SURYA 22 Vol. 07, No. 03, Desember 2015 STROKE MENURUT

advertisement
STROKE MENURUT PERSEPSI PASIEN DI RSUD ENDE
Sulansi
Dosen Program Studi Keperawatan Ende Poltekes Kupang
ABSTRAK
Stroke, merupakan sindroma klinis yang timbul mendadak, proges cepat berupa defisit neurologis
vokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian.
Stroke, disebabkan gangguan sirkulasi darah otak non traumatik 80% disebabkan infark otak, 15%
perdarahan intra serebral dan 5% perdarahan sub arachnoid. Jenis stroke, hemoragik dan non
hemoragik, sebagai akibat isckemik jaringan otak akibat trombus. Gejala klinis yang ditimbulkan
akibat terganggunya neurologis berupa gangguan vokal, pelo, bicara tidak jelas, kelumpuhan
anggota gerak hemiplegi (kelumpuhan tangan dan kaki separo tubuh , bagian kiri atau kanan saja
sesuai lokasi infark pada jaringan otak. Bahaya stroke, adalah relaps/ berulangnya serangan,
biasanya lebih berat dari serangan pertama dan dapat berakibat fatal. Tujuan penelitian untuk
mengetahui persepsi pasien tentang stroke yang dideritanya.
Jenis penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi, yaitu untuk menggali makna konsep
/pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Pengumpulan data
dengan wawancara dan observasi, alat pengumpul data lembaran observasi, foto dan video, hasil
penelitian dilaporkan secara deskriptif
Hasil penelitian, responden sebagian besar responden berusia 60-70 tahun sebanyak 4 orang (50%),
75% laki-laki, sebagian besar pekerjaan PNS (62.5%) dengan tingkat pendidikan (62.5%) Sarjana
(S1 dan S2) . Berdasarkan penyakit yang diderita sebagai penyebab stroke, hipertensi (50%),
waktu serangan stroke pada siang atau sore hari setelah beraktivitas (bekerja, olah raga) atau
setelah marah. Bagian tubuh yang terkena stroke, sebagian besar kelumpuhan/ kelemahan pada
tangan dan kaki kiri (62.5%). Dari segi serangan stroke, (50%) merupakan serangan stroke
berulang kedua kali.
Hasil penelitian disimpulkan persepsi pasien tentang stroke, sebagian besar 50% memiliki
persepsi yang benar tentang penyebab stroke namun 37.5% persepsi tidak benar tentang
pencegahan stroke berulang.
Disarankan agar pasien stroke tetap mematuhi diit dan pengobatan sesuai dengan ketentuan, agar
terhindar dari stroke berulang, yang dapat berakibat lebih berat dan fatal.
Kata Kunci
: Persepsi Pasien, Stroke
LATAR BELAKANG
Stroke, adalah sindroma klinis yang
timbul mendadak, dengan proges cepat,
berupa defisit neurologis vokal dan atau
global yang berlangsung 24 jam atau lebih
dan dapat menyebabkan kematian. Stroke,
disebabkan gangguan sirkulasi darah otak
non traumatik, 80% disebabkan infark otak,
15% perdarahan intra serebral dan 5%
perdarahan sub arachnoid. Jenis stroke,
hemoragik yaitu pecahnya pembuluh darah
otak, yang disebabkan hipertensi dan non
hemoragik, sebagai akibat isckemik jaringan
otak akibat trombus yang menyumbat
pembuluh darah otak sehingga sebagian
jaringan otak tidak mendapatkan sirkulasi
nutrisi dan oksigen yang memadai (Mansyur,
2003).
SURYA
Stroke merupakan peringkat ketiga
penyebab kematian dengan laju mortalitas 18
% sampai 37% untuk stroke serangan
pertama dan sebesar 62 % untuk serangan
selanjutnya (Smeltzer,2001). Data stroke di
Indonesia tahun 2009 sebanyak 6.84% dari
total penyakit degeneratif, tahun 2010
meningkat 7.1% . Angka tersebut terus
meningkat dibanding tahun 2008 sebesar
5.1% (Lutfi,2010). Kejadian stroke di RSUD
Prof. W.Z. Johanes Kupang tahun 2008
sebanyak 168 kasus yang meninggal 13
orang, tahun 2009 sebanyak 93 kasus,
meninggal 17 orang dan tahun 2010 terdapat
112 dengan 23 orang meninggal. Data di
RSUD Ende tahun 2010 terdapat kasus
stroke sebanyak 48 orang, meninggal 3
orang, tahun 2010 sebanyak 53 kasus
meninggal 4 orang, tahun 2011 sebanyak
22
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
sebanyak 59 orang, meninggal 6 orang. Tren
penyakit stroke terus meningkat seiring
dengan perubahan pola makan, makanan
cepat saji, polusi udara, alkohol, merokok
dan kurang olah raga yang memicu terjadinya
peningkatan penyakit stroke ini.
Dampak stroke, dapat menimbulkan
kecacatan bagi orang dewasa yang produktif
berupa
terganggunya neurologis seperti
gangguan vokal, pelo/ cadel, bicara tidak
jelas, kelumpuhan anggota gerak hemiplegi
(kelumpuhan tangan dan kaki separo tubuh ,
bagian kiri atau kanan saja sesuai lokasi
infark pada jaringan otak. Penanganan stroke
sesuai dengan luasnya infark pada umunya
dalam 3-6 jam harus sudah ditangani,
sehingga kerusakan pada otak dapat
diminimalisir, dan apabila sembuh gejala sisa
yang ditinggalkan
dapat diminimalkan.
Bahaya stroke, adalah relaps/ berulangnya
serangan, biasanya lebih berat dari serangan
pertama dan dapat berakibat fatal (Lutfi,
2010)
Angka
kejadian
kekambuhan
(serangan berulang) pada kasus stroke akibat
infark otak mencapai 10-30% , hal ini timbul
karena semakin luasnya kerusakan sistem
vaskuler dan persyarafan, karena serangan
berulang jauh lebih berat dan gejala sisa yang
diakibatkan semakin kompleks. Di RSUD
Majalaya Jawa Barat, pasien stroke tidak
patuh diet 16.15%, kurang olah raga 21%,
tetap merokok 29% dan angka kekambuhan/
relaps 11% (Lutfi, 2010).
Agar kekambuhan stroke dapat
dicegah terutama pada kasus stroke ringan
dan sedang, perlu diberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sebagai pendamping. Pasien dan keluarga
pendamping sangat penting perannya dalam
pencapaian kesembuhan dan pencegahan
kekambuhan stroke, karena pada dasarnya
stroke disebabkan akibat hipertensi, karena
tingginya kolesterol atau kadar gula yang
tinggi dalam darah (Lutfi,2010). Persepsi
pasien sendiri tentang stroke, perlu di bangun
agar dengan penuh kesadaran mampu
mengelola kehidupan pasca stroke yang
pertama dengan sebaik-baiknya sehingga
terhindar dari kekambuhan/ serangan stroke
selanjutnya. Hasil penelitian Lutfi (2010),
sebanyak 8%- 18 % pasien stroke mengalami
kekambuhan pada tahun-tahun pertama, hal
ini disebabkan hipertensi yang tidak
terkontrol, pola makan dengan konsumsi
SURYA
daging dan lemak lainnya, DM, obesitas dan
kurangnya olah raga/exersice.
Pencegahan stroke
menurut
Mansyur (2003), terdiri dari pencegahan
primer dan sekunder. Pencegahan primer
meliputi : (1) Kampanye nasional, yang
terintegrasi dengan program pencegahan
penyakit
vaskuler
lainnya
(2)
Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas
stroke dengan cara : (a) menghindari rokok,
stres, alkohol, kegemukan, konsumsi rendah
garam
, hindari obat-obatan golongan
amfetamin dan kokain. (b) Mengurangi
kolesterol dan lemak dalam makanan. (3)
Mengendalikan hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit vaskuler lainnya.
(4) Menganjurkan konsumsi gizi seimbang
dan olah raga teratur.
Pencegahan
sekunder,
(1)
Memodifikasi gaya hidup beresiko stroke
dan faktor resiko, misalnya : hipertensi, diet
obat hipertensi yang sesuai, Diabetes
mellitus, lakukan diet obat hipoglikemi
oral/insulin. Dislipidemia, : diet rendah
lemak dan obat anti disilipidemia, berhenti
merokok, hindari merokok, hindari alkohol,
kegemukan dan gerak badan. (2) Melibatkan
peran serta keluarga seoptimal mungkin, hal
ini disebabkan pasien stroke memiliki
ketergantungan tinggi pada anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Keluarga yang harmonis, perhatian,
komunikasi dan relasi yang terbina baik,
sangat bermakna bagi pasien sebagai suport
psikologi
Guna
pencegahan
kekambuhan
stroke dimaksud, maka perlu diteliti persepsi
pasien terhadap penyakit stroke sehingga
dapat dijadikan bahan pendidikan kesehatan
baik kepada pasien maupun keluarganya.
Persepsi, merupakan proses kognitif yang
dipengaruhi oleh pengalaman, wawasan dan
pengetahuan individu. Dengan persepsi yang
benar, diharapkan pasien terhindar dari
kekambuhan/ serangan stroke berulang yang
dapat berakibat fatal.
Rumusan masalah dalam penelitian
adalah : “Bagaimakah penyakit stroke
dipersepsikan oleh pasien di RSUD Ende
tahun 2013?”
Tujuan penelitian ini adalah tujuan
umum untuk mengatahui stroke menurut
persepsi pasien di RSUD Ende, sedangkan
tujuan
khusus
untukmengidentifikasi
23
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
Pengertian stroke menurut persepsi psien,
penyebab stroke menurut persepsi pasien,
Waktu /saat serangan stroke menurut
persepsi pasien, Komplikasi stroke menurut
pasien, Diet pasca stroke, menurut persepsi
pasien, Cara pencegahan kekambuhan
menurut persepsi pasien
Manfaat Penelitian, secara praktis
dapat dijadikan pedoman dalam menjalani
hidup pasca stroke dan bagi Keluarga Pasien
dan panduan pendampingan sehingga
pasien terhindar dari kekambuhan/ serangan
berulang yang dapat berakibat fatal. Secara
teoriti, dapat digunakan sebagai referensi
dan pengembangan
ilmu keperawatan
tentang perawatan penyakit stroke
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
kualitatif dengan
jenis rancangan Fenomenologi, yaitu untuk
menggali makna konsep dan pengalaman
pasien stroke yang didasari oleh kesadaran
yang terjadi pada beberapa individu, berupa
pemikiran dan persepsi sesuai pengalaman
mereka sendiri tentang stroke, pada fase
recovery
atau
fase
penyembuhan.
Berdasarkan informasi dari persepsi pasien
tersebut, akan digunakan sebagai bahan
untuk penyuluhan kesehatan, sehingga masa
recovery dapat berlangsung cepat dan tidak
mengalami kekambuhan.
Tempat penelitian dilaksanakan Di
Poliklinik RSUD Ende dan Klinik terapi
kesehatan Ceragem, Jl. Basuki Rahmat Ende
tanggal 8 Maret s/d 8 September 2013.
Populasi dalam penelitian ini
individu yang mengalami
stroke fase
recovery, yang
melakukan kontrol di
Poliklinik RSUD Ende Sampel adalah bagian
dari populasi yang akan diteliti (Sugiyono,
2005). Sampel dalam penelitian ini sebagian
dari pasien stroke yang melakukan kontrol di
Poliklinik RSUD Ende yang memenuhi
kriteria inklusi, yaitu (1) pasien stroke fase
recovery, (2) Bersedia menjadi responden
(3) Kooperatif (4) Tidak ada gangguan
komunikasi. Kriteria ekslusi, yaitu (1)
Adanya gangguan komunikasi verbal (3)
Tidak bersedia diteliti dan (4) Tidak
kooperatif
Tehnik penetapan sampel (sampling)
dalam penelitian ini adalah tehnik SNOW
BALL sampling yaitu pengambilan sampel
dilakukan secara berantai dengan meminta
SURYA
informasi pada orang yang telah diwawancari
sebelumnya dan seterusnya sehingga jumlah
sampel makin lama makin besar. Penekanan
utama pada tehnik snowball sampling yaitu
cara penentuan sampel pertama/ awal
merupakan informan kunci, karena akan
berpengaruh
terhadap
efisiensi
dan
efektivitas penelitian
Besarnya
sampel/
partisipan,
tergantung dari kompleksitas dan keragaman
thema yang diteliti. Apabila sudah terjadi
replikasi perolehan informasi, maka peneliti
tidak lagi mencari partisipan baru dan proses
pengumpulan informasi dianggap selesai.
Peneliti memperkirakan sampel sebanyak 8
orang, hal ini sesuai dengan pendapat
Purwandari
dalam
Sugiyono
(2005)
mengatakan bahwa jumlah sampel yang
relatif kecil (<
10) pada umumnya
digunakan untuk suatu studi kualitatif untuk
lebih memberikan perhatian pada kedalaman
penghayatan subyek.
Tehnik dan Prosedur Pengumpulan
data, peneliti menggunakan data primer yang
diperoleh langsung dengan menggunakan
panduan wawancara mendalam dengan
menggunakan recorder dan dokumentasi.
Setelah data terkumpul, dianalisis dan
dilaporkan secara deskriptif. Alat pengumpul
data berupa Notes, fles
recorder dan
handycam.
Analisa
data dilakukan dengan
menganalisis
kata-kata/persepsi yang
disampaikan oleh responden dari hasil
wawancara, dilanjutkan dengan identifikasi,
tema
yang paling banyak muncul dan
dijadikan
sebagai
hasil
penelitian.
Pengolahan data dilakukan dengan tehnik
dari deduktif ke induktif, melalui reduksi
data, display data dan verification,
selanjutnya dilaporkan secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN
1. Data Umum
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
umur pasien pasca strokedi RSUD
Ende Tahun 2013
No Umur
F
%
1
< 40 tahun
1
12.5
2
40-50 tahun
2
25
3
50-60 tahun
3
37.5
4
60-70 tahun
2
25
Total
8
100
24
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
Berdasarkan tabel 1 di atas
menunjukkan sebagian besar responden 3
orang (37.5%) berumur 60-70 tahun
Distribusi responden berdasarkan
tingkat pendidikan Di RSUD
Ende Tahun 2013
No Pendidikan
F
%
1
SD - SMP
0
0
2
SMA/ SMU
3
37.5
3
PT
5
62.5
Total
8
100
Tabel 5
Distribusi responden berdasarkan
Lamanya menderita stroke Di
RSUD Ende Tahun 2013
No Lamanya Stroke
F
%
1
< l tahun
1
12.5
2
1 -3 tahun
3
37.5
3
3– 5 tahun
2
37.5
4
>5 tahun
2
12.5
Total
8
100
Tabel 2
Berdasarkan tabel 2 di atas
menunjukkan sebagian besar responden 5
orang (62.5%) berpendidikan sarjana (S1
dan S2)
2. Data Khusus
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan
penyakit yang diderita sebagai
pencetus
Stroke Di RSUD
Ende Tahun 2013
No Jenis Penyakit
F
%
1 Hipertensi
2
25
2 Hipertensi +
2
25
Kolesterol
3 Obesitas+Hipertensi+
4
50
Kolesterol+DM
Total
8
100
Berdasarkan tabel 3
di atas
menunjukkan sebagian besar responden 4
orang (50%) mengalami obesitas, hipertensi,
kolesterol dan DM
sebagai pencetus
timbulnya stroke
Tabel 4
Distribusi responden berdasarkan
bagian tubuh yang terkena stroke
Di RSUD Ende Tahun 2013
No Bagian tubuh yang
F
%
terkena stroke
1
Hemiplegi kiri
5
62.5
2
Hemiplegi
2
25
kanan+wajah+Vokal
3
Lumpuh bagian kiri dan 1
12.5
kanan
Total
8
100
Berdasarkan tabel 4 di atas
menunjukkan sebagian besar responden 5
orang (62.5%) terkena stroke dan mengalami
gangguan pada alat gerak sebelah kiri
tangan dan kaki kiri.
SURYA
Berdasarkan tabel 5 di atas
menunjukkan sebagian besar responden 3
orang (37.5%) menderita stroke 3-5 tahun,
dan lebih 5 tahun 2 orang (25%)
Tabel 6
Distribusi responden berdasarkan
frekuensi serangan stroke Di
RSUD Ende Tahun 2013
No
Frekuensi Serangan
F
%
1
Pertama kali
4
50
2
Ke dua kali
4
50
3
Lebih 2 kali
0
0
Total
8
100
Berdasarkan tabel 6 di atas
menunjukkan sebagian besar responden 5
orang (62.5%) stroke yang dialami
merupakan serangan pertama, sedangkan 3
orang (37.5%) mengalami serangan stroke
berulang/ relaps 2 kali.
3. Hasil wawancara
Pelaksanaan wawancara kepada
pasien pasca stroke pertama di Poliklinik
RSUD Ende pada saat pasien tersebut
melaksanakan kontrol pada setiap hari Rabu,
dengan melaksanakan pemeriksaan lengkap
(darah dan urine). Pada saat menunggu hasil
pemeriksaan, peneliti melakukan pendekatan
dan permohonan untuk menjadi responden.
Pada umumnya pasien pasca stroke, berusia
>50 th dan disertai gangguan gerak, maka
kondisi
bising
Poliklinik
tidak
memungkinkan untuk dilakukan wawancara
mendalam. Untuk itu peneliti dan calon
responden melakukan perjanjian untuk
bertemu di klinik terapi :”Ceragem” Jl
Basuki Rahmat, pada sore hari dengan
perjanjian pulangnya diantar. Kesepakatan
disetujui, kemudian dilakukan wawancara
mendalam pada setiap responden dengan
tidak mempertemukan responden satu sama
lain. Wawancara mendalam dilaksanakan 8
25
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
(delapan) kali pada 8 responden, tanggal 31
Juli - 28 Agustus 2013.
Berdasarkan hasil wawancara pada
pasien pasca stroke sebanyak 8 orang,
peneliti
menemukan bahwa para pasien
pasca stroke
tentang pengertian stroke
sebagai berikut:
1) Pengertian stroke menurut persepsi
pasien, dapat dilihat pada pernyataan:
“Stroke, yang saya alami yaitu penyakit
lumpuh separo badan saya” (responden
1,2,5,6)
“Stroke, menurut saya panyakit lumpuh
layu, separo badan, mulut bengkok dan
gangguan bicara” (responden no 3.4)
“Stroke, adalah penyakit kelumpuhan
anggota gerak sebelah badan, dan sulit
sembuh, bicara cadel dan mata terasa
kering, tidak dapat menutup”. (responden
1,5,6,7.8)
Persepsi pasien tentang pengertian
stroke sangat beragam, tetapi umumnya
responden mengatakan bahwa
stroke
adalah suatu penyakit yang
dapat
menyebabkan
kelumpuhan
anggota
badan sebelah tubuh (tangan kiri dan kaki
kiri )dan sulit sembuh. Bila yang
terganggu bagian kanan (kaki kanan dan
tangan kanan) disertai gangguan bicara
dan mata tidak dapat menutup dan terasa
kering.
2) Penyebab stroke menurut persepsi pasien,
dapat disajikan pada pernyataan :
“Penyebab stroke, karena hipertensi dan
sumbatan pembuluh darah di otak, karena
hipertensi dan kecapean”
(responden
1,2,3)
“Penyebab stroke, karena kolesterol yang
tinggi sehingga menyebabkan hipertensi
dan terjadi sumbatan pembuluh darah di
otak” (responsden 4,5,6,7)
“Penyebab stroke karena kolesterol dan
DM sehingga pembuluh darah di otak
tersumbat”. (responden 6,8)
Penyebab
stroke,
jawaban
responden
sebanyak
8 responden
memberikan pendapatnya hampir sama
tentang penyebab stroke, sesuai dengan
pengalaman yang dialami masing-masing
responden, yaitu adanya Hipertensi,
kolesterol dan DM, sehingga adanya gula
atau lemak yang lepas dan menyumbat
pembuluh darah di otak.
SURYA
3) Waktu serangan stroke menurut persepsi
pasien, disajikan dari pernyataan :
“Serangan waktu stroke, siang hari pada
saat kerja di salon” (responden 1)
“Serangan stroke I, siang setelah marah
keponakan
karena
jatuh
motor”
(responden 2)
“Serangan stroke siang pada saat
pertemuan/ rapat di kantor” (responden 3)
“Serangan stroke sore hari, pada saat
ketik di laptop 4 jam (responden 4)
“Serangan srroke siang, pada saat jam
kantor setelah rapat staf” (responden 5)
“Serangan stroke sore hari setelah
bermain bulutangkis” (responden 6)
“Serangan stroke sore hari setelah jalan
kaki dari gereja sekitar 500 – 750 m”
(responden 7)
“Serangan stroke, sore hari kecapean
tidak tidur siang” (responden 6,8)
Pendapat/
persepsi
pasien
tentangserangan awal stromke dari 8
responden memiliki pendapat beragam
tentang serangan stroke, pada umumnya
serangan stroke, terjadi pada siang dan
sore hari, setelah melakukan aktivitas,
olah raga dan setelah marah karena suatu
sebab/ masalah.
4) Komplikasi bagian tubuh yang terserang
stroke menurut persepsi pasien, disajikan
dari pernyataan :\
“ Wajah tertarik ke sisi kiri, terasa
tebal/baal dan mata kiri terbuka dan terasa
kering dan kelumpuhan pada tangan dan
kaki sebelah” (responden 1,2,3)
“Kelumpuhan pada tangan dan kaki
kanan, bicara cadel, dan menguyah
makanan lamban” (responden 6,7)
“Wajah terasa baal/ tebal, kelopak mata
kanan terbuka, bicara lambat dan tidak
jelas, makan sering tersedak, kelemahan
pada tangan dan kaki kanan (responden
5,8)
Pendapat
responden
tentang
komplikasi bagian tubuh yang terkena
stroke, 6 responden terkena kelumpuhan
pada tangan dan kiri kiri dan 2 responden
terganggu pada tangan dan kaki kanan
dan wajah bagian kanan, cedal dan
gangguan mata
5) Diit Pasca Stroke menurut perspsi pasien
disajikan dari pernyataan :
“Kurangi garam, ikan asin, vetsin dan
masako/ bumbu penyedap dan makanan
26
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
kaleng atau minuman kaleng dan stop
merokok” (responden 1,2)
“Kurangi garam, daging warna merah,
Lebih banyak makan ikan” (responden
1.2)
“Kurangi garam, kurangi daging lemak,
kurangi nasi, banyak makan buah dan
sayur” (responden no 3,4)
“Kurangi nasi, banyak sayur, kurangi
garam dan bumbu penyedap dan stop
rokok, kurangi porsi nasi, makan keladi,
banyak sayur dan buah (responden 5,6)
“Kurangi nasi, kurang daging dan telur,
kurangi asin-asin (garam, daging sei),
Kurangi garam, dan banyak makan sayur
dan buah-buahan” (responen 7,8)
Pendapat responden tentang diit
pasca stroke sesuai dengan pengalaman
masing-masing, dan yang terbanyak
adalah diit kurangi nasi (karbohidrat),
rendah garam, rendah lemak tinggi serat.
Terdapat l responden yang menyampaikan
stop merokok, karena dengan merokok
nafsu makan kurang dan lebih banyak
makan daging
6) Pencegahan kekambuhan stroke, menurut
persepsi pasien disajikan dari pernyataan:
“Kontrol tiap bulan di RS atau dokter”
(responden 1)
“Olah raga jalan kaki setiap pagi, kontrol
tiap bulan, minum obat teratur, dan sesuai
aturan (tepat waktu). (responden 2,3)
“Kontrol tiap bulan di RS, olah raga
teratur, patuh diit dan minum obat teratur,
dan selalu kurangi garam. (responden
4,5)
“Kontrol tiap bulan dan minum obat
teratur, perlu dukungan lebih dari
keluarga (istri, suami, anak-anak), stroke
membuat putus asa, Kontrol tiap bulan di
RS, minum obat teratur dan patuh diitnya”
(responden 6,7,8)
Pendapat responden tentang cara
pencegahan kekambuhan stroke dengan
kontrol rutin setiap bulan, patuh diit,
minum obat secara teratur, olah raga dan
perlu dukungan dan perhatian keluarga
(istri, suami dan anak-anak)
PEMBAHASAN
wawancara mendalam, untuk mendapatkan
data dari pasien sesuai pengalaman mereka
sendiri tentang penyakit stroke pada fase
recovery atau fase penyembuhan. Responden
diwawancarai sesuai thema panduan dan
hasilnya di rekam.
Hasil rekaman di
feedback kan kembali kepada responden
untuk klarifikasi dan mungkin adanya revisi
dari responden.
Hasil penelitian tentang karakteristik
responden menunjukkan sebagian besar
responden berusia 60-70 tahun. Jenis kelamin
terbanyak laki-laki, berdasarkan pekerjaan,
sebagian besar
PNS dengan tingkat
pendidikan sebagian besar Sarjana (S1 dan
S2) . Berdasarkan penyakit yang diderita
sebagai penyebab stroke sbagian besar
hipertensi, waktu serangan stroke pada siang
atau sore hari setelah beraktivitas (bekerja,
olah raga) atau setelah riwayat marah. Bagian
tubuh yang terkena stroke, sebagian besar
kelumpuhan/ kelemahan pada tangan dan
kaki kiri. Dari segi serangan stroke
merupakan serangan stroke berulang kedua
kali.
Menurut Mansyur (2002) penyakit
stroke pada perkembangan saat ini tidak saja
menyerang kelompok usia > 50 tahun, namun
terjadi pula pada usia 30-40 tahun. Kelompok
umur tersebut termasuk usia produktif
sehingga dampak stroke sangat dirasakan
oleh keluarga. Tidak ada perbedaan yang
bermakna antara laki-laki dan perempuan
yang mengalami stroke, meskipun sesuai
dengan teori laki-laki lebih banyak
mengalami stroke dan serangan berulang
dibanding perempuan. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar pasien stroke
adalah PNS
Namun sebenarnya stroke dapat
menyerang jenis pekerjaan lainnya, dan
beberapa ahli menyebutkan bahwa stroke
cenderung diderita oleh golongan dengan
sosial ekonomi yang tinggi kerana
berhubungan dengan pola hidup, pola makan,
istirahat dan aktivitas. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian
besar (50%)
berpendidikan sarjana, yang memiliki
kecenderungan adanya perubahan gaya dan
pola hidup yang dapat memicu terjadinya
stroke.
Penilitian di laksanakan di Poliklinik
RSUD Ende pada tanggal 31 Juli s/d 28
Agustus 2013, besar responden 8 (delapan
orang). Tehnik pengumpulan data dengan
SURYA
27
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
1. Pengertian Stroke Menurut Persepsi
Pasien
Seluruh responden yaitu pasien pasca
stroke, memiliki persepsi bahwa pengertian
stroke adalah suatu penyakit lumpuh separo
badan, sebagaian besar kelumpuhan sebelah
diri dan sebagain kecil sebelah kanan yang
disertai dengan gangguan pada wajah berupa
mulut bengkok, cadel dan mata tidak bisa
tertutup. Terdapat sorang pasien yang
mengatakan penyakit stroke sulit sembuh dan
menjadi beban keluarga
2. Penyebab Stroke Menurut Persepsi
Pasien
Seluruh pasien memiliki persepsi dan
riwayat hipertensi, maka hipertensilah
penyebab utama dari stroke. Ada yang
hipertensi murni, ada sebagian pasien
hipertensi disertai obesitas, kolesterol dan
DM. Akibat obesitas, akan meningkjatkan
tekanan pada pembuluh darah, hal inilah
yang menyebabkan hipertensi. DM dan
kolesterol menyebabkan vikositas darah
meningkat, sehingga memperlambat aliran
sirkulasi dan meningkatkan tekanan darah.
Hipertensi, mengalirkan trombus terlepas
dari dinding pembuluh darah apabila trombus
sampai ke otak dapat menyumbat pembuluh
darah otak, dan menyebabkan stroke
3. Waktu Serangan Stroke Menurut
Persepsi Pasien
Stroke isckemik, pada prinsipnya
terjadi sumbatan (trombus) pada pembuluh
darah otak. Sumbatan tersebut dapat berupa
lemak atau agregat lainnya yang terbawa
dalam aliran darah. Sebagian besar pasien
mengatakan stroke terjadi pada pagi, atau
siang atau sore sedang beraktivitas atau
setelah beraktivitas atau setelah marah.
Emosi yang tinggi dapat meningkatkan
spasme otot, sehingga menjepit pembuluh
darah, maka timbullah tekanan darah yang
tinggi secara progresif, akibat tingginya
tekanan darah, agregat terlepas, terbawa
aliran darah dan akhirnya menyumbat
pembuluh darah di otak. Bila yang tersjumbat
belahan otak sebelah kanan, maka efeknya
pada motorik sebelah kiri badan, berupa
kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri.
Sebaliknya bila yang tersumbat pembuluh
darah pada belahan kiri otak, yang efeknya
pada motorik sebelah kanan danb area wajah
berupa mulut bengkok, bicara cadel atau
SURYA
mata terbuka, sehingga terasa kering dan
perih. Sebagaian besar pasien terkena pada
motorik sebelah kiri, hal ini berupa gejala
sisa dari pengobatan dan perawatan yang
telah dilakukan setelah terkena stroke > 1
tahun. Penyembuhannya sebagaian besar
tidak sempurna, hal ini sangat tergantung dari
penanganan awal serangan, sebaiknya
sebelum 4-6 jam sudah harus mendapatkan
pertolongan di RS, karena mengingat masa
“Golden Brain”, makin lama mendapatkan
petolongan,
makin
tidak
sempurna
penyembuhannya.
4. Komplikasi Tubuh Yang Terkena
Stroke Menurut Persepsi Pasien
Stroke, menimbulkan kecacatan fisik
berupa kelemahan sebagian anggota gerak,
sehingga dalam kehidupan selanjutnya
memerlukan bantuan orang lain dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari. Pendapat
responden cacat fisik yang dialami sebagian
besar berupa kelumpuhan/ kelemahan badan
kiri (75%) dan lainnya (25%) kelumpuhan
pada anggota badan sebelah kanan disertai
dengan baal pada wajah, mata tidak menutup
rapat, sering kesedak waktu makan dan cadel
waktu bicara. Paling penting pada pasien
stroke, pada waktu makan tidak diajak bicara,
bahayanya bila kesedak dapat mengakibatkan
aspirasi dan dapat fatal.
5. Diit Pasca Stroke Menurut Persepsi
Pasien
Menurut persepsi pasien sebagian
besar penyebab stroke adalah hipertensi
diikuti obesitas, hipertensi disertai kolesterol
dan DM. Diit yang telh dilakukan opeh
pasien pasca stroke yaitu kurangi garam
termasuk ikan asin, masakan tanpa masako
dan vetsin,
rendah lemak dengan
mengurangi konsumsi daging, perbanyak
sayuran rebus dan buah, terutama pepaya.
Dengan diit tersebut dapat mengurangi
tekanan darah, karena garam bersifat retensi
air, sdehingga meningkatkan tekana darah.
Diit tinggi serat, akan memperlancar BAB,
sehingga tanpa mengedan, faecas telah
lancar. Pasien stroke, tidak boleh mengedan
(valsava
manuver),
karena
dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah
otak. Sebagian pasien mengurangi makan
nasi dengan menambah jagung pada nasinya,
sehingga mengurangi asupan karbohidrat
terutama pasien yang obesitas dan DM.
28
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
Prinsip diit DM 3 J, yaitu tepat jenis
makananya, tepat Jumlah dan tepat Jam
makannya.
6. Pencegahan
Kekambuhan
Stroke
Menurut Persepsi Pasien
Ancaman stroke berulang perlu
diantisipasi karena serangan berulang akan
lebih berat dan dapat berakibat fatal. Hanya
dengan mengatur pola dan gaya hidup yang
sehat, diit rendah garam, rendah lemak,
tinggi protein dan tinggi serat, aktivitas olah
raga, istirahat, hindari obesitas, stres, kontrol
dengan teratur, berhenti merokok dan
alkohol, stroke berulang dapat dicegah.
Seorang responden memiliki persepsi bahwa
perhatian keluarga terutama istri dan anakanak sangat diperlukan. Perlu pengertian
mendalam dari keluarga, karena ketidak
berdayaan, merasa menjadi beban keluarga,
membuat labilitas emosi tak terkendali. Istri
mengantar kontrol setiap bulan ke RS atau
mengantar terapi, merupakan obat yang
terpenting sehingga
dapat mencegah
kekambuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sarlito (2005) bahwa pwerilaku yang
termasuk dalam komponen konatif pada
pasien stroke adanya ketergantungan tinggi
terhadap orang terdekat, sering menunjukkan
sikap agresif, yang disebabkan labilitas emosi
atau menarik diri karena merasa tidak
berdaya dan ketakutan karena adanya
keterbatasan kemampuan.
Ancaman stroke berulang sangat
tinggi terutama pada tahun pertama, dan
gejala sisa yang ditinggalkan juga semakin
kompleks, untuk itu peran keluarga dalam
pendampingan diit, minum obat dan kontrol
sangat diperlukan sebagai suport psikologis.
Kelemahan Penelitian
1. Segi
Metodologi
,
Kuesionernya
sederhana sehingga hasil penelitian belum
representative
2. Penilaian jawaban responden dinilai dari
hasil analisis jawaban responden secara
manual
tidak menggunakan rumus
penilaian /skore sistem computer
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan di RSUD Ende dan Klinik
Terapi Ceragem Ende, terhadap 8 (delapan)
SURYA
responden dapat disimpulkan persepsi pasien
tentang penyakit stroke yang dialami pasien
sebagian besar berpendapat bahwa :
1) Persepsi pasien tentang stroke adalah
penyakit
hipertensi
yang
dapat
menyebabkan kelumpuhan pada anggota
badan bagian sebelah (hemiplegi), disertai
baal pada wajah, mulut tertarik kesisi,
gangguan bicara dan sering kesedak pada
waktu makan dan sulit sembuh normal
dan menjadi beban keluarga.
2) Persepsi pasien tentang penyebab stroke
adalah hipertensi, obesitas ,kolesterol dan
DM yang menyebabkan sumbatan pada
pembuluh darah otak sehingga terjadi
kelumpuhan pada separo badan
3) Persepsi pasien tentang waktu serangan
stroke Iskemik terjadi pada saat aktivitas,
setelah aktivitas, setelah olah raga atau
pada saat marah, biasanya pada siang atau
sore
4) Persepsi pasien tentang bagian tubuh yang
terkena stroke, pada umumnya tangan dan
kaki kiri , bila yang terkena sebelah
kanan, kadang disertai rasa baal pada
wajah, bicara cadel, mata terbuka dan
terasa kering
5) Persepsi pasien tentang diit pasca stroke,
sebagian besar responden berpendapat
rendah garam, rendah lemak, rendah
karbohidrat (obesitas), tinggi protein dan
tinggi serat dari sayur dan buah-buahan.
Diit dengan prinsip kepatuhan 3 J
(jenis,jumlah,jenis)
6) Persepsi pasien tentang pencegahan
kekambuhan stroke, dilakukan dengan
kontrol rutin setiap bulan di RS
(sebagaian besar PNS), minum obat
sesuai aturan dan teratur, patuh diit dan
berhenti merokok.
2. Saran
1) Bagi responden: Persepsi yang sudah baik
tentang stroke, perlu terus ditaati,
terutama untuk pencegahan agar tidak
terjadi kekambuhan stoke.
2) RSUD Ende: Pada pojok konsultasi Gizi
selain edukasi per individu, sebaiknya
dilakukan pula per-kelompok sehingga
terjadi diskusi, lebih menarik.
3) Keluarga Pasien Stroke: Pendamnpingan
sangat diperlukan untuk memberikan
suport
psikologis
sehingga
membangkitkan
motivasi
dalam
29
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Stroke Menurut Persepsi Pasien di RSUD Ende
menghadapi kehidupan pasca stroke dan
mencegah terjadinya kekambuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Lutfi,
Iyan.
2010.
Stroke
dan
permasalahannya
di
RSUD
Majalengka,Jawa
Barat.
http://www.lutfi,strokeemajalaya,2009/1/1
Diakses
tanggal 12 Januari 2012
Mansyur, Arif, 2003, Kapita
Selekta
Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Ende. 2011.
Profil Kesehatan. Ende
RSUD Ende. 2010. Laporan Tahunan. Ende
Sarlito WS. 2005. Psikologi Sosial. Balai
Pustaka, Jakarta
Sugiyono, 2005. Memahami
Kualitatif, Alfabeta, Bandung
SURYA
Penelitian
30
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Download