BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan dari pembangunan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂). Pembakaran bahan bakar yang masih menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam lainnya akan menghasilkan gas CO₂ kemudian melepaskan gas emisi CO₂ ke atmosfer. Perubahan iklim di Bumi merupakan akibat dari pemanasan global yang semakin tahun semakin bertambah besar, tercatat pada tahun 2002, The Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) mengeluarkan The Third Assesment Report yang menyatakan bahwa peningkatan pemanasan global yang disebabkan oleh ulah manusia. Diperkirakan kedepan masih akan terjadi peningkatan suhu global antara 1,4 sampai 5,8 derajat celcius pada abat ini. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan dalam lima tahun terakhir (Siti Zubaidah:2008). Bukti dari ulah manusia itu sendiri dengan adanya bangunan berkelanjutan, seperti banyaknya pembangunan-pembangunan gedung bertingkat, jalan-jalan beraspal dan rumah tinggal yang semakin meningkat pesat khususnya daerah perkotaan. Penggunaan lahan yang sekarang sudah banyak beralih fungsi juga juga berdampak kepada bumi. 1 Dalam perencanaan pembangunan seharusnya juga memperhatikan dampak lingkungan yang akan menyumbangkan emisi gas CO₂. Maka dari itu, setiap lahan yang digunakan untuk pembangunan harus disertai dengan pengembalian lingkungan untuk mengurangi jumlah karbon dioksida (CO₂) yang akan dihasilkan dari pembangunan berkelanjutan. Jika emisi CO2 dapat diminimalisasi, maka peningkatan konsentrasi CO₂ dapat dihindari. Sekarang ini masyarakat sudah merasakan dampak dari pemanasan global, khususnya masyarakat kota-kota besar yang merasakan efek langsung dari pemanasan global seperti peningkatan suhu udara, terutamanya pada siang hari yang dirasakan panas dan perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Menurut laporan WMO (World Meteorological Organization), konsentrasi karbondioksida (CO2) di atmosfer pada tahun lalu tercatat 142% lebih tinggi dari era pra industrial. Selain itu kenaikan konsentrasi CO₂ pada tahun 2012 dan 2013 merupakan paling tinggi sejak 30 tahun. Karena manusia setiap tahunnya melakukan sebuah pembangunan kontruksi tanpa melihat efek dari pembangunan tersebut. Sehingga setelah pembangunan selesai dalam lingkungan tersebut tidak memberikan sebuah timbal balik untuk menyerap emisi gas CO₂ berkelanjutan yang akan dikeluarkan dari bangunan tersebut atau pun masih minimnya penyediaan penyerapan emisi gas CO₂ di lingkungan bangunan. Selain dari pembangunan juga dapat dilihat dari semakin menjamurnya penggunaan kendaraan beromotor yang memadati ruas jalan dan menimbulkan kemacetan. Untuk 2 mengurangi kemacetan tersebut petugas pemerintahan serta para pekerja Teknik Sipil yang bekerja harus membangun sebuah jalan untuk mengurai kemacetan itu, dan pembangunan jalan tersebut masih minim untuk memberikan penyediaan penyerapan emisi gas CO₂ yang akan dikeluarkan dari kendaraan yang melalui jalan tersebut. Hal itu, akan menjadikan sumber dari peningkatan emisi gas CO₂ dan membantu peningkatan suhu bumi yang memicu pemanasan global yang sekarang sedang di hadapi oleh bumi. Untuk meminimalisir dampak dari pemanasan global dan peningkatan emisi gas CO₂ dari pembangunan yaitu dengan reboisasi atau penghijauan. Sebagai usaha mewujudkan penghijauan yaitu dengan manyediakan lahan untuk dijadikan ruang terbuka hijau. Selain dapat dipergunakan untuk mengurangi pemanasan global ruang terbuka hijau juga dapat digunakan untuk tempat edukasi dan bermain bagi anak-anak. Untuk mengurangi pemanasan global dapat diupayakan menggunakan konsep green building, agar menekan penggunaan energi yang bisa menambah pengeluaran CO₂. Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian untuk Tugas Akhirnya disebuah sekolah Taman Kanak-kanak yang merupakan tempat dimana banyak para orang tua yang menitipkan anak-anaknya disana. Selain itu, Taman Kanak-kanak merupakan salah satu tempat tumbuh kembang anakanak yang perlu diperhatikan juga dan merupakan tempat yang sangat cocok untuk memberikan kegiatan edukasi dan untuk menciptakan tempat belajar yang nyaman. Maka dari itu, Taman Kanak-kanak memerlukan lebih banyak 3 ruang terbuka hijau dan fasilitas-fasilitas yang mendukung, Menurut Hurlock (1993:38) masa usia prasekolah (3-6 tahun) merupakan periode keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak, karena di usia ini anak. mengalami kemajuan fisik, intelektual, sosial maupun emosional yang menakjubkan (Kresna Adi Purnomo, 2010). Selain tempat untuk edukasi dan bermain, Taman Kanak-kanak yang memerhatikan lingkungan juga dapat berperan untuk pengenalan dasar-dasar lingkungan sehingga dapat berperan dalam pencegahan perusakan lingkungan dan membantu untuk mengurangi krisis pemanasan global yang saat ini sedang dihadapi. Ketersediaannya ruang terbuka hijau di lingkungan Taman Kanakkanak juga dapat berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemaran seperti peningkatan karbon, debu dan pengatur iklim. Adanya ketersediaan pepohonan yang rimbun dan rindang yang akan terus menerus menyerap dan mengelolah gas hasil dari pencemar udara khususnya karbon dioksida (CO₂), hasil dari metabolisme pepohonan akan mengeluarkan oksigen (O₂) segar yang dapat di manfaatkan untuk bernafas, membantu mengurangi polusi udara dan mengurangi suhu 5-8 derajat celsius sehingga terasa sejuk. 1.2. Perumusan Masalahan Perumusan permasalahan yang terjadi pada penelitian ini adalah : a. Berapa emisi karbon dioksida (CO₂) yang dihasilkan dari pembangunan berkelanjutan di lingkungan Taman Kanak-kanak? 4 b. Barapakah serapan karbon dioksida (CO₂) oleh tumbuhan di sekitar lingkungan Taman Kanak-kanak? c. Bagaimana cara untuk mengetahui berapa besar serapan karbon dioksida (CO₂) oleh tumbuhan di Taman Kanak-kanak? 1.3. Batasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak meluas dan menyimpang dari maksud dan tujuan dari penelitian, maka perlu ada batasan-batasan masalah yang meliputi : a. Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang pengeluaran emisi karbon dioksida (CO₂) disekitar lingkungan Taman Kanak-kanak yang disebabkan oleh kegiatan penggunaan energi listrik, kendaraan bermotor, dan banyaknya penghuni yang berada di Taman Kanakkanak. b. Pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara tentang kegiatan yang menimbulkan emisi berkelanjutan dilingkungan Taman Kanak-kanak. Selain itu, peneliti melakukan survey langsung ditempat dan pengujian langsung disekitar lingkungan Taman Kanak-kanak dangan metode Takaoki. c. Di lingkungan Taman Kanak-kanak terdapat beberapa jenis tanaman yang ditanam, namun peneliti menggunakan metode sampling yaitu peneliti hanya mengambil beberapa sampel tanaman yang akan dianalisis di Taman Kanak-kanak. 5 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar serapan karbondioksida (CO₂) di Taman Kanak-Kanak oleh tumbuhan, selain itu ada beberapa tujuan yang lain adalah : a. Menghitung pengeluaran emisi karbondioksida (CO₂) yang dihasilkan di lingkungan Taman Kanak-kanak di tinjau dari segi penggunaan energi listrik, kendaraan bemontor dan banyak penghuninya. b. Mampu mengetahui berapa besar serapan karbon dioksida (CO₂) oleh tumbuhan dan ketercukupan serapan karbon dioksida (CO₂) untuk Taman Kanak-Kanak. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian analisa serapan karbon dioksida (CO₂) di lingkungan Taman Kanak-kanak sebagai berikut : a. Memberikan pengetahuan dan kesadaran sejak dini akan adanya pencegahan pemanasan global. b. Untuk pengenalan dasar-dasar lingkungan kepada anak-anak Taman Kanak-kanak sehingga dapat berperan dalam pencegahan perusakan lingkungan dan membantu untuk mengurangi krisis pemanasan global yang saat ini sedang dihadapi. c. Dapat menyediakan tempat yang nyaman untuk anak-anak belajar dan bermain. d. Dapat memberikan masukan untuk perbaikan (reconvery) sebagai strategi konservasi dan rehabilitasi tumbuhan. 6 e. Dapat meningkatkan kesadaran pada pemerintah serta masyarakat khususnya yang bekerja di bidang teknik sipil tentang upaya antisipasi bertambahnya polusi udara yang akan berdampak pada lingkungan seperti produksi CO₂ yang dihasilkan dari pembangunan berkelanjutan. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematik penulisan dalam Tugas Akhir ini dilakukan dengan membagi isi laporan menjadi lima Bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang penjelasan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori dan hipotensi yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan penelitian. BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang Lokasi Penelitian, Waktu Penelitian, Lingkup Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan dari penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang pidapat dari melakukan penelitian di tempat Taman Kanak-Kanak. 7