Perbedaan Hasil Belajar Stenografi Dengan Penerapan Model Pembelajaran Word Square dan Tanpa Model Pembelajaran Word Square pada Siswa Kelas XI ADP SMK N 2 PADANG Liza Marthasari, Armida. S, Armiati Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Hamka Air Tawar Padang Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran word square dan tanpa model pembelajaran word square pada kelas XI ADP di SMK N 2 Padang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen. Data dikumpulkan dari hasil tes yang diberikan pada kelas sampel menggunakan analisis uji Z. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar stenografi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran word square dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran word square. Pembelajaran word square cocok diterapkan dalam proses pembelajaran stenografi khususnya pada KD membuat catatan dikte dan pada materi mengenal dan menulis huruf stenografi. Disarankan kepada guru, khususnya guru stenografi dapat mempertimbangkan menggunakan model pembelajaran word square sebagai salah satu alternative pembelajaran dalam materi mengenal dan menulis huruf stenografi. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran word square, tanpa model pembelajaran word square ABSTRACT This study aimed to determine whether there are differences with students' learning models implement word square and without learning model word square on class XI ADP at SMK N 2 Padang. This study included type of quasi experimental study. Data collected from the test results given in the sample test data analysis using Z. The results of this study showed a significant difference between the learning outcomes of students who are taught shorthand using a word learning model square and the students who were taught without using a word learning model square. Learning word square fit is applied in the learning process especially KD membuat catatan dikte and material introduce and writing abjad stenografi. It is recommended to teachers , especially teachers may consider using a shorthand word learning model square as one alternative learning that with material introduce and writing abjad stenografi. Keyword: learning result, learning models word square, without learning models word square Page 1 1. PENDAHULUAN Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, dapat dicapai dengan berbagai usaha salah satunya adalah melalui jalur pendidikan. Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang mempunyai peran yang sangat penting untuk mengembangkan potensi siswa agar mampu hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) peserta didik. Hal ini sesuai yang dinyatakan Mulyasa (2004:3) bahwa “kekuatan reformasi yang hakiki sebenarnya bersumber dari sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, serta memiliki visi, transparansi dan pandangan yang jauh kedepan dan tidak hanya mementingkan diri dan kelompoknya”. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan peningkatan kualitas pendidikan, terutama yang diperoleh di sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan peran aktif dari semua pihak yang ada dalam pendidikan, dimulai dari kalangan masyarakat, peserta lulusan pendidikan, para pendidik, dan pemerintah. Mata pelajaran stenografi membutuhkan strategi atau teknik pembelajaran yang baik, dimana guru harus mampu mengantarkan siswa agar dapat trampil dalam menulis huruf stenografi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Permasalahan yang terjadi guru kurang mampu memberikan pemahaman kepada siswa sehingga siswa sulit untuk menerima pelajaran. Seperti guru tidak menyuruh siswa membuat contoh huruf lebih dari yang diberikan guru, sedangkan stenografi pelajaran yang menuntut banyak dilakukan latihan. Dimana guru juga tidak memeriksa hasil tulisan yang dikerjakan siswa sehinnga mereka tidak tau apakah yang mereka kerjakan salah atau benar, karna ketidak pahaman siswa terhadap bentuk-bentuk huruf stenografi maka siswa malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada kelas XI ADP di SMK N 2 Padang peneliti menemukan pemasalahan-permasalahan seperti ketika disuruh untuk mengerjakan latihan kedepan kelas hanya beberapa orang saja yang mengacungkan tangan dan jika diberikan tugas lebih dari 50%. Beberapa faktor penyebab permasalahan diatas ada yang berasal dari siswa dan ada juga yang berasal dari guru. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah, sehingga hasil belajar siswa tidak tercapai secara optimal. Masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum(KKM) seperti yang terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Nilai rata-rata ulangan harian I siswa SMK Negeri 2 Padang Kelas XI ADP 1 XI ADP 2 XI ADP 3 Jumlah siswa 24 26 25 Nilai Rata-Rata UH I 60.03 63.68 69.27 Sumber: guru bidang studi stenografi Page 2 Pencapaian tingkat hasil belajar siswa kelas XI ADP masih rendah, hal ini dibuktikan dengan pencapaian nilai rata-rata UH I semester yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yakni 75. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Stenografi khususnya pada standar kompetensi Membuat dokumen dalam materi mengenal dan menulis huruf steno kelas XI ADP SMK N 2 Padang disebabkan model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Guru melakukan pembelajaran klasikal, dimana proses pembelajaran hanya terpusat pada guru dan cendrung didominasi oleh guru dimana guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru sebagai pendidik terlibat langsung dalam proses pembelajaran, perlu untuk melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk memacu motivasi belajar siswa sehingga siswa aktif dalam mengikuti pelajaran khususnya pada mata pelajaran Stenografi. Guru harus memilih model pembelajaran yang tepat untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, yaitu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan penerangan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Sesuai dengan pendapat Silberman (2006:9) yang mengatakan bahwa yang bisa membuahkan hasil yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Salah satu model pembelajaran aktif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran word square. Penyebab siswa tidak paham dengan bentuk huruf stenografi yang dikarenakan oleh beberapa hal yang diataranya kurangnya contoh dari bentuk huruf stenografi yang diberikan oleh guru maka dengan adanya pembelajaran word square ini akan banyak huruf steno yang akan dilihatnya, sehingga siswa paham dengan bentuk dari huruf steno tersebut. Stenografi merupakan pelajaran berupa kerampilan, yang seharusnya banyak melakukan latihan seperti yang dikemukakan oleh Sumiati (2007:109) dalam belajar formal dan belajar keterampilan, agar dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat dicapai dengan melalui latihan. Stenografi merupakan mata pelajaran yang hanya dipelajari di jenjang sekolah menengah kejuruan pada jurusan Administrasi perkantoran yang dimana pelajaran stenografi tidak dipelajari di sekolah menengah pertama dan juga pada sekolah dasar. Sehingga word square ini bisa diterapkan untuk sekolah menengah kejuruan khususnya pada mata pelajaran stenografi, dengan menerapkan model pembelajaran cooperativ menggunakan word square yang merupakan model alternative agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Dimana dalam pembelajaran cooperative ini siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan materi dan tugas yang diberikan oleh guru.. Untuk meningkatkan minat belajar dan keseriusan siswa dalam belajar digunakan word square. Word square adalah strategi mengajar dalam bentuk permainan dengan cara memilih atau mencari kunci jawaban dalam acakan huruf berdasarkan pertanyaan yang ada (Mulyati 1996:6). Dalam pembelajaran yang menggunakan word square, siswa Page 3 dituntut untuk dapat mengenal huruf stenografi siswa secara keseluruhan karena jika mereka tidak mengerti bentuk huruf maka mereka tidak akan bisa mencari kata dalam acaka huruf. Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian tentang 2. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian yang dilakukan adalah penelitian Quasi Eksperimen. Penelitian Quasi Eksperimen merupakan pengembangan dari true eksperimental design, Sugiyono (2009:114). Penelitian kali ini tidak melakukan tes di awal pembelajaran terlebih dahulu karena peneliti hanya membandingkan hasil belajar antara kedua kelas sampel setelah diberikan perlakuan. b. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI ADP SMK N 2 Padang. yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Penentuan kelas sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu ditetapkan berdasarkan pada pertimbanganpertimbangan tertentu, Sudjana (2007:96). Pada penelitian ini pengambilan sampel dipilih berdasarkan kelas yang memiliki nilai rata-rata yang hampir sama sehingga dapat dikatakan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan yang hampir sama. Dipilihlah kelas XI ADP 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI ADP 2 sebagai kelas kontrol c. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis memberikan tes kepada dua kelas sampel.Tes yang diberikan berupa pertanyaanpertanyaan yang sesuai dengan materi yang diajarkan selama perlakuan berlangsung. Sebelum memberikan tes kepada kedua kelas sampel, terlebih dahulu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : “Perbedaan Aktivitas Dan Hasil Belajar Stenografi Dengan Penerapan Model Pembelajaran Word Square Dan Tanpa Model Pembelajaran Word Square Pada Siswa Kelas SMK Negeri 2 Padang” 1) Merumuskan kisi-kisi soal, yang disusun berpedoman pada silabus mata pelajaran ekonomi dan indikator yang sesuai dengan standar kompetensi. 2) Menyusun soal tes sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat. 3) Melakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya beda soal. Berdasarkan hasil uji coba soal yang telah dilakukan, maka soal sudah memiliki syaratsyarat untuk dapat digunakan sebagai soal postest. d. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji Z. Sebelum melakukan uji hipotesis tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Untuk menguji normalitas dapat digunakan uji liellifors. Menurut Irianto (2007: 273) kriteria terima hipotesis berdistribusi normal adalah jika Lmax ≤ Ltabel, lain dari itu ditolak. Sedangkan untuk menguji homogenitas digunakan uji F dengan kriteria jika harga F hitung kecil sama dari F tabel berarti kelompok data mempunyai varians yang homogen, sebaliknya jika harga F yang di dapat dari hasil perhitungan lebih besar dari F tabel, berarti kedua kelompok data varians tidak homogen (Irianto, 2007:276). e. Uji Hipotesis Rumus untuk menguji hipotesis yaitu: H0 : µA = µB H1 : µA ≠ µB Keterangan: µA = rata-rata kelas eksperimen µB = rata-rata kelas kontrol Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) pada tingkat signifikan α = 0,05 Page 4 digunakan tabel Z dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : 1) Jika –Ztab ≤ Zhit < Ztab maka Ho diterima 2) Jika –Ztab > Zhit ≥ Ztab maka Ho ditolak 3. HASIL PENELITIAN a. Deskripsi Data Penelitian Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan maka diperoleh hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian. Berikut nilai ulangan harian siswa kedua kelas sampel: Tabel 2. Distribusi frekuensi perbandingan hasil belajar stenografi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMK Negeri 2 Padang Kelompok No Interval 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 100-94 93-87 86-80 79-73 72-66 65-59 58-52 Jumlah Rata-rata Median Modus Standar deviasi Maksimum Minumum Kelas eksperimen Fi % 6 25,00 5 20,83 7 29,17 2 8,33 3 12,50 1 4,17 0 0,00 24 84,83 82 Kelas control Fi 2 6 5 4 5 3 1 26 % 7,69 23,07 19,23 15,38 19,23 11,53 3,84 78.30 76 84 10,61 100 76 11,43 96 64 56 Sumber: Data Olahan 2012 Dari tabel 2 di atas dapat dilihat terdapat perbedaan pada hasil belajar Ekonomi antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rata-rata post test kelas eksperimen adalah 84,83 dengan nilai terendah 64, nilai tertinggi 100 dan nilai yang sering muncul diperoleh siswa adalah 84. Nilai tengah (median) adalah 82, artinya terdapat 50% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≤ 82 dan sisanya ≥ 82. Penyimpangan nilai terhadap ratarata hitung atau standar deviasi yaitu 10,61. Jadi terjadi peningkatan pada tingkat ketuntasan siswa yaitu 80% dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Pada kelas kontrol nilai rata-rata post test adalah 78,30 dengan nilai terendah 56, nilai tertinggi 96 dan nilai yang sering muncul diperoleh siswa adalah 76. Nilai tengah (median) adalah 76, artinya terdapat 50% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≤ 76 dan sisanya ≥ 76. Penyimpangan nilai terhadap rata-rata hitung atau standar deviasi yaitu 11,43. Jadi terjadi peningkatan pada tingkat ketuntasan siswa yaitu 60% dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan perhitungan nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol, terdapat perbedaan hasil belajar dimana nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran word square dibandingkan dengan kelas kontrol yang tanpa menggunakan model pembelajaran word square. b. Analisis Data Penelitian Untuk menarik kesimpulan hasil penelitian maka dilakukan uji hipotesis setelah dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk uji normalitas pada kelas eksperimen diperoleh nilai Lhit = 0,0736 dan Ltab = 0,1764 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai Lhit = 0,0793 dan Ltab = 0,1706 maka pada kedua kelas sampel Lhit<Ltab yang artinya kedua kelas sampel berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji homogenitas pada diperoleh Fhit =1,1609 dan Ftab = 1,985 sehingga Fhit < Ftab yang berarti varians kedua kelas sampel adalah homogen. Dari hasil perhitungan kedua uji prasyarat tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kedua sampel pada penelitian ini berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. c. Uji Hipotesis Dari uji hipotesis nilai ulangan harian yang dilakukan, diperoleh nilai Zhit=2,089 dan Ztab= Page 5 1,96 sehingga Zhit>Ztab maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol d. Pembahasan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan kepada siswa kelas XI ADP 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI ADP 2 sebagai kelas, peneliti melakukan atau memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas sampel dalam proses pembelajaran, yang mana kelas eksperimen diajar dengan model pembelajar word square dan kelas kontrol diajar dengan tanpa menggunakan model pembelajaran word square. Pembelajaran dengan menggunakan permainan akan menarik perhatian siswa karena menyenangkan, menurut Latuheru (1988:10) permainan adalah suatu bentuk kegiatan dimana peserta yang terlibat didalamnya atau pemain-pemainya bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan menurut pandangan ahli psikologis perkembangan penggunaan permaianan sangat bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan kreativitas permainan dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menarik. Word square merupakan salah satu alternative yang kiranya dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar siswa, karena word square telah dikenal oleh sebagian siswa sebagai suatu bentuk permainan yang menarik, menurut Anonimous (dalam Mulyati 1996:6) word square adalah suatu penyajian alternative strategi mengajar yang berbentuk permainan dengan cara memilih atau menemukan kunci jawaban dalam acakan huruf berdasarkan pertanyaan yang ada dan kata yang dicari dipilih dari acakan huruf yang tersedia bisa mendatar, menurun dan diagonal. Permainan ini dibuat dalam bentuk lembar kerja. Pembelajaran menggunakan word square mempunyai beberapa kelebihan yaitu mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan juga melatih disiplin. Selain itu juga terjadi hubungan kerjasama yang menguntungkan dalam kelompok yang melahirkan semangat belajar. Siswa yang diajar menggunakan pembelajaran aktif model pembelajaran word square lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan model pembelajaran word square terlihat dari hasil belajar pada test terakhir siswa kelas eksperimen dengan ratarata nilai84,83 dan siswa kelas kontrol dengan nilai rata-rata 78,31 ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari segi metode yang digunakan, dalam hal ini pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran word square lebih baik dari pada pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran word square. Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor ekstern diantaranya kemampuan guru untuk memilih metode dan strategi yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengaja. Sebagaimana pendapat Slameto (2003:96) bahwa variasi metode mengajar akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar tidak semua peserta didik mudah menangkap apa yang disampaikan guru dengan baik, sehingga guru harus mampu menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa mau untuk ikut terlibat dengan materi yang akan disampaikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yulia (2005) yang menemukan bahwa, penerapan pembelajaran kooperativ dengan menggunakan word square, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS ekonomi dikelas VIII 6 SMP N 18 Padang. penelitian ini juga sejalan dengan, penelitian yang dilakukan Yenni (2005) yang mengemukakan hasil penelitiannya bahwa pembelajaran kooperatif dengan menggunakan Page 6 word square dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dikelas IX 4 SMP N 3 Padang Oleh sebab itu hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan jalan keluar dari permasalaahn rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran stenografi bila biasanya guru mata pelajaran hanya menggunakan metode yang tidak bervariasi, maka mulai sekarang memahami metode-metode pembelajaran yang lain. Salah satunya adalah model pembelajaran word square. Masih terdapatnya berbagai kendala dalam pelaksanaan penelitian ini diakui karena peneliti masih tergolong pemula dan juga kendala lain yang penulis temui pada saat melakukan eksperimen yaitu sulit mempersiapkan kondisi yang tepat untuk melakukan kegiatan. Oleh sebab itu masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki dimasa mendatang agar pelaksaan metode ini dapat dilakukan secara optimal. 4. PENUTUP a. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran word square pada kelas XI ADP 1 SMK N 2 Padang dapat diambil kesimpulan “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran model pembelajaran word square dengan siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan model pembelajaran word square terlihat dari nilai ratarata kelas eksperimen 84,83 dan nilai rata-rata pada kelas kontrol 78,83.” b. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dan untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran stenografi di SMK Negeri 2 Padang maka dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Untuk Sekolah Dapat melakukan sosialisasi model pembelajaran word square kepada guru SMK N 2 Padang sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan, karena berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Untuk Guru a. Untuk guru SMK Negeri 2 Padang, khususnya guru stenografi dapat menggunakan model pembelajaran word square sebagai salah satu alternative pembelajaran yang dapat digunakan, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal dan menulis huruf stenografi. b. Sebelum pelaksanaan model pembelajaran word square dilakukan, guru hendaknya telah menyiapkan lembar kerja word square yang akan dibagikan dan dipasang didepan kelas, dan memanfaatkan waktu pembelajaran secara optimal. 3. Untuk siswa a) Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran word square, siswa diharapkan dapat ikut berpartisipasi dengan aktif, karena dalam model pembelajaran ini keaktifan siswa sangat dituntut. b) Siswa diharapkan dapat memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk belajar agar proses pembelajaran yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar. c) Siswa diharapkan tidak hanya mengandalkan informasi yang diberikan guru tetapi siswa juga harus giat mencari informasi lain mengenai materi pelajaran dari berbagai sumber. 4. Untuk Peneliti selanjutnya Waktu penelitiannya lebih panjang sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi sesuai dengan yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA 67 Page 7 Mulyasa. 2004. Manajemen berbasis sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya Mulyati, Sri. 1996. Pengaruh Penggunaan Latihan Dengan Wordsquare Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran Biologi Kelas 1 SMP N 4 Bukittinggi. Skripsi. UNP Rahmi, Yulia Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ips Ekonomi Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Menggunakan Word Square Dikelas VIII 6 SMP N 18 Padang. Skripsi. Padang: UNP Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Aktif. Bandung:Nuansa Nusa Media Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjiono, A. 2009. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sumiati, Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Karya Yenni. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Menggunakan Word Square Dikelas IX SMP N 3 Padang. Skripsi. Padang: UNP Page 8