CITIZENSHIP V2 N1 JULI2013.indd

advertisement
Pemahaman Mahasiswa PPKN Universitas Ahmad Dahlan
Tahun Angkatan 2008 tentang Perlindungan Hak Cipta Atas Buku
dalam UU No. 19 Tahun 2002 Pasal 12 Ayat (1)
Ibnu Aditya Saputra dan Nurul Zuhria Ervan
Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Pramuka No. 42 Sidikan Umbulharjo Yogyakarta 55161
ABSTRAK
UU No. 19 Tahun 2002 tentang hak cipta sudah cukup lama diundangkan, yaitu sejak
tanggal 29 juli 2002. Bahkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang hak cipta merupakan hasil dari
beberapa kali revisi yang semula berawal dari UU No. 6 tahun 1982, dimana didalamnya
antara lain memuat masalah perlindungan hak cipta atas buku. Namun hingga sekarang ini
penerapan dari UU No. 19 Tahun 2002 tentang hak cipta di masyarakat belum maksimal,
karena masih banyaknya terjadi indikasi pelanggaran hak cipta atas buku seperti beredarnya
buku-buku bajakan dan kegiatan memfotocopy buku terutama dikalangan mahasiswa yang
memang membutuhkan buku sebagai referensi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian
ini adalah pemahaman mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan tentang perlindungan
hak cipta atas buku dalam UU No. 19 tahun 2002 pasal 12 ayat (1). Tujuan penelitian adalah
mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan tentang
perlindungan hak cipta atas buku dalam UU No. 19 tahun 2002 pasal 12 ayat (1).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Yang menjadi lokasi
penelitian adalah Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Data penelitian ini diperoleh
dengan menggunakan wawancara. Populasi berjumlah 54 mahasiswa, sampel penelitian
diambil secara acak sebanyak 10 (20%) mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan tahun
angkatan 2008.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman mahasiswa
PPKn Universitas Ahmad Dahlan tahun angkatan 2008 tentang perlindungan hak cipta atas
buku dalam UU No. 19 tahun 2002 pasal 12 ayat (1) masih rendah, karena banyak mahasiswa
yang belum mengetahui keberadaan undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta,
terlebih lagi mengenai muatan yang ada didalam hak cipta, hak moral serta ketentuan pidana
dan pelanggaran.
Kata kunci : Pemahaman, Mahasiswa PPKn, Hak Cipta atas buku
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal tersebut sebagaimana tertuang di dalam
pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 amandemen ke-3. Negara hukum merupakan
negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan. Adapun pemerintahannya
berdasarkan hukum konstitusi (hukum dasar) bukan absolitme (kekuasaan yang tidak
terbatas).
Ada tiga ciri penting dari negara hukum sehingga suatu negara dapat dikategorikan
dalam negara yang berdasarkan hukum, yaitu: kemerdekaan kekuasaan kehakiman,
kemandirian profesi hukum, dan kemerdekaan pers (http://anggara.org). Agar ketiga hal
tersebut bisa mandiri diperlukan juga warga negara atau masyarakat yang memahami
hukum, yang bisa memberikan koreksi dan masukan, serta ikut disiplin agar setiap
langkah yang dilakukan adalah legal. (Edratna. http://anggara.org)
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
67
Ibnu Aditya Saputra dan Nurul Zuhria Ervan
Warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus
terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal
balik terhadap negaranya. Dengan demikian, warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negaranya. Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya
telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang
merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Hak-hak dan
kewajiban warga negara tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 UUD 1945.
Salah satu kewajiban warga negara yang diatur didalam Undang-undang Dasar 1945
adalah kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Hal tersebut sebagaimana tertuang
didalam Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi: “Segala warga
negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
okum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Maka jelas dalam hal ini bahwa
warga negara wajib untuk menjunjung tinggi hukum dengan tidak ada kecualinya.
Mahasiswa sebagai bagian dari warga negara Indonesia dengan segala kelebihan dan
potensinya tentu tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi
terhadap bangsa. Oleh karena itu, terkait dengan negara Indonesia sebagai negara hukum
maka sudah seharusnya mahasiswa lebih mentaati peraturan hukum yang berlaku untuk
mendorong terciptanya iklim negara hukum yang ideal. Terlebih lagi mahasiswa PPKn
yang berkecimpung dalam ilmu kewarganegaraan, dengan berpondasikan berbagai
disiplin ilmu seperti hukum, politik, administrasi negara, sosiologi, dan sebagainya. Maka
sudah sepantasnya mahasiswa PPKn menjunjung tinggi hukum dengan melaksanakan
aturan hukum.
Salah satu produk hukum adalah undang-undang. Undang-undang Nomor 19 Tahun
2002 mengatur mengenai hak cipta. Di dalam pasal 12 ayat (1) dijelaskan bahwa ciptaan
yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, antara
lain yaitu buku.
Bentuk dari pelanggaran hak cipta yang seringkali terjadi adalah berupa tindak pidana
pembajakan, termasuk diantaranya pembajakan buku. Dalam praktek dapat kita saksikan,
banyak beredar buku-buku bajakan yang dijual dengan harga jauh lebih murah bila
dibandingkan dengan harga buku-buku yang asli, akan tetapi isi dari buku-buku tersebut
sama. Sebagai contoh kongkrit dijumpai novel Padang Bulan karya Andrea Hirata versi
bajakan di pedagang buku emperan di jalan Kahar Muzakkar, Yogyakarta.
M. Iqbal Dawami (http://penulispinggiran.blogspot.com) mengungkapkan, bahwa
buku yang ditemui covernya agak pucat, kertasnya sejenis kertas koran. Jadi, walaupun
halamannya sama, tapi jauh lebih tipis. Setelah ditanya harganya, ternyata hanya Rp
35.000 dan bisa ditawar. Padahal harga buku versi aslinya Rp 76.500. Terlihat tidak hanya
buku itu saja, ada juga buku-buku lainnya, seperti Tetralogi Laskar Pelangi masih karya
Andrea Hirata, Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy, Eclipse karya Stephenie
Meyer, dan lain-lain.
68
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Pemahaman Mahasiswa PPKN Universitas Ahmad Dahlan Tahun Angkatan 2008 tentang ....
Hal ini sudah tentu membuat masyarakat lebih tertarik untuk membeli buku-buku
bajakan dari pada membeli buku-buku yang asli dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Keadaan seperti ini jelas akan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan, bukan hanya
pengarang dan penerbit saja yang dirugikan dengan adanya pembajakan buku, akan tetapi
negara dan masyarakatpun akan mengalami kerugian.
Selain dijualnya buku-buku bajakan, banyaknya usaha fotocopy terutama di sekitar
kampus-kampus perguruan tinggi di Indonesia, khususnya Yogyakarta yang dengan
mudah menerima fotocopy buku dalam bentuk utuh. Selain itu, dengan semakin majunya
teknologi, keberadaan mesin fotocopy sekarang ini jauh lebih canggih. Tidak hanya hitam
putih lagi, namun ada yang berwarna, bahkan mampu menyimpan data atas apa yang
di-copy. Jadi, apabila ingin mengcopy sebuah buku teks, simpan dahulu datanya lalu dicopy sesuai dengan permintaan. Langsung bolak-balik dua halaman juga oku. Sampul
buku bisa di-copy persis aslinya. Hal tersebut jelas memberikan peluang besar terhadap
pelanggaran Hak Cipta.
Jika keadaan ini terus terjadi maka akan berpengaruh pada masa depan bangsa, karena
tanpa adanya buku-buku yang bermutu akan menghambat pertumbuhan kecerdasan
kehidupan bangsa, sekaligus menimbulkan dampak negatif pada pengembangan
perekonomian Indonesia. Sebagai contoh lingkup yang lebih kecilnya barangkali
berdampak pada sang pengarang untuk enggan berkarya lagi. Persis seperti yang pernah
diutarakan Andrea Hirata, bahwa riset novelnya (Dwilogi Padang Bulan) selama 3,5
tahun dengan menghabiskan dana Rp 30 juta, dibajak begitu saja. Fenomena pembajakan
kerap kali membuatnya kehilangan minat menulis.
Pemerintah menyadari hal tersebut dengan selalu berupaya memasyarakatkan UU
Hak Cipta kepada masyarakat disamping juga mengadakan perbaikan-perbaikan dan
pembaharuan mengenai ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan hak cipta.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman mahasiswa PPKn
Universitas Ahmad Dahlan tahun angkatan 2008 tentang perlindungan hak cipta atas
buku dalam Undang-undang nomor 19 tahun 2002 pasal 12 ayat (1) ?
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian Negara Hukum
Sejarah timbulnya pemikiran cita negara hukum sebenarnya sangat tua, jauh lebih
tua dari usia ilmu negara ataupun ilmu kenegaraan (Ni’matul Huda, 2005:1). Jadi
pengetahuan atau pemahaman tentang konsep negara hukum itu sebenarnya sejak dari
dahulu sudah mulai di bahas oleh para ilmuwan hukum maupun ilmuwan ketatanegaraan.
Negara Hukum ialah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada
warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya kebahagiaan hidup untuk
warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada
setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik. Demikian pula peraturan hukum
yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum itu mencerminkan keadilan bagi pergaulan
hidup antar warga negaranya. (Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim. 1988:153)”
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
69
Ibnu Aditya Saputra dan Nurul Zuhria Ervan
2.
Pengertian Konstitusi
Kata Konstitusi berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja “Constituer” (bahasa
Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah negara. Maka, Konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara (Wirjono Prodjodikoro,
1983:10). Cf. Strong (2004:21) mengatakan bahwa konstitusi sebagai kerangka politik
(negara) yang diorganisir dengan dan melalui hukum, dan adanya lembaga-lembaga
permanen dengan fungsi yang telah diakui dan hak-hak yang telah ditetapkan.
3.
Pengaturan Hukum Tentang Hak Cipta
a.
Sejarah konsepsi pengaturan hak cipta
Dalam perkembangan sejarah, ide adanya perlindungan hak cipta dimulai dengan
adanya invensi (penemuan) mesin untuk percetakan yang memungkinkan karya tulis
atau karya sastra di duplikasi oleh proses mekanik. Hal tersebut menimbulkan bisnis
baru bagi pencetak dan penjual buku, di Inggris disebut dengan stationers. Para
pengusaha mulai mempertimbangkan dengan membeli kertas, pekerja, sehingga
dapat meraup keuntungan dalam waktu singkat. Situasi ini menimbulkan kompetisi
yang tidak sehat, yaitu melakukan perbanyakan tanpa ijin sehingga timbulah suatu
tekanan akan pentingnya suatu perlindungan hukum. Perlindungan itu diberikan
dalam bentuk privilages raja, dan di Jerman diberikan oleh Ratu. Privilages tersebut
berupa hak eklusif untuk reproduksi dan distribusi dalam waktu yang ditentukan
dengan sanksi berupa denda, situasi tersebut memperlihatkan hal-hal yang sangat
mendasar dalam perlindungan hukum di bidang hak cipta, dan pada akhir abad ke
17 privileges ini diganti dengan pemberian hak oleh kerajaan, hal inilah awal dari
copyright statutes. (http://umum.kompasiana.com /2009/07/15/apakah-hak-ciptacopyright-itu-1/)
Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya
yang sangat kaya. Hal itu sejalan dengan keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan
agama yang secara keseluruhan merupakan potensi nasional yang perlu dilindungi.
Kekayaan seni dan budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual
yang dapat dan perlu dilindungi oleh undang-undang. Kekayaan itu tidak semata-mata
untuk seni dan budaya itu sendiri, tetapi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kemampuan di bidang perdagangan dan industri yang melibatkan para Penciptanya.
Dengan demikian, kekayaan seni dan budaya yang dilindungi itu dapat meningkatkan
kesejahteraan tidak hanya bagi para Penciptanya saja, tetapi juga bagi bangsa dan
negara.
Undang-undang tentang hak cipta di Indonesia telah beberapa kali mengalami
perubahan. Hal tersebut terjadi dikarenakan perkembangan jaman dan kemajuan
teknologi, dimana dalam hal ini kekayaan seni dan budaya, serta pengembangan
kemampuan intelektual masyarakat Indonesia memerlukan perlindungan hukum
b.
70
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Pemahaman Mahasiswa PPKN Universitas Ahmad Dahlan Tahun Angkatan 2008 tentang ....
yang memadai agar terdapat iklim persaingan usaha yang sehat yang diperlukan
dalam melaksanakan pembangunan nasional. Adapun Undang-undang hak cipta
pertama yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982,
kemudian diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 dan diubah lagi
dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 dan yang terakhir yaitu Undangundang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
1) Pengertian Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau member-kan izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta).
2) Lingkup Hak Cipta
Ide dasar hak cipta adalah untuk melindungi wujud hasil karya manusia yang
lahir karena kemampuan intelektualnya. Perlindungan hukum ini hanya berlaku
kepada ciptaan yang telah mewujud secara khas sehingga dapat dilihat, didengar,
atau dibaca.
Konvensi internasional Hak Cipta 1952 Universal Copyright Convention
(UCC), pada pasal 1 menentukan bahwa ciptaan yang dilindungi yaitu bidang
kesusastraan, ilmu pengetahuan (scienti!c) dan pekerjaan seni (artistic work)
termasuk karya tulis, musik, drama, sinematogra!, lukisan, pahatan dan patung.
3) Prinsip perlindungan
Pada dasarnya hak cipta itu ada atau lahir bersamaan dengan lahirnya suatu karya
cipta atau ciptaan. Hak cipta atas ciptaan dibidang ilmu pangetahuan, seni, seni
sastra lahir dan dimiliki bukan karena diberikan negara, akan tetapi karena dari
segi hukum sulit untuk mengetahui kapan persisnya suatu ciptaan dilahirkan,
maka Undang-undang Hak Cipta menentukan, bahwa untuk keperluan saat
mulainya perlindungan hukum atas hak cipta, ciptaan tersebut dianggap mulai
ada sejak pertamakali diumumkan. Artinya dibacakan, disuarakan, disiarkan
atau disebarluaskan dengan alat apapun dan dengan cara apapun, sehingga dapat
dibaca, didengar atau dilihat orang lain.
4) Muatan Hak Cipta
Hak Cipta sebagai hak eksklusif atau exclusive rights mengandung dua esensi
hak, yaitu Hak Ekonomi atau economic rights dan Hak Moral atau moral rights.
Muhammad Djumhana dan Djubaedillah (2003:67) mengungkapkan bahwa Hak
ekonomi adalah hak yang dimiliki oleh seorang pencipta untuk mendapatkan
keuntungan atas ciptaannya.
Untuk perlindungan hak moral tersebut oleh undang-undang hak cipta
Indonesia telah dicantumkan ketentuan normatif yang dimuat pasal 55 yang
berbunyi:
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
71
Ibnu Aditya Saputra dan Nurul Zuhria Ervan
c.
72
Penyerahan Hak Cipta atas seluruh Ciptaan kepada pihak lain tidak mengurangi
hak Pencipta atau ahli warisnya untuk menggugat yang tanpa persetujuannya:
a) meniadakan nama Pencipta yang tercantum pada Ciptaan itu;
b) mencantumkan nama Pencipta pada Ciptaannya;
c) mengganti atau mengubah judul Ciptaan; atau
d) mengubah isi Ciptaan.
Karakteristik Hak Cipta
1) Sebagai benda bergerak
Undang-undang menganggap hak cipta sebagai benda bergerak immaterial, yang
termasuk dalam kelompok intellectual property rights yang terumus pada pasal 3
ayat (1) Undang-undang Hak Cipta.
2) Penyitaan
Walaupun hak cipta itu benda bergerak, ia tidak dapat disita (Pasal 4 Undangundang Hak Cipta).
3) Pencipta
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keteram-pilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
4) Perlindungan Hak Cipta
a) Perolehan hak cipta
Hak cipta ada secara otomatis ketika suatu ciptaan lahir dari seorang pencipta.
Dengan demikian, pendaftaran hak cipta tidak merupakan keharusan, karena
tanpa pendaftaran pun hak cipta dilindungi, hanya mengenai ciptaan yang
tidak didaftarkan akan sukar dan memakan waktu pembuktian hak ciptanya
daripada ciptaan yang telah didaftarkan.
b) Jenis-jenis ciptaan yang dilindungi
Menurut ketentuan pasal 12 ayat (1) Undang-undang No. 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta, ciptaan yang dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta
adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang
mencakup:
1) Buku, Program Komputer, pam!et, perwajahan (lay out) karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
2) Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
3) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
4) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
5) Drama atau drama musikal, tari, koreogra", pewayangan, dan pantomim;
6) Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligra", seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Pemahaman Mahasiswa PPKN Universitas Ahmad Dahlan Tahun Angkatan 2008 tentang ....
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Arsitektur;
Peta;
Seni batik;
Fotogra!;
Sinematogra!;
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari
hasil pengalihwujudan.
c) Lamanya Perlindungan
Perlindungan hak cipta atas ciptaan buku, pam"et, dan semua hasil karya
tulis lain, drama atau drama musikal, tari, koreogra!, segala bentuk seni
rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni patung, seni batik, lagu atau
musik dengan atau tanpa teks, arsitektur, ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan
sejenis lain, alat peraga, peta, terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai
berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh)
tahun setelah Pencipta meninggal dunia. Apabila ciptaan-ciptaan ini dimiliki
oleh 2 (dua) orang atau lebih, maka hak cipta berlaku selama hidup pencipta
yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 (lima puluh)
tahun sesudahnya (pasal 29 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta).
d) Ciptaan yang Tidak Dilindungi
Ada beberapa ciptaan yang tidak dilindungi oleh Undang-undang hak cipta
karena tidak ada hak cipta. Ciptaan yang dimaksud adalah seperti yang diatur
dalam pasal 13 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yaitu:
1) hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;
2) peraturan perundang-undangan;
3) pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
4) putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau
5) keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.
5) Pelanggaran Hak Cipta dan Sanksi
a) Pelanggaran Hak Cipta
Pelanggaran hak cipta dapat berupa perbuatan mengambil, mengutip,
merekam, memperbanyak dan mengumumkan ciptaan orang lain, baik
sebagian maupun seluruhnya tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta,
yang bertentangan dengan undang-undang hak cipta, artinya tidak sesuai,
atau melanggar ketentuan Undang-undang hak cipta. Adapun dalam hal ini
pelanggaran hak cipta tidak hanya mengenai karya tulis atau cetak melainkan
juga karya rekaman audio dan video.
b) Jenis Pelanggaran Hak Cipta
Di dalam pasal 72 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
dijelaskan jenis-jenis pelanggaran hak cipta antara lain:
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
73
Ibnu Aditya Saputra dan Nurul Zuhria Ervan
1) Dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan, atau membuat, memperbanyak atau menyiarkan rekaman
suara dan atau gambar pertunjukkan atau memperbanyak dan atau
menyewakan karya rekaman suara dan rekaman bunyi.
2) Dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta
atau hak terkait.
3) Dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
kepentingan komersial suatu program komputer.
4) Dengan sengaja melakukan pengumuman setiap ciptaan yang
bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah di bidang agama,
pertahanan dan keamanan negara, kesusilaan, serta ketertiban umum.
5) Dengan sengaja memperbanyak, mengumumkan potret seseorang tanpa
izin orang yang dipotret atau izin ahli warisnya dalam jangka waktu 10
tahun setelah orang yang dipotret meninggal dunia; dan tanpa izin atau
melanggar larangan lembaga penyiaran untuk memperbanyak, membuat
dan atau menyiarkan ulang siaran yang dilindungi melalui transmini
dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektronik lainnya.
6) Dengan sengaja dan tanpa hak mencantumkan nama pencipta pada
ciptaan; atau mengubah isi suatu ciptaan, judul ciptaan dan anak judul
ciptaan.
7) Dengan sengaja dan tanpa hak meniadakan atau mengubah informasi
elektronik tentang informasi manajemen hak pencipta.
8) Dengan sengaja dan tanpa hak merusak, meniadakan atau membuat
tidak berfungsi sarana teknologi sebagai pengaman hak pencipta.
9) Dengan sengaja dan tanpa hak tidak memakai semua peraturan perijinan
dan persyaratan produksi yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
dalam penggunaan sarana produksi berteknologi tinggi khususnya
dibidang cakram optik.
6) Perbuatan non pelanggaran
a. Syarat Undang-undang dipenuhi
b. Sumber disebut lengkap
4.
Pengertian Pemahaman
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang
kita pahami dan kita mengerti dengan benar (Amran YS Chaniago, 2002: 427–428).
Suharsimi (2009:118-137) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah
bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan,
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan
kembali, dan memperkirakan.
74
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Pemahaman Mahasiswa PPKN Universitas Ahmad Dahlan Tahun Angkatan 2008 tentang ....
5.
Peran Mahasiswa
Ada empat peran yang dimiliki mahasiswa yakni: (http://erfylalupanda.student.
umm.ac.id)
a) Sebagai agen perubahan (agen of change), mahasiswa dituntut bersifat kritis.
Diperlukan implementasi yang nyata. Contoh konkrit implementasi tersebut adalah
perjuangan mahasiswa di tahun 1998 dalam mengumandangkan reformasi. Perubahan
yang terjadi sebagai efek dari perjuangan mahasiswa masa itu sangatlah besar baik
bagi kinerja pemerintahan, control kerja pemerintahan, kondisi perekonomian
bangsa, sistem pendidikan yang diterapkan, serta hal-hal lain yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Harapan besar ditujukan pada para pemuda. Pemuda
yang dimaksud adalah para mahasiswa. Dalam posisi ini, mahasiswa adalah aset
yang sangat berharga. Harapan tinggi suatu bangsa terhadap mahasiswa adalah
menjadi generasi penerus yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa
b) Sebagai kekuatan moral, masyarakat akan memandang tingkah laku, perkataan,
cara berpakaian, cara bersikap, dan sebagainya yang berhubungan dengan moral
sebagai acuan dasar mereka dalam berperilaku. Disinilah mahasiswa harus dituntut
keintelektualannya dalam kekuatan moralnya di masyarakat.
c) Sebagai kontrol sosial, Masyarakat adalah sekumpulan populasi dengan beragam
karakter. Banyak sekali aspek sosial yang harus dipenuhi agar tidak terjadiketimpangan
yang rentan memicu kon!ik. Jika kondisinya berlawanan, maka dapat dipastikan
adanya kon!ik kecil yang bisa timbul di mahasiswa maupun masyarakat. Di sinilah
peran mahasiswa. Kontrol dari kondisi-kondisi sosial merupakan implementasi nyata
mahasiswa untuk bersinggungan langsung dengan masyarakat. Memanfaatkan media
sangat atraktif bila diterapkan. Jika menyadari peran dalam masyarakat sewajarnya
mahasiswa menjadi harapan masyarakat dan bukan sekadar penganut hedonistik.
d) Sebagai cadangan potensial, sebagaimana pengertian mahasiswa sendiri yang berarti
suatu kelompok yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu. Disinilah kesadaran
para mahasiswa yang harus ditekankan, bahwa sebagai mahasiswa yang nantinya
akan mempunyai suatu keahlian dalam bidang-bidang ilmu tertentu harus wajib
mengamalkannya dalam masyarakat luas. Ini semua semata-mata untuk kemajuan
Bangsa dan Negaranya sendiri. Dan disinilah tingkat Nasionalisme seorang “lulusan”
mahasiswa akan di pertanyakan. Karena banyak “lulusan-lulusan” mahasiswa
Indonesia melupakan Bangsa dan Negaranya sendiri, karena mereka sudah dilupakan
oleh uang dan jabatan yang mereka dapat di Bangsa dan Negara lain. Seharusnya
mahasiswa menjadi cadangan potensial untuk memajukan Bangsa dan Negara kita,
dan menjadi titik terang untuk keluar dari krisis-krisis yang berkepanjangan ini.
Dari empat peran mahasiswa di atas, ada dua peran yang terkait dengan pemahaman
yaitu peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan peran mahasiswa sebagai kekuatan
moral.
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
75
Ibnu Aditya Saputra dan Nurul Zuhria Ervan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah keseluruhan
obyek yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Adapun yang menjadi subyek
peneliti adalah mahasiswa PPKn angkatan 2008 Universitas Ahmad Dahlan berjumlah
54 mahasiswa sebagai populasi penelitian ini, yang kemudian diambil sampel sebanyak
20% dari populasi tersebut yaitu 10 orang mahasiswa yang dilakukan dengan cara acak
atau Random Sampling.
Objek penelitian adalah Pemahaman Mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan
Tahun Angkatan 2008 Tentang Perlindungan Hak Cipta Atas Buku dalam UU No.
19 Tahun 2002 Pasal 12 Ayat (1). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara.
Sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis diskriptif melalui pendekatan
kualitatif, dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data,
pengkategorisasian data, penafsiran data, display data, menarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, pada dasarnya pemahaman mahasiswa PPKn
Universitas Ahmad Dahlan tahun angkatan 2008 tentang perlindungan hak cipta atas
buku dalam Undang-undang No.19 Tahun 2002 pasal 12 ayat (1) adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan dan pemahaman mahasiswa PPKn tentang Undang-undang No.19
Tahun 2002 Pasal 12 ayat (1)
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pengetahuan dan pemahaman mahasiswa
PPKn tentang UU No. 19 tahun 2002 pasal 12 ayat (1) yang dijabarkan kedalam
8 item pertanyaan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPKn Universitas Ahmad
Dahlan tahun angkatan 2008 termasuk dalam kategori rendah, karena ketika ditanya
melalui wawancara semua mengungkapkan belum mengetahui akan adanya undangundang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta. Begitu pula dengan halnya isi dari
pasal 12 ayat (1) Undang-undang No. 19 tahun 2002 yang menjelaskan bahwa
buku merupakan salah satu ciptaan dalam ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang
hak ciptanya dilindungi oleh undang-undang mahasiswa PPKn Universitas Ahmad
Dahlan belum memahaminya.
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan belum
memiliki pengetahuan yang baik mengenai pengetahuan umum undang-undang
nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta, maupun hal yang lebih mendalam mengenai
hak cipta khususnya hak cipta atas buku seperti muatan yang terkandung didalam
hak cipta serta ketentuan pidana dan pelanggaran hak cipta atas buku.
2.
Tujuan perlindungan hak cipta atas buku
Berdasarkan hasil wawancara tentang tujuan perlindungan hak cipta atas buku
dijabarkan kedalam 2 item, yaitu item pertanyaan 9 dan 10 dari kedua item pertanyaan
tersebut dapat diketahui bahwa dalam hal ini mahasiswa PPKn Universitas Ahmad
76
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Pemahaman Mahasiswa PPKN Universitas Ahmad Dahlan Tahun Angkatan 2008 tentang ....
Dahlan telah mengetahuinya. Adapun tujuan dari perlindungan hak cipta atas buku
yang diungkapkan mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan pada intinya
yaitu untuk melindungi hak kekayaan intelektual seseorang, dalam hal ini hak-hak
pengarang atau penulis buku.
3.
Manfaat perlindungan hak cipta atas buku
Berdasarkan hasil wawancara tentang manfaat perlindungan hak cipta atas buku
dijabarkan kedalam 2 item, yaitu item pertanyaan 11 dan 12 dari ke dua item
pertanyaan tersebut dapat diketahui pula bahwa dalam mahasiswa PPKn Universitas
Ahmad Dahlan menyatakan bahwa pada hingga sekarang ini perlindungan hak
cipta atas buku oleh undang-undang nomor 19 tahun 2002 belum terealisasi secara
optimal. Hal tersebut beralasan, karena hingga saat ini masih banyak terjadi indikasi
pelanggaran terhadap hak cipta atas buku oleh masyarakat.
4.
Penilaian terhadap adanya Undang-undang nomor 19 tahun 2002 Pasal 12 ayat (1)
Berdasarkan hasil wawancara kepada semua informan yang ada di dalam penelitian
ini tentang penilaian terhadap adanya Undang-undang nomor 19 tahun 2002 Pasal 12
ayat (1) mengenai perlindungan hak cipta atas buku yang dijabarkan kedalam 2 item
pertanyaan yaitu pertanyaan nomor 13 dan 14. Berdasarkan hasil wawancara kepada
semua informan mengenai item pertanyaan nomor 13 diperoleh pernyataan semua
informan menyatakan setuju dengan adanya perlindungan hak cipta atas buku karena
untuk melindungi hak-hak pengarang atau penulis buku.
Sedangkan mengenai pendapatnya, mahasiswa PPKn Universitas Ahmad
Dahlan tahun angkatan 2008 mengungkapkan bahwa pada dasarnya Undang-undang
nomor 19 tahun 2002 sudah baik namun harus ada tindakan nyata dari pihak yang
berwenang atau aparat untuk menindaki atau mengusut hal-hal yang terkait dengan
pelanggaran hak cipta khususnya pelanggaran hak cipta atas buku karena memang
realisasi dari peraturan yang ada didalam undang-undang tersebut masih kurang.
Selain itu, masih sangat diperlukannya sosialisasi tentang adanya undang-undang
nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta agar masyarakat lebih mengetahui undangundang tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pemahaman mahasiswa
PPKn Universitas Ahmad Dahlan tahun angkatan 2008 tentang perlindungan hak cipta
atas buku dalam undang-undang nomor 19 tahun 2002 pasal 12 ayat (1) maka dapat
diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Pengetahuan mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan tahun angkatan 2008
tentang Undang-undang nomor 19 tahun 2002 pasal 12 ayat (1) masih rendah.
Mahasiswa banyak yang belum mengetahui keberadaan undang-undang nomor 19
tahun 2002 tentang hak cipta, terlebih lagi mengenai muatan yang ada didalam hak
cipta, hak moral serta ketentuan pidana dan pelanggaran.
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
77
Ibnu Aditya Saputra dan Nurul Zuhria Ervan
2.
3.
4.
Tujuan perlindungan hak cipta atas buku yaitu untuk melindungi karya intelektual
seseorang, yang dalam hal ini adalah buku, dan tujuan itu juga sama seperti apa yang
disampaikan oleh mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan. Maka dalam hal
ini, mahasiswa telah memiliki sedikit pengetahuan tentang hak cipta yaitu mengenai
tujuan perlindungan hak cipta atas buku.
Manfaat perlindungan hak cipta atas buku menurut mahasiswa PPKn Universitas
Ahmad Dahlan tahun angkatan 2008 yaitu pada dasarnya memang bermanfaat
namun sayangnya hingga sekarang ini belum optimal, karena masih banyaknya
terjadi indikasi pelanggaran hak cipta atas buku yang hal tersebut tidak ditindak
lanjuti oleh pihak yang berwenang.
Penilaian terhadap adanya Undang-undang nomor 19 tahun 2002 Pasal 12 ayat (1)
yaitu mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan menyampaikan bahwa aturan
undang-undang tersebut sudah baik, hanya saja dalam pelaksanaannya masih kurang
adanya tindakan yang nyata dari pihak yang berwenang dalam menindaklanjuti
pelanggaran hak cipta atas buku dan masih perlu ditingkatkan lagi sosialisasi agar
masyarakat lebih mengetahui Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak
cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara. (2008). Prinsip-Prinsip Negara Hukum. Diunduh tanggal 9 November 2011.
http://anggara.org
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi (Cet.IX).
Jakarta: Bumi Aksara
_______________(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi V.
Jakarta: Rineka Cipta
Budiardjo, Miriam. (1997). Dasar–dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Candra, Suratmaja Agus. (2009). Apakah Hak Cipta (Copyright) itu (1)?. Diunduh tanggal
4 April 2012, http://umum.kompasiana.com
Chaniago, Amran YS. (2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Cet.V; Bandung:
Pustaka Setia
Damian, Eddy. (2003). Hukum Hak Cipta, edisi kedua. Bandung: PT. Alumni
Dirdjosisworo, Soedjono. (2000). Hukum Perusahaan mengenai Hak Atas Kekayaan
Intelektual (Hak Cipta, Hak Paten, Hak Merek). Bandung: Mandar Maju
Djumhana, Muhamad. Djubaedillah. (2003). Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia). Bandung: Citra Aditya Bakti
Edratna. (2008). Responses dari Prinsip-Prinsip Negara Hukum. Diunduh tanggal 9
November 2011. http://anggara.org
Erfy. (2011). Peran mahasiswa sebagai agent of change. Diunduh tanggal 1 mei 2012,
http://erfylalupanda.student.umm.ac.id
Fuady, Munir. (2009). Teori Negara Hukum Modern (Rehctstaat). Bandung: Re!ka
Aditama
78
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Pemahaman Mahasiswa PPKN Universitas Ahmad Dahlan Tahun Angkatan 2008 tentang ....
Http//ppkn.uad.ac.id, diunduh tanggal 21 Mei 2012
Http://www.tanyahukum.com/paten-merek-dan-hak-cipta/102/performing-righthakcipta/. Diunduh tanggal 4 April 2012
Huda, Ni’matul. (2005). Negara Hukum, Demokrasi dan Judicial Review, Yogyakarta:
UII Press.
Iqbal, Dawami M. (2010). Pembajakan buku yang memprihatinkan. Dinduh tanggal 28
oktober 2011, http://penulispinggiran.blogspot.com
Kartono, Kartini. (1980). Pengantar Metodelogi Riset Sosial. Bandung: Madar Maju
Khairandy, Ridwan. dkk. (2011). Pengantar Hukum Dagang Indonesia I. Yogyakarta:
Gama Media
Mahfud MD, Moh. (1999). Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Yogyakarta: Gama
Media
Mochtar Kusumaatmaadja & B Arief Sidharta. (2000). Pengantar Ilmu Hukum, Suatu
Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum. Bandung: Alumni
Moh. Kusnardidan Harmaily Ibrahim. (1998). Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta:
Sinar Bakti
Moleong, Lexy. (2002). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Muhammad. (2011). Pengertian pemahaman. Diunduh tanggal 1 mei 2012, http://
id.shvoong.com
Narbuko Cholid, Achmadi HA. (2007). Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara
Prodjodikoro, Wirjono. (1983). Azas-Azas Hukum Tata negara di Indonesia. Jakarta:
Dian Rakjat
Rukmini, Mien. (2003). Perlindungan HAM Melalui Asas Praduga Tidak Bersalah dan
Asas Persamaan Kedudukan Dalam Hukum Pada Peradilan Pidana Indonesia.
Bandung: Alumni
Saidin, OK. (2004). Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights). Jakarta: PT Raja Gra!ndo Persada
Soemantri, Sri. (1992). Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung: Alumni
Strong, CF. (2004). Konstitusi-konstitusi Politik Modern. Bandung: Nuansa dan
Nusamedia
Sugiyono. (2001). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sutedi, Adrian. (2009). Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Gra!ka
Undang-undang Dasar 1945
Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta
Wheare, K. C. (2003). Konstitusi-Konstitusi Modern. Surabaya: pustaka Eureka
Widyopramono. (1992). Tindak Pidana Hak Cipta Analisis dan Penyelesaiannya. Jakarta:
Sinar Gra!ka
Wikipedia. (2011). Hak Cipta. Dinduh tanggal 20 Oktober 2011, http://id.wikipedia.org
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
79
Download