PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN PENGUNGKAPAN DIRI (SELF DISCLOSURE) TERHADAP ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL SAAT BERPACARAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Rona Anggraeni 119114150 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PENGESAHAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTO “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah:216) “Jangan bersedih jika ALLAH mengambil sesuatu dari mu, melainkan ALLAH sesungguhnya akan menggantikannya dengan yang lebih baik” “Berbuat baiklah kamu dengan yang lain, maka kebaikan akan menghampirimu” “Surga di bawah telapak kaki ibu”. Maka muliakanlah ibumu. I Love You Mom :* “Nikmat ALLAH mana lagi yang kau dustakan” “CUKUPLAH ALLAH BAGIKU” iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Ka rya ini ku p ersem b a hka n untuk: Sa ng Ma ha Ka rya d a n Dza t ya ng d eng a n ub un-ub unku d i d a la m g eng g a m a nnya , ALLAH Sub ha na huw a ta ’ a la Sp o rter terb a ik sep a nja ng hid up ku, Ora ng tua ku terc inta , Ib u Dw i Erlina Astuti, S.So s. d a n Ba p a k Sup riya nto , S.Pd ., Kelua rg a Besa rku terc inta , kelua rg a Tha m b a s d a n Ha d i So ekirno , Sa ha b a t” sep ena ng g ung a n, tem a n” b erg ura u, d a n untuk m ereka sem ua , o ra ng ” ya ng p erna h terlib a t d id a la m hid up ku, Alm a m a ter keb a ng g a a nku Universita s Sa na ta Dha rm a Yo g ya ka rta , Serta untuk ya ng teristim ew a , ka m u ya ka m u YOGYAKARTA. v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidakmemuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 25 Mei 2017 Penulis, Rona Anggraeni vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN PENGUNGKAPAN DIRI ( SELF-DISCLOSURE) TERHADAP ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL SAAT BERPACARAN Rona Anggraeni ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pengungkapan diri kepada orangtua terhadap perilaku seksual perempuan dewasa awal pada saat berpacaran. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara pengungkapan diri (self-disclosure) dengan perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. Penelitian ini melibatkan 200 responden yaitu perempuan dewasa awal dengan rentang usia antara 18 hingga 25 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala pengungkapan diri dan skala perilaku seksual yang disusun oleh peneliti. Skala pengungkapan diri memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,938 dan skala perilaku seksual memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,92. Sebaran data penelitian ini bersifat normal pada kedua variabelnya sehingga teknik analisis data menggunakan Pearson-Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi r = -0.254 dengan nilai p = 0.000 (p<0,05). Hasil analisis terebut membuktikan bahwa adanya hubungan negatif, signifikan dan antara pengungkapan diri dengan perilaku seksual. Hal ini berarti semakin tinggi pengungkapan diri kepada orangtua maka semakin rendah perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran dan begitu juga sebaliknya. Kata kunci : Pengungkapan Diri, Perilaku Seksual vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI THE RELATION BETWEEN SELF DISCLOSURE TO PARENTS AND SEXUAL BEHAVIOUR IN DATING EARLY ADULTHOOD Rona Anggraeni ABSTRACT This research aimed to investigate the correlation between self disclosure to parents and sexual behavior in dating early adulthoods. The hypothesis in this research there is a negative correlation between self disclosure and sexual behavior. This research involves 200 subject of early adulthoods with the range of age about 18-25 years old who are dating. The data collected using scale of self disclosure and sexual behavior of compiled by researcher. The alpha reliability coefficient of self disclosure scale was 0,938 and coefficient of sexual behavior scale was 0,92. Distribution of both variables are normal and the technique of data analysis being used was Pearson-Product Moment. The research showed the value of r = -0.254 and the value of p = 0.000 (p<0,05). The result indicated that there was a negative, significant, and strong enough carrelation between self disclosure and sexual behavior. It was mean that the higher level of self disclosure to parents, the lower level of sexual behavior in dating early adulthood and also on the other way. Key words : Self Disclosure, Sexual Behavior viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Rona Anggraeni Nomor Mahasiswa : 119114150 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : HUBUNGAN PENGUNGKAPAN DIRI ( SELF-DISCLOSURE) TERHADAP ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL SAAT BERPACARAN Beserta perangkat yang dibutuhkan (bila ada). Demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengeloloanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebnarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 25 Mei 2017 Yang menyatakan : Rona Anggraeni ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Alhamdulillah hirobbil alaamin saya panjatkan kepada ALLAH Subhanahuwataala atas nikmat yang tiada hentinya yang telah diberikan kepada saya, sehingga atas seizin-Nya lah saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul Hubungan Pengungkapan Diri kepada Orangtua dengan Perilaku Seksual Perempuan Dewasa Awal Saat Berpacaran dengan baik dan lancar. Rasa syukur ini tidak terlepas atas perlindungan serta ridho-Nya yang selalu memberikan saya jalan untuk belajar lebih maju dari sebelumnya, yang selalu memberikan saya jalan keluar atas kesulitan yang saya hadapi, yang selalu menjadi tempat terbaik untuk kembali dan mengadu. Terima kasih untuk segalanya yang telah Engkau karuniakan kepada saya termasuk orang-orang baik dan luar biasa yang telah Engkau kirimkan untuk hadir dihidup saya. Ucapan terima kasih juga teruntuk keluarga besar saya tercinta, keluarga Thambas dan Hadi Soekirno yang tidak lelah selalu memberikan saya dorongan dan motivasi untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi saya ini. Saya mengerti perhatian mereka terkadang berlebihan tapi jauh didalam hati mereka menginginkan saya untuk selalu bahagia dan sukses menjalani hidup saya dimasa depan. Dan ucapan terspesial kepada kedua orangtua saya, Mama Dwi Erlina Astuti serta Bapak Supriyanto, saya ucapkan terimakasih untuk segalanya. Terimaksih untuk selalu memberikan yang terbaik untuk anakmu ini, terimaksih untuk mau bersabar menerima segala kekurangan anakmu ini, dan terimakasih x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk cinta tak bersyarat yang telah kalian berikan hingga detik ini. I love you all so much :* Kepada Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, saya mengucapkan terima kasih banyak atas bimbingan bapak selama masa perjuangan saya menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk waktu, perhatian, kepercayaan, kesabaran, masukan yang membangun serta arahan yang telah bapak berikan kepada saya. Selain itu, saya juga ingin meminta maaf atas banyaknya kesalahan dan kekurangan yang saya miliki selama menjadi anak bimbingan bapak. Semoga anak bimbingan bapak ini menjadi orang yang berguna dikemudian hari ya pak. Aamiin. Terimakasi Pak Priyo. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh jajaran dekanat, Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto., M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi dan Bapak P. Eddy Suhartanto., M.Si, selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih juga saya ucapkan untuk semua dosen dan staf dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas ilmu pengetahuan yang luar biasa dan semoga bermanfaat bagi saya dimasa yang akan datang, pengalaman-pengalaman berharga yang telah dibagikan kepada saya sebagai anak didikmu dan segala hal yang tidak akan pernah saya dapatkan di tempat lain selain di rumah kedua saya ini. Terima kasih juga telah memberikan wadah terbaik bagi saya untuk berkembang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Saya akan selalu merindukan segala hal tentang kalian. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Terimakasih untuk teman-teman terdekat saya yang telah membagi banyak hal kepada saya terutama waktu yang kalian miliki, karena waktu kalian adalah hal yang berharga bagi saya. Berkat kebersamaan itu lah saya belajar banyak hal yang menyenangkan maupun hal mendewasakan. Terimakasih itu tertuju kepada mereka, Adi, Risky, Mahfud, Sannie, Arif, sebagai teman lama yang tidak lupa kulitnya. Kepada mereka D’Cils, Rara, Apo, Elis, Icha sebagai teman haha-hihi dimana pun itu. Kepada mereka Sambalado, Reza, Tama, Nina, Rhintan, Putri, Gerson sebagai teman yang membuka pandangan lain tentang banyak hal dan juga teman wacana. Kepada Risky W. sebagai teman kos rasa saudara. Kepada MasPakdhe sebagai editor skripsweet saya, Natia S.Psi dan Paska S.Psi makasih sarannya cantiks, Tuti juga dan untuk Fakhri, terima kasih atas supportnya ya, serta kawan-kawan lain yang membantu lancarnya skripsi ini. Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman saya satu angkatan 2011, serta kakak-kakak tingkat yang legendaris maupun adek-adek gemes saya di Fakultas Psikologi Sanata Dharma see you all on top nggeh xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ iii HALAMAN MOTO ...........................................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................................vi ABSTRAK .........................................................................................................................vii ABSTRACT........................................................................................................................ viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...............ix KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x DAFTAR ISI..................................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian........................................................................................... 6 1. Manfaat Teoretis .......................................................................................... 6 2. Manfaat Praktis ............................................................................................ 6 BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................................ 7 A. Perilaku Seksual .............................................................................................. 7 1. Definisi Perilaku Seksual ............................................................................. 7 2. Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual dengan Orang Lain .................................. 8 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Faktor-Faktor yang Membentuk Perilaku Seksual Pranikah ...................... 12 B. Perempuan Dewasa Awal .............................................................................. 14 1. Definisi dewasa awal.................................................................................. 14 2. Ciri-ciri dewasa awal.................................................................................. 16 C. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) ............................................................ 20 1. Definisi pengungkapan diri (self disclosure) ............................................. 20 2. Dimensi Pengungkapan Diri ...................................................................... 23 3. Manfaat dari Pengungkapan Diri ............................................................... 25 D. Orangtua ........................................................................................................ 26 E. Dinamika Antara Pengungkapan Diri Terhadap Orangtua Dengan Perilaku Seksual Perempuan Dewasa Awal ................................................................ 27 F. Skema Penelitian ........................................................................................... 30 G. Hipotesis ........................................................................................................ 31 BAB III. METODE PENELITIAN................................................................................... 32 A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 32 B. Variabel Penelitian ........................................................................................ 32 1. Variable Bebas (IV) ................................................................................... 32 2. Variable Tergantung (DV) ......................................................................... 32 C. Definisi Operasional ...................................................................................... 33 1. Perilaku Seksual ......................................................................................... 33 2. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) ......................................................... 33 D. Subjek Penelitian ........................................................................................... 35 E. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 36 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................................. 37 1. Metode ....................................................................................................... 37 2. Alat Pengumpulan Data ............................................................................. 38 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G. Validitas, Seleksi Aitem dan Reliabilitas ...................................................... 43 1. Validitas ..................................................................................................... 43 2. Seleksi Aitem ............................................................................................. 44 3. Reliabilitas ................................................................................................. 46 H. Metode Analisis Data .................................................................................... 47 1. Uji Asumsi ................................................................................................. 47 2. Uji Hipotesis .............................................................................................. 48 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 50 A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 50 B. Data Demografi Subjek Penelitian ................................................................ 51 C. Hasil Penelitian.............................................................................................. 52 1. Uji Asumsi ................................................................................................. 52 2. Uji Hipotesis .............................................................................................. 56 D. Pembahasan ................................................................................................... 58 E. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 60 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 62 A. KESIMPULAN ............................................................................................. 62 B. SARAN ......................................................................................................... 62 1. Bagi Subjek Penelitian ............................................................................... 62 2. Bagi Penelitian selanjutnya ........................................................................ 63 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 64 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Blueprint Skala Perilaku Seksual Sebelum Di Uji Coba.....................39 Tabel 2. Blueprint Skor Jawaban Skala Perilaku Seksual...... ...........................40 Tabel 3. Blueprint Skala Pengungkapan Diri Sebelum Diuji Coba...................41 Tabel 4. Blueprint Skor Jawaban Skala Pengungkapan Diri..............................43 Tabel 5. Blueprint Skala Perilaku Seksual Setelah Di Uji Coba........................45 Tabel 6. Blueprint Skala Pengungkapan Diri Setelah Di Uji Coba...................46 Tabel 7. Kriteria Koefisien Korelasi...................................................................49 Tabel 8. Data Usia Subjek Penelitian..................................................................51 Tabel 9. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.............................53 Tabel 10. Hasil Uji Linearitas...............................................................................55 Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis................................................................................57 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Hubungan Pengungkapan Diri terhadap Orangtua dengan Perilaku Seksual pada Perempuan Dewasa Awal Saat Berpacaran….30 Gambar 2. Grafik Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residua………54 Gambar 3. Uji Linearitas dengan Analisis Grafik………………………………..56 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Seleksi Aitem Dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri.... 70 a. Seleksi Aitem Pengungkapan Diri................................. 70 b. Reliabilitas skala Pengungkapan Diri............................ 74 Lampiran 2 Seleksi Aitem Dan Reliabilitas Skala Perilaku Seksual....... 75 a. Seleksi Aitem Perilaku Seksual..................................... 75 b. Reliabilitas skala Perilaku Seksual................................ 76 Lampiran 3 Skala Penelitian.................................................................... 77 Lampiran 4 Uji Asumsi............................................................................ 89 a. Uji Normalitas................................................................ 89 1. Kolmogorov-Smirnov............................................... 89 2. Analisis Grafik......................................................... 90 b. Uji Linearitas................................................................. 91 1. Test Of Linearity...................................................... 91 2. Analisis Grafik......................................................... 92 Lampiran 5 Uji Hipotesis.......................................................................... 93 a. Uji Korelasi.................................................................... 93 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seksual diluar pernikahan dikalangan mahasiswa sudah mulai membudaya mengakibatkan adanya anggapan sosial bahwa perilaku tersebut sudah menjadi hal biasa untuk dilakukan. Perilaku seksual seperti ini bahkan telah menjadi trend sejak SMA yang dilakukan untuk dapat diterima dalam kelompok sosialnya (Pawestri dan Setyowati, 2012). Pendapat yang sama oleh Azinar (2013) yaitu terbukanya peluang bagi pelaku pacaran untuk melakukan aktifitas seksual secara terang-terangan di depan umum mengakibatkan meningkatnya potensi sikap permisif terhadap perilaku seks bebas. Selain itu, terjadinya pergeseran nilai dan moral di masyarakat yang mengubah anggapan bahwa seks bebas merupakan hal biasa dan menjadi masalah pribadi masing-masing individu. Esti (2008) mengungkapkan adanya budaya semacam itulah yang mempengaruhi perubahan pandangan individu dewasa awal dalam bersikap saat berpacaran. Hal-hal yang ditabukan sejak dulu namun sekarang sebaliknya kini dibenarkan oleh para pelaku pacaran. Bahkan ada sebagian kecil dari mereka yang membenarkan perilaku seks bebas. Setiawan dan Nurhidayah (2008) menambahkan bahwa antara sepasang kekasih yang berpacaran mengaggap bahwa perilaku seksual merupakan pengalaman yang 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 menyenangkan untuk dilakukan bersama pasangan dan berprinsip bahwa perilaku tersebut biasa dilakukan oleh orang dewasa saat berpacaran. Cynthia (2007) menjelaskan perilaku seks bebas (free sex) adalah segala aktivitas seksual yang dilakukan dengan lawan jenis karena adanya hasrat untuk melakukannya yang berupa ciuman, bercumbu hingga bersenggama diluar hubungan pernikahan. Soetjinigsih (2008), memberikan definisi perilaku seksual adalah segala aktivitas seksual yang dilakukan dengan adanya dorongan hasrat seksual terhadap pasangannya. Kartoo dan Gulo (dalam Setiawan dan Nurhidayah, 2008) menambahkan perilaku seksual sebagai tingkah laku antara beda jenis kelamin yang berhubungan dengan fungsi-fungsi alat reproduksi atau memberikan rangsangan pada daerah atau bagian tubuh yang dapat memberikan sensasi erotis terhadap pasangannya. Fenomena perubahan cara pandang terhadap perilaku seksual pranikah inilah yang mendorong semakin banyak praktek seks bebas dikalangan mahasiswa (Pawestri dan Setyowati, 2012). Nursal (2007) menunjukkan salah satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya perubahan pandangan tersebut diantaranya kurangnya pengawasan dan perhatian dari orangtua dan keluarga, pola pergaulan yang bebas dan tanpa aturan yang jelas, serta sikap yang permisif. Riset Fisher oleh Bennet dan Dickinson (dalam Fadilah, 1998) menunjukkan hasil bahwa anak seharusnya memperoleh pengetahuan tentang seksual dari orangtua mereka. Hal ini merupakan bagian dari perhatian orangtua terhadap perkembangan seksual anak dan pencegahan anak dari perilaku seks bebas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Laursen dan Williams, Regnerus dan Luchies (dalam Galvin, Dawn, dan Carma, 2015), mengatakan bahwa kedekatan atau perhatian orangtua terhadap anak merupakan aspek yang lebih spesifik mencakup keintiman, afeksi positif, dan pengungkapan diri. Lestari (2012) menjelaskan bahwa kepercayaan antara orangtua dan anak terbangun dari kedekatan dan keterbukaan keduanya sehingga anak tidak merasa bahwa upaya orangtua untuk memantau sebagai sesuatu yang membatasi tapi sebagai sebuah perhatian. Setiawan dan Nurhidayah (2008), menjelaskan bahwa sikap anak yang tidak terbuka mengenai masalah seksual terhadap orangtuanya merupakan salah satu faktor perilaku seksual pada anak. Hasil riset yang dilakukan oleh Zelnik dan Kim (dalam Fadilah, 1998), menunjukkan bahwa jika anak dan orangtua bersedia untuk mendiskusikan masalah seksualitas dalam keluarga, maka anaknya cenderung menunda perilaku seksual dini. Biasanya anak perempuan lebih mudah untuk mengekspresikan perasaan kepada orang lain daripada anak laki-laki (Fadilah, 1998). Raven dan Rubin (dalam Dayakisnih dan Hudaniah, 2009) memberikan definisi pengungkapan diri yaitu melibatkan dua individu untuk cenderung mengikuti norma timbal balik. Dalam arti lain, seseorang akan memberikan respon terhadap orang lain yang membagikan informasi pribadi kepada dirinya. Secara umum individu mengharapkan orang lain memberikan reaksi yang sepadan seperti yang dilakukannya. Definisi menurut Dayakisnih dan Hudaniah (2009) pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menyediakan diri dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 orang lain. Jourard (1964) menjelaskan pengungkapan diri adalah individu membagikan identitas unik atau pribadi mereka untuk diketahui oleh orang lain. Devito (dalam Dayakisnih dan Hudaniah, 2009) mengungkapkan beberapa bentuk pengungkapan diri diantaranya berbagi informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang dimiliki individu tersebut. Herold dan Way (2008) menjelaskan pengungkapan diri adalah hubungan secara timbal balik yang kuat dimana pengungkapan diri telah diajarkan sebagai inti dari hubungan yang erat. Tingkat kedalaman pengungkapan diri seseorang terhadap orang lain tergantung pada situasi dan kualitas hubungan dengan orang yang diajak berbagi. Herold dan Way (2008) mengatakan adanya rasa aman dan menyenangkan yang diperoleh saat berbagi memliki kecenderungan untuk lebih membuka diri sangatlah besar. Jika lawan bicara tidak dapat dipercaya akan membuat individu untuk menutup dirinya. Salah satu hasil penelitian yang sama terkait pengungkapan diri dengan perilaku seksual telah dilakukan di luar negeri dengan budaya barat. Peneliti ingin melihat hal yang sama yaitu hubungan pengungkapan diri dengan perilaku seksual pada karakteristik budaya Indonesia. Hasil penelitian oleh Booth-Butterfield dan Sidelinger (dalam Lestari, 2012) menjelaskankan bahwa pengungkapan diri anak terhadap orangtua masalah seksualitas dan penggunaan alkohol terbukti berkolerasi dengan kecenderungan anak untuk melakukan seks yang aman maupun dalam menggunakan alkohol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Penelitian ini perlu untuk dilakukan karena melihat pengungkapan diri kepada orangtua memiliki peran yang cukup penting dan sangat dibutuhkan individu untuk dapat mengontrol perilaku seksualnya dalam pergaulan. Taylor, Sears dan Peplau (1994) menyebutkan pengungkapan diri dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam mengekspresikan dirinya kepada orang lain. Sehingga oranglain akan memberikan respon terhadap masalah yang disampaikan baik memberikan informasi tentang kebenaran atau pandangan yang berupa dukungan atau sebaliknya. Hal inilah yang membantu individu untuk dapat memahami dan melihat sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya dari sudut pandang lain yang lebih baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara pengungkapan diri kepada orangtua dengan perilaku seksual pada perempuan dewasa awal saat berpacaran?” C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan diri (selfdisclosure) kepada orangtua dengan perilaku seksual pada perempuan dewasa awal saat berpacaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini dapat digunakan sebagai latihan pengembangan berpikir ilmiah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang di dapatkan selama perkuliahan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi dalam memperhatikan perilaku seksual dengan pengungkapan diri antara orangtua dan anak. Serta menjadi salah satu bahan referensi guna mengembangkan penelitian selanjutnya tentang pengungkapan diri (Self-Disclosure) dan perilaku seksual. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Seksual 1. Definisi Perilaku Seksual Perilaku seksual merupakan tingkah laku yang melibatkan hasrat seksual kepada pasangannya Soetjinigsih (2008), di luar pernikahan mulai dari perilaku mencium, necking, petting, dan intercourse (Cynthia, 2007). Sejalan dengan pendapat sebelumnya Sarwono (2011) mendefinisikan perilaku seksual sebagai tingkah laku dengan menggunakan hasrat baik dilakukan bersama dengan pasangannya. Bermacam-macam perilaku seksual mulai perasaan tertarik terhadap pasangan hingga hubungan seksual secara fisik. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Kartoo dan Gulo (dalam Setiawan dan Nurhidayah, 2008) menambahkan perilaku seksual sebagai perilaku yang memanfaatkan fungsi dari alat reproduksi yang dimiliki oleh manusia untuk saling merangsang pasangannya sehingga menimbulkan sensasi sensual pada daerah-daerah erogen (daerah atau bagian tubuh yang dapat menimbulkan sensasi erotis). Firestone (2005) melanjutkan definisi tentang perilaku seksual adalah suatu pemenuhan kebutuhan hidup dan memberikan kesempatan yang menyenangkan kepada orang lain atau pasangan serta mendapatkan kesenangan atau kepuasan dari pasangan. Perilaku yang dimaksud dapat 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 berupa dorongan emosional yang tanpa disadari bersifat erotik, menikmati kontak fisik, menerima rangsangan seksual, atau memberikan respon seksual, adanya nafsu seksual untuk melakukan senggama (hubungan seksual). Pawestri dan Dewi (2012) tingkah laku yang didasari oleh dorongan seksual terhadap pasangan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada organ seksual melalui berbagai perilaku. Dari definisi-definisi tersebut dapat dirangkum bahwa perilaku seksual adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap pasangan baik lawan jenis maupun sesama jenis dengan saling memberikan rangsangan dan menerima rangsangan pada daerah erogen atau bagian sensitif pada tubuh pasangannya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan baik bagi diri sendiri maupun kepada pasangannya. 2. Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual dengan Orang Lain Hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2007) menemukan bentuk perilaku pacaran diantaranya sebagai berikut : a. Berpegangan tangan Aktivitas seksual yang tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat terhadap pasangannya. b. Berangkulan Kegiatan yang dilakukan dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh pasangan seperti pada bagian pundak atau pinggul. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 c. Berpelukkan Kegiatan yang dilakukan dengan mendekatan atau merapatkan masing-masing tubuh pada pasangannya sehingga timbul perasaan nyaman, tenang, aman pada keduanya serta dapat menimbulkan rangsangan jika mengenai bagian sensitif masing-masing. d. Berciuman pipi Sentuhan atau ciuman yang dilakukan dengan menggunakan bagian tubuh antara pipi dengan pipi atau bibir dengan pipi. e. Berciuman bibir Sentuhan atau ciuman yang menggunakan bibir dengan bibir yang memberikan sensasi erotis bagi keduanya. Biasanya diselingi dengan sentuhan menggunakan tangan untuk merangsang bagian sensitif lain dari pasangan f. Meraba-raba dada Kegiatan menyentuh bagian dada atau payudara untuk meningkatkan hasrat seksual pasangannya. Hal ini terutama dilakukan oleh laki-laki terhadap pasangan perempuannya. g. Meraba-raba alat kelamin Kegiatan menyentuh bagian paling sensitif pada pasangan yaitu bagian alat kelamin. Karena pada bagian tubuh tersebut memiliki saraf yang lebih banyak daripada bagian tubuh menimbulkan sensasi erotis bagi pasangannya. lainnya sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 h. Menggesek-gesekkan alat kelamin (petting) Aktivitas yang dilakukan saat kedua individu mempertemukan kedua permukaan kulit alat kelamin tanpa memasukkannya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kenikmatan lebih dari sebelumnya. i. Melakukan seks oral Aktivitas seksual dilakukan dengan memasukkan alat kelamin pasangannya kedalam mulut sehingga pasangannya memperoleh kenikmatan. j. Melakukan hubungan seks Aktivitas seksual yang paling puncak yaitu memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan untuk mencapai kenikmatan dan kepuasan masing-masing. Menurut Sarwono (2011) menambahkan terdapat beberapa bentuk perilaku seksual dengan orang lain meliputi : a. Kissing Kegiatan seksual dengan menggunakan bibir dan memberikan sentuhan pada bibir pasangannya. Ciuman akan menimbulkan rangsangan terhadap pasangannya dan biasanya ciuman juga disertai dengan rabaan pada daerah sensitif sehingga meningkatkan hasrat untuk melakukan lebih dari ciuman tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 b. Necking Memberikan ciuman pada daerah sekitar leher dan bagian bawah atau dada. Istilah ini biasa diartikan juga untuk memberikan pelukan mendalam terhadap pasangannya sehingga memberikan rasa nyaman. c. Petting Perilaku seksual dengan menggesek-gesekkan bagian tubuh yang sensitif seperti mengusap-usapkan bagian payudara atau alat kelamin masing-masing untuk mendapatkan sensasi erotis dan meningkatkan hasrat satu dengan yang lainnya. Perilaku ini lebih mendalam dari pada necking karena melibatkan bagian tubuh pribadi seperti alat kelamin. d. Intercourse Puncaknya perilaku seksual yang dilakukan pria dan wanita yaitu menyatukan alat kelamin keduanya hingga mencapai klimaks atau kepuasan secara seksual. Perilaku ini dapat menyebabkan terjadinya kahamilan pada wanita. Dari berbagai bentuk perilaku seksual yang telah dijabarkan dapat dirangkum bahwa bentuk perilaku seksual dapat berupa kontak fisik seperti berpegangan tangan atau bersentuhan, kemudian berpelukkan, meraba, berciuman (kissing, necking), menggesek (petting), melakukan seks oral, hingga hubungan seksual (intercourse). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 3. Faktor-Faktor yang Membentuk Perilaku Seksual Pranikah Sarwono (2006) menjelaskan beberapa faktor yang membentuk perilaku seksual pranikah, diantaranya peningkatan hasrat individu akibat keadaan hormonal yang selalu berubah-ubah, penyalahgunaan informasi terkait seksualitas begitu mudah untuk diakses seperti peredaran video porno, tingginya rasa keingintahuan tentang seks, minimnya pengawasan dan bimbingan orangtua serta kurangnya keterbukaan anak terhadap orangtua tentang perkembangan seksualitas dan pergaulannya kepada orangtua. Menurut Yuniarti (2007) menyebutkan terdapat beberapa alasan lain yang menyebabkan individu pada akhirnya melakukan seks pranikah, diantaranya adalah perilaku yang berdasarkan pada pembuktian cinta dan kasih sayang terhadap pasangannya, memperoleh harapan yang besar dari pasangan untuk dinikahi, keingintahuan yang besar tentang seksualitas, hanya ingin mencoba-coba, adanya rasa takut untuk mengecewakan pasangannya jika menolak, rasa takut ditinggalkan oleh pasangannya, serta kurangnya pengetahuan yang diperoleh dari keluarga dan sekolah mengenai seksualitas. Yuniarti (2007) menjelaskan kurangnya pengetahuan tentang seks mendorong individu untuk mencari informasi sendiri dan memuaskan rasa keingintahuannya yang besar tersebut. Tak jarang individu terjebak pada pemahaman yang salah terkait seks, budaya di masyarakat dan konsekuensi yang diperoleh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Di dalam sebuah analisa data mengenai keperawanan yang dilakukan oleh Christopher dan Cate (dalam Sprecher dan Kathleen, 1993), menemukan empat alasan individu untuk melakukan seks pertama kalinya yaitu meliputi : a. Positive Affection/Communication (Kasih Sayang Positif/Komunikasi) Pada alasan ini perempuan memberikan penilaian yang tinggi dari pada partisipan laki-laki. Partisipan perempuan menganggap cinta terhadap pasangan sangat penting dalam pengalaman seksualnya. Adanya komunikasi yang baik untuk bersama-sama memutuskan saat akan melakukan hubungan seksual. b. Arousal / Receptivity (Gairah / Daya Penerimaan) Adanya kemauan merangsang gairah dari pasangannya untuk melakukan hubungan seksual. Adanya penerimaan rangsangan seperti senang untuk dirayu atau dicumbu oleh pasangannya. Selain itu, adanya harapan individu untuk melakukan perilaku seksual secara aktif. c. Obligation / Pressure (Kewajiban / Tekanan) Pada alasan ini, partisipan laki-laki merasa memiliki kewajiban untuk mendapatkan kepuasan seksual dari pasangannya. Atau sebaliknya, adanya tekanan dari pasangan yang menuntut untuk memenuhi keinginan pasangan melakukan hubungan seksual. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 d. Circumstantial (Berlalu/Tanpa Keterikatan) Harapan yang dikemukakan oleh partisipan pada umumnya ditahap kencan dan melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya adalah adanya ketertariakan atau fisik yang menggairahkan dan hubungan yang sepintas saja dan berlalu. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian terkait tingkatan komitmen yang diantisipasi oleh partisipan terhadap pasangan saat hubungan seksual pertama kalinya adalah kencan yang serius, bertunangan atau terikat, dan pernikahan. Dari beberapa faktor yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa faktor secara umum berupa perubahan hormonal seseorang, adanya rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi, kemudian ingin mencoba, serta kurangnya pengetahuan seksualitas yang di dapat dari orangtua maupun sekolah, dan penyebaran informasi terkait seks yang salah. Selain itu, faktor perilaku seksual dari pasangan yaitu adanya perasaan mendapatkan kasih sayang dari pasangan, gairah, daya penerimaan, adanya tekanan dan kewajiban, tanpa adaya keterikatan, bukti cinta, tidak ingin mengecewakan pasangan, serta perasaan takut untuk ditinggal oleh pasangan. B. Perempuan Dewasa Awal 1. Definisi dewasa awal Menurut Ahmadi dan Sholeh, (2005) mengatakan pergantian masa dari masa remaja menuju pada masa dewasa. Pada masa ini dimulainya pemikiran serta perubahan sikap dan sifat yang lebih matang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Kematangannya ditunjukkan pada cara berpikir, berperilaku, bekerja serta cara berelasi dengan orang lain. Hurlock (dalam Jahja, 2011) mengatakan masa pencarian pasangan hidup dan masa reproduktif dimana masa ini penuh dengan masalah yang akan dihadapi dan ketegangan emosional dengan orang lain. Selain itu, individu juga berkembang dalam sisi komitmen, ketergantungan, perubahan nilai, kreativitas, serta penyesuaian diri pada pola dan lingkungan yang baru. Derlega, Sandra, Sandra, Stephen (1993) menjelaskan masa dewasa awal merupakan masa bagi individu untuk membangun relasi yang akrab dengan individu lainnya. Dalam berelasi hal penting yang diperlukan adalah pengungkapan diri kepada orang lain. Jika berhasil mengungkapkan diri dengan baik, individu dapat mencapai hubungan yang akrab. Santrock (1995) menjelaskan sebaliknya jika individu gagal dalam mengungkapkan diri akan mengalami keterkucilan (isolasi) dari lingkungan sosialnya yang akan berpengaruh pada hubungan interpersonalnya. Definisi-definisi masa dewasa awal dapat ditarik kesimpulan bahwa masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju ke masa dewasa, pada masa dewasa awal individu mulai menunjukkan kematangannya melaui cara berpikir, bertindak, bekerja, dan cara bergaul. Selain itu, pada masa ini merupakan masa reproduktif dengan mulai membangun hubungan yang intim dengan individu lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 2. Ciri-ciri dewasa awal Sebagai kelanjutan masa remaja, menurut Mappiare (1983) memaparkan masa dewasa awal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Usia reproduksi atau “Reproductive Age.” Pada masa dewasa awal sebagian besar individu mempersiapkan diri untuk membentuk keluarga barunya sendiri dan mempertimbangkan untuk mengambil peran sebagai orangtua untuk melahirkan dan membesarkan anak. Hal inilah yang dimaksud dengan “reproduktivitas”. Namun tidak jarang individu melakukan penundaan untuk berumah tangga hingga mereka menyelesaikan apa yang dianggapnya sebagai tanggungjawabnya sebelum mengambil tanggung jawab besar sebagai orangtua yaitu menyelesaikan pendidikan dan berkarir. b. Usia memantapkan letak kedudukan atau “Settling – down Age.” Masa dewasa awal tidak lagi disebut dengan masa “growing-up” karena individu sudah keluar dari masa anak-anak atau remaja, namun mereka disebut dengan masa “setteling-down age”. Pada masa ini individu mengembangkan pola hidupnya secara individual dan menciptakan ciri khasnya sendiri hingga akhir hidupnya. c. Usia banyak masalah atau “Problem Age.” Masa dewasa awal memiliki permasalahan yang berbeda dengan permasalahan yang dialaminya saat menjadi remaja atau anak-anak. Permasalahannya semakin bertambah dan bahkan semakin kompleks, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 dan beberapa permasalahan yang dihadapi merupakan lanjutan dari masa remaja akhirnya. Disinilah individu memperlihatkan perkembangannya apakah dapat berkembang atau malah kembali pada masa sebelumnya dalam menyelesaikan masalahnya. d. Usia ketegangan emosi atau “Emotional Tension.” Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu dewasa awal dapat memicu munculnya ketegangan emosi. Tingkatan ketegangan emosi yang dimunculkkan selaras dengan intensitas permasalahan dan penyelesaiaan yang dapat dilakukannya. Semakin baik individu tersebut menyelesaikan permasalahannya maka semakin stabil juga emosinya. Ciri-ciri kedewasaan anak gadis menurut Kartono dan Kartini (2006) antara lain ialah: a. Punya rencana dan tujuan hidup. Perempuan pada masa dewasa awal sudah mulai memiliki rencana sebagai acuan untuk menjalani hidupnya. Pencapaian tujuan hidupnya dilakukan dengan meningkatkan prinsip-prinsip yang dibuat sendiri serta memahami konsekuensi yang akan diterima dengan bertanggung jawab dalam bertingkah laku. b. Kerja atau karya Pada masa dewasa awal perempuan sudah memasuki masa untuk berkarya atau menghasilkan sesuatu dengan bekerja atau melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 tugas-tugasnya sebagai manusia agar berguna bagi dirinya, keluarga, dan bangsa. c. Pembentukan diri dan stabilitas normatif Perempuan dewasa awal merasa memiliki tanggung jawab untuk membentuk diri sendiri agar sesuai dengan norma yang ada pada lingkungannya. Pembentukkan diri yang ideal menurut masyarakat adalah individu yang memiliki nilai dan norma-norma susila tertentu, sehingga dapat mencapai satu bentuk stabilitas normatif. d. Kemandirian yang susila dan bertanggung jawab Perempuan memiliki tujuan untuk menjadi individu yang otonom dengan melakukan tugas-tugasnya dengan bertanggung jawab. Proses mandiri secara susila ini disebut sebagai proses induvidualisasi yaitu gadis yang masih muda namun berani menentukan isi dan bentuk hidupnya dengan rasa tanggung jawab. e. Partisipasi aktif dan konstruktif Perempuan dewasa awal biasanya memiliki peran sendiri di dalam masyarkat sehingga partisipasi yang aktif dan konstruktif merupakan bentuk individu yang diharapkan sebagai warga masyarakat dan warga Negara yang baik. f. Teratur, “berbentuk”, “tertutup” dan relatif stabil. Teratur dalam pengertian perkembangan kepribadiannya berlangsung mengikuti satu mekanisme regulasi-diri dan integritas diri yang harmonis, mengarah pada tujuan-tujuan yang pasti. Gambaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 selanjutnya adalah “berbentuk” dan “tertutup” yaitu individu yang tidak mudah terombang ambing oleh banyak impuls-impuls dari dalam diri dan oleh pengaruh-pengaruh dari luar. Sehingga kepribadiannya “relatif stabil” sifatnya. Dengan kestabilan ini, perempuan dewasa mampu menjalin relasi-relasi sosial yang mantap. Dadang Suherman (dalam Yuliani, 2005) mengemukakan ciri-ciri dewasa awal yaitu: a. Mulai mempertegas pilihan hidup yang mana yang akan dijalani untuk masa depan yang baik. b. Telah memahami dan mendalami bakat-bakat yang dimiliki dan memanfaatkan sesuai dengan kemampuan yang diketahui. c. Memahami dan menetapkan jenis pekerjaan yang akan menjadi mata pencaharian untuk keberlangsungan hidupnya. d. Mulai mencari dan memilih pasangan hidup dan memikirkan untuk membangun keluarga. e. Memperhatikan penampilan baik pakaian yang akan dikenakan maupun gaya berdandan. f. Mulai memikirkan keadaan ekonomi diri sendiri karena ingin mandiri secara finansial dari orangtua. g. Berpikir tentang tanggung jawab sosial, moral, ekonomi, dan keagamaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 h. Perspektif kehidupan semakin meluas, nilai-nilai kehidupan mulai muncul, pengertian-pengertian lebih diperluas dan dalam. i. Individu benar-benar telah mengambil tanggung jawab sebagai manusia dewasa. C. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) 1. Definisi pengungkapan diri (self disclosure) Self-Disclosure atau pengungkapan diri adalah tingkah laku membagikan atau memberikan informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain baik secara disadari maupun tidak disadari. Informasi yang dibagikan tidak terbatas seperti ide-ide, pikiran, perasaan, cita-cita, tujuan, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan hal-hal lain yang disukai maupun tidak disukai (Dayakisni dan Hudaniah, 2009). Tubs dan Moss (2001) menjelaskan pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi informasi mencakup dua sifat yakni deskriptif dan evaluatif. Bersifat deskriptif jika individu membagikan informasi berupa fakta yang belum diketahui orang lain tentang dirinya seperti alamat rumah, nomor telepon, jenis pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan informasi evaluatif jika individu memberikan informasi berupa gagasan atau pendapat, perasaan pribadi seperti hal-hal yang disukai atau dibenci. Laurenceau, Segrin dan Flora (dalam Papalia dan Feldman 2009) mendefinisikan pengungkapan diri merupakan wadah untuk mengekspresikan emosi nonverbal secara signifikan, kompleks, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 komunikasi interpersonal yang sulit untuk diaplikasikan. Hal ini dikarenakan adanya pengharapan dari individu yang membagikan informasi untuk mendapatkan perhatian dan pemahaman yang baik dari pendengarnya. Selain itu, adanya indikasi risiko yang akan dihadapi jika melakukan pengungkapan diri seperti kesalahpahaman dan penolakan dari orang lain. Galvin, Dawn, dan Carma (2015) menambahkan pengungkapan diri dianggap sebagai pengambilan risiko karena individu dengan sukarela membagikan informasi tentang dirinya yang tidak diperoleh dari sumber lain selain dari individu tersebut. Sehingga memiliki risiko dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk memperoleh keuntungan dengan pengungkapan diri tersebut. Oleh karna itu, pengungkapan diri menunjukkan akan kepercayaan dan afeksi dalam sebuah hubungan. Papalia dan Feldman (2009) mengatakan didalam sebuah hubungan perlulah memiliki kuantitas yang cukup tidak kurang maupun lebih dalam membagikan informasi diri, demikian itu bertujuan untuk menghindari ada kemungkinan hal negatif terjadi seperti kesalahpahaman, konflik atau kemarahan antara keduanya. Sehubungan hal tersebut, keluarga merupakan wadah awal yang baik untuk berlatih mengungkapkan diri dengan saling membangun dan menjaga kepercayaan antar anggota keluarga serta mengontrol diri dalam menyampaikan informasi. Pengungkapan diri di dalam keluarga memiliki karakteristik yang saling berhubungan erat diantaranya kepercayaan, penegasan, dan afeksi. Galvin, Dawn, dan Carma (2015) menjelaskan kepercayaan dalam pengungkapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 diri ditandai dengan perasaan aman dan nyaman saat berbagi dengan orang lain. Dengan kata lain, individu akan merasa aman dan nyaman saat orang lain mengetahui kelemahan, kekurangan serta ketakutan diri sendiri dan percaya bahwa orang tersebut akan memberikan respon yang baik. Pengekspresian respon afeksi dilakukan dengan kontak fisik seperti memegang tangan, mengelus punggung, memberikan pelukan, memberikan pandangan yang kuat kepada orang lain. Selain itu, mengundang orang lain juga secara verbal bergantian untuk membuka diri satu sama lain. Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirangkum bahwa pengungkapan diri (self-disclosure) adalah tindakan baik yang disadari maupun tidak disadari untuk merelakan diri membagi dan memberikan informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang dibagikan adalah informasi yang belum diketahui oleh pendengar dari sumber mana pun selain dari individu itu sendiri. Informasi yang dibagi dengan orang lain dapat mencakup tidak terbatas, baik ide-ide, pikiran, perasaan, cita-cita, tujuan, kegagalan, kesuksesan, kelebihan, kekurangan, dan hal-hal lain yang disukai maupun yang tidak disukai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 2. Dimensi Pengungkapan Diri Terdapat beberapa dimensi dalam pengungkapan diri menurut Devito, (1986) diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kuantitas Jumlah dari pengungkapan diri dapat diketahui dari frekuensi dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari pesan pengungkapan diri atau waktu yang dibutuhkan untuk mengutarakan pernyataan pengungkapan diri individu tersebut terhadap orang lain. Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak jumlah informasi diri yang diungkapkan. Jumlah tersebut dilihat berdasarkan frekuensi penyampaian pesan pengungkapan diri atau dengan menggunakan ukuran waktu, yakni berapa lama pesan-pesan yang mengandung pengungkapan diri disampaikan pada keseluruhan komunikasi dengan lawan komunikasinya. b. Valensi Valensi merupakan nilai informasi yang disampaikan kepada orang lain seperti hal yang positif atau negatif dari pengungkapan diri. Individu dapat mengungkapkan diri mengenai hal-hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai dirinya, memuji hal-hal yang ada pada dirinya atau menjelek-jelekan dirinya sendiri. Faktor nilai juga mempengaruhi sifat dasar dan tingkat pengungkapan diri. Dampak dari pengungkapan diri yang berbeda itu (positif atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 negatif) akan berbeda pula, baik pada orang yang mengungkapkan dirinya maupun pada lawan komunikasinya. c. Ketepatan dan Kejujuran Hal ini terkait dengan ketepatan atau kecermatan dan kejujuran individu dalam mengungkapkan diri. Ketepatan dari pegungkapan diri dibatasi oleh tingkat atau kemampuan individu dalam mengetahui atau mengenal dirinya sendiri. Baik kelebihan atau pun kelemahan yang dimilikinya. Pengunkapan diri dapat berbeda dalam hal kejujuran. Individu dapat jujur atau terlalu melebih-lebihkan, atau mengurangi bahkan melewatkan bagian penting dari informasi yang disampaikan serta berbohong. d. Maksud dan Tujuan Hal ini terkait dengan seluas apa individu mengungkapkan tentang informasi yang ingin diungkapkan dan seberapa besar kesadaran individu untuk mengontrol informasi-informasi yang akan dikatakan pada orang lain. Selain itu, individu cenderung menyatakan dirinya dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti halnya ingin mendapatkan perhatian, ingin memperoleh penyelesaiaan dari masalah yang dihadapi atau yang lainnya. e. Kedalaman Individu dapat mengungkapkan detil yang palig intim atau pribadi dari hidupnya. Manusia memiliki lapisan-lapisan yang menunjukkan derajat kedalaman individu dalam menjalin relasi atau berkomunikasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 dengan orang lain. Tidak seluruh informasi yang individu sampaikan berisikan informasi yang sifatnya pribadi karena bisa bercampur dengan informasi yang bersifat umum. Hal ini terkait dengan kedalaman (depth) dan keluasan (breadth) pengungkapan diri. Sejauh mana kedalamanan dalam pengungkapan diri itu akan ditentukan oleh derajat kedalaman individu dengan lawan komunikasinya. Beberapa dimensi dalam pengungkapan diri diantaranya dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : kuantitas, valensi, ketepatan dan kejujuran, maksud dan tujuan, dan kedalaman. 3. Manfaat dari Pengungkapan Diri Johnson (dalam Supratiknya, 1995) menyebutkan beberapa manfaat dari pengungkapan diri terhadap hubungan antarpribadi sebagai berikut : a. Pengungkapan diri akan menciptakan hubungan yang sehat antar dua individu. b. Pengungkapan diri memiliki sifat timbal balik, yaitu jika individu merasa nyaman dan senang untuk mengungkapkan diri kepada lawan bicaranya, maka lawan bicaranya akan melakukan hal yang sama dengan senang hati untuk mengungkapkan dirinya. c. Individu yang terlatih mengungkapkan diri dengan baik terhadap orang lain cenderung memiliki sifat diantaranya: berkompeten, terbuka, ekstrovert, fleksibel, adaptif, dan inteligen sebagai ciri individu yang matang dan bahagia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 d. Melatih diri untuk mengungkapkan diri kepada orang lain memungkinkan individu untuk memiliki hubungan yang mendalam dengan individu yang lainnya. e. Pengungkapan diri haruslah memiliki sifat jujur, tulus dan autentik sebagai cerminan sikap yang realitis. Dari manfaat-manfaat yang diperoleh dari pengungkapan diri dapat disimpulkan bahwa fungsi dari pengungkapan diri diantaranya tercipta hubungan yang sehat antar dua orang. orang lain mau untuk membuka dirinya, cenderung menjadikan individu yang matang dan bahagia, terciptanya relasi yang intim atau mendalam, adanya perasaan jujur, tulus dan autentik. Selain itu, berfungsi sebagai menunjukkan ekspresi, klarifikasi diri, keabsahan sosial, kendali sosial, perkembangan hubungan. D. Orangtua Orangtua memiliki definisi fungsional yaitu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya seperti memberikan perawatan, sosialisasi, dan dukungan emosi serta materi yang baik. Selain itu, orangtua perlu untuk mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa memiliki identitas keluarga (family identity) yang berupa ikatan emosi, pengalaman tidak terlupakan, maupun cita-cita masa depan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 E. Dinamika Antara Pengungkapan Diri Terhadap Orangtua Dengan Perilaku Seksual Perempuan Dewasa Awal Dayakisni dan Hudaniah (2009) mengemukakan self-disclosure atau pengungkapan diri adalah tingkah laku membagikan atau memberikan informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain baik secara disadari maupun tidak disadari. Informasi yang dibagikan tidak terbatas seperti ideide, pikiran, perasaan, cita-cita, tujuan, kegagalan, kesuksesan, dan hal-hal lain yang disukai maupun tidak disukai. Mills dan Clark (dalam Herold dan Way 1988) melanjutkan pengungkapan diri merupakan karakteristik hubungan secara timbal balik yang kuat dimana pengungkapan diri sebagai inti dari hubungan yang erat dan memiliki kecenderungan untuk lebih membuka diri sangatlah besar. Galvin, Dawn, dan Carma (2015) menjelaskan bahwa pentingnya kepercayaan dalam pengungkapan diri karena dapat menimbulkan perasaan aman dan nyaman saat orang lain mengetahui kelemahan, kekurangan serta ketakutan diri sendiri dan percaya bahwa orang tersebut akan memberikan respon yang baik. Papalia dan Feldman (2009) mengatakan bahwa keluarga merupakan wadah awal yang baik untuk berlatih mengungkapkan diri dengan saling membangun dan menjaga kepercayaan antar anggota keluarga serta mengontrol diri dalam menyampaikan informasi. Pengungkapan diri di dalam keluarga memiliki karakteristik yang saling berhubungan erat diantaranya kepercayaan, penegasan, dan afeksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Sarwono (2006) mengatakan bahwa dampak dari kurangnya hubungan yang terbuka antara orangtua dan anak akan mempengaruhi perubahan pandangan norma ke arah permisif dalam pergaulan terutama berpacaran. Sarwono (2006) mengemukakan bahwa tingkat dan kualitas hubungan atau komunikasi terbuka antara orangtua dan anak memiliki pengaruh pada kemungkinan anak untuk melakukan perilaku seksual. Semakin baik kualitas hubungan keduanya maka semakin jauh dari kemungkinan perilaku seksual terjadi pada anak. Soetjinigsih (2008) menjelaskan perilaku seksual merupakan tingkah laku yang melibatkan hasrat seksual kepada pasangannya di luar pernikahan mulai dari perilaku mencium, necking, petting, dan intercourse. Sarwono (2011) mengungkapkan objek seksual bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Kartoo dan Gulo (dalam Setiawan dan Nurhidayah, 2008) menambahkan perilaku seksual sebagai perilaku yang memanfaatkan fungsi dari alat reproduksi yang dimiliki oleh manusia untuk saling merangsang pasangannya sehingga menimbulkan sensasi sensual pada daerah-daerah erogen (daerah atau bagian tubuh yang dapat menimbulkan sensasi erotis). Pawestri dan Dewi (2012) mengungkapkan bahwa jika individu yang memiliki sikap yang tidak sehat terhadap perilaku seksual cenderung mendekatkan diri kepada perilaku seksual bebas dan risiko tertular berbagai macam penyakit menular seksual. Selain itu, kecenderungan untuk melakukan seks bebas akan memiliki risiko kehamilan diluar pernikahan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 tidak diinginkan, sehingga dapat menunda pendidikannya, atau bahkan mengambil keputusan yang keliru dengan melakukan aborsi yang berbahaya karena dapat mengancam keselamatan (Pawestri dan Dewi, 2012). Silalahi dan Eko (2010) menjelaskan bahwa pengungkapan diri antara orangtua dan anak dapat mencegah masalah perilaku menyimpang pada anak seperti perilaku seksual. Blake, Simkin, Ledsky, Perkins, dan Calabrese, (dalam Silalahi dan Eko, 2010) mengungkapkan bahwa orangtua harus terbuka dengan anaknya terutama dalam berdiskusi terkait seksualitas. Hal ini dapat mencegah anak untuk melakukan perilaku seksual dini (early sexual intercourse). Silalahi dan Eko (2010) mengatakan jika frekuansi diskusi orangtua anak yang dilakukan semakin sering maka perilaku seks anak cenderung dapat terkontrol seperti menunda untuk melakukan seks. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 F. Skema Penelitian Perempuan Dewasa Awal Self Disclosure Self Disclosure kepada Orangtua Tinggi Self Disclosure kepada Orangtua Rendah Self Disclosure memiliki dimensi Kuantitas, Valensi, Ketepatan dan Kejujuran, Maksud dan Tujuan dan Kedalaman Self Disclosure tidak memiliki dimensi Kuantitas, Valensi, Ketepatan dan Kejujuran, Maksud dan Tujuan dan Kedalaman Memiliki hubungan yang sehat antara orangtua dan anak Cenderung mampu mengontrol diri dalam perilaku seksual Cenderung mampu mengatasi masalah terkait relasi dengan lawan jenis atau masalah percintaan Perilaku Seksual Rendah Memiliki hubungan yang kurang sehat antara orangtua dan anak Cenderung menunjukkan perilaku seksual Cenderung kesulitan mengatasi masalah terkait relasi dengan lawan jenis atau masalah percintaan Perilaku Seksual Tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara pengungkapan diri perempuan dewasa awal terhadap orangtua dengan perilaku seksual dalam hubungan berpacaran. Semakin tinggi pengungkapan diri individu terhadap orangtuanya, maka semakin rendah perilaku seksual yang dilakukan perempuan dewasa awal dalam hubungan berpacaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (dengan instrument penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2011). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini mempelajari hubungan dua variable atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi dalam variable lain. Peneliti ingin melihat hubungan antara pengungkapan diri (self disclosure) terhadap orangtua dengan perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. B. Variabel Penelitian 1. Variable Bebas (IV) Variable bebas dalam penelitian ini adalah pengungkapan diri (self disclosure). 2. Variable Tergantung (DV) Variable tergantung dalam penelitian ini adalah perilaku seksual. 32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 C. Definisi Operasional 1. Perilaku Seksual Perilaku seksual adalah segala tingkah laku perempuan dewasa awal yang didorong oleh hasrat seksual terhadap pasangan dengan saling memberikan atau menerima rangsangan pada daerah erogen atau bagian sensitif pada tubuh pasangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan baik pada perempuan dewasa awal atau pasangannya. Perilaku seksual diukur menggunakan skala perilaku seksual yang disusun berdasarkan bentuk-bentuk perilaku seksual tersebut. Dalam penilaian semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran, begitu sebaliknya. 2. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Pengungkapan diri adalah tindakan baik yang disadari maupun tidak disadari oleh perempuan dewasa awal untuk merelakan diri membagi dan memberikan informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang dibagikan adalah informasi yang belum diketahui oleh pendengar dari sumber mana pun selain dari individu itu sendiri. Informasi yang dibagi dengan orang lain dapat mencakup tidak terbatas, baik ide-ide, pimikiran, perasaan, cita-cita, tujuan, kegagalan, kesuksesan, kelebihan, kekurangan, dan hal-hal lain yang disukai maupun yang tidak disukai. Pengungkapan diri diukur berdasarkan dimensi-dimensi pengungkapan diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 tersebut. Adapun penilaiannya adalah semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka tingkat pengungkapan diri perempuan dewasa awal kepada orangtua juga semakin tinggi, begitu sebaliknya. Pengukuran pengungkapan diri dilakukan dengan menggunakan skala yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala ini berdasar pada dimensi yang diungkapkan oleh Devito, (2011) yaitu diantaranya: a. Kuantitas Untuk mengukur kuantitas atau jumlah dari pengungkapan diri yaitu dengan melihat jumlah individu tempat pengungkapan diri, jumlah informasi yang diungkapkan, frekuensi individu dalam mengungkapkan diri kepada orang lain, dan durasi yang dibutuhkan individu untuk mengungkapkan diri. b. Valensi Untuk mengukur valensi dari pengungkapan diri yaitu dengan melihat adakah informasi yang disampaikan dalam pengungkapan diri yang bersifat positif atau negatif, dan adakah dampak yang ditimbulkan dari pengungkapan diri terhadap individu itu sendiri maupun lawan komunikasinya. c. Ketepatan dan Kejujuran Untuk mengukur ketepatan dan kejujuran dari pengungkapan diri yaitu dengan melihat tingkat atau kemampuan individu dalam mengenali dirinya sendiri, dan melihat nilai dari informasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 diungkapkan kepada orang lain apakah informasi tersebut dilebihlebihkan atau dikurang-kurangi (berbohong atau tidak jujur). d. Maksud dan Tujuan Untuk mengukur maksud dan tujuan dari pengungkapan diri yaitu dengan melihat tingkat kesadaran individu dalam mengontrol informasi yang akan diungkapkan kepada orang lain, dan melihat motif atau harapan individu setelah melakukan pengungkapan diri kepada orang lain. e. Kedalaman Untuk mengukur kedalaman dari pengungkapan diri yaitu melihat kualitas informasi yang disampaikan oleh individu apakah bersifat pribadi atau hanya bersifat umum. D. Subjek Penelitian Kriteria subjek yang dipilih adalah perempuan yang tergolong dalam usia dewasa awal sekitar 18 tahun sampai dengan 25 tahun dan sedang dalam masa berpacaran atau pernah berpacaran. Alasan peneliti memilih subjek perempuan dewasa awal dengan status berpacaran karena peneliti berasumsi bahwa subjek perempuan lebih dapat mengekspresikan dirinya dan dalam hubungan berpacaran lebih besar kemungkinan untuk melakukan aktivitas atau perilaku seksual dibandingkan dengan subjek yang tidak berpacaran. Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu penentuan sample dengan pertimbangan khusus atau memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 kriteria tertentu sehingga layak dijadikan sample penelitian (Noor, 2011). Peneliti menyusun kuisioner dalam bentuk link survey online dan disebarluaskan melalui media sosial dalam lingkup yang kecil yaitu kepada teman-teman peneliti dengan kriteria responden penelitian yang diinginkan. Kemudian, peneliti meminta responden menyebarkan kepada teman-teman responden yang lain yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan pada penelitian ini, begitu pula seterusnya. E. Prosedur Penelitian Peneliti telah menyusun skala dalam sebuah link survey online yang penyebarannya dilakukan melalui internet dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai aplikasi chat yang cukup banyak penggunanya. Peneliti memilih untuk menggunakan survei online karena melihat penelitian sebelumnya yang menyarankan untuk mengukur perilaku yang bersifat sensitif akan lebih baik untuk tidak bertemu langsung dengan subjek yang bersangkutan. Hal ini dilakukan agar memberikan keleluasaan serta rasa aman kepada responden karena privasinya lebih terjaga dalam memberikan jawaban jujur atas keadaan dirinya. Sehingga memberikan keuntungan bagi peneliti memperoleh data yang sesungguhnya dikarenakan salah satu skala terkait dengan perilaku seksual yang cenderung sensitif untuk ditanyakan. Adapun prosedur penyebaran skala adalah peneliti akan menyebarluaskan link survey yang telah disiapkan di kalangan perempuan dewasa awal seperti di beberapa Universitas di Kota Yogyakarta dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang bersedia mengisi skala ini. Peneliti memanfaatkan aplikasi chat yang yang cukup banyak penggunanya antara lain bbm, whatsapp, line, facebook, twitter dan lain sebagainya. Subjek yang bersedia mengisi skala haruslah memenuhi karakteristik subjek penelitian yang diinginkan yaitu perempuan berusia 18 – 25 tahun dan dalam masa berpacaran atau pernah berpacaran. Subjek yang sesuai dapat mengisi skala melalui smartphone maupun komputer yang dimilikinya. Peneliti menjamin kerahasian data yang diperoleh dari subjek karena subjek tidak diminta untuk mengisi identitas lengkap pribadinya. Subjek yang sesuai dengan kriteria dan bersedia mengisi skala yang terdapat dalam link survey diminta untuk mengisi halaman identidas diri seperti inisial nama dan usia. Setelah itu, subjek masuk pada halaman berikutnya yaitu pengisian skala sesuai dengan aturan pengisian skala dan sesuai dengan keadaan subjek yang sebenarnya. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi dua skala tersebut adalah kurang lebih 20 menit. F. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode Metode pengumpulan data menggunakan metode skala. Skala adalah alat ukur yang digunakan untuk mengolah informasi yang diperoleh dari responden dalam bentuk jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang telah dirumuskan dalam suatu skala (Noor, 2011). Hal ini bertujuan untuk menangkap respon seseorang terhadap konsep yang diukur sehingga dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 diberi penilaian atau skor berupa angka yang kemudian diinterpretasikan (Azwar, 1999). 2. Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dengan cara mengumpulkan data yang sesuai dengan konsep yang ingin diukur (Noor, 2011). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua skala untuk mengumpulkan data yaitu: a. Skala Perilaku Seksual Perilaku seksual akan dukur menggunakan alat ukur berupa skala yang melihat tingkatan perilaku seksual pada perempuan dewasa awal secara bertahap. Skala ini berisi 10 pernyataan mengenai perilaku seksual yang dilakukan subjek bersama pacar atau pasangan. Perilaku tersebut dimulai dari perilaku yang ringan hingga perilaku yang tergolong berat meliputi: berpegangan tangan, berangkulan, berpelukan, berciuman pipi, berciuman bibir, meraba-raba dada, meraba-raba alat kelamin, menggesek-gesekkan alat kelamin, melakuakn seks oral, hingga melakukan hubungan seksual. Satu indikator tersebut memiliki dua pernyataan sehingga jumlah pernyataan adalah 10 butir. Berikut blueprint skala perilaku seksual sebelum diuji coba: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Tabel 1. Blueprint Skala Perilaku Seksual Sebelum Di Uji Coba No Kategori . Perilaku Seksual Nomor Item Jumlah 1. Memegang tangan 1 1 2. Merangkul 2 1 3. Memeluk 3 1 4. Mencium pipi 4 1 5. Mencium bibir 5 1 6. Meraba-raba dada 6 1 7. Meraba-raba alat kelamin 7 1 8 1 9 1 10. Melakukan hubungan seksual 10 1 Jumlah item 10 10 Menggesek-gesekan alat 8. kelamin 9. Melakukan seks oral Skala perilaku seksual ini menggunakan skala Guttman. Skala Guttman memiliki dua ciri yaitu; pertama, memiliki sifat uni dimensional, artinya Hanya mengukur satu dimensi dari beberapa dimensi (multi dimensi) yang dimiliki oleh satu variabel penelitian yang hendak diukur. Kedua, merupakan skala kumulatif, artinya pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaannya hanya memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 bobot yang berbeda apabila individu menyetujui pernyataan atau pernyataan yang berbobot lebih berat, maka individu juga akan menyetujui pertanyaan atau pernyataan yang bobotnya lebih rendah atau kurang berbobot (Hasan, 2002). Melalui skala ini, peneliti ingin melihat seberapa jauh keterlibatan subjek dalam perilaku seksual dalam berpacaran. Maka dari itu, berdasarkan prinsip dari skala Guttman, peneliti menyusun pernyataan yang menunjukkan tingkatan secara bertahap dan dimulai dari menunjukkan sikap positif terhadap perilaku seksual hingga yang memiliki kadar positif yang rendah seperti berpegangan tangan hingga melakukan hubungan seksual. Pemberian skor pada subjek yang menjawab “ya” pada setiap pernyataan diberi skor 2. Sedangkan pada jawaban “tidak” diberi skor 1. Pemberian skor 2 pada jawaban tidak menunjukkan sifat lebih baik dari pada jawaban yang memperoleh skor 1. Hal ini bertujuan hanya untuk melihat perilaku seksual dari subjek semata. Tabel 2. Blueprint Skor Jawaban Skala Perilaku Seksual Kategori Ya Tidak 2 1 Jawaban Skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 b. Skala Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Pengukuran pengungkapan diri (self-disclosure) dalam penelitian ini menggunakan skala self-disclosure yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada dimensi yang dikemukakan oleh Devito (1986), yaitu dengan melihat kuantitas, valensi, ketepatan dan kejujuran, maksud dan tujuan serta kedalaman. Berikut blueprint Skala Pengungkapan Diri sebelum uji coba: Tabel 3. Blueprint Skala Pengungkapan Diri Sebelum Diuji Coba Sifat Item Dimensi No. Jumlah Pengungkapan Diri Favorabel Unfavorabel 1. Kuantitas 6 6 12 2. Valensi 6 6 12 6 6 12 Ketepatan dan 3. Kejujuran 4. Maksud dan Tujuan 6 6 12 5. Kedalaman 6 6 12 Jumlah item 30 30 60 Skala pengungkapan diri ini menggunakan jenis skala Likert. Skala Likert menurut Hasan (2002), merupakan skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Variabel penelitian yang diukur dengan skala Likert ini, dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan iatem, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap iatem ini, memiliki variasi pilihan jawaban dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat negatif). Skala pengungkapan diri ini terdiri dari 40 item yang tersusun berdasarkan pernyataan-pernyataan bersifat favorabel sebanyak 20 iatem dan unfavorabel sebanyak 20 item. Setiap item menyediakan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju (ST), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pada item-item yang bersifat favorabel untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sebaliknya pada item-item yang bersifat unfavorabel untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Berikut skor jawaban responden pada skala pengungkapan diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Tabel 4. Blueprint Skor Jawaban Skala Pengungkapan Diri Favorabel Unfavorabel Jawaban Skor Jawaban Skor SS 4 SS 1 S 3 S 2 TS 2 TS 3 STS 1 STS 4 G. Validitas, Seleksi Aitem dan Reliabilitas 1. Validitas Suatu penelitian dapat dikatakan memiliki keakuratan dalam pengukuran, maka haruslah memiliki validitas. Azwar (2008) mengatakan bahwa validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengujian validitas dengan menggunakan validitas isi. Menurut Azwar (2008) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgement. Peneliti berkonsultasi dan memiminta pertimbangan dari dosen pembimbing serta menilai sesuai atau tidaknya tiap aitem untuk mengukur variable yang diinginkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 2. Seleksi Aitem Seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing-masing aitem menjadi bagian tes. Apabila aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas, maka tidak dapat diikut sertakan dalam bagian tes. Peneliti melakukan uji coba Skala Pengungakapn diri dan Skala Perilaku Seksual pada tanggal 18 Januari 2017 sampai dengan 19 Januari 2017. Uji coba skala melibatkan 70 subjek dengan kriteria perempuan memiliki rentang usia 18-25 tahun, berstatus berpacaran atau pernah memiliki status berpacaran. Peneliti melakukan seleksi aitem dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total menggunakan batasan rix > 0,20. Semua item harus mencapai koefisien korelasi diatas 0,20 berarti memiliki daya beda yang memuaskan dan aitem yang mencapai koefisien korelasi kurang dari 0,20 memiliki daya beda yang tidak memuaskan (Supratiknya, 2014). Pada Skala Perilaku Seksual terdapat satu aitem yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,20 sehingga aitem tersebut digugurkan karena dianggap tidak memenuhi syarat kualitas aitem yang baik. Dengan demikian jumlah aitem pada skala perilaku seksual adalah 9 butir pernyataan. Berikut adalah blueprint Skala Perilaku Seksual setelah di uji coba: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Tabel 5. Blueprint Skala Perilaku Seksual Setelah Di Uji Coba No Kategori . Perilaku Seksual Nomor Item Jumlah 1. Merangkul 1 1 2. Memeluk 2 1 3. Mencium pipi 3 1 4. Mencium bibir 4 1 5. Meraba-raba dada 5 1 6. Meraba-raba alat kelamin 6 1 7 1 7. Menggesek-gesekan alat kelamin 8. Melakukan seks oral 8 1 9. Melakukan hubungan seksual 9 1 9 9 Jumlah item Keterangan : *) aitem yang gugur karena koefisien korelasi rix < 0,20 Seleksi aitem yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows menunjukkan hasil bahwa skala Pengungkapan Diri yang terdiri dari 60 aitem mengalami pengguguran beberapa aitem. Korelasi item-total yang dihasilkan oleh seluruh aitem harus > 0,20 yaitu berkisar antara 0,275 sampai 0,704. Berikut adalah blueprint skala pengungkapan diri setelah diuji coba: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Tabel 6. Blueprint Skala Pengungkapan Diri Setelah Di Uji Coba No. Sifat Item Dimensi Pengungkapan Diri Favorabel Unfavorabel 1. Jumlah 5 5 10 2. Valensi 4 3 7 6 4 10 3. Ketepatan dan Kejujuran 4. Maksud dan Tujuan 4 2 6 5. Kedalaman 6 6 12 25 20 45 Jumlah item 3. Jumlah Reliabilitas Reliabilitas alat ukur melihat sejauh mana alat ukur dapat mengukur dengan tepat dan stabil perilaku yang hendak diukur. Pengukuran yang reliable akan menunjukkan hasil yang konsisten sehingga dapat dipercaya dan diandalkan (Sunjoyo, Setiawan, Carolina, Magdalena, dan Kurniawan, 2013). Pengujian reliabilitas Skala Pengungkapan Diri, dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang diolah melalui program SPSS versi 16 for windows. Besarnya koefisien reliabilitas memiliki rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Suatu alat ukur akan dinyatakan reliable jika koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00. Sedangkan bila koefisien reliabilitas suatu alat ukur semakin mendekati angka 0 maka alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang dinyatakan rendah (Azwar, 2009). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 a. Skala Perilaku Seksual Skala Perilaku Seksual memiliki reliabilitas yang baik. Uji reliabilitas skala ini dilakukan dengan melihat skor Alpha Cronbach (α) yang menunjukkan angka 0,92. Hasil uji reliabilitas yang mendekati angka 1,00 tersebut dapat diartikan bahwa alat ukur yang digunakan memiliki reliabilitas yang tergolong tinggi sehingga hasil ukurnya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. b. Skala Pengungkapan Diri Hasil perhitungan reliabilitas dari Skala Pengungkapan Diri dilakukan dengan program SPSS for Windows versi 16 diperoleh koefisein reliabilitas (α) mendekati angka 1,00 yaitu sebesar 0,938. Dengan demikian, skala pengungkapan diri pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik dan dapat dipercaya. H. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Uji asumsi merupakan salah satu syarat dalam penggunaan metode korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Sunjoyo, Setiawan, Carolina, Magdalena, dan Kurniawan, (2013) uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari polpulasi yang terdistribusi dengan normal atau tidak. Data yang dinyatakan terdistribusi normal apabila memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 nilai signifikansi lebih besar dari alpha yaitu 0,05. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 0,05, maka sebaran data tersebut tidak terdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS versi 16 for windows. b. Uji Linearitas Uji linear ini bertujuan untuk mengetahui apakah variable tergantung dan variable bebas mempunyai hubungan linear (Siregar, 2014). Jika hubungan antara dua variable tersebut menunjukkan garis lurus maka dapat dinyatakan terdapat korelasi yang linear antara kedua variable. Korelasi linear terjadi apabila dua variable mempunyai nilai signifikansi (p) kurang dari 0,05 (p < 0,05). Sebaliknya jika nilai signifikansi (p) lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hubungan antar kedua variable dikatakan tidak linear (Azwar, 2009). Pada penelitian ini uji linearitas dilakukan dengan menggunakan Test Of Linearity dalam SPSS versi 16 for windows. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan negatif antara pengungkapan diri dengan perilaku seksual dalam masa berpacaran. Hubungan negatif terjadi jika peningkatan nilai pada suatu variabel akan diikuti oleh penurunan nilai pada variable lainnya, atau sebaliknya (Prasetyo dan Miftahul, 2005). Untuk menguji hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS versi 16 for windows. Menurut Arikunto, Riduwan dan Kuncoro (dalam Sunjoyo, Setiawan, Carolina, Magdalena dan Kurniawan, 2013) nilai koefisien korelasi di atas 0,5 memiliki keeratan yang cukup kuat. Sedangkan dibawah 0,5 keeratannya cukup lemah. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut : Tabel 7 Kriteria Koefisien Korelasi Koefisien Kriteria Korelasi 0 > 0 – 0,25 Tidak Ada Korelasi Antara Dua Variabel Korelasi Sangat Lemah > 0,25 – 0,5 Korelasi Cukup Kuat > 0,5 – 0,75 Korelasi Kuat > 0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat 1 Korelasi Sempurna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di awali dengan menyusun skala online dan dibuat dengan sederhana agar subjek dapat mengerti dan mudah untuk mengisi. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang telah disusun oleh peneliti melalui media sosial seperti aplikasi BBM, WhatsApp, LINE, dan lain sebagainya dengan mencantumkan kriteria subjek yang dibutuhkan untuk mengisi skala tersebut. Peneliti kemudian meminta bantuan teman-teman untuk menyebarkan kembali skala tersebut hingga jumlah subjek yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2017 sampai dengan tanggal 5 Februari 2017. Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data termasuk cepat karena peneliti mudah untuk menemukan subjek yang sesuai dengan kriteria. Subjek yang dijadikan sampel penelitian ini diambil dari beberapa Universitas di Yogyakarta, diantaranya adalah Universitas Sanata Dharma, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, dan beberapa Universitas lainnya. 50 Universitas Islam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 B. Data Demografi Subjek Penelitian Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki beberap kriteria. Kriteria tersebut adalah perempuan dengan rentang usia 18 – 25 tahun dan memiliki status berpacaran atau sudah pernah berpacaran. Kriteria lain adalah berkaitan dengan domisili dari subjek yaitu berdomisili di Yogyakarta. Peneliti telah menentukan batas jumlah subjek yang dimintai untuk mengisi skala yaitu sebanyak 200 orang. Seluruh subjek mengisi skala yang telah disiapkan oleh peneliti melalui survey online. Semua subjek mengisi skala dengan baik dan memenuhi kriteria sehingga seluruh skala yang masuk melalui email peneliti dapat digunakan. Berikut dijabarkan tabel data demografi subjek penelitian berdasarkan usia subjek : Tabel 8. Data Usia Subjek Penelitian Usia Jumlah Persentase 18 tahun 21 10,5% 19 tahun 33 16,5% 20 tahun 30 15% 21 tahun 37 18,5% 22 tahun 38 19% 23 tahun 26 13% 24 tahun 12 6% 25 tahun 3 1,5% Jumlah 200 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 C. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah bentuk sebaran dari skor jawaban subjek normal atau tidak. Penelitian ini melakukan pengujian normalitas terhadap distribusi skor pengungkapan diri dengan skor perilaku seksual. Peneliti melakukan uji normalitas residu variabel pengungkapan diri terhadap orangtua pada perilaku seksual perempuan dewasa awal dengan analisis statistik dengan One Sample KolmogorovSmirnov Test dan analisis grafik dengan Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual pada program SPSS versi 16 for Windows. Uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test memiliki dasar yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebuah data yaitu jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka data dapat dikatakan terdistribusi normal. Berikut tabel hasil uji normalitas: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Tabel 9. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 200 Normal Parametersa Mean Std. Deviation .0000000 2.98358716 Most Extreme Absolute .084 Differences Positive .051 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 1.181 .123 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan tabel di atas, Uji normalitas menghasilkan koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 1.181 dengan p = 0,123 (p > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi dengan normal. Hal ini juga dibuktikan dengan uji normalitas dalam bentuk grafik untuk memeriksa kejanggalan yang mungkin terjadi pada hasil analisis statistik dalam bentuk angka. Peneliti melakukan uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot Of Regression PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal. Berikut grafik Normal P-Plot Of Regression Standardized Residual Pengungkapan Diri dengan Perilaku Seksual: Gambar 2. Grafik Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual Berdasarkan hasil garfik tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian kecil pergerakkan data yang menampakkan pola distribusi yang berbelok ke kiri. Namun sebagian besar pola persebaran datanya berada pada sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual data pada penelitian ini telah dapat dikatakan normal atau dengan kata lain data terdistribusi normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 b. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Test Of Linearity dalam SPSS versi 16 for windows. Data dapat dikatakan linear apabila kedua variabel yang diteliti memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Uji linearitas dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 10. Hasil Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares perila Between (Combin ku_se Groups ed) ksual Linearity * n from Square 73 10.227 F Sig. 1.111 .300 1 131.964 14.330 .000 72 8.536 Within Groups 1169.520 127 9.209 Total 1916.060 200 ngkap i 131.964 df Deviatio pengu an_dir 746.540 Mean 614.576 .927 .634 Linearity Berdasarkan hasil uji linearitas, pengungkapan diri dengan perilaku seksual memiliki F sebesar 14.33 dengan signifikansi sebesar 0.000. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang dipergunakan dapat dijelaskan oleh regresi linear dengan cukup baik. Dengan kata lain terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 hubungan yang linear antara variable pengungkapan diri dengan variable perilaku seksual karena memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( p < 0,05). Hal ini juga dibuktikan dengan melakukan uji linearitas residu pada variabel pengungkapan diri dan perilaku seksual dengan analiasis grafik. Gambar 3. Uji Linearitas dengan Analisis Grafik Berdasarkan grafik scatterplot di atas, dapat dilihat bahwa persebaran data menunjukkan plot yang tidak berpola. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya hubungan yang linear antara variabel pengungkapan diri dan variabel perilaku seksual. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variable. Teknik uji hipotesis dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 penelitian ini adalah korelasi Pearson-Product Moment yang terdapat dalam SPSS versi 16 for windows. Teknik ini dipilih karena data pengungkapan diri dan perilaku seksual termasuk dalam distribusi normal. Berikut Tabel hasil uji korelasi pengungkapan diri dengan perilaku seksual: Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis Correlations pengungkapa perilaku_seks n_diri pengungkapan_dir Pearson i ual 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N perilaku_seksual Pearson Correlation -.254** 200 200 -.254** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 200 200 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). Berdasarkan hasil analisis diperoleh skor koefisien korelasi sebesar r = -0.254 dengan nilai p = 0.000. Data ini menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara pengungkapan diri terhadap orangtua dengan perilaku seksual perempuan dewasa awal pada masa berpacaran. Diartikan dengan kata lain yaitu semakin tinggi tingkat pengungkapan diri terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 orangtua, maka semakin rendah keterlibatan perempuan dewasa awal dalam perilaku seksual pada masa berpacaran. Korelasi semakin kuat apabila koefisien korelasi mendekati -1 atau +1, sedangkan koefisien korelasi pada data ini sebesar -0.254 yang tergolong cukup kuat. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini diterima bahwa pengungkapan diri terhadap orangtua memiliki korelasi negatif yang cukup kuat dan signifikan dengan perilaku seksual perempuan dewasa awal pada masa berpacaran. D. Pembahasan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan diri kepada orangtua dengan perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson-Product Moment. Teknik ini dipilih untuk digunakan sebagai uji hipotesis karena hasil sebaran data terbilang normal dan linear. Berdasarkan hasil penelitian, dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan cukup signifikan antara pengungkapan diri terhadap perilaku seksual. Hal ini juga menyatakan bahwa hipotesis pada penelitian ini dapat diterima. Hipotesis yang diterima tersebut menunjukkan semakin tinggi pengungkapan diri terhadap orangtua maka semakin rendah perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. Hal tersebut dibuktikan oleh koefisien korelasi antara variable pengungkapan diri dan perilaku seksual sebesar r = -0,254 dengan taraf signifikansi (p) dikeduanya sebesar 0,000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Clark dan Shileds, (dalam Galvin, Dawn, dan Carma, 2015) menemukan bukti bahwa komunikasi terbuka antara orangtua-anak berkorelasi dengan rendahnya keterlibatan anak dalam perilaku delinkuen (perilaku menyimpang). Perempuan dewasa awal yang memiliki pengungkapan diri yang tinggi kepada orangtuanya cenderung dapat mengontrol perilaku seksualnya saat berpacaran. Hal ini terlihat dari perilaku perempuan dewasa awal yang masih terbilang perilaku seksual ringan. Pengungkapan diri yang tinggi mempengaruhi hubungan interpersonal dengan orang lain. Sehingga pengungkapan diri yang tinggi tertarik untuk melakukan pengungkapan diri yang lainnya (Swager, 2000). Perempuan dewasa awal yang melakukan pengungkapan diri cenderung untuk menceritakan banyak hal kepada orangtuanya dari satu topik ke topik yang lain dan tanpa mempermasalahkan waktu. Individu yang melakukan pengungkapan diri yang tinggi akan mencari lawan bicara yang rela mendengarkan dan memahami informasi yang akan disampaikan baik negatif atau positif untuk menghindari perasaan dinilai atau dihakimi (Herold dan Way, 2008). Perempuan dewasa awal dengan pengungkapan diri yang tinggi cenderung menceritakan segala sesuatu tentang dirinya kepada orangtuanya. Informasi yang disampaikan baik hal yang disukai atau tidak disukai. Individu yang melakukan pengungkapan diri sangatlah membutuhkan kepercayaan dan rasa nyaman dengan targetnya, sehingga tidak menimbulkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 rasa tidak aman jika target mengetahui informasi tentang dirinya (Taylor, Sears dan Peplau, 1994). Perempuan dewasa awal menjadikan orangtua sebagai target yang dapat dipercaya dan merasa nyaman dan aman saat mengungkapkan kekurangan atau kelemahannya. Selain itu, individu yang melakukan pengungkapan diri yang tinggi terhadap target memiliki pengharapan tertentu baik secara verbal atau nonverbal seperti respon sentuhan atau pelukan (Papalia dan Feldman, 2009). Perempuan dewasa awal cenderung mengungkapkan dirinya dengan harapan mendapatkan respon dari orangtuanya baik solusi dari masalah yang sedang dihadapi atau persetujuan atas tindakkannya. Selanjutnya, individu cenderung mengungkapkan diri lebih dalam terhadap targetnya jika antara keduanya memiliki hubungan yang intim atau dekat (Mui, Taniguchi, dan Argiropoulou, 2015). Perempuan dewasa awal mengungkapkan diri dan berbagi informasi yang mendalam kepada orangtua sebagai orang yang berarti di dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin dalam relasi seseorang dengan target maka semakin dalam juga informasi yang akan dibagikan. E. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak luput dari ketidaksempurnaan sebagai manusia biasa dan keterbatasan. Keterbatasan yang peneliti alami adalah adanya kemungkinan subjek tidak menjawab dengan bersungguh-sungguh karena merasa malu atau merasa takut akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 informasi pribadinya dipublikasi atau diketahui oleh orang lain. Topik penelitian ini juga masih dianggap tabu oleh beberapa pihak. Disamping itu, skala yang digunakan dalam penelitian ini kurang mendalam untuk menggali perilaku seksual pada subjek. Sehingga data yang diperoleh peneliti tidak begitu banyak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi Pearson-Product Moment diperoleh skor koefisien korelasi sebesar r = -0.254 dengan nilai p = 0.000. Hasil data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan yang cukup kuat antara pengungkapan diri dengan perilaku seksual. Hal ini, menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pengungkapan diri kepada orangtua maka semakin rendah perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. Berlaku juga sebaliknya, semakin rendah pengungkapan diri kepada orangtua, maka semakin tinggi perilaku seksual perempuan dewasa awal saat berpacaran. B. SARAN 1. Bagi Subjek Penelitian Peneliti berharap subjek dapat lebih terbuka kepada orangtua baik kepada ibu maupun bapak. Sehingga subjek dapat mengontrol perilaku seksualnya di dalam pergaulan terutama saat berpacaran. 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 2. Bagi Penelitian selanjutnya Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan, peneliti berharap bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama agar dapat memperdalam pengetahuannya mengenai pengungkapan diri dan perilaku seksual. Selain itu diharapkan mampu menemukan metode atau alat ukur yang sesuai dan mendalam sehingga benar-benar dapat menggambarkan variable yang diteliti dan menghasilkan respon yang valid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A., & Sholeh, M. (2005). Psikologi Perkembangan; untuk : Fakultas Tarbiyah IKIP SGPLB serta Para Pendidik. Jakarta : Rineka Cipta. Ayu, Ida Alit Laksmawati. (2009). Transformasi sosial dan perilaku reproduksi remaja. Jurnal Sosial dan Budaya, 12(1), 11-14. Azinar, M. (2013). Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 34-37. Azwar, A. (2000). Kesehatan reproduksi remaja di Indonesia (Adolescent reproductive health in Indonesia). Jurnal Kesehatan Sosial, 2(2), 21-22. Azwar, S. (2007). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Balson, Maurice. (1993). Menjadi orangtua yang lebih baik. Jakarta Barat, Indonesia : Binarupa Aksara. Cynthia, Trida. (2007). Konformitas kelompok dan perilaku seks bebas pada remaja. Jurnal Psikologi, 1(1) 233-235. Dagun, Save M. (1990). Psikologi keluarga (peranan dalam keluarga). Jakarta : Rineka Cipta. Damayanti,R. (2007). Peran psikososial terhadap perilaku berisiko tertular HIV pada remaja SLTA di DKI Jakarta. Depok : Universitas Indonesia. Dayakisni, T dan Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang : UMM Press. 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Derlega, V. J., Sandra, M., Sandra, P., & Stephen, T. M. (1993). Self-Disclosure. SAGE series on close relationships. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications, Inc. Desmita, S. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Devito, J. A. (1986). Komunikasi antar manusia, edisi kedua. Tangerang: Karisma Publishing Group. Esti, S. W. D. (2008). Pendidikan seksual untuk keluarga. Jakarta: Mancanan Jaya Cemerlang. Fadilah, A. H. (1998). Efektivitas pendidikan seksual dini dalam meningkatan pengetahuan perilaku seksual sehat. Jurnal Psikologi, 5(2), 41-42. Firestone, R., Lisa, A. & Joyce, C. (2005). Sex and love in intimate relationships. Washington, DC : American Psychological Association. Galvin, K., Dawn, O., & Carma, L. (2015). Family communication choesion and change. USA : Pearson Education. Gordon, T. (2004). Parent effective training. Canada: Van Reinhold Company Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia Herold, E. S., & Way, L. (2008). Sexual Self-Disclosure among University Women. The Journal of Sex Reasearch, 24 (1), 1-14. Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga. 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Jourard, S. M. (1964). The transparent self : self-disclosure and well-being. New York : Van Nostrand Reindhold. Kartono, & Kartini. (2006). Psikologi wanita 1. mengenal gadis remaja dan wanita dewasa. Bandung : Mandar Maju. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Made, D. C. (2014). Sistem reproduksi manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Mappiare, A. (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya : Usaha Nasional. Mayasari, F. & M. Noor R. H. (2000). Perilaku seksual remaja dalamberpacaran ditinjau dr harga diri berdasarkan jenis kelamin. Jurnal Psikologi, 9(2),9-13. Mui, K. T. Q., Taniguchi, N., & Argiropoulou, M. I. (2015). Self-Disclosure Between Marital Couples: A Comparative Study Between Singapore and Greek Couples. Journal of Comparative Family Studies, 46 (2), 221-240. Noller, P., & Marry, A. F. (1993). Communication in family relationships. USA: Prentice-Hall. Noor, Juliansyah. (2001). Metode penelitian: skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nursal, D. G. A. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual murid smu negeri di kota padang tahun 2007. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 43-49. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development; perkembangan manusia edisi 10 buku 2. Jakarta : Salemba Humanika. Pawestri & Dewi, S. (2012). Gambaran perilaku seksual pranikah pada mahasiswa pelaku seks pranikah di universitas x semarang. Jurnal LPPM UNIMUS 2012, 10(1), 50-52. Prasetyo & Miftahul, L.J, .(2005). Metode penelitian kuantitatif: teori dan aplikasi. Jakarta; Raja Grafindo Persada. Santrock, J. W. (2002). Life span development perkembangan masa hidup. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Setiawan, R., & Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh pacaran terhadap perilaku seks pranikah. Jurnal Soul, 1(2), 21-29. Siahaan, J. M. S. (2009). Perilaku menyimpang pendekatan sosial. Jakarta : PT. Indeks. Silalahi, K., & Eko, A. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dan dinamika zaman. Jakarta : Rajawali Pers. Sobur, A. (1987). Pembinaan anak dalam keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sprecher, S., & Kathleen, M. (1993). Sexuality. London, United Kingdom: SAGE Publications, Inc. Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk smart riset : program IBM SPSS 21.0. Bandung : Alfabeta. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Suwarni, Linda. (2009). Monitoring parental dan perilaku teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja sma di kota pontianak. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 4(2),101-105. Swager, R. G. (2000). Self-Disclosure and the School Guidance Counselor. The Journal of School Counselor, 29 (1), 28-33. Tambunan, E. H. (1979). Mengakrabkan hubungan orangtua dan anaknya. Bandung: Karya Indah. Taylor, S. E., Sears, D. O., & Peplau, L. A. (1994). Social psychology eighth edition.USA : Englewood Cliffs. Tubbs, L., & Moss, S. (2001). Human communication konteks-konteks komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wiendijarti, Ida. (2011). Komunikasi interpersonal orang tua dan anak dalam pendidikan seksual. Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(3), 274 – 292. 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wirawan sarwono, S., & Amisiamsidar. (1986). Peranan orangtua dalam pendidikan seks. Jakarta: Rajawali. Yuliani, E. R. (2005). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Stain Ponorogo Press. Yuniarti, D. (2007). Pengaruh pendidikan seks terhadap sikap mengenai seks pranikah pada remaja. Jurnal Psikologi,27(1), 44-49. 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 LAMPIRAN Lampiran 1 Seleksi Item dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri a. Seleksi Item Pengungkapan Diri Item-Total Statistics Scale Variance if Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Item Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted VAR0000 127.1143 364.827 .393 . .937 127.8429 359.207 .365 . .938 127.1286 362.693 .456 . .937 127.0000 358.580 .513 . .937 127.9571 351.752 .644 . .936 126.8429 359.497 .493 . .937 1 VAR0000 2 VAR0000 3 VAR0000 4 VAR0000 5 VAR0000 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 VAR0000 127.9857 354.362 .540 . .936 127.7429 357.527 .519 . .937 127.2571 355.208 .635 . .936 127.7429 350.802 .704 . .935 127.9571 351.752 .644 . .936 126.8429 366.076 .275 . .938 127.9286 360.531 .438 . .937 127.8143 349.922 .631 . .936 127.9571 355.897 .536 . .936 127.2571 362.020 .375 . .938 127.0000 365.449 .343 . .938 7 VAR0000 8 VAR0000 9 VAR0001 0 VAR0001 1 VAR0001 2 VAR0001 3 VAR0001 4 VAR0001 5 VAR0001 6 VAR0001 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 VAR0001 127.0143 362.159 .353 . .938 128.1143 357.030 .492 . .937 126.9429 357.156 .597 . .936 127.7571 360.187 .370 . .938 126.9571 356.013 .605 . .936 127.3857 356.588 .579 . .936 127.6714 359.644 .435 . .937 127.4000 363.403 .348 . .938 127.4857 355.790 .571 . .936 127.7143 363.251 .325 . .938 127.5286 350.253 .631 . .936 8 VAR0001 9 VAR0002 0 VAR0002 1 VAR0002 2 VAR0002 3 VAR0002 4 VAR0002 5 VAR0002 6 VAR0002 7 VAR0002 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 VAR0002 127.8571 359.747 .377 . .938 127.8857 350.132 .681 . .935 127.2143 363.504 .332 . .938 127.2143 362.982 .434 . .937 127.3000 354.155 .508 . .937 127.3429 349.185 .703 . .935 127.4571 360.107 .323 . .938 127.2714 358.664 .440 . .937 127.9286 355.053 .424 . .938 127.7143 351.946 .605 . .936 128.0286 358.782 .372 . .938 9 VAR0003 0 VAR0003 1 VAR0003 2 VAR0003 3 VAR0003 4 VAR0003 5 VAR0003 6 VAR0003 7 VAR0003 8 VAR0003 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 VAR0004 127.7857 351.243 .668 . .935 127.5000 359.326 .445 . .937 127.4143 361.029 .336 . .938 127.6857 354.595 .484 . .937 127.5857 356.130 .483 . .937 127.7000 350.677 .564 . .936 0 VAR0004 1 VAR0004 2 VAR0004 3 VAR0004 4 VAR0004 5 *Total item yang sesuai dengan standar berjumlah 45 item. b. Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items .938 .939 N of Items 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Lampiran 2 Seleksi Item dan Reliabilitas Skala Perilaku Seksual a. Seleksi Item Perilaku Seksual Item-Total Statistics Corrected ItemScale Mean if Item Deleted Scale Total Cronbach' Squared s Alpha if Variance if Correlatio Multiple Item Deleted n Item Correlation Deleted VAR00001 12.3000 8.996 .545 .362 .922 VAR00002 11.9571 9.433 .565 .515 .919 VAR00003 12.0429 8.882 .693 .733 .912 VAR00004 12.0571 8.866 .686 .714 .912 VAR00005 12.2857 8.207 .844 .763 .901 VAR00006 12.3714 8.353 .801 .778 .904 VAR00007 12.4000 8.388 .798 .773 .905 VAR00008 12.3857 8.327 .816 .834 .903 VAR00009 12.4857 8.804 .686 .580 .912 *Total item yang sesuai dengan standar berjumlah 9 item. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 b. Reliabilitas Skala Perilaku Seksual Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .920 N of Items .919 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Lampiran 3 Skala Penelitian SKALA PENELITIAN Rona Anggraeni 119114150 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 PERNYATAAN KESEDIAAN Salam sejahtera, 2016 Perkenalkan nama saya Rona Anggraeni, saya adalah mahasiswa akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai salah satu syarat kelulusan. Untuk itu, saya membutuhkan bantuan teman-teman untuk bersedia berpartisipasi dalam penelitian saya dengan mengisi skala yang telah saya sediakan. Jika teman-teman adalah seorang perempuan berusia 18 – 25 tahun, memiliki relasi atau pernah memiliki relasi berpacaran dengan orang lain dan bersedia mengisi skala saya, silahkan untuk membaca dan menjawab setiap butir pernyataan yang ada dalam skala ini tanpa melewatkan satu pernyataan pun. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang diberikan adalah jawaban benar apabila teman-teman mengisi dengan keadaan dan kondisi sesungguhnya yang teman-teman alami. Identitas, jawaban, dan kerahasiaan teman-teman menjadi tanggung jawab saya sebagai peneliti. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir untuk memberikan jawaban yang jujur sesuai dengan keadaan saat ini. terimakasih atas partisipasi teman-teman dalam penelitian saya. Hormat saya, Rona Anggraeni PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 PENGISIAN IDENTITAS SUBJEK Inisia : _____ Usia : _____ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 SKALA PENELITIAN SKALA I PETUNJUK PENGISIAN Pada skala ini terdapat dua pilihan jawaban pada masing-masing pernyataan. Pilihan jawaban tersebut adalah jawaban “Ya” atau “Tidak”. Bacalah pernyataan yang telah disediakan dengan teliti dan seksama. Kemudian silahkan saudari memilih jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman saudari sendiri. Contoh : 1. Tangan saya digenggam oleh pacar. o Ya o Tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 1. Saat jalan bersama, saya merangkul pacar saya (bahu/pinggang) o Ya o Tidak 2. Saya memberikan pelukan dan saling merapatkan tubuh o Ya o Tidak 3. Saya mendaratkan ciuman dipipi pacar saya o Ya o Tidak 4. Saya berciuman bibir dengan pacar saya o Ya o Tidak 5. Pacar meraba payudara saya dari luar atau dari dalam pakaian o Ya o Tidak 6. Saya membiarkan atau mengizinkan pacar menyentuh daerah intim saya (daerah alat kelamin) dari luar atau dari dalam pakaian o Ya o Tidak 7. Saya dan pacar saling menggesek-gesekkan alat kelamin dari luar atau dari dalam pakaiaan o Ya o Tidak 8. Baik saya maupun pacar memberikan ciuman pada daerah sensitif masing-masing o Ya o Tidak 9. Saya dan pacar melakukan hubungan suami-istri atau hubungan seksual o Ya o Tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 SKALA II PETUNJUK PENGISIAN Pada skala ini terdapat beberapa pilihan jawaban pada masing-masing pernyataan. Pilihan jawaban tersebut bertingkat dari 1 hingga 4 diantanya “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Setuju”, “Sangat Setuju”. Bacalah pernyataan yang telah disediakan dengan teliti dan seksama. Kemudian silahkan saudari memilih jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman saudari sendiri. Semakin mendekati angka 1 menunjukkan bahwa Anda semakin tidak setuju dengan pernyataan. Sebaliknya, semakin mendekati angka 4 maka semakin Anda setuju dengan pernyataan. Contoh : 1. Saya bercerita hanya kepada orang tertentu (orangtua, sahabat). Sangat Tidak Setjuju 1 2 3 4 Sangat Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 1. Saya menceritakan kepada orangtua bahwa pacar saya memiliki perilaku yang baik. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 2. Saat saya tidak mampu menyelesaikan masalah, saya akan meminta bantuan orangtua. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 3. Saya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orangtua saya saat mengutarakan sesuatu. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 4. Saya memperkenalkan pacar saya kepada orangtua saya. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 5. Saya senang bercerita kepada siapa saja tentang diri saya. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 6. Saya malu jika harus memperkenalkan pacar kepada orangtua saya. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 7. Tidak ada yang saya tutupi dari orang tua saya. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 8. Saya bercerita apa adanya kepada orangtua. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 9. Saya sering bercerita dengan orangtua agar saya merasa dekat dan lebih terbuka dengan mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 10. Saya nyaman untuk menceritakn hal pribadi saya dengan orangtua. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 11. Saya bercerita seperlunya dengan orang tua saya. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 12. Saya selalu menyalahkan orangtua atas kesalahan yang saya lakukan. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 13. Terkadang saya suka berbohong kepada orangtua. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 14. Saya merasa tidak nyaman dan takut jika orangtua mengetahui hal pribadi tentang saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 15. Apa pun yang terjadi pada saya akan saya ceritakan kepada orangtua. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 16. Saya menceritakan kepada orangtua bahwa hubungan pacaran yang saya jalani memberikan dampak positif bagi studi saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 17. Orang tua saya tahu kerja keras saya untuk mencapai keinginan saya dan mereka bangga apapun hasilnya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 18. Saya mengizinkan pacar untuk datang bertamu kerumah dan sesekali mengobrol dengan orangtua saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 19. Apabila ada hal yang mendesak atau penting baru saya akan menceritakan kepada orangtua. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 20. Orang tua saya tidak mengetahui saya memiliki hubungan berpacaran dengan orang lain. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 21. Saya merasa berjuang sendiri untuk membanggakan orangtua saya. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 22. Saya tidak nyaman jika pacar datang kerumah dan bertemu dengan orangtua saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 23. Saya nyaman berlama-lama cerita dengan orang tua saya Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 24. Orangtua saya tahu bahwa saya tidak pandai untuk berbohong kepada mereka. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 25. Saya bercerita kepada orangrtua agar mereka memhami keadaan saya. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 26. Saya terbuka kepada orangtua jika ssesuatu hal yang tidak baik terjadi pada saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 27. Orangtua saya selalu percaya apa yang saya katakan walau saya berbohong. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 28. Saya hanya bercerita hal-hal yang rtingan kepada orangtua sebagai basa basi saja. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 29. Orangtua saya tidak perlu tahu kesusahan atau hal buruk apa yang menimpa saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 30. Saya menceritakan segala hal tentang diri saya kepada orang tua saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 31. Orangtua saya tahu bahwa pacar saya sangat mendukung saya untuk berprestasi 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 32. Saya menyadari kekurangan diri saya sendiri dan tidak sungkan untuk menerima saran dari orangtua. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 33. Saya mengontrol dan menyaring hal yang akan saya ceritakan kepada orangtua. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 34. Saya selalu meminta ijin jika hendak berpergian bersama pacar. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 35. Orang tua saya tidak tahu banyak tentang diri saya 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 36. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan saat membuka pembicaraan dengan orangtua. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 37. Saya merasa tidak perlu menceritakan segala sesuatu yang saya lakukan bersama pacar. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 38. Saya senang bercerita dengan orang tua hingga lupa waktu. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 39. Saya tidak malu untuk menangisi hal-hal yang tidak saya inginkan didepan orangtua. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 40. Saya menceritakan hal-hal yang sebenarnya kepada orangtua walaupun memiliki risiko. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 Sangat Setuju 41. Saya menceritakan kepada orangtua mengenai kegiatan seksual yang saya lakukan bersama pacar. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 42. Waktu terasa lama saat orang tua mengajak saya membahas keseharian saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 43. Saya gengsi untuk meneteskan air mata didepan oranglain. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 44. Saya berbohong kepada orangtua agar saya merasa aman. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju 45. Saya berpikir bahwa orangtua saya tidak perlu tahu tentang kegiatan seksual saya karena mereka akan menghakimi saya. 1 2 3 4 Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Lampiran 4 Uji Asumsi a. Uji Normalitas 1. Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa 200 Mean Std. Deviation .0000000 2.98358716 Most Extreme Absolute .084 Differences Positive .051 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. 1.181 .123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 2. Analisis Grafik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 b. Uji Linearitas 1. Test Of Linearity ANOVA Table Mean Sum of Squares Squar df e perilaku_seksua Betw (Combine een 73 d) 1 131.9 14.3 131.964 ps .300 7 pengungkapan_ Grou Linearity diri Sig. 10.22 1.11 746.540 l* F 1 .000 64 30 Deviation from 614.576 72 8.536 .927 .634 Linearity Within Groups 1169.520 127 9.209 Total 1916.060 200 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 2. Analisis Grafik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Lampiran 5 Uji Hipotesis Uji Korelasi Correlations perilaku_seksua pengungkapan_diri pengungkap Pearson Correlation an_diri Sig. (2-tailed) N perilaku_sek Pearson Correlation sual 1 l -.254** .000 200 200 -.254** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 200 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 200