PENYIMPANGAN UNSUR LEKSIKAL BAHASA PAK PAK DALAM KARANGAN Rahmadhani F. Pasaribu Universitas Negeri Medan. Email:[email protected] Abstrak : Fenomena penyimpangan (interferensi)kaidah kebahasaan yang terjadi akibat seseorang menguasai dua bahasa atau lebih. Interferensi sebagai penyimpangan karena unsur yang diserap oleh sebuah bahasa sudah ada padanannya dalam bahasa penyerap. Antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia akan tetap saling mempengaruhi kalau keduanya sama-sama digunakan, dan selama itulah interferensi ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interferensi unsur leksikal bahasa Pakpak dalam karangan siswa SMP Negeri 2 Satu Atap Siempat Rube Pakpak Bharat dalam belajar bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanankan di SMP Negeri 2 Satu Atap Siempat Rube Pakpak Bharat. Sumber data penelitian ini sebanyak 52 siswa, terdiri dari 2 kelas. dan seluruh siswa dijadikan subjek penelitian. Setelah data terkumpul dan dilanjutkan dengan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa unsur leksikal yang mengalami interferensi dengan perincian unsur leksikal kata benda bahasa sebesar 84,61%, kata kerja (verba) bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia dalam karangan bahasa Indonesia dikategorikan rendah dengan presentasi sebesar 55,76%, unsur leksikal partikel bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia dalam karangan bahasa Indonesia dikategorikan rendah dengan presentasi sebesar 46,13%, kemudian unsur leksikal kata sandang bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia dalam karangan bahasa Indonesia dikategorikan rendah dengan presentasi sebesar 48,07%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa interferensi unsur leksikal bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia dalam karangan siswa sangat rendah. Kata kunci : Interferensi leksikal Bahasa Pakpak dalam karangan ABSRACT : Interference as deviation phenomenon of language pattern that happened in someone who can speak two more languages. Interference as deviation cause the unsure which is absorbed by a language is already exist in pattern of languages. Between traditional and Indonesia languages still influences each other if both apply and it will appear forever. This research is aimed to describing interference unsure in Pakpak lexical in writing of state Junior High School 2 Satu Atap Siempat Rube West Pakpak in learning Indonesia language. This research was taken in state Junior High School 2 Satu Atap Siempat Rube West Pakpak. The source of research have fifty two student, two classes, and all student as subject of research. After all the data collected and continued by discussing the research, so may be conclude that lexical unsure was affected by interference with details of noun lexical unsure as big as 84,61%, and the Verb in Pakpak language to Indonesia language in writing of Indonesia have low categorize with presentation as big as 46,13%, then lexical unsure of attribute word in Pakpak language to Indonesia language have low categorize as big as 48,07%. Base on the research that may be conclude that inference unsure lexical in Pakpak language to Indonesia language in writing’s student is low. Keyword: Interference Lexical of Pakpak language in Writing. ketika masyarakat Indonesia yang terdiri dengan penutur intraetniknya. Penggunaan dua bahasa oleh A. PENDAHULUAN Bangsa berkomunikasi merupakan dari berbagai seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian kelompok etnik.Kelompok etnik tersebut sosiolinguistik masing-masing mempunyai kebudayaan dan bilingualisme. Sementara itu, seseorang bahasa yang berbeda. Dalam keragaman yang menguasai lebih dari satu bahasa etnik ini, pada umumnya masyarakat di disebut penutur bilingual atau multilingual. Indonesia keterampilan Istilah bilingualisme diungkapkan Nababan menggunakan dua bahasa atau lebih, yakni sebagai suatu kebiasaan menggunakan dua bahasa Indonesia (selanjutnya disebut BI) bahasa dalam berkomunikasi dengan orang sebagai bahasa nasional dan bahasa daerah lain (BD) Masyarakat kemampuan atau kesanggupan seseorang Indonesia akan menggunakan BI ketika untuk menggunakan dua bahasa (1984: 27- berkomunikasi dengan penutur etnik lain 29) sebagai memiliki bahasa ibu. dan akan menggunakan bahasa daerahnya sedangkan disebut secara bilingualitas sebagai adalah Menurut Nababan (1984) dalam disebut dengan peristiwa interferensi, yaitu masyarakat yang berganda bahasa akan penyimpangan norma suatu bahasa karena terdapat pola masuknya bahasa lain. Peristiwa interferensi kedwibahasaan yang terdiri dari unsur-unsur juga digunakannya unsur – unsur bahasa lain berikut: (1) bahasa yang dipakai, (2) bidang dalam menggunakan suatu bahasa, yang kebahasaan, dan (3) teman berbahasa. sebagai suatu kesalahan karena menyimpang Karena kedwibahasaan mempermasalahkan dari kaidah dua bahasa dalam penggunaannya baik digunakan. berbagai macam secara pasif maupun secara aktif, maka atau aturan bahasa Interferensi sebagai yang fenomena sudah tentu terjadi kontak antara dua bahasa. penyimpangan kaidah kebahasaan yang Kontak terjadi akibat seseorang menguasai dua bahasa akan timbul dalam penggunaannya sebagai alat komunikasi, bahasa alat pengungkap rasa dan pikir. Kontak berpendapat bahwa interferensi sebagai bahasa juga akan menimbulkan saling penyimpangan karena unsur yang diserap mempengaruhi bahasa yang berkontak. Jadi, oleh sebuah bahasa sudah ada padanannya seperti dalam bahasa penyerap.Jadi, manifestasi ada kecenderungan orang kedwibahasaan sejajar mendeskripsikan atau penyebab lebih.Suwito terjadinya (1983:54) interferensi adalah dengan peristiwa kontak antara bahasa yang kemampuan penutur dalam menggunakan satu dengan yang lain. Kontak bahasa dapat bahasa tertentu. secara individual kelompok kecil dapat maupun pula secara Antara bahasa daerah dan bahasa kelompok Indonesia akan tetap saling mempengaruhi besar.Walaupun bahasa daerah merupakan kalau keduanya sama-sama digunakan, dan salah satu kekayaan bangsa Indonesia dan selama itulah interferensi ada. merupakan aset budaya nasional, namun Menurut Suwito (1983:55), seiring dengan perkembangan bahasa itu, interferensi dapat terjadi dalam semua tanpa melakukan komponen kebahasaan, yaitu bidang tata penyimpangan dalam bahasa yang kita bunyi, tata kalimat, tata kata dan tata gunakan. Penyimpangan bahasa ini terjadi makna.Disamping itu Weinreich (1953:14- karena adanya penggunaan dua bahasa atau 47) lebih dalam masyarakat tutur multilingual interferensi yang menyimpang. Peristiwa ini yang interferensi fonologi, interferensi leksikal, kita sadari kita juga membagi atas tiga bentuk-bentuk bagian, yaitu dan interferensi gramatikal. Pembahasan dielakkan. Salah satu akibat dari kontak tentang interferensi sangat luas cakupannya, bahasa namun dalam proposal penelitian ini hanya interferensi.Dalam akan dibahas tentang interferensi leksikal interferensi pada umumnya diartikan sebagai Pakpak dalam karangan. suatu tersebut gejala terjadinya kontak berbahasa negatif.Dikatakan bahasa, yang bersifat demikian karena interferensi itu mengakibatkan terjadinya B. KAJIAN TEORI kesalahan berbahasa. Untuk lebih jelasnya, 1. Interferensi dan ialah Persaiangan antara bahasa daerah apa yang dimaksud dengan interferensi dan bahasa bagaimana Indonesia tidak dapat pengaruhnya terhadap dihindarkan. Interferensi merupakan adanya penggunaan suatu bahasa dapat diuraikan saling mempengaruhi antarbahasa. Antara sebagai berikut. bahasa daerah dan bahasa Indonesia akan Ohoiwutun (1997 : 72) menyatakan tetap saling mempengaruhi kalau keduanya bila dua bahasa bertemu karena sama-sama digunakan digunakan dan selama itu pulalah interferensi ada (Irwan:2006). oleh penutur dari komunitas bahasa yang sama, maka Istilah interferensi pertama sekali akan terjadi komponen komponen digunakan oleh Weinrich pada tahun 1952 tertentu dapat berpindah dari bahasa dalam bukunya “ Language in Contact”. Dia yang satu yakni bahasa sumber ( menyatakan bahwa interferensi merupakan sounce or dono language) ke bahasa salah lain, yakni ke bahasa penerima satu frekuentatif mekanisme dalam yang cukup perubahan (recipient language). bahasa.Interferensi dalam bahasa Inggris disebut interference ‘ gangguan “ digunakan dalam sosiolinguistik, dimana Weinreich (dalam Chaer 1995:72) timbul menyatakan, “ Adanya perubahan sistem kesulitan dalam proses penguasaan bahasa suatu bahasa sehubungan dengan adanya kedua dalam hal bunyi maupun kata sebagai persentuhan bahasa tersebut dengan unsur- akibat perbedaan kebiasaan dengan bahasa unsur bahasa lain yang dilakukan oleh ibu. penutur bilingual.” Pada saat ini kontak antara satu Penutur bilingual adalah penutur bahasa dengan bahasa lain tidak dapat yang dapat menggunakan dua bahasa secara bergantian, namun kemampuan setiap [“…. Valdman dalam Abdulhayi ( penutur terhadap bahasa pertama (tidaklah 1985 : 8 ) interferensi adalah sama atau bervariasi). Adapun penutur yang hambatan menguasai Bahasa Indonesia dan Bahasa pemakaian Daerahsama penguasaan bahasa yang dipelajari. baiknya, tentu tidak akibat bahasa kebiasaan ibu menemukan kesulitan untuk menggunakan Ditambahkan kedua bahasa itu kapan saja diperlukan. interferensi itu lebih baik ditafsirkan Meckey (dalam Fenny 1989 :33), mengidentifikasi penggunaan unsur interferensi suatu sebagai bahasa yang pula dalam bahwa sebagai transfer negative dari bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran, sedangkan bila kebiasaan bahasa ibu termasuk kedalam bahasa lain pada waktu memudahkan berbicara atau menulis. Tipe interferensi sasasran hal itu disebut transfer tergantung pada apakah murid berbicara positif…..”] dalam bahasa kedua atau hanyalah sekedar [“…….. (Samsuri,1982 : 55 ) Tiap untuk memahami apa yang didengar atau pemakai unsur dari suatu bahasa di dibacanya. Jika ia berbicara atau menulis dalam bahasa yang lain akan disebut dalam bahasa kedua sedangkan pola bahasa gangguan atau interferensi – apabila ibunya sangat berakar pada dirinya maka hal bahasa ibunya itu penguasaan menyebabkan bahasa dislokasi akan mengganggu struktur dalam bahasa yang terpakai, penggunaan bahasa kedua yang sedang tetapi disebut pungutan, apabila tidak dipelajarinya. Sebaliknya, jika ia hanya menimbulkan dislokasi. Unsur itu berusaha untuk memahami bahasa kedua sendiri akan dinamakan gangguan tersebut, maka pemahaman itu lebih mudah dari bahasa yang kemudian menjadi jika kedua bahasa itu mirip yang satu unsur bahasa itu sendiri seterusnya dengan lainnya. akan disebut pungutan saja…….”] Istilah interferensi digunakan dalam [“…….. Hartman dan Strok dalam sosiolinguistik, dimana timbul kesulitan Chaedar Alwasilah (1985 : 131 ) the dalam proses penguasaan bahasa kedua errosrs by carryng over the speech dalam hal bunyi, kata, atau kontruksi habits of the native language of sebagai bahasa akibat perbedaan kebiasaan dealect into a second language of dengan bahasa ibu. dialect. “Kekeliruan yang disebabkan terbiasanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa atau dialek ibu ke bahasa tersebut. Pada tingkat kelompok kata atau dalam bahasa atau dialek kedua.” frasa, terjadi peristiwa pemindahan unsur- [‘….. (Cahedar Alwasilah, 1995 :132 unsur kelompok tersebut (the transfer of ) interferensi berarti adanya saling element of phrases), reproduksi unsur-unsur mempengaruhi antar bahasa………”] kelompok kata tersebut ( the reproduction of Weinreich membedakan interferensi itu kata baru, atau bahkan gabungan dari kedua kepada sebagian kata unsur kelompok serta reproduksi unsur kelompok kata serta dalam reproduksi unsur kelompok kata yang lain. tuturan terjadi pada tuturan dwibahasawan Peristiwa yang terakhir itu biasa terjadi sebagai akibat pengenalannya terhadap terutama penerjemahan frasa-frasa yang bahasa lain. Dalam gejala rumit dan panjang.Interferensi pada tingkat bahasa. tuturan pemindahan dan interferensi interferensi all elements of phrases), Interferensi bahasa interferensi itu telah menjadi kebiasaan yang kelompok kukuh, penggunannya tidak lagi tergantung pemindahan unsur-unsur kelompok kata pada kedwibahasaan. tersebut di dalam bahasa penerima. Interferensi dalam Bidang Leksikal kata biasa terjadi karena Interferensi dalam bidang leksikal Interferensi dalam bidang leksikal adalah kosakata.Interferensi leksikal terjadi dapat terjadi dengan bermacam-macam cara. antara satu kata yang terdapat dalam Interferensi bidang kosakata satu bahasa ke pembendaharaan kata dengan yang lainnya dalam beragam melalui bermacam-macam cara. Dalam dua kejadiannya. Pada kata-kata dasar ( simple bahasa tertentu, bahasa A dan bahasa B atau words).Interferensi karena morfem-morfem bahasa dapat digunakan pemindahan morfem atau kata bahasa fungsi yang baru berdasarkan model morfem pertama bahasa bahasa A yang artinya dipersamakan. Jadi perluasan interferensi dalam bidang leksikal dapat bahasa ke kedua.Biasa lain biasa biasa terjadi dalam pemakaian juga terjadi pemakaian kata dasar bahasa pertama, yakni berhubungan memperluas makna kata yang sudah ada majemuk dan frasa. sehingga kata dasar tersebut memperoleh dengan kata dasar, kata Interferensi dalam bidang leksikal ini meliputi dua bagian, yaitu : 1. tentang kata dasar atau kata tunggal, 1. pemindahan kata majemuk yang yaitu penerapan kata dasar suatu bahasa terurai terjadi apabila kedua unsure pada kata suatu unsur bahasa lain. majemuk atau frasa itu Interferensi berupa kata dasar ini dapat disesuaikan pada pola pembentukan dibagi atas tiga masalah, yaitu : kata atau pola kalimat dalam bahasa a. interferensi yang paling umum penerima. adalah pemindahan urutan fonemik 2. salinan sehubungan dengan kata-kata sekaligus dalam satu bahasa kedalam asli pasangannya terjadi pada kata bahasa lainnya. majemuk, bahasa dan bahkan ke b. jenis interferensi yang lain adalah merupakan perluasan kata asli pada kata asli yang dipengaruhi sesuai dalam satuan yang lebih besar seperti bentuk pribahasa. 3. pemindahan berupa unsur kata model asing, maka sebuah kata majemuk itu dan penyaringan unsur mempunyai arti baru. lainnya. c. interferensi leksikal halus, terjadi kalau wujud suatu tanda diubah Kesimpulan uraian interferensi di menurut model yang sama besar bidang kalimat disebabkan oleh karena persamaannya. susunan maupun pemakaian kata-kata yang 2. interferensi berupa kata majemuk dan frasa, yaitu interferensi yang terjadi pada satuan leksikal yang terdiri dari dua kata atau lebih. Semua dipindahkan dalam unsur mungkin dalam penulisan atau penuturnya. Semua unsur bahasa dapat dipinjam, akan tetapi semua itu menurut skala yang keterpungutannya bertalian dengan struktur teruraikan atau mungkin semua unsurnya bahasa. Morfem –morfem yang mempunyai dapat disalin dalam perluasan arti atau fungsi tata bahasa yang rumit rupanya jarang beberapa mungkin dipindahkan oleh dwibahasawan itu, jika dipindahkan, sedangkan unsure yang dibandingkan dengan morfem mempunyai lainnya disalin. fungsi yang lebih sederhana, dibandingkan unsurnya bentuk masih dipengaruhi oleh dwibahasawan di Weinreich membagi interferensi sebagai berikut : dengan kata benda yang bebas. Kadang kadang terjadi bentuk bebeas yang dipindahkan ke dalam suatu bahasa dalam bentuk majemuk, dengan imbuhan yang terdapat dalam kamus.Makna leksikal atau tidak kehadiran pasangannya dalam dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dari bahasa penerima memungkinkan si pemakai penggunaan atau konteksnya. menguraikan bentuk majemuk itu menjadi Makna leksikal mengacu pada kata dasar atau imbuhan, dan imbuhan itu makna lambang kebahasaan yang masih kemudian meluas kepada kata dasar yang bersifat dasar, belum mengalami konotasi asli.Walaupun pemindahan morfem terikat dan hubungan gramatika.Ia bersifat leksem jarang terjadi, dan jika terjadi pemindahan atau biasanya dalam pasangan morfem bebas, referensinya. Leksikal suatu leksem terdapat tetapi ada juga terjadi pemindahan morfem pada leksem yang berdiri sendiri.Dikatakan terikat. demikian sebab makna sebuah leksem dapat makna yang sesuai dengan Pemindahan morfem terikat terjadi berubah apabila leksem tersebut berada di apabila dua persyaratan dipenuhi antara lain dalam kalimat.Dengan demikian, ada leksem yaitu adanya kesesuaian astruktur tatabahasa –leksem dan adanya perbendaharaan kata yang leksikal. serupa terlebih dahulu. yang tidak Unsur-unsur memiliki yang makna termasuk golongan terbuka adalah unsur leksikal, 4. Leksikal Unsur-unsur yang menjadi dasar unsur yang termasuk golongan tertutup penyusunan bahasa dibagi menjadi unsur adalah leksikal bahasa mengungkapkan leksem, mengandung segi- (gramatikal).Leksikal (lexical) bersangkutan segi semantik primer. Unsur-unsur leksikal dengan leksem, kata atau leksikon. Leksikon dan tata bahasa dapat berwujud kata atau berpadanan dengan perbendaharaan kata bagian kata, bagian kata yang sifatnya dan kosa kata, sedangkan leksem dapat leksikal disebut pangkal kata ( morfem dipersamakan dengan kata. Kesatuan dari dasar). Pangkal kata adalah bagian kata yang leksikon disebut leksem, yaitu satuan bentuk termasuk golongan terbuka berupa bagian- bahasa yang bermakna. bagian kata sejenis. Kata penuh adalah kata (kosakata) dan tata Makna leksikal adalah makna leksem tata bahasa. Unsur leksikal secara leksikal memiliki makna, mempunyai ketika leksem tersebut berdiri sendiri, baik kemungkinan untuk mengalami proses dalam bentuk dasar maupun bentuk derivasi morfologi, merupakan kelas terbuka, dapat dan maknanya kurang lebih tetap seperti bersendiri sebagai sebuah satuan tuturan. Sedangkan yang disebut kata tugas adalah Bandingkan dengan kata dan yang tidak bias kata yang secara leksikal tidak mempunyai menjadi *berdan atau *mendankan. makna, tidak mengalami proses. Kelas Kata-kata yang termasuk kata penuh tertutup di dalam pertuturan tidak dapat mempunyai kebebasan yang mutlak bersendiri. sehingga dapat menjadi pengisi fungsi- Yang merupakan kata penuh adalah fungsi sintaksis. Sedangkan kata tugas kata kata yang termasuk dalam kategori mempunyai kebebasan yang terbatas, sesuai nomina, verba, adjektifa, adverbia, dan dengan namanya, yaitu kata tugas, selalu numeralia.Sedangkan yang termasuk kata terikat dengan kata yang ada dibelakangnya tugas adalah kata-kata yang berkategori atau berada di depannya, dan kata-kata yang preposisi dan konjungsi. Sebagai kata dirangkainya. penuh, kata-kata yang berkategosi nomina, KBBI (2005 : 653) “Leksikal adalah verba, (1) dan leksikal adjektifa memiliki masing-masing, makna misalnya kata berkaitan berkaitan dengan dengan kata, leksem, (2) (3) kucing dan mesjid, memiliki makna sejenis berkaitan dengan kosakata” ‘sejenis binatang buas’ dan ‘tempat ibadat “Leksem adalah (1) satuan leksikal agama Islam’. Bandingkan dengan kata dan dasar yang abstrak yang mendasari dan meskipun tidak mempunyai makna berbagai bentuk kata, (2) satuan leksikal, tetapi mempunyai tugas sintaksis; terkecil dalam leksikon” dan untuk menggabungkan atau menambah dua buah konstituen, dan meskipun untuk menggabungkan menyatakan Leksikon adalah istilah teknis untuk komponen bahasa. Istilah populernya, yaitu penegasan.Sebagai kata penuh kata-kata perbendaharaan yang dan mempunyai makna yang sama dengan kedua proses istilah itu. Konsep dasar adalah leksikologi morfologi, seperti kata kucing yang dapat ialah leksem. Hubungan kata dengan leksem berkategori adjektifa diberi nomina, dapat prefix ber- verba, mengalami sehingga menjadi kata atau kosakata, dapat digambarkan dengan diagram berikut. berkucing, atau dapat diberi prefix berdisertai perulangan, dan diberi sufik –an Leksem (PROSES MORFOLOGI) sehingga menjadi berkucing-kucinganan. Afiksasi (pengimbuhan ) Kata ganti (pronominal) adalah kata Jadi, kata baik yang menggantikan kata benda atau kata leksem tunggal maupun gabungan leksem, yang dibendakan.Menurut fungsinya, kata yang ganti dibedakan sebagai berikut. mengalami adalah leksem, proses morfologis, sedangkan morfem adalah satuan yang 2.1.4.4.1 kata ganti orang, adalah kata ganti terwujud setelah kata terbentu. yang mengacu pada orang. Lihat tabel. Persona Kata Benda Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep, Tunggal Pertama atau pengertian. Contoh : Makna Saya, Jamak aku, Kami, kita daku, ku-, - binatang persewahan air meja rumah batu ku, Kedua Engkau, Kalian, kamu kamu, anda, (sekalian), Kata Kerja dikau,-mu anda Kata kerja (verba ) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, (Sekalian) Ketiga Ia, proses, atau keadaan. Contoh: beliau,-nya mandi belajar lari membaca a. petunjuk umum, contoh: ini, itu, anu; pergi tersenyum b. petunjuk tempat, contoh: sini, situ, 2.1.4.4.2 Kata petunjuk, meliputi: Kata Sifat Kata dia, Mereka,-nya sana; sifat (ajektifa) kata yang c. petunjuk dipakai untuk mengungkapkan sifat atau ihwal, contoh begini, begitu; keadaan orang, benda, atau binatang. 2.1.4.4.3 Kata penanya, adalah kata ganti Contoh: bersih putih yang sehat tinggi pertanyaan. keras cantik dipakai untuk menandai suatu Contoh: apa, siapa, di mana, berapa, kapan, mengapa, bagaimana. Kata Depan Kata Ganti Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsure pembentuk frasa preposisional. Bentuk dan Kata bilangan (numeralia) adalah fungsi-fungsi kata depan adalah sebagai kata berikut. banyaknya maujud (orang, binatangm atau Contoh: yang dipakai di bersama barang) dan konsep. untuk menjelang Contoh: dengan sekitar Kata Keterangan Kata keteranagn (adverbial) kata yang member keterangan atau penjelasan untuk menghitung satu banyak kedua beberapa dasa sedikit Kata Seru Kata seru (interjeksi) kata tugas yang pada kata lainna.Keterangan sebagai jenis mengungkapkan rasa hati manusia. kata harus dibedakan dengan keterangan Contoh: sebagai fungsi kalimat. Contoh: sangat diam-diam hanya habis-habisan segera sebaiknya asyik halo hus insya Allah ayo Alhamdulillah a) PokokKata Pokok kata adalah morfem terikat yang sangat mirip dengan kata dan dapat Kata Penggabung Kata penggabung (konjungsi) adalah dijadikan sebagai bentuk dasar.Pokok kata kata tugas yang menghubungkan dua kata dikatakan frasa,klausa, kalimat atau paragraph. memiliki makna leksikal.Sekalipun pokok Contoh: dengan kata karena dan bahwa kata dapat berfungsi sebagai bentuk dasar, tetapi supaya namun tidak dapat dikatakan sebagai kata atau andaikan karena tidak dapar berdiri dalam tuturan biasa dan secara gramatis tidak memiliki Kata Sandang Kata sandang adalah kata yang menyertai nama benda, binatangm atau sifat bebas. Contoh: lindung b) Klitik nama yang disertainya. si sang para sri Kata Bilangan juang Temu orang, sebagai petunjuk status dari nama- Contoh: mirip Klitik adalah satuan terikat yang memiliki makna leksikal dan yang mampu mengisi gatra pada tingkat frasa dan klausa. Tidak sama dengan kata karena tidak mampu berlaku sebagai satuan bebas dan 1. Perilaku semantis nomina adalah kata tidak dapat dijadikan sebagai dasar dalam yang baik bentuk dasarnya maupun proses afiksasi. bentuk kompleks yang mengacu pada Contoh: baju ini kubeli untukmu manusia, binatang, tumbuhan, benda, Kamu menerimanya dengan dan konse[ atau pengertian. senang hati c) Partikel Sutawijaya daberuh ‘perem Contohnya :dedahen ’ adik ‘ dkk., (1997:30) mengatakan bahwa partikel adalah bentuk Daholi ‘laki-laki’ bulung ‘daun’ Duhut ‘rumput’ manuk-manuk Wari ‘hari’ nipe ‘ular’ yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau Ada beberapa fitur semantik nomina diinfleksikan, yaitu mengandung makna (dasar) yang dapat digolongkan atas : gramatikal dan tidak mengandung makna 1. nomina yang mengacu pada tempet, leksikal. Yang tergolong ke dalam partikel seperti : iteruh meja ‘di bawah meja’, ini adalah preposisi seperti di,ke, dari; isapo ‘di rumah’, I bagas lae ‘di dalam konjungsi seperti dan, atau, yang; dan sungai’ berbagai partikel lain seperti –lah,-kah, -tah, 2. nomina yang mengacu pada nama dan pun. tempat atau nama geografis, seperti : Sekilas Bahasa Pakpak Medan, Kata Silencang, Pak-Pak Bharat, dll - Kata Nomina 3. Sidikalang, Salak, nomina yang mengacu nama orang termasuk sapaan kekerabatan : Nurline, Nomina, yang sering disebut kata Patonga ‘bapak uda’, puhun ‘paman’ benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, konsep atau Dairi, 4. nomina yang mengacu pada nama-nama hari, seperti : Senin, Selasa, Rabu. pengertian (Alwi, 1998 : 213 ) adalah salah satu kelas kata, disamping kelas kata verba, adjektiva, adverbial yang dapat menduduki 2. Perilaku Sintaksis dapat diamati melalui ciri sintaksisnya yaitu sebagai berikut: fungsi subjek, predikat, dan objek. Ciri-ciri nomina bahasa Pakpak, a. Tugas nomina dalam kalimat. Nomina sama halnya dengan nomina dalam bahasa dalam bahasa Pakpak dapat diamati Indonesia, nomina dalam bahasa Pakpak melalui dapat diamati dengan ciri-cirinya melalui : kalimat, nomina cenderung bertugas ciri sintaksisnya. Dalam untuk mengisi atau menduduki fungsi kala oda 'bukan' selalu dapat berkombinasi subjek. Sebagaimana diketahui bahwa dengan nomina untuk menyatakan makna kalimat terdiri dari fungsi sintaksis mengingkarkan . tertentu yaitu fungsi subjek, predikat, Contoh: objek dan keterangan. Fungsi-fungsi Oda bapa 'bukan bapa' sintaksis ini merupakan tempat-tempat Oda tambar 'bukan obat ' kosong yang dapat diisi oleh kelas-kelas Oda kalak I 'bukan kata tertentu. Nomina dalam bahasa mereka' Pakpak dapat diamati melalui tugasnya Selain itu, dalam tataran frase, sebagai pengisi fungsi subjek, objek nomina dalam bahasa Pakpak Dairi dapat atau pelengkap. diikuti oleh adjektiva. Dengan demikian kalai manjaha 'merekaketek membaca' 'kecil' dapat mengikuti nomina: Oles Meridi bapa ' Bapak'kain' mandi' ,jelma 'orang', kempu 'cucu' ,pinahan Berkat ia 'hewan' ' la berangkat' oles kerek,jelma. ketek,kempu ketek, pinahan kerek Juga lnang menuan rorohen 'gomok 'gemuk' selalu dapat berkombinasi ' Ibu menanam sayuran dengan nomina: dedahen 'adik' jelma 'orang' Beltekna mbelen ,kempu 'cucu' pinahan 'hewan' menjadi : 'perutnya membesar" dedahen gomok, jelma gomok, kempu Mengeloteh sabah Bapa gomok, pinahan gomok Jadi nomina dalam ' Ayah membajak sawah' bahasa Pakpak Dairi berpeluang untuk Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa semua pengisi subjek dalam kalimatkalimat tersebut adalah kategori kelas nomina.Jadi menjadi nomina dalam dilekati oleh kata berkelas adjektiva. c. Perilaku Morfologis Nomina dalam bahasa Pakpak dapat bahasa diamati melalui proses morfologisnya.Proses Pakpak.Dairi selalu mengisi fungsi subjek, morfologi adalah proses pembentukan kata objek dalam sebuah kalimat. dengan menggabungkan kata dasar dengan b. Pemarkah Frase Nomina berbagai afiks. terdapat afiks Di samping ciri sebagai pengisi Dalam tertentu bahasa yang Pakpak dapat fungsi subjek,objek dan pelengkap dalam berkombinasi dengan kata dasar untuk sebuah kalimat, pada tataran fase nomina, membentuk kelas nomina jadi afiks tersebut dapat diidentifikasi sebagai ciri pembentuk Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks nomina dalam bahasa Pakpak. Afiks-afiks pada kata dasar untuk membentuk kata, pembentuk verba tersebut : yang meliputi afiks : Prefiks Infiks Pe- -in- Per- Sufiks -en- Konfiks a. prefiks (awalan) Ke-en b. infiks (sisipan) c. sufiks (akhiran) Pe-en d. konfiks ( gabungan awalan dan akhiran) Per-en 2. Reduplikasi Reduplikasi adalah proses perulangan kata :pe- Contoh + aleng → pengaleng 'penjemput’ . Pe- dasar untuk membentuk kata yang baru; hasil + dedoh → pendedoh ‘penjaga' perulangan kata dasar merupakan bentuk nomina ulang. Contoh : pemorih → pemorih-morih Pe- + dedoh → pendedoh 'pencyuci-cuci' 'penjaga' Per- suanen + → juma → suan-suanen 'tanam-tanaman' perjumah'peladang , binual → binual-nual 'yang -in- + tangko→ tinangko 'yang diambil-ambil dicuri' 3. Kompositium -en + kundu/→kundu/en 'tempat Kompositum adalah proses penggabungan duduk' dua buah kata untuk membentuk kata baru. Dari contoh data-data di atas dapat dilihat bahwa afiks pembentuk Dalam hal ini, kata baru tersebut merupakan bentuk nomina. nomina dalam.bahasa Pakpak dapat melekat Contoh :guru gedang dengan besar’ kata dasar yang berupa : nomina,verba, dan adjektiva. - tersebut Proses Morfologi Bahasa Pakpak Proses morfologi yang dalam bahasa Pakpak terbagi atas “ 1. Afiksasi ‘guru bunga mbara ‘bunga daholi daberu ‘suami merah’ terdapat istri’ a Morfologi Bahasa Pakpak Morfologi bahasa Pakpak mencakup proses A. Afiksasi bahasa Pakpak maka Proses afiksasi yang terdapat dalam prefiks /pe-/ berubah menjadi /pem-/ sedangkan fonem bahasa Pakpak mencakup : awal kata dasar luluh Contoh: 1. Prefiks Bahasa Pakpak Pe- + bori → pemorih (1) Prefiks pe- 'cara mencuci' a. Bentuk 1.Prefiks pe- mengalami Pe- + buat → pemuat perubahan bentuk baik melekat 'earn mengambil' pada kata dasar yang berfonem Pe- + → pekpek awal vokal maupun konsonan, pemekpek 'cara memukul' untuk mengahasilkan nomina; 3. Jika melekat pada bentuk dasar bila pe- melekat pada bentuk yang dasar yang berfonem awal vokal, dan/r/maka prefiks /pe-/ /g/ dan /k/ maka prefiks/pe-/ berubah berubah menjadi /peng-/I. Contoh: Contoh : Pe- + berfonem labang menjadi → awal/I/ /penge-/ pengdabang 'earn pe- + angin → pengangin memaku' 'cara mengangin Pe- + lempit → pengelempit 'earn melipat' Pe- + aleng → pengaleng Pe- + roroh → pengeroroh 'cara menyayur' 'penjemput' Pe- + Pe- + rana → pengerana 'cara oge → pengoge berbicara' 'pembuka' 4. Bila melekat pada bentuk Pe- + garar → penggarar dasar 'pembayar' Pe- + goit → awal/d/dan/j/ maka prefiks/pe-/ penggoit 'pencubit' berubah menjadi /pen-/ Contoh: Pe- + kolingi → pengkolingi 'cara menguliti' Pe- + kuso → 2.Jika melekat pada bentuk dasar berfonem berfonem Pe- + dedah → pendedah 'penjaga' pengkuso 'penanya' yang yang awal/b/dan/p/ Pe- + deger → pendeger 'penggoyang' Pe- + jemak → penjemak 'cara memegang' Pe- + jalang → penjalang /-in-/ + sori → sinori ‘yang disisir’ 'pengejar' /-in-/ + pangkur → pinangkur ‘yang 5. Jika melekat pada bentuk dasar dicangkul’ yang berfonem awal /s/ dan /t/ maka prefik /pe-/ berubah /-in-/ 2. Verba awal /s/ dan luluh Contoh: Contoh: 'earn menanam' tutu → tinutu ‘yang ditumbuk’ menjadi /pen-/ sedangkan fonem Pe- + suan → penuan + /-in-/ + tali → tinali ‘yang diikat’ Pe- + tutu → pelutu 'menumbuk' /-in-/ + tutung →tutung tinutung “ yang dibakar” Pe- + sipak → penipak 'penyepak ' 3. Makna Infiks /in-/ secara umum menyatukan makna Pe- + tulus → penulus 'peneari' luas dari suatu perbuatan yang disebut oleh bentuk dasarnya. Contoh : tinangko “hasil curian” 2. Infiksasi Bahasa Pakpak Tinali “yang diikat” Dalam bahasa Pakpak Dairi terdapat 1 infik Pinangkur “ yang dicangkul” yang membentuk nomina ,yaitu infiks/ina. bentuk Infiks /-in-/ Karena bahasa Pakpak dan bahasa tidak pernah mengalami Indonesia berada di dalam satu rumpun yang perubahan bentuk sama maka pada umumnya banyaklah Contoh: dujumpai persamaan di bidang morfologi /-in-/ + kail → kinail 'hasil memancing’ /-in-/ + cekep → cinekep 'sudah digenggam' dan sintaksis. a. Morfem bebas dan misalnya 1) Morfem bebas: b. Distribusi (manan), infiks /-in-/ dapat melekat pada kala berupa: (tobis), 1. Nomina (mbelgah); Contoh: terikat (menum), (Sori), 2) Morfem terikat: (ndor), Prefix (i-, ki-, me-,mer-, a. frase di dalam bahasa Pakpak pe-, per-, se-, ter-); terdiri atas frase endosentrik Sufiks (-en, -I, -ken,-su); yang Infiks (-in, -um-); predikatif dan Konfiks koordinatif yang (ke-,…-en, mersi-…en-, si-…-na) meliputi frase benda endosentrik terdiri atas eksosentrik b. Proses morfologis yang berupa b. klausa di dalam bahasa Pakpak afiksasi dan reduplikasi adalah dapat dipecah menjadi klausa sebagai berikut. subjek, Contoh afiksasi: klausa (i-,ki-,me-,mer-,pe-,se-,ter-,-en, - adjektifa, klausa relatif, klausa I,-ken, tambahan -su,-in-, -um-, ke-,..- en,mersi-..-en,si-…-na) c. jenis klausa komplemen, adverbial, kalimat klausa dapat pula Contoh reduplikasi : dibedakan menurut jenis kalimat Dengan prefiks: inti, kalimat tunggal, dan kalimat Tereluh (tereluh-eluh) majemuk. Sedangkan menurut isi Merende (merende- dapat di bagi atas kalimat tanyam ende) kalimat beritam Dengan infiks: perintah Dumeger (dumeger- eger) dan d. bila dilihat berdasarkan pola subjek dan predikat, maka pola Kundul (kundul- kalimat dasar itu dapat dibedakan kumundul) atas Dengan sufiks subjek+predikat+objek, Dedahen (dedah- dedahen) Ceduren kalimat pola pola kalimat predikat –subjek, pola kalimat (cedur- subjek-predikat, subjek+predikat + keterangan, dan pola kalimat ceduren) keterangan+ subjek+predikat. B. Instrumen Penelitian Yang dapat kesimpulan adalah: dikemukan sebagai Data penelitian ini adalah interferensi dalam bentuk unsur leksikal bahasa Pakpak dalam T.A. 2012/2013 pada unsur leksikal dari karangan bahasa Indonesia siswa. Oleh Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dapat karena itu, instrument yang digunakan untuk terjaring. menjaring yang data tesmengarang. Siswa terdapat tersebut adalah disuruh membuat Prosedur analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut : karangan dalam bahasa Indonesia sesuai 1. siswa menyusun sebuah karangan tulis dengan petunjuk yang telah disediakan. Di bahasa Indonesia. Setelah itu, peneliti dalam instrumen tersebut, siswa disuruh membaca membuat karangan dengan topik yang penelitian dan mengidentifikasi data yang disukainya. mengalami interferensi unsur leksikal Dengan kata lain, siswa diarahkan untuk lebih mudah berimajinasi sendiri secara dikarangnya. bebas Jadi, apa yang peneliti seluruh dari bahasa Pakpak yang ada. 2. penelitian mengidentifikasikan data yang tidak mengalami interferensi paling dominan diberi keleluasaan kepada siswa untuk dalam karangan tulis siswa. 3. penelitimencatat dan mengklasifikasi membuat karangan daengan topik yang yang disukainya. karangan tulis siswa, memunculkan ini dilakukan interferensi ke sampel ingin menyediakan topik karangan, sepenuhnya Hal karangan untuk mengalami interferensi dalam dalam 4. peneliti mendeskripsikan dan membuat pemakaian bahasa Indonesia yang alamiah kesimpulan dari hasil karangan tulis berdasarkan apa yang disukainya. siswa, Rusyana (1975 : 40 ) mengatakan, Dengan menggunakan tes untuk memancing data (korpus), maka dengan tes mengarang dapat memunculkan atau menjaring data 5. mencari nilai rata dengan cara membagi jumlah semua nilai dengan jumlah siswa, 6. membuat presentase jumlah siswa pada setiap patokan nilai. utama. Berdasarkan pendapat di atas, maka D. Teknik Analisi Data penelitian ini menggunakan teknik tes yaitu mengarang, dengab teknik tes data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interferensi pada bidang Leksikal Bahasa kuantitatif dilakukan untuk menetapkan Pakpak dalam Karangan Siswa SMP Negeri frekuensi Satu Atap 2 Siempat Rube Pak-Pak Bharat berdasarkan karangan tulis siswa, dengan dan presentase interferensi memeriksa (memaparkan) data interferensi 41% - 60%: tingkat interferensi unsur sedang pembelajaran BI cukup leksikal ditemukan di bahasa dalam Pakpak karangan yang bahasa 61% - 80%: tingkat interferensi Indonesia. tinggi pembelajaran BI kurang Adapun langkah-langkah untuk menghitung 80% - 100%: tingkat interferensi interferensi leksikal adalah: sangat 1. Menghitung jumlah pemakaian bentuk kata pembelajaran BI kurang sekali bentuk leksikal tulisan setiap siswa; 2. Menghitung tinggi Moloeng yang bahwa (1993:11) menyatakan mengadakan pengamatan terinterferensi dalam tulisan siswa; tidak bisa berdiri sendiri, artinya dan tidak dapat dilakukan tanpa adanya 3. Mencari interferensi leksikal bahasa pencatatan datanya. Oleh karena itu, Pakpak dalam tulisan siswa dengan selain pengamatan cara membagi jumlah kata yang pengumpulan terinterferensi dalam setiap siswa pencatatan dengan keseluruhan jumlah leksikal mencatat ulang interferensi yang yang ada dalam tulisan. terdapat data data dalam dilakukan dengan dengan cara langkah bentuk unsure Adapun rumus yang digunakan leksikal ke dalam bentuk tabel, dalam selanjutnya penganalisisan data dan penelitian ini adalah sebagai berikut: = menyimpulkan hasil yang didapat. 100 % Adapaun tabel yang digunakan adalah Keterangan: P : presentase F : frekuensi N : Seluruh Kata % : presentase jawaban 0% - 20%: tingkat interferensi sangat rendah pembelajaran BI baik sekali 21% - 40%: tingkat interferensi rendah pembelajaran BI baik sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 Sampel Jlh Jenis-jenis interferensi leksikal leksikal k. Kata sandang Benda Pa Kerja (2) bahasa Penyerap atau resipien, Jumlah dan (3) unsur serapan atau importasi. Dalam peristiwa kontak bahasa, pada E. Pembahasan Hasil Penelitian saat tertentu suatu bahasa dapat berperan Interferensi Unsur Leksikal menunjukan sebagai bahasa donor dan pada saat bahasa bahwa interferensi unsur leksikal bahasa lain bahasa tersebut beralih sebagai resipien. Pakpak dalam karangan bahasa Indonesia Selain serap antar unsur bahasa yang siswa terdiri atas tiga macam, berkontak Temuan penelitian yaitu: interferensi kata, interferensi partikel, dan merupakan peristiwa umum dalam pemakaian bahasa. interferensi kata sandang, interferensi kata Gejala yang seperti ini nyata telah yang ditemui adalah kata benda dan kata terjadi dalam pemakaian bahasa Indonesia kerja. Interferensi partikel yang ditemui siswa sampel penelitian ini yang dikenal dan sebagai dwibahasawan Pakpak –Indonesia. keppeh.Sedangkan interferensi kata sandang Pemakaian bahasa Indonesia siswa telah yang ditemui meliputi si- dan angka. mengakibatkan terjadinya penerapan unsure meliputi meliputi mo, ti, ai, Hasil penelitian yang dipaparkan di leksikal Pakpak ke dalam pemakaian bahasa atas menunjukkan bahwa interferensi unsur Indonesia leksikal bahasa Pakpak ke dalam pemakaian interferensi unsur leksikal bahasa Pakpak. bahasa Artinya peristiwa interferensi Dalam pemakaian bahasa Indonesia oleh tersebut tidak siswa cukup menonjol terjadi. dapat dielakkan dan merupakan peristiwa yang umum terjadi di mereka. Dengan kata lain, Berdasarkan analisis data ditemukan sejumlah interferensi unsure leksikal yang dalam masyarakat dwibahasawan. Dalam kaitan ini, Weinrich ( dalam berasal dari bahasa Pakpak ke dalam bahasa Rusana,1984:36), menjelaskan Indonesia siswa, seperti unsure leksikal kata bahwa interferensi sebagai gejala yang terdiri dari kata benda dan kata kerja, tutur tentang masuknya unsur-unsur partikel yang meliputu angka dan si, dan bahasa yang satu ke dalam bahasa kata sandang mo, ngo, keppeh, ai, dan na. prosesnya Factor-faktor yang melatar belakangi melibatkan tiga unsur, yaitu (1) interferensi.Unsur leksikal dapat dibagi bahasa sumber atau bahasa donor, menjadi yang lain dalam faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi : 1. pemahaman terhadap bahasa kedua, 2. pemahaman tentang struktur bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia 3. penyususnan verba dalam 4. penguasaan kosa-kata, dan dikategorikan rendah dengan presentasi 5. kesalahan pilihan. sebesar 84,61% Faktor non kebahasaan meliputi: 1. 2. Interferensi unsur leksikal kata benda karangan bahasa Indonesia Interferensi unsur leksikal kata kerja 1. siswa, bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia 2. guru, dalam 3. sikap bahasa, dikategorikan rendah dengan presentasi 4. motivasi psikologis, sebesar 55,76% 5. lingkungan sekolah, 6. sarana dan prasarana. 3. karangan Interferensi unsur bahasa leksikal Indonesia partikel bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia Pengaruh interferensi terhadap kemampuan dalam siswa dalam karangan siswa adalah: dikategorikan rendah dengan presentasi 1. Menyebabkan kepada pengaruh siswa karangan negative khususnya dengan adanya dalam peristiwa bahasa Indonesia sebesar 46,13% 4. Interferensi unsur leksikal kata sandang bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia interferensi tersebut baik guru maupun dalam siswa mengemukakan persepsi tentang dikategorikan rendah dengan presentasi interferensi, sebesar 48,07%. yaitu interferensi dipandang sebagai suatu hal yang wajar dalam 2. karangan proses pembelajaran bahasa karangan Sebagai mengalami bahasa dwibahasawan, Indonesia siswa atau menjadi tempat kontak kedua. bahasa antara bahasa Pakpak dan bahasa Interferensi sebagai masalah yang harus Indonesia karena siswa terlibat praktik ditindaklanjuti. penyusunan Interferensi dilihat dua bahasa sehingga sebagai suatu hyang bersifat negative menimbulkan berbagai kesalahan karena dan merugikan proses pembelajaran saling mempengaruhi dan saling bahasa Indonesia. memungut antara bahasa Pakpak ke dalam Indonesia Dari analisis data yang diperoleh, dapat bahasa ditarik kesimpulan sebgai berikut. penyimpangan norma bahasa Indonesia dalam tuturannya. sehingga pungut terjadi Keempat jenis kesalahan di atas yang paling banyak mengalami interferensi maka penggunaan bahasa Indonesia kurang sekali (sangat kurang). adalah kata benda bahasa Pakpak ke dalam bahasa Indonesia dengan presentasi 84,61%, kesimpulan dari penelitian ini adalah apabila tingkat kesalahan sangat rendah, maka penggunaan bahasa Indonesia baik sekali , apabila kealahan rndah maka penggunaan bahasa Indonesia baik, apabila kesalahan sedang maka penggunaan bahasa Indonesia cukup, dan apabila tingkat kesalahan tinggi DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ----------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta Basaria, Ida. 2003. Morfologi Nomina Bahasa Pakpak Dairi. Medan:USU Press Boomfield, leonardo. 1993. Language. New York: holt, Reinhart end Wiston Chaer, Abdul. Agustina Leoni. 1995. Sosiolingustik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta ---------. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Depdiknas. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Femmy, Trisje Felealu. 1989. Interferensi Bahasa Melayu Madado dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Tulis Oleh Siswa Kelas 1 SMP. (tesis). Fbs IKIP Bandung Kudadiri, Amhar. 2008. Morfologi Nomina Bahasa Pakpak. Medan: USU Press Kridalaksana, Hanmurti. 1987. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Lubis, A. Hamid. H. 1995. Morfologi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni (UNIMED) Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Ramlan. 1985. Morfologi. Yogyakarta: CV. Karyono Rusyana. 1984. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa Samsuri. 1978. Interferensi Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta Sembiring, Matius. 1993. Morfologi dan Sintaksis bahasa Pakpak Dairi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik (edisi 2). Surakarta: FS UNS