penyimpangan unsur leksikal bahasa pak pak

advertisement
PENYIMPANGAN UNSUR LEKSIKAL BAHASA PAK PAK
DALAM KARANGAN
Rahmadhani F. Pasaribu
Universitas Negeri Medan.
Email:[email protected]
Abstrak : Fenomena penyimpangan (interferensi)kaidah kebahasaan
yang terjadi akibat seseorang menguasai dua bahasa atau lebih. Interferensi
sebagai penyimpangan karena unsur yang diserap oleh sebuah bahasa sudah
ada padanannya dalam bahasa penyerap. Antara bahasa daerah dan bahasa
Indonesia akan tetap saling mempengaruhi kalau keduanya sama-sama
digunakan, dan selama itulah interferensi ada. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan interferensi unsur leksikal bahasa Pakpak dalam karangan
siswa SMP Negeri 2 Satu Atap Siempat Rube Pakpak Bharat dalam belajar
bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanankan di SMP Negeri 2 Satu Atap
Siempat Rube Pakpak Bharat. Sumber data penelitian ini sebanyak 52
siswa, terdiri dari 2 kelas. dan seluruh siswa dijadikan subjek penelitian.
Setelah data terkumpul dan dilanjutkan dengan pembahasan penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa unsur leksikal yang mengalami interferensi
dengan perincian unsur leksikal kata benda bahasa sebesar 84,61%, kata
kerja (verba) bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia dalam karangan bahasa
Indonesia dikategorikan rendah dengan presentasi sebesar 55,76%, unsur
leksikal partikel bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia dalam karangan bahasa
Indonesia dikategorikan rendah dengan presentasi sebesar
46,13%,
kemudian unsur leksikal kata sandang bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia
dalam karangan bahasa Indonesia dikategorikan rendah dengan presentasi
sebesar 48,07%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa interferensi unsur leksikal bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia dalam
karangan siswa sangat rendah.
Kata kunci : Interferensi leksikal Bahasa Pakpak dalam karangan
ABSRACT : Interference as deviation phenomenon of language pattern that
happened in someone who can speak two more languages. Interference as
deviation cause the unsure which is absorbed by a language is already exist
in pattern of languages. Between traditional and Indonesia languages still
influences each other if both apply and it will appear forever. This research
is aimed to describing interference unsure in Pakpak lexical in writing of
state Junior High School 2 Satu Atap Siempat Rube West Pakpak in
learning Indonesia language. This research was taken in state Junior High
School 2 Satu Atap Siempat Rube West Pakpak. The source of research
have fifty two student, two classes, and all student as subject of research.
After all the data collected and continued by discussing the research, so may
be conclude that lexical unsure was affected by interference with details of
noun lexical unsure as big as 84,61%, and the Verb in Pakpak language to
Indonesia language in writing of Indonesia have low categorize with
presentation as big as 46,13%, then lexical unsure of attribute word in
Pakpak language to Indonesia language have low categorize as big as
48,07%. Base on the research that may be conclude that inference unsure
lexical in Pakpak language to Indonesia language in writing’s student is
low.
Keyword: Interference Lexical of Pakpak language in Writing.
ketika
masyarakat
Indonesia
yang
terdiri
dengan
penutur
intraetniknya. Penggunaan dua bahasa oleh
A. PENDAHULUAN
Bangsa
berkomunikasi
merupakan
dari
berbagai
seorang penutur dalam pergaulannya dengan
orang
lain
secara
bergantian
kelompok etnik.Kelompok etnik tersebut
sosiolinguistik
masing-masing mempunyai kebudayaan dan
bilingualisme. Sementara itu, seseorang
bahasa yang berbeda. Dalam keragaman
yang menguasai lebih dari satu bahasa
etnik ini, pada umumnya masyarakat di
disebut penutur bilingual atau multilingual.
Indonesia
keterampilan
Istilah bilingualisme diungkapkan Nababan
menggunakan dua bahasa atau lebih, yakni
sebagai suatu kebiasaan menggunakan dua
bahasa Indonesia (selanjutnya disebut BI)
bahasa dalam berkomunikasi dengan orang
sebagai bahasa nasional dan bahasa daerah
lain
(BD)
Masyarakat
kemampuan atau kesanggupan seseorang
Indonesia akan menggunakan BI ketika
untuk menggunakan dua bahasa (1984: 27-
berkomunikasi dengan penutur etnik lain
29)
sebagai
memiliki
bahasa
ibu.
dan akan menggunakan bahasa daerahnya
sedangkan
disebut
secara
bilingualitas
sebagai
adalah
Menurut Nababan (1984) dalam
disebut dengan peristiwa interferensi, yaitu
masyarakat yang berganda bahasa akan
penyimpangan norma suatu bahasa karena
terdapat
pola
masuknya bahasa lain. Peristiwa interferensi
kedwibahasaan yang terdiri dari unsur-unsur
juga digunakannya unsur – unsur bahasa lain
berikut: (1) bahasa yang dipakai, (2) bidang
dalam menggunakan suatu bahasa, yang
kebahasaan, dan (3) teman berbahasa.
sebagai suatu kesalahan karena menyimpang
Karena kedwibahasaan mempermasalahkan
dari kaidah
dua bahasa dalam penggunaannya baik
digunakan.
berbagai
macam
secara pasif maupun secara aktif, maka
atau aturan bahasa
Interferensi
sebagai
yang
fenomena
sudah tentu terjadi kontak antara dua bahasa.
penyimpangan kaidah kebahasaan yang
Kontak
terjadi akibat seseorang menguasai dua
bahasa
akan
timbul
dalam
penggunaannya sebagai alat komunikasi,
bahasa
alat pengungkap rasa dan pikir. Kontak
berpendapat bahwa interferensi sebagai
bahasa juga akan menimbulkan saling
penyimpangan karena unsur yang diserap
mempengaruhi bahasa yang berkontak. Jadi,
oleh sebuah bahasa sudah ada padanannya
seperti
dalam bahasa penyerap.Jadi, manifestasi
ada
kecenderungan
orang
kedwibahasaan
sejajar
mendeskripsikan
atau
penyebab
lebih.Suwito
terjadinya
(1983:54)
interferensi
adalah
dengan peristiwa kontak antara bahasa yang
kemampuan penutur dalam menggunakan
satu dengan yang lain. Kontak bahasa dapat
bahasa tertentu.
secara
individual
kelompok
kecil
dapat
maupun
pula
secara
Antara
bahasa daerah dan bahasa
kelompok
Indonesia akan tetap saling mempengaruhi
besar.Walaupun bahasa daerah merupakan
kalau keduanya sama-sama digunakan, dan
salah satu kekayaan bangsa Indonesia dan
selama itulah interferensi ada.
merupakan aset budaya nasional, namun
Menurut
Suwito
(1983:55),
seiring dengan perkembangan bahasa itu,
interferensi dapat terjadi dalam semua
tanpa
melakukan
komponen kebahasaan, yaitu bidang tata
penyimpangan dalam bahasa yang kita
bunyi, tata kalimat, tata kata dan tata
gunakan. Penyimpangan bahasa ini terjadi
makna.Disamping itu Weinreich (1953:14-
karena adanya penggunaan dua bahasa atau
47)
lebih dalam masyarakat tutur multilingual
interferensi
yang menyimpang. Peristiwa ini yang
interferensi fonologi, interferensi leksikal,
kita
sadari
kita
juga
membagi
atas
tiga
bentuk-bentuk
bagian,
yaitu
dan interferensi gramatikal. Pembahasan
dielakkan. Salah satu akibat dari kontak
tentang interferensi sangat luas cakupannya,
bahasa
namun dalam proposal penelitian ini hanya
interferensi.Dalam
akan dibahas tentang interferensi leksikal
interferensi pada umumnya diartikan sebagai
Pakpak dalam karangan.
suatu
tersebut
gejala
terjadinya
kontak
berbahasa
negatif.Dikatakan
bahasa,
yang
bersifat
demikian
karena
interferensi itu mengakibatkan terjadinya
B. KAJIAN TEORI
kesalahan berbahasa. Untuk lebih jelasnya,
1. Interferensi
dan
ialah
Persaiangan antara bahasa daerah
apa yang dimaksud dengan interferensi dan
bahasa
bagaimana
Indonesia
tidak
dapat
pengaruhnya
terhadap
dihindarkan. Interferensi merupakan adanya
penggunaan suatu bahasa dapat diuraikan
saling mempengaruhi antarbahasa. Antara
sebagai berikut.
bahasa daerah dan bahasa Indonesia akan
Ohoiwutun (1997 : 72) menyatakan
tetap saling mempengaruhi kalau keduanya
bila dua bahasa bertemu karena
sama-sama
digunakan
digunakan
dan
selama
itu
pulalah interferensi ada (Irwan:2006).
oleh
penutur
dari
komunitas bahasa yang sama, maka
Istilah interferensi pertama sekali
akan terjadi komponen komponen
digunakan oleh Weinrich pada tahun 1952
tertentu dapat berpindah dari bahasa
dalam bukunya “ Language in Contact”. Dia
yang satu yakni bahasa sumber (
menyatakan bahwa interferensi merupakan
sounce or dono language) ke bahasa
salah
lain, yakni ke bahasa penerima
satu
frekuentatif
mekanisme
dalam
yang
cukup
perubahan
(recipient language).
bahasa.Interferensi dalam bahasa Inggris
disebut interference ‘ gangguan “ digunakan
dalam
sosiolinguistik,
dimana
Weinreich (dalam Chaer 1995:72)
timbul
menyatakan, “ Adanya perubahan sistem
kesulitan dalam proses penguasaan bahasa
suatu bahasa sehubungan dengan adanya
kedua dalam hal bunyi maupun kata sebagai
persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-
akibat perbedaan kebiasaan dengan bahasa
unsur bahasa lain yang dilakukan oleh
ibu.
penutur bilingual.”
Pada saat ini kontak antara satu
Penutur bilingual adalah penutur
bahasa dengan bahasa lain tidak dapat
yang dapat menggunakan dua bahasa secara
bergantian,
namun
kemampuan
setiap
[“…. Valdman dalam Abdulhayi (
penutur terhadap bahasa pertama (tidaklah
1985 : 8 ) interferensi adalah
sama atau bervariasi). Adapun penutur yang
hambatan
menguasai Bahasa Indonesia dan Bahasa
pemakaian
Daerahsama
penguasaan bahasa yang dipelajari.
baiknya,
tentu
tidak
akibat
bahasa
kebiasaan
ibu
menemukan kesulitan untuk menggunakan
Ditambahkan
kedua bahasa itu kapan saja diperlukan.
interferensi itu lebih baik ditafsirkan
Meckey (dalam Fenny 1989 :33),
mengidentifikasi
penggunaan
unsur
interferensi
suatu
sebagai
bahasa
yang
pula
dalam
bahwa
sebagai transfer negative dari bahasa
ibu
ke
dalam
bahasa
sasaran,
sedangkan bila kebiasaan bahasa ibu
termasuk kedalam bahasa lain pada waktu
memudahkan
berbicara atau menulis. Tipe interferensi
sasasran hal itu disebut transfer
tergantung pada apakah murid berbicara
positif…..”]
dalam bahasa kedua atau hanyalah sekedar
[“…….. (Samsuri,1982 : 55 ) Tiap
untuk memahami apa yang didengar atau
pemakai unsur dari suatu bahasa di
dibacanya. Jika ia berbicara atau menulis
dalam bahasa yang lain akan disebut
dalam bahasa kedua sedangkan pola bahasa
gangguan atau interferensi – apabila
ibunya sangat berakar pada dirinya maka
hal
bahasa
ibunya
itu
penguasaan
menyebabkan
bahasa
dislokasi
akan
mengganggu
struktur dalam bahasa yang terpakai,
penggunaan bahasa kedua
yang sedang
tetapi disebut pungutan, apabila tidak
dipelajarinya. Sebaliknya, jika ia hanya
menimbulkan dislokasi. Unsur itu
berusaha untuk memahami bahasa kedua
sendiri akan dinamakan gangguan
tersebut, maka pemahaman itu lebih mudah
dari bahasa yang kemudian menjadi
jika kedua bahasa itu mirip yang satu
unsur bahasa itu sendiri seterusnya
dengan lainnya.
akan disebut pungutan saja…….”]
Istilah interferensi digunakan dalam
[“…….. Hartman dan Strok dalam
sosiolinguistik, dimana timbul kesulitan
Chaedar Alwasilah (1985 : 131 ) the
dalam proses penguasaan bahasa kedua
errosrs by carryng over the speech
dalam hal bunyi, kata, atau kontruksi
habits of the native language of
sebagai bahasa akibat perbedaan kebiasaan
dealect into a second language of
dengan bahasa ibu.
dialect.
“Kekeliruan
yang
disebabkan
terbiasanya
kebiasaan-kebiasaan
ujaran bahasa atau dialek ibu ke
bahasa tersebut.
Pada tingkat kelompok kata atau
dalam bahasa atau dialek kedua.”
frasa, terjadi peristiwa pemindahan unsur-
[‘….. (Cahedar Alwasilah, 1995 :132
unsur kelompok tersebut (the transfer of
) interferensi berarti adanya saling
element of phrases), reproduksi unsur-unsur
mempengaruhi antar bahasa………”]
kelompok kata tersebut ( the reproduction of
Weinreich membedakan interferensi
itu
kata baru, atau bahkan gabungan dari kedua
kepada
sebagian
kata
unsur
kelompok
serta
reproduksi unsur kelompok kata serta
dalam
reproduksi unsur kelompok kata yang lain.
tuturan terjadi pada tuturan dwibahasawan
Peristiwa yang terakhir itu biasa terjadi
sebagai
akibat
pengenalannya
terhadap
terutama penerjemahan frasa-frasa yang
bahasa
lain.
Dalam
gejala
rumit dan panjang.Interferensi pada tingkat
bahasa.
tuturan
pemindahan
dan
interferensi
interferensi
all elements of phrases),
Interferensi
bahasa
interferensi itu telah menjadi kebiasaan yang
kelompok
kukuh, penggunannya tidak lagi tergantung
pemindahan unsur-unsur kelompok kata
pada kedwibahasaan.
tersebut di dalam bahasa penerima.
Interferensi dalam Bidang Leksikal
kata
biasa
terjadi
karena
Interferensi dalam bidang leksikal
Interferensi dalam bidang leksikal
adalah kosakata.Interferensi leksikal terjadi
dapat terjadi dengan bermacam-macam cara.
antara satu kata yang terdapat dalam
Interferensi bidang kosakata satu bahasa ke
pembendaharaan kata dengan yang lainnya
dalam
beragam
melalui bermacam-macam cara. Dalam dua
kejadiannya. Pada kata-kata dasar ( simple
bahasa tertentu, bahasa A dan bahasa B atau
words).Interferensi
karena
morfem-morfem bahasa dapat digunakan
pemindahan morfem atau kata bahasa
fungsi yang baru berdasarkan model morfem
pertama
bahasa
bahasa A yang artinya dipersamakan. Jadi
perluasan
interferensi dalam bidang leksikal dapat
bahasa
ke
kedua.Biasa
lain
biasa
biasa
terjadi
dalam
pemakaian
juga
terjadi
pemakaian kata dasar bahasa pertama, yakni
berhubungan
memperluas makna kata yang sudah ada
majemuk dan frasa.
sehingga kata dasar tersebut memperoleh
dengan
kata
dasar,
kata
Interferensi dalam bidang leksikal ini
meliputi dua bagian, yaitu :
1. tentang kata dasar atau kata tunggal,
1. pemindahan kata majemuk yang
yaitu penerapan kata dasar suatu bahasa
terurai terjadi apabila kedua unsure
pada
kata
suatu
unsur
bahasa
lain.
majemuk
atau
frasa
itu
Interferensi berupa kata dasar ini dapat
disesuaikan pada pola pembentukan
dibagi atas tiga masalah, yaitu :
kata atau pola kalimat dalam bahasa
a. interferensi
yang
paling
umum
penerima.
adalah pemindahan urutan fonemik
2. salinan sehubungan dengan kata-kata
sekaligus dalam satu bahasa kedalam
asli pasangannya terjadi pada kata
bahasa lainnya.
majemuk, bahasa dan bahkan ke
b. jenis interferensi yang lain adalah
merupakan perluasan kata asli pada
kata asli yang dipengaruhi sesuai
dalam satuan yang lebih besar seperti
bentuk pribahasa.
3. pemindahan
berupa
unsur
kata
model asing, maka sebuah kata
majemuk itu dan penyaringan unsur
mempunyai arti baru.
lainnya.
c. interferensi
leksikal halus, terjadi
kalau wujud suatu tanda diubah
Kesimpulan uraian interferensi di
menurut model yang sama besar
bidang kalimat disebabkan oleh karena
persamaannya.
susunan maupun pemakaian kata-kata yang
2. interferensi berupa kata majemuk dan
frasa, yaitu interferensi yang terjadi pada
satuan leksikal yang terdiri dari dua kata
atau
lebih.
Semua
dipindahkan
dalam
unsur
mungkin
dalam penulisan atau penuturnya.
Semua unsur bahasa dapat dipinjam,
akan tetapi semua
itu menurut skala
yang
keterpungutannya bertalian dengan struktur
teruraikan atau mungkin semua unsurnya
bahasa. Morfem –morfem yang mempunyai
dapat disalin dalam perluasan arti atau
fungsi tata bahasa yang rumit rupanya jarang
beberapa
mungkin
dipindahkan oleh dwibahasawan itu, jika
dipindahkan, sedangkan unsure yang
dibandingkan dengan morfem mempunyai
lainnya disalin.
fungsi yang lebih sederhana, dibandingkan
unsurnya
bentuk
masih dipengaruhi oleh dwibahasawan di
Weinreich membagi interferensi
sebagai berikut :
dengan kata benda yang bebas.
Kadang kadang terjadi bentuk bebeas
yang dipindahkan ke dalam suatu bahasa
dalam bentuk majemuk, dengan imbuhan
yang terdapat dalam kamus.Makna leksikal
atau tidak kehadiran pasangannya dalam
dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dari
bahasa penerima memungkinkan si pemakai
penggunaan atau konteksnya.
menguraikan bentuk majemuk itu menjadi
Makna
leksikal
mengacu
pada
kata dasar atau imbuhan, dan imbuhan itu
makna lambang kebahasaan yang masih
kemudian meluas kepada kata dasar yang
bersifat dasar, belum mengalami konotasi
asli.Walaupun pemindahan morfem terikat
dan hubungan gramatika.Ia bersifat leksem
jarang terjadi, dan jika terjadi pemindahan
atau
biasanya dalam pasangan morfem bebas,
referensinya. Leksikal suatu leksem terdapat
tetapi ada juga terjadi pemindahan morfem
pada leksem yang berdiri sendiri.Dikatakan
terikat.
demikian sebab makna sebuah leksem dapat
makna
yang
sesuai
dengan
Pemindahan morfem terikat terjadi
berubah apabila leksem tersebut berada di
apabila dua persyaratan dipenuhi antara lain
dalam kalimat.Dengan demikian, ada leksem
yaitu adanya kesesuaian astruktur tatabahasa
–leksem
dan adanya perbendaharaan kata yang
leksikal.
serupa terlebih dahulu.
yang
tidak
Unsur-unsur
memiliki
yang
makna
termasuk
golongan terbuka adalah unsur leksikal,
4. Leksikal
Unsur-unsur yang menjadi dasar
unsur
yang termasuk golongan tertutup
penyusunan bahasa dibagi menjadi unsur
adalah
leksikal
bahasa
mengungkapkan leksem, mengandung segi-
(gramatikal).Leksikal (lexical) bersangkutan
segi semantik primer. Unsur-unsur leksikal
dengan leksem, kata atau leksikon. Leksikon
dan tata bahasa dapat berwujud kata atau
berpadanan
dengan perbendaharaan kata
bagian kata, bagian kata yang sifatnya
dan kosa kata, sedangkan leksem dapat
leksikal disebut pangkal kata ( morfem
dipersamakan dengan kata. Kesatuan dari
dasar). Pangkal kata adalah bagian kata yang
leksikon disebut leksem, yaitu satuan bentuk
termasuk golongan terbuka berupa bagian-
bahasa yang bermakna.
bagian kata sejenis. Kata penuh adalah kata
(kosakata)
dan
tata
Makna leksikal adalah makna leksem
tata
bahasa.
Unsur
leksikal
secara leksikal memiliki makna, mempunyai
ketika leksem tersebut berdiri sendiri, baik
kemungkinan
untuk
mengalami
proses
dalam bentuk dasar maupun bentuk derivasi
morfologi, merupakan kelas terbuka, dapat
dan maknanya kurang lebih tetap seperti
bersendiri sebagai sebuah satuan tuturan.
Sedangkan yang disebut kata tugas adalah
Bandingkan dengan kata dan yang tidak bias
kata yang secara leksikal tidak mempunyai
menjadi *berdan atau *mendankan.
makna, tidak mengalami proses. Kelas
Kata-kata yang termasuk kata penuh
tertutup di dalam pertuturan tidak dapat
mempunyai
kebebasan
yang
mutlak
bersendiri.
sehingga dapat menjadi pengisi fungsi-
Yang merupakan kata penuh adalah
fungsi sintaksis. Sedangkan kata tugas
kata kata yang termasuk dalam kategori
mempunyai kebebasan yang terbatas, sesuai
nomina, verba, adjektifa, adverbia, dan
dengan namanya, yaitu kata tugas, selalu
numeralia.Sedangkan yang termasuk kata
terikat dengan kata yang ada dibelakangnya
tugas adalah kata-kata yang berkategori
atau berada di depannya, dan kata-kata yang
preposisi dan konjungsi. Sebagai kata
dirangkainya.
penuh, kata-kata yang berkategosi nomina,
KBBI (2005 : 653) “Leksikal adalah
verba,
(1)
dan
leksikal
adjektifa
memiliki
masing-masing,
makna
misalnya
kata
berkaitan
berkaitan
dengan
dengan
kata,
leksem,
(2)
(3)
kucing dan mesjid, memiliki makna sejenis
berkaitan dengan kosakata”
‘sejenis binatang buas’ dan ‘tempat ibadat
“Leksem adalah (1) satuan leksikal
agama Islam’. Bandingkan dengan kata dan
dasar yang abstrak yang mendasari
dan meskipun tidak mempunyai makna
berbagai bentuk kata, (2) satuan
leksikal, tetapi mempunyai tugas sintaksis;
terkecil dalam leksikon”
dan untuk menggabungkan atau menambah
dua buah konstituen, dan meskipun untuk
menggabungkan
menyatakan
Leksikon adalah istilah teknis untuk
komponen bahasa. Istilah populernya, yaitu
penegasan.Sebagai kata penuh kata-kata
perbendaharaan
yang
dan
mempunyai makna yang sama dengan kedua
proses
istilah itu. Konsep dasar adalah leksikologi
morfologi, seperti kata kucing yang dapat
ialah leksem. Hubungan kata dengan leksem
berkategori
adjektifa
diberi
nomina,
dapat
prefix
ber-
verba,
mengalami
sehingga
menjadi
kata
atau
kosakata,
dapat digambarkan dengan diagram berikut.
berkucing, atau dapat diberi prefix berdisertai perulangan, dan diberi sufik –an
Leksem
(PROSES MORFOLOGI)
sehingga menjadi berkucing-kucinganan.
Afiksasi (pengimbuhan )
Kata ganti (pronominal) adalah kata
Jadi,
kata
baik
yang menggantikan kata benda atau kata
leksem tunggal maupun gabungan leksem,
yang dibendakan.Menurut fungsinya, kata
yang
ganti dibedakan sebagai berikut.
mengalami
adalah
leksem,
proses
morfologis,
sedangkan morfem adalah satuan yang
2.1.4.4.1 kata ganti orang, adalah kata ganti
terwujud setelah kata terbentu.
yang mengacu pada orang. Lihat tabel.
Persona
 Kata Benda
Kata benda (nomina) adalah kata
yang mengacu pada manusia, benda, konsep,
Tunggal
Pertama
atau pengertian.
Contoh :
Makna
Saya,
Jamak
aku, Kami, kita
daku, ku-, -
binatang
persewahan
air
meja
rumah
batu
ku,
Kedua
Engkau,
Kalian, kamu
kamu, anda, (sekalian),
 Kata Kerja
dikau,-mu
anda
Kata kerja (verba ) adalah kata yang
menyatakan makna perbuatan, pekerjaan,
(Sekalian)
Ketiga
Ia,
proses, atau keadaan.
Contoh:
beliau,-nya
mandi
belajar
lari
membaca
a. petunjuk umum, contoh: ini, itu, anu;
pergi
tersenyum
b. petunjuk tempat, contoh: sini, situ,
2.1.4.4.2 Kata petunjuk, meliputi:
 Kata Sifat
Kata
dia, Mereka,-nya
sana;
sifat
(ajektifa)
kata
yang
c. petunjuk
dipakai untuk mengungkapkan sifat atau
ihwal,
contoh
begini,
begitu;
keadaan orang, benda, atau binatang.
2.1.4.4.3 Kata penanya, adalah kata ganti
Contoh:
bersih
putih
yang
sehat
tinggi
pertanyaan.
keras
cantik
dipakai
untuk
menandai
suatu
Contoh: apa, siapa, di mana, berapa,
kapan, mengapa, bagaimana.
 Kata Depan
 Kata Ganti
Kata depan (preposisi) adalah kata
tugas
yang
berfungsi
sebagai
unsure
pembentuk frasa preposisional. Bentuk dan
Kata bilangan (numeralia) adalah
fungsi-fungsi kata depan adalah sebagai
kata
berikut.
banyaknya maujud (orang, binatangm atau
Contoh:
yang
dipakai
di
bersama
barang) dan konsep.
untuk
menjelang
Contoh:
dengan
sekitar
 Kata Keterangan
Kata keteranagn (adverbial) kata
yang member keterangan atau penjelasan
untuk
menghitung
satu
banyak
kedua
beberapa
dasa
sedikit
 Kata Seru
Kata seru (interjeksi) kata tugas yang
pada kata lainna.Keterangan sebagai jenis
mengungkapkan rasa hati manusia.
kata harus dibedakan dengan keterangan
Contoh:
sebagai fungsi kalimat.
Contoh:
sangat
diam-diam
hanya
habis-habisan
segera
sebaiknya
asyik
halo
hus
insya Allah
ayo
Alhamdulillah
a) PokokKata
Pokok kata adalah morfem terikat
yang sangat mirip dengan kata dan dapat
 Kata Penggabung
Kata penggabung (konjungsi) adalah
dijadikan sebagai bentuk dasar.Pokok kata
kata tugas yang menghubungkan dua kata
dikatakan
frasa,klausa, kalimat atau paragraph.
memiliki makna leksikal.Sekalipun pokok
Contoh:
dengan
kata
karena
dan
bahwa
kata dapat berfungsi sebagai bentuk dasar,
tetapi
supaya
namun tidak dapat dikatakan sebagai kata
atau
andaikan
karena tidak dapar berdiri dalam tuturan
biasa dan secara gramatis tidak memiliki
 Kata Sandang
Kata sandang adalah kata yang
menyertai nama benda, binatangm atau
sifat bebas.
Contoh:
lindung
b) Klitik
nama yang disertainya.
si
sang
para
sri
 Kata Bilangan
juang
Temu
orang, sebagai petunjuk status dari nama-
Contoh:
mirip
Klitik adalah satuan terikat yang
memiliki makna leksikal dan yang mampu
mengisi gatra pada tingkat frasa dan klausa.
Tidak sama dengan kata karena tidak
mampu berlaku sebagai satuan bebas dan
1. Perilaku semantis nomina adalah kata
tidak dapat dijadikan sebagai dasar dalam
yang baik bentuk dasarnya maupun
proses afiksasi.
bentuk kompleks yang mengacu pada
Contoh:
baju ini kubeli untukmu
manusia, binatang, tumbuhan, benda,
Kamu menerimanya dengan
dan konse[ atau pengertian.
senang hati
c) Partikel
Sutawijaya
daberuh ‘perem
Contohnya :dedahen ’ adik ‘
dkk.,
(1997:30)
mengatakan bahwa partikel adalah bentuk
Daholi ‘laki-laki’
bulung ‘daun’
Duhut ‘rumput’
manuk-manuk
Wari ‘hari’
nipe ‘ular’
yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau
Ada beberapa fitur semantik nomina
diinfleksikan, yaitu mengandung makna
(dasar) yang dapat digolongkan atas :
gramatikal dan tidak mengandung makna
1.
nomina yang mengacu pada tempet,
leksikal. Yang tergolong ke dalam partikel
seperti : iteruh meja ‘di bawah meja’,
ini adalah preposisi seperti di,ke, dari;
isapo ‘di rumah’, I bagas lae ‘di dalam
konjungsi seperti dan, atau, yang; dan
sungai’
berbagai partikel lain seperti –lah,-kah, -tah,
2.
nomina yang mengacu pada nama
dan pun.
tempat atau nama geografis, seperti :
Sekilas Bahasa Pakpak
Medan,
 Kata
Silencang, Pak-Pak Bharat, dll
-
Kata Nomina
3.
Sidikalang,
Salak,
nomina yang mengacu nama orang
termasuk sapaan kekerabatan : Nurline,
Nomina, yang sering disebut kata
Patonga ‘bapak uda’, puhun ‘paman’
benda adalah kata yang mengacu pada
manusia, binatang, benda, konsep atau
Dairi,
4.
nomina yang mengacu pada nama-nama
hari, seperti : Senin, Selasa, Rabu.
pengertian (Alwi, 1998 : 213 ) adalah salah
satu kelas kata, disamping kelas kata verba,
adjektiva, adverbial yang dapat menduduki
2. Perilaku Sintaksis dapat diamati melalui
ciri sintaksisnya yaitu sebagai berikut:
fungsi subjek, predikat, dan objek.
Ciri-ciri nomina bahasa Pakpak,
a.
Tugas nomina dalam kalimat. Nomina
sama halnya dengan nomina dalam bahasa
dalam bahasa Pakpak dapat diamati
Indonesia, nomina dalam bahasa Pakpak
melalui
dapat diamati dengan ciri-cirinya melalui :
kalimat, nomina cenderung bertugas
ciri
sintaksisnya.
Dalam
untuk mengisi atau menduduki fungsi
kala oda 'bukan' selalu dapat berkombinasi
subjek. Sebagaimana diketahui bahwa
dengan nomina untuk menyatakan makna
kalimat terdiri dari fungsi sintaksis
mengingkarkan .
tertentu yaitu fungsi subjek, predikat,
Contoh:
objek dan keterangan. Fungsi-fungsi
Oda bapa
'bukan bapa'
sintaksis ini merupakan tempat-tempat
Oda tambar
'bukan obat '
kosong yang dapat diisi oleh kelas-kelas
Oda kalak I
'bukan
kata tertentu. Nomina dalam bahasa
mereka'
Pakpak dapat diamati melalui tugasnya
Selain itu, dalam tataran frase,
sebagai pengisi fungsi subjek, objek
nomina dalam bahasa Pakpak Dairi dapat
atau pelengkap.
diikuti oleh adjektiva. Dengan demikian
kalai manjaha
'merekaketek
membaca'
'kecil' dapat mengikuti nomina: Oles
Meridi bapa
' Bapak'kain'
mandi'
,jelma 'orang', kempu 'cucu' ,pinahan
Berkat ia
'hewan'
' la berangkat'
oles
kerek,jelma.
ketek,kempu ketek, pinahan kerek Juga
lnang menuan rorohen
'gomok 'gemuk' selalu dapat berkombinasi
' Ibu menanam sayuran
dengan nomina: dedahen 'adik' jelma 'orang'
Beltekna mbelen
,kempu 'cucu' pinahan 'hewan' menjadi :
'perutnya membesar"
dedahen gomok, jelma gomok, kempu
Mengeloteh sabah Bapa
gomok, pinahan gomok Jadi nomina dalam
' Ayah membajak sawah'
bahasa Pakpak Dairi berpeluang untuk
Dari contoh-contoh di atas terlihat
bahwa semua pengisi subjek dalam kalimatkalimat tersebut adalah kategori kelas
nomina.Jadi
menjadi
nomina
dalam
dilekati oleh kata berkelas adjektiva.
c. Perilaku Morfologis
Nomina dalam bahasa Pakpak dapat
bahasa
diamati melalui proses morfologisnya.Proses
Pakpak.Dairi selalu mengisi fungsi subjek,
morfologi adalah proses pembentukan kata
objek dalam sebuah kalimat.
dengan menggabungkan kata dasar dengan
b. Pemarkah Frase Nomina
berbagai
afiks.
terdapat
afiks
Di samping ciri sebagai pengisi
Dalam
tertentu
bahasa
yang
Pakpak
dapat
fungsi subjek,objek dan pelengkap dalam
berkombinasi dengan kata dasar untuk
sebuah kalimat, pada tataran fase nomina,
membentuk kelas nomina jadi afiks tersebut
dapat diidentifikasi sebagai ciri pembentuk
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks
nomina dalam bahasa Pakpak. Afiks-afiks
pada kata dasar untuk membentuk kata,
pembentuk verba tersebut :
yang meliputi afiks :
Prefiks
Infiks
Pe-
-in-
Per-
Sufiks
-en-
Konfiks
a. prefiks (awalan)
Ke-en
b. infiks (sisipan)
c. sufiks (akhiran)
Pe-en
d. konfiks ( gabungan awalan dan akhiran)
Per-en
2. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses perulangan kata
:pe-
Contoh
+
aleng
→
pengaleng
'penjemput’ .
Pe-
dasar untuk membentuk kata yang baru;
hasil
+
dedoh
→
pendedoh
‘penjaga'
perulangan
kata
dasar
merupakan bentuk nomina ulang.
Contoh : pemorih → pemorih-morih
Pe-
+
dedoh
→
pendedoh
'pencyuci-cuci'
'penjaga'
Per-
suanen
+
→
juma
→
suan-suanen
'tanam-tanaman'
perjumah'peladang ,
binual → binual-nual 'yang
-in- + tangko→ tinangko 'yang
diambil-ambil
dicuri'
3. Kompositium
-en + kundu/→kundu/en 'tempat
Kompositum adalah proses penggabungan
duduk'
dua buah kata untuk membentuk kata baru.
Dari contoh data-data di
atas dapat dilihat bahwa afiks pembentuk
Dalam hal ini, kata baru tersebut merupakan
bentuk nomina.
nomina dalam.bahasa Pakpak dapat melekat
Contoh :guru gedang
dengan
besar’
kata
dasar
yang
berupa
:
nomina,verba, dan adjektiva.
-
tersebut
Proses Morfologi Bahasa Pakpak
Proses
morfologi
yang
dalam bahasa Pakpak terbagi atas “
1. Afiksasi
‘guru
bunga mbara
‘bunga
daholi daberu
‘suami
merah’
terdapat
istri’
a Morfologi Bahasa Pakpak
Morfologi bahasa Pakpak mencakup proses
A. Afiksasi bahasa Pakpak
maka
Proses afiksasi yang terdapat dalam
prefiks
/pe-/
berubah
menjadi /pem-/ sedangkan fonem
bahasa Pakpak mencakup :
awal kata dasar luluh
Contoh:
1. Prefiks Bahasa Pakpak
Pe- + bori → pemorih
(1) Prefiks pe-
'cara mencuci'
a. Bentuk
1.Prefiks
pe-
mengalami
Pe- + buat → pemuat
perubahan bentuk baik melekat
'earn mengambil'
pada kata dasar yang berfonem
Pe-
+
→
pekpek
awal vokal maupun konsonan,
pemekpek 'cara memukul'
untuk mengahasilkan nomina;
3. Jika melekat pada bentuk dasar
bila pe- melekat pada bentuk
yang
dasar yang berfonem awal vokal,
dan/r/maka prefiks /pe-/
/g/ dan /k/ maka prefiks/pe-/
berubah
berubah menjadi /peng-/I.
Contoh:
Contoh :
Pe-
+
berfonem
labang
menjadi
→
awal/I/
/penge-/
pengdabang
'earn
pe- + angin → pengangin
memaku'
'cara mengangin
Pe- + lempit → pengelempit 'earn melipat'
Pe- + aleng → pengaleng
Pe- + roroh → pengeroroh 'cara menyayur'
'penjemput'
Pe-
+
Pe- + rana → pengerana 'cara
oge
→
pengoge
berbicara'
'pembuka'
4. Bila melekat pada bentuk
Pe- + garar → penggarar
dasar
'pembayar' Pe- + goit →
awal/d/dan/j/ maka prefiks/pe-/
penggoit 'pencubit'
berubah menjadi /pen-/ Contoh:
Pe- + kolingi → pengkolingi
'cara menguliti'
Pe-
+
kuso
→
2.Jika melekat pada bentuk dasar
berfonem
berfonem
Pe- + dedah → pendedah
'penjaga'
pengkuso 'penanya'
yang
yang
awal/b/dan/p/
Pe- + deger → pendeger
'penggoyang'
Pe- + jemak → penjemak
'cara memegang'
Pe- + jalang → penjalang
/-in-/ + sori → sinori ‘yang disisir’
'pengejar'
/-in-/ + pangkur → pinangkur ‘yang
5. Jika melekat pada bentuk dasar
dicangkul’
yang berfonem awal /s/ dan /t/
maka
prefik
/pe-/
berubah
/-in-/
2. Verba
awal /s/ dan luluh Contoh:
Contoh:
'earn menanam'
tutu
→
tinutu
‘yang
ditumbuk’
menjadi /pen-/ sedangkan fonem
Pe- + suan → penuan
+
/-in-/ + tali → tinali
‘yang
diikat’
Pe- + tutu → pelutu
'menumbuk'
/-in-/ + tutung →tutung
tinutung
“
yang dibakar”
Pe- + sipak → penipak
'penyepak '
3. Makna
Infiks /in-/ secara umum menyatukan makna
Pe- + tulus → penulus
'peneari'
luas dari suatu perbuatan yang disebut oleh
bentuk dasarnya.
Contoh : tinangko “hasil curian”
2. Infiksasi Bahasa Pakpak
Tinali “yang diikat”
Dalam bahasa Pakpak Dairi terdapat 1 infik
Pinangkur “ yang dicangkul”
yang membentuk nomina ,yaitu infiks/ina. bentuk
Infiks
/-in-/
Karena bahasa Pakpak dan bahasa
tidak
pernah
mengalami
Indonesia berada di dalam satu rumpun yang
perubahan bentuk
sama maka pada umumnya banyaklah
Contoh:
dujumpai persamaan di bidang morfologi
/-in-/
+
kail
→
kinail
'hasil
memancing’
/-in-/ + cekep → cinekep 'sudah
digenggam'
dan sintaksis.
a. Morfem
bebas
dan
misalnya
1) Morfem bebas:
b. Distribusi
(manan),
infiks /-in-/ dapat melekat pada kala berupa:
(tobis),
1. Nomina
(mbelgah);
Contoh:
terikat
(menum),
(Sori),
2) Morfem terikat:
(ndor),
Prefix (i-, ki-, me-,mer-,
a. frase di dalam bahasa Pakpak
pe-, per-, se-, ter-);
terdiri atas frase endosentrik
Sufiks (-en, -I, -ken,-su);
yang
Infiks (-in, -um-);
predikatif
dan
Konfiks
koordinatif
yang
(ke-,…-en,
mersi-…en-, si-…-na)
meliputi
frase
benda
endosentrik
terdiri
atas
eksosentrik
b. Proses morfologis yang berupa
b. klausa di dalam bahasa Pakpak
afiksasi dan reduplikasi adalah
dapat dipecah menjadi klausa
sebagai berikut.
subjek,
Contoh afiksasi:
klausa
(i-,ki-,me-,mer-,pe-,se-,ter-,-en, -
adjektifa, klausa relatif, klausa
I,-ken,
tambahan
-su,-in-,
-um-,
ke-,..-
en,mersi-..-en,si-…-na)
c. jenis
klausa
komplemen,
adverbial,
kalimat
klausa
dapat
pula
Contoh reduplikasi :
dibedakan menurut jenis kalimat
Dengan prefiks:
inti, kalimat tunggal, dan kalimat
Tereluh
(tereluh-eluh)
majemuk. Sedangkan menurut isi
Merende
(merende-
dapat di bagi atas kalimat tanyam
ende)
kalimat beritam
Dengan infiks:
perintah
Dumeger
(dumeger-
eger)
dan
d. bila dilihat berdasarkan pola
subjek dan predikat, maka pola
Kundul
(kundul-
kalimat dasar itu dapat dibedakan
kumundul)
atas
Dengan sufiks
subjek+predikat+objek,
Dedahen
(dedah-
dedahen)
Ceduren
kalimat
pola
pola
kalimat predikat –subjek, pola
kalimat
(cedur-
subjek-predikat,
subjek+predikat
+
keterangan, dan pola kalimat
ceduren)
keterangan+ subjek+predikat.
B. Instrumen Penelitian
Yang
dapat
kesimpulan adalah:
dikemukan
sebagai
Data
penelitian
ini
adalah
interferensi dalam bentuk unsur leksikal
bahasa
Pakpak
dalam
T.A. 2012/2013 pada unsur leksikal dari
karangan bahasa Indonesia siswa. Oleh
Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dapat
karena itu, instrument yang digunakan untuk
terjaring.
menjaring
yang
data
tesmengarang.
Siswa
terdapat
tersebut
adalah
disuruh
membuat
Prosedur analisis data penelitian ini
adalah sebagai berikut :
karangan dalam bahasa Indonesia sesuai
1. siswa menyusun sebuah karangan tulis
dengan petunjuk yang telah disediakan. Di
bahasa Indonesia. Setelah itu, peneliti
dalam instrumen tersebut, siswa disuruh
membaca
membuat karangan dengan topik yang
penelitian dan mengidentifikasi data yang
disukainya.
mengalami interferensi unsur leksikal
Dengan
kata
lain,
siswa
diarahkan untuk lebih mudah berimajinasi
sendiri
secara
dikarangnya.
bebas
Jadi,
apa
yang
peneliti
seluruh
dari bahasa Pakpak yang ada.
2. penelitian mengidentifikasikan data yang
tidak
mengalami interferensi paling dominan
diberi keleluasaan kepada siswa untuk
dalam karangan tulis siswa.
3. penelitimencatat dan mengklasifikasi
membuat karangan daengan topik yang
yang
disukainya.
karangan tulis siswa,
memunculkan
ini
dilakukan
interferensi
ke
sampel
ingin
menyediakan topik karangan, sepenuhnya
Hal
karangan
untuk
mengalami
interferensi
dalam
dalam
4. peneliti mendeskripsikan dan membuat
pemakaian bahasa Indonesia yang alamiah
kesimpulan dari hasil karangan tulis
berdasarkan apa yang disukainya.
siswa,
Rusyana (1975 : 40 ) mengatakan,
Dengan menggunakan tes untuk memancing
data (korpus), maka dengan tes mengarang
dapat memunculkan atau menjaring data
5. mencari nilai rata dengan cara membagi
jumlah semua nilai dengan jumlah siswa,
6. membuat presentase jumlah siswa pada
setiap patokan nilai.
utama.
Berdasarkan pendapat di atas, maka
D. Teknik Analisi Data
penelitian ini menggunakan teknik tes yaitu
mengarang,
dengab
teknik
tes
data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
bersifat
interferensi pada bidang Leksikal Bahasa
kuantitatif dilakukan untuk menetapkan
Pakpak dalam Karangan Siswa SMP Negeri
frekuensi
Satu Atap 2 Siempat Rube Pak-Pak Bharat
berdasarkan karangan tulis siswa, dengan
dan
presentase
interferensi
memeriksa (memaparkan) data interferensi
41% - 60%: tingkat interferensi
unsur
sedang pembelajaran BI cukup
leksikal
ditemukan
di
bahasa
dalam
Pakpak
karangan
yang
bahasa
61% - 80%: tingkat interferensi
Indonesia.
tinggi pembelajaran BI kurang
Adapun langkah-langkah untuk menghitung
80% - 100%: tingkat interferensi
interferensi leksikal adalah:
sangat
1. Menghitung
jumlah
pemakaian
bentuk
kata
pembelajaran
BI
kurang sekali
bentuk leksikal tulisan setiap siswa;
2. Menghitung
tinggi
Moloeng
yang
bahwa
(1993:11)
menyatakan
mengadakan
pengamatan
terinterferensi dalam tulisan siswa;
tidak bisa berdiri sendiri, artinya
dan
tidak dapat dilakukan tanpa adanya
3. Mencari interferensi leksikal bahasa
pencatatan datanya. Oleh karena itu,
Pakpak dalam tulisan siswa dengan
selain
pengamatan
cara membagi jumlah kata yang
pengumpulan
terinterferensi dalam setiap siswa
pencatatan
dengan keseluruhan jumlah leksikal
mencatat ulang interferensi yang
yang ada dalam tulisan.
terdapat
data
data
dalam
dilakukan
dengan
dengan
cara
langkah
bentuk
unsure
Adapun rumus yang digunakan
leksikal ke dalam bentuk tabel,
dalam
selanjutnya penganalisisan data dan
penelitian
ini
adalah
sebagai berikut:
=
menyimpulkan hasil yang didapat.
100 %
Adapaun tabel yang digunakan adalah
Keterangan:
P
: presentase
F
: frekuensi
N
: Seluruh Kata
%
: presentase jawaban
0% - 20%: tingkat interferensi sangat
rendah pembelajaran BI baik sekali
21% - 40%: tingkat interferensi
rendah pembelajaran BI baik
sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
Sampel
Jlh
Jenis-jenis interferensi leksikal
leksikal
k.
Kata
sandang
Benda
Pa
Kerja
(2) bahasa Penyerap atau resipien,
Jumlah
dan (3) unsur serapan atau importasi.
Dalam peristiwa kontak bahasa, pada
E. Pembahasan Hasil Penelitian
saat tertentu suatu bahasa dapat berperan
Interferensi Unsur Leksikal
menunjukan
sebagai bahasa donor dan pada saat bahasa
bahwa interferensi unsur leksikal bahasa
lain bahasa tersebut beralih sebagai resipien.
Pakpak dalam karangan bahasa Indonesia
Selain serap antar unsur bahasa yang
siswa terdiri atas tiga macam,
berkontak
Temuan
penelitian
yaitu:
interferensi kata, interferensi partikel, dan
merupakan
peristiwa
umum
dalam pemakaian bahasa.
interferensi kata sandang, interferensi kata
Gejala yang seperti ini nyata telah
yang ditemui adalah kata benda dan kata
terjadi dalam pemakaian bahasa Indonesia
kerja. Interferensi partikel yang ditemui
siswa sampel penelitian ini yang dikenal
dan
sebagai dwibahasawan Pakpak –Indonesia.
keppeh.Sedangkan interferensi kata sandang
Pemakaian bahasa Indonesia siswa telah
yang ditemui meliputi si- dan angka.
mengakibatkan terjadinya penerapan unsure
meliputi
meliputi
mo,
ti,
ai,
Hasil penelitian yang dipaparkan di
leksikal Pakpak ke dalam pemakaian bahasa
atas menunjukkan bahwa interferensi unsur
Indonesia
leksikal bahasa Pakpak ke dalam pemakaian
interferensi unsur leksikal bahasa Pakpak.
bahasa
Artinya peristiwa interferensi
Dalam pemakaian bahasa Indonesia oleh
tersebut
tidak
siswa cukup menonjol terjadi.
dapat
dielakkan
dan
merupakan peristiwa yang umum terjadi di
mereka.
Dengan
kata
lain,
Berdasarkan analisis data ditemukan
sejumlah interferensi unsure leksikal yang
dalam masyarakat dwibahasawan.
Dalam kaitan ini, Weinrich ( dalam
berasal dari bahasa Pakpak ke dalam bahasa
Rusana,1984:36),
menjelaskan
Indonesia siswa, seperti unsure leksikal kata
bahwa interferensi sebagai gejala
yang terdiri dari kata benda dan kata kerja,
tutur tentang masuknya unsur-unsur
partikel yang meliputu angka dan si, dan
bahasa yang satu ke dalam bahasa
kata sandang mo, ngo, keppeh, ai, dan na.
prosesnya
Factor-faktor yang melatar belakangi
melibatkan tiga unsur, yaitu (1)
interferensi.Unsur leksikal dapat dibagi
bahasa sumber atau bahasa donor,
menjadi
yang
lain
dalam
faktor
kebahasaan
dan
non
kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi :
1.
pemahaman terhadap bahasa kedua,
2.
pemahaman tentang struktur
bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia
3.
penyususnan verba
dalam
4.
penguasaan kosa-kata, dan
dikategorikan rendah dengan presentasi
5.
kesalahan pilihan.
sebesar 84,61%
Faktor non kebahasaan meliputi:
1.
2.
Interferensi unsur leksikal kata benda
karangan
bahasa
Indonesia
Interferensi unsur leksikal kata kerja
1.
siswa,
bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia
2.
guru,
dalam
3.
sikap bahasa,
dikategorikan rendah dengan presentasi
4.
motivasi psikologis,
sebesar 55,76%
5.
lingkungan sekolah,
6.
sarana dan prasarana.
3.
karangan
Interferensi
unsur
bahasa
leksikal
Indonesia
partikel
bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia
Pengaruh interferensi terhadap kemampuan
dalam
siswa dalam karangan siswa adalah:
dikategorikan rendah dengan presentasi
1.
Menyebabkan
kepada
pengaruh
siswa
karangan
negative
khususnya
dengan
adanya
dalam
peristiwa
bahasa
Indonesia
sebesar 46,13%
4.
Interferensi unsur leksikal kata sandang
bahasa Pakpak ke bahasa Indonesia
interferensi tersebut baik guru maupun
dalam
siswa mengemukakan persepsi tentang
dikategorikan rendah dengan presentasi
interferensi,
sebesar 48,07%.
yaitu
interferensi
dipandang sebagai suatu hal yang wajar
dalam
2.
karangan
proses
pembelajaran
bahasa
karangan
Sebagai
mengalami
bahasa
dwibahasawan,
Indonesia
siswa
atau menjadi tempat kontak
kedua.
bahasa antara bahasa Pakpak dan bahasa
Interferensi sebagai masalah yang harus
Indonesia karena siswa terlibat praktik
ditindaklanjuti.
penyusunan
Interferensi
dilihat
dua
bahasa
sehingga
sebagai suatu hyang bersifat negative
menimbulkan berbagai kesalahan karena
dan merugikan proses pembelajaran
saling mempengaruhi dan saling
bahasa Indonesia.
memungut antara bahasa Pakpak ke dalam
Indonesia
Dari analisis data yang diperoleh, dapat
bahasa
ditarik kesimpulan sebgai berikut.
penyimpangan norma bahasa Indonesia
dalam tuturannya.
sehingga
pungut
terjadi
Keempat jenis kesalahan di atas
yang paling banyak mengalami interferensi
maka penggunaan bahasa Indonesia kurang
sekali (sangat kurang).
adalah kata benda bahasa Pakpak ke dalam
bahasa Indonesia dengan presentasi 84,61%,
kesimpulan dari penelitian ini adalah apabila
tingkat kesalahan sangat rendah, maka
penggunaan bahasa Indonesia baik sekali ,
apabila kealahan rndah maka penggunaan
bahasa Indonesia baik, apabila kesalahan
sedang maka penggunaan bahasa Indonesia
cukup, dan apabila tingkat kesalahan tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
----------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta
Basaria, Ida. 2003. Morfologi Nomina Bahasa Pakpak Dairi. Medan:USU Press
Boomfield, leonardo. 1993. Language. New York: holt, Reinhart end Wiston
Chaer, Abdul. Agustina Leoni. 1995. Sosiolingustik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta
---------. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Depdiknas. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Femmy, Trisje Felealu. 1989. Interferensi Bahasa Melayu Madado dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia Ragam Tulis Oleh Siswa Kelas 1 SMP. (tesis). Fbs IKIP Bandung
Kudadiri, Amhar. 2008. Morfologi Nomina Bahasa Pakpak. Medan: USU Press
Kridalaksana, Hanmurti. 1987. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Lubis, A. Hamid. H. 1995. Morfologi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni (UNIMED)
Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia
Ramlan. 1985. Morfologi. Yogyakarta: CV. Karyono
Rusyana. 1984. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa
Samsuri. 1978. Interferensi Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta
Sembiring, Matius. 1993. Morfologi dan Sintaksis bahasa Pakpak Dairi. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik (edisi 2). Surakarta: FS UNS
Download