PENGARUH PEMBERIAN ASAM LEMAK TRANS DARI MINYAK JAGUNG DAN MINYAK SAWIT YANG DIPANASKAN BERULANG TERHADAP RESISTENSI INSULIN PADA TIKUS Arie Krisnasary*, Fadil Oenzil**, Susila Sastri** ABSTRACT The increased use of trans fatty acid (TFA) is one cause of insulin resistance and type 2 diabetes (Haag, 2005). TFA are present in ruminant meat, dairy products, and in food derived from hydrogenated oils. This study investigated the effect of trans fatty acids from repeatedly heated corn oil and palm oil on insulin resistance using HOMA IR index in rats. Male Wistar rats (n=25) were divided into five groups, namely group I as a negative control is given a standard diet, group II and III as a positive control given fresh corn oil and palm oil and groups IV and V as the treatment group fed trans fatty acids from heated corn oil and heated palm oil for 8 weeks. Statistical analysis using one-way ANOVA with 95% confidence level. Multiple comparison test followed by Bonferroni. The result showed that the highest insulin resistance was in the heated corn oil (1.94 ± 0.56) with insulin level was 7.43 ± 2.43 µU/ml and glucose level was 107,48 ± 13,71 mg/dl, significantly different with negative control (p<0,05) and fresh corn oil group (p<0,05). It can be concluded that insulin resistance because of the administration of trans fatty acids from repeatedly heated corn oil was bigger than repeatedly heated palm oil. Key words: trans fatty acids, corn oil, palm oil, insulin resistance *Poltekkes Bengkulu Jurusan Gizi, Jl.Indra Giri 3 Bengkulu; email: [email protected] ** Bagian Biokimia FK Unand 1 Pendahuluan Resistensi insulin berhubungan orang (WHO, 2012). Resistensi insulin dengan diabetes melitus tipe 2 (DM II). dapat diinduksi oleh faktor yang berasal Keadaan semakin dari dalam sel, stres intraseluler seperti memburuk akibat ketidakseimbangan reactive oxygen species (ROS), stres dan kelebihan zat gizi di negara-negara pada berkembang, serta transisi gaya hidup seramida, dan beragam isoform dari yang tersebut PKC yang akan mengaktifkan jalur JNK Peningkatan dan NF-κβ dan akhirnya menginduksi abnormal terjadi (Isharwal, S, di ini negara 2009). retikulum endoplasma penggunaan asam lemak trans/ trans resistensi insulin pada fatty acid (TFA) dalam trend makanan (Sulistyoningrum, 2010). sel (RE), target cepat saji menjadi salah satu penyebab TFA dapat menyebabkan stres resistensi insulin dan DM tipe 2 di pada RE dan meningkatkan produksi negara barat dan yang mengadopsi pola diasil gliserol (DAG) dan seramida hidup barat (Haag, 2005). Insidens dan yang mengaktifkan jalur inflamasi JNK prevalensi DM makin meningkat di dan seluruh menimbulkan dunia. Menurut WHO, NF-κβ yang pada akhirnya resistensi insulin prevalensi DM diseluruh dunia yang (Shoelson, 2006). pada tahun 2000 sebesar 171 juta jiwa Health akan menjadi 366 juta jiwa pada tahun menunjukkan 2030 (WHO, 2012). perkembangan diabetes tipe 2 dikaitkan Study Analisis selama bahwa 14 Nurses’ tahun risiko Secara epidemiologi, diperkira- dengan asupan asam lemak trans. Para kan bahwa pada tahun 2030 prevalensi peneliti menyimpulkan bahwa asupan DM di Indonesia mencapai 21,3 juta TFA dari produk industri di Amerika 2 Serikat rata-rata 3% dari energi, Metode Penelitian pengurangan asupan TFA 2% dari Telah dilakukan penelitian energi dapat mengurangi timbulnya eksperimental dengan sampel 25 ekor diabetes tipe 2 sebesar 40% (Salmeron, tikus jantan jenis Rattus novergicus 2001). Strain Wistar yang dipilih secara acak Minyak jagung yang dipanaskan sederhana. Sampel dikelompokkan akan menghasilkan asam lemak trans dalam 5 kelompok, yakni kelompok yang berasal dari asam oleat (cis-18:1,9) kontrol negatif yang hanya diberikan dalam tinggi diet standar, kelompok kontrol positif 1 dibandingkan dengan minyak sawit yang diberi diet standar dan minyak yang dipanaskan karena kandungan jagung segar, kelompok kontrol positif asam oleatnya yang lebih banyak. 2 yang diberi diet standar dan minyak jumlah yang lebih Tujuan penelitian ini adalah sawit segar, kelompok perlakuan 1 yang untuk mengetahui pengaruh pemberian diberi diet standar dan minyak jagung asam lemak trans dari minyak jagung yang dan minyak sawit yang dipanaskan perlakuan 2 yang diberi diet standar dan berulang terhadap resistensi insulin minyak sawit yang dipanaskan . Minyak pada tikus. Rumusan masalah penelitian yang diberikan sebanyak 1 ml/100 gr ini adalah apakah pemberian asam BB tikus selama 8 minggu. dipanaskan dan kelompok lemak trans dari minyak jagung dan Asam lemak trans dibuat dengan minyak sawit yang dipanaskan berulang cara memanaskan minyak jagung dan berpengaruh terhadap kadar insulin, minyak sawit segar pada suhu > 200°C kadar glukosa dan resistensi insulin dengan 3 (tiga) kali pengulangan. pada tikus. Kandungan asam lemak trans dalam 3 minyak kemudian metode diukur dengan GCMS-FAMES (gas perbedaan rata-rata kadar insulin pada kelompok kontrol dan perlakuan chromatography and mass spectrometry (p<0,05). Analisa lebih lanjut dengan - fatty acid metyl ester) yang diperiksa menggunakan uji Multiple Comparisons di Besar Bonferroni menunjukkankan bahwa ada Pengembangan dan Penelitian Pertanian perbedaan signifikan antara kelompok Bogor. minyak jagung segar dengan kelompok Laboratorium Penelitian Laboratorium Balai dilaksanakan Farmakologi di Fakultas minyak jagung yang telah dipanaskan dengan nilai p = 0,029 (p<0,05). Farmasi Universitas Andalas untuk Rata-rata kadar glukosa tertinggi intervensi pemberian asam lemak trans. berada pada kelompok minyak sawit Pemeriksaan di yang dipanaskan dan kadar terendah Laboratorium Biokimia FK Unand dan berada pada kelompok kontrol negatif insulin Laboratorium (tabel 2). Ada perbedaan rata-rata kadar Biomedik FK Unand. Waktu penelitian glukosa darah di antara kelompok dilakukan selama bulan April – Juli kontrol dan perlakuan namun tidak 2012. bermakna secara statistik (p>0,05). glukosa dilakukan di dilakukan Rata-rata Hasil nilai HOMA IR Rata-rata insulin tertinggi berada tertinggi berada pada kelompok minyak pada kelompok minyak jagung yang jagung yang dipanaskan sedangkan dipanaskan sedangkan yang terendah yang terendah berada pada kelompok berada pada kelompok minyak jagung kontrol negatif (tabel 3). Berdasarkan segar (tabel 1). Berdasarkan uji Anova uji Anova one way diketahui bahwa ada one way dapat dilihat bahwa ada perbedaan rata-rata resistensi insulin 4 Tabel 1. Rata-rata kadar insulin (µU/ml) antar kelompok sampel sesudah perlakuan. Kelompok Kontrol negatif Kontrol positif 1 Kontrol positif 2 Perlakuan 1 Perlakuan 2 Mean ± SD 3,42 ± 1,24 3,11 ± 1,77 3,85 ± 1,47 7,43 ± 2,43 3,72 ± 2,74 Minimum 2,05 0,67 1,65 4,65 1,92 Maximum 5,05 5,05 5,60 11,20 8,47 p value 0,017 . berdasarkan indeks HOMA IR pada dengan kelompok minyak jagung yang kelompok dipanaskan dengan nilai p = 0,019 kontrol dan perlakuan (p<0,05) Analisa lebih lanjut dengan (p<0,05). menggunakan uji Multiple Comparisons Pembahasan Bonferroni Pengaruh Asam Lemak Trans Terhadap kelompok menunjukkan yang berbeda bahwa signifikan Kadar Insulin adalah kelompok kontrol negatif dengan Pemberian asam lemak trans kelompok yang diberi minyak jagung dari minyak jagung dan minyak sawit yang dipanaskan dengan nilai p = 0,11 yang dipanaskan menunjukkan ada dan kelompok minyak jagung segar perbedaan kadar insulin yang signifikan Tabel 2. Rata-rata kadar glukosa darah (mg/dl) antar kelompok sampel sesudah perlakuan. Kelompok Kontrol negatif Kontrol positif 1 Kontrol positif 2 Perlakuan 1 Perlakuan 2 Mean ± SD 80,72 ± 17,46 90,36 ± 20,81 104,32 ± 13,56 107,48 ± 13,71 107,96 ± 18,24 Minimum 67,60 71,20 81,10 89,30 86,50 Maximum 110,10 118 115,50 124,20 126,30 p value 0,072 5 Tabel 3. Rata-rata resistensi insulin berdasarkan indeks HOMA IR antar kelompok sampel sesudah perlakuan. Kelompok Kontrol negatif Kontrol positif 1 Kontrol positif 2 Perlakuan 1 Perlakuan 2 diantara Maximum 0,93 1,32 1,54 2,75 2,42 p value 0,008 memberikan hasil konsentrasi insulin Perbedaan kadar insulin yang puasa lebih tinggi pada subjek yang pada kelompok Minimum 0,47 0,12 0,33 1,25 0,52 sampel. signifikan kelima Mean ± SD 0,65 ± 0,17 0,73 ± 0,49 1,03 ± 0,45 1,94 ± 0,56 0,99 ± 0,80 kelompok minyak mengkonsumsi minyak kedelai yang jagung yang dipanaskan disebabkan terhidrogenasi karena asam lemak trans dalam minyak mengandung asam lemak trans yang tersebut lebih banyak dibandingkan lebih dengan minyak sawit yang dipanaskan konsumsi minyak sawit dan kanola yaitu 0,4171 mg/100 gr, hampir dua kali yang kandungan lemak transnya lebih lipat kadar trans dalam minyak sawit rendah. yang dipanaskan yaitu 0,2914 mg/100 gr. tinggi sebagian dibandingkan yang dengan Penelitian Ghafoorunissa (2008) yang mengevaluasi efek TFA dari Penelitian yang dilakukan Lopez vanaspati (sejenis mentega) terhadap et al (2006) terhadap 15 sukarelawan (5 sensitifitas insulin pada tikus jantan laki-laki dan 10 wanita) berusia ≥ 50 WNIN yang dibagi menjadi 4 kelompok tahun yang diberikan 4 jenis diet selama dan diberi diet yang mengandung SFA 35 dan hari berupa minyak yang mengandung TFA dan minyak segar, TFA menunjukkan selama bahwa 12 minggu dibandingkan 6 dengan kelompok kontrol, kelompok yang mengkonsumsi minyak sawit dan SFA seperti halnya kelompok kanola yang kandungan lemak transnya TFA memiliki perbedaan rata-rata kadar lebih rendah. Penelitian yang dilakukan Park et insulin yang signifikan. Pengaruh Asam Lemak Trans al (2009) pada tikus jantan wistar selama 4 minggu juga menunjukkan tidak adanya Terhadap Kadar Glukosa Pemberian asam lemak trans dari minyak jagung dan minyak sawit perbedaan yang signifikan diantara kelompok kontrol yang diberi diet normal dan kelompok perlakuan yang diberi yang dipanaskan tidak menunjukan minyak ikan yang tinggi PUFA dan perbedaan kadar glukosa darah yang shortening yang tinggi asam lemak trans. signifikan diantara kelima kelompok sampel. Hasil ini sama seperti pada Sama halnya dengan penelitian Koppe et al (2009) bahwa kadar glukosa penelitian yang dilakukan Lopez et al pada tikus jantan AKR/J yang diberi diet (2006) terhadap 15 sukarelawan (5 laki- standar, diet tinggi asam lemak trans dan laki dan 10 wanita) berusia ≥ 50 tahun tinggi asam lemak MUFA-cis selama 10 yang diberikan 4 jenis diet selama 35 hari, 4 minggu, dan 8 minggu tidak hari berupa minyak yang mengandung menunjukkan perbedaan yang signifikan. TFA dan konsentrasi minyak glukosa segar, puasa dimana tidak signifikan berbeda baik pada subjek Pengaruh Terhadap terhidrogenasi sebagian yang merupakan sumber asam lemak trans yang tinggi maupun dengan subjek Lemak Resistensi Trans Insulin berdasarkan Indeks HOMA IR. Pemberian asam lemak trans yang mengkonsumsi minyak kedelai yang Asam dari minyak jagung dan minyak sawit yang dipanaskan menunjukkan perbedaan resistensi insulin berdasarkan indeks HOMA IR diantara kelima 7 kelompok sampel. Perbedaan resistensi yang kandungan lemak transnya lebih insulin yang signifikan pada kelompok rendah. minyak jagung dipanaskan Penelitian Ibrahim et al (2005) disebabkan karena asam lemak trans menunjukkan bahwa pemberian diet dalam minyak tersebut lebih banyak SFA dan TFA menurunkan sensitifitas dibandingkan dengan kelompok minyak insulin pada adiposa sawit yang dipanaskan yaitu 0,4171 meningkatnya mg/100 gr, hampir dua kali lipat kadar trigliserida dan HOMA IR, meskipun trans asupan makanan dan kenaikan berat dalam yang minyak sawit yang dipanaskan yaitu 0,2914 mg/100 gr. tikus dengan plasma insulin, badan tikus sama antar kelompok. Hasil ini sama seperti pada Makanan tinggi lemak lebih penelitian yang dilakukan Lopez et al berakibat besar menciptakan resistensi (2006) terhadap 15 sukarelawan (5 laki- insulin dibandingkan dengan makanan laki dan 10 wanita) berusia ≥ 50 tahun yang tinggi karbohidrat, dan beberapa yang diberikan 4 jenis diet selama 35 asam lemak memiliki efek yang tidak hari berupa minyak yang mengandung menguntungkan TFA terhadap insulin dibandingkan yang lain dan minyak segar, dimana konsentrasi insulin puasa dan HOMA (Lovejoy, 2002). lebih Kesimpulan tinggi pada subjek yang mengkonsumsi minyak kedelai yang terhidrogenasi sebagian yang yang lebih besar Pemberian asam lemak trans dari minyak jagung mengandung asam lemak trans yang meningkatkan lebih dengan resistensi insulin pada tikus. Pemberian konsumsi minyak sawit dan kanola asam lemak trans dari minyak jagung tinggi dibandingkan kadar signifikan insulin dan 8 dan sawit mempengaruhi kadar glukosa aminotransferase and increased insulin darah tikus tetapi tidak signifikan. resistance compared with a standard Daftar Pustaka murine high-fat diet. Am J Physiol 1. Ghafoorunissa. 2008. Role of trans Gastrointest Liver Physiol. 297: G378– fatty acids in health and challenges to G384. their reduction in Indian foods. Asia 6. Lopez SV, et al. 2006. Palm and Pac J Clin Nutr. 17 (S1):212-215. partially hydrogenated soybean oils 2. Haag M, Nola G. 2005. Dippenaar, adversely Dietary fats, fatty acids and insulin compared with soybean and canola oils resistance: in moderately hyperlipidemic subjects. short multifaceted review connection, of a Medical Science Monitor. 11(12): RA359-367. 3. Ibrahim A, Natrajan S alter lipoprotein profiles Am J Clin Nutr. 84:54–62. 7. Lovejoy JC, et al. 2002. Effects of & Diets Enriched in Saturated (Palmitic), Ghafoorunissa. 2005. Dietary trans-fatty Monounsaturated (Oleic), acids alter adipocyte plasma membrane (Elaidic) Acids fatty acid composition and insulin Sensitivity and Substrate Oxidation in sensitivity in rats. Metabolism. 54, 240– Healthy 246. 25:1283–1288. 4. Isharwal S et al. 2009. Diet & insulin 8. Park S, Park Y.2009. Effects of resistance: A review & Asian Indian dietary fish oil and trans fat on rat aorta perspective. Indian J Med Res 129, histopathology and cardiovascular risk May, 485-499. markers. 5. Koppe PS et al. 2009. Trans fat Practice. 3(2), 102-107. Fatty Adults. or on Diabetes Nutrition Research trans Insulin Care. and feeding results in higher serum alanine 9 9. Salmeron J, et al. 2001. Dietary fat 11. WHO. 2012. Diabetes. Retrieved intake and risk of type 2 diabetes in from http://www.who.int/diabetes/facts/ women. Am J Clin Nutr. 73: 101926. world_figures/en/2012. 10. Sulistyoningrum E. 2010. Tinjauan Molekular Dan Aspek Klinis Resistensi Insulin. Mandala Of Health. Mei, Volume 4, Nomor 2. 10