2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah sekelompok elemen­elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (Mcleod, 2004). Menurut Abdul Kadir (2003) sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen­elemen yang sama, tetapi suatu susunan dasar yang berasal dari sumber daya yang mengalir dari elemen input melalui elemen transformasi ke elemen output, kemudian mekanisme pengendalian memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuan (Mcleod, 2004). 2.1.1 Klasifikasi sistem Menurut Abdul Kadir (2003) sistem berdasarkan pengaruh lingkungannya terdiri atas sistem tertutup (closed system) yaitu sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Menurut Abdul Kadir (2003) dari klasifikasi sistem lainnya, sistem dibedakan menjadi sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, sistem fisik (phisical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tidak dapat diramal dengan pasti, sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia), sistem buatan manusia adalah sistem yang sengaja dibuat oleh manusia dan berdasarkan tingkat kerumitannya dibedakan menjadi sistem sederhana dan sistem kompleks. Sebuah sistem umumnya tersusun atas sejumlah sistem­sistem yang lebih kecil yang disebut subsistem sedangkan jika suatu sistem menjadi bagian dari 4 sistem lain yang lebih besar maka sistem yang lebih besar tersebut dikenal dengan sebutan supersistem (Kadir, 2003). 2.2 Sistem Informasi Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis (Kroenke, 1992). Menurut Jogiyanto (1999) sistem informasi merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, yang akan mendukung pembuatan keputusan. Istilah sistem informasi memiliki bagian penting terhadap perangkat keras dan perangkat lunak. Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990) sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Sistem informasi yang menggunakan komputer disebut dengan sistem informasi yang berbasis komputer (Compuet­Based Information Systems atau CBIS) (Kadir, 2003). Peran sistem informasi dalam suatu instansi sangat penting dalam membantu pelaksanaan dalam mengembangkan, mengelola serta menganalisis. Ada empat peranan penting sistem informasi menurut (Alter, 1992). 1) Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas­tugas. 2) Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam sebuah subsistem. 3) Mengkoordinasikan subsistem­subsistem. 4) Mengintegrasikan subsistem­subsistem. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki kemampuan utama yaitu (Turban, McCLean, dan Wetherbe, 1999) : 1) Melaksanakan komputasi numerik dengan kecepatan tinggi. 2) Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses. 5 3) Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah, akurat, dan cepat. 4) Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah. 5) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang­orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu tempat atau pada beberapa lokasi. 6) Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia. 7) Mengotomasikan proses­proses bisnis yang semi­otomatis dan tugas­tugas yang dikerjakan secara manual. 8) Mempercepat pengetikan dan penyuntingan. 9) Pembiayaan yang jauh lebih murah daripada pengerjaan secara manual. 2.2.1 Komponen sistem informasi Menurut Burch dan Grudnitski (1986) diacu dalam Ahmad (2006) mengatakan bahwa komponen dalam sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block), antara lain blok masukan (input block), blok model (model block), blok basis data (database block), blok teknologi (technology block), dan blok kendali (control block). Keenam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. Pemakai Input Pemakai Model Output Pemakai Pemakai Teknologi Pemakai Dasar data Kendali Pemakai Gambar 1.Blok sistem informasi yang berinteraksi (Sumber:Jogiyanto, 1999). 6 Menurut Abdul Kadir (2003) terdapat beberapa komponen dalam sistem informasi yaitu : 1) Perangkat keras (hardware) yaitu mencakup peranti­peranti fisik seperti komputer dan printer. 2) Perangkat lunak (software) atau program yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. 3) Prosedur yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. 4) Orang yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5) Basis data (database) yaitu sekumpulan tabel, hubungan, dan lain­lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 6) Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai. Perangkat Keras Orang Perangkat Lunak Komponen Komponen Sistem Sistem Informasi Prosedur Basis Data Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Gambar 2. Komponen sistem informasi (Sumber:Kadir, 2003). Pada kenyataannya tidak semua sistem informasi mencakup keseluruhan komponen­komponen tersebut tergantung dari klasifikasi sistem informasi (Kadir, 2003). 7 2.3 Basis Data Basis data memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama, yaitu prinsip utamanya sebagai pengaturan, pemilahan, pengelompokan dan pengorganisasian data atau arsip. Dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data atau arsip (Fathansyah, 2004). Basis data dapat disertakan dengan bahan baku suatu produksi dalam proses produksi yang apabila bahan baku tidak tersedia, maka semua proses atau kegiatan produksi akan terhenti (Ahmad, 2006). Menurut Stephen dan Plew (2000), basis data adalah mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data. Dengan basis data, pengguna dapat menyimpan data secara terorganisasi. Setelah data disimpan, informasi harus mudah diambil. Kriteria dapat digunakan untuk mengambil informasi. Cara data disimpan dalam basis data yaitu menentukan seberapa mudah mencari informasi berdasarkan banyak kriteria. Data harus mudah ditambahkan ke dalam basis data, dimodifikasi, dan dihapus. Menurut Abdul (2003) basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. 2.3.1 Bahasa basis data Menurut Janner dan Iman (2006) semua sistem manajemen basis data memiliki dua macam bahasa yaitu bahasa pendefinisian data (Data Definition Language­DDL) dan bahasa manipulasi data (Data Manipulation Language­ DML) untuk menyatakan query dan update basisdata. Hasil kompilasi dari pernyataan­pernyataan DDL disimpan dalam berkas­ berkas spesial yang disebut katalog sistem, kemudian memadukan dengan metadata yaitu data yang menjelaskan objek­objek basis data (Davis dan Grimson, 1999). Perintah yang digunakan oleh bahasa manipulasi data (DML) yaitu mengambil, menambah, mengubah dan menghapus data pada basis data (Abdul, 2000). Menurut Abdul Kadir (2000), bahasa manipulasi data dapat menjadi dua kelompok yaitu : 8 1. Bahasa manipulasi data prosedural adalah perintah yang memungkinkan user menentukan data apa saja yang diperlukan dan bagaimana cara mendapatkannya. 2. Bahasa Manipulasi data non­prosedural adalah perintah­perintah yang memungkinkan pemakai menentukan data apa saja yang diperlukan, tanpa perlu menyebutkan cara mendapatkannya. 2.3.2 Sistem manajemen basis data (DBMS) Menurut Ramakrishan dan Gehrke (2003), sistem manajemen basis data (DBMS) adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu memelihara dan memanfaatkan kumpulan data yang besar. Menurut Abdul Kadir (2003), fitur yang umumnya terdapat pada sistem manajemen basis data adalah sebagai berikut : 1. Independensi data­program, basis data ditangani oleh sistem manajemen basis data sehingga program yang dapat ditulis dan tidak tergantung pada struktur data dalam basis datanya. 2. Keamanan, menjaga hak akses data dari orang yang tidak berwenang. 3. Integritas, menjaga agar data selalu dalam keadaan yang valid dan konsisten. 4. Konkurensi, memungkinkan data dapat diakses oleh banyak pemakai tanpa menimbulkan masalah. 5. Pemulihan (recovery), sistem manajemen basis data menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke keadaan semula yang konsisten. 6. Katalog sistem, deskripsi tentang data yang terkandung dalam basis data yang dapat diakses oleh pemakai. 7. Perangkat produktivitas, menyediakan kemudahan bagi pemakai dan meningkatkan produktivitas seperti pembangkit query dan pembangkit laporan. Menurut Abdul Kadir (2003) dalam menyusun lingkungan sistem manajemen basis data terdapat komponen – komponen yang terdiri dari : 9 1) Perangkat keras Perangkat keras digunakan untuk menjalankan sistem manajemen basis data beserta aplikasi­aplikasi . 2) Perangkat lunak Perangkat lunak berguna untuk aplikasi pendukung komputer dan jaringan. 3) Data Data digunakan untuk memperoleh informasi. 4) Prosedur Prosedur adalah petunjuk tertulis yang berisi cara merancang hingga menggunakan basis data. 5) Orang Orang sebagai salah satu komponen dalam perancangan sistem manajemen basis data yang terdiri dari pemakai akhir, pemrogram aplikasi dan administrator basis data. 3. Data 1. Perangkat Keras Select * FROM pribadi; 2.Perangkat Lunak 5. Orang Pedoman… 1. … 2. … 3 …. 4. Prosedur Gambar 3.Komponen penyusun DBMS (Sumber: Kadir, 2003). 2.3.3 Model data Model data didefinisikan sebagai kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data, semantik data dan batasan data (Fathansyah,2004). 10 Menurut Fathansyah (2004) , terdapat cara dalam merepresentasikan Model Data dalam perancangan basis data yaitu: 1) Model lojik data berdasarkan objek (Object­Based Logical Models) terdiri dari : a. Model keterhubungan entitas (Entity­Relationship Model). b. Model berorientasi objek (Object­Oriented Model). c. Model data semantik (Semantic Data Model). d. Model data fungsional (Functional Data Model). 2) Model lojik data berdasarkan record (Record­Based Logical Models) yang terdiri dari : a. Model relasional (Relational Model). b. Model hirarkis (Hierachical Model). c. Model jaringan (Network Model). Model data yang paling populer digunakan dalam perancangan basis data adalah Model keterhubungan entitas (Entity­Relationship Models) (Fathansyah, 2004). Untuk mengilustrasikan suatu model data yang disajikan dengan Model Entity Relationship maka harus didasarkan pada representatif dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek­objek dasar yang disebut entitas dan hubungan antar objek. Entitas merupakan objek dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lain. Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan dari entitas tersebut. Relasi menunjukan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berbeda (Janner dan Iman, 2006). Model Entity­Relationship dalam merepresentasikan dunia nyata yang ditinjau dapat lebih sistematis digambarkan dengan menggunakan Diagram Entity­Relationship. Notasi­notasi simbolik di dalam diagram E­R yang dapat digunakan dalam merepresentasikan seluruh fakta (Fatahansyah, 2004). 11 E HIMPUNAN ENTITAS E A ATRRIBUT A SEBAGAI KEY R HIMPUNAN RELASI R LINK Gambar 4. Notasi simbolik Diagram E­R (Sumber: Fathansyah, 2004). Keterangan : 1. Persegi panjang menyatakan himpunan entitas. 2. Lingkaran/elip, menyatakan atribut. 3. Diamond, menyatakan himpunan relasi. 4. Garis/link, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atribut. Menurut Fathansyah (2004) didalam himpunan entitas terdapat kardinalitas relasi yang dapat berupa: 1) Satu ke satu (one to one) Himpunan entitas A berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas B dan entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A. A B Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 4 Gambar 5. Himpunan entitas satu ke satu (Sumber: Fathansyah, 2004). 12 2) Satu ke banyak (one to many) Himpunan entitas A berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi entitas pada himpunan B berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A. A B Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 4 Gambar 6. Himpunan entitas satu ke banyak (Sumber: Fathansyah, 2004). 3) Banyak ke satu (many to one) Himpunan entitas A berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi entitas pada himpunan B berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A. A B Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 4 Gambar 7. Himpunan entitas banyak ke satu (Sumber: Fathansyah, 2004). 13 4) Banyak ke banyak (many to many) Himpunan entitas A berhubungan banyak dengan entitas pada himpunan entitas B dan entitas pada himpunan entitas B berhungan banyak dengan entitas pada himpunan entitas A. A B Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 4 Gambar 8. Himpunan entitas banyak ke banyak (Sumber: Fathansyah, 2004). 2.4 Microsoft Visual Basic 6.0 Menurut Abdul Kadir 2003, pemrograman visual basic merupakan bahasa pemrograman generasi kelima yang ditujukan untuk menangani kecerdasan buatan (artificial intelligence). Pada awalnya visual basic diadopsi dari bahasa BASIC (Beginner All­purpose Symbolic Insruction Code) yang dikembangkan pada tahun 1965 di Darmouth College. Penciptanya adalah Kemeny dan Thomas Kurtz yang ditujukan sebagai bahasa sederhana untuk pengajaran dasar pemrograman komputer. Kemudian awal 1990­an, Microsoft menggunakan bahasa BASIC sebagai landasan pada pemrograman visual. Bahasa BASIC tergolong sebagai bahasa serbaguna, yakni dapat dipakai untuk aplikasi apa saja. 2.4.1 Keistimewaan Microsoft Visual Basic 6.0 Beberapa keistimewaan Microsoft Visual Basic 6.0 yaitu (Kurniadi, 2000): 1. Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Developer Studio, sehingga dapat belajar bahasa pemrograman lainnya dengan mudah dan cepat. 14 2. Memiliki compiler handal yang dapat menghasilkan file executable yang lebih cepat dan efisien dari sebelumnnya. 3. Memiliki beberapa tambahan sarana Wizard, sehingga dapat mempermudah dalam pembutan aplikasi dengan mengotomatisasi tugas­tugas tertentu. 4. Kemamupuan membuat ActiveX dan fasilitas internet yang lebih banyak. 5. Sarana akses data lebih cepat dan handal untuk membuat aplikasi database yang berkemampuan tinggi. 2.4.2 Konsep pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 Menurut Kurniadi 2000, bahasa pemrograman visual basic merupakan bahasa yang populer dan mudah dipahami. Kemampuan yang dimiliki oleh bahasa visual basic yaitu: 1. Memiliki sarana pengembangan yang bersifat grafis (visual). 2. Berorientasi objek. 3. Bekerja di dalam sistem operasi Microsoft Windows. 4. Dapat menghasilkan program aplikasi berbasis Microsoft Windows . Dalam memahami teknik visual basic maka perlu diketahui beberapa istilah penting (Kurniadi, 2000) : 1) variabel Variabel merupakan suatu objek berupa nilai sementara ke dalam memori selama menghitung, memberi informasi dan sebagainya. Deklarasi variabel adalah proses untuk menyebutkan karakteristik variabel . 2) Tipe data dan structure Tipe data dalam variabel digunakan untuk mengalokasi nilai dalam suatu varabel serta tipe objek. Structure berisi satu atau lebih anggota yang dapat berisi tipe data yang sama atau berbeda. 3) Operator Operator digunakan untuk menangani satu operand disebut operator unnary, sedangkan yang menangani dua operand disebut operator binary. Operator 15 dikelompokkan ke dalam operator aritmatika, operator relasi, operator bitwise, operator logika. Terdapat pula operasi untuk memperpendek operator. 4) Penanganan input kesalahan user Kesalahan yang terjadi pada pemrograman visual basic 6.0 yaitu kesalahan sintaks, kesalahan run time. Untuk mengatasi kesalahan, pengguna dapat melakukan pencegahan dengan menambahkan kata kunci ”On Error Reume Next” dan ”Option Explicit On” yang diletakkan di bagian awal modu deklarasi global. 5) Kondisi percabangan Ada tiga pernyataan yang berkaitan dengan alur percabangan program yaitu: IF...THEN, IF...THEN...ELSE dan SELECT CASE. Pernyataan tersebut diunakan sebagai menentukan perintah apa yang akan dikerjakan pada objek jika kondisi pernyatan pertama benar atau jika kondisi pernyataan pertama salah. 6) Struktur pengulangan (looping) Pernyataan pengulangan adalah DO...LOOP, WHILE...END WHILE, FOR...NEXT. Pengulangan WHILE...END WHILE akan menjalankan suatu blok pernyataan selama kondisi bernilai benar. 7) Array Sekumpulan objek yang sejenis dalam sebuah variabel dan nilai yang dimasukkan dapat diakses menggunakan indeks. Untuk mendeklarasikan variabel array, sintaksnya mirip dengan variabel lainnya. Pengguna dapat menggunakan pernyataan Dim atau aksesibilitas (Public, Private). 8) Prosedur Suatu fungsi yang digunakan untuk mempermudah pengembangan program. Ada dua tipe prosedur, yaitu subrutin dan fungsi. Subrutin adalah blok pernyataan untuk mengerjakan suatu tugas yang didefinisikan dengan baik. Blok pernyataan diletakkan di antara pernyataan Sub...End Sub. Fungsi mirip dengan subrutin, bedanya fungsi menghasilkan return value/mengembalikan nilai. 16 2.5 Agribisnis Suatu Konsep Sistem Dalam terminologi umum, agribisnis sering dirancukan dengan pertanian. Hendaknya difahami bahwa definisi agribisnis adalah the sum total off all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies: production operations on the farm, processing and distribution of farm commodities and items made from them. Pengertian pertanian dalam arti luas menurut IPB adalah seluruh mata rantai proses pemanenan energi surya secara langsung dan tidak langsung melalui fotosintesis dan proses pendukung lainnya untuk kehidupan manusia yang mencakup aspek ilmu pengetahuan dan kemasyarakatan dan mencakup bidang tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Agribisnis mencakup tiga hal penting: agribisnis hulu, pertanian dalam dari luas (on­farm), dan agribisnis hilir atau industri pengolahan baik untuk produk antara maupun produk akhir (Suwandi, 2002). Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, yang terdiri dari kata Agri=Agriculture artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi dapat diartikan bahwa Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit. Agribisnis secara lengkap adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi mata rantai produksi baik secara keseluruhan dan sebagian,serta pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan­ keluaran mengenai pertanian dalam arti luas dan kelembagaan penunjang kegiatan. (Davis and Golberg, 1957; Downey and Erickson, 1987; Saragih, 1998). Dalam suatu konsep sistem, agribisnis memiliki rantai kegiatan yang terdiri dari empat subsistem yaitu: (1) subsistem produksi (on­farm), (2) subsistem pengolahan (agroindustri hulu dan hilir) (off­farm), (3) subsistem pemasaran/perdagangan (off­farm), dan (4) subsistem lembaga penunjang (off­ farm) (Antara, 2004).