MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 RASIONALITAS PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 Puspita Sari*, Oktoviandri Saputra** * ** Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako ABSTRACT Typhoid Fever is one of disease that causes death in Indonesia and irrational drug use is one of issues in Center Health Care that faced by Developing Country, irrational treatment could cause bacterial resistency on particular antibiotic. This research is a descriptive research with qualitative data accumulation, using medical record as research tool with 70 typhoid mmedical record as an samples. Data analysis using univarite analysis to describe patients and rationality criteria analysis according to Pedoman Pelayanan Medik PAPDI and Buku Ajar Infeksi Penyakit dan Pediatri Tropis IDAI. From 70 samples that obtained, the samples were divided into 2 group, those are , patients that have ages more than 12 yearsold and patients that have ages 12 yearsold or less. Ketepatan Indikasi on over-12 yearsold group are 100% tepat, as for 12 yearsold or less group were 96,42% tepat. Ketepatan Obat on over-12 yearsold group are 100% tidak tepat, as for on 12 years or less group just 7,14% tepat. Ketepatan pasien on both group were 100% tepat. Ketepatan frekuensi, dosis dan durasi on both group are 100% tidak tepat. From 4 criteria observed, the treatment of typhoid fever patiens in RSUD Undata Palu in 2012 can be concluded not rational, because the criteria of rational treatment has not been reached 100% on both patiens group. Keywords: Rationality of antibiotic treatment, Typhoid fever patients. 55 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 ABSTRAK Demam tifoid merupakan salah satu penyakit penyebab kematian di Indonesia, dan pemakaian obat yang tidak rasional merupakan salah satu masalah pada pusat pelayanan kesehatan yang banyak dihadapi oleh negara berkembang, pengobatan yang tidak rasional dapat berakibat pada resistensi bakteri terhadap antibiotik tertentu. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data kualitatif, menggunakan rekam medis sebagai alat penelitian dengan sampel berjumlah 70 rekam medis pasien demam tifoid. Analisi data menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan pasien dan analisis kriteria rasionalitas menurut Pedoman Pelayanan Medik PAPDI dan Buku Ajar Infeksi Penyakit dan Pediatri Tropis IDAI. Dari 70 sampel yang diperoleh, sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pasien berumur 12 tahun keatas dan kelompok pasien 12 tahun kebawah. Ketepatan indikasi pada kelompok 12 tahun keatas adalah 100% tepat, sedangkan pada kelompok 12 tahun kebawah 96,42%. Ketepatan obat pada kelompok 12 tahun keaatas adalah 100% tidak tepat, sedangkan pada kelompok 12 tahun kebawah hanya 7,14%. Ketepatan pasien pada kedua kelompok 100% tepat. Ketepatan frekuensi, dosis dan durasi pemberian pada kedua kelompok 10% tidak tepat. Dari 4 kriteria yang dapat diteliti, pengobatan pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu Tahun 2012 dapat dikatakan tidak rasional, karena kriteria pengobatan rasional belum mencapai tepat 100% baik pada kelompok berumur 12 tahun keatas maupun 12 tahun kebawah. Kata Kunci: Rasionalitas Pemberian Antibiotik, Pasien Demam Tifoid. 56 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 A. PENDAHULUAN B. Mei 2014 METODE Demam tifoid adalah penyakit infeksi Pelaksanaan penelitian ini dilakukan akut usus halus yang disebabkan bakteri dengan menganalisis data sekunder berupa Salmonella typhi dengan gejala demam lebih rekam medis, serta memperhatikan kaidah dan dari satu minggu, gangguan pada saluran etika pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik tifoid merupakan penyakit infeksi endemik di total sampling besarnya sampel yang telah Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan memenuhi Oseania. sebanyak 70 orang. Di Indonesia, negara masih kriteria inklusi penelitian. dan eksklusi Data ini kemudian dianalisis dengan endemik. Insiden demam tifoid di seluruh membandingkan data yang diperoleh dan dunia menurut data pada tahun 2002 sekitar 16 Panduan juta Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit tahun, ini seperti melakukan tergolong per penyakit berkembang dalam 600.000 di antaranya menyebabkan kematian. Pelayanan Medik PAPDI dan oleh WHO. Kemudian diolah menggunakan Kasus demam tifoid bersama dengan software SPSS versi Analisis menggunakan ketiga mengetahui rasionalitas pemberian antibiotik. Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Inap di Rumah univariat data kasus demam paratifoid berada pada urutan dalam analisis 17. untuk Waktu pelaksanaan penelitian ini yakni Sakit di Indonesia Tahun 2010, dengan total selama 2 minggu terhitung tanggal 40.636 1 Mei 2013 sampai dengan 14 Mei 2013. kasus, 276 orang diantaranya meninggal, dengan CFR 0,67%. Penelitian ini dilakukan di RSUD Undata Palu. Kejadian demam tifoid dan paratifoid di Sulawesi Tengah berada pada urutan kesepuluh dalam 10 Besar Penyakit Terbanyak di Sulawesi Tengah yang dirawat inap di RS di kota Palu tahun 2008, dengan jumlah kasus 344. Kasus demam tifoid di RSUD Undata Palu sendiri, pada tahun 2011, terdapat 105 kasus demam tifoid, dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan sekitar 17,14% menjadi 123 kasus. 57 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 C. HASIL Mei 2014 Tabel2. Kriteria ketepatan dan rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam Tabel 1.Distribusi Jenis Kelamin, Umur tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 Pasien, dan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid di RSUD Undata Palu Tahun 2012 Ket: : persentase ketepatan kriteria rasionalitas Pada tabel 2 diatas, didapatkan bahwa pada kelompok pasien berumur diatas 12 tahun ketepatan indikasinya adalah 100%, ketepatan obatnya adalah 100% tidak tepat, ketepatan pasiennya 100% tepat, ketepatan dosisnya 100% tidak tepat, dengan rasionalitas 100% tidak rasional. Sedangkan pada Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, mengalami demam tifoid adalah 33 pasien ketepatan indikasinya adalah 96,4%, ketepatan (47,1%) adalah laki-laki dan 37 pasien obatnya (52,9%) adalah perempuan. Tingkat insidensi pasiennya 100% tepat, ketepatan dosisnya berdasarkan umur, yang tertinggi adalah pada 100% tidak tepat, dengan rasionalitas 100% umur 1-9 tahun (24,3%) dan 10-18 tahun tidak rasional. adalah 7,1% tepat, ketepatan (24,3%). Dan pada penggunaan antibiotik, yang tertinggi adalah seftriakson pada 45 D. PEMBAHASAN Ketepatan indikasi artinya pemberian pasien (64,28%). obat harus berdasarkan adanya indikasi serta dengan diagnosis yang akurat. Pada penelitian ini didapatkan ketepatan indikasi pada kelompok pasien berumur diatas 12 tahun 58 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 adalah 100% panduan medik pada pasien. Dari data pasien yang pelayanan medik PAPDI, ketepatan indikasi didapatkan, baik kelompok pasien berumur 12 dengan melihat keakuratan diagnosis, dimana tahun keatas maupun kelompok paien berumur pemberian obat harus didasarkan diagnosis 12 tahun kebawah, tidak didapatkan adanya yang tepat. Pada penelitian ini, didapatkan ketidaktepatn pasien. seluruh tepat. pasien Menurut Mei 2014 dilakukan pemeriksaan Ketepatan dosis dinilai dari penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap frekuensi pemberian, dosis pemberian dan ataupun uji widal. Sedangkan pada kelompok durasi pemberian dengan melihat rekam medik pasien berumur 12 tahun kebawah, didapatkan masing-masing pasien. Dan dari hasil analisis ketepatan indikasinya adalah 96,4%, hal ini didapatkan ketepatan dosis pada kelompok dikarenakan pada 1 pasien, pasien hanya pasien berumur 121 tahun keatas, ketepatan didiagnosis berdasarkan gejala klinis saja. dosisnya adalah 100% tidak tepat, begitu pula Menurut Buku Ajar Infeksi Penyakit dan dengan kelompok pasien berumur 12 tahun Pediatri Tropis IDAI, ketepatan indikasi kebawah, pasien demam tifoid adalah pasien yang Ketidak tepatan dosis yang ditemukan adalah didiagnosis berdasarkan gejala klinis dan karena pemberian yang frekuensinya kurang, disertai dengan pemeriksaan penunjang, baik dosis yang berlebih, dan durasi yang kurang itu serologis maupun darah tepi. dari ketentuan. Penyesuaian dosis dilakukan didapatkan 100% tidak tepat. Hasil Ketepatan obat pada kelompok pada pasien berumur 12 tahun kebawah, pasien berumur 12 tahun ke atas 100% tidak dengan menggunakan rumus Young seperti tepat, hal ini dikarenakan pemberian antibiotik berikut: tidak sesuai dengan panduan yang ada, dimana yang menjadi agen first-line Dosis Anak = adalah dewasa (mg) kloramfenikol. Sedangkan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, ketepatan obat hanya 7,1%, dikarenakan pada terapi, digunakan agen selain kloramfenikol, seharusnya second-line dan third-line hanya digunakan jika terbukti adanya resistensi ataupun kontraindikasi terhadap kloramfenikol. Ketepatan pasien adalah pemilihan obat yang disesuaikan dengan melihat ada tidaknya kontraindikasi yang tercatat di rekam 59 x dosis Dari hasil analisis rasionalitas, didapatkan bahwa rasionalitas penggunaan antibiotik pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tidak rasinonal, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, juga 100% tidak rasional. Penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi 4 dari 5 kriteria rasionalitas, karena kewaspadaan terhadap efek samping tidak dapat diteliti. Penggunaan obat yang tidak rasional diakibatkan adanya kriteria ketepatan Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 yang tidak terpenuhi yaitu kriteria ketepatan Saran yang Mei 2014 dapat diberikan dosis pada pasien, dimana semua ketepatan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dosis didapatkan tidak tepat. adalah bagi institusi setempat agar lebih mempertimbangkan penggunaan antibiotik yang lebih rasional pada pasien demam tifoid. E. KESIMPULAN DAN SARAN Dari 4 keriteria yang dapat diteliti pada Selain itu, bagi peneliti lain perlu diadakan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: penelitian lebih lanjut secara prospektif 1. Ketepatan indikasi pasien demam tifoid di mengenai variabel-variabel yang lebih luas RSUD Undata Palu tahun 2012 pada agar dapat diketahui keadaan pasien pada saat kelompok pasien berumur 12 tahun keatas penelitian. adalah 100% tepat, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, ketepatan indikasinya adalah 96,4%. 2. Ketepatan obat pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 pada DAFTAR SINGKATAN IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia CFR : Case Fatality Rate PAPDI :Perhimpunan kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tidak kelompok pasien tepat, berumur Dokter Penyakit Dalam Indonesia dan pada RSUD :Rumah Sakit Umum Daerah 12 WHO tahun Spesialis :World Health Organization kebawah 7,1% tepat. 3. Ketepatan pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tepat, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah juga 100% tepat. 4. Ketepatan dosis pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tidak tepat, dan pada kelompok 12 pasien berumur tahun kebawah 100% tidak tepat. 5. Rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 100% tidak rasional. 60 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien ... MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 Fakultas Kedokteran Universitas F. DAFTAR PUSTAKA Gadjah Mada. 2012 1. Departemen Kesehatan Indonesia. Profil Republik Kesehatan 6. Rani AA, Soegondo S, Nasir AUZ, Wijaya IP, Nafrialdi, Mansjoer Indonesia 2010. Jakarta. 2011. A, editors. Panduan Pelayanan 2. Dinas Kesehatan Kota Palu. Profil Medik Kesehatan Kota Palu 2008. Palu. Spesialis 2009. Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam 3. Musnelina Lili, Fuad, AA, Ascobat G, dan Pratiwi A.. Pemberian Pola Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia; 2006. Antibiotika Pengobatan Demam Tifoid anak 7. Rumah Sakit Umum Undata Palu. di rumah sakit fatmawati jakarta Profil Rumah Sakit Umum tahun 2001-2002. 2004 [Cited Undata Palu Tahun 2012. Palu. 2013 Mar 06]. Avaible From: RSUD Undata. 2012. repository.ui.ac.id/dokumen/ 8. World lihat/96.pdf. Health Organization. Pelayanan Kesehatan Anak di 4. Santoso H dan Widjojo P. Kasian Rasionalitas Penggunaan Rumah Sakit. Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Antibiotik pada Kasus Demam Pertama Tifoid Jakarta. Bakti Mulia. 2009. uang Dirawat pada di Kabupaten/Kota. Bangsal Penyakit Dalam di RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2008. 2009 [Cited 2013 Mar 06]. Avaible From: eprints.undip.ac.id/8069/1/Hens y Santoso.pdf. 5. Syarif, RA, Tri M, Mae SHW. Pedoman Resep Anak. Dasar Dokter 61 untuk Yogyakarta. Farmakologi Penulisan dan Pasien Bagian Terapi Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien ...