KUTIPAN dari Surat-surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat : bahwa pada hakekatnya semua obat merupakan racun yang dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan : a. Pasal 11 Undang-undang tentang Pokok-pokok kesehatan (L.N. 1960 No.131); b. Pasal 2 dan Pasal 8 Undang-undang Obat Keras (St. 1949 No. 419); MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN TENTANG KEWAJIBAN PENYERTAAN BROSUR DALAM BAHASA INDONESIA PADA PENJUALAN OBAT DAN OBAT BEBAS TERBATAS. Pasal 1 Semua tergolong semua obat berbungkus sebagai obat jadi atau obat patent yang tergolong dalam obat bebas dan obat bebas terbatas dinyatakan sebagai obat keras dalam arti Undang-undang Obat Keras pasal1 ayat (1) sub k , juncto pasal 2 ayat (2), apabila tidak disertai dengan brosur yang menerangkan cara pemakaiannya, jumlah takarannya (dosis), kontra indikasinya dan peringatan terhadap kemungkinan gangguan-gangguan akibat alergi terhadap obat yang bersangkutan serta gejala-gejala, ditulis dalam huruf latin dalam Bahasa Indonesia; Pasal 2 Selambat-lambatnya pada tanggal I Januari 1972 semua obat yang tergolong dalam obat bebas dan obat bebas terbatas harus telah disertai dengan brosur sebagaimana dimaksud dalam pasal I ; Pasal 3 Obat bebas dan obat bebas terbatas yang tidak memenuhi persyaratan pasal 2 hanya boleh dijualbelikan oleh pedagang besar farmasi dan dijual oleh apotik dengan resep dokter ; Pasal 4 Pelanggaran terhadap kewajiban kewajiban di dalam Peraturan ini, selain mengakibatkan hukuman di bidang Pidana dan penyitaan terhadap obat-obat yang dimaksud sesuai dengan Undang-undang Obat Keras (St.1949 No419), akan mengakibatkan hukuman di bidang administratif; Pasal 5 Peraturan ini berlaku mulai tanggal ditetapkannya ; Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 24April1971. A.N. MENTERI KESEHATAN R.I. DIREKTUR JENDERAL FARMASI DRS. SUNARTO PRAWIROSUJANTO