rumah adat suku using - E-learning UPN JATIM

advertisement
RUMAH ADAT
SUKU USING
Disusun oleh:
RAFLESIA MAHENDRA
0851010051
Dosen :
Heru Subiyantoro, ST, MT
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK ARSITEKTUR
RUMAH ADAT USING di BANYUWANGI, JAWA TIMUR
A. Pembahasan Umum
Secara histori, Banyuwangi tidak dapat lepas dari nama Blambangan. Bahkan
masyarakatnya sendiri menganggap keduanya sebagai sesuatu yang tidak ada bedanya. Itu
dikarenakan Blambangan merupakan cikal bakal dari Banyuwangi.
Banyuwangi secara geografis terletak di ujung timur pulau Jawa. Yang berbatasan
dengan:
Utara : Situbondo, Bondowoso
Selatan : Samudra Indonesia
Timur : Selat Bali
Barat : Jember, Bondowoso
Banyuwangi memiliki luas sekitar 5.782,5 km2 yang terletak pada posisi kordinat 70 43’80 46’ LS dan 113 53’-114 38’ BT. Secara administratif terbagi menjadi 21 kecamatan dengan
151 desa dan 24 kelurahan.
B. Elemen Arsitektural dan Susunan/Tektonika
Rumah asli Banyuangi atau biasa disebut dengan rumah using sampai saat ini masih
banyak dijumpai diberbagai tempat di Banyuwangi. Macam-macam rumah adat using meliputi
Crocogan, Tikel/Baresan, Tikel Balung, dan Serangan.
Berikut adalah salah satu contoh gambar dari rumah using:
Bentuk rumah using sendiri terbagi dalam tiga ruang, yakni Biale(serambi),
Jerumah(ruang tengah), dan pawon(dapur). Dihalaman sekitar rumah biasanya sering dipasang
killing(kitiran) ebagai media hiasan. Berikut adalah contoh gambarnya:
Gambar ruang tengah(jerumah)
Gambar dapur(pawon)
Gambar biale(serambi)
C. Karakteristik Bentuk dan Ruang
Bentuk dan ruang pada rumah using kebanyakan memiliki kesamaan dengan rumah adat
atau tradisional Jawa pada umumnya. Yaitu, memiliki kesamaan pada bentuk atap. Namun yang
membedakannya adalah rumah using tidak terlalu menonjolkan ukir-ukiran pada bentuk atau
tampilan pada fasade. Seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Rumah using sendiri seperti pada pembahasan diatas. Yaitu terdapat atau terbagi atas tiga
bagian ruangan yang memiliki fungsi dan ciri-ciri sendiri pada tiap ruanganya. Yaitu ruangan
tengah(jerumah) yang dinding bagian depan memiliki ruji-ruji yang berfungsi sebagai jendela.
Disamping itu memiliki ukuran yang lebih luas. Hal ini ditujukan agar mampu memberikan
kesan yang luas. Sedangkan dapur(pawon) memiliki luas yang tidak terlalu besar an terdapat
banyak ventilasi untuk sirkulasi udara terutama asap dapur.
D. Keunikan Pada Obyek
Dindingnya terbuat dari pipil atau gedek (bilah bambu anyam). Lantai rumah beralaskan
batu bata yang disusun rapi secara berjajar dan berjarak.Seperti kebanyakan rumah adat suku
lainnya warna rumah ini dibiarkan natural memanfaatkan kekuatan warna kayu yang
menyusunnya. Bahan untuk membuat kontruksi rumah merupakan jenis kayu pilihan dan
memiliki resistensi pada rayap, seperti Tanjang, Mangir, Kelampok dan kayu sejenis lainnya.
Bahkan kontruksi utamanya sama sekali tidak menggunakan paku besi, sambungan antar kayu
dijepit kayu diantara lubang yang sudah dibuat di tiang penyangga utama. Bahkan, meski belum
teruji secara keilmuan, warga suku using di Desa Kemiri beranggapan jika kontruksi rumah adat
mereka anti gempa dan terjangan angin puting beliung. Jika ada perbaikan mungkin hanya
dinding bambunya saja yang perlu diganti.
Selain itu, tiga jenis kontruksi rumah adat suku asli Banyuwangi ini yang masing-masing
berdiri sendiri namun dapat dikombinasikan untuk menjadi bangunan satu rumah. Pertama
model Cerocogan yang atapnya mirip atap gubuk, yakni dua bagian saja. Selanjutnya model
Tikel Balungan, untuk model ini atapnya berjumlah 4 buah. Yang terakhir model Baresan,yang
memiliki 3 atap rumah. Jika dikombinasikan menjadi satu maka ketiga model rumah itu akan
menggambarkan filosofi awal proses hidup berumah tangga.
Download