FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 MEMBANGUN BUDAYA PELAYANAN PRIMA Oleh: Nurhenu Karuniastuti ABSTRAK Sebuah organisasi dalam pelayanan publik sangat tergantung dengan sejauh mana sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi tersebut dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan organisasi dalam memberikan pelayanan prima kepada public. Etos kerja, disiplin serta komunikasi antara pegawai yang mesti terjalin dengan baik didalam pemerintahan sebagai salah satu organisasi yang ada memerlukan apa yang disebut dengan budaya kerja pemerintahan. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. sikap, perilaku setiap pegawai dan manajemen dari suatu organisasi/institusi, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas..Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Pelayanan adalah proses membantu orang lain dengan cara-cara tertentu dimana sensitivitas dan kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas yang ditentukan oleh keakraban, kehangatan, penghargaan, kedermawanan, dan kejujuran yang dilakukan oleh aparatur pemerintah. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yg merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.Sedangkan pelayanan prima adalah kemampuan diri kita atau apaatur pemerintah dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang telah di tetapkan. Dengan demikian sikap/perilaku aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan public bisa dibangun apabila budaya pelayanan prima dapat dilakukan kepada public dengan standart pelayanan prima. Kata kunci : budaya, pelayanan, pelayanan prima I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah organisasi dalam pelayanan publik adalah sangat tergantung dengan sejauh mana sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi tersebut dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan organisasi dalam memberikan pelayanan prima kepada publik. Seperti diketahui bahwa organisasi dapat mengejar tujuan dan sasaran yang ingin dicapai secara lebih efisien dan lebih efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama. Hal ini memiliki arti bahwa dalam menjaga kelangsungan organisasi diperlukan adanya sikap/perilaku yang mendukung dari para karyawan organisasi secara baik. Selain etos kerja, disiplin serta komunikasi antara pegawai yang mesti terjalin dengan baik, pemerintah sebagai salah satu organisasi yang ada memerlukan apa yang disebut dengan budaya kerja pemerintahan. Budaya kerja lahir dan dirumuskan oleh top management untuk kemudian dianut oleh setiap pegawainya. Keahlian, kreativitas, kecerdasan maupun motivasi yang tinggi dari pegawai memang merupakan unsur kredibilitas 1 FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 yang harus dimiliki oleh pegawai agar pemerintahan dapat mencapai sukses. Namun unsur-unsur tadi menjadi belum maksimal manfaatnya bila setiap pegawai belum memiliki satu budaya yang sama. Satu budaya yang sama kualitasnya adalah sebuah pola pikir yang membuat mereka memiliki persepsi yang sama tentang nilai, dan kepercayaan yang dapat membantu mereka untuk memahami tentang bagaimana seharusnya berperilaku kerja dimana mereka bekerja. Pelayanan prima merupakan proses membantu orang lain dengan cara-cara tertentu dimana sensitivitas dan kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas yang ditentukan oleh keakraban, kehangatan, penghargaan, kedermawanan, dan kejujuran yang dilakukan oleh aparatur pemerintah dengan standar yang telah ditentukan B. TUJUAN 1. Mengetahui mengenai budaya 2. Mengetahui tentang pelayanan prima 3. Mengetahui mengenai budaya pelayanan prima pada aparatur pemerintahan C. MASALAH a. Apa yang dimaksud dengan budaya b. Apa yang dimaksud dengan pelayanan prima c. Bagaimana penerapan budaya dan pelayanan prima yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintahan generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Budaya dibentuk dari kumpulan sikap setiap karyawan dan manajemen dari suatu organisasi/institusi.. Bila setiap orang yang bekerja di suatu institusi mengutamakan kepuasan publik, tanpa mengabaikan citra institusi yang bersangkutan, maka secara kolektif akan tampil sebuah lembaga dengan budaya yang mengutamakan kepuasan publik, dan akan maju karenanya. Sehingga budaya dihubungkan dengan pekerjaan dalam suatu organisasi akan memberikan efek positif jika dilakukan dengan komitmen dari atas sampai bawah. Pengaruh budaya antara lain : 1. Fungsi-fungsi budaya Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi. 2. Batas Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya`menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya IdentitasBudaya memuat rasa identitas suatu organisasi 3. Komitmen Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu. II. PEMBAHASAN A. BUDAYA Definisi Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke 2 FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 4. Stabilitas Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan. 5. Pembentuk sikap dan perilaku Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku pegawai. Fungsi terakhir inilah yang paling menarik. Budaya sebagai beban 6. Hambatan untuk perubahan Budaya menjadi kendala manakala nilai-nilai yang dimiliki bersama tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Hal ini paling mungkin terjadi bila lingkungan sebuah organisasi bersifat dinamis. Menurut Robbins (1999) budaya organisasi adalah sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang menentukan tingkat bagaimana para pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya organisasi juga didefinisikan sebagai suatu nilai-nilai yang mempedomani sumber daya manusia dalam menghadapi permasalahan eksternal dan usaha memahami nilai-nilai yang ada serta mengerti bagaimana mereka harus bertindak dan bertingkah laku (Susanto, 1997). Semua sumber daya manusia harus dapat memahami dengan benar budaya organisasinya, karena pemahaman ini sangat berkaitan dengan setiap langkah ataupun kegiatan yang dilakukan, baik perencanaan yang bersifat strategis dan taktikal maupun kegiatan implementasi perencanaan, dimana setiap kegiatan tersebut harus berdasar pada budaya organisasi. Sedangkan menurut Robbins (1999:294) fungsi budaya didalam sebuah organisasi adalah : 1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas 2. Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi 3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen 4. Budaya meningkatkan kemantapan sistem social Potensi kekuatan Budaya dalam manajemen dapat dilihat dari beberapa aspek: Kekuatan, Individu yang menduduki posisi penting atau kunci dalam organisasi Peran, ketrampilan yang berinteraksi melalui uraian jabatan, prosedur, peraturan dan system (professional) Tugas : Mendorong dinamika untuk melakukan penelitain dan pengembangan (semangat dinamik) Pribadi : Individual dalam struktur kolektif untuk menentukan gotong royong Ketapatan : Bilamana kita mampu mempertemukan Budaya dengan tuntutan eksternal dan hambatan internal(selaras –serasi dan seimbang) Upaya penanaman nilai-nilai budaya dalam manajemen / administrasi dapat dilakukan melalui : Struktur organisasi yang benar sesuai dengan tuntutan/tujuan sebagai strategi Melakukan manajemen secara horizontal,lebih banyak yang bersifat kerja sama/kordinasi Memberikan pelayanaan atas dasar strategi yang baik 3 FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 keperluan orang lain/kebutuhan orang lain.” Sehingga pelayanan merupakan proses membantu orang lain dengan cara-cara tertentu dimana sensitivitas dan kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas yang ditentukan oleh keakraban, kehangatan, penghargaan, kedermawanan, dan kejujuran yang dilakukan oleh aparatur pemerintah. 2. LAYANAN Ketika berlangsung kegiatan pelayanan, ada “sesuatu” yang disampaikan, disajikan, atau dilakukan oleh pihak yang melayani kepada pihak yang dilayani. “Sesuatu” ini disebut layanan. Layanan dapat berbentuk : a) Barang-barang yang nyata (tangible). Misalnya, di SPBU kita menerima layanan berupa bahan bakar, di kantor polisi kita menerima STNK atau SIM. b) Barang yang tak nyata (“untangible”), seperti informasi. Misalnya, dari Tourist Information Center kita menerima keterangan tentang museum yang ada di Jogjakarta.. c) Layanan juga dapat berupa jasa yaitu apabila pihak yang melayani perlu menggunakan keahlian atau ketrampilan tertentu agar dapat mengurus keperluan dari pihak yang dilayani. Sebagai contoh, layanan yang diberikan oleh seorang teknisi, dosen, pengemudi, konsultan, pelawak, penyiar radio, jaringan telepon, dll. 3. PELANGGAN Pihak-pihak yang dilayani di dalam kegiatan pelayanan disebut pelanggan. Dalam pembahasan mengenai pelayanan prima pelanggan Interaksi atau pergaulan atas dasar silih asah,asih asuh Membuang budaya yang negative dan memeasukan nilai-nilai baru Oreintasi kerja pada peningkatan kualitas Mengembangkan upaya kemitraan/partnership Melakukan gaya kepemimpinan dengan keteladanan Manajemen/administrasi dengan melakukan penyempurnan terus menerus B. PELAYANAN PRIMA Peran utama pemerintah terhadap rakyatnya adalah memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Peranan pemerintah memang mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan dan dinamika masyarakat yang berkembang. Walaupun peran pemerintah mengalami berbagai perubahan namun pada pokoknya tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. 1. PELAYANAN Kita semua tentu pernah dilayani. Misalnya: Di SPBU kita dilayani untuk mendapatkan bahan bakar bagi kendaraan kita. Di lobi stasiun Gambir kita merasa sangat mudah memilih rangkaian KA untuk jurusan Yogyakarta, karena jadwal perjalanan dan tarifnya disajikan secara mudah dan jelas. Dari contoh-contoh di atas jelas terlihat bahwa pada setiap kegiatan pelayanan selalu terjadi tindakan atau upaya dari pihak yang melayani untuk memenuhi kebutuhan dari pihak yang dilayani. Dengan demikian, kita berani menyatakan: ”Pelayanan adalah upaya untuk membantu menyiapkan, menyediakan, atau mengurus 4 FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 selalu merupakan topic utama. Hampir semua dimensi dalam pengembangan pelayanan selalu dipicu oleh kebutuhan pelanggan, dan ditujukan demi mewujudkan kepuasan pelanggan. Agar kita dapat memberikan pelayanan yang sungguh memuaskan, maka langkah pertama tentunya adalah mengenal karakteristik pelanggan merupakan prasyarat agar dapat menyusun sebuah system pelayanan yang bermutu tinggi. Berbagai teknik telah dikembangkan untuk mengenal pelanggan. Salah satu teknik yang dapat memberikan hasil cukup memadai adalah teknik penggolongan. Individu-individu pelanggan dari golongan tertentu dianggap memiliki beberapa kesamaan, sehingga akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan system pelayanan yang sekiranya dapat memuaskan mereka. Biasanya kesamaan mereka erat berkaitan dengan kebutuhan, harapan, pola nalar, ukuran kepuasan, dan perilaku. Menurut status keterlibatannya dengan lembaga yang melayani dapat dibedakan adanya 2 golongan pelanggan : PELANGGAN EKSTERNAL KARAKTERISTIK PELANGGAN PELANGGAN INTERNAL Berkaitan dengan pelanggan maka : Pelanggan eksternal adalah pelanggan yang berasal dari luar organisasi kita Pelanggan internal adalah karyawan atau unit-unit lain didalam organisasi kita yang memperoleh pelayanan dari unit kita 4. PELAYANAN PUBLIK Pelayanan oleh lembagalembaga pemerintah kepada masyarakat disebut dengan berbagai istilah, seperti pelayanan masyarakat, pelayanan umum, atau pelayanan public. Dengan demikian pelayanan publik diartikan segala kegiatan pelayanan yang di laksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. HAKEKAT PELAYANAN PUBLIK Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yg merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat ( LAN RI ; 2004 ) Ciri-ciri Pelayanan Publik : 1. Berusaha untuk memenuhi harapan pelanggan dan merebut kepercayaan 2. Kepercayaan pelanggan adalah jaminan atas kelangsungan hidup organisasi 5. PELAYANAN PRIMA Kata prima memiliki arti harfiah “yang terbaik” terjemahan istilah “Excellent Service”. Pelayanan prima diartikan sebagai pelayanan yang terbaik, yang dapat diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Ukuran “terbaik” ini sangat relative, dan biasanya dikaitkan dengan Standar Pelayanan prima (SPP). 5 FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 Sebagai patokan, pelayanan prima dibedakan atas 3 tingkatan : a. Pelayanan yang dianggap Terbaik oleh lembaga-lembaga pemerintah yang belum memiliki SPP. Lembaga semacam ini memiliki kewajiban untuk segera menyusun SPP. b. Pelayanan yang sesuai dengan SPP, bagi lembaga pemerintah yang sudah memiliki SPP. c. Pelayanan terobosan yang mampu melebihi persyaratan SPP, bagi lembaga pemerintah yang selama ini tingkat pelayanannya sudah secara rutin dapat memenuhi SPP mereka. Lembaga semacam ini wajib memperbaharui SPP untuk menampung upaya terobosanterobosan yang sudah mulai dilakukan. Sehingga pelayanan prima dapat diartikan sebagai kemampuan diri kita atau pemerintah dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang telah di tetapkan. Kepuasan tercapai jika layanan yang nyata-nyata mereka terima dapat melebihi apa yang mereka harapkan. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki. Standar Pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik.Untuk memenuhi standar pelayanan yang baik, dibutuhkan antara lain : 1. Karyawan yang berkualitas Adanya pimpinan yang baik, sistem yang baik, manajemen yang baik tapi tanpa hadirnya pegawai yang berkualitas, maka organisasi tidak akan bisa memberikan pelayanan 2. 3. 4. 5. 6. 6 yang baik. Disinilah peran bimbingan ataupun motivasi dibutuhkan untuk melahirkan sumber daya pegawai yang berkualitas. Sarana dan Prasarana Lengkap Kelengkapan sarana dan prasarana yang baik akan sangat membantu pegawai dalam memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal hingga selesai Kita harus memberikan pelayanan sepenuhnya kepada pelanggan tanpa mengabaikannya sedikitpun dan tetap berusaha memberikan perhatian penuh kepadanya dalam mengatasi keluhan. Jangan lupa satu hal, yaitu tidak meninggalkannya sebelum pelanggan benar benar merasa tuntas. Melayani secara cepat dan tepat Melayani secara cepat saja tidak cukup. Ketepatan dalam melayani pelanggan juga penting. Meskipun pelayanan kita tepat sesuai keinginan pelanggan tapi jika kurang cepat, maka pelanggan akan kurang puas. Begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu pelanggan akan memberikan nilai lebih jika kita bisa melayaninya dengan cepat dan tepat. Komunikasi Efektif Kemampuan berkomunikasi dengan efektif kepada pelanggan mutlak dibutuhkan. Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan dengan baik dan ramah , menjawab keluhan pelanggan dan melakukan komunikasi transaksi yang sedang dilakukan dengan tepat. Wawasan dan Pengetahuan Produk/Jasa FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 Sudah jelas kita harus mempunyai pengetahuan sebanyak mungkin mengenai hal-hal yang berhubungan dengan produk/jasa dan pekerjaan yang kita jalankan. Hal ini agar kita bisa menjawab seluruh pertanyaan maupun menyelesaikan keluhan pelanggan. 7. Memahami kebutuhan pelanggan Kita harus mampu memahami keluhan pelanggan, kebutuhan pelanggan dan selalu perhatian kepada pelanggan agar kebutuhan pelanggan bisa terpenuhi. Ketulusan dalam memahami dan melayani kebutuhan pelanggan akan memberi nilai lebih terhadap citra organisasi. Sedangkan ukuran mutu pelayanan yaitu: 1) Proses pelayanan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan yang standar. 2) Petugas pelayanan memiliki kompetensi yang perlukan. 3) Pelaksanaan pelayanan didukung teknologi, sarana, dan prasarana yang memadai. 4) Pelayanan dilaksanakan dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan kode etik. 5) Pelaksanaan layanan dapat memuaskan pelanggan. 6) Pelaksanaan pelayanan dapat memuaskan petugas pelayanan. 7) Pelaksanaan pelayanan mendatangkan keuntungan bagi lembaga penyedia pelayanan. Manfaat standar pelayanan ada dua. Pertama, merupakan jaminan mutu bagi para pelanggan. Dari standar pelayanan ini pelanggan dapat mengetahui apa saja yang dapat diharapkan dari sebuah pelayanan. Pelanggan setiap kali dapat menggugat lembaga pelayanan jika ternyata apa yang mereka peroleh kurang dari yang dicantumkan dalam standar pelayanan. Keduanya merupakan ukuran baku mutu yang harus ditampilkan oleh para petugas pelayanan. Untuk mengetahui apakah pelanggan telah puas atau belum terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan dengan cara menghitung Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). IKM adalah tingkat kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari penyelenggara atau pemberi pelayanan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan dari sisi pemberi pelayanan konsep pribadi prima meliputi unsur-unsur kepribadian, penampilan, perilaku dan komunikasi yang prima. Sebagai contoh: seseorang dpt dikatakan pribadi prima apabila : Tampil ramah Tampil sopan dan penuh hormat Tampil yakin Tampil rapi Tampil ceria Senang memaafkan Senang bergaul Senang belajar dari orang lain Senang pada kewajaran Senang menyenangkan orang lain 7 FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 III. KESIMPULAN Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku dan sikap individu, dan komunikasi. Diperoleh indikasi bahwa terdapat hubungan antara person-organization fit dengan tingkat kepuasaan kerja, komitmen dan sumberdaya manusia dimana individu yang sesuai dengan budaya organisasi memiliki kecendrungan untuk mempunyai kepuasan kerja dan komitmen tinggi pada organisasi, dan juga memiliki intensitas tinggi untuk tetap tinggal dan bekerja di organisasi, Sedangkan pelayanan prima mengandung tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan kepedulian terhadap pelanggan, upaya melayani dengan tindakan yang terbaik, dan ada tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standart layanan tertentu. Sebagai salah satu bidang kajian dalam konsep pelayanan prima adalah administrasi publik pelayanan prima tidak tumbuh sendirian, tetapi dilakukan dengan berbagai pengayaan, antara lain dengan teknik TQM. Teknik TQM ini banyak digunakan dalam operasionalisasi pelayanan prima. TQM “Total Quality Manajemen” telah berhasil mengenalkan kepada kita budaya mutu, yaitu perbaikan terusmenerus terhadap mutu manusia, proses, barang, dan lingkungan organisasi. Khusus untuk manajemen pelayanan, tersedia varian dari TQM yang disebut dengan “Total Quality Service” (TQS). Varian ini mengenalkan kita kepada budaya pelayanan, yang bertitik tolak pada norma-norma : a) Fokus kepada pelanggan, b) Melibatkan semua orang : mutu pelayanan adalah tanggung jawab semua warga organisasi. c) Memenuhi standar pelayanan, d) Perbaikan berkesinambungan Sedangkan untuk mengatasi keluhan pelanggan maka penyelenggara pelayanan dapat melaksanakan beberapa hal terkait dengan Pelayanan Prima yaitu dapat melayani dengan hati nurani dengan : (a). Konsep Mendahulukan Kepentingan Pelanggan, (b). Pelayanan dengan sepenuh hati, (c) Budaya Pelayanan Prima, (d) Sikap Pelayanan Prima, (e) Sentuhan Pribadi Pelayanan, (f) Pelayanan Prima sesuai dengan Pribadi Prima Dengan demikian maka untuk membangun budaya dan pelayanan prima dibutuhkan suatu budaya yaitu kumpulan sikap setiap pegawai dan manajemen dari suatu organisasi/institusi sehingga pelayanan 8 FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 2 prima dapat dilaksanakan sesuai standar mutu pelayanan yang mengutamakan pada pelayanan, pelanggan dan penyelenggara/ manajemen pemberi pelayanan mulai dari top manajemen dengan seluruh jajarannya dalam organisasi/institusi. Bila setiap orang yang bekerja di suatu institusi tersebut mengutamakan kepuasan publik, tanpa mengabaikan citra institusi yang bersangkutan, maka secara kolektif akan tampil sebuah lembaga dengan budaya pelayanan prima yang mengutamakan kepuasan publik, dan akan maju karenanya. DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi lamsari-sitompul.blogspot.com/.../budaya-kerja-organisasi-pemerintah-oleh.html Nurhenu K, Bahan ajar materi pelayanan prima PIM IV, pusdiklat migas, 2013 https://gofaztrack.com/service-excellence/budaya-pelayanan-prima/ https://wantiokusan.blogspot.com/...., Pelayanan Prima https://forum.viva.co.id/.../prinsip-dasar-membangun-pelayanan-yangberkualitas.1304944/ 9