Print this article

advertisement
PENINGKATKAN MOTIVSI BELAJAR BIDANG STUDI PPKn
MELALUI PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH
Puji Astuti
SDN 4 Jombok Kecamatan Pule Kab. Trenggalek
Email : [email protected]
Tersedia Online di
http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
index.php/briliant
Sejarah Artikel
Diterima pada 16 Januari 2017
Disetuji pada 22 Januari 2017
Dipublikasikan pada 1 Februari
2017 Hal. 66 - 72
Kata Kunci:
Motivasi belajar, ppkn, pekerjaan
rumah
Abstrak: Dalam pembelajaran PKn 46 % siswa
mengalami kegalan karena memperoleh nilai di
bawah KKM. Kegagalan tersebut dapat diatasi
dengan metode pemberian PR. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan prestasi belajar dalam
pembelajaran PPKn. Tindakan yang dilakukan
dlam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Hasil
ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus
mengalami peningkatan, yaitu 70% pada sklus I
meningkat menjadi 95% pada siklus II. Dari
penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan
bahwa tradisi pemberian PR dapat memberikan
kontribusi riil yaitu membantu dalam upaya
peningkatan hasil belajar siswa.
Manusia berkembang mengikuti segala perubahan yang terjadi di muka
bumi. Manusia mempelajari segala yang terjadi disekitarnya. Mereka belajar
dengan atau tanpa melalui pendidikan formal. Pendidikan formal dijalankan
disekolah. Pendidikan yang sudah terencana. Pendidikan pada dasarnya
mencangkup ruang lingkup yang sangat luas, salah satunya dapat dikaji dari aspek
pendidikan formal. Tingkat pendidikan formal yang dimaksudkan tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai suatu alur pandidikan, yaitu dimulai dari tingkat
pendidikan paling rendah untuk seterusnya pada tingkatan diatasnya. Seiring
dengan perkembangan yang terjadi dalam segala aspek kehidupan, salah satu
aspek didalamnya yaitu aspek pendidikan. Bukti bahwa perkembangan yang
terjadi pada aspek ini dapat dinyatakan dengan semakin maraknya berdiri
lembaga-lembaga pendidikan dengan label tertentu dan disertai karakteristik yang
berbeda dengan sesama lembaga pendidikan yang lain. Kejadian seperti ini tidak
dapat dipungkiri, mengingat semakin majunya tingkat pendidikan dan persainagan
yang ada di tiap lembaga-lembaga pendidikan tersebut. Dengan kondisi seperti
ini, maka dirasakan perlu adanya suatu bentuk penyikapan secara bijaksana dalam
menghadapi realita yang terjadi.
Didalam proses tumbuh dan berkembangnya suatu lembaga atau instansi
pendidikan, bentuk realisasi dari kegiatan pembelajaran salah satunya didasarkan
pada penentuan sejumlah bahan atau pokok bahasan yang akan diajarkan. Pokok
bahasan tersebut mencangkup dua proses, yaitu : proses pengenalan terhadap
suatu nilai, Proses pembiasaan atau pengalamannya dalam kehidupan
66
BRILLIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 2 Nomor 1, Februari 2017
Kedua proses di atas merupakan realisasinya diserahkan kepada guru
pembimbing. Pokok bahasan hanya dijadikan sebagai bahan minimal yang harus
dapat diperkaya olah guru dengan memanfaatkan bahan lain yang sesuai dengan
situasi dan kondisi daerah yang bersangkutan.
Pada hakikatnya bidang studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) sudah dikemas sedemikian rupa oleh berbagai pihak
yang berkompeten dalam hal itu, dengan tertuangkannya sejumlah pokok-pokok
bahasan tertentu dalam pelajaran PPKn. Dengan demikian diharapkan agar isi atau
kajian dari pokok bahasan yang diajarkan pada bidang studi PPKn tersebut dapat
lebih mengena pada kebutuhan anak didik. Pernyataan yang terungkap, maka
dapat dinyatakan bahwa tindakan pemilihan pokok bahasan yang terlibat secara
aktif dalam dunia pendidikan dalam rangka membantu untuk mengarahkan agar
materi kajian atau pokok bahasan yang disampaikan dalam bidang studi tertentu,
salah satunya PPKn dapat terarah.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah bidang studi
yang digunakan sebagai salah satu wahana untuk mengenbamgkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan secara
optimal dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.
Fungsi pembelajaran PPKn diantaranya adalah : 1) Mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 2)
Mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hal dan kewajibannya, taat
pada peraturan yang berlaku, serta berbudi pakerti yang luhur. 3) Melakukan
pembinaan terhadap siswa agar memahami dan menyadari hubungan antar sesama
anggota keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pada hakikatnya sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk saling
menyalahkan, tetapi berusaha menemukan cara tentang bagaimana berupaya
untuk mempelajari permasalahan yang sedang muncul ini. Berdasrkan uraian yang
telah dipaparkan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perlu dilakukan sebuah
upaya konkret dalam mempelajari problematika yang sedang berkembang
tersebut. Oleh karena itu peneliti mencoba mengangkat permasalahan yang terjadi
pada bidang studi PPKn tersebut untuk selanjutnya diidentifikasi lebih lanjut.
Selain itu perlu kiranya untuk menerapkan sebuah strategi yang dapat dijadikan
sebagai kebiasaan yaitu dengan memberikan pekerjaan rumah (PR).
Semangat dan kemauan belajar siswa akan muncul apabila didorong oleh
adanya rangsangan atau stimulus. Pada hakikatnya dalam diri seseorang terdapat
kemauan yang kuat untuk belajar, dalam hal ini belajar bidang apapun, tanpa
terkecuali. Kaitan dengan hal tersebut, bentuk rangsangan yang dibrikan bisa
bermacam-macam, tergantung pada tujuan pemberian rangsangan dan tingkat
kebutuhan dari pemberi dan penerima rangsangan terebut.
Lebih jelas lagi dapat dinyatakan bahwa pemberian rangsangan dapat
dikemas dalam bentuk pemberian tugas. Dalam hal ini bentuk penugasan yang
dimaksudkan ini berupa pemberian tugas yang berupa pekerjaan rumah (PR).
Pekerjaan rumah biasa disingkat dengan PR, yaitu suatu latihan yang biasa
67
BRILLIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 2 Nomor 1, Februari 2017
diberukan oleh guru pengajar disekolah kepada siswanya mengenai meteri
pelajaran tertentu untuk selanjutnya dikerjakan dirumah. Pemberian pekerjaan
rumah bukannya tidak beralasan. Tujuan pemberian PR tersebut adalah untuk
lebihmemperdalam pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan.
Lebih mendalam lagi, pemberian PR ini mempunyai tujuan yang sangat mendasar
atau esensial dalam memacu dan memotivasi semangat siswa untuk belajar.
Di dalam proses pembelajaran pada tingkatan sekolah formal maupun
non formal, pihak guru atau pendidik dapat berupaya untuk menerapkan prinsipprinsip dari teori belajar bermakna sebagaimana yang dikemukakan oleh Ausubel
tersebut. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1)
Melakukan pengukuran tingkat kesiapan dari siswa, antara lain : minat,
kemampuan, struktur kognitf, dan pengalaman. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemberian beberapa hal, yaitu : tes awal, review, pertanyaan dan sebagainya. 2)
Menyeleksi materi serta mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep kuncikunci. Usahakan untuk membiasakan dari beberapa hal, antara lain : contoh yang
konkret / rill, bersifat kontroversial, bersifat aneh / tidak biasa terjadi. 3)
Mengidentifikasikan prinsip yang harus dikuasai dari materi baru. 4) Menyajikan
pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari. 5) Memakai
advance organizers.
Berdasarkan teori tersebut, peneliti mencoba mengangkat strategi
penggunaan tugas pekerjaan rumah (PR) sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan pemahaman materi bidang studi PPKn dan sekaligus berupaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa
METODE
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi subyek penelitian
adalah siswa kelas 6 SDN 4 Jombok Kecamatan Pule Kab. Trenggalek tahun
2015. Jumlah siswa di kelas 6 adalah 20 siswa. Sedangkan yang menjadi obyek
penelitian adalah pekrjaan rumah (PR) dan hasil belajar siswa kelas 6 tersebut.
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal Minggu 1 Juli 2015
sampai dengan Minggu 1 September 2015. Alokasi waktu tersebut
dimanfaatkandan disesuaikan dengan jadwal perincian sbb: 1) Persiapan, meliputi:
mengajukan judul penelitian, studi kepustakaan, membuat proposal penelitian,
mencari data, menyusun instrumen penelitian. 2) Pelaksanaan, meliputi:
mengumpulkan data, penugasan dan pemberian ulangan.
Dalam kegiatan penelitian instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Adapun instrumen atau alat
yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1)
Lembar tugas pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada setiap akhir
pembelajaran. Lembar tugas ini terdiri atas: soal obyektif / pilihan ganda, soal
uraian, test kecil untuk pertest dan postest. Tes ini diberikan setiap awal dan juga
akhir pembelajaran. Dalam pelaksanaanya biasa dilakukan dengan cara tanya
jawab secara lisan. Lembar test untuk ulangan harian. Lembar tes untuk kegiatan
ulangan harian dibuat dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Format penilaian
/ daftar nilai. Instrumen instrumen tersebut diatas mempunyai manfaat yang besar
68
BRILLIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 2 Nomor 1, Februari 2017
dalam membantu kinerja dari penelitian yang akan dilakukan. Kehadiran
instrumen tersebut akan saling terkait satu dengan yang lain.
Teknik pengumpulan dan analisa data dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal, diantaranya : 1) Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara
memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) 2) Data dikumpulkan sebelum
pembelajaran dimulai 3) Pengajar atau peneliti memberikan nilai secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa data sebagai berikut.
Ulangan harian yang dilakukan pada setiap tindakan kelas akan dievaluasi dan
kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai atau dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar disekolah.
Kategori tingkat keberhasilan tindakan kelas ini sekurang-kurangnya 65% dari
pokok bahasan materi dapat dikuasai oleh siswa dan sekurang-kurangnya 85%
siswa dapat mencapai ketuntasan secara klasikal.
Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Tindakan meliputi: a)
Penyusunan instrumen oleh team yang digunakan dalam penelitian. Meliputi:
lembar tugas pekerjaan rumah, tes kecil, Soal ulangan harian mengenai materi
yang diajarkan b) Penyusunan format penilaian hasil belajar siswa dan format
analisis hasil ulangan harian pada siklus I dan siklus II oleh tim. 2) Tahap
Pelaksanaan Tindakan meliputi: memberikan PR kepada siswa untuk dikerjakan
dirumah,hal ini dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan kelas pertama, penelitian
mengumpulkan lembar tugas pekerjaan rumah dari siswa untuk dinilai
dandiserahkan kembali kepada siwa pada pergantian pembelajaran berikutnya.
Berikut ini, beberapa hal yang dilakukan oleh guru pada tindakan kelas
pertama sebelum pembelajaran berlangsung : 1) Memberikan pre test pada awal
pembelajaran, untuk mengetahui tingkat kesiapan siswa dalam menerima materi
yang akan disampaikan. 2) Memberikan post test untuk penelitian proses belajar
mengajar. Dari hasil penilaian ini akan diketahui seberapa jauh siswa telah
memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. 3) Memberikan tugas pekerjaan
rumah kedua oleh team kepada siswa untuk dikerjakan dirumah, yaitu untuk lebih
memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang telah diajarkan oleh guru.
Berdasakan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa secara umum tindakan pada
pertemuan kedua sama dengan pertemuan pertama. Selanjutnya pada tindakan
ketiga, yaitu team melaksanakan ulangan harian siklus I. Perlu diketahui bahwa
hasil pengerjaan tugas pekerjaan rumah dan hasil ulangan harian siswa harus
dianalisis untuk dapat menentukan sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan
yang telah atau berhasil dilakukan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Analisa Data
Bagian ini akan menguraikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan selama 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Adapun hasil
pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut. Hasil penelitian dan
pembahasan pada penelitian ini terdiri atas : 1) Tugas dan hasil pekerjaan rumah
(PR) yang dikerjakan oleh siswa 2) Nilai hasil ulangan harian siswa yang
menyangkut pada peningkatn hasil belajar siswa. Berikut ini akan dijabarkan
69
BRILLIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 2 Nomor 1, Februari 2017
beberapa
kegiatan
yang
dilakukan
pada
setiap
siklus.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada pra siklus I sebagai berikut: a) Guru
menerangkan tentang pokok bahasan yang akan diajarkan b) Guru memberian
tugas dalam bentuk pekerjaan rumah (PR) kepada siswa untuk dikerjakan
dirumah.
HASIL
Siklus I
Sedangkan tindakan yang diterapkan oleh guru pada penelitian tindakan
kelas pada siklus I sebagai berikut: a) Mengumpulkan lembar pengerjaan tugas
atau pekrjaan rumah (PR) yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh pengajar atau
peneliti b) Pelakasanaan proses kegiatan penilaian, c) Hasil penugasan ( pekerjaan
rumah) dikembalikan kepada siswa d) Pelaksanaan pre test pada awal
pembelajaran dan post test untuk melakukan penilaian proses belajar mengajar.
Berikut akan disajikan hasil analisis dari penugasan pekerjaan rumah
yang terdapat pada siklus I. Pada akhir tiap siklus dilakukan ulangan harian yang
kemudian dilakukan analisis dengan hasil sbb.
Jumlah
Siswa
20
Tabel 1. Daftar hasil analisis nilai tugas PR Siklus I
Jumlah Siswa yang Mengerjakan Tugas
Nilai
Rata-Rata
PR I
PR II
20
20
74
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 20 siswa yang diberi
tugas pekerjaan rumah (PR) ternyata seluruh siswa mengerjakan tugas tersebut..
Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa mempunyai respon positif
terhadap pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru. Pada
intinya inisiatif penugasan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru mendapat
respon yang positif dari siswanya.
Siklus II
Pada dasarnya jenis kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II ini sama
dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Pada bagian terakhir dari
siklus ini dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan ulangan harian. Berikut jenis
kegiatannya: a) Melakukan pembelajaran dengan strategi pemberian tugas atau
pekerjaan rumah (PR) yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan b) Hasil
pekerjaan rumah (PR) langsung dibahas secara bersama sama antara guru dan
siswa, sehingga terkesan tidak ada dominasi pihak terhadap kegiatan tersebut c)
Guru melakukan ulangan harian dari materi yang telah diajarkan pada siklus I, d)
Hasil penugasan (PR) dan hasil ulangan harian dikumpulkan pada siklus I, e)
Hasil penugasan dan hasil analisis ulangan harian dikembalikan kepada siswa.
Berikut hasil penilaian penugasan PR pada siklus II:
Jumlah
70
Tabel 2 : Daftar hasil analisis nilai tugas PR Siklus II
Jumlah Siswa yang Mengerjakan Tugas
Nilai
BRILLIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 2 Nomor 1, Februari 2017
Siswa
20
PR I
20
PR II
20
Rata-Rata
85
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II sejumlah 22
siwa yang diberi tugas untuk mengerjakan PR ternyata seluruhnya mengerjakan
tugas tersebut. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya semua siswa kelas 6
di SDN 4 Jombok Kecamatan Pule Kab. Trenggalek ini mempunyai respon positif
terhadap pemberian tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Pada intinya
inisiatif pemberian penugasan yang berupa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan
oleh guru pada siklus II ini mendapat respon yang positif. Berdasarkan hasil
identifikasi kedua tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata
tugas pekerjaan rumah (PR) menunjukkan adanya peningkatan dari 74-85 yang
terjadi pada siklus I ke siklus II.
Dengan ini dapat menunjukkan adanya upaya peningkatan terhadap
pemahaman siswa yang dilakukan melalui berbagai latihan yang diberikan guru
dalam bentuk pekerjaan rumah (PR). Hal ini sesuae dengan deskripsi dari teori
yang disampaikan oleh Gagne, yaitu: Memperbanyak latihan yang dilakukan akan
dapat memahami terhadap materi yang diperoleh, dapat meningkatkan
keterampilan dalam memecahkan masalah yang sesuai dengan teori asimilasi
bermakna dari Ausubel.
PEMBAHASAN
Adapun ini hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil ulangan harian
dan data ketuntasan belajar yang terdapat pada siklus I dan siklus II dapat
diperoleh ketuntasan belajar sebagai berikut.
Siklus
I
II
Tabel 4.3 : Data Ulangan Harian Ketuntasan Belajar
Jumlah
Jumlah Siswa yang
% Jumlah Siswa
Siswa
Tuntas
Yang Tuntas
20
20
14
19
70%
95%
Ketuntasan
Belajar
Belum
Sudah
Dari tabel 4.3. telah teridentifikasi bahwa terdapat kegiatan ulangan
harian yang dilakukan oleh guru dan sekaligus mengetahui adanya tingkat
ketuntasan belajar yang dialami. Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah siswa
yang mengikuti ulangan harian dan prosentase ketuntasan belajar secara
individual dari 70% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan peneapan strategi
pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) yang langsung dinilai dan dibahas
membuat siswa merasa senang dan puas.
Berdasakan uraian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa
hal ini dapat dikatakan salah hasil terapan atau realisasi dari teori reinforcement.
Siswa yang sudah selesai mengerjakan ulangan harian dapat langsung dianalisis
hasilnya oleh guru untuk kemudian diberikan nilai. Sebagai tindak lanjutnya guru
memberi pujian atau hadiah. Inilah nilai esensial dari teori reinforcement. Disadari
71
BRILLIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 2 Nomor 1, Februari 2017
atau tidak,teori ini dapat memperkuat hubungan antara stimulus dan respon (S-R)
sehingga hasil belajar siswa dalam roses pembelajaran dapat lebih bermutu.
KESIMPULAN
Mengacu pada hasil kajian yang dilakukan dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sbb : 1) Tradisi pemberian pekerjaan rumah (PR)
dapat memberikan kontribusi riil, yaitu turut membantu dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6 di SDN 4 JombokKecamatan Pule Kab.
Trenggalek tahun 2015. 2) Tindakan yang dilakukan oleh guru dalam penmberian
tugas yang berupa pekerjaan rumah (PR) merupakan salah satu upaya untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 3) Dalam
pelaksanaannya, perlu adanya peran aktif dari berbagai pihak yang merasa peduli
dengan dunia pendidikan sangat perlu dalam rangka meningkatkan hasil belajar
siswa kelas 6 SDN 4 Jombok Kecamatan Pule Kab. Trenggalek tahun 2015
SARAN
Berikut ini beberapa saran yang dapat peneliti berikan sehubungan
dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah sbb : 1) Bagi setiap guru
bidang studi. dalam pemberian PR kepada siswa sebaiknya didesain denganbaik
sesuai dengankebutuhan siswa sehingga dapat mempermudah siswa dalam
mempelajarinya, senantiasa mempunyai harapan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. segera mengevaluasi dan membahas langsung pekerjaan rumah (PR) yang
diberikan, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena kegiatan yang
dilakukan murid direspon oleh guru. 2) Bagi peneliti lain: memberikan masukan
yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan dari penelitian yang
dilakuakn, dapat menindak lanjuti penelitian tindakan kelas ini tentunya dapat
disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah masing-masing.
DAFTAR RUJUKAN
Depdikbud. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran IPA
(Biologi). Jakarta: Depdikbud.
Nasution. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung: CV. Jammara.
Pekerti. 1991. Teori Belajar dan Teori Instruksional.
Radiastuti, dkk. 2000. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Riset
Unggulan Terpadu (RUT) Kantor Menteri dan Dewan Risert Nasional.
Radiastuti. 2000. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Science Dengan
Pendekatan STM. Riset Unggulan Terpadu Kantor Menteri dan Dewan
Risert Nasional.
Udin, Tita Rosita. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
BP. Universitas Negeri Malang.
72
BRILLIANT: Jurnal Riset dan Konseptual
Volume 2 Nomor 1, Februari 2017
Download