VII - 1 7.1. Prinsip Dasar Pembangunan

advertisement
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
7.1.
Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Bidang Kesehatan Banyuwangi merupakan bagian
dari kebijakan dan program pembangunan kesehatan naional serta sistem
kesehatan nasional (SKN). Oleh karena itu rencana dan implementasi
pembangunan kesehatan Kabupaten Banyuwangi juga didasarkan pada
kaidah-kaidah dan prinsip sistem kesehatan nasional.
Prinsip dasar SKN adalah norma, nilai dan aturan pokok yang
bersumber
dari
dipergunakan
falsafah
sebagai
dan
budaya
acuan
berfikir
Bangsa
dan
Indonesia,
bertindak
yang
dalam
penyelenggaraan SKN. Prinsip-prinsip dasar SKN yang digunakan
sebagai acuan prinsip pembangunan kesehatan Kabupaten Banyuwangi,
meliputi:
1. Perikemanusiaan
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip perikemanusiaan
yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Terabaikannya
pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan
prinsip kemanusiaan. Tenaga kesehatan dituntut untuk tidak
diskriminatif
serta
selalu
menerapkan
prinsip-prinsip
perikemanusiaan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Hak Asasi Manusia
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi
manusia. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.
Setiap anak berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 1
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
3. Adil dan Merata
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip adil dan merata.
Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggitingginya, perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang bermutu
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan
merata, baik geografis maupun ekonomis.
4. Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pemberdayaan
dan kemandirian masyarakat. Setiap orang dan masyarakat
bersama dengan pemerintah berkewajiban dan bertanggung-jawab
untuk emelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Penyelenggaraan
pembangunan kesehatan harus berdasarkan pada kepercayaan
atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa
dan semangat solidaritas sosial dan gotong royong.
5. Kemitraan
Penyelenggaraan
Pembangunan
SKN
berdasarkan
kesehatan
menggalang
kemitraan
pemerintah
dan
mendayagunakan
harus
yang
yang
prinsip
kemitraan.
diselenggarakan
dinamis
masyarakat
potensi
pada
dan
harmonis
dengan
antara
termasuk
swasta,
dengan
dimiliki.
Kemitraan
antara
pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta kerjasama
lintas sektor dalam pembangunan kesehatan diwujudkan dalam
suatu jejaring yang berhasil-guna dan berdaya-guna, agar diperoleh
sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
6. Pengutamaan dan Manfaat
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pengutamaan dan
manfaat. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan lebih
mengutamakan
kepentingan
umum
dari
pada
kepentingan
perorangan maupun golongan. Upaya kesehatan yang bermutu
dilaksanakan
dengan
memanfaatkan
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
ilmu
pengetahuan
dan
VII - 2
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
teknologi serta harus lebih mengutamakan pendekatan peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, dengan
mengutamakan upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit
tinggi agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat beserta lingkungannya.
7. Tata kepemerintahan yang baik
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis,
berkepastian hukum, terbuka (transparent), rasional/profesional,
serta bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountable).
7.2.
Aspek Pembangunan Kesehatan Daerah
Aspek pembangunan kesehatan daerah merupakan bagian dari
Sistem Kesehatan Daerah (SKD), dimana SKD merupakan bagian dari
SKN. Rencana induk (masterplan) dan implementasi pembangunan
kesehatan daerah merupakan salah satu unsur SKD yang memuat unsurunsur bidang kesehatan secara komprehensif.
Rencana induk pembangunan Bidang Kesehatan
Kabupaten
Banyuwangi akan menguraikan secara spesifik unsur-unsur, sebagai
berikut:
1. Upaya kesehatan,
2. Pembiayaan kesehatan,
3. Sumberdaya manusia kesehatan,
4. Sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan,
5. Pemberdayaan masyarakat dan
6. Manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan kondisi daerah.
7.3.
Strategi Kebijakan
Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan atau
implementasi kebijakan pembangunan kesehatan serta pencapaian hasil
yang optimal, maka perlu adanya strategi kebijakan. Strategi implementasi
kebijakan umum dalam rencana induk ini, meliputi:
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 3
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1. Pada tahap awal implementasi (jangka menengah pertama),
kebijakan
pembangunan
kesehatan
lebih
ditujukan
untuk
mempertahankan derajat kesehatan dan gizi masyarakat terutama
penduduk tidak mampu miskin). Artinya bukan hanya aspek-aspek
tersebut yang diimplementasikan, tetapi aspek-aspek ini hanyalah
menjadi prioritas utama.
2. Tahap
jangka
menengah
kedua,
kebijakan
pembangunan
kesehatan lebih dititik beratkan pada peningkatan kesehatan
lingkungan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan, Iptek
bidang kesehatan dan pemantapan kerjasama lintas sektoral.
Artinya
bukan
hanya
aspek-aspek
tersebut
yang
diimplementasikan, tetapi aspek-aspek ini hanyalah menjadi
prioritas utama pada tahap ini.
3. Peningkatan dan mengedepankan upaya preventif dibandingkan
dengan
upaya-upaya
lainya
dalam
setiap
tahap
periode
pembangunan. Hal ini diarahkan untuk upaya Peningkatan Derajat
Kesehatan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya derajat
kesehatan seluruh anggota masyarakat.
4. Secara bertahap meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan,
baik menurut kewilayahan, golongan sosial penduduk maupun jenis
pelayanannya.
5. Peningkatan profesionalisme dan kualitas serta kuantitas tenaga
kesehatan yang bermutu melalui penguasaan Iptek dibidang
kesehatan dan penerapan nilai-nilai moral dan etika profesi oleh
tenaga kesehatan. Strategi ditempuh dengan cara menempatkan
tenaga-tenaga
yang
berkompetensi
serta
mengembangkan
pendidikan para tenaga kesehatan yang ada di daerah.
6. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup
sehat dan kesehatan masyarakat.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 4
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
7.4.
Lingkup Rencana Umum Pembangunan Kesehatan 5
7.4.1. Konsep Rencana Umum Aspek Upaya Kesehatan 5
Pembangunan bidang kesehatan untuk aspek upaya kesehatan
terdiri atas dua unsur utama dan satu unsur penunjang, sebagai berikut:
1. Unsur utama upaya kesehatan, meliputi:
a. Upaya kesehatan masyarakat (UKM),
b. Upaya kesehatan perorangan (UKP), serta ditambah
2. Upaya kesehatan penunjang.
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat.
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
menyembuhkan
penyakit
serta
memulihkan kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan penunjang adalah setiap kegiatan yang
dilakukan
oleh
pemerintah
dan
masyarakat
serta
swasta,
untuk
menunjang upaya kesehatan masyarakat. Dengan kata lain lebih
berfungsi untuk melengkapi upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun
upaya kesehatan perorangan (UKP).
Secara rinci sub aspek UKM dan UKP adalah sebagai berikut:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
1. Upaya-upaya promosi kesehatan
2. Pemeliharaan kesehatan
3. Pemberantasan penyakit menular
4. Kesehatan jiwa
5. Pengendalian penyakit tidak menular
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 5
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6. Penyehatan
7. lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar
8. Perbaikan gizi masyarakat
9. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
10. Pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan
makanan) dalam makanan dan minuman,
pengamanan narkotika, psikotropika,zat adiktif dan
bahan berbahaya
11. Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan
B. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP
1. Promosi kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Pengobatan rawat jalan
4. Pengobatan rawat inap
5. Pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan
terhadap perorangan
6. Pengobatan tradisional dan alternatif
7. Pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika
C. Upaya Kesehatan Penunjang
1. Upaya penunjang untuk UKM
a. Pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dan
pelayanan sediaan farmasi
b. Alat kesehatan
c. Perbekalan kesehatan lainnya
1. Upaya penunjang untuk UKP
a. pelayanan laboratorium klinik
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 6
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
b. Apotek
c. Optik
d. Toko obat
7.4.2. Pembiayaan Kesehatan 7
Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama,
yakni :
1. Penggalian dana,
2. Alokasi dana, dan
3. Pembelanjaan.
Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang
diperlukan
untuk
penyelenggaraan
upaya
kesehatan
dan
atau
pemeliharaan kesehatan.
Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang
telah
berhasil
dihimpun,
baik
yang
bersumber
dari
pemerintah,
masyarakat maupun swasta.
Pembelanjaan adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan peruntukannya dan
atau dilakukan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan wajib atau suka
rela.
7.4.3. Aspek Sumberdaya Manusia (SDM) 7
Subsistem sumberdaya manusia (SDM) kesehatan adalah tatanan
yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan
pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 7
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif
dan profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
Subsistem SDM Kesehatan terdiri dari tiga unsur utama yakni 1)
perencanaan, 2) pendidikan dan pelatihan serta 3) pendayagunaan
tenaga kesehatan.
Perencanaan tenaga kesehatan adalah upaya penetapan jenis,
jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan.
Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya
pengadaan tenaga kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah dan kualifikasi
yang telah direncanakan serta peningkatan kemampuan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan.
Pendayagunaan tenaga kesehatan adalah upaya pemerataan,
pemanfaatan, pembinaan
7.4.4. Aspek Sumberdaya Manusia (SDM) 8
Subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya yang menjamin ketersediaan, pemerataan
serta mutu obat dan perbekalan kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung dalam rangka tercapainya derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan
peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari tiga unsur
utama yakni jaminan ketersediaan, jaminan pemerataan serta jaminan
mutu obat dan perbekalan kesehatan.
Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan adalah
upaya pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan sesuai
dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 8
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan adalah
upaya penyebaran obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan
berkesinambungan sehingga mudah diperoleh dan terjangkau oleh
masyarakat.
Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya
menjamin khasiat, keamanan serta keabsahan obat dan perbekalan
kesehatan sejak dari produksi hingga pemanfaatannya.
Ketiga unsur utama tersebut, yakni jaminan ketersediaan, jaminan
pemerataan serta jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan,
bersinergi dan ditunjang dengan teknologi, tenaga pengelola serta
penatalaksanaan obat dan perbekalan kesehatan.
7.4.5. Aspek Pemberdayaan Masyarakat 9
Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat
umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
Subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga unsur
utama, yakni : 1) pemberdayaan perorangan, 2) pemberdayaan kelompok
dan 3) pemberdayaan masyarakat umum.
Pemberdayaan perorangan adalah upaya meningkatkan peran,
fungsi dan kemampuan perorangan dalam membuat keputusan untuk
memelihara kesehatan. Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri
sendiri yakni mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
diteladani oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Sedangkan target
maksimal adalah berperan aktif sebagai kader kesehatan dalam
menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 9
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Pemberdayaan kelompok adalah upaya meningkatkan peran,
fungsi dan kemampuan kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk
swasta sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi kelompok dan di pihak lain dapat berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan
dapat
berupa
program
pengabdian
(to
serve),
kepentingan masyarakat di bidang kesehatan
memperjuangkan
(to advocate) atau
melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan
(to
watch).
Pemberdayaan masyarakat umum adalah upaya meningkatkan
peran, fungsi dan kemampuan masyarakat, termasuk swasta sedemikian
rupa sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang
ada di masyarakat dan di pihak lain dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan
dapat berupa program pengabdian, memperjuangkan
kepentingan
masyarakat di bidang kesehatan atau melakukan pengawasan sosial
terhadap pembangunan kesehatan.
7.4.6. Aspek Pemberdayaan Masyarakat 10
Aspek subsistem manajemen kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh
pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Aspek manajemen kesehatan terdiri dari empat unsur utama,
yakni : 1) administrasi kesehatan, 2) informasi kesehatan, 3) ilmu
pengetahuan dan teknologi serta 4) hukum kesehatan.
Administrasi
pelaksanaan
dan
kesehatan
adalah
pengendalian
kegiatan
serta
perencanaan,
pengawasan
dan
pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 10
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Informasi kesehatan adalah hasil pengumpulan dan pengolahan
data yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang
kesehatan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil penelitian dan
pengembangan yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan
di bidang kesehatan.
Hukum
kesehatan
kesehatan
yang
dipakai
adalah
sebagai
peraturan
acuan
perundang-undangan
bagi
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
7.5.
Pentahapan
Arahan
Kesehatan 11
Kebijakan
Umum
Pembangunan
7.5.1. Tahap I (Tahun 2011 – 2015) 11
Arahan Kebijakan pada tahap I, meliputi:
1. Memperkuat peran dan kinerja UKM dan UKP strata pertama adalah
UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat dan
perorangan.
2. Meningkatkan peran puskesmas sebagai ujung tombak penyelenggara
UKM dan UKP strata pertama dan penangungjawab atas masalah
kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP
strata pertama, puskesmas didukung oleh lintas sektoral.
3. Optimalisasi tiga fungsi utama Puskesmas, yakni sebagai : (1) pusat
penggerak
pembangunan
berwawasan
kesehatan,
(2)
pusat
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan (3) pusat
pelayanan kesehatan tingkat dasar.
4. Melengkapi
dan
meningkatkan
kemampuan
pelayanan
semua
puskesmas dengan kapasitas pelayanan sekurang-kurangnya ada
enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh
Puskesmas, yaitu:
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 11
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
a. Promosi kesehatan,
b. Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana,
c. Perbaikan gizi,
d. Kesehatan lingkungan,
e. pemberantasan penyakit menular dan
f. Pengobatan dasar.
5. Meningkatkan
peran
aktiv
masyarakat
dan
swasta
dalam
penyelenggaraan UKM dan UKP strata pertama diwujudkan melalui
berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan
upaya kesehatan bersama yang bersumber masyarakat (UKBM).
6. Meletakkan dasar yang kuat bagi pengembangan UKM dan UKP strata
kedua (UKM dan UKP tingkat lanjutan) yaitu mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan
kepada masyarakat dan perorangan. Penanggung jawab UKM strata
kedua adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang didukung secara
lintas sektoral. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai dua
fungsi utama, yakni fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan.
7.5.2. Tahap II (Tahun 2016 – 2020) 12
Arahan Kebijakan Umum Tahap II, meliputi:
1. Melakukan optimalisasi UKM strata kedua (UKM tingkat lanjutan)
dengan melakukan pemerataan menurut kewilayahan serta jenis
spesialistiknya.
2. Mengembangkan kemampuan puskesmas yang didukung oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten dalam hal fungsi UKM strata kedua (spesialistik)
3. Adanya pemerataan dan kepastian setiap anggota penduduk dalam
memperoleh jaminan pelayanan kesehatan sesuai peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
4. Memperkuat kerjasama dengan instansi-instansi terkait (institusi
pendidikan, lembaga penelitian dan lainnya) alam melaksanakan
fungsi UKM dan UKP.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 12
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
5. Mengoptimalkan fungsi unit-unit pelaksana teknis kesehatan, meliputi :
unit pencegahan dan pemberantasan penyakit, promosi kesehatan,
pelayanan kefarmasian, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi dan
kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
6. Memperkuat peran dan kinerja UKM strata pertama adalah UKM
tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat.
7. Memperkuat
pelayanan
mendayagunakan
ilmu
UKM
dan
pengetahuan
UKP
dan
strata
teknologi
tiga
yaitu
kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat. Dilakukan oleh
sumberdaya kesehatan kabupaten dengan penanggungjawab Dinas
Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan.
7.5.3. Tahap III (Tahun 2021 – 2025) 13
Arahan Kebijakan Umum Tahap III, meliputi:
1. Melakukan optimalisasi pelayanan UKM dan UKP strata ketiga di
seluruh wilayah sampai unit terkecil tingkat kecamatan.
2. Upaya komprehensif untuk mencapai tujuan (goals) Banyuwangi Sehat
2025.
BAB VII - RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
LAPORAN AKHIR
VII - 13
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
7.6.
Rencana Umum Capaian Pembangunan Kesehatan 14
7.6.1. Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat 14
Menurut hasil analisis empat indikator kesehatan masyarakat
Kabupaten Banyuwangi, beberapa indikator telah tercapai namun ada
beberapa indikator yang belum tercapai, untuk itu perlu adanya program
yang harus dilakukan, baik jangka menengah pertama (tahun 2010 –
2015), jangka menengah kedua (tahun 2016 – 2020) dan jangka
menengah pertama ketiga atau jangka panjang (tahun 2021 – 2025).
Tabel 7.1.
Target Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat
Variabel
Rumah Tangga Berperilaku
Hidup Bersih dan Sehat
Capaian
2010
31,34
Target
2015
50
Target
2020
70
Target
2025
90
Sumber : hasil rencana
Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka
Menengah III (Jangka panjang), meliputi:
-
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat.
-
Meningkatkan upaya/program kesehatan yang diarahkan pada
upaya PROMOTIF dan PREVENTIF yang diimplementasikan
secara nyata pada perilaku hidup perorangan, istitusi/organisasi.
-
Deteksi dini kelompok/wilayah yang belum mencapai perilaku sehat
dan memberdayakan masyarakat.
7.6.2. Lingkungan Sehat
Tabel 7.2.
Target Lingkungan Sehat
Rumah Sehat
37,38
Target
2015
50
Tempat-tempat umum Sehat
48,10
60
Variabel
Capaian
Target
2020
70
Target
2025
90
80
95
Sumber : hasil rencana
BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN
LAPORAN AKHIR
VII - 14
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka
Menengah III (Jangka panjang), meliputi:
-
Meningkatkan kualitas lingkungan.
-
Meningkatkan upaya/program kesehatan yang diarahkan pada
upaya PROMOTIF dan PREVENTIF yang diimplementasikan
secara nyata pada lingkungan sehat.
-
Deteksi dini kelompok/wilayah yang belum mencapai lingkungan
sehat.
7.6.3. Upaya Kesehatan 15
Capaian upaya kesehatan yang hendak dicapai adalah seperti
pada tabel berikut.
Tabel 7.3.
Target Upaya Kesehatan
Posyandu Purnama dan
Mandiri
21,84
Target
2015
40
Penduduk yang
Memanfaatkan Rumah Sakit
3,17
5
7
10
Sarana Kesehatan Dengan
Kemampuan Lab. Kesehatan
44,64
60
75
90
7
7
7
7
Tipe RS C
Tipe RS B
Tipe RS B
Pendidikan
Variabel
Capaian
Rumah Sakit yang
Menyelenggarakan 4
Pelayanan Kesehatan
Spesialis Dasar
Target
2020
60
Target
2025
80
Sumber : hasil rencana
BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN
LAPORAN AKHIR
VII - 15
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka
Menengah III (Jangka panjang), meliputi:
-
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan dasar
dan pelayanan kesehatan penunjang.
-
Meningkatkan posyandu Purnama dan mandiri dengan jalan
melibatkan peran masyarakat : kader kesehatan.
-
Menambah jumlah posyandu berdasarkan rasio posyandu dengan
jumlah balita.
-
Mengembangkan polindes, poskesdes, poskestren, PAUD dan
BKB.
-
Meningkatkan sarana-prasarana puskesmas dengan meningkatkan
pelayanan kesehatan penunjang seperti laboratorium (jangka
pendek), radiologi dan layanan spesilistik (jangka menengah dan
jangka panjang).
-
Mengembangkan puskesmas dengan rawat inap yang lebih
berperan
pada
kegiatan
rehabilitatif
dan
preventif
(jangka
menengah).
-
Menambah jumlah puskesmas terutama didaerah yang padat
penduduk.
-
Membentuk jejaring antar puskesmas (jangka pendek).
-
Mengembangkan puskesmas ungulan, puskesmas kebutuhan lokal
dan
puskesmas
dengan
pelayanan
khusus
(puskesmas
penanggulangan HIV, puskesmas wisata) (jangka menengah dan
jangka panjang).
-
Meningkatkan status akreditasi Rumah Sakit (jangka menengah
dan jangka panjang).
-
Mengembangkan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan yang
mampu mendidik mahasiswa dari institusi pendidikan kesehatan
(jangka panjang).
-
Melengkapi sarana-prasarana Rumah Sakit (jangka pendek).
-
Membentuk Jejaring rujukan antar unit pelayanan kesehatan
(puskesmas dengan rumah sakit) (jangka menengah).
BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN
LAPORAN AKHIR
VII - 16
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
7.6.4. Sumberdaya Kesehatan 17
Rencana capaian upaya kesehatan yang hendak dicapai adalah
seperti pada tabel berikut.
Tabel 7.4.
Target Sumberdaya Kesehatan
7,22
Target
2015
6
Target
2020
5
Target
2025
4
235.49
240
245
250
Angka kematian balita
0,42
0,35
0,29
0,2
Angka kematian ibu
melahirkan
59,45
55
50
45
67
69
72
75
Angka kesakitan malaria
0,029
0,025
0,020
0,015
Angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA+
90,18
92
94
96
Prevelensi Penderita HIV
Terhadap penduduk
beresiko
7,14
6,5
6
5,5
4
3
2,5
2
Angka Kesakitan Deman
Berdarah Dengue (DBD)
63,75
60
55
50
Pertolongan
Persalinan
Oleh Tenaga Kesehatan
95,98
97
98
100
Desa Mencapai “Universal
Child Immunization” (UCI)
92,17
95
97
100
Desa Terkena Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang
Ditangani >24 Jam
100
100
100
100
Variabel
Angka Kematian Bayi per
1.000
Kelahiran Hidup
Angka harapan hidup
waktu lahir
Angka “Acute Flaccid
Paraysis” (AFP) Pada
Anak Usia < 15
Capaian
BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN
LAPORAN AKHIR
VII - 17
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
90,98
Target
2015
93
Target
2020
96
Target
2025
100
Bayi Yang Mendapat (ASI)
Eksklusif
30,80
50
70
90
Murid Sekolah Dasar/MI
Yang
Mendapat
Pemeriksaan Gigi dan
Mulut
5,68
10
15
20
Pekerja Yang Mendapat
Pelayanan
Kesehatan
Kerja
39,84
50
70
90
Keluarga miskin
yang
Mendapat
Pelayanan
Kesehatan
25,94
50
75
95
Dokter Umum
7,01
15
30
40
Variabel
Capaian
Ibu Hamil Yang Mendapat
Tablet Fe
Dokter Spesialis
6
Dokter Keluarga
7,01
Dokter Gigi
2,91
5
7
11
Apoteker
5,8
7
8
10
Bidan
33,45
50
75
100
Perawat
45,0
70
90
117,5
Ahli gizi
2,29
10
15
22
Ahli Sanitasi
1,73
10
25
40
1,86
10
25
40
Penduduk Yang Menjadi
Peserta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan
25,94
40
60
80
Anggaran
Kesehatan
Dalam APBD Kabupaten
4,97
7
12
15
Ahli
Masyarakat
Kesehatan
40
Sumber : hasil rencana
BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN
LAPORAN AKHIR
VII - 18
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Kegiatan pelaksanaan Jangka Menengah (I dan II) dan Jangka
Menengah III (Jangka panjang), meliputi:
-
Meningkatkan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
Menular.
-
Deteksi dini penyakit infeksi, penanggulangan penyakit infeksi dan
pengendalian penyakit infeksi.
-
Pemberdayaan
masyarakat
dan
ketersediaan
obat-obatan
pendukung program pemberantasan penyakit menular.
-
Pengembangan SDM tenaga kesehatan.
-
Pencanangan dokter keluarga (jangka panjang).
BAB VII RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KESEHATAN
LAPORAN AKHIR
VII - 19
Download