BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Profil dan Sejarah PT. Angkasa pura I (Persero) Sejarah PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula dari kunjungan kenegaraan Presiden Soekarno ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden John F Kennedy. Setibanya di tanah air, Presiden Soekarno menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara dengan lapangan terbang di negara maju. Tak lama kemudian, pada tanggal 15 November 1962 terbitlah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik. Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari Pemerintah. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Angkasa Pura Airports. 42 43 Pada tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan Tambahan PP Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa Pura, dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia. Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai - Bali, Halim Perdanakusumah - Jakarta, Polonia - Medan, Juanda - Surabaya, Sepinggan Balikpapan, dan Sultan Hasanuddin - Ujungpandang, kemudian bergabung dalam pengelolaan PN Angkasa Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987, nama Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I, hal ini sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang secara khusus diberi tugas untuk mengelola Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor2914/1993. 44 Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan oleh Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September 1998. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-25829.HT.01.04 Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999. Hingga saat ini, PT. Angkasa Pura I (Persero) mengelola 13 (tiga belas) bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, yaitu: 1. Bandara Ngurah Rai – Denpasar 2. Bandara Juanda – Surabaya 3. Bandara Hasanuddin – Makassar 4. Bandara Sepinggan – Balikpapan 5. Bandara Frans Kaisiepo – Biak 6. Bandara Sam Ratulangi – Manado 7. Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin 8. Bandara Ahmad Yani – Semarang 9. Bandara Adisutjipto – Yogyakarta 10. Bandara Adisumarmo – Surakarta 11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah 12. Bandara Pattimura – Ambon 13. Bandara El Tari - Kupang 45 a. Makna Lambang Pada tanggal 25 Juli 2012, PT. Angkasa Pura I memperkenalkan logo barunya ke khalayak ramai dalam launchingnya yang berlangsung di Bali.Launching ini mengundang decak kagum kepada PT. Angkasa Pura I yang berani mengganti logo lamanya demi sebuah cita-cita baru. Logo baru diharapkan akan memacu perusahaan untuk menjadi perusahaan internasional dengan kinerja yang lebih baik. Ada beberapa filosofi dari logo baru tersebut, logo dilengkapi dengan tulisan airports untuk memperjelas bisnis yang digeluti. Dua tangan berjabat memberi makna bahwa Angkasa Pura siap untuk melayani dan juga melambangkan give and take atau memberi dan menerima serta together stronger yaitu bersatu semakin teguh. Warna hijau melambangkan bisnis yang membumi dipadu warna biru yang melambangkan angkasa.Dua warna itu diharapkan menjadi warna harmonis. Filosofi logo baru ini mengandung arti keramahan pelayanan yang manusiawi dan modern, yang berdasarkan prinsip kemuliaan pelayanan.Simbolnya mencerminkan sifat pengelolaan bisnis yang strategis dan 46 kreatif dengan menciptakan harmonisasi baik dalam budaya internal perusahaan, maupun kepada mitra bisnis dan pelanggan dengan mengutamakan kenyamanan, etika dan estetika dalam berinteraksi. b. Penghargaan-Penghargaan yang diraih Bandara Juanda Surabaya Tahun 2012 1. Bandara Juanda - Penghargaan Prima Madya 2012 dari Kementerian Perhubungan (16 Okt 2012) Tahun 2013 1. Bandara Juanda - Airport of The Year Bandara Award 2012 dari Majalah Bandara (1 Feb 2013) 2. Bandara Juanda - Penghargaan The Best Airport 2012 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian BUMN (1 Mar 2013) 3. Bandara Juanda - ASEAN Airport of The Year dalam ASEAN Commercial Aviation Awards Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) 2013 (28 Mar 2013) 4. Bandara Juanda - Best Performing Indonesian Airport Of The Year dalam Frost&Sullivan Aerospace Award 2013 (22 Apr 2013) 5. Bandara Juanda - Service Quality Gold Award 2013 dari Majalah Service Excellence dan Carre-Center for Custumer Satisfaction & Loyalty (CarreCCSL) (28 Mei 2013) 47 6. Bandara Juanda - Peringkat III Penghargaan Sapta Pesona Toilet Bersih Bandara 2013 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (27 Sep 2013) 7. Bandara Juanda - Airport of The Year Bandara Award 2013 dari Majalah Bandara (17 Des 2013) Tahun 2014 1. Bandara Juanda - Excellent Service Experience Awards (ESEA) 2014 dari Carre-Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre-CCSL) (4 Feb 2014) 2. Bandara Juanda - Service Quality Gold Award 2014 dari Majalah Service Excellence & Carre-CCSL Kategori Domestic Airport (5 Juni 2014) 4.1.2. Visi dan Misi PT. Angkasa Pura I (Persero) a. Visi : Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara terbaik di Asia. b. Misi : Meningkatkan nilai pemangku kepentingan Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan 48 Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup c. Nilai Budaya Perusahaan PT. Angkasa Pura I (Persero) Sinergi Adaptif Terpercaya Unggul 4.1.3. Sejarah Bandar Udara Internasional Juanda Pada tanggal 7 Februari 1964 Bandar Udara Juanda Sidoarjo dan lebih kenal dengan nama Bandar udara Juanda yang diresmikan oleh Perdana Menteri Ir. H. Juanda sebagai Pangkalan Udara TNI-AL dan pengelolaan dilakukan oleh TNI-AL. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara bagi masyarakat umum di provinsi Jawa Timur (Surabaya) , maka pada tanggal 7 Desember 1981 pengelolaan Bandar udara di kelola oleh Department Perhubungan. Kemudian Pada tanggal 1 Januari 1985 bandar udara dikelola oleh Perum Angkasa pura I berdasarkan PP No 30 Tahun 1984. Pada tanggal 2 Januari 1993 perubahan Status dari Perum Angkasa Pura I menjadi PT.(Persero) Angkasa Pura I Berdasarkan PP No. 5 Tahun 1992 . Pada tanggal 7 Nopember 2006 Bandara Juanda pindah lokasi terminal ke sisi Utara, diresmikan oleh Presiden RI. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono . Untuk 49 memenuhi kapasitas bandar udara , maka dilakukan pengembangan bandara dengan memanfaatkan kembali terminal lama juanda yaitu terminal 2 juanda. Pelaksanaan Ground breaking dilakukan pada tanggal 1 Desember 2012. 4.1.4. Visi dan Misi Bandara Juanda Surabaya a. Visi Bandara Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara terbaik di Asia. b. Misi Bandara Meningkatkan nilai pemangku kepentingan Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup c. Nilai Budaya Perusahaan PT. Angkasa Pura I (Persero) Sinergi Adaptif Terpercaya 38 Unggul 38 www.angkasapura1.co.id/juanda-airport. 8 dan 20 September 2014 50 4.1.5. Struktur Organisasi Bandara Juanda Surabaya Sumber : www.juanda-airports.com 51 4.1.6. Gambaran Umum Corporate Secretary PT. Angkasa pura I (Persero) A. Tugas,Tanggung Jawab dan Kewenangan Corporate Secretary PT. Angkasa Pura I (Persero) Didalam struktur organisasi PT. Angkasa pura I (Persero) Corporate Secretaryberada di posisi fungsi leher dewan direksi.39Corporate secretarymemiliki tugas yaitu memastikan tercapainya citra perusahaan melalui pengelolaan komunikasi perusahaan (eksternal dan internal) , administrasi perusahaan , hubungan antar lembaga dan hukum koporasi guna mendukung pencapaian kepuasan pelanggan customer satisfaction Index (CSI) berdasarkan rencana dan kerja anggaran (RKA) perusahaan dan prinsip good corporate governance (GCG). Tanggung jawab corporate secretary dalam melaksanakan tugas yaitu: a. Memastikan tersedianya rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). b. Memastikan tercapainya kontrak manajemen yang telah disepakati. c. Memastikan perannya sebagai people manager pada unit kerjanya. d. Memastikan kegiatan unit kerjanya berjalan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran (RKA) yang telah ditetapkan. e. Memastikan pelaksanaan kegiatan unit kerjanya sesuai dan relevan dengan sistem manajemen yang diterapkan perusahaan. 39 Fungsi leher merupakan salah satu posisi 1 tingkat di bawah direksi (President Director) didalam struktur organisasi PT. Angkasa Pura I (Persero). 52 f. Memastikan Perusahaan menerapkan dan mengelola prinsip-prinsip GCG dengan baik. g. Memastikan terselenggaranya kegiatan yang mendukung citra perusahaan semakin baik. h. Memastikan sosialisasi terhadap kebijakan dan strategi perusahaan kepada internal perusahaan. i. Memastikan tersedianya produk hukum dan upaya hukum dalam rangka penyelesaian permasalahan di perusahaan. Kewenangan corporate secreatry dalam melaksanakan tugas adalah : a. Mendapatkan akses data yang dibutuhkan b. Menetapkan rencana program kerja dan inisiatif baru serta anggaran di ruang lingkup unit kerjanyayang dapat mendukung pencapaian kinerja perusahaan. c. Menetapkan kebijakan/ pedoman operasional di ruang lingkup unti kerjanya. d. Mengambil keputusan dan langkah-langkah korektif di ruang lingkup unti kerjanya berdasrkan kebijakan dan prosedur yang berlaku e. Menyetujui Distinct Job Profile di ruang lingkup unti kerjanya f. Menyetujui usulan perencanaan dan pengembangan sumber daya. g. Menyetujui pengenaan sanksi kepada personil di unit kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. h. Menyetujui pelaksanaan rencana kerja di ruang lingkup unit kerjanya. 53 i. Menetapkan dan/atau menandatangani dokumentasi sistem manajemen yang menjadi ruang lingkup unti kerjanya. j. Melakukan monitoring GCG k. Menetapkan kebijakan dan strategi pencitraan perusahaan. l. Menetapkan metode dalam menjalin hubungan baik (visit, garhering, dll) dengan pihak eksternal dan media serta mendapatkan akses terhadap data terkait. m. Menentukan metode sosialisasi. n. Menyiapkan produk hukum dan strategi penyelesaian permasalahan hukum di perusahaan.40 Corporate secretary membawahi Corporate Administration department head, Corporate Communication department Head, Legal department headdan Communication and Legal section head untuk seluruh cabang PT. Angkasa Pura I (Persero).Corporate communication department head dan communicationsection yang berada diseluruh cabang memiliki serta melaksanakan tugas,peran tanggung jawab kepada corporate secretary. Hubungan dan corporate communications dan communication section berkesinambungan karena salah satu tugasnya membawahi Public Relations. Communication section membawahi Public Relations di kantor cabang. Seluruh Kebijakan yang dilaksanakan oleh communication section harus diketahui,di monitor dan bila diperlukan ikut di bantu oleh corporate communication department head. Hal ini dikarenakan , masing-masing memiliki tanggung jawab yang sama terhadap corporate secretary 40 Data Arsip Surat Keputusan Direksi PT.Angkasa pura I (Persero). 2014 54 dan perusahaan. Corporate communicationmemiliki peran sebagai pelaksana dan penanggung jawab proses komunikasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh sebab itu, maka kebijakan yang dilakukan di kantor cabang tentu harus diketahui oleh kantor pusat dalam hal ini corporate communication yang berada 1 (satu) tingkat di bawah corporate secretary. B. Tugas , Tanggung Jawab dan Kewenangan Corporate Communication Department Head dan Communication Section Corporate Communication Department Head dan Communication section memiliki tugas yang sama hanya saja dibedakan dari segi pengelolaan manajemen pusat dan kantor cabang. Corporate communication berada 1 tingkat di bawah corporate secretary dan bertanggung jawab secara keseluruhan atas tugas, tanggung jawab dan kewenangan communication section yang berada dan dilaksanakan di seluruh kantor cabang. Corporate communication dan communication section memiliki tugas yaitu memastikan terselenggaranya relasi dengan pihak-pihak eksternal dalam level korporat, kegiatan komunikasi perusahaan dan keprotokolan melalui pengelolaan jalur komunikasi eksternal dan internal yang efektif , pemeliharaan informasi yang terkini dari pihak eksternal secara optimum dan memfasilitasi komunikasi antara Boards of Directors dengan para pemangku kepentingan guna mendukung peningkatan citra perusahaan berdasrkan rencana kerja dan anggaran perusahaan dan prinsip Good Corporate Governance (GCG). 55 Adapun tanggung jawab dari corporate communication department head dan communicatuon section dalam melaksanakan tugas yaitu : a. Memastikan tersedianya rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). b. Memastikan tercapainya kontrak manajemen yang telah disepakati. c. Memastikan perannya sebagai people manager pada unit kerjanya. d. Memastikan kegiatan unit kerjanya berjalan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan. e. Memastikan pelaksanaan unit kerjanya sesuai dan relevan dengan sistem manajemn yang diterapkan perusahaan. f. Memastikan hubungan dengan pihak eksternal dan media terjalin dengan baik . g. Memastikan informasi perusahaan terkelola dan dapat diketahui oleh seluruh pegawai. h. Memastikan adanya respon atau tanggapan terhadap berita media cetak dan elektronik. i. Memastikan terselenggaranya pengelolalan keprotokoleran dengan baik. j. Melaksanakan tugas dan fungsi Public Relations dengan baik. 56 Corporate communication department head dan communication section memiliki beberapa kewenangan dalam menyelenggarakan tugas dan tanggung jawab yaitu: a. Mendapatkan akses data yang dibutuhkan. b. Menetapkan rencana program kerja dan inisiatif baru serta anggaran di ruang lingkup unit kerjanya yang dapat mendukung pencapaian kinerja perusahaan. c. Menetapkan kebijakan/pedoman operasional di ruang lingkup unit kerjanya. d. Mengambil keputusan dan langkah-langkah korektif di ruang lingkup unit kerjanya berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku. e. Menyetujui Distinct Job Profile (DJP) di ruang lingkup unit kerjanya. f. Menyetujui usulan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia di unit kerjanya. g. Menyetujui pengenaan sanksi kepada personil di unit kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. h. Menyetujui pelaksanaan rencana kerja di ruang lingkup unit kerjanya. i. Menetapkan dan/atau menandatangani dokumentasi sistem manajemen yang menjadi ruang lingkup unit kerjanya. j. Membuat press realease perusahaan, melakukan komunikasi dengan media. k. Menetapkan metode pendistribusian informasi. 57 l. Menentukan metode dalam memberikan respon kepada media cetak dan elektronik. m. Menetapkan pedoman atas setiap kegiatan protokoler. C. Standar Operation Prosedur (SOP ) Public Relations PT. Angkasa pura I (Persero). Public Relations di PT. Angkasa Pura I (Persero) dilaksanakan oleh bagian Corporate Communication department head dan di kantor cabang oleh communication section. Adapun SOP dari Public Relations PT. Angkasa Pura I (Persero) yaitu: a. SOP Sponshorship : Memastikan bahwa seluruh kegiatan sponsorship dapat berjalan dengan transparan, teratur dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. b. SOP Website : Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa kegiatan pengelolaan website PT. Angkasa Pura I (Persero) berjalan dengan tertib, lancar, dan sesuai dengan kaidah yang ditentukan. c. SOP Social media :Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa kegiatan pengelolaan social media PT. Angkasa Pura I (Persero) berjalan dengan tertib, lancar, dan sesuai dengan kaidah yang ditentukan. 58 d. SOP Site visit : Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa pelaksanaan Site Visit telah dilaksanakan sesuai dengan standar pelaksanaan kegiatan yang benar. e. SOP Press Conference : Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa pelaksanaan Press Conference telah dilaksanakan sesuai dengan standar pelaksanaan kegiatan yang benar . f. SOP Portal BUMN :Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa kegiatan pengelolaan Portal BUMN dapat terselenggara dengan tertib dan teratur. g. SOP Media Visit : Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa pelaksanaan Media Visit telah dilaksanakan sesuai dengan standar pelaksanaan kegiatan yang benar h. SOP Media relations :Prosedur ini berlaku untuk kegiatan Media Relation di lingkungan PT. Angkasa Pura I (Persero) i. SOP KePublic Relationsan /Public Relations : Memastikan dokumentasi pengambilan foto kegiatan yang berkaitan dengan kePublic Relationsan corporate dan sekaligus membangun brand image positif corporate dalam hubungannya dengan sound of organitation corporate secara keseluruhan. Bertujuan juga untuk menampilkan kegiatan-kegiatan sekaligus capaian-capaian positif corporate, baik kantor cabang maupun kantor pusat, menunjukkan eksistensi perusahaan bagi stakeholder internal maupun eksternal. 59 Memastikan dokumentasi pengambilan foto kegiatan yang berkaitan dengan kePublic Relationsan corporate dan sekaligus membangun brand image positif corporate dalam hubungannya dengan stakeholders, serta kemudian mempublikasikannya melalui media online melalui website corporate Angkasa Pura Airports www.angkasapura1.co.id sebagai sarana eksistensi perusahaan. Maintainance website corporate kantor cabang, yang meliputi content berita, foto, dan informasi terkini tentang Angkasa Pura I. Memastikan dokumentasi pengambilan foto kegiatan yang berkaitan dengan kePublic Relationsan corporate dan sekaligus membangun brand image positif corporate dalam hubungannya dengan stakeholders, serta kemudian mempublikasikannya melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, termasuk media online, dalam bentuk press release atau ulasan berita jurnalistik sebagai sarana eksistensi perusahaan. Maintainance website corporatekantorcabang, yang meliputi content berita, foto, dan informasi terkini tentang Angkasa Pura I. -Memastikan dokumentasi pengambilan foto kegiatan yang berkaitan dengan kePublic Relationsan corporate dan sekaligus membangun brand image positif corporate dalam hubungannya dengan sound of organitation corporate secara keseluruhan. Bertujuan juga untuk menampilkan kegiatan-kegiatan sekaligus 60 capaian-capaian positif corporate, baik kantor cabang maupun kantor pusat, menunjukkan eksistensi perusahaan bagi stakeholder internal maupun eksternal. Memastikan bahwa kegiatan pengelolaan e-mail Public Relations dapat dilakukan dengan tertib dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Menguraikan tata cara dan proses penulisan berita, artikel, dan press release PT Angkasa Pura I (Persero) agar dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan kaidah yang ditentukan. Menguraikan tata cara dan proses penyusunan serta penerbitan media internal PT Angkasa Pura I (Persero) “Majalah Angkasa Pura” agar berjalan dengan tertib, lancar, dan tepat waktu. Menguraikan tata cara dan proses penulisan berita, artikel, dan press release PT Angkasa Pura I (Persero) agar dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan kaidah yang ditentukan. Memastikan bahwa pelayanan terhadap Direksi terselenggara secara konsisten, aman dan tertib.41 4.2. Hasil Penelitian Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada bab I, yaitu strategi Public Relations 41 Data Arsip Surat Keputusan Direksi PT. Angkasa pura I (Persero). 8 September 2014 61 PT. Angkasa Pura I (Persero) dalam mensosialisasikan operasional terminal 2 juanda surabaya. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam dengan informansebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung di lapangan yang kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri terfokus pada strategi yang dilakukan oleh Public Relations PT. Angkasa Pura I (Persero) dalam mensosialisasikan Operasional T2 Juanda surabaya agar informasi mengenai T2 juanda dapat bermanfaat bagi para pengguna jasa bandar udara. Agar peneliti ini lebih objektif dan akurat , peneliti mencari informasiinformasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan untuk melihat langsung bagaimanakah strategi Public Relations dalam mensosialisasikan operasional terminal 2 juanda surabaya. 4.2.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian berlangsung di kantor pusat PT. Angkasa pura I (Persero) yang bertempat di jalan kota baru bandar kemayoran blok b12 kavling jakarta pusat 10610 dan kantor cabang PT. Angkasa pura I (Persero) di bandar udara juanda surabaya. Peneliti mengambil lokasi penelitian di kantor pusat karena aktivitas dari keseluruhan kantor cabang termasuk bandar udara surabaya di ketahui,dilaporkan dan beberapa kebijakan dilakukan langsung oleh manajemen pusat.Lokasi penelitian juga dilakukan di kantor cabang bandar udara surabaya karena objek penelitian berada langsung di bandar udara tersebut yaitu terminal 2 juanda surabaya. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam serta data 62 dukung dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pengembangan terminal 2 juanda surabaya baik di kantor pusat maupun kantor cabang bandar udara surabaya. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara terhadap narasumber sebagai pihak pengguna jasa bandar udara T2 juanda.Data yang peneliti peroleh dari kantor pusat maupun kantor cabang akan di analisis sesuai dengan hasil pengamatan. 4.2.2. Analisis Pengamatan dan Hasil Wawancara Bagian ini merupakan deskripsi dan analisis terhadap hasil penelitian yang peneliti lakukan. Pelaksanaan penelitian mengenai Strategi Public Relations dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda Surabaya dilakukan dengan mewawancarai para narasumber dan data - data sekunder yang peneliti dapatkan dari dokumentasi-dokumentasi dan internet. Para Narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini terdapat 5 karyawan PT. Angkasa Pura I (Persero) dan 1 masyrakat mewakili sebagai pengguna jasa bandar udara. Dalam menganalisis permasalahan ini, penulis melakukan analisis kualitatif melalui 4 tahap, yaitu Penemuan Fakta (Fact Finding), Perencanaan (Planning), Komunikasi (Communications), and Evaluasi (Evaluations). A. Penemuan Fakta(Fact Finding) Dalam tahap penemuan fakta ini, peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap, dan reaksi dari perusahaan dan publik. 63 Bandara Juanda merupakansalahsatudari 13 Bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura I (Persero) yang memiliki jumlah penumpang terbanyak di PT. AngkasaPura I (Persero). Bandara Juanda berada di kota Sidoarjo, Jawa timur Surabaya yang merupakan pusat bisnis kedua terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, pengembangan dan pembenahan sarana prasarana bandar udara di harapkan dapat memenuhi dan menunjang sektor bisnis dan pariwisata di Provinsi Surabaya. Bandara Juanda Surabaya sering mendapatkan apresiasi berupa penghargaan – penghargaan nasional mengenai kualitas pelayanan Bandar Udara. Dengan kapasitas Terminal 1 yang 6 JPT (juta penumpang pertahun), Bandara Internasional Juanda Surabaya telah mengalami over capacity dengan total 17,662,593penumpang di tahun 2013 dengan peningkatan 15 % selama tahun 2009-2013. Sehingga untuk memenuhi kapasitas terminal, maka dilakukan pemanfaatan kembali terminal lama Bandara Juanda terutama untuk menunjang sektor bisnis dan pariwiata di surabaya. Mega proyek ini menelan anggaran Rp 946 miliar,terbagi dalam pembangunan terminal domestik senilai Rp 460 miliar dan terminal internasional sebesar Rp 486 miliar. Sebagai bandara yang bisa dikatakan baru, T2 Juanda ini masih perlu pembenahan dan sosialisai yang jelas kepada masyarakat dan para pengguna jasa lain di bandara seperti tenant dan maskapai. 64 Public Relations Angkasa Pura dituntuk berperan aktif dalam rangka sosialisasi tersebut. Untuk mengetahui tentang bagaimana Public Relations angkasa pura ini bekerja, terlebih dahulu peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber untuk mengenali dan mendefinisikan masalah yang dihadapi oleh perusahaan sebagai dasar acuan untuk penyusunan langkah selanjutnya bagi Public Relations. Sebelum masuk kedalam strategi, peneliti meneliti tentang latar belakang pengembangan Terminal T2 Juanda Surabaya. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Handy Heryudhitiawan. Handy Heryudhitiawan merupakan salah satu pejabat di PT. Angkasa Pura I (Persero) yang dipercaya menjadi juru bicara PT. Angkasa Pura I (Persero). Menjabat sebagai corporate communication department head mengharuskan Handy terlibat dalam kegiatan Public Relations di perusahaan. Oleh sebab itu, Handy tentu mengetahui banyak tentang informasi mengenai terminal 2 juanda surabaya. Ketika ditanyakan mengenai apa yang melatar belakangi pengembangan terminal 2 bandara juada,maka Pak Handy menjelaskan : “Karena keberadaan T1 juanda itu sudah mengalami kelebihan kapasitas. Artinya daya tampung yang seharusnya sudah terlewati,oleh sebab itu dikembangkan kembali terminal lama yaitu terminal 2 untuk memenuhi kapasitas bandara dan kebutuhan pengguna jasa bandar udara, ide ini muncul pada saat data traffic penumpang meningkat dan ground breaking dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2012”. 65 Hal senada juga dikatakan oleh bapak Surya Eka. Surya Eka merupakan communication section yang berada di bawah communicatiuon legal section head kantor cabang bandar udara Surabaya. Surya merupakan pelaksana dari kegiatan Public Relations dan mengetahui banyak informasi mengenai terminal 2 bandara juanda. Ketika peneliti menanyakan mengenai latar belakang pengembangan bandar udara juanda surabaya,maka surya menjelaskan “ Idenya muncul Sejak kapasitas T1 sudah melebihi batas, sudah tidak bisa menampung penumpang yang ada.” Pemilihan T2 ini menjadi perhatian tersendiri karena T2 sebenarnya merupakan terminal lama yang di rehab kembali. Seperti komentar Bapak Bambang Cahyono, yaitu : “ karena biaya pembuatan terminal baru, maka pada waktu itu pak Dirut mengusulkan untuk merenovasi terminal lama, yaitu T2 Juanda” Hal ini juga menjadi kemudahan bagi masyarakat Jawa Timur pada umumnya dan masyarakat Surabaya khususnya untuk lebih mengetahui lokasi T2 juanda. Seperti komentar warga Surabaya bernama Mahmud Ridho berikut : “ T2 merupakan terminal lama yang di pugar kembali, jadi tidak terlampau sulit untuk menemukannya” Operasional T2 Juanda merupakan objek yang akan diteliti oleh peneliti. Untuk operasional T2 yang akan disosialisasikan adalah sistem Screening Check, bentuk dan konsep gedung terminal yang 66 lebih modern, letak dan jarak T1 ke T2, layanan penerbangan, fasilitas sarana dan prasarana. Melalui penelitian tersebut, maka pemilihan T2 untuk di renovasi sepertinya sangat tepat. Jarak antara T1 dan T2 pun tidak jauh, hanya berjarak sekitar 5 KM. Jarak tersebut diperoleh melalui keterangan dari Pak Arief yang mengatakan : “Jarak T1 ke T2 sekitar 5 KM”. Antara T1 dan T2 pun memiliki perbedaan tersendiri dari sisi operasional dan bentuk terminal. T2 juanda sangat-sangat berbeda dengan T1, seperti cara penumpang untuk check-in. Pak Haikal mengutarakan bahwa : “ Kalau di T1, kalau kita mau masuk terminal, kita harus di periksa security dulu, jadi yang boleh masuk kedalam terminal tuh penumpang yang mempunyai tiket. Kalau di T2 itu konsepnya beda, karena konsepnya lebih ke arah komersial jadi semua orang itu bisa. “ Untuk pelayanan maskapai dan penerbangan, T2 memiliki perbedaan dengan T1. Penerbangan yang berada di T2 adalah domestik Garuda Indonesia, Air Asia, dan Tiger Air. Serta seluruh penerbangan internasional letaknya berada di T2. Seperti yang dinyatakan oleh pak Haikal berikut : “. Kalau di T2 itu ada garuda, air asia, dan tiger untuk lokal dan seluruh penerbangan internasional.” Dari beberapa tanggapan, Public Relations Angkasa Pura harus bekerja dengan sangat keras untuk proses sosialisasi operasional T2 Juanda ini kepada masyarakat. Walaupun notabene nya T2 Juanda 67 merupakan terminal lama yang di pugar kembali, namun masyarakat perlu mengetahui lebih detai tentang T2 Juanda tersebut. B. Perencanaan ( Planning ) Memasuki tahap perencanaan, Public Relations PT. Angkasa Pura Airport sangat matang dalam mempersiapkan segalanya. Tahap demi tahap pun dirancang dan dilakukan demi mengembangkan T2 Juanda sebagai bandara Internasional. Sebagai pengelola bandara di Indonesia, tentunya PT Angkasa Pura Airport tidak akan salah strategi lagi seperti saat pembangunan T1 Juanda. Analisis SWOT yang digunakan oleh Public Relations PT. Angkasa Pura Airport pun bekerja dengan sangat teliti. Analisis ini sangat diperlukan oleh perusahaan bandar udara seperti PT. Angkasa Pura Airport. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Haikal bahwa : “Ada SWOT, karena kita sebagai perusahaan bandar udara dan otomatis penerbangan akan melalui terminal kita. “ Menurut pak Haikal, analisis SWOT sangat diperlukan untuk mengetahui tahap demi tahap pengembangan T2 Juanda karena PT. Angkasa Pura Airport sebagai perusahaan bandar udara yang secara otomatis seluruh penerbangan pasti melewati bandar udara kelolaan PT. Angkasa Pura Airport. Namun, tidak ada yang bisa menjelaskan secara jelas mengenai analisis SWOT ini. Pak Bambang mengatakan : 68 “ Yang saya ketahui untuk analisis dalam tahap awal pembangunan itu adalah analisis lingkungan atau amdal dan analisis FS yang mencakup keuangan, lalu hitungan keuntungan, dll.” Sebuah proyek pasti mempunyai banyak analisis, apalagi proyek yang bernilai triliyunan ini. Seperti dikatakan Pak Arif bahwa analisis SWOT pasti ada untuk proyek senilai triliyunan. “pasti ada, apalagi proyek yang bernilai lebih dari 1 triliyun.” Oleh karena itu, pihak PT. Angkasa Pura Airport sangat mempersiapkan pengembangan terminal T2 Juanda ini dengan sebaikbaiknya dan membentuk satu tim khusus untuk melaksanakan proyek pengembangan T2 tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Pak arif, beliau mengatakan : “ iya, namanya Proyek Pengembangan Bandara Internasional Surabaya (PPBIS ).” Dengan kapasitas terminal saat ini yang sudah over capacity, sebagai upaya untuk lebih melayani dan memberikan kenyamanan kepada para penumpang dan para pengguna jasa bandara, maka pihak Angkasa Pura Airports melakukan pemanfaatan kembali terminal lama Bandara Juanda melalui Proyek Pengembangan Bandara Internasional Juanda. Kantor pusat Angkasa Pura Airports pun menjadi koordinator daripada proyek tersebut dan kantor cabang Surabaya sebagai pelaksananya. Dijelaskan lebih lanjut oleh Pak bambang berikut : “Untuk koordinatornya itu dari kantor pusat, cabang hanya sebagai pelaksana saja. Untuk di kantor pusat kita namanya PMO dan untuk di cabang namanya Satuan Kerja Proyek. “ 69 Tahap perencanaan berupa analisis sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah action. Maka dari itu, Public Relations angkasa pura menggunakan strategi pada operasional T2 juanda ini. Setelah T2 juanda ini resmi beroperasi, strategi untuk mensosialisasikan operasional T2 di lakukan. Sebenarnya sebelum T2 resmi dibuka pun Public Relations angkasa pura telah menerapkan strategi untuk sosialisasi T2 ini. Mengenai strategi ini, pak haikal mengatakan definisi umum mengenai strategi, yaitu : “ Strategi adalah tindakan yang diambil untuk mencapai suatu tujuan.” Hal senada di ungkapkan oleh Pak Bambang, beliau mngungkapkan : “Yaa, strategi itu adalah rencana untuk mencapai suatu tujuan.” Perencanaan yang di bentuk oleh Public Relations angkasa pura yang pada akhirnya berbuah pada suatu strategi diharapkan mampu untuk menunjang operasional T2 Juanda. Dalam penerapan strateginya, Public Relations angkasa pura melakukan berbagai macam hal seperti rapat koordinasi antara kantor pusat dan kantor cabang yang secara langsung terlibat dalam operasional T2 Juanda tersebut. Rapat-rapat ini sangat diperlukan agar tidak terjadi miss communication antara kantor pusat dan kantor cabang. Mengenai adanya rapat tersebut diatas, Pak Arif memberikan keterangannya : 70 “Diadakan rapat untuk mengidentifikasi masalahnya, merumuskan strateginya.” Keterangan dari Pak Arif tersebut sekaligus menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai strategi dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda kepada masyarakat. Sosialisasi operasional T2 sangat diperlukan agar masyarakat lebih mengetahui tentang T2 Juanda. Perencanaan strategi sosialisasi pun digarap dengan serius oleh pihak angkasa pura. Hal ini dikarenakan untuk proses sosialisasi harus menggunakan media yang tepat. Pemilihan media untuk sosialisasi pun dilakukan. Seperti pernyataan dari Pak haikal yang menyebutkan bahwa : “ Perencanaannya dengan memilah media-media yang akan digunakan untuk mensosialisasikan. Dari sisi komersil bukan dari T2 nya, tapi tenant-tenantnya, bagaimana kita mendapatkan tenant – tenant terbaik untuk menempati toko – toko yang ada di terminal T2.” Pernyataan dari Pak Haikal tersebut sekaligus mewakili perencanaan dari bidang komersil. Yang mana khusus untuk bidang komersil, salah satu strateginya ditambahkan dengan sosialisasi secara khusus kepada tenant-tenant. Berbeda dengan pernyataan Pak arif mengenai strategi sosialisasi tersebut, beliau mengatakan : “Strateginya melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi, baik itu informasi ke penumpang, pengguna jasa, dan juga ke pihak maskapai. Lalu juga informasi ke kementrian daerah, kementrian pusat, melalui surat, email, pemberitahuan di media cetak, iklan, pamflet, bikin banner dan spanduk di bandara, talk show di radio.” 71 Dalam hal pemilihan media untuk strategi sosialisasi Public Relations Angkasa Pura, Pak Bambang memiliki argumentasi tersendiri. Beliau mengatakan : “Perencanaannya yaitu dengan mengumpulkan media-media dan kita membuat spanduk – spanduk di lingkungan bandara.” Mengumpulkan media menurut beliau sangat perlu dikakukan karena Public Relations harus mengetahui medianya seperti apa dan langkah-langkah dari media tersebut seperti apa. Namun, beliau juga mengatakan bahwa Public Relations Angkasa Pura Airport secara khusus juga membuat spanduk-spanduk yang berisi tentang sosialisasi T2 Juanda. Dalam proses sosialisasi kepada masyarakat, Public Relations Angkasa Pura turut melibatkan media-media untuk membantu proses sosialisasinya. Keikutsertaan media ini merupakan salah satu bentuk strategi Public Relations Angkasa Pura dalam melakukan sosialisasi operasional T2 Juanda. Media-media yang digunakan Public Relations Angkasa pura antara lain media elektronik seperti Televisi dan radio, media cetak seperti koran, majalah, brosur, pamflet, spanduk, serta media internet seperti website, twitter, facebook. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Pak Handy, Pak Haikal, dan Pak Surya. Lalu, strategi lain yang Public Relations Angkasa Pura lakukan adalah dengan menyebarkan pengumuman-pengumuman secara terus menerus melalui media-media yang sudah ditentukan. 72 Seperti membuat spanduk di lingkungan bandara, menyebarkan pamflet kepada penumpang, iklan di televisi,radio,dan koran, lalu menulis artikel di website Angkasa Pura, dan menyebarkan pemberitahuan melalui media sosial seperti twitter dan facebook. Adapun strategi dari proses sosialisasi yang dilakukan Public Relations Angkasa pura terhadap operasional T2 Juanda yaitu: a. Media Gathering / pers, Public Relations Angkasa Pura mengundang seluruh awak media, baik media nasional dan media lokal. b. Iklan di televisi nasional seperti Metro TV, Tvone, dan televisi lokal seperti JTV. c. Iklan di Radio Suara Surabaya d. Iklan di media cetak, seperti kompas. e. Talk Show di Radio Suara Surabaya f. Pemasangan spanduk di lingkungan bandara g. Sosialisasi melalui website h. Sosialisasi menggunakan media sosial seperti Twitter dan facebook i. Sosialisasi menggunakan pamflet yang disebar oleh helper disetiap sudut bandara T2 Juanda. j. Sosialisasi menggunakan majalah internal Angkasa Pura k. Sosialisasi dengan membuka tender bagi tanant-tenant yang akan mengisi araea komersil T2 Juanda l. Surat pemberitahuan kepada kementrian pusat dan daerah, serta dinasdinas terkait 73 m. Surat pemberitahuan kepada pihak maskapai penerbangan. Strategi-strategi tersebut terus menerus dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura supaya tidak terjadi kebingungan di masyarakat mengenai operasional T2 Juanda. Langkah-langkah tersebut dapat dikatakan sebagai langkah kongkret Public Relations Angkasa Pura demi mencapai sasaran tujuan daripada sosialisasi itu sendiri. Dan melalui langkah kongkret tersebut, Public Relations Angkasa Pura telah menjalankan fungsinya sebagai perantara antara perusahaan penyedia jasa dan masyarakat pengguna jasa. Media Public Relations dalam mensosialisasikan T2 Juanda Surabaya ketika belum beroperasi yaitu media pers, pameran, direct mail, media online (social media), media elektronik (televise dan radio), media cetak,meeting bersama tenant. Media Public Relations dalam mensosialisasikan terminal 2 juanda setelah beroperasi adalah media elektonik (televisi nasional, televisi lokal dan radio lokal), pesan lisan (helper), media cetak, media online, media pers, Audio visual (website youtube), media online (social media) C. Komunikasi ( Communications ) Public Relations Angkasa Pura sebagai pelaksana proses sosialisasi operasional T2 juanda terus menerus melakukan proses komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana 74 pelaksanaan daripada sosialisasi yang dilakukan Public Relations Angkasa Pura kepada masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura melalui berbagai tahap, seperti rapat koordinasi dalam penentuan strategi sosialisasinya, lalu ke tahap aksi dengan menggunakan mediamedia untuk proses sosialisasinya. Komunikasi tanpa strategi ibarat orang berjalan tanpa mengetahui seluk beluk jalan yang dilalui. Sebaliknya, komunikasi yang dilakukan dengan strategi yang relevan ibarat orang berjalan dengan mengetahui betul peta jalan dan rambu lalu lintas yang dilaluinya. Dengan demikian strategi komunikasi sangat menentukan adanya efektivitas komunikasi. Operasional T2 Juanda yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura Airports membutuhkan sosialisasi pada masayarakat agar ada pengetahuan mengenai kondisi T2 yang ada sekarang. Hal-hal yang harus dilakukan atau dipersiapkan dalam rangka sosialisasi operasional T2 Juanda harus mempertimbangkan tiga aspek yaitu pertama, aspek komunikator. Komunikator dalam sosialisasi operasional T2 Juanda harus memiliki krediblitas serta keahlian, keterampilan berkomunkasi, personality, (kepribadian), memperhitungkan disampaikan. harapan dan kemampuan komunikan sesuai komunikator dengan yang 75 Kedua, aspek materi pesan. Pesan yang akan disampaikan harus sesuai dengan harapan komunikan. Teknik penyampaian pesan harus sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat. Ketiga, aspek media yang digunakan. Media yang digunakan dalam penyampaian pesan harus yang dapat terjangkau oleh masyarakat setempat. Seperti yang dilakukan Public Relations Angkasa Pura, mereka menggunakan media untuk wilayah lokal menggunakan JTV dan Radio Suara Surabaya ( SS ). Strategi komunikasi yang harus dilakukan dalam sosialisasi T2 Juanda ini menggunakan strategi komunikasi face to face dengan menitikberatkan teknik komunikasi persuasif dan informatif. Opinion leader dapat dimanfaatkan sebagai perantara komunikasi dua arah. Media komunikasi yang tepat dengan memanfaatkan media sebagai perantara komunikasi. Program-program yang dilakukan untuk mendukung strategi sosialisasi ini seperti mengundang teman-teman media untuk hadir dalam acara media gathering. Media gathering ini dimaksudnkan agar awak media lebih dulu mengetahui mengenai T2 Juanda sebelum pada akhirnya mereka mempublikasikan kepada khalayak mengenai operasional T2 Juanda. Dari segi komersial, program-program komunikasi untuk mendukung strategi sosialisasi T2 Juanda ini yaitu melalui pembukaan 76 tender bagi para tenant-tenant yang ingin bekerjasama untuk berbisnis di area T2 Juanda. Tender tersebut dimasukan kedalam website Angkasa Pura, sehingga secara tidak langsung hal ini bisa menjadi sarana sosialisasi kepada khalayak lain diluar tenant. Dalam proses komunikasi sosialisasi T2 Juanda ini, tidak ditemukan kendala yang sangat berarti. Komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura berjalan dengan baik dan dapat diterima dengan antusias oleh masyarakat. Sperti yang dikatakan oleh Mahmud Ridho selaku masyarakat Surabaya, yaitu : “ Para penumpang tidak kebingungan waktu masuk T2 Juanda. Informasinya jelas, ada pamflet juga di sebar di bandara, dimanamana ada spanduk pemberitahuan mulai dari akses, jadwal airport shuttle bus.” D. Evaluasi ( Evaluation ) Evaluasi merupakan tahap akhir dalam serangkaian strategi Public Relations dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda. Dalam mengevaluasi program sosialisasi T2 Juanda ini, Public Relations Angkasa Pura sudah melakukannya dengan sangat baik. Hal ini di ukur dari beberapa strategi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura yang mencapai sasaran daripada tujuannya. Evaluasi yang dilakukan Public Relations Angkasa Pura ini menjadi fokus tersendiri agar Public Relations Angkasa Pura dapat mengetahui bagaimana program-program yang sudah dijalankan sudah tepat sasaran. Dan dalam hal ini, ternyata program-program 77 Public Relations Angkasa Pura sudah berjalan dengan baik. Seperti yang dipaparkan oleh Pak handy : “ ya, sudah mencapai sasaran untuk semua program strategi sosialisasi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura, termasuk sasaran tenant yang melebihi target yaitu lebih dari 50 sampul. “ Respon dari masyarakat mengenai T2 Juanda ini pun sangat baik, baik dalam hal pelayanan dan dalam hal untuk perjalanan bisnis. Seperti yang di ungkapkan oleh Pak Arif : “Respon yang ditunjukan baik, karena dengan adanya T2 massa tidak terkonsentrasi pada satu bandara. Lalu pelayanan juga di T2 semuanya serba baru dan nyaman bagi semua pengguna jasa. Pelayan meningkat, wisatawan yang datang ke Jawa Timur lebih terakomodir. Begitu juga dengan bisnis. Hal ini hampir sebanding dengan tanggapan Pak Surya mengenai respon masyarakat melalui media, yaitu: “ Banyak feedback yang diterima dari twitter, lalu pada saat talk show ban yak yang interaktif, serta dari helper pun banyak yang melakukan interaktif ,untuk sasaran di wilayah surabaya tidak aa kendala, namun diharapkan semua pengguna jasa di semua cabang perusahaan dapat mengetahui tentang terminal 2 dengan cara memaksimalkan koordinasi“ Media-media yang digunakan oleh Public Relations Angkasa Pura untuk membantu sosialisasi operasional T2 Juanda ini pun berjalan dengan baik. Dan media yang sangat efektif dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda adalah media elektronik televisi. Hal ini diungkapkan oleh Pak Surya : 78 “ Media yang paling efektif yang dipakai PR Angkasa Pura itu ya televisi. Karena, masyarakat lebih dapat menerima pesan yang dilakukan di media televisi karena pesan berbentuk gambar bergerak diikuti dengan suara yang mudah ditangkap oleh masyarakat.” Keterangan dari Pak Surya ini di perkuat dan ditambahkan oleh pernyataan dari Pak Handy, yaitu: “media televisi dan radio media yang paling efektif, namun kehadiran media sosial Twitter ikut memperkuat proses, lalu juga ada helper yang bersinggungan langsung dengan penumpang.” Mengenai media yang efisien dalam proses sosialisasi kepada masyarakat, peneliti melakukan pertanyaan langsung kepada masyarakat surabaya, dalam hal ini penumpang yang diwawancarai di area bandara T2. Menurut Mahmud Ridho selaku penumpang tersebut adalah : “Yang efisien dan efektif yaa media cetak dan pesan-pesan lisan, dari mulut ke mulut. Lagipula di akses Tol menuju bandara sekarang sudah ada petunjuk-petunjuk arah yang membedakan T1 dan T2,T1 dan T2 beda konsep, T2 lebih modern dan lebih bagus fasilitasnya.” Penjelasan dari Mahmud Ridho ini seraya menguatkan apa yang sudah dikatakan PR Angkasa Pura sebelumnya yang mengklaim bahwa komunikasi, perencanaan, dan strateginya berhasil. Pernyataan ini diperkuat kembali dengan pernyataaan Mahmud Ridho selanjutnya, yang mengatakan : “ Public Relations Angkasa Pura 1 sangat komunikatif kok, kenyataannya masyarakat udah gak bingung. Jadi yaa kesimpulannya Angkasa Pura 1 sangat komunikatif dan informatif.” 79 4.3. Hasil Pembahasan Berdasarkan hasil yang di peroleh selama peneliti melakukan penelitian mengenai strategi Public Relations dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda, secara umum PR Angkasa Pura telah melakukan strategi sesuai teori yang dicetuskan oleh Cutlip, Scott M, Allen H. Centre, dan glen M.Broom yaitu empat langkah strategi PR : penemuan fakta, perencanaan, komunikasi, dan evaluasi. Dan berikut adalah pembahasannya : 4.3.1. Penemuan Fakta Dalam tahahap penemuan fakta ini, peneliti mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai operasional T2 Juanda kepada beberapa narasumber dari pihak PT. Angkasa Pura yang bertujuan dengan bagaimana peneliti ingin mengetahui awal mula ide pengembangan T2 Juanda, tujuan di kembangkannya, dan khalayak sasaran. PT. Angkasa Pura I selaku perusahaan penyedia bandara harus bekerja secara maksimal dalam segi pelayanan bandara terhadap masyarakat dan para pengguna jasa. Seperti halnya ide awal pembangungan T2 Juanda yang dikarenakan over kapasitas dari terminal sebelumnya yaitu T1. Sejak saat itu muncul ide untuk pengembangan terminal lama di bandara juanda Surabaya yang saat ini dikenal dengan nama T2 Juanda. Setelah munculnya ide tersebut, maka koordinasi selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan dan sosialisasi kepada masyarakat hingga T2 Juanda mulai beroperasional. 80 Merupakan salah satu tanggung jawab Public Relations Angkasa Pura untuk melakukan sosialisasi tersebut. Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Public Relations PT. Angkasa Pura dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda Surabaya adalah mencapai sasaran khalayak anatara calon penumpang, tenant ( Pengguna Jasa ), dan pihak maskapai yang berada di lingkungan T2 Juanda Surabaya. 4.3.2. Perencanaan ( Planning ) Pada tahap perencanaan ini, Public Relations Angkasa Pura membuat rencana program dimana khalayak yang dituju adalah masyarakat umum selaku penumpang, tenant, dan pihak maskapai. Dalam perencanaan program ini Public Relations Angkasa Pura memaksimalkan media-media yang bisa digunakan dalam proses sosialisasi T2 Juanda, seperti : a. Media Gathering, Public Relations Angkasa Pura mengundang seluruh awak media, baik media nasional dan media lokal. b. Iklan di televisi nasional seperti Metro TV, Tvone, dan televisi lokal seperti JTV. c. Iklan di Radio Suara Surabaya d. Iklan di media cetak, seperti Kompas. e. Talk Show di Radio Suara Surabaya f. Pemasangan spanduk di lingkungan bandara g. Sosialisasi melalui website,audio visual (TV streaming dan Youtube) h. Sosialisasi menggunakan media sosial seperti Twitter dan facebook 81 i. Sosialisasi menggunakan pamflet yang disebar oleh helper disetiap sudut bandara T2 Juanda. j. Sosialisasi menggunakan majalah internal Angkasa Pura k. Sosialisasi dengan membuka tender bagi tenant-tenant yang akan mengisi araea komersil T2 Juanda l. Surat pemberitahuan kepada kementrian pusat dan daerah, serta dinasdinas terkait m. Surat pemberitahuan kepada pihak maskapai penerbangan. Proses sosialisasi yang ditujukan kepada khalayak umum ini merupakan program jangka panjang yang akan dilakukan terus menerus oleh Public Relations Angkasa Pura karena PT. Angkasa Pura 1 menyadari bahwa masyarakat umum harus terus diberikan info dan sosialisasi khususnya mengenai operasional bandara T2 Juanda. Media Public Relations dalam mensosialisasikan T2 juanda setelah beroperasi adalah media elektonik (televisi nasional, televisi lokal dan radio lokal), pesan lisan (helper), media cetak, media online, media pers, Audio visual (streaming tvlokal), media online (social media). Media Public Relations dalam mensosialisasikan terminal 2 juanda Surabaya ketika belum beroperasi yaitu media pers, pameran, direct mail, media online (social media), media elektronik (televisi dan radio), konfrensi pers, media cetak, meeting bersama tenant. 82 4.3.3. Komunikasi ( Communications ) Pada tahap ini, Public Relations Angkasa Pura melakukan kegiatan yang sudah direncanakan pada tahap awal dengan melakukan komunikasi. Public Relations Angkasa Pura sebagai pelaksana proses sosialisasi operasional T2 juanda terus menerus melakukan proses komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana pelaksanaan dari strategi sosialisasi yang dilakukan Public Relations Angkasa Pura kepada masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura melalui berbagai tahap, seperti rapat koordinasi dalam penentuan strategi sosialisasinya, lalu ke tahap aksi dengan menggunakan media-media untuk proses sosialisasinya. Komunikasi tanpa strategi ibarat orang berjalan tanpa mengetahui seluk beluk jalan yang dilalui. Sebaliknya, komunikasi yang dilakukan dengan strategi yang relevan ibarat orang berjalan dengan mengetahui betul peta jalan dan rambu lalu lintas yang dilaluinya. Dengan demikian strategi komunikasi sangat menentukan adanya efektivitas komunikasi. Operasional T2 Juanda yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura Airports membutuhkan sosialisasi pada masayarakat agar ada pengetahuan mengenai kondisi T2 yang ada sekarang, seperti konsep design, akses, fasilitas sarana dan prasarana. Hal-hal yang harus dilakukan atau dipersiapkan dalam rangka sosialisasi operasional T2 Juanda harus mempertimbangkan tiga aspek yaitu pertama, aspek komunikator. Komunikator dalam sosialisasi operasional T2 Juanda harus memiliki krediblitas serta keahlian, keterampilan berkomunkasi, personality, (kepribadian), 83 dan kemampuan komunikator memperhitungkan harapan komunikan sesuai dengan yang disampaikan. Kedua, aspek materi pesan. Pesan yang akan disampaikan harus sesuai dengan harapan komunikan. Teknik penyampaian pesan harus sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat. Ketiga, aspek media yang digunakan. Media yang digunakan dalam penyampaian pesan harus yang dapat terjangkau oleh masyarakat setempat. Seperti yang dilakukan Public Relations Angkasa Pura, mereka menggunakan media untuk wilayah lokal menggunakan JTV dan Radio Suara Surabaya ( SS ), media cetak, audiovisual,media online, website, media pers, direct mail dan pesan lisan. Strategi komunikasi yang harus dilakukan dalam sosialisasi T2 Juanda ini menggunakan strategi komunikasi face to face dengan menitikberatkan teknik komunikasi persuasif dan informatif. Opinion leader dapat dimanfaatkan sebagai perantara komunikasi dua tahap. Media komunikasi yang tepat dengan memanfaatkan media Public Relations sebagai perantara komunikasi. Program-program yang dilakukan untuk mendukung strategi sosialisasi ini seperti mengundang teman-teman media untuk hadir dalam acara media gathering. Media gathering ini dimaksudnkan agar awak media lebih dulu mengetahui mengenai T2 Juanda sebelum pada akhirnya mereka mempublikasikan kepada khalayak tentang operasional T2 Juanda. Dari segi komersial, program-program komunikasi untuk mendukung strategi sosialisasi operasional T2 Juanda ini yaitu melalui pembukaan tender bagi 84 para tenant-tenant yang ingin bekerjasama untuk berbisnis di area T2 Juanda. Tender tersebut dimasukan kedalam website Angkasa Pura, sehingga secara tidak langsung hal ini bisa menjadi sarana sosialisasi kepada khalayak lain diluar tenant. Dalam proses komunikasi sosialisasi operasional T2 Juanda ini, tidak ditemukan kendala yang sangat berarti. Komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura berjalan dengan baik dan dapat diterima dengan antusias oleh masyarakat. 4.3.4. Evaluasi ( Evaluation ) Evaluasi merupakan tahap akhir dalam serangkaian strategi Public Relations dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda. Dalam mengevaluasi program sosialisasi operasional T2 Juanda ini, Public Relations Angkasa Pura sudah melakukannya dengan sangat baik. Hal ini di ukur dari beberapa strategi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura yang mencapai sasaran daripada tujuannya. Evaluasi yang dilakukan Public Relations Angkasa Pura ini menjadi fokus tersendiri agar Public Relations Angkasa Pura dapat mengetahui bagaimana program-program yang sudah dijalankan sudah tepat sasaran. Dan dalam hal ini, ternyata program-program Public Relations Angkasa Pura sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dilihat dari respon masyarakat terhadap media sosialisasi yang telah dilakukan seperti feedback yang bagus dari masyrakat dan tidak ada ketidakraturan signifikan yang terjadi bandar udara juanda. 85 Setelah melihat analisa dan hasil yang diperoleh oleh peneliti, maka dapat dikatakan bahwa strategi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura sudah sesuai dengan konsep yang ada. Dari proses PR yang dilakukan oleh PR Angkasa Pura dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda merupakan alat untuk mencapai strategi sosialisasi PR PT. Angkasa Pura Airports dapat dikatakan sangat berhasil dan sesuai rencana. Hasil ini didapatkan dengan melihat seluruh pencapaian PR PT. Angkasa Pura Airports mulai dari tahap penemuan fakta, perencanaan, komunikasi, dan evaluasi. Dalam pelaksanaannya, PR PT. Angkasa Pura tidak memiliki kendala yang cukup berarti dan pesan sosialisasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, khususnya pengguna bandara. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan, strategi PR yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura dalam mensosialisasikan T2 Juanda Surabaya di wilayah surabaya sangat berhasil. Namun informasi mengenai terminal 2 diwilayah cabang lain kurang maksimal sehingga perlu adanya koordinasi yang baik. 4.3.5. Bagan Hasil Pembahasan PT. Angkasa Pura I selaku perusahaan penyedia bandara bekerja secara maksimal dalam segi pelayanan bandara terhadap masyarakat dan para pengguna jasa. Seperti halnya ide awal pembangungan T2 Juanda yang dikarenakan over kapasitas dari terminal sebelumnya Penemuan Fakta (Fact Finding) yaitu T1. Sejak saat itu muncul ide untuk pengembangan terminal lama di bandara juanda 86 Surabaya yang saat ini dikenal dengan nama T2 Juanda. Setelah koordinasi munculnya selanjutnya ide tersebut, adalah maka pelaksanaan pengembangan dan sosialisasi kepada masyarakat hingga T2 Juanda mulai beroperasional. Merupakan salah satu tanggung jawab Public Relations Angkasa Pura untuk melakukan sosialisasi tersebut. Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Public Relations PT. Angkasa Pura dalam mensosialisasikan operasional T2 Juanda Surabaya adalah mencapai sasaran khalayak anatara calon penumpang, tenant ( Pengguna Jasa ), dan pihak maskapai yang berada di lingkungan T2 Juanda Surabaya. Proses sosialisasi yang ditujukan kepada khalayak umum ini merupakan program jangka Perencanaan panjang yang akan dilakukan terus menerus oleh Public Relations Angkasa Pura. (Planning) Media Public Relations dalam mensosialisasikan T2 juanda setelah beroperasi adalah media elektonik (televisi nasional, televisi lokal dan radio lokal), pesan lisan (helper), media cetak, media online, media pers, Audio visual (streaming tvlokal), media online (social media). Media Public Relations dalam mensosialisasikan terminal 2 juanda Surabaya ketika belum beroperasi yaitu media pers, pameran, direct mail, media online (social media), media elektronik (televisi dan radio), konfrensi pers, media cetak, meeting bersama tenant. Public Relations Angkasa Pura sebagai 87 pelaksana proses sosialisasi operasional T2 juanda terus menerus Komunikasi melakukan yang proses dimaksud komunikasi. adalah bagaimana pelaksanaan dari strategi sosialisasi yang dilakukan Komunikasi Public Relations Angkasa Pura kepada masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan oleh Public Relations (Communication) Angkasa Pura melalui berbagai tahap, seperti rapat koordinasi dalam penentuan strategi sosialisasinya, lalu ke tahap aksi dengan menggunakan media-media untuk proses sosialisasinya. Public Relations Angkasa Pura, menggunakan media dalam strategi sosialisasinya. Untuk wilayah lokal menggunakan JTV dan Radio Suara Surabaya ( SS ), media cetak, audiovisual, media online, website, media pers, direct mail dan pesan lisan. Strategi lainnya yang dilakukan dalam sosialisasi T2 Juanda ini adalah penggunaaan strategi komunikasi face to face dengan menitikberatkan teknik komunikasi persuasif dan informatif. Opinion leader dapat dimanfaatkan sebagai perantara komunikasi dua tahap. Media memanfaatkan komunikasi media yang Public tepat dengan Relations sebagai perantara komunikasi. PR PT. Angkasa Pura 1 juga turut mengundang teman-teman media untuk hadir dalam acara media gathering. Media gathering ini dimaksudkan agar awak media lebih dulu mengetahui mengenai T2 Juanda 88 sebelum pada akhirnya mereka mempublikasikan kepada khalayak tentang operasional T2 Juanda. Dari segi komersial, program-program komunikasi untuk mendukung strategi sosialisasi operasional T2 Juanda ini yaitu melalui pembukaan tender bagi para tenant-tenant yang ingin bekerjasama untuk berbisnis di area T2 Juanda. Tender tersebut dimasukan kedalam website Angkasa Pura, sehingga secara tidak langsung hal ini bisa menjadi sarana sosialisasi kepada khalayak lain diluar tenant. Komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations Angkasa Pura berjalan dengan baik dan dapat diterima dengan antusias oleh masyarakat. Perencanaan dengan pemilihan media sebagai sarana PR PT. Angkasa Pura 1 dalam melakukan sosialisasi Terminal 2 Juanda Surabaya sudah tepat. Untuk wilayah surabaya , sosialisasi yang dilakukan Evaluasi (Evaluation) oleh PR PT. Angkasa Pura 1 menggunakan mediamedia PR tersebut telah mencapai sasaran dan strategi komunikasi yang dilakukan sudah mencapai tujuannya. Hal ini dapat dilihat dari respon masyarakat terhadap media sosialisasi yang telah dilakukan, seperti feedback yang bagus dari masyarakat dan banyaknya tenant yang mendaftar. Serta sudah tidak adanya kebingungan masyarakat ketika menuju dan keluar Terminal 2 Juanda Surabaya. Namun untuk koordinasi dengan cabang lain mengenai pengembangan terminal 2 belum maksimal. Karena masing-masing bandara 89 terfokus untuk program dan kegiatan masing-masing.