusus untuk pegawai baru diberikan 17 hari kerja dengan pembagian waktu per tiga hari atau disesuaikan, dan saya sendiri selain frontliner juga bertugas sebagai observasi, dan ketika pelaksanaan diklat sedang berjalan, pekerjaan pegawai yang mengikuti diklat untuk sementara dilimpahkan ke pengganti yang biasanya staf di kantor bersangkutan. Dan di setiap divisi memiliki tugas masing-masing. (Sumber: wawancara dengan Front Liner PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru) Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan diklat PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru, para pegawai yang mengikuti diklat pekerjaannya di perusahaan digantikan pegawai lain/ staf kantor. Setelah mengikuti diklat awal, para pegawai diberikan 17 hari kerja untuk mengaplikasikan kemampuan dan keahlian yang didapatkan pada saat training. Hal ini menunjukkan pegawai yang menggantikan pekerjaan peserta diklat, biasanya kemampuannya tidak lebih baik daripada yang menggantikannya. Kemudian 17 hari kerja yang diterapkan setelah pegawai melakukan diklat, biasanya ditujukan agar kompetensi pegawai terlihat dan dapat ditentukan posisi yang tepat setelah 17 hari kerja. Dari uraian di atas dapat dilihat jenis pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru dengan para peserta yang merupakan pegawai yang ditunjuk oleh PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru untuk mengikutinya, namun permasalahan yang ditemui sehubungan dengan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru adalah: 1. Terbatasnya jumlah peserta dan waktu pelaksanaan diklat, untuk menghindari kekurangan pegawai di unit kerja, terutama dibagian pelayanan, karena pegawai yang mengikuti diklat pasti akan meninggalkan pekerjaannya untuk sementara waktu. 2. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru terhadap para pegawai yang ditunjuk untuk mengikutinya tidak secara merta meningkatkan kemampuan pegawai tersebut dalam bekerja dan menerapkan hasil pendidikan dan pelatihan yang diikuti pegawai dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab pegawai. 3. Materi diklat yang diselenggarakan terkadang tidak sesuai dengan penunjukan kapasitas peserta atau pegawai yang ditunjuk untuk mengikuti diklat tersebut. Melalui beberapa permasalahan tersebut, tujuan utama yang diharapkan dalam pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru belum sepenuhnya tercapai. Sehingga permasalahan yang sering timbul di masyarakat adalah ketidakpuasan masyarakat umum dan PNS golongan rendah dalam menerima pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru. Ketidakpuasan diketahui dari kurangnya dana 8 yang dikucurkan, serta lambatnya dana yang akan dikucurkan, padahal rata-rata mereka tidak pernah telat membayar premi setiap bulannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang terlihat pada PT. Askes Cabang Pekanbaru, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian mengenai pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan yang nantinya penulis tuangkan dalam bentuk proposal dengan judul: "Analisis Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Karyawan pada PT. Askes Cabang Pekanbaru" B. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah berlokasi di PT Askes (Persero) Cabang Pekanbaru yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman No. 3 Pekanbaru. Subjek penelitian adalah pihak yang mengetahui atau memberikan informasi maupun kelengkapan mengenai objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan melalui key informan.Informan kunci dalam penelitian ini adalah staff bidang sumber daya manusia dan front liner.Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka data yang diperlukan, antara lain: Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan yang menjadi objek penelitian berupa informasi yang relevan dengan masalah-masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian. data yang diperoleh langsung yang menjadi objekpenelitian berupa informasi yang relevan dan masalah-masalah yang sudah di rumuskan dalam penelitian. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi untuk melengkapi data primer yang didapatkan, seperti laporan-laporan, literatur-literatur dan lampiran data-data lain yang dipublikasikan yang mana dapat mendukung dan menjelaskan masalah penelitian. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini meliputi: a. Interview Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Tanya jawab secara langsung kepada informan yang berhubungan dengan penelitiandimana pewawancara menggunakan pertanyaan berstruktur dan tidak berstruktur. b. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. c. Studi Kepustakaan Yaitu mengadakan studi terhadap sejumlah literature yang ada kaitannya dengan judul penelitian. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa deskriptif kualitatif yaitu analisa data yang memberikan gambaran yang jelas terperinci berdasarkan kenyataan yang ditemukan dilapangan melalui hasil wawancara yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Pengkajian secara deskriptif yaitu kata lain penjabarannya dilakukan menggambarkan atau menjelaskan masalah yang ada atau berusaha menggambarkan secara terperinci berdasarkan kenyataan dilapangan serta memberikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan. Setelah data diperlukan dalam penelitiaan ini terkumpul, data tersebut kemudian dikelompokkan menrut jenis dan kegunaannya serta ditambahkan dengan keterangan yang sifatnya mendukung dan menjelaskan hasil penelitian. Kemudian data dianalisa dengan cara memberikan gambaran secara 9 umum mengenai variable yang diteliti dan disajikan dengan uraian dan penjelasan dengan berdasarkan data hasil penelitian. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Melalui hasil wawancara tersebut diketahui bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan karyawan pada PT. ASKES Cabang Pekanbaru adalah untuk memperbaiki kinerja dan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru untuk menjadi kompeten dalam bekerja, membantu memecahkan permasalahan operasional, mempersiapkan karyawan promosi, dan diharapkan motivasi kerja karyawan akan semakin meningkat menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Perubahan yang terjadi adalah terdapat perubahan yang signifikan ke arah yang positif. Sebagai contoh dapat dilihat ketika karyawan memberikan pelayanan terhadap customer dalam mengurus pencetakan kartu baru, pengajuan klaim, pindah PPK yang awalnya membutuhkan waktu beberapa menit, sekarang lebih cepat dan lebih singkat waktu dalam memberikan pelayanan dengan hasil yang optimal dan memberikan kepuasan kepada customer. Selain itu, terdapat peningkatan kinerja karyawan setelah mendapatkan pendidikan dan pelatihan, hal ini membawa pengaruh positif kepada karyawan. Meskipun tidak mutlak terjadi peningkatan kinerja secara menyeluruh, dan terjadi peningkatan efisiensi kerja meskipun tidak terlalu menonjol. Ini dapat dilihat dari ketetapan waktu serta kesigapan karyawan dalam menangani setiap masalah pekerjaan, dan karyawan memiliki metode tersendiri dalam upaya mengefisiensikan kerja dengan hasil yang optimal. Manfaat yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan PT. ASKES dapat memperoleh karyawan dengan lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pekerjaannya. PT. ASKES juga melahirkan karyawan yang berkualitas serta peningkatan kinerja yang positif sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap kelangsungan PT. ASKES dan menghasilkan pelayanan yang mengutamakan dari pelanggan sehingga terwujud moto “Melayani Pelanggan Melampaui Harapan”. Manfaat yang dikatakan responden tersebut meliputi dua hal, yaitu peningkatan kinerja dan kualitas kerja karyawan serta pelayanan yang diberikan karyawan. Pernyataan mengenai kinerja dan kualitas kerja karyawan mungkin benar walau tidak signifikan, tetapi untuk pelayanan masih diragukan. Karena berdasarkan 4 pelatihan yang langsung berhubungan dengan masyarakat sebagaimana dikemukakan pada latar belakang, salah satunya adalah pelayanan atau service excellent diselenggarakan pada tahun 2007 yang mengikutkan 20 karyawan, dan meningkat pada tahun 2008 dengan 25 karyawan, tetapi mengalami penurunan dengan tidak dilaksanakannya diklat ini dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Jika PT. ASKES Persero Cabang Pekanbaru mengadakan pendidikan dan pelatihan dengan manfaat meningkatkan kinerja dalam rangkan memperoleh karyawan yang kompeten dan menghasilkan pelayanan yang mengutamakan dari pelanggan sehingga terwujud moto “Melayani Pelanggan Melampaui Harapan”, seharusnya diklat service excellent tetap diselenggarakan hingga tahun 2011. Karena pendidikan dan pelatihan yang diadakan di PT. ASKES Persero Cabang Pekanbaru memang dilaksanakan pada tiap tahun. Hal ini sesuai hasil wawancara 10 dengan SDM PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru yang mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan di PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru dilakukan kontinu setiap tahunnya. D. PENUTUP Kesimpulan Melalui hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa manfaat yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan PT. ASKES dapat memperoleh karyawan dengan lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pekerjaannya. PT. ASKES juga melahirkan karyawan yang berkualitas serta peningkatan kinerja yang positif sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap kelangsungan PT. ASKES dan menghasilkan pelayanan yang mengutamakan dari pelanggan sehingga terwujud moto “Melayani Pelanggan Melampaui Harapan”. Saran Melalui hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1) Pendidikan dan pelatihan memiliki manfaat yang positif bagi perusahan atau organisasi, tetapi sebaiknya harus ada peninjauan atau evaluasi oleh pihak SDM setelah diadakannya pelatihan dan pendidikan 2) Sabaiknya peninjauan bukan hanya di bidang pekerjaan saja, tetapi juga pada pelayanan yang diberikan karyawan ke costumer atau masyarakat 3) Sebaiknya pihak-pihak terkait mendengarkan dan menanggulangi keluhan-keluhan costumer atau masyarakat. E. DAFTAR PUSTAKA Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Asdi Mahasatya. Filippo, Edwin B. 2000. Personel Manajemen, Terjemahan Moch. Mas'ud, Edisi Revisi. Yogyakarta: FE UGM. Gomez, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: ANDI. Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu SP. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Milkovich, Robert. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan P. Sirait. Jakarta: Salemba Empat. 11 Moekijat. 2003. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung: Pionir. Mondy, R wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Moenir. 2003. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Notoatmodjo, Soekidjo. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Raymond. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing. Jakarta: Salemba. Randall, Schuller and Jackson, Susan. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke-21. Jakarta: Erlangga. Schuler dan Jackson. 1997. Personnel and Human Resource Management. New York: West Publishing Company. Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi SDM. Jakarta: FE UI. Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN. Sofyandi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graham Ilmu. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Adiministrasi. Bandung: Alfabeta Sutrisna, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Thoha, Ahmad. 2005. Pemahaman Praktis Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju. 12