dinamika komunitas plankton di perairan ekosistem hutan

advertisement
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 17, No.3, Novernber 2010: 135-149
DINAMIKA KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN EKOSISTEM HUTAN
BAKAU SEGARAANAKAN YANG SEDANG BERUBAH
(Planknn Dynumic in the Chsrtging Mangrove Ecosystem ot'
Segara Anskan Central Javu)
Tjut Sugandawaty Djohan
Laboratoriurn Ekologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarla 55281
Email tdj ohan95 @yahoo. corn
Disetujui: l4 Oktober 2010
Diterima: I September 2010
Abstrak
Perairan hutan bakau SegaraAnakan rnerupakan ekosistem yang sedang berubah karena seditnentasi yang tinggi sejak tahun 1980, dan telah mengakibatkan pendangkalan perairan dan mengganggu
proses pasang surut. Perubahan ekosistem ini direspon oleh komunitas plankton. Pada musim hujan
tahun 2AAZ salinitas perairannya adalah 0
0/00,
dan musirn kemarau 20
-
32 0/*. Perubahan konrunitas
plankton tersebut dicirikan hadirnya komunitas baik phyto maupun zooplankton dominan sungai
pada musirn hujan, dan sebaliknya komunitas laut pada rnusim kemarau. Pada tahun 2004, karena
pendangkalan di perairan Bondan, rnudflat dan perairannya dikeruk. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari respon komunitas phyto dan zooplankton terhadap perubahan ekosistem pada musim
kemarau Agustus 2005 di daerah tangkapan ikan nelayan perairan Segara Anakan. Hasil menunjukkan bahwa ada peledakan kernelimpahan phytoplankton yang didominasi oleh populasi Cheetoceros
di perairan Bondan dan Klaces sebanyak 206890 dan397273 individu per 100 liter, dan populasi
Asterionella japonica meningkat sebanyak69778 per 100 liter di perairan Cigatal. Peledakan kedua
genus tersebut adalah merupakan respon phytoplankton terhadap meningkatnya kanduugan POo di
perairan oleh pengerukan sedimen di perairan Bondan. Kenaikan POo di perairan berturut-bcrturut
dari Bondan ke Cigatal sebesar 4,95 ppm, 5,88 ppm, dan 4,62 ppm. Pada musim kemarau, perairan
Segara Anakan juga dicirikan dengan hadirnya kornunitas plankton sungai yaitu sebanyak l9 species phytoplankton, dan 9 spesies zooplankton. Peledakan populasi Chaetoceros tidak direspon oleh
peledakan populasi zooplankton. Keadaan ini mencerrninkan bahwa kualitas perairan Segara Anakan
telah menurun.
Kata kunci : Estuari payau, phytoplankton, zooplankton, Chaetoceros, A.sterionellu,PO,
Ahstract
The mungt'ove ecosy.stern oJ'seguru Anokun is itt the proces.s of'chungittg to the.li'eshtvutcr-v"etlund due lo the heuv.)' setlinrcntatictn. This change n)us respondetl b1, the plunktun ronrrnrtttitit'.t'. Itt
the 2002 durhry the ruinv seusotr, the saliniryt wcts 0"/,,,, und the.fi'eshv,ilter plunkton lium tha rivttt'
dominuted thi.s ntangrove ecosystent. In contrasl ut the clr.t, seuson, the sulinitie.g v,ert: bchveett 20
-- 32 u/,nt ctnd the estuil'ine plunkton tloninutetl lhe ecos1,stem. ln the 2004 tht: Bondun (trut b(ctutrr'
shullotver'und vtts tlreclged. ltt responcling to the t'hunging ec'rrsl'stem, tln'ph.1'to uttd txtltlrtttklott
slutls,v'us c'urried oul clm'ing tha clr.),seusou oJ'Augttsl 2005 ut tlte.fishing gntrurtl ol Srgttlt ,"lnukun.
Rcsrrlt.r shov'ed thul llrre,,+'erc bloutn.s oJ'ph.lltopkmklon. At the Bondun utnl Klut't'.t n'rl/t'r'.r, ('lnrto(ero.\ dtnrinulecl Ihe t:ottttttttttitie.s v'ith 206890 urcl 397273 indiviilttuls ytt'r' 100 litt't'(ott:;((utiycl.t'.
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
r36
Vll.
17,
No.3
Howeven at Cigutul Asterionella japonicct ryith 69778 individuals per 100 liter dominutecl shs a:ontmunity. The plankton bloom related to the intensive dredging oJ'sedintent at Bontlun ureus, vvhich
increased POrhighly in the water oJ'Bondan, Klaces, and Cigatul int:onsecutively 4.95 ppm, 5.88,
and 4.62 ppm. These commwities were characterized by the present oJ"l9 .spec:ies oJ'./reslm,uter ph.yttoplankton and 9 spet:ies of zooplankton. Even though the population o/ Choetoceros v,us explotled,
bttt the zooplutkto,t comnrunity did not response to the phytoplunkton increase. Thi.s iruliccttcd that
the qualities of the mangrove ecosystem waters decreased, und the ecosyslem v,us itt the proc:ess ol'
chunging to tres hu,ater-wetlund ecosystem.
Keyv,ortls : Brackish
e,stuory),
phytoplotrkton, zooplankton, Chrtetoceros, Asterionella, P0
PI]NDAHULUAN
Di ekosistem perairan hutan bakau dan
estuari tropika, phyto dan zooplankton lnerupakan kornunitas mata rantai pertama dalam
jejaring makanan, baik sebagai produsen
primer maupun konsumen primer. Kernelimpahan phytoplankton sangat ditentukan oleh
tersedianya antara lain unsur hara, cahaya
yang cukup, dan gerakan air. Perairan yang
keruh akan mengurangi penetrasi cahaya di
perairan, dan juga membatasi pertumbuhan
plankton. Phytoplankton fungsinya sebagai
makanan zooplankton dan ikan. Zooplankton
menyukai phytoplankton bentuk diatom centric
dan kebanyakan tidak menyukai algae filamen
(Nybakken dan Bertness 2005; Horne dan
Goldman 1994; Champalbert et al. 2007). Di
perairan hutan bakau, kehadiran zooplankton
mendukung kehadiran mata rantai berikutnya,
antara lain komunitas udang, kepiting bakau,
dan ikan baik yang bernilai ekologi maupun
ekonomi.
Ekosistem hutan bakau Segara Anakan terletak pada garis lintang 108" 48'bujur tirnur dan
7u 42'lintang selatan (Gambar l). Ekosistem
hutan bakau ini sejak tahun 1980 mengalami
sedimentasi yang sangat tinggi. Setiap tahun
ada 4,5 juta ton sedirnen yang diangkut dari
daerah tangkapan air Sungai Citanduy ke perairan hutan bakau ini. Akibatnya, ckosistern
hutan bakau ini rnengalauri pendangkalan
yang hebat dan rnengganggu periode pasang
surut (Hamidjqo 1982; Sutouro 1982). Djohan
(2002) urclaporkan balrwa pada musirn hujan
salinitas perairan hutart bakau Segara Anakan
adalah 0 0/0,r, sebaliknya pada musinr kcntarau
salinitasnya berkisar di antara 20 - 32 0l*. Padahal ekosistem hutan bakau sebagai perairan
payau mempunyai kisaran salinitas scpanjang
tahun alltara 4 - 35 o/0,,.
Perubahan ekosistem hutan bakau ini
direspon oleh perubahan kornunitas biol<lgi
termasuk plankton. Perubahan komunitas
plankton pada musim hujan dicirikan dengan
hadirnya komunitas baik phyto maupun zooplankton dominan sungai, Spirogyra (50,7o1'),
dan pada musim kemarau kornunitas estuari
payau, Nitchzia (54,71%) dan Coscinodisc:tts
(46,35oh). Hal yang sama juga ditunjukkan
oleh komunitas zooplankton, pada rnusitn
kemarau didominasi oleh copepoda: ('yclops,
Diaptomus, dan protozoa. Codonellu yangbirdir dalam jumlah yang rnelirnpah. Scbaliknya
pada musim hujan komunitas yang sarna kehadirannya sangat rendah (Djohan 2002\. Primo
et al. (2009) rnelaporkan bahwa dinarnika
zooplankton di estuari Mondego Potugal dipengaruhi oleh perubahan salinitas perairan rluu
temperatur. Perubahan salinitas terscbul dipicu
oleh perubahan pola hidrologinya. Dcn"rikian
juga di perairan hutan bakau Scgara Anakan,
perubahan komuuitas plankton itti juga lncrcspotl pada perubahan salinitas attlant tnusitn
hujan dan musim kemarau. Pcrubahan tcrscbtrt
dipicu oleh ardanya.shouls (dangkalan) dan patll
musirn hujan rncnjcbak air tawar ketika pasallg,
dan sebaliknya pada tnusitn keutarau tnr:njcbak
air laut ketika air surut.
Alpinc dan Cllocrn (1992) tncluporkirn
bahwa di San Fransisco Bay cstuitry, llukltrasi
bioruass dan produksi prinrcr phytoplitttktott
November 2010
DJOHAN, T.S.: DINAMIKA KOMUNITAS PLANKI'ON
baik nrusiman maupun antar tahunan (interannua[) diregulasi oleh efek fisik langsung dan
interaksi trofik. Et-ek fisik berasal dari masukan partikel sedimen dari sungai, sedangkan
interaksi trofik adalah episode peningkatan
tekanan grazing oleh populasi imigran bentik
suspension feeders. Champalbert et al. (2007)
menyatakan bahwa di estuari Senegal River,
variasi komunitas zooplankton dipengaruhi
oleh musim. Pada musim kemarau zooplankton
melirnpah dan didominasi oleh genus yang
berasal dari laut. Sebaliknya pada musim hujan
estuari dipengaruhi oleh banjir sungai, dan kelimpahann y a zooplankton sed ikit dan dorninasi
oleh spesies perairan tawar.
Di daerah empa! musim, komunitas plankton
tumbuh dalam serial peledakan (bloom). Bloom
pertama terjadi dimulai dengan meningkatnya
intensitas cahaya dan balikan musim semi
yang menyediakan banyak hara. Pertumbuhan
sebagai bloom berdasarkan reproduksi cepat
secara vegetatif dan memperlarnbat pertumbuhan secara seksual. Peledakan berlanjut selama
hara tersedia cukup. Pada musim panas, karena
terbatasnya hara dan grazing oleh zooplankton
menyebabkan berkurangnya kemelimpahan
phytoplankton. Kemudian pertumbuhannya
di musim gugur berakhir dengan menurunnya
cahaya di akhir musim. Sebaliknya dikawasan
tropika dan juga kawasan garis lintang rendah,
pertumbuhan plankton berlangsung secara
kontinurn selama hara tersedia cukup (Horne
dan Goldman 1994).
Di ekosistem hutan bakau, pada waktu air
pasang pengaruh air laut dominan, sebaliknya
pada waktu air surut didominasi oleh air tawar
yang berasal dari sungai. Umumnya dalam sehari semalam ada dua kali pasang dan dua kali
surut. Oleh sebab itu setiap harinya di estuari
terjadi gradien salinitas yang tinggi. Salinitasnya bcrkisar di antara 4 - 35ol0u, sehingga
spesies-spesies di ekosistem ini mempunyai
kisaran toleransi yang lcbar tcrhadap perubahan
salinitas harian.
Di ckosistern hutan bakau
Segara Anakan
dilaporkan bahwa masuknya air pasang clengan
salinitas tinggi ditunjukkan olch naiknya salini-
137
Mei dan mencapai uraksinttun
pada bulan Septenrber _. Oktober. Kemudiau
pada bulan Februari - April salinitasnya turun
kenrbali (Birowo dan Uktolseya 1982; Llarnidjojo 1982). Menurut Sutomo (1982), senrakin
dalam jeluk perairan dan jr"rga semakin dekat
dengan laut salinitasnya juga semakin tinggi.
Oteh karena itu, distribusi phytoplankton di
estuari dipengaruhi oleh pasang-surut dan
masukan dari sungai. Kondisi salinitas yang
ekstrim juga urenyebabkan tingginya tingkat
interaksi antara komponen fisik dan kornpouen
biologi. Walaupun organisme yang tinggal di
tas mulai bulan
ekosistem hutan bakau merupakan organistne
yang sangat toleran, akan tetapi adanya perubahan atau gangguan terhadap komponen fisik
dapat menimbulkan perubahan interaksi pada
organismenya.
Adanya sedimentasi yang tinggi di Segara
Anakan,4,45 juta ton per tahun, menyebabkan
pendangkalan perairan dan terbenfukny a pu laupulau baru. Adanya dangkalan (shoals) tersebut
menyebabkan proses pasang surut di ekosistcrn
ini terganggu, sehingga komunitas plankton
tidak merespon lagi pada proses pasang surut.
Respon komunitas plankton lebih dikarenakan
oleh musim hujan dan rnusim ketnarau (Djohan 2002). Pada tahun 2004, perairart Bondatr
sernakin dangkal dan telah dilakukan pengcrukan sedimen. Pengerukan tersebut membuat
air keruh dan lepasnya hara yang terikat pada
partikel sedimen ke perairan.
Penelitian ini bertujuan untrrk urempelajari
respon komunitas phyto dan zooplankton sclama musirn kemarau Agustus 2005 di daclah
tangkapan ikan nelayan, Bondalr, Klaccs, tlan
Cigatal. Secara spesifik di dalam pcnelitian
ini dipertanyakan : (l) Bagairnanakah resport
komunitas baik phyto rnaupun zooplanktort
terhadap musirn keutaruu dibantlingkurt detrgiut
kornunitas pada rnusiur yang sanla tahun 20()2:
(2) Apakah konrunitas plankton patla inusim
kemarau juga tclah rncrespon pada pcrubaltart
kondisi perairan kareua air sungai yang tcrjcbak
pada rnusiur kerrarau; rlitu (3) Birguimanakitli
respolr kotnuni tas planktott tcrhatlap pcru birha rr
kualitas pcrairan: salirritas, turbiditas, lX),
r38
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
pH, suhu, dan hara meliputi NO' NH4, POo.
Dalam penelitian ini dihipotesiskan bahwa
ada perubahan genera penyusun komunitas
baik phyto maupun zooplankton pada musim
kemarau. Perubahan tersebut karena merespon
pada kondisi perairan musim kemarau, karena
adanya air talvar dan air laut yang terjebak. Salinitas musim kemarau pada waktu pasang tetap
rendah, dan air sungai terjebak di perairan hutan
bakau, sehingga perairan tersebut didominasi
oleh komunitas plankton sungai.
METODE
Lokasi penelitian -- Penelitian ini dilaksanakan
di perairan ekosistem hutan bakau
di
Segara Anakan pada musim kemarau awal
Agustus 2005, dan dibandingkan dengan pene-
litian pada musim kemarau awal September
2002. Curah hujan di Kawunganten sebagai
salah satu watershed Segara Anakan pada
bulan Agustus 2005 adalah 15 mm dan bulan
er 2002 adalah 0 mm (Anonimous
2002; Anonimous 2005). Curah hujan pada
Septemb
tcSr
Gambar
1.
{t'
Vol.
17,
No.3
musim hujan 2005 adalah mencapai 309 rrrrn,
dan 2002 adalah 222 mm. Lokasi yang dipilih
adalah perairan Bondan, Klaces, dan Cigatal
(Garnbar I ). Ketiga lokasi ini merupakan
wilayah tangkapan ikan nelayan. Perairan
Bondan merupakan lokasiyang terletak diutara
dekat muara Sungai Citanduy. Lokasi tersebut
terletak jauh dari pintu masuk air laut dari
Samudra Hindia lewat Kanal Selok Jero. Perairan Bondan mendapat suplai air tawar dari tiga
sungai yang bermuara di dekatnya, yaitu Sungai
Cikonde, Sungai Panikel, dan Kali Tetel. Jeluk
perairannya adalah | -2,16 m. Walaupun pada
tahun 2004 gosong lumpur (mud-flat) dilokasi
Bondan dikeruk, akan tetapi pada saat surut di
tepi perairan Bondan masih banyak ditemukan
dataran lumpur Qnud-flat) yang luas. Dataran
lumpur tersebut disukai oleh burung-burung
untuk mencari makan.
Sebaliknya, perairan Klaces adalah lokasi
yang terletak di selatan dekat dengan pintu
masuknya aft laut dari Selok Jero dan dekat
dengan Pulau Nusakambangan. Lokasi penelitian ini dekat dengan pintu masuk air laut dari
Samudra Hindia lewat Kanal Selok Jero. Di
tttto
S5
Lokasi kajian perairan Bondan, Klaces dan Cigatal. Perairan Cigatal didonrinasi oleh air laut Samudera Hindia masuk dari sebelah tenggara. Sedangkan
perairan Klaces dan Bondan di dominasi oleh air laut dan air dischurge Sungli
Citanduy .VA: lokasi penelitian.
Novernber 2010
t39
DJOHAN, T.S.: DINAMIKA KOMLINITAS PLANKTON
lokasi penelitian perairan Klaces terjadi pertemuan (tempuran) antara air laut yang masuk
dari kanal Selok Jero, air Sungai Citanduy, dan
air surut dari Motean. Lokasi penelitian Klaces juga merupakan jalur kapal. Jeluk perairan
Klaces antara 1,2 - 2,3 m.
Lokasi penelitian di perairan hutan bakau
Cigatal terletak di alur Kali Kembang Kuning
di timurnya muara kali Cigatal. Lokasi
penelitian ini dipengaruhi oleh suplai air tawar dari Sungai Kembang Kuning, Sungai
Sapuregel, dan Sungai Donan. Lokasi ini juga
mendapat suplai air laut melalui selat antara
ujung timur pulau Nusa Karnbangan dan semenanjung Cilacap. Perairan timur muara
Kali Cigatal ini didominasi oleh aliran air Kali
Kembang Kuning yang berasal dari aliran pintu
masuk air laut samudera Hindia dari sebelah
tenggara. Jeluk perairan Cigatal lebih dalam
dibandingkan dengan perairan Bondan dan
Klaces yaitu 6,35 m menjelang pasang.
Di samping itu posisi lokasi Cigatal agak
dan
jauh dari SegaraAnakan, sehingga diasumsikan
bahwa pengaruh siltasinya tidak besar terhadap
kondisi perairan Cigatal. Sebaliknya lokasi
Bondan dan Klaces sangat dipengaruhi proses
sedimentasi Segara Anakan, tenrtama oleh
sedimen yang diangkut oleh Sungai Citanduy.
Oleh sebab itu lokasi Cigatal digunakan sebagai acuan pembanding. Pemilihan lokasi ini
diharapkan memberikan garnbaran rnenyeluruh
terhadap perubahan ekosistem yang sedang
terjadi di hutan bakau Segara Anakan.
Carakerja -- Pencuplikan air pada tiap lokasi
dilakukan dalam kolom air l0 cm dari permukan menggunakan rnodifikasiVan Dorn volume
5 liter. Pada setiap titik sarnpling, sampel air
dicuplik sebanyak 20 liter dengan ulangan 5
kali. Air sampel tersebut kernudian disaring
rnenggunakan jaring plankton (Wisconsin
ner) ukuran 200 rnesh. Filtrat phytoplankton
kcmudian diruasukkan kc clalanr botol flakou
l0 ml dan difiksasi menggunakan 3 tetes lbrrnalin 4%,.
Kcnrudian juga dicuplik sarnpel air untuk
pengukuran suhu air dan kualitas kimia urcliputi salinitas, oksigen terlantt dengan ulangan
masing-masing sebanyak dua kali. Kadar oksigen terlarut diukur dengan rnodifikasi metode
mikro l{inkler. Analisis kadar PO4, NO' NFl.r
dan pH menggunakan satnpel air kornposit
dari dua sampel. Sisa air sarnpcl yang telalr
diukur kadar oksigen terlarut digunakan untuk
mengukur kadar turbiditas perairan. Kctttudiart
juga diukur transparansi air dengan lempcttg
Secchi.
Identifikasi dan penghitungan cacah plankton dan organisme lainnya - ldentihkasi jcnis-jenis phyto dan zooplankton menggullakan
buku acuan oleh Ward dan Whipple ( 1959) dan
Shirota (1966). Semua filtrat plankton tersebLrt
dihitung cacah individunya baik phyto maupun
zooplankton dengall menggunakan mikroskop
perbesaran l0 x secara lotal strip c:ounling.
Identifikasi dan penghitungan cacah individu
dilakukan sampai tingkat genus atau spesies.
Untuk genus berbentuk filamen, cacah yang
dihitung adalah tiap fragmennya. Sedangkan
untuk identifikasi foraminifera menggunakan
buku acuan oleh Loeblich dan Tappan (1980).
Analisis kimia air
- Analisis kandungan
NH4, NO3, dan PO. perairan dilakukan di
Laboratoriurn Kirnia Analitik FMIPA UCM.
Analisis kandungan hara tersebut menggunakan
Colorimetric' Iv{ethorJs. Analisis NH. dcngart
Endofenol dan diukur dengan spektrofotonreter pada l, 615, sedangkan kandungan NO,
menggunakan Brusin dan diukur dengan spcktrofotorneter pada ). 410. Untuk PO., analisis
menggunakan Arnmonium Hepta Molybdat clan
diukur dengan spcktrofotornetcr pada I 410.
Analisis data -- Dara dari lapangau rlan lursil
laboratorium ditabulasi, kemudian clianalisis
hasil berdasarkan pararnetcr dcnsitas. Data
disajikan dalam bcntuk gra{ik clan tabel bcrdasarkau lokasi kajian. Pengelompokan clata
plankton dipilah antara phyto dan zooplankton.
Baik phyto maupun zooplanklon kcniucliirrr
di kelornpokkan cla I arn uras ing-nras
i
n
g gt'r,tpr
l )/ u
(Horne dan Gokltttan 1994: Bougis 19161
Kernudian data lc:t'scbut dibandingkitu dcuglu
data nrusir-n kctttat'au tatlrun 2002 (l)johlrr
2002). Deurikian juga clata kualitas air rlitabrr-
t40
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
100 l; 69178; rJan 2413658 individu per 100 I
(Gambar 2 dan l'abel l). Peningkatan ini bcrturut-turut adalah sekitar 148,2; 20,9; dan -1,3
lasi dan dibandingkan dengan data kualitas air
pada musim kemarau. Dari hasil perbandingan
tersebut maka akan didapatkan kecenderungan
terhadap perubahan komunitas plaukton dalam
kali dari kemelimpahan phytoplankton tahuu
20A2. Peledakan ini ada kaitannya dcngan nrc-
responnya pada perubahan kualitas perairan
ningkatnya kandungan POo perarran bcrurutan
5,88 ppm,4,95 ppul, dan4,62 pprn di masingmasing lokasi. Padahal pada tahun 2002,kandungan POonya bcrkisar di antara 0,022 - 0,289
pprn (Gambar 3). Meningkatnya konsentrasi
POu ini ada hubungannya dengan pengerukan
sedimen perairan Bondan pada tahun 2004.
Pengerukan tersebut telah melepaskan banyak
POo dari parlikel sedimen ke perairan Segara
Anakan. Populasi phytoplankton yang rneledak
di perairan Klaces dan Bondan, adalah populasi
Chaetocero.s sp anggota diator-n scntrik beruru-
hutan bakau Segara Anakan.
HASII, DAN PEMBAHASAN
Komunitas phytoplankton -- Hasil rnenunjukkan bahwa, pada tiga lokasi kajian, ada peledakan kemelimpahan phytoplankton tahun 2005
dibandingkan dengan tahun 2002. Peledakan
yang paling banyak adalah di perairan Klaces,
kemudian Cigatal, dan Bondan. Besarnya kemelimpahannya adalah 465098 individu per
Phytoplankton
;o
c(!
.g
G
o.
Zooplankton
500000
25000
400000
20000
300000
15000
200000
10000
I I
100000
0
20000
Vol. 17, No.3
t
5000
0
ilil[
.E
o
1
5000
E
o
v
10000
5000
0
60
o
o
a
o
th
o
(o
o
20
15
il J il
Bo
fl
25
20
40
ct
(o
il J il
Tuhrn 2ao2
KI
I
Cg
10
5
0
t il h
Bo
KI
Cg
Tahun 2005
Gambar 2. Peledakan kemelimpahan baik phyto lnaupun zooplankton dan cacalr spesieslry,a
di perairan tangkapan ikan Bondan, Klaces dan Cigatal pada rnusint kenral'au
Septembcr 2002 dan dibandingkan dengan musint kemarau Agustus 2005. llo:
Bondan; Kl: Klaces; Cg: Cigatal; nd: not detected.
November 2010
t4l
DJOHAN, T.S.: DINAMIKA KOMUNITAS PLANK.ION
tan397273 dan 206890 individu per 100 l.
Kandungan NO, pada pada tahun 2005 tidak
terdeteksi, sebaliknya pada tahun 2002 sangat
tinggi berkisar diatara 450-600 ppm. Tingginya
kandungan NO, tersebut diduga karena dalam
keadaan aerobik, NH. diubah menjadi NOr.
Sebaliknya pada tahun 2005 kandungan NO,
diseluruh perairan tidak terdeteksi. Rendahnya
kandungan NO, tersebut diduga karena difusi
kelapisan sedimen anaerob dan mengalami
denitrifi kasi menjadi N,.
Sebaliknya di perairan Cigatal populasi
yang meledak adalah kelornpok diatorn pennate, Asterionellu japonica sebcsar 377 55
individu per 100 l. Sebaliknya pada tahuu
2002, besar populasi Asterionellu Klaces datt
Bondan adalah adalah 199 - l2l7 individu pcr
100 l. Jadi peledakan populasi ini ada hubungannya dengan peningkatan kandungau POl di
perairan akibat pengerukan sedimen. Bila hara
tersedia cukup, cahaya melimpalt, dutt bebas
dari predasi oleh zooplankton, maka donri-
Tabel l. Genus dan spesies dominan penyusun komunitas plankton musim kenrarau September 2002 dan Agustus 2005 dalam 100 liter di perairan Segara Anakan, Jawa I'engah.
PHYTOPLANKTON
Tahun
2002
I
CIGATAL
Grup
Diatom Pennate
Diatom Senhik
Diatom Pennate
Genus
Closterium
Coscinodiscus
Tabellaria
%
14,5
46,4
58,5
lndiv
1455
1455
6766
Total
7539
3139
11560
Grup
Diatom Sentrik
Diatom Sentrik
Diatom Pennate
Genus
Chaetoceros
Chaeloceros
Asterionella javanica
ot
85,7
85,4
lndiv
206890
397273
37755
Total
241368
465098
69778
lo
2005
54,1
ZOOPLANKTON
Tahun
CIGATAL
Grup
Copepoda
Copepoda
Copepoda
Genus
Cyclops
Diaptomus
Cyclops
ot
2002
to
7,4
lndiv
556
Total
7539
19,1
788
955
13608
4998
1
Grup
Protozoa
Protozoa
Copoda
Genus
Tintinopsis
Tintinopsis
Diaptomus
ot
2005
15,2
lo
40,2
lndiv
5573
Total
1
3868
13,1
19,1
788
955
3608
4998
1
1
t42
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
nansinya melebihi kornpetitornya Fragillaria
rJan Thbellaria, atau blue- green algue seperti
Osc'illutoria (Tabel 2). Jadi di pcrairan estuari
Segara Anakan kelihatannya
rnclnpunyai kecenderungan yang sama,
yaitrr Asterionellct mengalami peledakan
Vol. 17, No.3
keperluanya melaui proses lu.rury ()nsunry)t
ion. Kelebihan pengamb i lan terscbut
d i si
rnpa rt
di dalam selnya dalarn bentuk polvphosphute
granules. Menurut Horne dan Goldtnan ( 1994)
di perairan danau, Asterittnelh akan tutubuh
terus.
populasi (bloom), sedangkan kompetitornya
tidak dernikian. Genus Osc'ilutoria adalah alga
pengikat nitrogen, dan hadir baik di Bondan
dan Klaces kecuali di Cigatal Oscillatoria
adalah phytoplankton dari perairan sungai,
jadi kehadirannya di perairan pada tahun 2005
lebih karena pengaruh salinitas. Di perairan
Pengambilan POo hampir 100 kalikcperluan
yang digunakan untuk pertumbuhatt selttya.
Bondan dan Klaces kandungan salinitasnya 20
u/*, sedangkan di perairan Cigatal adalah 22o/u,
perairan Klaces.
(Gambar 2 dan Gambar 3; Tabel l).
Tingginya karidungan POo di perairan Klaces dan Cligatal dibandingkan dengan perairan
Bondan juga menjadi perlanyaan. Ada dua
pcnyebab: ( I ) Ada hubutrgannya dengan aliran
air di Segara Anakan; dan (2) Pengambilan
mewah (luxury consunrpt ion) oleh.4ste rionella
di perairan
Cigatal. Aliran air di Segara Anakan pada
waktu surut adalah air dari Bondah mengalir
ke Klaccs, dan peralran Cigatal. Akan tetapi
perairan Cigatal mempdnyai je luk 6,35 m relatif lebih dalam dibandingkan dengarl perairan
Klaces, sedangkan Klaces jeluknya 2,15 m
dan lebih dangkal darl jeluk Bondan 2,17 m.
Jadi kctika surut,air tdwar terjebak di perairan
Klaces, karena adanya shaul,s (pendangkalan),
dan air tawarjuga tetap terjebak ketika pasang.
Sebaliknya, perairan Cigatal, perairan ini
meucrinra rnasukan dari perairan baik Klaces
lnaupun Bondan kctika air surut. Keadaan irri
dicennirrkan oleh renclahnya salinitas, seperti
tclah dibicalakan sebelitmnya.
Jadi dengan meledaknya Asterionel Iu ictpttnit'u
di perairan Cigatal, berarti ada pengarnbilan
Qrptake) POo yang luar biasa terjadi di perairan
tersebut. Akibatnya kandungan PO., di pcrairan
Cigatal lebih rcndah dibandingkan dengatt
.Komunitas zooplankton -- Pada konrurtitas zooplankton, pcningkatan kemeliurpaharr-
nya tidak setinggi kornunitas phytoplankton
(Gambar 2; Tabel I ). Kernelimpahan zooplankton berturut-turut rnulai dari pelairan Bondan,
Klaces dan Cigatal adalah 13866 individu pcr
l00l; 13608 individu per 100 l, dan 4998 in-
dividu per 100 l. Berarti ada kenaikan hampir
dua kali lipat kemelimpahan zooplankton pada
tahun 2005. Akan tetapi sebaliknya di Cigatal,
kemelimpahan zooplanktonnya menurun lebih
dari tiga kali lipat, yaitu dari 3269 individu
per 100 I menjadi 955 individu per litcr. Bolch
jadi ini ada hubungannya dengan turunnya
kandungan salinitas yaitu rncnjadi 22 "1,,,,
(Gambar 3).
Pada zooplankton, komunitas ko-dominan
berikutnya adalah kclonrpok protozoa. Mcnurut
Horne dan Goldman (1994), protozoa cendcrung melimpah ketika bahan olganik, baktcri
atau algae melinrpah. Makanannya adalah
Di lokasi pcnelitian menjelang pasang
detritus, dan juga rnengkonsurnsi bakteria,
fungi, yeast, dan protozoa lainnya. Ilctrcrapa
di antaranya adalah bersifat parasitik. Di pcr'-
salirritas
di Bondarlrdan Klaccs adalah 20oloo,
scdarrgkan Cigatal adalah 22"1,,0. Padahal pada
airan Segara Anakan, ada peningkatan kcnrelimpahan genus,pcnyusuu komuitas protozoa
rnusirn kemalau tahun 2002, pcrairan Bondan,
Klaces dan Cigatal ntcnjclang pasang melnpunyai salinitas bcrturut-tulut 29'l,,,,, 30,5 "/,,,,,
clan 33 "/,,,,. Jacli aclit pcnrrnulall salinitas sekitar
33 %. Di sarnping itu .l.steriottel/rr rncrnpuriyai
kernaurpuan urrtuk pengaurbilan PO, melcbihi
(Garnbar 4).
Pcrsentase kcnrclirnpahan aclalalr scbcslrr'
45oh, I 870, dan 2 l% dari urasing-nrasirtg
konrunitas plotozoa pcrairan [Jonclan, Klaccs
dan Cigatal. Genus dominan cli scrnua krkusi
adalah Tintinopsir. Cacah individunya tli lJorr-
DJOHAN, T.S.: DINAMIKA KOMUNI'IAS PLANK'|ON
November 2010
40
:
€go
C"
evl
E
E,
E20
.;=l
r!
.,'10
0
.F
E
0
0
80
800
ioo
E
=ctt:r
at
,g
600
F20
f, +oo
= zoo
0
0
120
6
E
143
40
E
E 100
()
'6
E
aq
tlt
80
to
60
o
c
40
E^t
^
a!
CL
o?
ah
l!
a!
20
E
0
0
I
.10
8
6
=cD0
-!
3A
E
o
.?
84
2
o
o
3
:
o
2
0
0
30
10
I
25
r6
.L
20
15
10
5
0
Gambar
3.
Kualitas perairan daerah tangkapan ikan Bondan, Klaces, dan Cigatal pada
musim kemarau September2002 danAgustus 2005. Kandungan PO. pada tahun
2005 meningkat tajam di perairan Segara Anakan akibat pengerukan perairan
Bondan 2004. Bo : Bondan; Kl : Klaces; Cg : Cigatal; nd: not iletected.
D T"nrn zooz
I
Tahun 2005
dari I l2 indiviclu sampai 5512
indiviclu per litcr, dan acla pcrganliun genus
kodominan clari genLls C'otlonclkl dau Fut'elu
darr rrrcningkat
rtrcrrjadi
7'itrt irtolts'i.s
.
Walaupun penelitian ini dilakukan di kawasan tangkapan ikan nclayun, akan tetapi
pada waktu sanrpling.luurlah pcrahu nelayan
yang nrcnangkap ikan sangat scclikit. Jumlah
dan hasil tangkapan ikanuya.juga scdikit, rllrr
nelayan Segara Anakan setlang rneugalauri
paccklik. Copepocla tctap konruuitas rlonrinan
di perairan Cigatal, akan tctapi kchitcliran cacllt
naupliinya harupir tetup sarna pacla kc rlrra titltutr
telsebut. Artinya bahwa korr-runitus zoopIanktou
beluur mer-cspou lllda peledaklu konrrrttitas
phytoplankton. Kcadaan ini clitrrnjukkau olch
144
Vol. 17, No.3
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
7000
6000
CD
o
5000
(6
4000
N
3000
o
o
o 2000
o-
1000
0
s
lE
o
N
o
o
E
50
40
30
CL
(l,
u,
.!
co
IA
J Jh
20
10
c,
o-
0
j
J il
KI
Bo
fl T"hrn 2oa2 I
Cg
Tahun 2oo5
Gambar 4. Kemelimpahan protozoa di perairan Bondan, Klaces, dan Cigatal pada musim
kemarau September 2002 dan Agustus 2005. Bo: Bondan; Kl: Klaces; Cg:
Cigatal.
populasi Chaetoceros yang meledak baik di
lokasi Bondan dan Klaces, akan tetapi komunitas zooplankton tidak ikut meningkat, juga
konrunitas ikan. Hal ini karena Chaetoceros
bukanlah genus yang disenangi oleh zooplankton. Oleh sebab itu peledakan phytoplankton,
tidak direspon oleh peledakan zooplankton,
sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas
perairan Segara Anakan sudah menurun dan
kcadaan ini merupakan rcspon interaksi trofik
antara komunitas phytoplankton, zooplankton,
dan kcmelimpahan ikan di daerah tangkapan
tuclayan, dan kandungan salinitas pcrairanya.
Cacah spesies -- Pacla cacah spcsies pertyLrsun konrunitas plrytopleurkton juga terjadi
pcuanrbahan spcsies rlibandingkan dcngan cacah spesics tahun 2002. Adapun cacah terscbut
bclturutau dari Boudau kc Cigatal adalah 46,
52 dan 45 cacah jcnis. Scdangkan pada tahun
2002, cacaltnyit aclalah bcrtumt-tunrt 26; 20
dan 32 cacah jenis (Gamb ar 2). Kenaikan cacah
genus ini didominasi oleh genus perairan tawar,
ada sekitar l9 genus. Sebaliknya, cacah spesies
penyusun komunitas zooplankton adalah disu-
sun oleh 21,20, dan l4 jenis, berturutan dari
perairan Bondan,
Klaces, dan Cigatal. Scdangkan pacla tahrrtt
2002, cacah jenisnya adalah l9; l2; dan 20.
Di perairan Bondan dan Klaces ada pettitntbahan jenis zooplankton, akau tctapi di pcrairart
Cligatal terjadi penuninart jerris. Penurttttan itri
karena adanya pcnuninan salinitas pcrairatr tli
Cigatal dari 33 "/,,,, padit tahutt 2002 ntctrjatli
220l,,,, tahun 2005,
Perlu dicatat bahwa clitemukittt tlstractlclit.
plankton scdimen, cli scrnua lokasi. Kchadirarrnya di dalanr kolottr air scbagai inclikasi baltrva
perairau di Segara Anakatt sartgat tcraduk tlali
u k rt ya pcra i ritn .i tr glr
indik as ikatt ilert gun cl i I crtrtt ka tt lttt'lttn i n i I c rll.
C o n t nu I iu mu t' ht t't: rr t i ili t t' rni.s d i da litnr ko lot tt
clasar ke pcrttrttkaa u. Tcrird
cl i
r
DJOFIAN,'f.S.: DINAMIKA KOMUNI'IAS PLANK-l'()N
Novernber 2010
Klaces
Bondan
1.15
Cigatal
25
tt
o
20
t^
(1l
o-
15
sIE
10
(J
5
o
o
Gl
il rr hcr
0
500000
hrr.r
Jnn nh
400000
300000
o
o
200000
E
100000
.E
Cl
CL
€o,
E
(,
x
0
J
5000
I
I
.-
c)
J
4000
3000
2000
1000
0
-)<
L
E
(l)
U'
E
c)
.g
o
n
Q)
E
q)
oE
o
!g
o
rr
J-g.!s*
(Itcc
oo)
tjrot
(U.-C'
E(Dta-
E €9,a
r-r
T"hrn 2002
I
E
o)
a
E
o
.E
o
E
q)
(]-
E
o
.a
o
JTLJ
scs#
#E
O)68
(Er=(o
EGJE
Z-tr,tu
i5
E
*c
g
E
o
.g
o
o)
E
(D
o-
e
o
.g
o
JtLJ
€E €
g€
ESE
5
g
(gx(\t
Tahun 2005
Gambar 5. Kelompok penyusun komunitas phytoplankton di Segara Anakan pada musim
kemarau September 2002 dan Agustus 2005. Bo : Bondan; Kl : Klaces; Cg :
Cigatal.
air befiurut-turut dari Bondan ke Cigatal 120;
56; dan 53 indiv. per 100 l.
Pengelonrpokan komunitas
- Genus pcnyu-
sun kornunitas phytoplaukton di Segara Anakarr
dapat dipilah dalanr 5 kclonrpok: l. Diatoni
sentrik; 2. Diatom pcnnatc; 3. Dinollagellata;
4. Algac kolonial; dan 5. Algae fllamcntik
(Garubar 5), Genus pcnylrsun kelontpok diatom scnlrik c-lan cliatonr pcnnate mcndotninasi
pcrairan baik llondau, Klarccs dan C'igatel. Kcntclirnpahan ini n"rcnrpakau rcspori tcrhirdap
pcrrganrh peningl<atan kiurdullgan ['O, akibat
pcrtgcrul<an scdinte rr cli ;rcrairatr Boncliut, )/ang
tclah ntcrtingkatkan
f'}(
),
cli
lictiga ltcruiran
tcrsebut. Demikian juga dcugan cacah spcsics
penyusun ke lompok, hirnya kclontpok diattlnr
scntrik dan diatoru pcunate saja yang nrcnirtgkat cacah spesicsnya, nlasing-masing adalah
22; 22; dan 23 spesics. Akan tctapi cli Klaccs
spesies pcuyLlsr.rn kclonrpok lainnya nrcningkat
cacahnya, sebaliknya cli Bondan dan C'igatal
malah lnenurun. Di llondan algac kolonial
rttcningkat cacah spcsicsnya. Adanya Iluktuusi
cacah spcsics pcuyr.rsLur lte lonrpok phytopIank-
tort ini ada kaitarrrryu tlcngan nrcuirrgkutrryu
kanclungan PO, sr:pcr1i te lah dibiclrakun scbe ltn)-urya, l) i sanrpr n g i t rr,j u gir kalcllil l))cr ut'un ny ir
kaclur saIinitirs pclutlitrr llirtlit rrtttsirtt kcrnltrirtt.
p:rcll tlrhun 2(X)5 lrtlulalr l()-22 ",",,,,. Serlilrrgkrrrr
)
t46
Vrl.
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
No.J
Bondan
10
g
| 7,
llilnt,
. ,tr
hJ- I ltr In[- rt
20000
n
15000
-
10000
:
5ooo
ct
(>
lg
E
F ,'oo8
= 800
E
E 600
400
200
0
tr
il,
il
Ih
ilril, ililn
il-fln ,
E$F$EFs FHs$E$s Es $F Ege
*o
t
$
oo
D
Tahun
2oo2
f
Tahun 2005
Gambar 6. Kemelimpahan penyusun kelompok zooplankton di Segara Anakan pada musim
kemarau September 2002 dan Agustus 2005. Bo = Bondan; Kl = Klaces; Cg =
Cigatal.
0/r. Menurunnya salinitas juga direspon oleh meningkatnya
cacah spesies penyusun komuuitas phytoplanktcln perairan tawar scbanyak l9 spesies (Tabel
dinoflagellata, dan algae kolonial.
Komunitas zooplankton dipilah kc tlalarn
2 dan Cianrbar 2).
Hadirnya gsnus dan spesies komunitas phy-
pleura;dan 7. Cnidaria. Kontunitas zooplarrkton didorninasi oleh kclompok copcpoda clalt
protozoa (Gambar 6). Di Bondau dan Klaccs
ada peningkatan cacah spesics, akan tctapi
di Cigatal, cacalr spesicsnya tnenurun (Tatrcl
2). Kclonrpok rotifi:ra ttrcnittgkat di pcrailrttt
Bondan dan Klaces. Rotifera adal:tlt kclontpok
yang tidak disenarrgi ikan.
pada tahun 2002 sebesar 29
-33
toplankton air tawar dari sungai pada musim
keurarau mcncirikan bahwa ckosistern hutan
barkau Segara Anakan sedang dalarn proses
pcrubahan dari perairan payau menjadi rAwa
pcrairan tawar. Kehadiran cacah spesics pcrair:trt tawar terscbut didominasi diatonr pcnnate,
7 kelornpok:
l.
Copcpoda; 2. Rotif'cra;
Polychaeta; 4. Protozoa; 5. Ostracoda;
l.
6.Oikr
DJOHAN,'I.S.: DINAMIKA KOMUNITAS PLANKTON
Novernber 2010
147
Tabel 2. Kehadiran cacah spesies phytoplankton dan zooplankton di perairan ekosistent
hutan Bakau Segara Anakan tahun 2005.
Diatom Sen-
Diatom Pen-
trik
nate
Chaetoceros
Melosira
Synedra
tabulata
Synedra
malayensis
cunningtoni
muelleri
3
Synedra
4
Nitzschia
acus
filiformis
1
Ceratium fusus
Merismopedia
1
Microspora
2
Ceratium furca
Chroococcus
2
Gonatozygon
3
Ceratium
giganteus
3
Oscilatoria
macroceros
Pediastrum
Ceratium
biradiatum
atrictum
Pediastrum
Peridinium
boryanum
paulseni
Sphaerocysfis
Peridinium
Shcroeteri
4
5
6
Surirella
robusta
Gomphonema
7
breve
6
C/osferlopsls
Dinophysis
7
Chlorococcum
homunculus
germinatum
Zooplankton perairan tawar
1
2
3
Copepoda
Rotifera
Protozoa
Diaptomus
Filinia
Difflugia
Cyclops
opoliensis
acuminata
Limnocalanus
Filinia
Difflugia
terminalis
oblongata
Asplacnhna
myrmeleo
Brachionus
quadridentata
Algaerfila'
Algae
Navicula
placentula
Kolonial
Dinoflagellata
humicola
menuK
148
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Seperti telah dibicarakan sebelumnya ada
peningkatan cacah spesies dan kernelimpahan protozoa di semua lokasi. Kemelirnpahan
ini sangat dominan di perairan Bondan dan
Cigatal.Akan tetapi secara temporal, cacah
spesies zooplankton yang hadir di Cigatal
rnenurun. Pada tahun 2002 ditemukan 20
spesies (Djohan 2002: unpublished data), sebaliknya pada penelitian ini hanya ditemukan
l4 spesies. Disamping itu pada penelitian ini
juga ditemukan 9 cacah spesies zooplankton
berasal dari perairan tawar. Bila dibandingkan
dengan phytoplankton, cacah spesies ini sangat rendah. Hadirnya spesies zooplankton dan
phytoplankton komunitas sungai pada musim
kemarau rnenandakan juga bahwa perairan
Segara Anakan kualitasnya menurun dan ekosistem tersebut sedang mengalami perubahan
menjadi rawa-perairan tawar.
Vol. 17, No.3
UCAPAN TERIMAKASII{
Terimakasih disarnpaikan kepada K. Suhes-
thiningsih alumnus 2005 Fakultas Biologi
UGM yang telah membantu dalam koleksi
sampel, identifikasi plankton dan analisis data.
Terimakasih juga disampaikan kepada bapak
Suparmin, Sutrisno, dan Sumarno dari Dcsa
Motean Segara Anakan, telah membantu di
lapangan.Terimakasih kepada Bapak Suyono
Teknisi Lab Ekologi, Sdr. E. G. Songge S.Si
alumnus 2007 Fakultas Biologi tiGM yang
telah membantu dalam rnenyiapkan peralatan
sebelum ke lapangan. Penelitian dapat terlaksana dengan bantuan Dana Masyarakat Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada No. UGM/
Bil1467lml05/01 tanggal 20 Juni 2005.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Adanya pengerukan sedimen di Bondan
telah merubah lagi komposisi genus atau spesies penyusun komunitas'baik phyto maupun
zooplankton. Perubahan ini merupakan respon
dari komunitas phytoplankton terhadap tingginya kandungan hara POo. Perubahan kornposisi
spesies inijuga didikte oleh perubahan salinitas.
Walaupun lokasi perairan Bondan dikeruk,
akan tetapi shoals (pendangkalan) yang ada di
Klaces dan sekitarnya tetap membuat air sungai
terjebak. Perairan hutan bakau Segara Anakan
sedang dalam proses perubahan menjadi per-
airan tawar. Kualitas perairan sangat menurun dicirikan oleh peledakan populasi genus
Chuetoc'eru.r sp di perairan Bondan dan Klaces.
Gcnus atau spesies zooplankton yang hadir di
pcrairan Cigatal adalah spesics laut yang tahan
pada salinitas rendah. Komunitas plankton di
perairan hufan bakau Segara Anakan diregulasi
oleh faktor fisik, terscdianya hara, kandungan
salinitas perairan dau interaksi trofik.
Alpine, A. E., and J. E. Cloern. 1992. Trophic
interaction and direct physical effects
control phytoplankton biomass and production in an estuary. Limnol. Ot'eanogr.
37(s): 946-ess.
Anonimous 2002. Cilacap dalarn angka. BPS
Kabupaten Cilacap.
--- 2005. Cilacap dalarn angka. BPS
Kabupaten Cilacap.
Birowo, and Uktolseya. 1982. Management
problems in estuaries. In E.C.F. Bird,
A. Soegiarto, K.A. Soegiarto, and N.
Rosengren [eds.]. Proceeding of workshop on coastal resources managornent
in the Cilacap region. The Intlonesian
Institute of Science (LlPl) and thc Llnited
Nations university.
Bougis, P. 1976. Marine plunkton et'olog.r'.
North-Holland Publ., Co. Anrsterdanr
- Oxford.
Charnpalbert, G., M. Pagano, P. Scnc, and D.
Corbin. 2007. Relationship bctwccrr
rneso- antl rnacro-zooplankton conlmunities and hydrology iu thc Scrtcgal
River Estuary. Esttrttt'itre, Couslul utrd
SheU' Scie nce 7 4: 38 I -394.
November 2010
DJOIIAN, T.S.: DINAMIKA KOMUNITAS PLANKTON
Djohan, T. S. 2002. Mangroves q/ Segara
Aru*an: lheir pasl, pre,sent, and threat-
enecl ture.
l4e
Primo, A. L., U. M. Azeiteiro, S. C. Marques,
F. Martinho, M. A. Pardal. 2009. Changc
of
in zooplancton diversity and distribu-
Environmcntal Sciencc and Policy Univ.
of Clalifornia at Davis, USA.
Horne, A. J., and C. R. Goldrnan. 1994. Limnolog.v. Mc Graw-Itill Book Co. New
York.
Harnidjojo, P. 1982. T'he geomorphology of
Segara Anakan areo related to the lides
and arrents. p.109-l 12. InE.C.F. Bird,
A. Soegiarto, K.A. Soegiarto, and N.
tion pattem undcr varying precipitaition
regimes in a southern temperte estuary.
Estuarine, Coental and SheU' St'ience
Seminar at Departrnent
Rosengren (eds.). Proceeding of workshop on coastal resources managernent
in the Cilacap region. The Indonesian
lnst. of Sci. and the United Nations Univ.
Jakarta.
Loeblich, A. R., and H. Tappan. 1988. Foraminderal genera and their Classrfication.
Van Nostrand Reinhold. New York.
Nybakken, J.W., and M. D. Bertness. 2005.
Marine Biology: An Ecological Approach. 6'h edition. Pearson Benjamin
Curnmings. San Fransisco.
82:341-347.
Shirota, A. 1996. The pleutkton of Sauth Vietnam : Freshv'aler and Mcrrine planklon,
Over. Tech. Coop. Agen. Japan.
Sutomo, H. 1982. Tidul charucterislic's und
sedimentology oJ' the Segara Anukun.
p. 104- 105. In E.C.F. Bird, A. Soegiarto,
K.A. Soegiarto, and N. Rosengren (eds.).
Proceeding of workshop on coastal
resources management in the Cilacap
region. The Indonesian Inst. o{'Sci. and
the United Nation Univ. Jakarla.
Ward, H. B. and G. C. Whipple. 1959. Fre,:shwater biology.2nd edit. W. T. Edmonson.
Editor. John Wiley and Sons, Inc. Ncw
York.
Download