Ekonomi Perkotaan

advertisement
Ekonomi Perkotaan
Overview Kuliah MPKP
DR. Ir. Djamester A. Simarmata
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
2004
Pendahuluan
• Ekonomi Perkotaan (Urban Economies)
sebagai satu cabang ilmu ekonomi spasial
• Ekonomi Perkotaan berada dalam ruang
lingkup ekonomi regional, lingkungan spasial
pertama, sebelum masuk dalam lingkup
nasional dan kemudian global
• Ekonomi perkotaan bersifat kompak secara
ruang dalam pengertian terkait erat dalam
ruang lingkup kota, merupakan satu sistem
ekonomi spasial yang bersifat lokal, tetapi
dengan pengaruh jauh di luar batas fisiknya.
Ekonomi Perkotaan
• Ekonomi Perkotaan, dilihat dari sudut spasial,
mengalami konsentrasi kegiatan ekonomi dan
penduduk disertai konsekwensi interaksinya
• Kota penuhi sifat mengelompok manusia
• Peran tinggi dari industri dan services dalam
ekonomi nasional dari smua kota (lebih dari 70
persen: lokasi utama daerah perkotaan)
• Tren peningkatan porsi penduduk dalam kota
(Indonesia ∞ 45 %, negara industri: > 70 %)
• Pusat pemerintahan dan perdagangan (lama)
• Intensitas penduduk dan kegiatan kota tertinggi
Kota Lokasi Keterpusatan
Pemusatan Populasi: Memaksimumkan welfare,
dari keberagaman bakat & spesialisasi, banyak
produk yang mendukung nilai guna maksimum
sesuai dgn komposisi konsumsi menurut tingkat
penghasilan dan lokasi pemukiman (biaya rumah
+ transport). Konsumen terpusat secara ruang
Kosentrasi Produsen dan Pekerjaan: Maksimumkan
efisiensi ekonomi kota akibat kedekatan antarprodusen & dengan konsumen dan tenaga kerja
dengan pusat-pusat produksi dan pelayanan kota
Konsentrasi Pasar dan Transaksi: Maksimumkan
kesejahteraan dari penurunan biaya transaksi dari
konsentrasi banyak pasar dalam tempat sama
Teori Pembentukan Kota
• Cronon (1991): Kota terbentuk oleh faktor geografik alamiah
pertama dan kedua:
– Faktor geografik alamiah pertama: pelabuhan alamiah,
sungai, dan sebagainya
– Faktor geografik alamiah kedua: situasi lokasi ciptaan
manusia, meningkatkan manfaat faktor geografi alamiah I ;
• Krugman menyatakan peran ekonomi skala dalam
aglomerasi, serta juga peran vital sejarah (history),
multiple equilibrium
• Cronon menyatakan peran dari barang publik lokal,
seperti jalan, pelabuhan buatan, pasar, dan sebagainya
• Kota terbentuk sebagai pusat pemasaran (Berliant & Konishi,
2000)
• Seterusnya orang mengacu pada teori klasik seperti von
Thunen dan sebagainya
Kota: Faktor Geografik Alamiah II
• Kota adalah bagian wilayah nasional, intensitas
barang dan pelayanan publik paling tinggi
• Ini merupakan faktor geografik pendukung proses
terbentuknya kota dari komponen ciptaan
manusia, yang pada hakekatnya bukan bersifat
alamiah
• Banyak dari barang publik kota merupakan sistem
jejaring: jaringan jalan dan transportasi umumnya
menjadi faktor penentu struktur ruang fisik kota.
Jaringan ini mempunyai eksternalitas positif.
• Barang publik kota dan lokal sekaligus merupakan
derived demand maupun agent of development.
Dimensi Ekonomi: Meso-Economy
• Ekonomi Kota: Mikro + Makro; pengadaan barang
dan pelayanan publik secara mikroekonomi, tetapi
agregasi sektor swasta menyerupai makroekonomi
• Dimensi ekonomi memungkinkan koordinasi dapat
lebih mudah, baik antar sektor privat maupun dgn
sektor publik dan antar sektor publik juga
• Kota adalah pusat teknologi produksi + konsumsi
tertinggi dalam satu negara
• Kota menjadi pusat inovasi dan invensi bagi
bagian terbesar proses produksi
• Dimensi mesoeconomy mempermudah proses itu
Ekonomi Eksternal Dalam Kota
• Kedekatan pusat-pusat kegiatan dalam ruang kota
memicu timbulnya eksternalitas, baik positif atau
negatif (proximity economy)
• Barang dan pelayanan publik adalah penghasil
efek eksternal positif pada umumnya, sedangkan
sektor privat dapat menimbulkan efek negatif
berupa polusi
• Berarti analisis ekonomi paling digunakan ialah
dari kelompok mikro: baik sektor privat maupun
publik, terutama ekonomi publik dan lingkungan
• Dalam barang dan pelayanan publik, asas
ekonomi skala (natural monopoly) dapat terjadi
secara umum
Prinsip Ekonomi
• Dari sifat-sifat dasar satuan ekonomi dalam kota,
terlihat efek ekonomi skala yang meluas, sehingga
seolah-olah akan terjadi peningkatan efisiensi total
akibat peningkatan tingkat urbanisasi
• Fakta bahwa makroekonomi berkembang sesuai
CRS, sehingga ada faktor penyeimbang pada saat
agregasi (Rossi-Hansberg, Wright, 2005)
• Proses ini seolah-olah menjadikan kota sebagai
satuan ekonomi spasial menyerupai perusahaan,
dan mengalami titik balik peningkatan efisiensi,
seperti saat mencapai ukuran optimal kota yang
dipicu oleh efek eksternal negatif (kongesti, polusi)
Perlunya Perencanaan Ekonomi
Kota
• Ekonomi campuran dalam kota menuntut peran
kuat dari perencanaan, terutama dalam sektor
publik
• Kota dihuni oleh banyak satuan kegiatan ekonomi
dan keluarga, yang membutuhkan perencanaan
tepat
• Perencanaan tata-guna tanah (tata ruang) menjadi
bagian kembar dari perencanaan barang publik
dan pelayanan umum (interaksi timbal balik)
• Berbagai pelayanan publik tidak tepat diserahkan
pada sistem pasar murni, seperti angkutan umum
atau pengadaan air bersih.
• Ekonomi kota menuntut kadar perencanaan tinggi
Dua Sisi Ekonomi Bertentangan
• Konsentrasi populasi dan kegiatan ekonomi dalam
kota → pelangkaan banyak sumber daya ekonomi,
• harga properti meningkat biarpun ada efek eksternalitas positif
konsetrasi tinggi (juga manfaat ekonomi skala),
• tetapi disertai peningkatan efek eksternalitas negatif juga
• Kapasitas barang dan pelayanan publik dalam
kota tidak dapat dinaikkan semaunya
• memicu kemacetan yang meluas,
• meningkatkan semua jenis biaya dalam kota (biaya hidup dan
produksi)
• Struktur kota nasional membentuk hubungan
sesuai dengan hukum Zipf (Power Law).
• Setiap kota mempunyai posisi dalam struktur itu
• Ada sekumpulan produk tepat (Christaler) sesuai posisi
Beberapa Kurva Vital
COST
TC
TVC
PRODUK FISIK
TFC
Labor
Output
MC
AP
MP
AFC
ATC
AVC
Jangka Waktu dan
2
Biaya
Kota
• Dalam jangka pendek, salah satu besaran
berubah, besaran penentu kapasitas produksi
lain tetap.
• berlaku pada perusahaan, tetapi juga pada banyak
barang dan pelayanan publik kota
• Dalam jangka panjang, semua variabel
penentu berubah:
• selera, teknologi dan organisasi hampir tetap.
(kapasitas jaringan jalan naik, dsb)
• Dalam jangka sangat panjang, perubahan di
atas + teknologi, selera, sistem nilai sosial.
• Hal ini dapat merubah dimensi kota pada ukuran lebih
kecil atau sebaliknya.
Kapasitas Sistem Prasarana
• Kapasitas kota ditentukan oleh konfigurasi
kapasitas prasarana dan lingkungan
• Sistem jaringan jalan, jaringan saluran air minum,
drainase, daya alir air hujan, air tanah, dsb
• Perubahan satu komponen sistem kota rubah
kapasitas, dapat memicu distorsi
• Peningkatan income penduduk kota memicu jumlah
kendaraan.
• Tanpa penyesuaian kapasitas jaringan jalan akan
menyebabkan kemacetan kota
• Atau peningkatan kapasitas angkutan umum yang dpt
diterima penduduk (nyaman, tepat waktu, murah, dsb)
• Perubahan prasarana harus seimbang
Beberapa Konsep Elastisitas
• Elastisitas Harga: (Pctg Prbhn
Permintaan)/(Pctg Prbhn Harga): ε = [ d ln Q/
d ln P], ε < 0
• Bila |ε| mendekati 0, barang itu inelastik. Angkutan
umum kota biasanya bersifat inelastik
• Bila |ε| > 1, barang itu bersifat elastik, seperti mobil
atau kendaraan bermotor, TV, dsb
• Elastisitas Silang:  = [d ln Q(j)/ d ln P(i)]
• Bila  > 0, dua barang bersifat substitusi, misalnya
antara mobil pribadi dengan angkutan umum
• Bila  < 0, kedua barang bersifat komplementer,
seperti antara kendaraan dengan jalan raya
Ekonomi Skala dan …
• Hubungan masukan dan luaran sistem
produksi dpt berupa:
• constant return to scale, increasing return to scale, dan
decreasing return to scale
• Hubungan itu: bila input dinaikkan t kali,
berapa kali peningkatan outputnya, atau
dalam hubungan fungsi: F(tX) = tF(X)
• Bila t = 1, maka CRS (constant return to scale)
• Bila t > 1, maka IRS (increasing return to scale)
• Bila t< 1, maka DRS (decreasing return to scale)
• Selanjutnya ada ekonomi skala dapat
ditunjukkan sebagai dalam slide berikut
Ekonomi Skala (2)
Konsep ekonomi skala dapat diturunkan dari
relasi biaya total rata-rata (fungsi) dengan
biaya marjinal SE = ATC/MC atau TC(Q)/Q((∂
TC/∂ Q)), yang tidak lain dari elastisitas biaya
terhadap output.
Dengan demikian, bila:
SE ≥ 1 maka ada IRS
SE = 1, maka ada CRS
SE ≤ 1, maka ada DRS
Kegunaan konsep ini terutama untuk mencari
apa yang disebut sebagai minimum efficient
scale yang merupakan titik terendah dalam
kurva LAC
Skala Efisien Minimum
SMC1
LAC
SAC1
LMC
SMC0
SAC0
Hubungan antara Biaya Rata-rata Jangka Panjang (LAC) dengan Biaya Rata-rata
Jangka Pendek (SAC) dan juga biaya-biaya merjinal terkait; LMC = long run MC
Konsep Ray Average Cost (RAC)
RAC: Perluasan ekonomi skala produk tunggal ke situasi prdk
ganda, dgn mencari karakteristik biaya di mana tingkat bundel
output tertentu berubah secara proporsional. Relasi tersebut disebut Ray Average Cost: RAC(Q) = TC(Q)/Qi = TC(tq0)/t
(Baumol, Panzar, Willig, 1988). Q0 adalah bundel satuan utk
satu campuran tertentu output – (bundel sebarang ditentukan
nilai 1) – di mana t adalah jumlah satuan dalam bundel tq0=Q
TotalCost
RAC
T
q0
O
Q1
RAC disebut menaik (menurun) bila
RAC(tq) fungsi menaik(menurun) t
pada t=1. RAC disebut diminimisasi
Q2 pada Q bila RAC(Q) < RAC(tq) utk
semua t = 1 positif. (tq0 = Q), di
R mana q
0
Konsep RAC dan ekonomi skala
multi-produk mengacu pada situasi
perubahan proporsional kuantitas
semua set produk.
Ekonomi skala specific-product
Untuk dapat menghitung product-specific economies of
scales, perlu menjelaskan biaya inkrimental rata-rata:
ICi(Q)=TC(Q) – TX(Qm-i), di mana Qm-i adalah vektor
produk dengan Qi = 0. Jadi AICi(Q) = ICi(Q)/Qi
Atau: AIC(Q1) = {TC(Q1,Q2)-TC(0,Q2)}/Q1
Tingkat product-specific returns to scale pada vektor
output Q dinyatakan: PSESi(Q)=ICi(Q)/Qi (MCi) =
AICi/(∂TC/∂Qi). Dari sini diperoleh klasifikasi tentang
Apakah satu produk dalam perusahaan dengan multiproduk adalah DRS, CRS, dan IRS sesuai dengan
nilai PSES > 1, PSES = 1, atau PSES < 1.
Ekonomi Skop
• Economies of scope adalah pernyatan
hubungan biaya produksi sejumlah produk
dengan asset perusahaan yang sama
dibanding dengan bila menghasilkan produk
satu per satu
• Berarti bila TC(Q1,Q2) < TC(Q1) + TC(Q2)
maka disebut ada ekonomi skop
• Tingkat ekonomi skop dinyatakan dalam
bentuk: SC=[{TC(Q1) + TC(Q2)} - TC(Q1,Q2)]/
TC(Q1,Q2)
• Ekonomi skala dan ekonomi skop mempunyai
peran penting dalam ekonomi perkotaan,
seperti dalam barang dan pelayanan publik
Substitusi dan Komplementaritas
• Dalam ekonomi perkotaan, aspek
komplementaritas terjadi dengan intensitas
tinggi. Jalan dan lokasi perusahaan dan
pemukiman saling tergantung.
• Gejala substitusi dapat mempunyai efek luas
dalam peningkatan efisiensi ekonomi
perkotaan: antara angkutan umum dengan
angkutan pribadi, akan mengurangi kemacetan,
polusi, konsumsi BBM, dsb
• Substitusi rumah di atas tanah dengan rumah
susun akan meningkatkan efisiensi
penggunaan banyak prasarana kota; demikian
juga substitusi air bersih PAM dengan air tanah
Efek Eksternal, Biaya Sosial
Es-Ep-S = kerugian sosial bila
Privat konsumsi sebesar Qp,
Sebab tidak bayar biaya sosial
Keseimbangan sosial: Es
P
S
Biaya sosial
Biaya privat
Biaya sosial cakup
Polusi dan macet
Es
Ep
O
Qo
Qp
Demand curve
Q
Internalisasi Biaya-Manfaat
Eksternal
• Internalisasi efek eksternal, penyebab atau penerima, baik yang positif atau negatif, dikenasi pajak
• Internalisasi efek negatif: pajak pencemaran,
polusi, pajak kemacetan (PPP polluter payer
principles)
• Internalisasi efek positif: Pajak PBB, pajak peran
serta perusahaan dalam pembiayaan angkutan
umum (belum ada di Indonesia, P’cis: versement
transport)
• Manfaat aglomerasi menjadi sumber efisiensi dan
efektivitas ekonomi kota, dianggap terbagi rata
• Untuk struktur barang & layanan publik dan efek
negatif tertentu, terdapat pula ukuran optimal kota
Ukuran Optimal Kota
(Konfigurasi Barang & Layanan publik
tertentu)
Efek aglomerasi dgn
Barang dan layanan
publik tertentu
Manfaat Netto
Efek eksternal negatif
Ukuran optimal
O
Populasi dan Kegiatan
Kota dan Perusahaan
• Dari sisi ekonomi, kota adalah lokasi perusahaan, baik sektor riil atau pelayanan (services)
• Interaksi sektor publik-privat terjadi dngn
intensitas tinggi dalam ruang kota tertentu
• Kinerja perusahaan adalah merupakan
resultante dua sektor: Publik dan Swasta
• Daya saing perusahaan adalah merupakan titik
ujung daya saing kota, baik dalam dimensi domestik atau nasional, maupun dimensi global.
• Kota dapat menaikkan daya saing kotanya
melalui pengadaan barang dan layanan publik
yang tepat
Kota: Fase-fase
Perkembangan
• Menurut W. Thompson (1965), fase2
perkembangan kota terdiri dari:
– Spesialisasi, terkonsentrasi kegiatan tertentu
– Diversifikasi, berkembang menjadi kompleks
kegiatan lebih banyak
– Kematangan (maturity), pemantapan
diversifikasi kegiatan kota dalam banyak produk
– Metropolisasi, proses pendominasian kota2 lain
di bawah wilayah pengaruhnya
• Fase-fase ini berkembang disamping proses
lain, seperti terkait siklus produksi dan berbagai
mobilitas dlm kota
Kota dan Siklus Produksi
Kehidupan kota produk tunggal ditentukan oleh
daur hidup (product life cycle) produk itu
Kota dgn produk bervariasi, mempunyai prospek
hidup lebih langgeng dibanding produk tunggal
Kota perlu merangsang munculnya produk2 baru,
baik berupa inovasi maupun invensi
Strategi “samudera biru” untuk perusahaan perlu
diadopsi pemerintah kota untuk membantu
dunia usaha dalam kotanya berkembang
Strategi samudera biru mendorong perusahaan
capai posisi monopolistik atau semi, tetapi
Jaringan Kota: Jaringan
Produksi
• Ekonomi Kota: Basik dan Non-Basik, di mana
basik menjadi kegiatan untuk ekspor
• Interaksi ekonomi basik dalam semua kota
menjadi pembentuk jaringan produksi nasional
• Kegiatan Non-Basik dapat merupakan barang
publik lokal (non-tradable goods) ataupun
sektor swasta pasar lokal
• Dengan mengacu pada tabel I-O, satu sektor
dapat sekaligus menjadi basik dan non-basik
• Dalam jangka panjang, kota dapat melakukan
transformasi non-basik menjadi basik
Kota dan Globalisasi
• Globalisasi ekonomi terutama tercermin dari sistem
perdagangan bebas dengan tarif rendah (hampir 0%)
serta liberalisasi arus investasi antar negara
• Perusahaan berhadapan langsung dengan
perusahaan dunia lain di pasar global
• Tetapi seperti disebut di atas, daya saing perusahaan
adalah resultante faktor internal perusahaan dan kota
lokasi (ketersediaan barang dan layanan publik yang
mendukung peningkatan kinerja perjusahaan)
• Peningkatan peran services, baik dalam PDB global
atau pada kontribusi perbaikan kinerja perusahaan
Ilustrasi: DKI-Jakarta
• DKI-Jakarta berpenduduk sekitar 8,4 juta
jiwa (data BPS- ada beberapa angka)
• Jakarta sebagai pusat pemerintahan
nasional dan lokasi kantor-pusat banyak
perusahaan nasional ataupun
internasional (pusat pemerintahan dan
ekonomi)
• Jakarta: Peredaran uang terbesar terjadi
di kota ini.
Tabel PDRB DKI Jakarta, 2000 (juta Rph)
Penerimaan
Upah dan gaji
Surplus usaha
Pajak tak lang
Jumlah
Jumlah
Pengeluaran
85637595,7 Konsumsi RT
Jumlah
99457177,3
109318788,1 Pengelrn Pemrth
-677796,7 Pmbntkn modal
Ekspor
9481743,5
71254098,7
109372807,7
Impor
194278587.1 Jumlah
95287240,2
194278587,1
Neraca Kapital DKI-Jakarta, 2000
Tab Domestik
Pinjaman
15414552,7 Investasi
55739547,2
Jumlah
71254099,9 Jumlah
Sumber: BPS, Digabung dari SNSE DKI Jakarta, 2000
71254099,9
71254099,9
Spesialisasi dan Kota
• Spesialisasi individual menaikkan produktivitas:
learning curve, kegiatan terbatas, volume tinggi
• Tingkat perusahaan juga menuntut spesialisasi,
perlunya skala kegiatan/volume produksi minimal
berarti jumlah penduduk minimal sekital lokasi
• Spesialisasi ruang  tata guna tanah (land use)
kota: pemukiman, industri, pasar, jalur hijau …
• Interdependensi kegiatan kota  prasarana ruang
(jaringan jalan, tilpon …)
Ekonomi Skala dan Kota
• EKONOMI SKALA, 3 TINGKAT:
– Ekonomi Skala Internal perusahaan
• Makin besar volume produksi biaya satuan mengecil
– Ekonomi Skala dalam Lokasi Industri
• Ekonomi skala internal setiap perusahaan
• Ekonomi Skala produk antara industri, labor pooling
• Spillover Informasi/pengetahuan
– Ekonomi Skala dalam Aglomerasi
• Ekonomi skala internal perusahaan
• Ekonomi skala lokasi industri, labor pooling semua
industri
• Ekonomi varitas industri (ekonomi skala lintas industri)
• Knowledge Spillover antar industri dalam kota
Perusahaan dan Industri
• Perusahaan menghasilkan satu atau bbrapa
produk, umumnya dianggap 1 perusahaan
hanya menghasilkan satu produk
• Industri adalah grup perusahaan penghasil
sejenis produk atau pelayanan tertentu
• Ekonomi adalah kumpulan semua industri,
dan juga keluarga atau satuan ekonomi
(rumah tangga) konsumen
• Ekonomi kota adalah bagian ekonomi yang
terkonsentrasi dlm ruang kota (aglomerasi)
Download