TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA JURNAL Oleh: HENRIKA DEWI ANINDAWATI NIM K3109038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 1 TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA Henrika Dewi Anindawati dan Wardatul Djannah Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRACT Henrika Dewi Anindawati. TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA KELAS IV SDN PRAWIT I NO. 69 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2013. This research aims to determine the effectiveness of game technique to improve the expressing opinion’s ability of the fourth grade student at SDN Prawit I No. 69 Surakarta academic year 2012/ 2013. This research is action research in guidance and counseling. It was conducted into two cycles, each cycle consists of planning, action, observation and reflection. The subjects of this research are five students of fourth grade at SDN Prawit I No. 69 Surakarta. Data resource comes from the students and the teacher. Techniques of collecting data are observation and interview. The data validation uses data triangulation technique. Data analysis uses percentage analysis technique and clinical analysis. Research procedure is Kemmis and Mc Taggart’s model. The used action in this research is game technique collaborating with the teacher. The conduction of the action is implemented in cycle I and cycle II. This study shows that game technique can improve the expressing opinion’s ability starting from pre-action into action cycle I and action cycle II. The enhancement in the cycle I is 44,76% but it has not been significant yet because it also has not fulfilled the appointed successfulness indicator. The significant enhancement happens on the cycle II which has 74,70% because it has reached the appointed successfulness indicator which has 50%. This study concludes that the application of game technique is effective to improve the expressing opinion’s ability of the student of fourth grade at SDN Prawit I No. 69 Surakarta academic year 2012/ 2013. Key word: game technique, expressing opinion’s ability 2 puan A. PENDAHULUAN tersebut termasuk dalam Menurut Desmita (2009: 35), perkembangan bahasa yang menjadi “Usia rata-rata anak Indonesia saat salah satu karakteristik anak usia memasuki jenjang sekolah dasar sekolah dasar. Herawati Mansur adalah 6 tahun dan selesai pada usia (2009: 90) berpendapat, “Bahasa 12 tahun”. Mengacu pada pembagian merupakan sarana yang digunakan tahap yang untuk berkomunikasi dengan orang dijelaskan oleh Santrock (2009: 20) lain yang mencakup semua cara yaitu “Masa kanak-kanak tengah dan berkomunikasi, dimana pikiran dan akhir (middle and late childhood) perasaan dinyatakan dalam bentuk merupakan periode perkembangan lisan, tulisan, isyarat, gerak dengan yang dimulai dari sekitar usia 6 menggunakan hingga usia 11 tahun; kadang periode bunyi, ini tahun-tahun gambar”. Syamsu Yusuf (2011: 179) sekolah dasar”. Dari kedua pendapat mengemukakan dua faktor penting tersebut dapat disimpulkan bahwa yang berpengaruh terhadap perkem- usia anak sekolah dasar dimulai dari bangan bahasa, yaitu proses jadi usia 6 sampai dengan usia 11 atau 12 matang dan proses belajar. Proses tahun. Anak usia kelas IV sekolah jadi matang diartikan mematangnya dasar berada pada rentang usia 10 organ-organ suara/ bicara yang sudah sampai dengan 11 tahun, yang berfungsi untuk berkata-kata. Proses artinya masih dalam masa kanak- belajar berarti anak mempelajari kanak akhir. Masa kanak-kanak akhir bahasa orang lain dengan jalan merupakan tahap peralihan dari masa mengimitasi atau meniru ucapan/ kanak-kanak remaja. perkataan yang didengarnya setelah Chasiyah, Chadidjah, dan Legowo anak mengalami kematangan berbi- (2009: “Usia cara. Kedua proses tersebut berlang- sekolah dasar ini merupakan masa sung sejak masa bayi dan kanak- berkembang pesatnya kemampuan kanak hingga usia anak sekolah mengenal dan menguasai perbenda- dasar. perkembangan disebut 38) sebagai ke anak masa berpendapat, haraan kata (vocabulary)”. Kemam3 kata-kata, lambang, lukisan kalimat atau Sekolah merupakan salah proses belajar mengajar berlangsung. satu tripusat pendidikan, seperti yang Kegiatan tersebut dinyatakan oleh Umar Tirtarahardja menggunakan kemampuan dan La Sulo (1994: 171), “Manusia seperti sepan-jang hidupnya selalu akan bermain menerima tiga Kemampuan mengemukakan penda- lingkungan pendi-dikan yang utama pat merupakan salah satu modal yang yakni dan harus dikuasai oleh siswa agar siswa masyarakat, dan ketiganya disebut mampu menyampaikan gagasan dan tripusat pengaruh keluarga, dari sekolah, berdialog, peran yang verbal berpidato atau dan sosiodrama. pendidikan”. Sekolah pikirannya terhadap hal-hal yang peranan dalam dipelajari. Kemampuan mengemu- memberikan pelajaran bahasa bagi kakan pendapat yang dikuasai siswa anak. Chasiyah, dkk (2009: 38) diharapkan akan membantu mempe- menjelaskan bahwa, “Di sekolah, roleh hasil belajar yang optimal. diberikan pelajaran bahasa yang Apabila dengan kemampuan mengemukakan penda- mempunyai sengaja menambah siswa tidak perbendaharaan katanya, mengajar pat, menyusun struktur kalimat, mengalami berbagai gangguan dan peribahasa, kesusastraan, dan hambatan dalam mencapai keberha- ketrampilan menga-rang”. Syamsu silan belajarnya. Hal tersebut dapat Yusuf (2011: 180) mengemukakan dianggap sebagai suatu hambatan bahwa, alasan bagi siswa untuk berhasil dalam dibekalinya pelajaran bahasa bagi belajar karena kemampuan menge- anak usia sekolah dasar agar anak mukakan pendapat akan menunjuk- dapat berpikir, yaitu menyatakan kan kemampuannya dalam berpikir. gagasan “Salah atau satu pendapat”. dikhawatirkan memiliki siswa akan Kemampuan mengemukakan Kemampuan mengemukakan penda- pendapat pat perlu dikuasai siswa. Dengan menyampaikan gagasan atau pikiran kemampuan mengemukakan penda- secara pat yang baik, siswa mampu melak- memaksakan kehendak sendiri serta sanakan berbagai kegiatan selama menggunakan bahasa yang baik. Dari 4 lisan adalah yang kemampuan logis, tanpa pengertian tentang kemam-puan Selain itu, hubungan sosial siswa mengemukakan pendapat di atas, tersebut menjadi kurang efektif. dapat disimpulkan bahwa aspek- Sitti Hartinah DS (2009: 4) aspek kemampuan mengemukakan menjelaskan pendapat, adalah: 1) Menyampaikan dapat dibedakan menjadi dua cara, gagasan atau pikiran secara lisan menurut yang logis, 2) Tanpa memaksakan yaitu pende-katan individual dan kehendak sendiri, 3) Menggunakan kelompok”. Salah satu teknik dalam bahasa yang baik. pendekatan kelompok adalah teknik Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil bahwa, metode “Bimbingan pendekatannya, permainan. Teknik permainan ini wawancara menjadi salah satu cara untuk dengan guru SDN Prawit I No.69 meningkatkan kemampuan menge- Surakarta bahwa, mukakan pendapat. Tatiek Romlah banyak siswa sekolah dasar yang (1989: 130) mengemukakan bahwa, belum mampu berpendapat secara “Permainan adalah suatu aktivitas formal didalam kelas. Fenomena yang menyenangkan, ringan bersifat tersebut sering dijumpai saat guru kompetitif mengajar dalam kegiatan belajar Permainan dan masyarakat merupa- mengajar (KBM) di kelas. Siswa kan cenderung pasif dan kurang berminat bersama-sama. Permainan dilakukan untuk penda-pat baik oleh anak-anak maupun orang tentang pelajaran yang disampaikan dewasa. Permainan sebagai salah oleh bentuk satu cara untuk belajar mengenai bertanya maupun menjawab perta- ketrampilan sosial, karena melalui nyaan. Proses pembelajaran seharus- permainan dapat menciptakan suasa- nya terdapat interaksi dua arah, yaitu na yang santai dan menyenangkan antara guru dengan siswa. Akibat sehingga dapat dimanfaatkan untuk dari permasalahan di atas, prestasi mempermudah dalam pengambilan siswa menjadi kurang optimal dan keputusan, menyelesaikan masalah, potensi yang dimiliki siswa tidak dan terjalin komunikasi yang baik teraktualisasi dengan orang lain. Hal tersebut diterangkan mengemukakan guru baik dalam secara maksimal. 5 dua atau hal kedua-duanya”. yang berkembang diperkuat dengan pendapat Serok & Anak-anak usia sekolah ini Blum (dalam Suwarjo dan Eva lebih Imania bekerja Eliasa, mengatakan 2010: yang bermain, dalam bergerak, kelompok dan “Permainan melakukan sesuatu secara langsung. bersifat sosial karena permainan Zulkifli (2002: 59) menje-laskan melibatkan proses belajar, mematuhi bahwa, “Minat anak pada masa peraturan, sekolah banyak ditujukan kepada disiplin bahwa, 4) suka pemecahan diri, masalah, kontrol dan benda-benda yang bergerak”. Anak mengadopsi peran-peran pemimpin yang sehat akan suka bergerak, dengan pengikutnya yang semuanya selalu giat, dan berbuat sesuatu. Hal- merupakan salah satu bagian dari hal proses interaksi sosial”. Permainan menyenangkan akan sangat menarik merupakan perhatiannya. suatu diri, aktivitas yang yang mengandung kegiatan menyenangkan yang terjadi pada Hambatan yang dialami oleh masa anak-anak untuk mengembang- siswa dalam tugas perkembangan kan inteligensi dan fisik motoriknya. terutama di bidang pendidikan dan Siswa sekolah dasar merupa- pengajaran bermacam-macam jenis- kan masa akhir anak-anak, Syamsu nya, salah satunya yaitu tentang Yusuf kemampuan mengemukakan penda- (2006: 178) menjelaskan bahwa, “Pada usia sekolah dasar (6- pat. 12 tahun) anak sudah dapat mereaksi seharusnya dilakukan oleh siswa rangsangan intelektual, atau sebagai bentuk tanggapan terhadap melaksanakan tugas-tugas belajar pembelajaran yang disampaikan oleh yang menuntut kemampuan intelek- guru. Sesuai dengan tahap perkem- tual bangan kognitifnya, siswa sekolah atau (seperti kemampuan membaca, kognitif menulis Mengemukakan pendapat dan dasar berada pada tahap operasional menghitung)”. Maka dari itu, sekolah konkret dimana dalam tahap tersebut menjadi tempat penting bagi anak- siswa mampu menggunakan logika anak usia ini untuk mengembangkan yang memadai dan pengalaman yang aspek fisik, kognisi dan psikososial. konkret. Sehingga pada siswa sekolah dasar selayaknya mampu 6 berpikir secara logis dan sistematis belajar layaknya dapat diatasi dengan dalam menyelesaikan permasalahan. segera, jika tidak cepat diatasi hal Akan kenyataannya tersebut tentu saja akan menimbul- siswa masih merasa takut dan pasif kan masalah dan hambatan bagi dalam pendapat siswa dalam mengikuti pelajaran. sehingga interaksi yang terjadi pada Cara yang digunakan untuk melaku- proses pembelajaran di dalam kelas kan bimbingan pada siswa yang sebatas mengalami tetapi, pada mengemukakan komunikasi Apabila siswa satu tidak arah. memiliki kesulitan mengemukakan dalam pendapat salah kemampuan mengemukakan penda- satunya dengan menggunakan teknik pat, permainan. dikhawatirkan siswa akan mengalami berbagai gangguan dan Faizin (2009), penerapan hambatan dalam mencapai keberha- metode diskusi untuk meningkatkan silan belajarnya. kemampuan berfikir dan berpen- Hambatan diatasi, salah menggunakan tersebut satunya teknik perlu dapat. dengan Berdasarkan tersebut, permainan. penulis mengadakan penelitian tertarik penelitian untuk tentang Sesuai penjelasan sebelumnya yang kemampuan mengemukakan penda- mengemukakan bahwa permainan pat. merupakan menggunakan suatu aktivitas yang Namun, kali teknik ini peneliti permainan. dapat memfasilitasi anak mencapai Penerapan teknik permainan dapat perkembangan yang utuh, baik fisik, digunakan pada proses pembelajaran intelektual, dan siswa usia anak sekolah dasar. emosional anak. Oleh karena itu, Teknik permainan akan membantu guru menggunakan siswa untuk mencipta-kan dinamika permainan dalam kegiatan belajar kelompok agar siswa tersebut dapat mengajar agar siswa berpindah atau mengembangkan bergerak, bekerja atau belajar dalam yang dimilikinya dalam mengemu- kelompok, dan memberikan kesem- kakan pendapat. sosial, sebaiknya moral, patan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Kesulitan siswa dalam 7 seluruh potensi Kemmis dan Mc Taggart B. METODE PENELITIAN Metode yang (dalam Dede Rahmat Hidayat dan ini Aip Badrujaman, 2012: 12) menyata- Tindakan kan bahwa, “Penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). pada hakikatnya berupa rangkaian Tindakan yang digunakan adalah kegiatan yang terdiri dari empat teknik langkah, yaitu perencanaan, tinda- diguna-kan adalah penelitian dalam penelitian Penelitian permainan, yaitu suatu aktivitas yang menyenangkan yang kan, terjadi pada masa anak-anak untuk Tindakan pada penelitian ini terdiri mengembangkan inteligensi dan fisik dari rangkaian siklus. Pelak-sanaan motoriknya. tindakan dilaksanakan pada siklus I Penelitian dilakukan di SDN pengamatan, dan refleksi”. dan siklus II. Prawit I No. 69 Surakarta dan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2012/ Subjek Berdasarkan hasil pelaksa- penelitian ini terdiri dari 5 siswa naan tindakan peningkatan pada yang kurang mengemukakan 2013. C. HASIL DAN PEMBAHASAN mampu untuk siklus I dan II dapat dinyatakan pendapat, yaitu terjadi BDR, RKC, ABP, ACW, dan YT. Teknik pengumpulan peningkatan mengemukakan data menggunakan kemampuan pendapat teknik dengan permainan. menggunakan observasi dan wawan- Teknik perminan telah dilaksanakan cara. Validasi data menggunakan dan peneliti mengobservasi serta teknik triangulasi data. Analisis data mewawancarai orang terdekat subjek menggunakan teknik analisis persen- untuk mengetahui perubahan yang tase dan analisis klinis. Prosedur terjadi. Pada pre test sampai siklus I penelitian adalah model Kemmis dan terjadi Mc Taggart. Tindakan yang diguna- masing subjek, yaitu BDR 51,72 %, kan dalam penelitian ini adalah RKC 43,10 %, ABP 44,23 %, ACW teknik permainan yang berkolaborasi 37,93 %, dan YT 46,81 %. Pengama- dengan guru kelas. tan perubahan pada subjek penelitian 8 perubahan pada masng- dilakukan oleh peneliti, guru kelas, dan ketua kelas, dan tutor. menjawab Hasil wawncara menunjuk- jarang berinisiatif untuk pertanyaan guru. Perubahan perilaku subjek setelah kan bahwa BDR adalah diam, pasif tindakan saat KBM berlangsung, lama dalam diberikan subjek sudah menyasar menjawab ketika diberi pertanyaan pada materi, lebih aktif saat KBM, oleh guru, jawaban yang diberikan sudah berinisiatif untuk menjawab kurang menyasar pada materi, dan pertanyaan dari guru, dan lebih cepat tidak dalam pernah berinisiatif untuk adalah jawaban menjawab ketika pertanyaan. Perubahan perilaku yang dialami ACW, dia anak yang manja, kurang subjek setelah pemberian tindakan mandiri, curang ketika mengerjakan yaitu mau menjawab pertanyaan soal guru dengan inisiatif sendiri, lebih kalkulator, jika diberi pertanyaan cepat dalam menjawab pertanyaan dari guru menjawabnya lama, dan yang diberikan kepadanya, jawaban jawaban yang diberikan lebih menyasar pada menyasar dengan materi. Setelah materi, dan lebih aktif dalam KBM. diberi Selanjutnya, RKC jarang masuk mengerjakan soal matematika tidak sekolah, jika merasa bisa menjawab menggunakan kalkulator, jawaban akan berinisiatif untuk mengangkat yang diberikan sudah menyasar pada tangan, namun jika tidak maka harus materi, dan jika diberi pertanyaan diberi dahulu. cepat dalam menjawab walaupun Perubahan yang terjadi adalah selalu agak terbata-bata. Terakhir adalah masuk YT yang sering terlambat masuk berinisiatif terlebih sekolah, untuk dan sering menjawab halnya diberi menjawab pertanyaan dari guru. motivasi Lain yang matematika yang layanan sekolah, dengan menggunakan diberikan ACW pendiam, kurang menjadi jika diberi walaupun terkadang jawaban yang pertanyaan berpikirnya lama, dan diberikan mau maju ke depan kelas untuk salah. Subjek ABP pendiam, jika ditanya agak menyasar menjawab jawabannya, tidak banyak bertanya, jawaban tidak menyasar pada materi. ketika ditanya menjawabnya lama, Perubahan yang terjadi terhadap YT 9 walaupun terkadang setelah siklus I adalah masuk sekolah tidak terlambat, BDR jika diberi cepat dalam 60 menjawab, dan sering maju ke depan 40 kelas untuk menjawab pertanyaan 20 pertanyaan agak dari guru. 0 Pretest Hasil persentase perubahan pada siklus I belum menunjukkan adanya Grafik 1. Perubahan Kemampuan Mengemukakan Pendapat pada BDR indicator capaian yang telah ditetap- Berdasarkan grafik 1. dapat kan. Mengacu pada hal tersebut, dinyatakan bahwa BDR mengalami penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. peningkatan kemampuan mengemu- Pelaksanaan siklus II tidak kakan pendapat dari pretest, ke berbeda 50% Siklus II sesuai jauh perubahan Siklus I dengan I. tindakan siklus I sebesar 51,72 %, Kekurangan yang ada pada siklus I dan ke tindakan siklus II sebesar diperbaiki pada siklus II. Hasil 68,97 %, sehingga dapat disimpulkan pelaksanaan permainan pada siklus II bahwa terjadi indikator peningkatan mengemukakan masing-masing Berdasarkan siklus kemampuan pendapat subjek analisis pada BDR mencapai keberhasilan yang ditetapkan. penelitian. persentase RKC dapat diketahui perubahan masingmasing subjek penelitian. Berikut 60 grafik yang menunjukkan peningka- 40 tan 20 kemampuan mampu mengemukakan pendapat siswa: 0 Pretest Siklus I Siklus II Grafik 2. Perubahan Kemampuan Mengemukakan Pendapat pada RKC 10 Berdasarkan grafik 2. indikator dapat dinyatakan bahwa RKC keberhasilan yang ditetapkan. mengalami peningkatan kemampuan mengemukakan pendapat ACW dari pretest, ke tindakan siklus I sebesar 43,10 %, dan ke tindakan 60 siklus %, 40 disimpulkan 20 bahwa RKC mampu mencapai 0 II sebesar sehingga dapat indikator 74,14 keberhasilan Pretest yang ditetapkan. Siklus I Siklus II Grafik 4. Perubahan Kemampuan Mengemukakan Pendapat pada ACW ABP Berdasarkan grafik 4. dapat dinyatakan bahwa ACW mengalami 50 40 30 20 10 0 peningkatan kemampuan mengemukakan pendapat dari pretest, ke tindakan siklus I sebesar 37,93 %, Pretest Siklus I dan ke tindakan siklus II sebesar Siklus II 68,97%, sehingga dapat disimpulkan Grafik 3. Perubahan Kemampuan bahwa Mengemukakan Pendapat pada ABP kan. dinyatakan bahwa ABP mengalami peningkatan kemampuan mengemukakan pendapat dari pretest, ke tindakan siklus I sebesar 44,23 %, dan ke tindakan siklus II sebesar 82,69 %, sehingga dapat disimpulkan ABP mampu mampu mencapai indikator keberhasilan yang ditetap- Berdasarkan grafik 3. dapat bahwa ACW mencapai 11 tindakan siklus I sebesar 46,81 %, YT dan ke tindakan siklus II sebesar 50 40 30 20 10 0 78,72 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa YT mampu mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pretest Siklus I Siklus II Pada penelitian ini, peneliti bekerjasama Grafik 5. Perubahan Kemampuan dengan guru kelas untuk mengamati perubahan pada Mengemukakan Pendapat pada YT Berdasarkan grafik 5. dapat subjek penelitian. Peneliti melakukan dinyatakan bahwa YT mengalami wawancara kepada guru kelas, ketua peningkatan kemampuan mengemu- kelas, dan tutor. Perubahan yang kakan pendapat dari pretest, ke terjadi sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Tindakan Secara Klinis No Nama 1. BDR Sebelum Tindakan Perubahan Diam semakin mampu berinteraksi pasif saat KBM berlangsung dengan temannya lama dalam menjawab ketika mau menjawab pertanyaan diberi pertanyaan oleh guru guru dengan inisiatif sendiri jawaban yang diberikan kurang menyasar pada materi tidak pernah berinisiatif untuk menjawab pertanyaan dari lebih cepat dalam menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya jawaban yang diberikan lebih menyasar pada materi guru lebih aktif dalam KBM 2. RKC jarang masuk sekolah selalu masuk sekolah jika merasa bisa menjawab sering akan berinisiatif untuk mengangkat tangan untuk menjawab jawaban 12 berinisiatif yang diberikan namun jika tidak maka harus sudah menyasar pada materi diberi motivasi terlebih dahulu 3. ABP pendiam jawaban jika ditanya agak menyasar diberikan subjek sudah menyasar pada materi jawabannya tidak banyak bertanya, ketika ditanya menjawabnya lama jarang yang berinisiatif untuk menjawab pertanyaan guru lebih aktif saat KBM sering berinisiatif untuk menjawab pertanyaan dari guru cepat dalam menjawab ketika diberi pertanyaan 4. ACW manja selalu matematika kurang mandiri curang ketika mengerjakan soal matematika menggunakan jika diberi pertanyaan dari tidak menggunakan kalkulator jawaban yang diberikan yang jika diberi pertanyaan cepat menjawab dan lancar guru menjawabnya lama kurang soal sudah menyasar pada materi kalkulator jawaban mengerjakan diberikan menyasar dengan materi 5. YT masuk sekolah terlambat masuk diberi pertanyaan mau maju ke depan kelas menjawab terkadang lebih aktif dalam KBM jika diberi pertanyaan lebih berpikirnya lama untuk tidak terlambat pendiam jika sekolah walaupun jawaban tidak menyasar pada materi cepat dalam menjawab sering maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan dari guru 13 Perubahan pada BDR 68,97 mengemukakan pendapat rendah. %, RKC 74,14 %, ABP 82,69 %, Berdasarkan hasil pretest dengan ACW 68,97 %, dan YT 78,72 %. menggunakan lembar observasi yang Perubahan subjek dilakukan oleh peneliti dan guru penelitian pada siklus II lebih dari kelas, di peroleh rata-rata nilai 50% dengan rata-rata perubahan maksimum 45,5 dan minimum 23,5 yang dicapai oleh semua subjek serta nilai Q1 29,5. Selanjutnya, sebesar 74,70 %. Perubahan tersebut subjek diberi tindakan siklus I dan sudah indikator menunjukkan layanan, sehingga persentase sebesar 44,76 % (belum permainan dapat masing-masing mencapai keberhasilan teknik meningkatkan memenuhi kemampuan hasil peningkatan indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 50%). Untuk mengemukakan pendapat siswa. mencapai target yang ditentukan maka diadakan tindakan siklus II. Hasil tindakan pada siklus II D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengalami peningkatan persentase tindakan yang telah dilaksanakan yang signifikan yaitu 74,70 %. Hasil dalam dua siklus, dapat disimpulkan analisis klinis juga membuktikan bahwa teknik permainan di SDN bahwa teknik Prawit I No. 69 Surakarta terbukti untuk meningkatkan dapat mengemukakan meningkatkan mengemukakan Hipotesis kemampuan pendapat penelitian siswa. subjek yang permainan kemampuan pendapat, mengalami efektif karena perubahan perilaku dari yang awalnya kurang menyatakan “Teknik Permainan untuk mampu untuk mengemukakan Meningkatkan Kemampuan Mengemu- pendapat menjadi lebih kakan Pendapat Siswa Kelas IV SDN dalam mengemukakan pendapat. Hal Prawit I No.69 Surakarta Tahun Ajaran tersebut menunjukkan bahwa teknik 2012/ 2013” dapat diterima kebena- mampu permainan efektif untuk mening- rannya. Hal tersebut dapat dilihat katkan kemampuan mengemukakan dari hasil penelitian pada 5 orang pendapat. subjek yang memiliki kemampuan 14 Hasil penelitian tindakan siswa dituntut untuk berperan aktif yang telah dilakukan memberikan dalam proses pelaksanaan layanan implikasi bahwa dengan menerapkan tersebut. Keterlibatan siswa dalam unsur-unsur dalam teknik permainan kegiatan dapat faktor meningkatkan kemampuan permainan utama merupakan untuk mencapai mengemukakan pendapat siswa kelas keberhasilan IV SDN Prawit I No.69 Surakarta Tahun meningkatkan kemampuan menge- Ajaran 2012/ 2013. Hal tersebut mukakan tindakan pendapat. dalam Keterlibatan menunjukkan bahwa penyelesaian siswa secara aktif dalam kegiatan masalah permainan siswa melalui teknik meliputi kemampuan permainan merupakan salah satu siswa untuk memahami jalannya alternatif dalam layanan bimbingan. permainan, kemampuan siswa untuk Khususnya untuk meningkatkan memberikan pendapatnya, kerjasama kemampuan mengemukakan penda- tutor dengan anggota kelompoknya, pat siswa. Berarti guru dalam proses kemampuan siswa untuk menghargai belajar mengajar diharapkan dapat pendapat siswa lain dan kemampuan lebih menyenangkan, memberikan siswa untuk menggunakan bahasa kebebasan kepada siswa dan tidak yang baik. Aturan yang terdapat pada menekan agar siswa merasa nyaman setiap permainan merupakan sarana dalam dalam awal yang diterapkan kepada siswa Kurikulum 2013 yang menuntut untuk melatih kedisiplinan dalam siswa untuk lebih aktif daripada guru mengikuti jalannya permainan. Oleh dalam karena belajar. proses Terlebih belajar mengajar. itu pemberian tindakan Kurikulum 2013 menekankan pada melalui teknik permainan efektif pembentukan karakter siswa, yang untuk mana mengemukakan pendapat. dengan diharapkan keterpaduan kemampuan mempunyai Berdasarkan hasil penelitian karakter yang baik, salah satunya tindakan yang telah dilakukan untuk melalui teknik permainan. meningkatkan kemampuan menge- Melalui siswa itu meningkatkan unsur-unsur yang mukakan pendapat melalui teknik terdapat dalam teknik permainan, 15 permainan, maka terdapat beberapa hami materi yang dijelaskan saran yang diajukan sebagai berikut: oleh guru kelas. Caranya 1. Kepada Guru Kelas adalah siswa berani bertanya a. Diharapkan guru kelas dapat jika siswa belum memahami menerapkan teknik permai- materi dan menyampaikan nan sebagai salah satu cara gagasannya. dalam memecahkan masalah siswa. Khususnya membantu kurang siswa mampu b. Siswa lebih untuk percaya diri dalam menge- yang mukakan pendapat. Hal ini dalam dikarenakan mengemukakan mengemukakan pendapat. pendapat dapat memotivasi b. Diharapkan guru kelas dapat diri menggunakan teknik-teknik untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa. lain yang lebih variatif dan 3. Kepada Peneliti Lain menyenangkan untuk meme- 2. hendaknya Kepada peneliti lain cahkan masalah siswa agar diharapkan dapat mengkaji atau siswa dapat mengembangkan meneliti dengan teknik yang kemampuan-kemampuan sama yaitu permainan, tetapi yang dimilikinya. menggunakan kelompok subjek Kepada Siswa atau a. Siswa hendaknya berusaha Selain itu, teknik permainan ini menumbuhkan variabel yang berbeda. kemam- diharapkan dapat dikembangkan puannya dalam mengemu- sesuai dengan variabel yang kakan diteliti. pendapat sehingga memudahkan siswa memaDAFTAR PUSTAKA Chasiyah, Chadidjah HA, & Edy Legowo. (2009). Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Yuma Pustaka. 16 Dede Rahmat Hidayat & Aip Badrujaman. (2012). Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Faizin. (2009). Efektifitas Diskusi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Berpendapat (Studi Kasus pada Pembelajaran Civic Society di IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo) (Versi elektronik). Jurnal Pendidikan Islam. 1(1). 42-49. Diperoleh 23 Maret 2013, dari http://ejournal.sunanampel.ac.id/index.php/index/index. Herawati Mansur. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Santrock, JW. (2007). Perkembangan Anak Jilid I. Terj. Mila Rachmawati & Anna Kuswanti. Jakarta: Erlangga. Sitti Hartinah DS. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama. Suwarjo & Eva Imania Eliasa. (2010). 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitha Publishing. Syamsu Yusuf. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tatiek Romlah. (1989). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Umar Tirtarahardja & La Sulo. (1994). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Zulkifli L. (2002) . Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 17