STROKE MENURUT PERSEPSI PASIEN DI RSUD ENDE Sulansi Dosen Program Studi Keperawatan Ende Poltekes Kupang ABSTRAK Stroke, merupakan sindroma klinis yang timbul mendadak, proges cepat berupa defisit neurologis vokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian. Stroke, disebabkan gangguan sirkulasi darah otak non traumatik 80% disebabkan infark otak, 15% perdarahan intra serebral dan 5% perdarahan sub arachnoid. Jenis stroke, hemoragik dan non hemoragik, sebagai akibat isckemik jaringan otak akibat trombus. Gejala klinis yang ditimbulkan akibat terganggunya neurologis berupa gangguan vokal, pelo, bicara tidak jelas, kelumpuhan anggota gerak hemiplegi (kelumpuhan tangan dan kaki separo tubuh , bagian kiri atau kanan saja sesuai lokasi infark pada jaringan otak. Bahaya stroke, adalah relaps/ berulangnya serangan, biasanya lebih berat dari serangan pertama dan dapat berakibat fatal. Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi pasien tentang stroke yang dideritanya. Jenis penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi, yaitu untuk menggali makna konsep /pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Pengumpulan data dengan wawancara dan observasi, alat pengumpul data lembaran observasi, foto dan video, hasil penelitian dilaporkan secara deskriptif Hasil penelitian, responden sebagian besar responden berusia 60-70 tahun sebanyak 4 orang (50%), 75% laki-laki, sebagian besar pekerjaan PNS (62.5%) dengan tingkat pendidikan (62.5%) Sarjana (S1 dan S2) . Berdasarkan penyakit yang diderita sebagai penyebab stroke, hipertensi (50%), waktu serangan stroke pada siang atau sore hari setelah beraktivitas (bekerja, olah raga) atau setelah marah. Bagian tubuh yang terkena stroke, sebagian besar kelumpuhan/ kelemahan pada tangan dan kaki kiri (62.5%). Dari segi serangan stroke, (50%) merupakan serangan stroke berulang kedua kali. Hasil penelitian disimpulkan persepsi pasien tentang stroke, sebagian besar 50% memiliki persepsi yang benar tentang penyebab stroke namun 37.5% persepsi tidak benar tentang pencegahan stroke berulang. Disarankan agar pasien stroke tetap mematuhi diit dan pengobatan sesuai dengan ketentuan, agar terhindar dari stroke berulang, yang dapat berakibat lebih berat dan fatal. Kata Kunci : Persepsi Pasien, Stroke LATAR BELAKANG Stroke, adalah sindroma klinis yang timbul mendadak, dengan proges cepat, berupa defisit neurologis vokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian. Stroke, disebabkan gangguan sirkulasi darah otak non traumatik, 80% disebabkan infark otak, 15% perdarahan intra serebral dan 5% perdarahan sub arachnoid. Jenis stroke, hemoragik yaitu pecahnya pembuluh darah otak, yang disebabkan hipertensi dan non hemoragik, sebagai akibat isckemik jaringan otak akibat trombus yang menyumbat pembuluh darah otak sehingga sebagian jaringan otak tidak mendapatkan sirkulasi nutrisi dan oksigen yang memadai (Mansyur, 2003). SURYA Stroke merupakan peringkat ketiga penyebab kematian dengan laju mortalitas 18 % sampai 37% untuk stroke serangan pertama dan sebesar 62 % untuk serangan selanjutnya (Smeltzer,2001). Data stroke di Indonesia tahun 2009 sebanyak 6.84% dari total penyakit degeneratif, tahun 2010 meningkat 7.1% . Angka tersebut terus meningkat dibanding tahun 2008 sebesar 5.1% (Lutfi,2010). Kejadian stroke di RSUD Prof. W.Z. Johanes Kupang tahun 2008 sebanyak 168 kasus yang meninggal 13 orang, tahun 2009 sebanyak 93 kasus, meninggal 17 orang dan tahun 2010 terdapat 112 dengan 23 orang meninggal. Data di RSUD Ende tahun 2010 terdapat kasus stroke sebanyak 48 orang, meninggal 3 orang, tahun 2010 sebanyak 53 kasus meninggal 4 orang, tahun 2011 sebanyak 22 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende sebanyak 59 orang, meninggal 6 orang. Tren penyakit stroke terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan, makanan cepat saji, polusi udara, alkohol, merokok dan kurang olah raga yang memicu terjadinya peningkatan penyakit stroke ini. Dampak stroke, dapat menimbulkan kecacatan bagi orang dewasa yang produktif berupa terganggunya neurologis seperti gangguan vokal, pelo/ cadel, bicara tidak jelas, kelumpuhan anggota gerak hemiplegi (kelumpuhan tangan dan kaki separo tubuh , bagian kiri atau kanan saja sesuai lokasi infark pada jaringan otak. Penanganan stroke sesuai dengan luasnya infark pada umunya dalam 3-6 jam harus sudah ditangani, sehingga kerusakan pada otak dapat diminimalisir, dan apabila sembuh gejala sisa yang ditinggalkan dapat diminimalkan. Bahaya stroke, adalah relaps/ berulangnya serangan, biasanya lebih berat dari serangan pertama dan dapat berakibat fatal (Lutfi, 2010) Angka kejadian kekambuhan (serangan berulang) pada kasus stroke akibat infark otak mencapai 10-30% , hal ini timbul karena semakin luasnya kerusakan sistem vaskuler dan persyarafan, karena serangan berulang jauh lebih berat dan gejala sisa yang diakibatkan semakin kompleks. Di RSUD Majalaya Jawa Barat, pasien stroke tidak patuh diet 16.15%, kurang olah raga 21%, tetap merokok 29% dan angka kekambuhan/ relaps 11% (Lutfi, 2010). Agar kekambuhan stroke dapat dicegah terutama pada kasus stroke ringan dan sedang, perlu diberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sebagai pendamping. Pasien dan keluarga pendamping sangat penting perannya dalam pencapaian kesembuhan dan pencegahan kekambuhan stroke, karena pada dasarnya stroke disebabkan akibat hipertensi, karena tingginya kolesterol atau kadar gula yang tinggi dalam darah (Lutfi,2010). Persepsi pasien sendiri tentang stroke, perlu di bangun agar dengan penuh kesadaran mampu mengelola kehidupan pasca stroke yang pertama dengan sebaik-baiknya sehingga terhindar dari kekambuhan/ serangan stroke selanjutnya. Hasil penelitian Lutfi (2010), sebanyak 8%- 18 % pasien stroke mengalami kekambuhan pada tahun-tahun pertama, hal ini disebabkan hipertensi yang tidak terkontrol, pola makan dengan konsumsi SURYA daging dan lemak lainnya, DM, obesitas dan kurangnya olah raga/exersice. Pencegahan stroke menurut Mansyur (2003), terdiri dari pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer meliputi : (1) Kampanye nasional, yang terintegrasi dengan program pencegahan penyakit vaskuler lainnya (2) Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke dengan cara : (a) menghindari rokok, stres, alkohol, kegemukan, konsumsi rendah garam , hindari obat-obatan golongan amfetamin dan kokain. (b) Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan. (3) Mengendalikan hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, penyakit vaskuler lainnya. (4) Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur. Pencegahan sekunder, (1) Memodifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko, misalnya : hipertensi, diet obat hipertensi yang sesuai, Diabetes mellitus, lakukan diet obat hipoglikemi oral/insulin. Dislipidemia, : diet rendah lemak dan obat anti disilipidemia, berhenti merokok, hindari merokok, hindari alkohol, kegemukan dan gerak badan. (2) Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin, hal ini disebabkan pasien stroke memiliki ketergantungan tinggi pada anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Keluarga yang harmonis, perhatian, komunikasi dan relasi yang terbina baik, sangat bermakna bagi pasien sebagai suport psikologi Guna pencegahan kekambuhan stroke dimaksud, maka perlu diteliti persepsi pasien terhadap penyakit stroke sehingga dapat dijadikan bahan pendidikan kesehatan baik kepada pasien maupun keluarganya. Persepsi, merupakan proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, wawasan dan pengetahuan individu. Dengan persepsi yang benar, diharapkan pasien terhindar dari kekambuhan/ serangan stroke berulang yang dapat berakibat fatal. Rumusan masalah dalam penelitian adalah : “Bagaimakah penyakit stroke dipersepsikan oleh pasien di RSUD Ende tahun 2013?” Tujuan penelitian ini adalah tujuan umum untuk mengatahui stroke menurut persepsi pasien di RSUD Ende, sedangkan tujuan khusus untukmengidentifikasi 23 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende Pengertian stroke menurut persepsi psien, penyebab stroke menurut persepsi pasien, Waktu /saat serangan stroke menurut persepsi pasien, Komplikasi stroke menurut pasien, Diet pasca stroke, menurut persepsi pasien, Cara pencegahan kekambuhan menurut persepsi pasien Manfaat Penelitian, secara praktis dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup pasca stroke dan bagi Keluarga Pasien dan panduan pendampingan sehingga pasien terhindar dari kekambuhan/ serangan berulang yang dapat berakibat fatal. Secara teoriti, dapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan ilmu keperawatan tentang perawatan penyakit stroke METODE PENELITIAN Jenis penelitian kualitatif dengan jenis rancangan Fenomenologi, yaitu untuk menggali makna konsep dan pengalaman pasien stroke yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu, berupa pemikiran dan persepsi sesuai pengalaman mereka sendiri tentang stroke, pada fase recovery atau fase penyembuhan. Berdasarkan informasi dari persepsi pasien tersebut, akan digunakan sebagai bahan untuk penyuluhan kesehatan, sehingga masa recovery dapat berlangsung cepat dan tidak mengalami kekambuhan. Tempat penelitian dilaksanakan Di Poliklinik RSUD Ende dan Klinik terapi kesehatan Ceragem, Jl. Basuki Rahmat Ende tanggal 8 Maret s/d 8 September 2013. Populasi dalam penelitian ini individu yang mengalami stroke fase recovery, yang melakukan kontrol di Poliklinik RSUD Ende Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti (Sugiyono, 2005). Sampel dalam penelitian ini sebagian dari pasien stroke yang melakukan kontrol di Poliklinik RSUD Ende yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu (1) pasien stroke fase recovery, (2) Bersedia menjadi responden (3) Kooperatif (4) Tidak ada gangguan komunikasi. Kriteria ekslusi, yaitu (1) Adanya gangguan komunikasi verbal (3) Tidak bersedia diteliti dan (4) Tidak kooperatif Tehnik penetapan sampel (sampling) dalam penelitian ini adalah tehnik SNOW BALL sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara berantai dengan meminta SURYA informasi pada orang yang telah diwawancari sebelumnya dan seterusnya sehingga jumlah sampel makin lama makin besar. Penekanan utama pada tehnik snowball sampling yaitu cara penentuan sampel pertama/ awal merupakan informan kunci, karena akan berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas penelitian Besarnya sampel/ partisipan, tergantung dari kompleksitas dan keragaman thema yang diteliti. Apabila sudah terjadi replikasi perolehan informasi, maka peneliti tidak lagi mencari partisipan baru dan proses pengumpulan informasi dianggap selesai. Peneliti memperkirakan sampel sebanyak 8 orang, hal ini sesuai dengan pendapat Purwandari dalam Sugiyono (2005) mengatakan bahwa jumlah sampel yang relatif kecil (< 10) pada umumnya digunakan untuk suatu studi kualitatif untuk lebih memberikan perhatian pada kedalaman penghayatan subyek. Tehnik dan Prosedur Pengumpulan data, peneliti menggunakan data primer yang diperoleh langsung dengan menggunakan panduan wawancara mendalam dengan menggunakan recorder dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, dianalisis dan dilaporkan secara deskriptif. Alat pengumpul data berupa Notes, fles recorder dan handycam. Analisa data dilakukan dengan menganalisis kata-kata/persepsi yang disampaikan oleh responden dari hasil wawancara, dilanjutkan dengan identifikasi, tema yang paling banyak muncul dan dijadikan sebagai hasil penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan tehnik dari deduktif ke induktif, melalui reduksi data, display data dan verification, selanjutnya dilaporkan secara deskriptif. HASIL PENELITIAN 1. Data Umum Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur pasien pasca strokedi RSUD Ende Tahun 2013 No Umur F % 1 < 40 tahun 1 12.5 2 40-50 tahun 2 25 3 50-60 tahun 3 37.5 4 60-70 tahun 2 25 Total 8 100 24 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan sebagian besar responden 3 orang (37.5%) berumur 60-70 tahun Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Di RSUD Ende Tahun 2013 No Pendidikan F % 1 SD - SMP 0 0 2 SMA/ SMU 3 37.5 3 PT 5 62.5 Total 8 100 Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan Lamanya menderita stroke Di RSUD Ende Tahun 2013 No Lamanya Stroke F % 1 < l tahun 1 12.5 2 1 -3 tahun 3 37.5 3 3– 5 tahun 2 37.5 4 >5 tahun 2 12.5 Total 8 100 Tabel 2 Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan sebagian besar responden 5 orang (62.5%) berpendidikan sarjana (S1 dan S2) 2. Data Khusus Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan penyakit yang diderita sebagai pencetus Stroke Di RSUD Ende Tahun 2013 No Jenis Penyakit F % 1 Hipertensi 2 25 2 Hipertensi + 2 25 Kolesterol 3 Obesitas+Hipertensi+ 4 50 Kolesterol+DM Total 8 100 Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan sebagian besar responden 4 orang (50%) mengalami obesitas, hipertensi, kolesterol dan DM sebagai pencetus timbulnya stroke Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan bagian tubuh yang terkena stroke Di RSUD Ende Tahun 2013 No Bagian tubuh yang F % terkena stroke 1 Hemiplegi kiri 5 62.5 2 Hemiplegi 2 25 kanan+wajah+Vokal 3 Lumpuh bagian kiri dan 1 12.5 kanan Total 8 100 Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan sebagian besar responden 5 orang (62.5%) terkena stroke dan mengalami gangguan pada alat gerak sebelah kiri tangan dan kaki kiri. SURYA Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan sebagian besar responden 3 orang (37.5%) menderita stroke 3-5 tahun, dan lebih 5 tahun 2 orang (25%) Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan frekuensi serangan stroke Di RSUD Ende Tahun 2013 No Frekuensi Serangan F % 1 Pertama kali 4 50 2 Ke dua kali 4 50 3 Lebih 2 kali 0 0 Total 8 100 Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukkan sebagian besar responden 5 orang (62.5%) stroke yang dialami merupakan serangan pertama, sedangkan 3 orang (37.5%) mengalami serangan stroke berulang/ relaps 2 kali. 3. Hasil wawancara Pelaksanaan wawancara kepada pasien pasca stroke pertama di Poliklinik RSUD Ende pada saat pasien tersebut melaksanakan kontrol pada setiap hari Rabu, dengan melaksanakan pemeriksaan lengkap (darah dan urine). Pada saat menunggu hasil pemeriksaan, peneliti melakukan pendekatan dan permohonan untuk menjadi responden. Pada umumnya pasien pasca stroke, berusia >50 th dan disertai gangguan gerak, maka kondisi bising Poliklinik tidak memungkinkan untuk dilakukan wawancara mendalam. Untuk itu peneliti dan calon responden melakukan perjanjian untuk bertemu di klinik terapi :”Ceragem” Jl Basuki Rahmat, pada sore hari dengan perjanjian pulangnya diantar. Kesepakatan disetujui, kemudian dilakukan wawancara mendalam pada setiap responden dengan tidak mempertemukan responden satu sama lain. Wawancara mendalam dilaksanakan 8 25 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende (delapan) kali pada 8 responden, tanggal 31 Juli - 28 Agustus 2013. Berdasarkan hasil wawancara pada pasien pasca stroke sebanyak 8 orang, peneliti menemukan bahwa para pasien pasca stroke tentang pengertian stroke sebagai berikut: 1) Pengertian stroke menurut persepsi pasien, dapat dilihat pada pernyataan: “Stroke, yang saya alami yaitu penyakit lumpuh separo badan saya” (responden 1,2,5,6) “Stroke, menurut saya panyakit lumpuh layu, separo badan, mulut bengkok dan gangguan bicara” (responden no 3.4) “Stroke, adalah penyakit kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, dan sulit sembuh, bicara cadel dan mata terasa kering, tidak dapat menutup”. (responden 1,5,6,7.8) Persepsi pasien tentang pengertian stroke sangat beragam, tetapi umumnya responden mengatakan bahwa stroke adalah suatu penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan anggota badan sebelah tubuh (tangan kiri dan kaki kiri )dan sulit sembuh. Bila yang terganggu bagian kanan (kaki kanan dan tangan kanan) disertai gangguan bicara dan mata tidak dapat menutup dan terasa kering. 2) Penyebab stroke menurut persepsi pasien, dapat disajikan pada pernyataan : “Penyebab stroke, karena hipertensi dan sumbatan pembuluh darah di otak, karena hipertensi dan kecapean” (responden 1,2,3) “Penyebab stroke, karena kolesterol yang tinggi sehingga menyebabkan hipertensi dan terjadi sumbatan pembuluh darah di otak” (responsden 4,5,6,7) “Penyebab stroke karena kolesterol dan DM sehingga pembuluh darah di otak tersumbat”. (responden 6,8) Penyebab stroke, jawaban responden sebanyak 8 responden memberikan pendapatnya hampir sama tentang penyebab stroke, sesuai dengan pengalaman yang dialami masing-masing responden, yaitu adanya Hipertensi, kolesterol dan DM, sehingga adanya gula atau lemak yang lepas dan menyumbat pembuluh darah di otak. SURYA 3) Waktu serangan stroke menurut persepsi pasien, disajikan dari pernyataan : “Serangan waktu stroke, siang hari pada saat kerja di salon” (responden 1) “Serangan stroke I, siang setelah marah keponakan karena jatuh motor” (responden 2) “Serangan stroke siang pada saat pertemuan/ rapat di kantor” (responden 3) “Serangan stroke sore hari, pada saat ketik di laptop 4 jam (responden 4) “Serangan srroke siang, pada saat jam kantor setelah rapat staf” (responden 5) “Serangan stroke sore hari setelah bermain bulutangkis” (responden 6) “Serangan stroke sore hari setelah jalan kaki dari gereja sekitar 500 – 750 m” (responden 7) “Serangan stroke, sore hari kecapean tidak tidur siang” (responden 6,8) Pendapat/ persepsi pasien tentangserangan awal stromke dari 8 responden memiliki pendapat beragam tentang serangan stroke, pada umumnya serangan stroke, terjadi pada siang dan sore hari, setelah melakukan aktivitas, olah raga dan setelah marah karena suatu sebab/ masalah. 4) Komplikasi bagian tubuh yang terserang stroke menurut persepsi pasien, disajikan dari pernyataan :\ “ Wajah tertarik ke sisi kiri, terasa tebal/baal dan mata kiri terbuka dan terasa kering dan kelumpuhan pada tangan dan kaki sebelah” (responden 1,2,3) “Kelumpuhan pada tangan dan kaki kanan, bicara cadel, dan menguyah makanan lamban” (responden 6,7) “Wajah terasa baal/ tebal, kelopak mata kanan terbuka, bicara lambat dan tidak jelas, makan sering tersedak, kelemahan pada tangan dan kaki kanan (responden 5,8) Pendapat responden tentang komplikasi bagian tubuh yang terkena stroke, 6 responden terkena kelumpuhan pada tangan dan kiri kiri dan 2 responden terganggu pada tangan dan kaki kanan dan wajah bagian kanan, cedal dan gangguan mata 5) Diit Pasca Stroke menurut perspsi pasien disajikan dari pernyataan : “Kurangi garam, ikan asin, vetsin dan masako/ bumbu penyedap dan makanan 26 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende kaleng atau minuman kaleng dan stop merokok” (responden 1,2) “Kurangi garam, daging warna merah, Lebih banyak makan ikan” (responden 1.2) “Kurangi garam, kurangi daging lemak, kurangi nasi, banyak makan buah dan sayur” (responden no 3,4) “Kurangi nasi, banyak sayur, kurangi garam dan bumbu penyedap dan stop rokok, kurangi porsi nasi, makan keladi, banyak sayur dan buah (responden 5,6) “Kurangi nasi, kurang daging dan telur, kurangi asin-asin (garam, daging sei), Kurangi garam, dan banyak makan sayur dan buah-buahan” (responen 7,8) Pendapat responden tentang diit pasca stroke sesuai dengan pengalaman masing-masing, dan yang terbanyak adalah diit kurangi nasi (karbohidrat), rendah garam, rendah lemak tinggi serat. Terdapat l responden yang menyampaikan stop merokok, karena dengan merokok nafsu makan kurang dan lebih banyak makan daging 6) Pencegahan kekambuhan stroke, menurut persepsi pasien disajikan dari pernyataan: “Kontrol tiap bulan di RS atau dokter” (responden 1) “Olah raga jalan kaki setiap pagi, kontrol tiap bulan, minum obat teratur, dan sesuai aturan (tepat waktu). (responden 2,3) “Kontrol tiap bulan di RS, olah raga teratur, patuh diit dan minum obat teratur, dan selalu kurangi garam. (responden 4,5) “Kontrol tiap bulan dan minum obat teratur, perlu dukungan lebih dari keluarga (istri, suami, anak-anak), stroke membuat putus asa, Kontrol tiap bulan di RS, minum obat teratur dan patuh diitnya” (responden 6,7,8) Pendapat responden tentang cara pencegahan kekambuhan stroke dengan kontrol rutin setiap bulan, patuh diit, minum obat secara teratur, olah raga dan perlu dukungan dan perhatian keluarga (istri, suami dan anak-anak) PEMBAHASAN wawancara mendalam, untuk mendapatkan data dari pasien sesuai pengalaman mereka sendiri tentang penyakit stroke pada fase recovery atau fase penyembuhan. Responden diwawancarai sesuai thema panduan dan hasilnya di rekam. Hasil rekaman di feedback kan kembali kepada responden untuk klarifikasi dan mungkin adanya revisi dari responden. Hasil penelitian tentang karakteristik responden menunjukkan sebagian besar responden berusia 60-70 tahun. Jenis kelamin terbanyak laki-laki, berdasarkan pekerjaan, sebagian besar PNS dengan tingkat pendidikan sebagian besar Sarjana (S1 dan S2) . Berdasarkan penyakit yang diderita sebagai penyebab stroke sbagian besar hipertensi, waktu serangan stroke pada siang atau sore hari setelah beraktivitas (bekerja, olah raga) atau setelah riwayat marah. Bagian tubuh yang terkena stroke, sebagian besar kelumpuhan/ kelemahan pada tangan dan kaki kiri. Dari segi serangan stroke merupakan serangan stroke berulang kedua kali. Menurut Mansyur (2002) penyakit stroke pada perkembangan saat ini tidak saja menyerang kelompok usia > 50 tahun, namun terjadi pula pada usia 30-40 tahun. Kelompok umur tersebut termasuk usia produktif sehingga dampak stroke sangat dirasakan oleh keluarga. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan yang mengalami stroke, meskipun sesuai dengan teori laki-laki lebih banyak mengalami stroke dan serangan berulang dibanding perempuan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien stroke adalah PNS Namun sebenarnya stroke dapat menyerang jenis pekerjaan lainnya, dan beberapa ahli menyebutkan bahwa stroke cenderung diderita oleh golongan dengan sosial ekonomi yang tinggi kerana berhubungan dengan pola hidup, pola makan, istirahat dan aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (50%) berpendidikan sarjana, yang memiliki kecenderungan adanya perubahan gaya dan pola hidup yang dapat memicu terjadinya stroke. Penilitian di laksanakan di Poliklinik RSUD Ende pada tanggal 31 Juli s/d 28 Agustus 2013, besar responden 8 (delapan orang). Tehnik pengumpulan data dengan SURYA 27 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende 1. Pengertian Stroke Menurut Persepsi Pasien Seluruh responden yaitu pasien pasca stroke, memiliki persepsi bahwa pengertian stroke adalah suatu penyakit lumpuh separo badan, sebagaian besar kelumpuhan sebelah diri dan sebagain kecil sebelah kanan yang disertai dengan gangguan pada wajah berupa mulut bengkok, cadel dan mata tidak bisa tertutup. Terdapat sorang pasien yang mengatakan penyakit stroke sulit sembuh dan menjadi beban keluarga 2. Penyebab Stroke Menurut Persepsi Pasien Seluruh pasien memiliki persepsi dan riwayat hipertensi, maka hipertensilah penyebab utama dari stroke. Ada yang hipertensi murni, ada sebagian pasien hipertensi disertai obesitas, kolesterol dan DM. Akibat obesitas, akan meningkjatkan tekanan pada pembuluh darah, hal inilah yang menyebabkan hipertensi. DM dan kolesterol menyebabkan vikositas darah meningkat, sehingga memperlambat aliran sirkulasi dan meningkatkan tekanan darah. Hipertensi, mengalirkan trombus terlepas dari dinding pembuluh darah apabila trombus sampai ke otak dapat menyumbat pembuluh darah otak, dan menyebabkan stroke 3. Waktu Serangan Stroke Menurut Persepsi Pasien Stroke isckemik, pada prinsipnya terjadi sumbatan (trombus) pada pembuluh darah otak. Sumbatan tersebut dapat berupa lemak atau agregat lainnya yang terbawa dalam aliran darah. Sebagian besar pasien mengatakan stroke terjadi pada pagi, atau siang atau sore sedang beraktivitas atau setelah beraktivitas atau setelah marah. Emosi yang tinggi dapat meningkatkan spasme otot, sehingga menjepit pembuluh darah, maka timbullah tekanan darah yang tinggi secara progresif, akibat tingginya tekanan darah, agregat terlepas, terbawa aliran darah dan akhirnya menyumbat pembuluh darah di otak. Bila yang tersjumbat belahan otak sebelah kanan, maka efeknya pada motorik sebelah kiri badan, berupa kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri. Sebaliknya bila yang tersumbat pembuluh darah pada belahan kiri otak, yang efeknya pada motorik sebelah kanan danb area wajah berupa mulut bengkok, bicara cadel atau SURYA mata terbuka, sehingga terasa kering dan perih. Sebagaian besar pasien terkena pada motorik sebelah kiri, hal ini berupa gejala sisa dari pengobatan dan perawatan yang telah dilakukan setelah terkena stroke > 1 tahun. Penyembuhannya sebagaian besar tidak sempurna, hal ini sangat tergantung dari penanganan awal serangan, sebaiknya sebelum 4-6 jam sudah harus mendapatkan pertolongan di RS, karena mengingat masa “Golden Brain”, makin lama mendapatkan petolongan, makin tidak sempurna penyembuhannya. 4. Komplikasi Tubuh Yang Terkena Stroke Menurut Persepsi Pasien Stroke, menimbulkan kecacatan fisik berupa kelemahan sebagian anggota gerak, sehingga dalam kehidupan selanjutnya memerlukan bantuan orang lain dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Pendapat responden cacat fisik yang dialami sebagian besar berupa kelumpuhan/ kelemahan badan kiri (75%) dan lainnya (25%) kelumpuhan pada anggota badan sebelah kanan disertai dengan baal pada wajah, mata tidak menutup rapat, sering kesedak waktu makan dan cadel waktu bicara. Paling penting pada pasien stroke, pada waktu makan tidak diajak bicara, bahayanya bila kesedak dapat mengakibatkan aspirasi dan dapat fatal. 5. Diit Pasca Stroke Menurut Persepsi Pasien Menurut persepsi pasien sebagian besar penyebab stroke adalah hipertensi diikuti obesitas, hipertensi disertai kolesterol dan DM. Diit yang telh dilakukan opeh pasien pasca stroke yaitu kurangi garam termasuk ikan asin, masakan tanpa masako dan vetsin, rendah lemak dengan mengurangi konsumsi daging, perbanyak sayuran rebus dan buah, terutama pepaya. Dengan diit tersebut dapat mengurangi tekanan darah, karena garam bersifat retensi air, sdehingga meningkatkan tekana darah. Diit tinggi serat, akan memperlancar BAB, sehingga tanpa mengedan, faecas telah lancar. Pasien stroke, tidak boleh mengedan (valsava manuver), karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Sebagian pasien mengurangi makan nasi dengan menambah jagung pada nasinya, sehingga mengurangi asupan karbohidrat terutama pasien yang obesitas dan DM. 28 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende Prinsip diit DM 3 J, yaitu tepat jenis makananya, tepat Jumlah dan tepat Jam makannya. 6. Pencegahan Kekambuhan Stroke Menurut Persepsi Pasien Ancaman stroke berulang perlu diantisipasi karena serangan berulang akan lebih berat dan dapat berakibat fatal. Hanya dengan mengatur pola dan gaya hidup yang sehat, diit rendah garam, rendah lemak, tinggi protein dan tinggi serat, aktivitas olah raga, istirahat, hindari obesitas, stres, kontrol dengan teratur, berhenti merokok dan alkohol, stroke berulang dapat dicegah. Seorang responden memiliki persepsi bahwa perhatian keluarga terutama istri dan anakanak sangat diperlukan. Perlu pengertian mendalam dari keluarga, karena ketidak berdayaan, merasa menjadi beban keluarga, membuat labilitas emosi tak terkendali. Istri mengantar kontrol setiap bulan ke RS atau mengantar terapi, merupakan obat yang terpenting sehingga dapat mencegah kekambuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarlito (2005) bahwa pwerilaku yang termasuk dalam komponen konatif pada pasien stroke adanya ketergantungan tinggi terhadap orang terdekat, sering menunjukkan sikap agresif, yang disebabkan labilitas emosi atau menarik diri karena merasa tidak berdaya dan ketakutan karena adanya keterbatasan kemampuan. Ancaman stroke berulang sangat tinggi terutama pada tahun pertama, dan gejala sisa yang ditinggalkan juga semakin kompleks, untuk itu peran keluarga dalam pendampingan diit, minum obat dan kontrol sangat diperlukan sebagai suport psikologis. Kelemahan Penelitian 1. Segi Metodologi , Kuesionernya sederhana sehingga hasil penelitian belum representative 2. Penilaian jawaban responden dinilai dari hasil analisis jawaban responden secara manual tidak menggunakan rumus penilaian /skore sistem computer PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUD Ende dan Klinik Terapi Ceragem Ende, terhadap 8 (delapan) SURYA responden dapat disimpulkan persepsi pasien tentang penyakit stroke yang dialami pasien sebagian besar berpendapat bahwa : 1) Persepsi pasien tentang stroke adalah penyakit hipertensi yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anggota badan bagian sebelah (hemiplegi), disertai baal pada wajah, mulut tertarik kesisi, gangguan bicara dan sering kesedak pada waktu makan dan sulit sembuh normal dan menjadi beban keluarga. 2) Persepsi pasien tentang penyebab stroke adalah hipertensi, obesitas ,kolesterol dan DM yang menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah otak sehingga terjadi kelumpuhan pada separo badan 3) Persepsi pasien tentang waktu serangan stroke Iskemik terjadi pada saat aktivitas, setelah aktivitas, setelah olah raga atau pada saat marah, biasanya pada siang atau sore 4) Persepsi pasien tentang bagian tubuh yang terkena stroke, pada umumnya tangan dan kaki kiri , bila yang terkena sebelah kanan, kadang disertai rasa baal pada wajah, bicara cadel, mata terbuka dan terasa kering 5) Persepsi pasien tentang diit pasca stroke, sebagian besar responden berpendapat rendah garam, rendah lemak, rendah karbohidrat (obesitas), tinggi protein dan tinggi serat dari sayur dan buah-buahan. Diit dengan prinsip kepatuhan 3 J (jenis,jumlah,jenis) 6) Persepsi pasien tentang pencegahan kekambuhan stroke, dilakukan dengan kontrol rutin setiap bulan di RS (sebagaian besar PNS), minum obat sesuai aturan dan teratur, patuh diit dan berhenti merokok. 2. Saran 1) Bagi responden: Persepsi yang sudah baik tentang stroke, perlu terus ditaati, terutama untuk pencegahan agar tidak terjadi kekambuhan stoke. 2) RSUD Ende: Pada pojok konsultasi Gizi selain edukasi per individu, sebaiknya dilakukan pula per-kelompok sehingga terjadi diskusi, lebih menarik. 3) Keluarga Pasien Stroke: Pendamnpingan sangat diperlukan untuk memberikan suport psikologis sehingga membangkitkan motivasi dalam 29 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende menghadapi kehidupan pasca stroke dan mencegah terjadinya kekambuhan. DAFTAR PUSTAKA Lutfi, Iyan. 2010. Stroke dan permasalahannya di RSUD Majalengka,Jawa Barat. http://www.lutfi,strokeemajalaya,2009/1/1 Diakses tanggal 12 Januari 2012 Mansyur, Arif, 2003, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Ende. 2011. Profil Kesehatan. Ende RSUD Ende. 2010. Laporan Tahunan. Ende Sarlito WS. 2005. Psikologi Sosial. Balai Pustaka, Jakarta Sugiyono, 2005. Memahami Kualitatif, Alfabeta, Bandung SURYA Penelitian 30 Vol. 07, No. 03, Desember 2015