this PDF file - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
a
Jurn
wa
sis
h M ah
lmia
a
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan
Berkomunikasi Di Depan Publik (Studi Pada Mahasiswa FISIP dan
FKIP Universitas Syiah Kuala)
Analysis of Factors in Affecting Public Speaking Anxiety with (Study at FISIP
and FKIP Student of Syiah Kuala University of Banda Aceh)
Hidayatullah1), Martunis Yahya2)
1) Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala
Abstrak
Penelitian
ini
berjudul
“Analisis
Faktor-Faktor
Dalam
Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi di Depan Publik dengan studi
pada mahasiswa FISIP dan FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kecemasan
berkomunikasi di depan publik dan faktor apa saja yang mengakibatkan
timbulnya kecemasan berkomunikasi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala. Teori yang digunakan pada penelitian ini teori
sosiopsikologis sifat atau kecemasan sosial dari Stephen W. Little Jhon
yang membahas cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku terhadap
situasi khususnya saat berkomunikasi. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini diperoleh
melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat bermacam bentuk kecemasan komunikasi
pada mahasiswa FISIP dan FKIP Universitas Syiah Kuala ketika
berkomunikasi di depan publik yang berupa gugup, keringat dingin dan
gemetaran yang pada akhirnya bentuk kecemasan itu mengakibatkan
mereka menjadi terbata-bata dalam berbicara dan tidak fokus sehingga
sulit untuk menyampaikan pesan-pesan kepada audiens. Terdapat tiga
faktor yang menimbulkan kecemasan tersebut, antara lain faktor
kurangnya persiapan dan pengalaman, faktor lingkungan dan faktor
audiens. Selain itu hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP
dan FKIP Universitas Syiah Kuala memiliki cara masing-masing
mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan publik, mulai dari berlatih
dan mempersiapkan bahan sebaik mungkin, berani untuk tampil dan
Corresponding Author [email protected] ,
[email protected]
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 3, Agustus 2017
(1Hidayatullah, 2Martunis Yahya)
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
tidak takut salah, memberikan jeda waktu kepada diri sendiri ketika
sedang berbicara sampai hanya fokus pada laptop atau teks ketika mereka
berbicara di depan umum. Hal tersebut dapat dimaklumi karena latar
belakang dan pengalaman mereka berbeda-beda dalam berbicara di
depan umum sehingga cara mereka untuk mengurangi bentuk
kecemasannya juga beragam.
Kata Kunci: Kecemasan Berkomunikasi di Depan Publik, Komunikasi Massa
Abstract
This study titled “Analysis of Factors Affecting Communication Anxiety
in Public with Study on FISIP and FKIP Student of Syiah Kuala University of
Banda Aceh”. The purpose of this study is to determine the form of anxiety
communicating in public and any factors that lead to the emergence of anxiety to
communicate to students FISIP and FKIP Syiah Kuala University. The theory
used in this study is the sociopsychological theory of the nature or social anxiety
of Stephen W. Little Jhon who discusses the way of thinking, feeling, and
behaving towards situations especially when communicating. This research uses
descriptive qualitative method. The data of this research is obtained through
interview method, observation and documentation. The results show that there are
various forms of communication anxiety in FISIP and FKIP students of Syiah
Kuala University when communicating in public which is in the form of nervous,
cold sweats and trembling which in the end the form of anxiety leads them to
stammer in speech and not focus so difficult to delivering messages to the
audience. There are three factors that cause the anxiety, among other factors lack
of preparation and experience, environmental factors and audience factors. In
addition, the results of the study showed that FISIP and FKIP students of Syiah
Kuala University have their own way of overcoming the anxiety of
communicating in public, ranging from practicing and preparing the best possible
materials, daring to perform and not afraid of wrong, giving time lag to self while
Talking until just focus on the laptop or text when they are speaking in public.
This is understandable because their background and experience vary in public
speaking so that their ways to reduce the form of anxiety are also varied.
Keywords: Communication Anxiety in Public, Mass Communication
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan yang terdapat
di dirinya masing-masing. Pada era yang modern ini juga tidak jarang
manusia yang memiliki kecemasan yang sangat tinggi, dia merasakan
kegugupan yang berlebihan dan kurangnya rasa kepercayaan diri pada
saat menyampaikan pesan ke manusia lain. Seperti mahasiswa yang akan
melakukan persentasi di depan kelas untuk mejelaskan bagaimana hasil
kerja mahasiswa itu sendiri atau hasil kerja dari sebuah grup/kelompok.
Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang
yang mengandung arti dari seseorang kepada orang lain. Dengan
demikian, jelaslah bahwa komunikasi merupakan proses pengekspresian
pikiran dan perasaan dari komunikator kepada komunikan. Ada beberapa
komponen dalam komunikasi yaitu sumber, proses penyediaan, pesan,
saluran, hambatan, penerimaan, umpan balik dan situasi komunikasi
(Shoelhi, 2009:4)
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam
berkomunikasi (Anonymous. 2015):
•
•
Pertama, faktor fisik. Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi
mental individu sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.
Kedua, trauma atau konflik. Munculnya gejala kecemasan sangat
bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa pengalamanpengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu
akan memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.
Disini peneliti mencoba mengkaji kecemasan di depan publik
dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Syah
Kuala. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya
mahasiswa ilmu Sosial dan Politik Universitas Syiah Kuala dituntut untuk
memiliki kemampuan berbicara di depan umum, selain keahlian
mengungkapkan pikirannya secara tertulis. Kemampuan mengungkapkan
pikiran secara lisan memerlukan kemampuan penguasaan bahasa yang
baik agar mudah dimengerti oleh orang lain dan membutuhkan
pembawaan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan
umum lebih banyak menggunakan metode diskusi kelompok dan
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
presentasi. Akan tetapi, mahasiswa seringkali merasa cemas untuk
mengungkapkan pikirannya secara lisan, baik pada saat diskusi
kelompok, saat mengajukan pertanyaan pada dosen, ataupun ketika harus
berbicara di depan kelas saat mempresentasikan tugas.
Menurut Rahmat (2009) Ketakutan untuk melakukan komunikasi
dikenal sebagai communication apprehension. Individu yang aprehensif
dalam komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil
mungkin untuk berkomunikasi, dan hanya akan berbicara apabila
terdesak saja. Bila kemudian ia terpaksa berkomunikasi, pembicaraannya
seringkali tidak relevan, sebab berbicara yang relevan tentu akan
mengundang reaksi orang lain, dan ia akan dituntut berbicara lagi.
Menurut Rakhmat (2009), apabila orang merasa rendah diri, ia akan
mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan gagasannya pada orang
lain, dan menghindar untuk berbicara di depan umum, karena takut
orang lain menyalahkannya. Kecemasan dalam interaksi sosial lebih
sering dikarenakan adanya pikiran-pikiran negatif dalam diri individu.
Individu merasa orang lain tidak dapat menerima dirinya karena
perbedaan-perbedaan yang dimilikinya, seperti perbedaan status sosial,
status ekonomi dan tingkat pendidikan. Kepercayaan diri mahasiswa
diasumsikan dapat mempengaruhi tingkat kecamasan mereka di dalam
berbicara di depan umum. Mahasiswa dengan memiliki kepercayaan diri
yang memadai akan dapat meminimalisir kecemasan yang terjadi pada
diri mereka saat mengadakan sebuah presentasi, dan mahasiswa tersebut
dapat menyikapi sebuah proses presentasi dengan respon yang positif.
Mahasiswa tidak akan menganggap presentasi sebagai sebuah ancaman
yang harus di hindari, tetapi mahasiswa dapat menyikapi hal tersebut
sebagai sebuah proses belajar dan tantangan. Hal ini juga diasumsikan
memiliki hubungan dengan kecemasan berbicara di depan umum. Kedua
variabel tersebut diasumsikan saling memiliki hubungan negatif. Semakin
percaya diri seseorang dalam menghadapi tantangan maka juga akan
semakin rendah kecemasan dalam berbicara di depan umum.
Menurut Lawrence (dalam buku Cangara, 2011), Komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Kesuksesan seseorang dalam semua kegiatan yang dilakukan di
samping memiliki modal pengetauhuan dan potensi psikologis yang
dimiliki, juga keterampilan komunikasi, keterampilan komunikasi dapat
dilakukan baik secara verbal maupun nonverbal, yang dalam bentuk
komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Komunikasi
kelompok mengharuskan seseorang untuk berbicara dengan orang lain
dalam kelompok kecil atau kelompok besar yang sering disebut dengan
Public Speaking.
Bagi mahasiswa FISIP dan FKIP sendiri, kemampuan berbicara di
depan umum (public speaking) merupakan keterampilan yang harus di
miliki mahasiswa ilmu komunikasi Kemampuan berbicara di depan
umum ini merupakan sebuah keterampilan, sehingga kemampuan ini
lebih banyak di tentukan berdasarkan latihan, pengalaman, dan praktek.
Berbicara di depan umum merupakan hal yang lumbrah dilakukan
sebagian orang. Bahkan, berbicara di depan umum juga dapat
meningkkatkan eksistensi diri. Dalam hal ini penyampaian harus menjadi
pusat perhatian diruang publik tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sosiopsikologis adalah sebuah kualitas atau karakteristik
pembeda ini merupakan cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku
yang konsisten terhadap situasi (Stephen W. Little Jhon, 2011:99). Sifatsifat tersebut seringkali digunakan untuk memprediksi perilaku, sehingga
dapat dipahami jika teori sifat dan perilaku dimasukkan ke dalam bagian
yang sama pada buku ini. Mungkin yang paling diyakini oleh para
psikolog saat ini adalah bahwa perilaku ditentukan oleh sebuah gabungan
oleh faktor sifat dan situasi. Bagaimana anda berkomunikasi dalam situasi
tertentu tergantung pada sifat yang anda perlihatkan sebagai seorang
individu dan situasinya atau lingkungan di mana anda dapat menemukan
identitas anda sendiri.
Kecemasan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, banyak orang
yang takut atau tidak suka berkomunikasi serta telah banyak penelitian
tentang kecemasan dan ketakutan berkomunikasi di bidang komunikasi,
karya yang paling terkenal adalah Communication Apprehension (CA) oleh
James McCroskey dan koleganya. Sifat CA merupakan kecenderungan
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
untuk mengalami kecemasan dalam berkomunikasi dalam berbagai
keadaan. Ketakutan yang normal bukan suatu masalah, selain Patolagos
CA yang merupakan keadaan di mana individu menderita ketakutan
ekstrim secara terus-menerus dalam berkomunikasi yang menjadi
masalah. CA yang tinggi secara tidak normal menciptakan masalahmasalah kepribadian, termasuk kecemasan ekstrim dan penghidaran
terhadap komunikasi dengan langsung mencegah partisipasi produktif
dalam mahasiswa.
a. Kecemasan Komunikasi
Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai situasi, salah satunya
adalah kecemasan yang dialami dalam lingkup komunikasi. Kecemasan
dalam melakukan komunikasi diungkapkan oleh West & Turner (2009)
sebagai kecemasan komunikasi yaitu ketakutan berupa perasan negatif
yang dirasakan individu dalam melakukan komunikasi, biasanya berupa
perasaan tegang, gugup atau pun panik ketika melakukan komunikasi.
Hal ini sama seperti yang di kemukakan oleh Sellnow (2005) bahwa
kecemasan dalam komunikasi dapat diartikan sebagai ketakutan atau
kekhawatiran individu yang berkaitan dengan komunikasi nyata dengan
orang lain. Pengertian tersebut sejalan dengan penjelasan Weiten, Lloyd,
Dunn, & Hammer (2009) yang menyatakan bahwa kecemasan komunikasi
merupakan ketegangan yang dialami individu ketika akan berbicara
dengan orang lain seperti perasaan gugup..
b. Komunikasi Umum
Komunikasi di depan umum sangat penting bagi generasi muda
saat ini, karena dengan berlatih untuk berbicara di depan umum dapat
menguji keberanian untuk menyampaikan ide-ide, pengetahuan, dan
pengalaman kepada orang banyak.
Pembicara menyajikan idenya mempergunakan kode, tanda atau
lambing. Kode utama yang diperlukan pembicara adalah bahasa. Bahasa
yang disusun begitu rupa untuk untuk menyampaikan ide ini biasa
disebut wacana. Karena pembicara ingin menyampaikan idenya secara
langsung kepada publik. Wujud wacananya adalah wacana lisan. Publik
mendengarkan wacana lisan pembicara serta menyaksikan ekspresi
wajah, gerak anggota tubuh, dan penampilan pembicara.publik aktif
menafsirkan ide yang ingin disampaikan pembicara dengan
mempergunakan wacana lisan dan seluruh ekspresinya itu.
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Apa tujuan utama orang berbicara di depan umum? Tujuan orang
berbicara didepan umum adalah agar umum memiliki ide seperti yang
dimiliki pembicara. Dengan kata lain, tercipta kebersamaan dalam ide.
Pembicara dan publik sama-sama memiliki ide yang sama.
Untuk memulai berbicara di depan forum umum, ada 4 faktor yang harus
dimiliki oleh seorang pembicara yaitu (Dias P:2013) :
1) Percaya Diri
Salah satu faktor utama yang wajib pertama kali dimiliki oleh
pembicara. Jika seorang pembicara tidak percaya diri maka akan sulit
baginya untuk menyampaikan ide dan gagasan yang ada didalam
pikirannya. Hal ini disebabkan hatinya sudah diliputi rasa grogi,malu
atau takut sehingga bingung harus menyampaikan apa dan tidak tahu
dari manakah untuk memulai presentasinya. Rasa percaya diri ini dapat
dilatih perlahan dengan mulai berlatih berbicara dihadapan forum-forum
kecil dengan tema pembicaraan ringan dan santai.
2) Kejelasan Suara
Gunakan suara yang dapat didengar jelas oleh audien (pendengar).
Volume suara cukup sedang-sedang saja dan jangan menggunakan
istilah-istilah yang sulit dimengerti oleh audien karena tingkat
pengetahuan dari masing-masing audien tidak sama. Penggunaan istilahistilah umum mungkin akan sangat membantu para audien memahami
apa yang kita sampaikan.
METODE PENELITIAN
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses
penelitian yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia (Bungin, 2007:3). Jenis penelitian
ini berupa deskriptif. Penelitian ini menjelaskan bentuk kecemasan
berkomunikasi mahasiswa FISIP dan FKIP tampil di depan publik dan
faktor apa saja yang mengakibatkan timbulnya kecemasan berkomunikasi
pada mahasiswa FISIP dan FKIP di depan publik.
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
b. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan instrumen penelitian.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Rachmat Kriyantono,
2006:91). Sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk mendapatkan informasi
dari narasumber, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara mendalam dan observasi.
c. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan model analisis Interaktif
Miles dan Huberman (Prastowo, 2011:256) (dalam Kesmila Rambe, 2014)
bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, dimana terdapat
tiga tahap dalam menganalisis data yang dilakukan dengan cara: reduksi
data; penyajian data; kesimpulan dan verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya
mengenai bentuk-bentuk kecemasan berkomunikasi di depan publik dan
juga faktor apa saja yang mengakibatkan timbulnya kecemasan
berkomunikasi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, maka peneliti telah
mendapatkan beberapa jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian juga sesuai dengan teori sosiopsikologis (teori sifat dan
kecemasan komunikasi sosial) yang peneliti aplikasikan pada penelitian
ini yang menyebutkan bahwa sebuah kualitas atau karakteristik pembeda
ini merupakan cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku yang
konsisten terhadap situasi. Teori tersebut juga mengatakan ketakukan
berkomunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terdiri atas
penghidaran sosial, kecemasan sosial, kecemasan berinteraksi dan
keseganan. Sebagai sebuah kelompok, hal ini disebut juga dengan
kecemasan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi (Social and
Communicative anxiety). Hal tersebut yang berupa kecemasan khususnya
ketika berbicara di depan publik dialami oleh seluruh informan yang
peneliti wawancara.
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Dari hasil penelitian melalui wawancara mengenai kecemasan
komunikasi dengan informan yang terdiri dari mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala menunjukkan bahwa mereka pernah mengalami
kecemasan ketika berbicara di depan publik. Meskipun pada dasarnya
mereka mahasiswa dari jurusan yang menuntut agar dapat
berkomunikasi dengan baik di depan publik, hal itu bukan suatu jaminan
mereka terhindar dari kecemasan tersebut. Tingkat kecemasan yang
dialami oleh informan juga berbeda-beda sesuai dengan latar belakang
dan pengalaman mereka.
Selanjutnya bentuk-bentuk kecemasan yang dialami oleh informan
ketika berkomunikasi di depan publik juga beragam. Dari penjelasan para
informan yang berhasil peneliti wawancara dapat diketahui bahwa
kebanyakan bentuk kecemasan mereka ketika berbicara di depan umum
adalah gugup dan grogi. Bahkan terdapat informan yang memiliki bentuk
kecemasan yang lebih parah seperti keringat dingin, gemetaran,
merinding dan pilek. Pada akhirnya bentuk kecemasan itu mengakibatkan
para informan menjadi terbata-bata dalam berbicara dan tidak fokus
sehingga sulit untuk menyampaikan pesan-pesan kepada audiens.
Hasil penelitian berikutnya ditemukan bahwa terdapat 3 faktor
timbulnya kecemasan berkomunikasi di depan publik yang dialami oleh
informan pada penelitian ini. Faktor pertama merupakan kurangnya
persiapan dan pengalaman yang secara langsung menimbulkan
kecemasan ketika mereka berkomunikasi di depan publik. Kurangnya
persiapan menyebabkan seseorang menjadi tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Ia tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan dan apa yang
harus diungkapkan sehingga kecemasan menyerang dirinya dan otomatis
pesan yang disampaikan tidak jelas dan tidak dapat diterima dengan baik
oleh audiens. Khusus untuk kurangnya pengalaman hal ini selalu menjadi
faktor utama bagi para pemula yang sebelumnya tidak pernah ataupun
jarang berkomunikasi di depan umum. Sedangkan kurangnya persiapan
tidak hanya berpengaruh bagi pemula, bahkan orang yang punya
pengalamanpun akan merasa cemas apabila mereka tidak
mempersiapkannya dengan baik.
Faktor terakhir diakibatkan oleh audiens yang memberikan dampak
cukup besar bagi timbulnya kecemasan seorang pembicara ketika
berkomunikasi di depan publik. Ketika audiens tidak dapat dikendalikan
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
seperti mulai berisik atau mulai menertawakan pembicara, hal ini secara
langsung akan mengganggu konsentrasi pembicara yang mengakibatkan
timbulnya rasa cemas, gugup ataupun mengurangi rasa percaya dirinya.
Tidak hanya itu, apabila dikalangan audiens juga terdapat orang-orang
yang memiliki status sosial ataupun pendidikan yang lebih tinggi dari
seorang pembicara maka kecemasan tersebut juga akan muncul. Hal ini
tidak hanya berlaku bagi seorang pembicara pemula, bahkan seorang
pembicara yang sudah berpengalaman juga mengalaminya.
Berikutnya merupakan cara informan dalam penelitian ini
mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan publik. Dari berbagai
penjelasan informan mengenai cara mengatasi kecemasan dalam
berkomunikasi di depan publik dapat dianalisis bahwa para informan
memiliki keinginan untuk mengurangi bentuk kecemasannya karena
mereka sadar bahwa kuliah yang dijalaninya memerlukan keterampilan
untuk berkomunikasi dengan baik di depan umum. Para informan
memiliki cara masing-masing mulai dari berlatih dan mempersiapkan
bahan sebaik mungkin, berani untuk tampil dan tidak takut salah,
memberikan jeda waktu kepada diri sendiri ketika sedang berbicara
sampai hanya fokus pada laptop atau teks ketika mereka berbicara di
depan umum. Hal tersebut dapat dimaklumi karena latar belakang dan
pengalaman informan berbeda-beda dalam berbicara di depan umum
sehingga cara mereka untuk mengurangi bentuk kecemasannya juga
beragam.
Kecemasan berkomunikasi di depan publik memang tidak dapat
dihindari oleh setiap orang. Hal ini dapat diminimalisir dengan cara
meningkatkan pengalaman, persiapan dan juga rasa percaya diri
seseorang. Selain itu, mengenal dengan baik lingkungan dan audiens
ketika seseorang ingin berkomunikasi di depan publik merupakan modal
tambahan agar rasa cemas itu tidak mengganggu penampilannya ketika
berbicara di depan umum.
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan melalui analisis data
secara kualitatif, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa FISIP
dan FKIP Universitas Syiah Kuala mengalami kecemasan ketika
berkomunikasi di depan publik. Bentuk kecemasan yang dialami mereka
berbeda-beda seperti gugup, terbata-bata, gerogi bahkan ada yang
mengalami keringat dingin, gemetaran, merinding dan pilek. Hal itu
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor kurangnya persiapan
dan pengalaman, faktor lingkungan, sampai faktor audiens yang hadir.
Hal tersebut tidak serta merta membuat mereka pasrah akan kecemasan
yang timbul. Mereka memiliki cara tersendiri untuk mengurangi
kecemasan tersebut, diantaranya berlatih dan mempersiapkan bahan
sebaik mungkin, berani untuk tampil dan tidak takut salah, memberikan
jeda waktu kepada diri sendiri ketika sedang berbicara sampai hanya
fokus pada laptop atau teks ketika mereka berbicara di depan umum.
b. Saran
Adapun saran yang diberikan peneliti setelah melakukan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengatasi rasa cemas ketika berkomunikasi di depan umum
diharapkan mahasiswa menguasai materi atau topik pembicaraan,
tenang dan meyakinkan. Dengan tidak menguasai pokok masalah
yang disampaikan, maka akan kehilangan arah pembicaraan.
Wujudnya, dari masing-masing kalimat tidak ada keterkaitan.
Dampaknya pendengar akan gaduh dan tidak ada lagi orang yang
mendengarkan. Itulah bukti bahwa penguasaan materi sangat
penting untuk mengurangi perasaan cemas ketika berkomunikasi
di depan umum.
2. Sebagai mahasiswa FISIP dan FKIP, melakukan publik speaking itu
adalah hal yang harus dikuasai. Oleh karena itu setiap mahasiswa
harus membuang rasa takut salah dan meningkatkan keberanian
pada saat menyampaikan pesan didepan khalayak.
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
DAFTAR PUSTAKA
Buangin, Burhan . (2008) Penelitian kuantitatif: komunikasi, ekonomi,
kebijakan, publik, dan ilmu sosial lainnya. Jakarta. Kencana
Burhan Bungin. (2001). Metodelogi penelitian kualitatif. Jakarta : PT Raja
Grapindo Persada
Hafied Cangara,. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Depok
Rachmat Kriyantono. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana
Richard West, Lynn H. Turner. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
Stephen W. L ittlejhon. (2001). Teori Komunikasi ( Theories of Human
Communication). Jakarta, Selemba Humanika
Analisis Faktor-Faktor Dalam Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi
di Depan Publik dengan studi pada mahasiswa FISIP dan FKIP
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. (Hidayatullah, Drs. Martunis, M.Si)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017
Download